PERBAIKAN TANAH DENGAN MENGGUNAKAN GEOTEKSTIL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Koener (1988) geosintetik terdiri dari 2 suku kata, geo yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ada beberapa pendapat tentang definisi tanah menurut para ahli dibidang. sipil, yaitu tanah dapat didefinisikan sebagai :

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanah lempung adalah tanah yang memiliki partikel-partikel mineral tertentu

MEKANIKA TANAH KEMAMPUMAMPATAN TANAH. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

PENGARUH VARIASI JUMLAH LAPIS DAN JARAK ANTARLAPIS VERTIKAL GEOTEKSTIL TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI PADA PEMODELAN LERENG PASIR KEPADATAN 74%

PENGARUH VARIASI PANJANG LEMBARAN GEOTEKSTIL DAN TEBAL LIPATAN GEOTEKSTIL TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI PADA PEMODELAN FISIK LERENG PASIR KEPADATAN 74%

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA & LANDASAN TEORI

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. perkuatan berupa bantalan tertutup menunjukan performa yang lebih baik.

MAKALAH METODE PERKUATAN DAN PERBAIKAN TANAH SURFACE REINFORCEMENT. Disusun Oleh : Ahmad Aldiansyah Pasaribu NIM :

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat rendah dan mempunyai sifat mudah mampat jika terdapat beban yang

BAB 1 PENDAHULUAN. bervariasi diantaranya yaitu sebagai filter (lapisan penyaring), separator (lapisan

ANALISIS TINGGI MUKA AIR PADA PERKUATAN TANAH DAS NIMANGA

ABSTRAK. Kata kunci : Daya dukung, pondasi menerus, geotekstil, anyaman bambu, pasir, BCI

BAB III LANDASAN TEORI. Boussinesq. Caranya dengan membuat garis penyebaran beban 2V : 1H (2 vertikal

I. PENDAHULUAN. Mendirikan bangunan di atas tanah lempung akan menimbulkan beberapa

MEKANISME KERUNTUHAN LERENG TEGAK DAN TEKNIK PERKUATANNYA DENGAN GEOTEKSTIL

STUDI KAPASITAS DUKUNG PONDASI LANGSUNG DENGAN ALAS PASIR PADA TANAH KELEMPUNGAN YANG DIPERKUAT LAPISAN GEOTEKSTIL

I. PENDAHULUAN. beban akibat konstruksi di atasnya, maka diperlukan perencanaan yang

Analisis Stabilitas dan Penurunan pada Timbunan Mortar Busa Ringan Menggunakan Metode Elemen Hingga

1 BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Di daerah Kalimantan timur memiliki tanah organic clay yang menutupi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

MEKANIKA TANAH SOIL SETTLEMENT/ PENURUNAN TANAH. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

BAYU TEGUH ARIANTO NIM : D NIRM :

Bendungan Urugan II. Dr. Eng Indradi W. Sunday, May 19, 13

PENGARUH BAHAN CAMPURAN ARANG TEMPURUNG TERHADAP KONSOLIDASI SEKUNDER PADA LEMPUNG EKSPANSIF

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. khususnya di daerah kota yang padat dan sekaligus daerah dimana

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

KONSOLIDASI. Konsolidasi.??? 11/3/2016

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 2006/2007 BAB X KONSOLIDASI 1 REFERENSI

EFEKTIFITAS SEMEN PADA STABILISASI LEMPUNG DENGAN KAPUR AKIBAT PERCEPATAN WAKTU ANTARA PENCAMPURAN DAN PEMADATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Muhtar Gojali, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 UMUM

Jl. MT. Haryono No. 167 Malang, 65145, Jawa Timur. Universitas Brawijaya Korespondensi : ABSTRAK

1. Kontruksi Perkerasan Lentur (Flexible Pavement)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ANALISIS PERUBAHAN TEKANAN AIR PORI PADA TANAH LUNAK DI BAWAH PILED - GEOGRID SUPPORTED EMBANKMENT. Oleh: Adhe Noor Patria.

