PERLAKUAN DISKRIMINASI TERHADAP ETNIS ROHINGYA OLEH MYANMAR DALAM PERSPEKTIF HUKUM INTERNASIONAL

dokumen-dokumen yang mirip
MAKALAH. Mengenal Konvensi-konvensi. Oleh: M. Syafi ie, S.H., M.H.

INSTRUMEN HUKUM MENGENAI HAM

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KAUM MINORITAS MUSLIM ATAS PERLAKUAN DISKRIMINATIF DI UNI EROPA

PERLINDUNGAN PENGUNGSI SURIAH KORBAN GERAKAN NEGARA ISLAM IRAK AN SURIAH DI NEGARA-NEGARA EROPA. Oleh : Nandia Amitaria

HAK AZASI MANUSIA DAN PENEGAKAN SUPREMASI HUKUM

Oleh: Dr. Makarim Wibisono Direktur Eksekutif ASEAN Foundation Seminar KOMNAS Perempuan Hotel Kartika Chandra, 12 Maret 2012

STATUS TENTARA ANAK DALAM KONFLIK BERSENJATA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL COVENANT ON ECONOMIC, SOCIAL AND CULTURAL RIGHTS

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN. tuntutan. Jadi peradilan internasional diselenggarakan untuk mencegah pelaku

BAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK

PERLINDUNGAN WARGA NEGARA DARI DISKRIMINASI RAS DAN ETNIS. Triyanto Prodi PPKn FKIP Universitas Sebelas Maret

BAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI


Hak Beribadah di Indonesia Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 4 Agustus 2015; disetujui: 6 Agustus 2015

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG (KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK-HAK SIPIL DAN POLITIK)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK

INSTRUMEN INTERNASIONAL HAK ASASI MANUSIA

KEDUDUKAN SBKRI (SURAT BUKTI KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA) TERHADAP HAK WNI KETURUNAN TIONGHOA DITINJAU DARI HUKUM HAM INTERNASIONAL

Program Kekhususan Hukum Internasional dan Hukum Bisnis Internasional Fakultas Hukum Universitas Udayana

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEABSAHAN SUDAN SELATAN SEBAGAI NEGARA MERDEKA BARU DALAM PERSPEKTIF HUKUM INTERNASIONAL

ANALISIS YURIDIS HUKUMAN MATI TERHADAP TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) DI MALAYSIA DARI SUDUT PANDANG HUKUM HAK ASASI MANUSIA INTERNASIONAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan

2008, No e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d perlu membentuk Undang-Undang tenta

BAB III INSTRUMEN INTERNASIONAL PERLINDUNGAN HAM PEREMPUAN

Memutus Rantai Pelanggaran Kebebasan Beragama Oleh Zainal Abidin

HUKUMAN MATI TERKAIT KEJAHATAN NARKOTIKA DALAM PERSPEKTIF HUKUM INTERNASIONAL DAN HUKUM NASIONAL

PENGADILAN PIDANA INTERNASIONAL

ANALISA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA BAGI DOKTER TERHADAP KASUS EUTHANASIA DITINJAU DARI KUHP YANG BERTENTANGAN DENGAN HAK ASASI MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. sesama perempuan yang bersosialisasi ditengah-tengah kehidupan

TRAINING HAK ASASI MANUSIA BAGI PENGAJAR HUKUM DAN HAM. Makassar, 3-6 Agustus 2010 MAKALAH HAK ANAK. Oleh: Mohammad Farid

PENEGAKAN HUKUM HUMANITER DALAM KONFLIK BERSENJATA INTERNAL SURIAH

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI KEJAHATAN TERHADAP KEMANUSIAAN OLEH MANTAN PRESIDEN LAURENT GBAGBO DAN KONSEP HAM INTERNASIONAL

HAM dan Hukum Ekonomi Internasional

No ekonomi. Akhir-akhir ini di Indonesia sering muncul konflik antar ras dan etnis yang diikuti dengan pelecehan, perusakan, pembakaran, perkel

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA TAHUN

perkebunan kelapa sawit di Indonesia

HAM, PEREMPUAN DAN HAK KONSTITUSIONAL 1. Oleh Dian Kartikasari 2

Tujuan 5: Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan dan anak perempuan

BAB V PENUTUP. 1. Yurisdiksi Mahkamah Pidana Internasional dalam Pasal 17 Statuta Roma

LEGALITAS PENGANCAMAN DAN PENGGUNAAN SENJATA NUKLIR OLEH NEGARA DALAM HUKUM INTERNASIONAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Keywords : Iconoclast, International Law, International Criminal Court

