PRA RANCANGAN KONTAINER TEMPAT PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF SUMBER TERBUNGKUS 192 Ir

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF SUMBER TERBUNGKUS DARI RUMAH SAKIT DAN INDUSTRI

Waste Acceptance Criteria (Per 26 Feb 2016)

ANALISIS PERHITUNGAN KETEBALAN KONTAINER PERALATAN BRAKITERAPI MDR UNTUK TERAPI KANKER LEHER RAHIM

PERANCANGAN RUANGAN RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN SUMBER Co-60

PERANCANGAN RUANGAN RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN SUMBER Co-60

PERSYARATAN PENGANGKUTAN LIMBAH RADIOAKTIF

Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 10, Oktober 2007

OPTIMALISASI PE EMPATA KEMASA LIMBAH RADIOAKTIF AKTIVITAS RE DAH DA SEDA G DALAM REPOSITORI

PERANCANGAN PERISAI RADIASI PADA KEPALA SUMBER UNTUK PESAWAT RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN CO-60 PADA POSISI BEAM OFF

Widyanuklida, Vol. 14 No. 1, November 2014: ISSN

PENGUNGKUNGAN SUMBER 85 Kr, 133 Xe, 198 Au, DAN 24 Na PASCA IRADIASI

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional

Togap Marpaung, PGD *)

SISTEM MANAJEMEN DOSIS PADA PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF DENGAN KENDARAAN DARAT

PERANCANGAN PERISAI RADIASI PADA KEPALA SUMBER UNTUK PESAWAT RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN CO-60 PADA POSISI BEAM OFF

ANALISIS KESELAMATAN RADIASI PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF DI INTERIM STORAGE-1 SELAMA PERIODE

ANALISIS PERHITUNGAN BERAT KONTAINER SUMBER Ir-192 AKTIVITAS 10 Ci UNTUK BRAKITERAPI HDR

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN RADIASI

PRARANCANGAN SISTEM LOADING DAN UNLOADING PADA KOLOM PENUKAR ION PENGOLAH LIMBAH RADIOAKTIF

KIMIA INTI DAN RADIOKIMIA. Stabilitas Nuklir dan Peluruhan Radioaktif

PENGANGKUTAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT DAN CAIR DARI PENIMBUL KE INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF. Arifin Pusat Teknologi Limbah Radioaktif -BATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II Besaran dan Satuan Radiasi

PENGELOLAAN SUMBER RADIOAKTIF TERBUNGKUS BEKAS DARI INDUSTRI DI PUSAT TEKNOLOGI LIMBAH RADIOAKTIF

OPERASIONAL SISTEM PEMANTAUAN RADIASI SECARA REALTIME DI DAERAH KERJA INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF

EVALUASI KESELAMATAN RADIASI PENGUNJUNG DI TEMPAT PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH RADIOAKTIF

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN LIMBAH RADIOAKTIF DI PUSAT TEKNOLOGI LIMBAH RADIOAKTIF

Dengan klasifikasi tersebut maka konsumen dapat memilih mana yang tepat untuk

PENGELOLAAN LIMBAH SUMBER BEKAS RADIUM-226 BERASAL DARI RUMAH SAKIT DAN PATIR-BATAN

KAJIAN LAJU PAPARAN RADIASI PADA TITIK PENGUKURAN DI REAKTOR KARTINI SEBAGAI DASAR PENENTUAN KONDISI BATAS OPERASI (KBO)

PENGUKURAN LAJU DOSIS PAPARAN RADIASI EKSTERNAL DI AREA RADIOTERAPI RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG. Diterima: 6 Juni 2016 Layak Terbit: 25 Juli 2016

EVALUASI DOSIS RADIASI EKSTERNAL PEKERJA PUSAT RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA ( PRR )

BAB III BESARAN DOSIS RADIASI

2. Dari reaksi : akan dihasilkan netron dan unsur dengan nomor massa... A. 6

EVALUASI DOSIS RADIASI EKSTERNAL PEKERJA PUSAT RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA ( PRR )

