KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 1994 TENTANG BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

dokumen-dokumen yang mirip
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 1994 TENTANG BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1990 TENTANG BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2000 TENTANG BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 196 TAHUN 1998 TENTANG BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1989 TENTANG LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 196 TAHUN 1998 TENTANG BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 1997 TENTANG PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR : 11 TAHUN 1989 (11/1984) TENTANG PERPUSTAKAAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 1988 TENTANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 109 TAHUN 1993 TENTANG BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 1988 TENTANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 196 TAHUN 1998 TENTANG BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 109 TAHUN 1993 TENTANG BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2000 TENTANG SEKRETARIAT PENGENDALIAN PEMERINTAHAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN TAHUN 1995 TENTANG BADAN URUSAN LOGISTIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa berita rahasia negara yang dikirim melalui sarana komunikasi perlu dilindungi dari kebocoran;

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 1983 TENTANG BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1997 TENTANG BADAN STANDARDISASI NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1991 TENTANG BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PUSAT STATISTIK

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1994 (13/1994) TENTANG ORGANISASI SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPPRES 6/1992, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA BIRO PUSAT STATISTIK

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2000 TENTANG PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2000 TENTANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 143 TAHUN 1998 TENTANG BADAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Keputusan Kepala Bapedal No. 19 Tahun 1999 Tentang : Organisasi Dan Tata Kerja Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Wilayah

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2000 TENTANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1991 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN SUSUNAN ORGANISASI BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 182 TAHUN 1998 TENTANG BADAN PEMBINA BADAN USAHA MILIK NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MEMUTUSKAN : Menetapkan: KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, KEWENANGAN, SUSUNAN ORGANI-SASI, DAN TATA KERJA MENTERI MUDA.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN S U M E D A N G NOMOR 18 TAHUN 1999 SERI D.13 PERATURAN DAERAH KABUPATEN S U M E D A N G NOMOR 3 TAHUN 1999

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2001 TENTANG SEKRETARIAT JENDERAL KOMISI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3041);

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1991 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN SUSUNAN ORGANISASI BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 111 TAHUN 2000 (111/2000) TENTANG SEKRETARIAT KABINET PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2007 TENTANG BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2000 TENTANG SEKRETARIAT KABINET PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94 TAHUN 2011 TENTANG BADAN INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPPRES 52/1997, SEKRETARIAT BADAN PENYELESAIAN SENGKETA PAJAK *47366 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 52 TAHUN 1997 (52/1997)

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 152 TAHUN 1999 TENTANG BADAN KESEJAHTERAAN SOSIAL NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR: 6 TAHUN 2001 TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 153 TAHUN 1999 TENTANG BADAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1992 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNANORGANISASI, DAN TATA KERJA BIRO PUSAT STATISTIK

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.110,2012

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2007 TENTANG BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPPRES 152/1999, BADAN KESEJAHTERAAN SOSIAL NASIONAL *49252 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 152 TAHUN 1999 (152/1999)

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2000 TENTANG SEKRETARIAT NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2006 TENTANG BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Keputusan Presiden No. 55 Tahun 1991 Tentang : Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Kejaksaan Republik Indonesia

MENTERI DALAM NEGERI,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2007 TENTANG BADAN SAR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2007 TENTANG BADAN SAR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 55 TAHUN 1991 (55/1991) TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 16 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DAERAH

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG BADAN URUSAN LOGISTIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2010 TENTANG BADAN INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1980 TENTANG BADAN TENAGA ATOM NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2000 TENTANG BADAN PENGEMBANGAN PARIWISATA DAN KESENIAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPPRES 20/2000, BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2010 TENTANG BADAN INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94 TAHUN 2011 TENTANG BADAN INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG SEKRETARIAT JENDERAL DAN BADAN KEAHLIAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 1998 TENTANG BADAN PENGELOLA BADAN USAHA MILIK NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG TIM DOKTER KEPRESIDENAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2000 TENTANG BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2003 TENTANG POLA ORGANISASI DAN TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1994 TENTANG LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945; 2.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG TIM DOKTER KEPRESIDENAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPPRES 40/2000, PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

*51289 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 83 TAHUN 2003 (83/2003) TENTANG SEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2012 TENTANG SEKRETARIAT JENDERAL KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 1994 TENTANG BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa sehubungan dengan semakin meningkatnya kegiatan pembangunan, dan semakin besarnya kebutuhan serta upaya yang diperlukan bagi pengendalian dampak lingkungan baik di tingkat Pusat maupun Daerah, dipandang perlu menyempurnakan Keputusan Presiden Nomor 23 Tahun 1990 tentang Badan Pengendalian Dampak Lingkungan. Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945; 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3037); 3. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuanketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3215); 4. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3501); 1

5. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3409); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1993 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Lembaran Negara Tahun 1993 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3538); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1994 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Lembaran Negara Tahun 1994 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3551). MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN BAB I KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI Pasal 1 (1) Badan Pengendalian Dampak Lingkungan, yang selanjutnya di dalam Keputusan Presiden ini disebut BAPEDAL adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden; (2) BAPEDAL dipimpin oleh seorang Kepala. Pasal 2 BAPEDAL mempunyai tugas pokok membantu Presiden dalam mengendalikan dampak lingkungan yang meliputi pencegahan dan penanggulangan pencemaran dan kerusakan lingkungan, serta pemulihan kualitas lingkungan, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2

Pasal 3 Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, BAPEDAL mempunyai fungsi : a. penetapan kebijaksanaan teknis pencegahan dan penanggulangan pencemaran dan kerusakan lingkungan serta pemulihan kualitas lingkungan; b. pengembangan kelembagaan dan peningkatan kapasitas pengendalian dampak lingkungan; c. pengendalian kebijaksanaan teknis pencegahan dan penanggulangan pencemaran dan kerusakan lingkungan serta pemulihan kualitas lingkungan; d. pelaksanaan pencegahan dan penanggulangan pencemaran lingkungan yang mungkin terjadi dari suatu rencana kegiatan tertentu atau pelaksanaannya dan pemulihan kualitas lingkungan yang bersangkutan; e. penyelenggaraan bimbingan teknis terhadap upaya pencegahan dan penanggulangan pencemaran dan kerusakan lingkungan serta pemulihan kualitas lingkungan; f. pengelolaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dan pembinaan teknis kemampuan pengendalian dampak lingkungan; g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Presiden. BAB II ORGANISASI Bagian Pertama Susunan Organisasi BAPEDAL terdiri dari : Pasal 4 a. Kepala; b. Wakil Kepala; c. Sekretaris; 3

d. Deputi Bidang Kelembagaan dan Peningkatan Kapasitas; e. Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran; f. Deputi Bidang AMDAL dari Pembinaan Teknis; g. Pusat Sarana Pengendalian Dampak Lingkungan; h. Pusat Pengembangan Informasi dan Penataan Lingkungan; i. Perwakilan BAPEDAL di Wilayah. Bagian Kedua Kepala dan Wakil Kepala Pasal 5 Kepala BAPEDAL selanjutnya disebut Kepala, mempunyai tugas : a. memimpin BAPEDAL sesuai dengan tugas pokok dan fungsi BAPEDAL dan membina aparatur BAPEDAL agar berdaya guna dan berhasil guna; b. membina dan melaksanakan kerja sama dan koordinasi di bidang pengendalian dampak lingkungan dengan instansi pemerintah dan organisasi lain dalam maupun luar negeri, sesuai dengan kebijakan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 6 (1) Dalam menjalankan tugasnya, Kepala dibantu oleh seorang Wakil Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala; (2) Wakil Kepala BAPEDAL, selanjutnya disebut Wakil Kepala, mempunyai tugas : a. mewakili Kepala melaksanakan tugas pokok dan fungsi BAPEDAL dalam hal Kepala Berhalangan; b. membantu Kepala melaksanakan koordinasi pelaksanaan kegiatan BAPEDAL; c. membantu Kepala dalam membina dan mengendalikan pengelolaan administrasi perkantoran, kepegawaian, dan keuangan BAPEDAL; d. melakukan tugas lain yang diberikan oleh Kepala. 4

Bagian Ketiga Sekretariat Pasal 7 (1) Sekretariat adalah unsur pembantu Kepala dalam penyelenggaraan dan pembinaan administrasi; (2) Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada di bawah serta bertanggung jawab kepada Kepala. Pasal 8 Sekretariat mempunyai tugas membantu Kepala dalam melaksanakan pembinaan dan pelayanan administrasi untuk menunjang pelaksanaan tugas pokok dan fungsi BAPEDAL. Bagian Keempat Deputi Bidang Kelembagaan dan Peningkatan Kapasitas Pasal 9 Deputi Bidang Kelembagaan dan Peningkatan Kapasitas, selanjutnya disebut Deputi I, adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi BAPEDAL yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala. Pasal 10 Deputi I mempunyai tugas menyelenggarakan pengembangan program, dan sumber daya manusia dalam rangka pengendalian dampak lingkungan. Pasal 11 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 Deputi I mempunyai tugas : a. perumusan kebijaksanaan teknis di bidang pengembangan program, kelembagaan dan sumber daya manusia dalam rangka pengendalian dampak lingkungan; b. pengembangan, analisis, dan evaluasi program-program BAPEDAL; c. pengembangan kelembagaan dalam rangka pengendalian dampak lingkungan; 5