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

MAKALAH INDONESIAN HUMAN RIGHTS LEGISLATION. Oleh: Ifdhal Kasim Ketua Komnas HAM RI, Jakarta

HAK AZASI MANUSIA. Materi Perkuliahan Ilmu Politik FH Unsri. Vegitya Ramadhani Putri, MA, LLM

A. Instrumen Perlindungan Hukum PLRT

2017, No kewajiban negara untuk memastikan bahwa perempuan memiliki akses terhadap keadilan dan bebas dari diskriminasi dalam sistem peradilan

BAB 9 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK

KEDUDUKAN ORGANISASI INTERNASIONAL DALAM MAHKAMAH INTERNASIONAL

INSTRUMEN HUKUM INTERNASIONAL HAK ASASI MANUSIA

Institute for Criminal Justice Reform

MAKALAH. Pengadilan HAM dan Hak Korban Pelanggaran Berat HAM. Oleh: Eko Riyadi, S.H., M.H.

TINJAUAN HUKUM LAUT INTERNASIONAL MENGENAI PERLINDUNGAN HUKUM NELAYAN TRADISIONAL INDONESIA. Jacklyn Fiorentina

KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 / HUK / 2014 TENTANG

Konvensi Internasional mengenai Penindasan dan Penghukuman Kejahatan Apartheid

ANALISIS PELANGGARAN HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL DALAM KONFLIK BERSENJATA ISRAEL-HEZBOLLAH Oleh

DAFTAR ISI. Maksud, Tujuan dan Kerangka Penulisan Buku...3 BAGIAN I BAB I EVOLUSI PEMIKIRAN DAN SEJARAH PERKEMBANGAN HAK ASASI MANUSIA...

ATURAN PERILAKU BAGI APARAT PENEGAK HUKUM

HAK-HAK SIPIL DAN POLITIK: Sebuah Pengantar

Sejarah Konvensi menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Hukuman lain yang Kejam, Tidak Manusiawi atau Merendahkan Martabat Manusia telah diadopsi ole

Civil and Political Rights (Hak-Hak Sipil dan Politik) Herlambang P. Wiratraman 2016

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN NEGARA PP&PA. Strategi Nasional. Sosial Budaya.

Hak Atas Kesehatan Dalam Perspektif HAM

PERLINDUNGAN TERHADAP ORANG TANPA KEWARGANEGARAAN (STATELESS PEOPLE) DALAM HUKUM INTERNASIONAL (STUDI KASUS ETNIS ROHINGYA DI MYANMAR) ARTIKEL ILMIAH

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 181 TAHUN 1998 TENTANG KOMISI NASIONAL ANTI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PELUANG DAN KENDALA MEMASUKKAN RUU KKG DALAM PROLEGNAS Oleh : Dra. Hj. Soemientarsi Muntoro M.Si

BAB I PENDAHULUAN. Manusia, yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Human

MAKALAH. Hate Speech: Ancaman terhadap Kebhinnekaan dan Demokrasi

HAK EKONOMI, SOSIAL, DAN BUDAYA

LEGALITAS PENGGUNAAN BOM CURAH (CLUSTER BOMB) PADA AGRESI MILITER ISRAEL KE PALESTINA DALAM PERSPEKTIF HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL

PENERAPAN ASAS NE BIS IN IDEM DALAM HUKUM PIDANA INTERNASIONAL

MAKALAH. Hak Sipil & Politik: Sebuah Sketsa. Oleh: Ifdhal Kasim (Ketua KOMNAS HAM RI)

HAK HAK SIPIL DAN POLITIK

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEDUDUKAN DAN TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN MULTI- NASIONAL (MNC) DALAM HUKUM INTERNASIONAL

PENERAPAN HUKUMAN MATI SECARA MASSAL DI MESIR DITINJAU DARI HUKUM HAK ASASI MANUSIA INTERNASIONAL

PENERAPAN YURISDIKSI NEGARA DALAM KASUS PEMBAJAKAN KAPAL MAERSK ALABAMA DI PERAIRAN SOMALIA. Oleh: Ida Ayu Karina Diantari

KATA PENGANTAR. Segala puji syukur penulis panjatkan hanya bagi Tuhan Yesus Kristus, oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. dan pelaksanaan HAM lebih banyak dijadikan objek power game diantara blokblok

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MAKALAH. CEDAW: Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan. Oleh: Antarini Pratiwi Arna, S.H., LL.M

STANDAR INTERNASIONAL PERLINDUNGAN ANAK DALAM PERSPEKTIF HUKUM PIDANA. Oleh : Supriyanta. Fakultas Hukum Universitas Slamet Riyadi Surakarta