PENENTUAN TEBAL PERISAI RADIASI PERANGKAT RADIOTERAPI EKSTERNAL Co-60 UNTUK POSISI PENYINARAN

PEMERIKSAAN KUALITAS BOOM FOOT MENGGUNAKAN TEKNIK UJI TAK RUSAK

PEMANTAUAN LINGKUNGAN DI SEKITAR PUSAT PENELITIAN TENAGA NUKLIR SERPONG DALAM RADIUS 5 KM TAHUN 2005

FISIKA MODERN UNIT. Radiasi Benda Hitam. Hamburan Compton & Efek Fotolistrik. Kumpulan Soal Latihan UN

PEMBUATAN NANOPARTIKEL EMAS RADIOAKTIF DENGAN AKTIVASI NEUTRON

Oleh ADI GUNAWAN XII IPA 2 FISIKA INTI DAN RADIOAKTIVITAS

PERANCANGAN KONTAINER LIMBAH REFLEKTOR PADA PROGRAM DEKOMISIONING REAKTOR RISET TRIGA MARK II BANDUNG

RADIOKIMIA Tipe peluruhan inti

PELURUHAN RADIOAKTIF

Widyanuklida, Vol. 15 No. 1, November 2015: ISSN

IRADIASI NEUTRON PADA BAHAN SS316 UNTUK PEMBUATAN ENDOVASCULAR STENT

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PRODUKSI IODIUM-125 MENGGUNAKAN TARGET XENON ALAM

PERANCANGAN RUANGAN RADIOGRAFI MEDIK DI SEKOLAH TINGGI TEKNIK NUKLIR

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

RADIOKALORIMETRI. Rohadi Awaludin

PENGUKURAN DOSIS PAPARAN RADIASI DI AREA RUANG CT SCAN DAN FLUOROSKOPI RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG. Novita Rosyida

KAJIAN DAMPAK PENERAPAN BSS-115 DI FASILITAS RADIOTERAPI DAN INDUSTRI DI INDONESIA

Perancangan Keselamatan Ruangan Radiologi Pesawat Sinar-X Di PSTA BATAN Yogyakarta

Jumlah Proton = Z Jumlah Neutron = A Z Jumlah elektron = Z ( untuk atom netral)

EVALUASI PENGENDALIAN KESELAMATAN RADIASI DAN NON RADIASI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF TAHUN

PROGRAM JAMINAN KUALITAS PADA PENGUKURAN. RADIONUKLIDA PEMANCAR GAMMA ENERGI RENDAH:RADIONUKLIDA Pb-210

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD 01) FISIKA INTI

PERHITUNGAN KETEBALAN BAHAN PERISAI Pb SEBAGAI KONTAINER ISOTOP Ir-192 UNTUK BRAKITERAPI MENGGUNAKAN SOFTWARE MCNP

PEMANTAUAN PAPARAN RADIASI DAN KONTAMINASI RADIOAKTIF DI RUANG PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH RADIOAKTIF PTKMR-BATAN

PENGUKURAN KONSENTRASI RADON DALAM TEMPAT PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF. Untara, M. Cecep CH, Mahmudin, Sudiyati Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

KAJIAN PENERIMAAN DOSIS RADIASI PADA PEKERJA D.A.LAM PROSES DISMANTLIN(3 SUMBER BEKAS

PENGGUNAAN SINAR-X KARAKTERISTIK U-Ka2 DAN Th-Ka1 PADA ANALISIS KOMPOSISI ISOTOPIK URANIUM SECARA TIDAK MERUSAK

EVALUASI PENGENDALIAN KESELAMATAN RADIASI DAN NON RADIASI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF TAHUN

BAB V Ketentuan Proteksi Radiasi

BAB II RADIASI PENGION

KAJIAN KESELAMATAN PADA PROSES PRODUKSI ELEMEN BAKAR NUKLIR UNTUK REAKTOR RISET

RADIOKIMIA Pendahuluan Struktur Inti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

adukan beton, semen dan airmembentuk pasta yang akan mengikat agregat, yang

Suhaedi Muhammad, Rimin Sumantri PTKMR BATAN

ANALISIS PERHITUNGAN KETEBALAN PERISAI RADIASI PERANGKAT RIA IP10.

: PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SISTEM PENGANGKUTAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT, CAIR DAN GAS. Arifin Pusat Teknologi Pengolahan Limbah Radioaktif

ANALISIS WAKTU PELURUHAN TERHADAP PERSYARATAN DOSIS RADIOISOTOP UNTUK PEMERIKSAAN GONDOK

TEORI DASAR RADIOTERAPI

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

ANALISIS DOSIS RADIASI PADA KOLAM AIR IRADIATOR GAMMA 2 MCi MENGGUNAKAN MCNP

PREDIKSI DOSIS PEMBATAS UNTUK PEKERJA RADIASI DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL

EVALUASI PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS ALPHA DAN BETA DI PERMUKAAN LANTAI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2009

Pembahasan soal UAS Fisika dan Kimia Dasar 2

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG NILAI BATAS RADIOAKTIVITAS LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMANTAUAN PAPARAN RADIASI LINGKUNGAN DI PUSAT PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLIR TAHUN 2011

Penentuan Dosis Gamma Pada Fasilitas Iradiasi Reaktor Kartini Setelah Shut Down

PERANCANGAN KONSUL UNTUK OPERATOR PADA PEREKAYASAAN PESAWAT SINAR-X MAMOGRAFI

VII. PELURUHAN GAMMA. Sub-pokok Bahasan Meliputi: Peluruhan Gamma Absorbsi Sinar Gamma Interaksi Sinar Gamma dengan Materi

EVALUASI KEGIATAN PROTEKSI RADIASI DALAM PROSES PEMINDAHAN BAHAN PASCA IRADIASI

EVALUASI PENGARUH POLA ALIR UDARA TERHADAP TINGKAT RADIOAKTIVITAS DI DAERAH KERJA IRM

PERANCANGAN HANDLING TOOL OUTER CONTAINER LIMBAH IRM DI IPSB3

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PEMANTAUAN DOSIS RADIASI INTERNAL DENGAN WBC UNTUK PEKERJA PUSAT TEKNOLOGI LIMBAH RADIOAKTIF SERPONG TAHUN 2012

DESAIN DAN PEMBUATAN PENDUKUNG MEKANIK PADA PROTOTIPE PERANGKAT SISTEM PENCITRAAN PETI KEMAS DENGAN TEKNIK SINAR GAMMA

PENGUKURAN DAN EVALUASI KESELAMATAN TERHADAP BAHAYA RADIASI EKSTERNA DI PTAPB-BATAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 9, Oktoberl 2006

Desain Ulang Shielding Ruangan Linear Accelerator (Linac) untuk Keselamatan Radiasi Di Gedung 14 PSTA-BATAN Yogyakarta

PELURUHAN GAMMA ( ) dengan memancarkan foton (gelombang elektromagnetik) yang dikenal dengan sinar gamma ( ).

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT AKTIVITAS RENDAH TERKONTAMINASI AKTINIDA DENGAN METODE REDUKSI VOLUME

Transkripsi:

ABSTRAK PRA RANCANGAN KONTAINER TEMPAT PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF SUMBER TERBUNGKUS 192 Ir Suhartono, Suparno, Suryantoro Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN PRARANCANGAN KONTAINER TEMPAT PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF SUMBER TERBUNGKUS 192 Ir. Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR) Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) menerima banyak limbah radioaktif berupa sumber radioaktif 192 Ir yang telah digunakan oleh industri penyedia jasa uji tak merusak (radiografi). Telah dilakukan pra rancangan kontainer tempat penyimpanan limbah radioaktif sumber terbungkus 192 Ir. Ketebalan dinding kontainer dihitung dengan software MicroShield 7.02 keluaran Grove Software, Inc. Lynchburg, Virginia, USA. Kontainer tersebut dirancang mampu menyimpan 192 Ir berupa sumber titik sampai dengan aktivitas 1000 Ci. Kontainer berupa kotak berongga terbuat dari timbal (Pb) dan besi karbon steel dengan dimensi luar 42 cm x 52 cm x 57 cm dengan ketebalan timbal 15,5 cm dan ketebalan karbon steel 0,5 cm. Ruang kosong bagian dalam kontainer berdimensi 10 cm x 20 cm x 25 cm. Berdasarkan perhitungan menggunakan software MicroShield 7.02, sumber radioaktif 192 Ir yang memiliki aktivitas 1000 Ci akan memancarkan laju paparan radiasi sebesar 0,7328 µsv/jam pada sisi luar permukaan kontainer, dan laju paparan radiasi ini dianggap sudah aman sehingga lokasi di sekitarnya dapat dikelompokkan sebagai kategori daerah pengawasan dengan tingkat radiasi sangat rendah (0,4 < D < 2 msv). Kata kunci : kontainer, 192 Ir, limbah radioaktif, sumber terbungkus, MicroShield 7.02 ABSTRACT PREDESIGN OF CONTAINER FOR STORAGE OF 192 Ir SEALED SOURCE RADIOACTIVE WASTE. Radioactive Waste Technology Center (PTLR) - National Nuclear Energy Agency (BATAN) received a lot of radioactive waste in the form of spent 192 Ir radioactive source which was used by the service provider industry of non-destructive testing (radiography). It has been done the pre designing of container for storage of 192 Ir sealed source radioactive waste. The thickness of container s wall was calculated by using MicroShield 7.02 software from Grove Software, Inc.. Lynchburg, Virginia, USA. The container is designed to be capable of storing an 192 Ir point source with activity up to 1000 Ci. The container was a hollow box made of lead (Pb) and iron-carbon steel with outer dimensions was 42 cm x 52 cm x 57 cm by 15.5 cm thickness of lead and 0.5 cm thickness of iron-carbon steel. The empty space inside the container s dimensions was 10 cm x 20 cm x 25 cm. Based on calculations by using the MicroShield 7.02 software, 192 Ir radioactive source whose activity is 1000 Ci will emit radiation exposure rate of 0.7328 μsv / h at the outer surface of the container. At the rate, radiation exposure is already secure and surrounding locations can be classified as a monitoring zone with very low level of radiation (0.4 < D <2 msv). Keywords : container, 192 Ir, radioactive waste, sealed source, MicroShield 7.02 PENDAHULUAN Undang-undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1997 Tentang Ketenaganukliran dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27 Tahun 2002 Tentang Pengelolaan Limbah Radioaktif mengamanatkan Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR) Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) sebagai badan pelaksana pengelolaan limbah radioaktif di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. PTLR BATAN sebagai badan pelaksana pengelolaan 497