ANALISIS DEFORMASI VERTIKAL DAN HORISONTAL TANAH LUNAK DI BAWAH PILED-GEOGRID SUPPORTED EMBANKMENT

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

ASPEK GEOTEKNIK PADA PEMBANGUNAN PERKERASAN JALAN

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

BAB IV HASIL PENGUJIAN LABORATORIUM DAN ANALISA DATA

STABILITAS TANAH MENGGUNAKAN GEOSINTETIK, CERUCUK, DAN BAMBU

STUDI PEMAMPATAN KONSOLIDASI SEKUNDER TANAH GAMBUT DI KOTA PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. bangunan. Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV STUDI KASUS 4.1 UMUM

Pengaruh Perkuatan Sheetpile terhadap Deformasi Area Sekitar Timbunan pada Tanah Lunak Menggunakan Metode Partial Floating Sheetpile (PFS)

I. PENDAHULUAN. Dalam perencanaan dan pekerjaan suatu konstruksi bangunan sipil tanah

I. PENDAHULUAN. tanggul, jalan raya, dan sebagainya. Tetapi, tidak semua tanah mampu mendukung

DAFTAR ISI. Halaman Judul Lembar Pengesahan Abstrak Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran Kata Pengantar

Institut Teknologi Nasional

ANALISIS STABILITAS LERENG BERTINGKAT DENGAN PERKUATAN GEOTEKSTIL MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

PERBAIKAN SUBGRADE RUAS JALAN PONTIANAK-TAYAN YANG DIPERKUAT DENGAN MENGGUNAKAN GEOTEXTILE DAN CERUCUK

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sifat fisik tanah adalah sebagai pertimbangan untuk merencanakan dan

Bab 1 PENDAHULUAN. tanah yang buruk. Tanah dengan karakteristik tersebut seringkali memiliki permasalahan

METODE PENGUJIAN KEPADATAN BERAT ISI TANAH DI LAPANGAN DENGAN BALON KARET

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang MUHADI, 2013

Pengaruh Jenis Tanah Terhadap Kestabilan Struktur Embankment Di Daerah Reklamasi (Studi Kasus : Malalayang)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia konstruksi, tanah menduduki peran yang sangat vital dalam

Soal Geomekanik Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi

ANALISIS TIMBUNAN PELEBARAN JALAN SIMPANG SERAPAT KM-17 LINGKAR UTARA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Penurunan pada konstruksi teknik sipil akibat proses konsolidasi tanah

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: yang padat. Pada penelitian ini menggunakan semen Holcim yang

PENGARUH GEOTEKSTIL TERHADAP KUAT GESER PADA TANAH LEMPUNG LUNAK DENGAN UJI TRIAKSIAL TERKONSOLIDASI TAK TERDRAINASI SKRIPSI. Oleh

(FORENSIC GEOTECHNICAL ENGINEERING) TOPIK KHUSUS CEC 715 SEMESTER GANJIL 2012/2013

MEKANIKA TANAH (CIV -205)

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

PENGARUH KEDALAMAN GEOTEKSTIL TERHADAP KAPASITAS DUKUNG MODEL PONDASI TELAPAK BUJURSANGKAR DI ATAS TANAH PASIR DENGAN KEPADATAN RELATIF (Dr) = ± 23%

TUGAS AKHIR. Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Sarjana di Program Studi Teknik Sipil. Disusun Oleh NIM NIM

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. penambangan batu bara dengan luas tanah sebesar hektar. Penelitian ini

KAJIAN PENINGKATAN NILAI CBR MATERIAL LAPISAN PONDASI BAWAH AKIBAT PENAMBAHAN PASIR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Hubungan Nilai Konsolidasi dan Nilai Kuat Tekan Bebas pada Tanah Lempung yang Disubtitusi Material Pasir. Dedy Kurniawan 1) Iswan 2) Setyanto 3)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Dalam pembangunan konstruksi sipil, tanah mempunyai peranan yang sangat