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang bahagia dan kekal berdasarkan KeTuhanan Yang Maha Esa. Tujuan

ANGGARAN DASAR KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 11 FEBRUARI 2014

PENGATURAN KEANEKARAGAMAN HAYATI BAWAH LAUT BERKAITAN DENGAN LINGKUNGAN BERKELANJUTAN

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG BANTUAN HUKUM

SEPUTAR MANAJEMEN BENCANA [BERBASIS HAK]

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berbagai konferensi hukum internasional yang berkenaan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Lahirnya buku Dei delitti e delle pene/on crimes and Punishment (Pidana

Eksistensi Konvensi Jenewa di Masa Depan

Transkripsi:

PERLAKUAN DISKRIMINASI TERHADAP ETNIS ROHINGYA OLEH MYANMAR DALAM PERSPEKTIF HUKUM INTERNASIONAL Oleh: Gita Wanandi I Made Pasek Diantha I Made Budi Arsika Program Kekhususan Hukum Internasional dan Bisnis Internasional Fakultas Hukum Universitas Udayana Abstract Discriminatory treatment has suffered minority ethnic of Rohingya in Myanmar caused by the policy and action of Burmese government. This background inspires the author to identify the relevant international laws applied to discriminatory treatment against a particular ethnic. More specifically, this article is also aimed to analyze the form of international law sanction to be imposed on Myanmar for the discriminatory treatmentin concern. This is a normative legal research that uses statute, historical, and fact approaches. Keywords: Discrimination, Ethnic of Rohingya, International Law Abstrak Perlakuan diskriminasi selama ini dialami oleh etnis minoritas Rohingya di Myanmar akibat kebijakan dan tindakan dari Pemerintah Myanmar. Berangkat dari latar belakang tersebut, penulis bermaksud untuk mengetahui pengaturan terhadap perlakuan diskriminatif terhadap suatu etnik tertentu dalam hukum internasional. Secara lebih spesifik, tulisan ini juga bertujuan untuk menganalisis bentuk sanksi hukum internasional kepada Myanmar atas perlakuan diskriminatif tersebut. Tulisan ini merupakan penelitian hukum normatif, yang menggunakan pendekatan perundang-undangan, pendekatan historis, dan pendekatan fakta. Kata Kunci: Diskriminasi, Etnis Rohingya, Hukum Internasional I. PENDAHULUAN Keberadaan etnis minoritas dalam suatu negara sering kali mendapat perlakuan diskriminatif dari etnis mayoritas yang ada dalam negara tersebut. Hal inilah yang juga terjadi di Myanmar terhadap etnis minoritas Rohingya. Berbagai pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dilakukan oleh pemerintah Myanmar mulai dari pengusiran paksa, penangkapan sewenang-wenang, penyitaan properti, perkosaan, propaganda anti-rohingya dan anti-muslim, kerja paksa, pembatasan gerak, pembatasan lapangan kerja, larangan 1

mempraktikkan ajaran agama, serta tidak diakuinya etnis Rohingya sebagai warga negara Myanmar berdasarkan Undang-undang Kewarganegaraan tahun 1982. 1 Dalam konteks hukum internasional, perlakukan diskriminasi terhadap suatu etnis tertentu sesungguhnya telah dikualifikasikan ke dalam konsep hukum diskriminasi rasial. 2 Isu diskriminasi etnis kemudian lebih berkembang di bidang Hukum Asasi Manusia Internasional serta juga menyentuh Hukum Pidana Internasional dalam hal penegakannya. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui pengaturan terhadap perlakuan diskriminatif terhadap suatu etnik tertentu dalam hukum internasional. Secara lebih spesifik, tulisan ini juga bertujuan untuk menganalisis bentuk sanksi hukum internasional kepada Myanmar atas perlakuan diskriminatif terhadap Etnis Rohingya. II. ISI MAKALAH 2.1 Metode Penelitian Tulisan ini merupakan penelitian hukum normatif, yang menggunakan pendekatan perundang-undangan, pendekatan historis, dan pendekatan fakta. Studi kepustakaan (library research). Suatu studi kepustakaan dilakukan yang dilanjutkan dengan proses analisis terhadap bahan hukum primer, sekunder, dan tersier dilakukan dengan teknik deskriptif. 2.2 Hasil dan Pembahasan 2.2.1 Pengaturan Terhadap Diskriminasi Etnis dalam Instrumen Hukum Internasional Secara umum pengaturan terkait diskriminasi rasial terdapat dalam sejumlah instrumen hukum HAM internasional, yaitu Universal Declaration of Human Rights (UDHR), 3 International Covenant on Civil and Political Rights (ICCPR), 4 International Covenant on Economic, Social, and Cultural Rights (ICESCR), 5 Convention on the Rights 1 Heri Aryanto, Pusat Informasi & Advokasi Rohingya Arakan, URL : http://indonesia4rohingya.net/ page/3/, diakses tanggal 10 September 2014 2 Lihat kutipan Pasal 1 International Convention on the Elimination of All Forms of Racial Discrimination dalam 2.2.1 selanjutnya 3 Pasal 1, 2, 3, 4, 7, 13, 15, 17, 18, 19, 21 Universal Declaration of Human Rights 4 Pasal 2, 18, 20, 20, 23, 26, dan 27 International Covenant on Civil and Political Rights 5 Pasal 2, 10, dan 13 International Covenant on Economic, Social, and Cultural Rights 2

