BAB I PENDAHULUAN. daya manusia (SDM) kita mempunyai keunggulan dan mampu bersaing di bidang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. sendiri dan sejalan dengan kemampuan yang dimiliki peserta didik. dapat dimengerti dan dipahami oleh siswa dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif agar siswa dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha untuk membina dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. akan dapat menghasilkan generasi generasi bangsa yang cerdas, kreatif, inovatif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam kehidupan, pendidikan memegang peranan penting karena

BAB I PENDAHULUAN. bermutu adalah pelaksanaan proses pembelajaran oleh guru yang prosesional yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Guru menjadi komponen yang sangat penting untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. telah banyak yang dilakukan pemerintah, beberapa diantaranya dengan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pemerintah, diantaranya dengan melakukan perbaikan dan

BAB I PENDAHULUAN. terutama yang berkaitan dengan masalah pendidikan. Oleh karena itu dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi sekarang ini kemajuan IPTEK terus berkembang,

I. PENDAHULUAN. Bab I ini membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Guru memegang peranan penting terhadap keberhasilan belajar siswa,

BAB I PENDAHULUAN. siswanya menjadi lebih kritis dan kreatif. Pendidikan merupakan wadah untuk berlatih, berkreasi, mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. diharuskan memiliki profesionalisme yang tinggi dalam proses belajar- mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana dan wahana yang memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam meningkatkan kesejahteraan

BAB. I PENDAHULUAN. Hilman Latief,2014 PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Hasil belajar siswa sangat dipengaruhi oleh kualitas pembelajaran yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Maju atau mundurnya suatu bangsa dilihat dari tinggi atau rendahnya mutu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. hanya mendengarkan, mencatat kemudian menghapal materi pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

BAB I PENDAHULUAN. upaya dalam pencerdasan peserta didik. Peningkatan kualitas pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. kejuruan yang berada di Salatiga. Sekolah ini memiliki 33 orang guru dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat melahirkan sumber daya manusia yang terdidik. Seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. memberi arah bahwa pendidikan adalah kehidupan.maka dari itu kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Berdasarkan Undang-undang No. 20 pasal ke-3 (2003)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wadah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, melalui

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu proses yang tidak hanya sekedar menyerap

BAB I PENDAHULUAN. di lapangan sistem pengelolaan siswa masih menggunakan cara konvensional yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Swasta Eria Medan peneliti mengamati bahwa proses pembelajaran di dalam kelas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan aset masa depan yang menentukan maju

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang masih bersifat teacher-centered karena tidak memerlukan alat

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

BAB I PENDAHULUAN. mendorong seseorang bertindak melakukan sesuatu untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi, dibutuhkan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan cara yang inovatif dan kreatif dalam mengelola kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. didukung oleh pernyataan Spears (dalam Suprijono 2010: 2), Learning is to

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal maupun pendidikan informal. jawab seperti pendidikan keluarga dan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. meningkat seiring dengan perkembangan zaman. pelajaran ekonomi pada Sekolah Menengah Atas (SMA) Kelas X.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu seseorang dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberhasilan proses pembelajaran di sekolah, merupakan faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB I PENDAHULUAN. tingkat menengah yang bertujuan untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) pada era modern ini

BAB I PENDAHULUAN. zaman. Perkembangan zaman tersebut secara tidak langsung menuntut suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan IPA diharapkan menjadi wahana bagi peserta didik untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. menghasilkan, mencipta, sekalipun tidak banyak suatu penciptaan dibatasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. baik agar dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas biasanya masih berfokus

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah pembelajaran IPA di SD Negeri Pakis

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak dapat meningkatkan dan hasil belajar siswa. terbaik dalam menyampaikan materi pelajaran. Agar proses belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam proses peningkatan kualitas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu. tersebut membutuhkan pemikiran yang kritis, sistematis, logis,

BAB I PENDAHULUAN. materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Dari hasil belajar, guru dapat

BAB I PENDAHULUAN. tercipta masyarakat belajar (learning community). Desain kelas dengan metode dan

BAB I PENDAHULUAN. banyak faktor. Salah satunya adalah kemampuan guru menggunakan desain

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. proses terjadinya perubahan prilaku sebagai dari pengalaman. kreatif, sehingga mampu memacu semangat belajar para siswa.