STABILISASI TANAH HIDROLIS

STUDI PENGARUH PENAMBAHAN TANAH LEMPUNG PADA TANAH PASIR PANTAI TERHADAP KEKUATAN GESER TANAH ABSTRAK

KAJIAN PENGARUH BATAS CAIR (LL), KONSISTENSI TANAH DAN BEBAN VERTIKAL TERHADAP KECEPATAN PEMAMPATAN SEKUNDER TANAH LEMPUNG

ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN PERKUATAN GEOTEKSTIL

KAJIAN PERILAKU KONSOLIDASI TANAH GAMBUT DENGAN KONSOLIDASI OEDOMETER

KORELASI KAPASITAS DUKUNG MODEL PONDASI TELAPAK BUJUR SANGKAR DENGAN LUAS PERKUATAN GEOTEKSTIL (STUDI LABORATORIUM) Muhammad. Riza.

berlemak, larut dalam CCU serta tidak larut dalam air. Jika dipanaskan sampai suatu

BAB I PENDAHULUAN. pulau-pulau : Kalimantan, Sumatera dan Irian Jaya. Gambut adalah tanah lunak,

KASUS DILAPANGAN YANG BERKAITAN DENGAN PROSES KONSOLIDASI PENURUNAN PENURUNAN AKIBAT KONSOLIDASI PENURUNAN AKIBAT PERUBAHAN BENTUK TANAH

PENGARUH TEKANAN AIR PORI TANAH TERHADAP PERKUATAN TEMBOK PENAHAN DAN GEOTEXTILE

Pemeriksaan Kekuatan Tanah Dengan Menggunakan Geotextil Berlapis (Studi Kasus : Ring Road)

PENURUNAN PONDASI TELAPAK YANG DIPERKUAT KOLOM KAPUR

Kata kunci : geotextil, Plaxis 2D v.8.2, Msf, Uy

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

Konsep Desain Geosynthetics Untuk Konstruksi Jalan (Geosynthetics Design Concept for Road Construction)

STUDI PARAMETER UJI KONSOLIDASI MENGGUNAKAN SEL ROWE DAN UJI KONSOLIDASI KONVENSIONAL TANAH DAERAH BANDUNG (012G)

Transkripsi:

PERBAIKAN TANAH DENGAN MENGGUNAKAN GEOTEKSTIL Oleh: Taufik Dwi Laksono Abstraksi Kondisi tanah yang bermacam-macam dapat menyebabkan tanah tersebut perlu dilakukan suatu perbaikan sebelum dipergunakan. Terjadinya kerusakan suatu badan jalan karena penurunan, longsornya tebing dan lainnya menjadi contoh bahwa perlu adanya perbaikan yang dilakukan terhadap tanah yang akan digunakan. Terdapat beberapa cara untuk melakukan perbaikan terhadap kondisi tanah, salah satunya adalah dengan menggunakan geotekstil. Geotekstil menjadi salah satu cara yang dipilih karena disamping memiliki kekuatan yang relatif lama juga sudah mudah dijumpai di pasaran. 1. PENDAHULUAN Karakteristik tanah yang berbeda mengharuskan perlakuan yang berbeda pula sebelum tanah tersebut digunakan. Perlakuan terhadap tanah ini memerlukan suatu perhitungan yang cermat, belum tentu tanah yang memiliki jenis yang sama pada suatu daerah dapat diperlakukan dengan cara yang sama pada daerah yang lainnya, sehingga perlu perhitungan dan perencanaan yang cermat dan matang sehingga tanah tersebut dapat mendukung beban yang akan bekerja padanya dengan adanya sarana-sarana konstruksi diatasnya. Kesalahan dalam memperlakukan tanah yang akan digunakan dapat berakibat terjadinya kerusakan yang besar terhadap fasilitas yang dibangun diatas tanah tersebut. Sebagai contoh tidak jarang suatu jalan raya yang baru dibangun terjadi penurunan badan jalannya, hal ini dapat dikarenakan perlakuan terhadap tanah dibawahnya tidak maksimal sehingga dapat menyebabkan konsolidasi dari lapisanlapisan tanah tersebut tidak sempurna. Tanah akan mengalami deformasi karena beban. Apabila deformasi terjadi pada bagian-bagian yang tidak sama dari bangunan dapat menyebabkan tegangan yang berlebihan dalam bagian-bagian bangunan tersebut, maka dalam hal ini akan menyebabkan suatu keruntuhan struktural. Jika suatu lapisan tanah mengalami tambahan beban diatasnya, maka air pori akan mengalir dari lapisan tersebut dan volumenya akan menjadi lebih kecil. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk melakukan perbaikan terhadap suatu kondisi tanah adalah dengan menggunakan Geotekstil. Penggunaan geotekstil akan memberikan perbaikan tanah dengan menggunakan beberapa cara. Sejumlah anyaman Perbaikan Tanah Dengan Menggunakan Geotekstil 19