limbah radioaktif secara nasional mempunyai tugas untuk melakukan penelitian, pengembangan dan penerapan teknologi pengelolaan limbah radioaktif dan pelayanan pengelolaan limbah radioaktif [1,2]. Implikasi dari peraturan perundangan tersebut di atas, maka PTLR - BATAN banyak menerima limbah radioaktif yang berasal dari satuan kerja (satker) internal BATAN ataupun dari instansi luar BATAN seperti industri dan rumah sakit. Dalam hal ini PTLR BATAN harus mengelola limbah radioaktif yang diterimanya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Radiasi gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh zat radioaktif dapat dimanfaatkan untuk keperluan tertentu di bidang industri dan kesehatan. Di bidang industri misalnya untuk pengukuran ketebalan (thickness gauging), pengukuran ketinggian (level gauging), teknik sterilisasi, radiografi, dan lainnya. Sedangkan di bidang kesehatan, teknologi nuklir banyak diterapkan untuk tujuan diagnostik dan terapi misalnya pendeteksian fungsi ginjal dan terapi kanker dengan penyinaran radiasi. Sumber radioaktif yang digunakan untuk keperluan industri biasanya berupa sumber tertutup dikemas dalam kapsul dengan integritas yang tinggi dimana di dalam kapsul mengandung radionuklida spesifik dengan derajat kemurnian tinggi [3]. Beberapa radionuklida yang sering digunakan sebagai sumber radiasi di bidang industri dan kesehatan antara lain 55 Fe, 60 Co, 75 Se, 85 Kr, 90 Sr, 109 Cd, 137 Cs, 147 Pm, 192 Ir, 210 Po dan 241 Am. Aktivitas sumber radiasi merupakan fungsi waktu, dimana semakin lama waktu yang digunakan akan semakin berkurang aktivitasnya akibat proses peluruhan. Jika sebuah sumber radiasi telah berkurang aktivitasnya sehingga tidak efektif penggunaannya dan atau tidak digunakan lagi, maka sumber radiasi tersebut dikategorikan sebagai limbah radioaktif sumber terbungkus (LRST). Meskipun sudah tidak digunakan lagi dan menjadi limbah, LRST ini masih berbahaya karena selalu memancarkan sinar radiasi pengion yang dapat berdampak buruk jika menyinari manusia. Oleh karena itu LRST harus dikelola dengan benar agar tidak membahayakan keselamatan masyarakat dan lingkungan [3]. Produksi dan karakteristik 192 Ir. Iridium (Ir) termasuk logam transisi Golongan VIIIB dengan nomor atom (Z) 77. Iridium banyak digunakan sebagai bahan pembentuk paduan logam (alloy) untuk menghasilkan komposit yang bersifat sangat keras dan tahan terhadap korosi. Isotop 192 Ir yang bersifat radioaktif sering digunakan sebagai perunut radioaktif (radiotracer) di bidang industri perminyakan dan sebagai sumber pemancar radiasi gamma untuk mendeteksi cacat logam dan cacat pengelasan pada kegiatan radiografi. Di bidang medis, 192 Ir digunakan pada brakiterapi untuk membunuh sel-sel kanker. Iridium di alam didapati dalam bentuk isotop stabil 191 Ir dan 193 Ir dengan kelimpahan isotop masing-masing 62,7 % dan 37,3 %. Radioisotop 192 Ir biasanya diproduksi dengan cara aktivasi netron terhadap logam iridium di dalam sebuah reaktor nuklir. Penyerapan netron oleh isotop 191 Ir akan menghasilkan 192 Ir, sedangkan penyerapan netron oleh 193 Ir akan menghasilkan 194 Ir. 194 Ir memiliki waktu paro (t½) 19 jam dan akan segera meluruh menjadi isotop stabil 194 Pt. 498

Dalam reaksi aktivasi netron terhadap logam Ir, akan dihasilkan pula radioisotop 192m Ir dan 194m Ir namun dalam jumlah yang sangat sedikit [4]. Radioisotop 192 Ir memiliki t½ 74,2 hari, aktivitas spesifik 9200 Ci/g, faktor gamma (γ) 0,48 R.m 2 /Ci.h. Meluruh dengan cara tangkapan elektron (5 %) menjadi 192 Os dan dengan cara pemancaran β - (95 %) menjadi 192 Pt. Energi yang dipancarkan dari proses peluruhan 192 Ir adalah 0,296 MeV, 0,308 MeV, 0,536 MeV dan 0,672 MeV untuk partikel β - dan 0,317 MeV, 0,468 MeV, 0,604 MeV untuk sinar γ [4]. Untuk tujuan radiografi, sumber radiasi 192 Ir biasanya memiliki panjang total 180 mm. Gambar 1 berikut ini adalah contoh sumber radiasi 192 Ir yang digunakan untuk keperluan radiografi. Seluruh bagian LRST 192 Ir dari industri radiografi Bagian source Gambar 1. Gambar contoh LRST 192 Ir dari industri radiografi. Bagian aktif (source) dari sumber radiasi 192 Ir jenis ini berupa kapsul SS yang di dalamnya berisi sejumlah pellet logam 192 Ir. Panjang kapsul SS adalah 22 mm dan diameternya sebesar 6,3 mm Pada awalnya aktivitas mula-mula dari sebuah sumber radiasi 192 Ir berkisar 75 150 Ci. Seiring dengan umur pemakaian, aktivitas 192 Ir akan berkurang akibat peluruhan. Ketika aktivitas 192 Ir yang terus meluruh tersebut menjadi tinggal 2 5 Ci, maka intensitas pancaran sinar radiasi 192 Ir tidak cukup kuat untuk tujuan radiografi. Selanjutnya sumber radiasi ini akan digolongkan sebagai sumber radiasi bekas dan diperlakukan sebagai limbah radioaktif sumber terbungkus. Meskipun aktivitas sumber radiasi bekas 192 Ir tinggal 2 5 Ci, namun masih memancarkan laju paparan radiasi yang tinggi. Sebuah sumber bekas 192 Ir dengan aktivitas 3 Ci akan memberikan laju paparan radiasi sebesar 1,445 R/jam pada jarak 1 m dengan medium udara. Disamping berpotensi memberikan dampak buruk bagi kesehatan pekerja yang menangani, juga akan menimbulkan kesulitan secara teknis dan peraturan mengingat Nilai Batas Dosis (NBD) seorang pekerja radiasi yang diperbolehkan adalah maksimal 5 rem (50 msv) per tahun [5]. Diagram alir berikut ini menunjukkan strategi umum pengelolaan sumber radiasi terbungkus tidak digunakan [6] : 499