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas, mempunyai daya saing dan berprilaku baik.

Orientasi pada kinerja Individu dalam dunia kerja, 2) justifikasi khusus pada

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam upaya pembentukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. 1994, 2004, KBK(Kurikulum Berbasis Kompetensi), hingga pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, ada beberapa unsur penting

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang terencana diarahkan untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. bagi siswa secara optimal, sedangkan belajar merupakan suatu proses perubahan,

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sikap serta tingkah laku. Di dalam pendidikan terdapat proses belajar,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang menekankan pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. bangsa sebagai generasi penerus demi kemajuan bangsa ini.

BAB I PENDAHULUAN. alam dan kegiatan ekonomi, menuntut guru agar dapat menciptakan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia saat ini masih kurang efektif, dimana proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada proses belajar mengajar ada interkasi atau hubungan timbal balik antara siswa dengan guru, dimana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan berpikir

dapat dialami langsung oleh siswa, hal ini dapat mengatasi kebosanan siswa dan perhatiannya akan lebih baik sehingga prestasi siswa dapat meningkat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nur Inayah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran penting dalam membina kehidupan masyarakat menuju masa depan yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan belajar mengajar yang terjadi, guru selalu memiliki

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan dari sebuah bangsa, sehingga cepat atau. sangat luas terhadap pembangunan di sektor lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Guru menempati posisi dan peran penting dalam pendidikan, karena guru

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya yang profesional adalah aspek yang saling berkaitan. dapat meningkat sesuai dengan yang diharapkan.

BAB 1 PENDAHULUAN. jaman. Oleh karena itu pendidikan sangat cepat perkembanganannya semua ini

BAB I PENDAHULUAN. kualitasnya sehingga harapan dan cita-cita pendidikan dapat tercapai.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Untuk itu guru harus menata kegiatan. sesuai dengan situasi dilingkungan siswa itu sendiri.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu wahana yang dapat mewujudkan peningkatan sumber daya manusia sebagai tenaga terdidik dan terampil. Arah kebijakan pendidikan kita ke depan mengisyaratkan bahwa kompetensi tamatan SMA/ SMK sederajat diharapkan memiliki dasar humaniora untuk menerapkan kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Program pendidikan ke depan harus menjawab dan menghadapi tantangan sehingga sumber daya manusia (SDM) kita mempunyai keunggulan dan mampu bersaing di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang dilandasi dengan berwawasan lingkungan. Proses pendidikan di sekolah dilaksanakan harus dilaksanakan sesuai dengan tujuan pendidikan yang terencana. Proses pendidikan yang terencana itu diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran. Pendidikan antara proses dan hasil belajar harus sejalan dengan seimbang. Pendidikan yang hanya mementingkan salah satu diantaranya tidak akan dapat membentuk manusia yang berkembang secara utuh. Suasana belajar dan pembelajaran itu diarahkan agar peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya. Tugas pendidikan adalah mengembangkan potensi yang dimiliki anak didik, bukan menjejalkan materi pelajaran atau memaksa agar anak dapat menghapal data dan fakta. Proses pendidikan berujung

2 kepada pembentukan sikap, pengembangan kecerdasan atau intelektual, serta pengembangan keterampilan anak sesuai dengan kebutuhan. Ketiga aspek inilah (sikap, kecerdasan, dan keterampilan) arah dan tujuan pendidikan yang harus diupayakan. Sekarang ini, pelaksanaan pendidikan di sekolah belum sesuai dengan tujuan Pendidikan. Hal ini terbukti dengan salah satu sekolah yang menjadi obyek pengamatan penulis di SMK Swasta Nur Azizi Medan kelas X.Ak-2 pada mata pelajaran akuntansi. Dimana, di dalam proses pembelajaran, anak kurang di dorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghapal informasi, otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran seperti ini membuat siswa merasa bosan, hal ini terlihat dari aktivitas yang ditunjukkan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung kurang baik. Kecenderungan siswa yang selalu pasif dalam menerima pelajaran, malas bertanya, dan tidak fokus pada materi pelajaran. Pada saat mengajar, guru terlalu terfokus pada materi tanpa memperhatikan siswa apakah siswa sudah memahami konsep materi itu dengan baik. Ketika guru akuntansinya mengadakan ujian formatif pertama, banyak siswa yang masih belum tuntas dalam mengerjakan ujian tersebut. Dari 30 siswa dalam satu kelas yang tuntas 16 orang yang memenuhi kriteria ketuntasan minimum. Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) ditetapkan sekolah sebesar 75.