dari bahan sintetis yang digunakan untuk pembuatan geotekstil dapat ditenun atau dirajut dan dipakai sebagai lapisan untuk memperkuat massa tanah atau dalam bentuk lembaran plastik, baik itu permeable atau tidak permeable. 2. PENURUNAN TANAH Pada suatu lapisan tanah yang diberikan beban diatasnya maka lapisan tanah tersebut akan mengalami suatu penurunan atau settlement. Penurunan yang terjadi pada lapisan tanah ini disebabkan oleh karena terjadinya perubahan susunan tanah maupun oleh pengurangan rongga pori/air di dalam tanah tersebut. Pengurangan rongga pori/air di dalam tanah ini disebabkan karena tanah tersebut mengalami pembebanan yang mengakibatkan terjadinya desakan tanah kedalam sehingga rongga pori yang ada terisi oleh tanah. Penurunan akibat beban adalah jumlah total dari penurunan segera ( immediate settlement ) dan penurunan konsolidasi ( consolidation settlement ). Sesudah Pemberian beban pada tanah berbutir halus yang kering atau tak jenuh dan tanah berbutir kasar terjadi penurunan dengan segera disebut penurunan segera. Penurunan segera merupakan bentuk penurunan elastis. Penurunan yang terjadi di bawah muka air tanah pada tanah berbutir halus disebut Penurunan konsolidasi Penurunan yang terjadi pada tanah yang mengalami pembebanan ini akan memerlukan waktu. Penurunan yang terjadi sangat tergantung pada kondisi lapisan tanahnya sehingga diperlukan suatu pemahaman yang tepat untuk dapat mengantisipasi resiko terjadinya penurunan tanah tersebut. 2.1. PENURUNAN KONSOLIDASI Terdapat 3 fase pada penurunan konsolidasi, yaitu : 1. Fase awal Merupakan fase dimana penurunan terjadi dengan segera sesudah beban bekerja. Pada fase awal ini penurunan terjadi akibat proses penekanan udara keluar dari dalam pori tanahnya. 2. Fase konsolidasi primer atau konsolidasi hidrodinamis Adalah fase dimana penurunan yang terjadi dipengaruhi oleh kecepatan aliran air yang meninggalkan tanahnya akibat adanya tekanan. Proses konsolidasi primer sangat dipengaruhi oleh sifat tanahnya seperti permeabilitas, kompresibilitas, 20 Teodolita Vol.12, No.2., Des 2011:19-26