Gambar 2. Diagram alir pengelolaan sumber radiasi terbungkus tidak digunakan Berdasarkan data karakteristik di atas diketahui bahwa waktu paro 192 Ir adalah 74,2 hari, maka 192 Ir dikelompokkan sebagai radionuklida berumur sangat pendek (very short lived). Dengan demikian strategi pengelolaan yang tepat untuk LRST 192 Ir adalah dengan teknik simpan dan luruhkan (decay storage). Dengan teknik ini, setelah disimpan selama beberapa tahun diharapkan aktivitas LRST 192 Ir sudah meluruh sampai tingkat yang aman untuk dilakukan pelepasan klirens. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan terhadap jasa uji tak merusak dengan teknik radiografi, maka volume pelimbahan LRST 192 Ir 500

yang diterima oleh PTLR juga cukup besar. Di sisi lain aktivitas 192 Ir ketika dilimbahkan berkisar antara 2 5 Ci akan memancarkan paparan radiasi tinggi yang rata-rata mencapai 1,445 R/jam pada jarak 1 m dengan medium udara. Dengan pertimbangan-pertimbangan seperti tersebut di atas, maka perlu dirancang dan dibuat kontainer tempat penyimpanan LRST 192 Ir yang mampu menyimpan banyak LRST 192 Ir secara aman. Dengan demikian dapat diperoleh efisiensi ruang penyimpanan dan terpenuhinya syarat-syarat keselamatan radiasi. METODOLOGI Rancangan kontainer tempat penyimpanan limbah radioaktif sumber terbungkus 192 Ir yang telah dihitung dengan menggunakan software MicroShield 7.02 keluaran Grove Software, Inc. Lynchburg, Virginia, USA, dengan asumsi sumber 192 Ir berupa sumber titik dengan aktivitas 1000 Ci. HASIL DAN PEMBAHASAN Kontainer tempat penyimpanan LRST 192 Ir dirancang agar laju paparan radiasi pada kontak permukaan dinding luar tidak melebihi 1 µsv/jam, sehingga ketika ditempatkan di ruangan penyimpanan sementara limbah radioaktif (interim storage) laju paparan radiasi di ruang tersebut masih dalam kategori daerah pengawasan dengan tingkat radiasi sangat rendah (0,4 < D < 2 msv) [5]. Hal ini juga dimaksudkan untuk memenuhi Peraturan Kepala BAPETEN No. 7 Tahun 2009 Tentang Keselamatan Radiasi Dalam Penggunaan Peralatan Radiografi Industri yang menyebutkan bahwa tingkat radiasi di luar gedung penyimpanan tidak boleh melebihi 0,5 µsv/jam [7]. Dengan pertimbangan peraturan di atas dan ketebalan kontainer 15,5 cm timbal dan 0,5 cm besi maka perhitungan dengan menggunakan software MicroShield 7.02 memberikan hasil seperti terlihat pada gambar 3. Dari perhitungan ini terlihat bahwa jika sumber titik 192 Ir yang memiliki aktivitas 1000 Ci disimpan dalam sebuah kontainer yang terbuat dari timbal setebal 15,5 cm dan besi setebal 0,5 cm, maka laju paparan radiasi pada kontak permukaan sisi luar kontainer adalah 0,07328 mr/jam ( 0,7328 µsv/jam). Harga laju paparan radiasi ini sudah lebih kecil dari 1 µsv/jam sehingga memenuhi pertimbangan-pertimbangan yang sudah disebutkan di atas. Selanjutnya dirancang sebuah kontainer yang terbuat dari timbal setebal 15,5 cm dan besi setebal 0,5 cm. Kontainer juga dirancang dapat menyimpan LRST 192 Ir dari industri radiografi secara horizontal yang total akumulasi aktivitasnya adalah 1000 Ci. Jika diambil rata-rata sebuah LRST 192 Ir memiliki aktivitas awal 2 Ci, maka kontainer akan dapat menyimpan sebanyak + 500 LRST. Pintu pemasukan LRST 192 Ir berupa sebuah lubang yang memiliki tutup, berdiameter 5 cm agar penjepit panjang (long tong) dapat keluar masuk dengan cepat dan leluasa. Posisi lubang pintu pemasukan ini sekitar 2,5 cm di bawah sisi dalam bagian atas kontainer. 501