3 sedangkan 14 orang siswa atau sekitar 47% lainnya belum tuntas mencapai KKM. Hal ini disebabkan karena dalam proses belajar mengajar, guru masih sering menggunakan metode konvensional. Dalam proses pembelajaran Akuntansi yang dilakukan di SMK Swasta Nur Azizi Tanjung Morawa, guru harus dapat menerapkan pembelajaran yang lebih bermakna bagi siswa. Hal ini juga berlaku untuk mata pelajaran Akuntansi agar siswa menyukai pelajaran akuntansi. Mata pelajaran akuntansi merupakan salah satu mata pelajaran yang membutuhkan analisis dan pemahaman yang tinggi. Oleh karena itu, seorang guru harus mampu menerapkan strategi yang tepat dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi. Untuk itu, perlu dilakukan pembaharuan dalam pembelajaran agar tujuan pembelajaran tercapai. Seorang guru yang merencanakan pengajarannya, lebih dahulu harus memikirkan strateginya dan setelah menentukan suatu alternatif barulah guru merencanakan pembelajaran atau desain instruksional. Terutama dalam menentukan strategi yang tepat akan sangat menentukan keberhasilan siswa dalam pembentukan kecakapan hidup (life skill) siswa yang berpijak pada lingkungan sekitar. Salah satu usaha yang dilakukan adalah dengan menerapkan strategi pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) yang diintegrasikan dengan konsep life skill. Strategi Contextual teaching and learning (CTL) dalam pengintegrasian life skill merupakan suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan sendiri materi yang dipelajarinya dan dihubungkan dengan situasi

4 kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka dengan mencerminkan kemampuan efektif, kognitif dan psikomotorik yang diakomodikasikan secara integratif dan proporsional. CTL merupakan strategi yang melibatkan siswa secara penuh dalam proses pembelajaran. Siswa didorong untuk beraktivitas mempelajari materi pelajaran sesuai dengan topik yang akan dipelajarinya. Belajar dalam konteks CTL bukan sekedar mendengar dan mencatat, tetapi belajar adalah proses pengalaman langsung. Melalui proses berpengalaman itu diharapkan perkembangan siswa secara utuh, yang tidak hanya berkembang aspek kognitif saja, tetapi juga aspek afektif dan psikomotorik. Ketiga aspek inilah yang menjadi konsep dari life skill itu sendiri. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Penerapan Strategi Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam Pengintegrasian Life Skill untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas X-Ak.2 SMK Swasta Nur Azizi Tanjung Morawa T.A 2011-2012. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana cara meningkatkan aktivitas belajar akuntansi siswa di kelas X- Ak.2 SMK Swasta Nur Azizi Tanjung Morawa? 2. Bagaimana cara meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa di kelas X- Ak.2 SMK Swasta Nur Azizi Tanjung Morawa?

5 3. Apakah dengan menerapkan Strategi Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam pengintegrasian life skill dapat meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa di kelas X-Ak.2 SMK Swasta Nur Azizi Tanjung Morawa? 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, permasalahan yang ada dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah dengan menerapkan strategi Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam pengintegrasian life skill dapat meningkatkan aktivitas belajar akuntansi siswa di kelas X Ak-2 SMK Swasta Nur Azizi Tanjung Morawa? 2. Apakah dengan menerapkan strategi Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam pengintegrasian life skill dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa di kelas X Ak-2 SMK Swasta Nur Azizi Tanjung Morawa T.A 2011/2012? 3. Apakah ada korelasi antara aktivitas dan hasil belajar siswa? 1.4 Pemecahan Masalah Untuk memecahkan masalah diatas, penulis bekerja sama dengan guru mata pelajaran akuntansi dalam menerapkan strategi Contextual Teaching and Learning (CTL) yang diintegrasikan dengan konsep life Skill dalam proses belajar mengajar guna meningkatkan aktivitas dan hasil belajar akuntansi di SMK Swasta Nur Azizi Tanjung Morawa.