angka pori, bentuk geometri tanah tersebut termasuk tebal lapisan mampat, pengembangan arah horisontal dari zona mampat, dan batas lapisan lolos air, di mana air keluar menuju lapisan yang lolos air ini. 3. Fase konsolidasi sekunder Adalah fase yang merupakan proses lanjutan dari konsolidasi primer, dimana prosesnya berjalan sangat lambat. Penurunannya jarang diperhitungkan karena pengaruhnya biasanya sangat kecil. Kecuali, pada jenis tanah organik tinggi dan beberapa tanah lempung tak organis yang sangat mudah mampat. Penurunan yang terjadi sebagian besar diakibatkan oleh pengurangan angka pori. Hampir semua jenis tanah akan berkurang angka porinya ( e ) bila beban vertikal bertambah dan akan bertambah angka porinya bila beban dikurangi. Tambahan tegangan dalam lapisan tanah akibat beban yang bekerja akan selalu diikuti oleh regangan yang akan menghasilkan penurunan pada strukturnya. Pada Gambar 1 memperlihatkan sifat khusus dari hubungan antara penurunan H dan logaritma waktu ( log t). Kurva bagian atas (kedudukan 1), merupakan bagian dari kompresi awal yang disebabkan oleh pembebanan awal dari benda uji. Bagian garis lurus (kedudukan 2), menunjukkan proses konsolidasi primer. Bagian dari lurus terendah (kedudukan 3 ), menunjukkan proses konsolidasi sekunder. Gambar 1. Sifat khusus grafik hubungan H terhadap e-log p Perbaikan Tanah Dengan Menggunakan Geotekstil 21

3. GEOTEKSTIL Geotekstil merupakan bahan geosintetik yang bentuknya menyerupai bahan tekstil. Pencetus pertama kali nama Geotextile adalah Jean Pierre Girioud pada Konferensi Internasional Geosintetik ke-1 tahun 1977, kemudian tercantum dalam American Society For Testing and Material ( ASTM, 1989-D 4439-87 ), yaitu any permeable textile material used with fondation, soil... etc. Sehingga pengertian pokok dari geotekstil adalah sifat tembus air atau porous. Geotekstil merupakan bahan geosintetik yang paling banyak digunakan manusia. Bentuknya seperti tekstil pada umumnya, tetapi terdiri dari serat-serat sintetis sehingga selain lentur, juga tidak ada masalah penyusutan seperti pada material dari serat alam seperti wol, katun ataupun sutera. Definisi yang diberikan ASTM menyatakan bahwa geotekstil merupakan bahan yang menyerap air, baik diatas permukaan maupun yang menembus didalam materialnya. Geotekstil berfungsi sebagai lapisan pemisah ( separation ), lapisan penyaring ( filtration ), penyaluran air ( drainage ). Perkuatan tanah ( reinforcement ) dan lapisan pelindung ( moisture barrier ) bila terselimuti oleh bitumen. Geotekstil dapat dibagi atas beberapa macam, dimana jenis-jenis woven dan non woven merupakan yang banyak dipakai. Jenis geotekstil tersebut dapat dilihat pada Gambar 2 ( mengacu pada R.M. Koerner dan J.P Welsh, 1980 Construction dan Geotechnical Engineering Using Synthetic Fabrics ). 1. Knitted Geotextiles, terdiri dari serangkaian ikalan benang yang saling mengkait membentuk rajutan. Jenis dari geotekstil rajutan ini ditentukan oleh macam kaitan dari ikalan benang tadi, misalnya kaitan Jersey. Untuk jenis geotekstil ini dapat digunakan monofilament, multifilament, dan staple. 2. Woven Geotextiles, umumnya terdiri dari dua seri benang yang sejajar dan dianyam tegak lurus satu dengan lainnya, tetapi dapat juga dibuat kedua seri benang itu membuat sudut tertentu. Pola dasar dari jalinan benang menentukan corak tenunannya, ada tiga macam pola dasar yaitu : plain, twill, dan satin. Kombinasi pola dasar ini dapat membentuk berbagai jenis Woven Geotextiles. Jenis benang sintetis yang dapat digunakan adalah monofilament, multifilament, and slit film yarn. 22 Teodolita Vol.12, No.2., Des 2011:19-26

3. Non-Woven Geotextiles, dibentuk dari serat-serat yang diatur dalam pola tertentu atau acak. Berikut beberapa gambar yang menunjukkan jenis geotekstil diatas : Gambar 2. Jenis Geotekstil (a) tipe nonwoven, (b) tipe woven, (c) tipe knitted Sumber : Koerner dan Welsh (1980) Perbaikan Tanah Dengan Menggunakan Geotekstil 23