d. pengembangan sumber daya manusia dalam rangka pengendalian dampak lingkungan; e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala. Deputi I terdiri dari : Pasal 12 a. Direktorat Pengembangan Program; b. Direktorat Pengembangan Kelembagaan; c. Direktorat Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bagian Kelima Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran Pasal 13 Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran, selanjutnya disebut Deputi II, adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi BAPEDAL yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala. Pasal 14 Deputi II mempunyai tugas membantu Kepala dalam menyelenggarakan pengendalian pencemaran yang mungkin terjadi dari rencana atau pelaksanaan kegiatan tertentu dan atau pemulihan kualitas lingkungan yang bersangkutan, termasuk pengendalian pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun, serta pengendalian kerusakan lingkungan pada umumnya. Pasal 15 (1) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, Deputi II mempunyai fungsi : a. perumusan kebijaksanaan teknis di bidang-bidang; pengendalian pencemaran air, laut dan udara, pengelolaan limbah, termasuk limbah bahan berbahaya dan beracun, serta pengendalian kerusakan lingkungan; b. pelaksanaan pengendalian pencemaran yang mungkin terjadi dari rencana atau pelaksanaan kegiatan tertentu termasuk pengendalian dan pengelolaan 6

limbah bahan berbahaya dan beracun, pengendalian pencemaran laut, beserta pemulihan kualitas lingkungan yang bersangkutan; c. koordinasi pelaksanaan pengendalian pencemaran yang dilakukan Pemerintah Daerah; d. koordinasi pelaksanaan pengendalian kerusakan lingkungan; e. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala. (2) Penentuan rencana dan pelaksanaan kegiatan tertentu selain yang berkaitan dengan pengendalian dan pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun serta pengendalian pencemaran laut sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b, ditetapkan Presiden atas usul Menteri Negara Lingkungan Hidup. Deputi II terdiri dari : Pasal 16 a. Direktorat Pengendalian Pencemaran Air dan Laut; b. Direktorat Pengendalian Pencemaran Udara; c. Direktorat Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun; d. Direktorat Pengendalian Kerusakan Lingkungan. Bagian Keenam Deputi Bidang AMDAL dan Pembinaan Teknis Pasal 17 Deputi Bidang AMDAL dan Pembinaan Teknis, selanjutnya disebut Deputi II, adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi BAPEDAL yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala. Pasal 18 Deputi III mempunyai tugas menyelenggarakan pengembangan dan pengendalian AMDAL, pengembangan dan pembinaan laboratorium lingkungan, serta pengembangan teknis kemampuan pengendalian dampak lingkungan. 7

Pasal 19 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18, Deputi III mempunyai fungsi : a. perumusan kebijaksanaan teknis di bidang AMDAL dan pembinaan teknis dampak lingkungan; b. pengembangan, pembinaan dan pengendalian AMDAL; c. pengembangan dan pembinaan laboratorium lingkungan; d. penelitian dan pengembangan teknis kemampuan pengendalian dampak lingkungan; e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala. Deputi III terdiri dari : Pasal 20 a. Direktorat AMDAL; b. Direktorat Pembinaan Laboratorium Lingkungan; c. Direktorat Pengembangan Teknis. Bagian Ketujuh Pusat Sarana Pengendalian Dampak Lingkungan Pasal 21 (1) Pusat Sarana Pengendalian Dampak Lingkungan, yang selanjutnya disebut PUSARPEDAL, adalah unsur penunjang pelaksanaan tugas pokok BAPEDAL; (2) PUSARPEDAL dipimpin oleh seorang Kepala Pusat yang berada di bawah serta bertanggung jawab kepada Kepala. Pasal 22 PUSARPEDAL mempunyai tugas melaksanakan pelayanan jasa sarana pengendalian dampak lingkungan dan laboratorium rujukan. Bagian Kedelapan Pusat Pengembangan Informasi dan Penataan Lingkungan 8

Pasal 23 (1) Pusat Pengembangan Informasi dan Penataan Lingkungan, yang selanjutnya disebut PPIPL, adalah unsur penunjang pelaksanaan tugas pokok BAPEDAL; (2) PPIPL dipimpin oleh seorang Kepala Pusat yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala. Pasal 24 PPIPL mempunyai tugas melaksanakan pengembangan sistem informasi dan penataan lingkungan. Bagian Kesembilan Perwakilan BAPEDAL Pasal 25 (1) Perwakilan BAPEDAL yang selanjutnya disebut BAPEDAL Wilayah, adalah unsur pelaksanaan sebagian tugas dan fungsi BAPEDAL untuk memberikan bimbingan teknis dan dukungan pelayanan laboratorium kepada Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan pengendalian dampak lingkungan di wilayah masingmasing; (2) Untuk seluruh wilayah negara Republik Indonesia dapat dibentuk tiga Bapedal Wilayah; (3) Wilayah kerja BAPEDAL Wilayah ditetapkan oleh Kepala BAPEDAL dengan mempertimbangkan masalah lingkungan di wilayah setelah mendapat persetujuan tertulis dari Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara; (4) BAPEDAL Wilayah dipimpin oleh seorang Kepala BAPEDAL Wilayah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala. Bagian Kesepuluh Susunan Direktorat, Sekretariat dan BAPEDAL Wilayah Pasal 26 (1) Direktorat terdiri dari sebanyak-banyaknya empat Sub Direktorat dan setiap Sub Direktorat dapat diadakan jabatan fungsional sesuai kebutuhan; 9