6 Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam pengintegrasian life skill pada mata pelajaran akuntansi merupakan strategi pembelajaran yang mengajak siswa untuk berpikir, memahami pelajaran dengan contoh nyata yang ada di lingkungan sekolah, sehingga implementasi materi ajar dalam proses pembelajaran harus dikonstruksikan dengan mengacu pada kompetensi dan kemampuan dasar yang mencerminkan kemampuan afektif, kognitif, dan psikomotorik yang diakomodasikan secara integratif dan proporsional. Konsep Life skill pada dasarnya berpegang pada empat pilar pembelajaran seperti learning to know, learning to do, learning to be, and learning to live together. Keempat pilar ini harus dikaitkan dengan konsep dalam CTL itu sendiri. Agar apa yang menjadi tujuan dalam pembelajaran itu tercapai dengan maksimal. Penerapan strategi ini dimulai dengan hal-hal kenyataan yang diketahui dan dipahami siswa, selanjutnya guru memberi motivasi kepada siswa bahwa materi ini sangat berguna. Disini guru harus mendorong siswa agar tertarik untuk mengetahui hal-hal yang baru (learning to know). Untuk membentuk aspek kognitif siswa, terlebih dahulu menjelaskan materi/ keterampilan baru (learning to do). Disini guru harus mengaitkan antara materi pelajaran dengan pengetahuan yang sudah ada pada siswa. Selanjutnya untuk membentuk aspek psikomotorik siswa, seorang guru harus mampu melibatkan siswa secara aktif dalam menafsirkan dan memahami materi ajar baru (learning to be). Selanjutnya siswa diberi contoh kasus agar bisa memecahkan soal tersebut (learning to do), dan hal ini diharapkan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.

7 Dalam CTL, guru melibatkan penekanan pada kaitan struktural, yaitu kaitan antara materi pelajaran dengan berbagai aspek kehidupan di dalam lingkungan (learning to live together). Melalui penerapan CTL di kelas, diharapkan aktivitas siswa meningkat. Karena siswa tidak hanya mendengar, menerima, dan mengingat tetapi belajar dari pengalaman secara langsung. Melalui proses pengalaman ini, diharapkan perkembangan siswa terjadi secara utuh, tidak hanya berkembang aspek kognitifnya saja tetapi juga aspek psikomotorik dan afektif. Berdasarkan uraian di atas, maka pemecahan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah Penerapan Strategi Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam pengintegrasian life skill diharapkan dapat meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas X-Ak.2 SMK Swasta Nur Azizi Tanjung Morawa Tahun Ajaran 2011/ 2012. 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah dan rumusan masalah diatas, yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa kelas X-AK.2 SMK Swasta NUR AZIZI Tanjung Morawa Tahun ajaran 2011/ 2012 melalui penerapan Strategi Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam pengintegrasian life skill. 2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas X-AK.2 SMK Swasta NUR AZIZI Tanjung Morawa Tahun ajaran 2011/ 2012 melalui

8 penerapan Strategi Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam pengintegrasian life skill. 3. Untuk mengetahui hubungan antara aktivitas dan hasil belajar siswa kelas X-AK.2 SMK Swasta NUR AZIZI Tanjung Morawa Tahun ajaran 2011/ 2012 melalui penerapan Strategi Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam pengintegrasian life skill. 1.6 Manfaat Penelitian Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah : 1. Menambah pengetahuan peneliti mengenai penerapan Strategi Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam pengintegrasian life skill dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa. 2. Sebagai bahan masukan bagi guru dan pihak sekolah di SMK Swasta Nur Azizi Tanjung Morawa dalam menggunakan Strategi Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam pengintegrasian life skill untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. 3. Sebagai referensi dan bahan masukan bagi civitas akademis fakultas ekonomi Universitas Negeri Medan dan pihak lain yang melakukan penelitian yang sejenis.