Dari beberapa jenis geotekstil yang ada tersebut, dapat dimanfaatkan untuk beberapa kegiatan baik pencegahan maupun perbaikan tanah. Berikut ini beberapa contoh penggunaan geotekstil non woven yang bersumber dari Geotextile Center tulisan Isparmo, senior marketing PT. MULTIBANGUN REKATAMA PATRIA Jakarta 1. Filter / Penyaring Sebagai filter, Geotextile Non Woven berfungsi untuk mencegah terbawanya partikelpartikel tanah pada aliran air. Karena sifat Geotextile Non Woven adalah permeable (tembus air) maka air dapat melewati Geotextile tetapi partikel tanah tertahan. Aplikasi sebagai filter biasanya digunakan pada proyek-proyek subdrain (drainase bawah tanah). 2. Separator / Pemisah Sebagai separator atau pemisah, Geotextile Non Woven berfungsi untuk mencegah tercampurnya lapisan material yang satu dengan material yang lainnya. Contoh penggunaan Geotextile sebagai separator adalah pada proyek pembangunan jalan di atas tanah dasar lunak (misalnya berlumpur). Pada proyek ini, Geotextile mencegah naiknya lumpur ke sistem perkerasan, sehingga tidak terjadi pumping effect yang akan mudah merusak perkerasan jalan. Selain itu keberadaan Geotextile juga mempermudah proses pemadatan sistem perkerasan. 24 Teodolita Vol.12, No.2., Des 2011:19-26

3. Stabilization / Stabilisator Fungsi Geotextile ini sering disebut juga sebagai Reinforcement / Perkuatan. Misalnya dipakai pada proyek-proyek timbunan tanah, perkuatan lereng dll. Fungsi ini sebenarnya masih menjadi perdebatan dikalangan ahli geoteknik, sebab Geotextile bekerja menggunakan metode membrane effect yang hanya mengandalkan tensile strength (kuat tarik) sehingga kemungkinan terjadinya penurunan setempat pada timbunan, masih besar, karena kurangnya kekakuan bahan. Apalagi sifat Geotextile yang mudah mulur terutama jika terkena air (terjadi reaksi hidrolisis) menjadikannya rawan sebagai bahan perkuatan lereng. 4. Lain-lain Fungsi Geotextile yang lain adalah sebagai pengganti karung goni pada proses curing beton untuk mencegah terjadinya retak-retak pada proses pengeringan beton baru. 4. KESIMPULAN Kondisi tanah yang memiliki karekteristik yang berbeda-beda memperlukan treatment yang berbeda pula. Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengantisipasinya baik melalui cara yang tradisional maupun modern. Penggunaan geotekstil menjadi salah satu cara yang dapat dipilih untuk mengantisipasi kondisi tanah yang tidak sempurna manakala akan diberikan beban diatasnya sehingga fasilitas-fasilitas yang akan dibangun diatas tanah tersebut akan dapat bertahan lama dan tidak mengalami kerusakan yang fatal. Sudah banyak produsen-produsen yang memproduksi geotekstil di Indonesia, sehingga penggunaan geotekstil ini dapat menjadi salah satu solusi dalam melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan tanah ini. Perbaikan Tanah Dengan Menggunakan Geotekstil 25

DAFTAR PUSTAKA Candra Ariwibowo, 1998, Penggunaan Geotekstil Untuk Drainase Vertikal Pada Proses Konsolidasi Di Jalan Lingkar Utara Semarang Seksi I, Tugas Akhir S1, Fakultas Teknik UII Yogyakarta Hary Cristady Hardiyatmo, 1994, Mekanika Tanah 1 dan 2, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Isparmo, 2010, Geotextile Non Woven, Definisi dan Fungsi, Geotextile Center, Jakarta Koerner R. M, 1985, Construction And Geotechnical Methods in Foundation Engineering, McGraw Hill Book Co, Singapore 26 Teodolita Vol.12, No.2., Des 2011:19-26