Detail rancangan kontainer tempat penyimpanan LRST 192 Ir dapat dilihat pada gambar 4. Tabel 3. Hasil Perhitungan Tebal Penahan Radiasi untuk LRST 192 Ir 1000 Ci menggunakan Software MicroShield 7.02 502

Pintu pemasukan LRST 192 Ir, pemasukan menggunakan long tong (D = 5 cm; posisi : 2,5 cm di bawah sisi atas kotak bagian dalam; memiliki tutup) 25 cm 57 cm 20 cm 10 cm 52 cm 42 cm 8 cm 25 cm 57 cm 57 cm 25 cm 10 cm 20 cm 42 cm 52 cm Tampak Depan Tampak Samping Gambar 4. Prarancangan Kontainer Tempat Penyimpanan LRST 192 Ir Bagian atas kontainer dapat dibuka dan ditutup dengan pengunci berupa mur baut. Hal ini dimaksudkan agar dapat dilakukan pengambilan LRST 192 Ir yang telah disimpan dalam waktu tertentu untuk dilakukan tahap 503

pengelolaan berikutnya misalnya pelepasan secara klirens. Satu buah LRST 192 Ir (t½ = 74,2 hari) yang memiliki aktivitas awal 5 Ci setelah disimpan selama 5 tahun, aktivitasnya tersisa 1,97 x 10-7 Ci akan memberikan laju paparan radiasi sebesar 0,009532 mr/jam ( 0,09532 µsv/jam) pada jarak 10 cm dengan medium udara. Laju paparan radiasi LRST 192 Ir sebesar 0,009532 mr/jam ini sudah aman untuk dilakukan tahap pengelolaan berikutnya ataupun pelepasan klirens. Kontainer tempat penyimpanan LRST 192 Ir ini dirancang dapat menyimpan total akumulasi aktivitas 192 Ir sebesar 1000 Ci. Sedangkan jumlah maksimal batangan LRST 192 Ir yang dapat disimpan dalam kontainer ini dapat diperkirakan sebagai berikut : Luas penampang bagian dalam kontainer = 10 cm x 16 cm (tumpukan LRST Ir- 192 1,5 cm di bawah lubang pemasukan). = 160 cm 2 Luas penampang batangan tiap LRST 192 Ir (D = 6,3 mm) = ¼ x 3,14 x (0,63) 2 cm 2 = 0,3116 cm 2 Jumlah maksimum batangan LRST 192 Ir yang dapat ditampung = = 513 buah. Dengan demikian kontainer ini dapat menyimpan sejumlah LRST 192 Ir dengan total akumulasi aktivitas sebesar 1000 Ci, atau dapat menyimpan LRST 192 Ir dari industri radiografi maksimal 513 batang. Berat total kontainer dapat diperkirakan sebagai berikut : Volume besi karbon steel, V Fe = (52 x 42 x 57)cm 3 (51,5 x 41,5 x 56,5) cm 3 = 3733 cm 3 Berat besi karbon steel (ρ = 7,86 g/cm 3 ), W Fe = 3733 x 7,86 = 29.342 g = 30 kg Volume timbal, V Pb = (51,5 x 41,5 x 56,5) cm 3 (20 x 10 x 25) cm 3 = 115.755 cm 3 Berat timbal (ρ = 11,34 g/cm 3 ), W Pb = 115.755 x 11,34 = 1.312.662 g = 1.312 kg Berat kontainer total, W = W Fe + W Pb = 30 + 1.312 kg = 1.342 kg. Jadi berat total kontainer tempat penyimpanan LRST 192 Ir pada saat kosong adalah 1.342 kg atau 1,342 ton. Timbal (Pb) merupakan bahan untuk membuat penahan radiasi yang baik. Tetapi timbal merupakan logam lunak yang memiliki titik leleh relatif 504