of Child (CRC). 6 Pengaturan diskriminasi secara khusus juga terdapat dalam Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination against Women (CEDAW) yang berkaitan dengan penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan dan International Convention on the Elimination of All Forms of Racial Discrimination (ICERD) yang menghapuskan diskriminasi ras. Adapun diskriminasi terhadap etnis diatur di dalam Pasal 1 ayat (1) yang berbunyi sebagai berikut: In this Convention, the term "racial discrimination" shall mean any distinction, exclusion, restriction or preference based on race, colour, descent, or national or ethnic origin which has the purpose or effect of nullifying or impairing the recognition, enjoyment or exercise, on an equal footing, of human rights and fundamental freedoms in the political, economic, social, cultural or any other field of public life Dengan demikian, ICERD yang secara tegas melarang pembedaan, pengucilan, pembatasan ataupun pengutamaan berdasarkan asal usul etnik yang bertujuan bahkan berakibat hilangnya pengakuan, perolehan atau pelaksanaan hak asasi manusia dan kebebasan dasar. 2.2.2. Sanksi Hukum Terhadap Myanmar Sebagai Akibat Perlakuan Diskriminatif Terhadap Etnis Rohingya Berkenaan dengan penyelesaian kasus dan penjatuhan sanksi, terdapat sejumlah mekanisme yang dapat digunakan. Mekanisme-mekanisme ini dikenal dengan istilah charter based mechanism, treaty based mechanism, dan mekanisme peradilan pidana internasional melalui ICC. 7 Mekanisme Charter Based yang berbasis pada Piagam PBB dapat digunakan oleh Dewan HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam Universal Periodic Review-nya kepada Myanmar untuk mengetahui pelaksanaan dan pemenuhan kewajiban Myanmar terkait HAM. Selain itu, adapula complaint procedure yang memungkinkan individu atau organisasi melaporkan kepada dewan mengenai pelanggaran HAM berat selain special 6 Pasal 2 dan 20 Convention on the Rights of Child 7 Anton Pradjasto, Mekanisme Monitoring Hak Asasi Manusia, Makalah pada Seminar: Training Hukum HAM untuk Dosen Pengajar HAM di Fakultas Hukum Negeri dan Swasta Indonesia Tahap II, Yogyakarta, tanggal 27 Januari 2006 3

procedure berupa pencarian fakta dan investigasi yang lakukan para ahli independen dengan mandat dari dewan HAM. Treaty based mechanism merupakan mekanisme yang berbasis pada perjanjian internasional dimana negara peserta suatu perjanjian internasional dapat dikenakan sanksi oleh komite dalam perjanjian internasional tersebut. Sayangnya, sejumlah perjanjian pokok HAM internasional terkait diskriminasi rasial seperti ICCPR, ICESCR, dan ICERD tidak diratifikasi oleh Myanmar, sehingga mekanisme ini tidak dapat diterapkan kepada negara yang berlokasi di Asia Tenggara ini. Berdasarkan mekanisme ini, Myanmar sebagai negara pihak dalam CEDAW dan CRC dapat dikenakan sanksi dari kedua komite tersebut, namun hanya terbatas dalam isu perempuan dan anak-anak saja, jadi tidak mencakup etnik Rohingya secara keseluruhan. Penulis berpendapat bahwa mekanisme peradilan pidana internasional melalui International Criminal Court (ICC) dapat diterapkan kepada Myanmar. Hal ini dapat dilakukan karena tindakan-tindakan yang dilakukan oleh Pemerintah Myanmar terhadap etnis Rohingya dapat ditafsirkan telah masuk ke dalam kategori Kejahatan Terhadap Kemanusiaan sebagaimana diatur di dalam Pasal 7 (1) (h) Statuta Roma. Masalah hukumnya adalah Myanmar bukanlah negara yang meratifikasi Statuta Roma yang apabila merujuk pada prinsip consent to be bound, 8 maka Statuta Roma sebagai perjanjian internasional tidaklah membebani kewajiban hukum yang mengikat terhadap Myanmar. Namun hal ini sesungguhnya tidak menjadi kendala, sebab, berdasarkan Pasal 13 (b) Statuta Roma, dinyatakan bahwa ICC memberlakukan yurisdiksinya sesuai dengan ketentuan dari Statuta ini jika situasi di mana satu atau lebih tindak pidana telah dilakukan sebelumnya dirujuk kepada penuntut (prosecutor) ICC oleh Dewan Keamanan PBB yang bertindak berdasarkan Bab VII dari Piagam PBB. Sebagai pengadilan yang merupakan pelengkap dari yurisdiksi pidana nasional, 9 ICC dapat mengambil alih kasus ini apabila Myanmar tidak bersedia atau tidak mampu untuk mengadili kasus tersebut di negaranya. 10 Terkait sanksi hukum terhadap Myanmar 8 Lihat I Wayan Parthiana, 2002, Perjanjian Internasional Bagian II, CV Mandar Maju, Bandung, h. 279 9 Boer Mauna, 2011, Hukum Internasional: Pengertian, Peranan, dan Fungsi dalam Era Dinamika Global, PT Alumni, Bandung, h. 297 10 Pasal 17 (1) (a) Statuta Roma 4