(2) Sekretariat terdiri dari sebanyak-banyaknya lima Bagian, dan setiap Bagian terdiri dari sebanyak-banyaknya tiga Sub Bidang; (3) Pusat terdiri dari sebanyak-banyaknya empat bidang dan setiap Bidang terdiri dari sebanyak-banyaknya tiga Sub Bidang; (4) BAPEDAL Wilayah terdiri dari satu Bagian Tata Usaha dan sebanyakbanyaknya empat Bidang, dengan setiap Bagian terdiri dari sebanyak-banyaknya tiga sub Bagian, sedangkan setiap Bidang terdiri dari sebanyak-banyaknya tiga Seksi. BAB III BAPEDAL DAERAH Pasal 27 (1) Di Propinsi Daerah Tingkat I dan Kotamadya/Kabupaten Daerah Tingkat II dapat dibentuk BAPEDAL Daerah; (2) BAPEDAL Daerah Tingkat I adalah perangkat daerah yang bertugas membantu Gubernur, Kepala Daerah dalam melakukan pembinaan dan koordinasi pelaksanaan pengendalian dampak lingkungan oleh BAPEDAL Daerah Tingkat II di Wilayah Propinsi Daerah Tingkat I yang bersangkutan; (3) BAPEDAL Daerah Tingkat II adalah perangkat Daerah yang bertugas membantu Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah dalam melaksanakan pengendalian dampak lingkungan di wilayah Daerah Tingkat II yang bersangkutan; (4) Pembentukan BAPEDAL Daerah dilakukan dengan memperhatikan pedoman yang ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri setelah mendapat pertimbangan teknis Kepala BAPEDAL dan persetujuan tertulis dari Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara. BAB IV TATA KERJA 10

Pasal 28 Semua unsur di lingkungan BAPEDAL dalam melaksanakan tugasnya wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi, baik di lingkungan BAPEDAL sendiri maupun hubungan antara instansi pemerintah untuk kesatuan gerak sesuai dengan tugasnya. BAB V KEPANGKATAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN Pasal 29 (1) Kepala dan Wakil Kepala adalah jabatan Eselon Ia; (2) Deputi adalah jabatan Eselon Ib; (3) Sekretaris, Kepala Direktorat, Kepala Pusat, dan Kepala BAPEDAL Wilayah adalah jabatan Eselon Iia; (4) Kepala BAPEDAL Daerah Tingkat I adalah jabatan Eselon IIa dan Kepala BAPEDAL Daerah Tingkat II adalah jabatan Eselon IIIA. Pasal 30 (1) Kepala diangkat dan diberhentikan oleh Presiden; (2) Wakil Kepala dan Deputi diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas usul Kepala; (3) Pejabat Eselon IIa ke bawah diangkat dan diberhentikan oleh Menteri Sekretaris Negara atas usul Kepala; (4) Pejabat yang menduduki jabatan untuk BAPEDAL Daerah diangkat dan diberhentikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB VI PEMBIAYAAN 11

Pasal 31 (1) Pembiayaan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas dan fungsi BAPEDAL dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang administrasinya dikoordinasikan oleh Sekretariat Negara; (2) Pembiayaan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas dan fungsi BAPEDAL Daerah dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang bersangkutan. BAB VII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 32 Semua ketentuan pelaksanaan yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 23 Tahun 1990 masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan atau belum diganti berdasarkan Keputusan Presiden ini. BAB VIII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 33 Perincian tugas, fungsi, susunan organisasi, dan tata kerja satuan organisasi di lingkungan BAPEDAL ditetapkan oleh Kepala setelah terlebih dahulu mendapat persetujuan tertulis dari Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara dan Menteri Negara Sekretaris Negara. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 34 Dengan berlakunya Keputusan Presiden ini, Keputusan Presiden Nomor 23 Tahun 1990 tentang Badan Pengendalian Dampak Lingkungan dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 35 Keputusan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. 12

Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 22 Nopember 1994 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA ttd. SOEHARTO 13