rendah yaitu 327,5 o C sehingga kontainer dari bahan Pb mudah rusak pada suhu sekitar 300 o C. Untuk melindungi terhadap resiko kebakaran sehingga LRST 192 Ir tetap berada di dalam kontainer jika terjadi kebakaran, maka sisi luar kontainer dilapisi dengan kotak dari bahan besi karbon steel dengan ketebalan 0,5 cm. KESIMPULAN Limbah radioaktif sumber terbungkus (LRST) 192 Ir memiliki waktu paro 74,2 hari dapat digolongkan sebagai LRST berumur sangat pendek (very short lived) sehingga strategi pengelolaan yang tepat adalah simpan dan luruhkan sampai mencapai tingkat klirens untuk selanjutnya dilakukan pelepasan klirens. Untuk menyimpan LRST 192 Ir dari radiografi industri yang jumlahnya sangat banyak, telah dirancang kontainer tempat penyimpanan LRST 192 Ir agar efisien tempat, memiliki kapasitas penyimpanan yang besar, mudah dioperasikan dan memenuhi aspek keselamatan radiasi. Kontainer LRST 192 Ir berupa kotak berongga terbuat dari timbal (Pb) dan besi karbon steel dengan dimensi luar 42 cm x 52 cm x 57 cm dengan ketebalan timbal 15,5 cm dan ketebalan karbon steel 0,5 cm. Ruang kosong bagian dalam kontainer sebagai tempat penyimpanan LRST 192 Ir berdimensi 10 cm x 20 cm x 25 cm. Kontainer ini dapat menyimpan sejumlah LRST 192 Ir dengan total akumulasi aktivitas sebesar 1000 Ci, atau dapat menyimpan LRST 192 Ir dari industri radiografi maksimal 513 batang. Berat total kontainer ini adalah 1.342 kg atau 1,342 ton. DAFTAR PUSTAKA [1]. Undang-undang Negara Republik Indonesia No. 10 Tahun 1997 Tentang Ketenaganukliran, 1997 [2]. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27 Tahun 2002 Tentang Pengelolaan Limbah Radioaktif, 2002 [3]. AISYAH, Pengelolaan Sumber Radiasi Bekas Radioterapi, Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Limbah VI, PTLR-BATAN, Halaman, 2008. [4]. Anonim, 192 Ir, Nuclide Safety Data Sheet, available on www.google.co.id diunduh tanggal 6 Agustus 2012. [5]. Surat Keputusan Kepala BAPETEN No. 01/Ka. BAPETEN/V-1999 Tentang Keselamatan Kerja Terhadap Radiasi, 1999. [6]. IAEA, Management of Waste from the Use of Radioactive Material in Medicine, Industry, Agriculture, Research and Education, IAEA Safety Guide No. WS-G-2.7, 2005. [7]. Peraturan Kepala BAPETEN No. 7 Tahun 2009 Tentang Keselamatan Radiasi Dalam Penggunaan Peralatan Radiografi Industri, 2009. 505

506