yang dapat diberikan oleh ICC adalah pengenaan prinsip tanggungjawab pidana individu (individual criminal responsibility) 11 dan tanggung jawab komandan dan atasan (commander and superior responsibility). 12 Selanjutnya, pelaku dapat dikenakan hukuman ganti rugi kepada korban termasuk restitusi, kompensasi dan rehabilitasi 13 serta dapat pula dikenakan pidana penjara paling lama 30 tahun atau penjara seumur hidup dengan melihat beratnya kejahatan serta kondisi-kondisi personal dari terpidana ditambah denda dan pembekuan harta kekayaan yang didapat secara langsung atau tidak langsung dari kejahatan yang dilakukannya. 14 KESIMPULAN 1. Pada dasarnya semua instrumen hukum internasional terkait HAM seperti misalnya UDHR, ICCPR, ICESCR, CRC, CEDAW dan ICERD telah dengan jelas melarang segala bentuk perlakuan diskriminatif terhadap etnis tertentu. Perihal diskriminasi terhadap etnis secara eksplisit juga telah dikualifikasikan ke dalam makna diskriminasi ras sebagaimana ditentukan di dalam Pasal 1 (ayat 1) ICERD. 2. Ada sejumlah mekanisme yang dapat diberlakukan untuk memberikan sanksi terhadap Myanmar terhadap perlakukan diskriminasinya terhadap etnis Rohingnya. Charter Based Mechanism dapat dilakukan khususnya melalui mekanisme Universal Periodik Review Dewan HAM PBB, selain complaint procedure dan special procedure. Selain itu, Treaty Based Mechanism juga dapat dilakukan, namun hanya terbatas pada Komite CEDAW dan CRC. Mekanisme lainnya adalah peradilan pidana internasional melalui ICC yang mengadili para individu, komandan, dan atasan, khususnya yang berasal dari Pemerintah Myanmar yang melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan atas kebijakan dan tindakan diskriminasinya tersebut, dengan merujuk pada Statuta Roma. DAFTAR PUSTAKA Buku 11 Pasal 25 Statuta Roma 12 Pasal 27 Statuta Roma 13 Pasal 75 Statuta Roma 14 Pasal 77 Statuta Roma 5

Anton Pradjasto, Mekanisme Monitoring Hak Asasi Manusia, Makalah pada Seminar: Training Hukum HAM untuk Dosen Pengajar HAM di Fakultas Hukum Negeri dan Swasta Indonesia Tahap II, Yogyakarta, tanggal 27 Januari 2006 Boer Mauna, 2011, Hukum Internasional: Pengertian, Peranan, dan Fungsi dalam Era Dinamika Global, PT Alumni, Bandung Heri Aryanto, Pusat Informasi & Advokasi Rohingya Arakan, URL : http://indonesia4rohingya.net/page/3/, diakses tanggal 10 September 2014 I Wayan Parthiana, 2002, Perjanjian Internasional Bagian II, CV Mandar Maju, Bandung. Instrumen Hukum Internasional Universal Declaration of Human Rights International Covenant on Civil and Political Rights International Covenant on Economic, Social, and Cultural Rights Convention on the Rights of Child Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination against Women International Convention on the Elimination of All Forms of Racial Discrimination 6