PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PENGUASAAN KONSEP-KONSEP FISIKA. M. Gade ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CTL) DAN TEORI BANDURA. A. Konsep Dasar Strategi Pembelajaran Kontekstual (CTL)

Pendekatan Kontekstual (CTL) dalam KTSP pada Pembelajaran di SD

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL. contextual teaching and learning

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan

BAB I PENDAHULUAN BAB II PEMBAHASAN Contextual Teaching and Learning

PENERAPAN KONSEP DASAR CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING(CTL) DALAM PEMBELAJARAN FRANÇAIS DU TROURISME

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari bahan yang dipelajari (Winkel, 1996). Menurut Bloom dalam Winkel

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR STATISTIKA

Condition of Ind. Ind.Condition-1. Ind.Condition-2. The Rural. Ind. Rural Policy. Rulal Educational. Higher Education. Non Formal Ed.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rasa puas ini (atau lebih tepat barangkali. membangkitkan rasa ingin tahu lebih lanjut yang memerlukan pemuas.

LEMMA VOL I NO. 2, MEI 2015

II. TINJAUAN PUSTAKA. Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah pembelajaran yang menekankan

MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MELALUI METODE KONTEKSTUAL

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bantu memecahkan masalah dalam berbagai bidang ilmu. Salah satu

ZULFA SAFITRI A54F100040

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dinamis yang senantiasa. dari kemajuan ilmu dan teknologi yang menuntut lembaga-lembaga untuk

BAB II KAJIAN TEORI. Pembelajaran merupakan proses komunikasi du arah, mengajar dilakukan oleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL PADA BAHAN AJAR GEOMETRI DAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR. Oleh TITA ROSTIAWATI 1 MAULANA 2 ABSTRAK

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA POKOK BAHASAN PENJUMLAHAN PECAHAN DI KELAS V SD NEGERI NO

DASAR FILOSOFI. Manusia harus mengkontruksikan pengetahuan pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Pembelajaran Matematika Sekolah dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengajaran dan pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan oleh siswa kelas VII SMPN 1 Bandar Lampung. Berdasarkan hasil

BAB I PENDAHULUAN. keluaran ( Output ) dengan kompetensi tertentu. Proses belajar dan pembelajaran

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL)

FIELD STUDY: PEMBELAJARAN CONTECTUAL TEACHING LEARNING (CTL) UNTUK MATERI-MATERI FISIOGRAFIS 1

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. setelah mengalami pengalaman belajar. Dalam Sudjana (2008:22), hasil belajar

BAB II KAJIAN TEORITIS

KAJIAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL GURU BAHASA INDONESIA SMA NEGERI MAROS

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. Secara umum pengertian pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAMAN PUSTAKA. A. Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Pemahaman Peredaran Darah. mempertinggi, sedangkan kemampuan. artinya kecakapan.

Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gaya Magnet di Kelas V SDN 2 Labuan Lobo Toli-Toli

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sebagai akibat dari pengalaman dan latihan. Belajar bukan sekedar

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.)

BAB I PENDAHULUAN. dan ilmu atau pengetahuan. Tujuan pembelajaran matematika adalah terbentuknya

BAB 1I KAJIAN PUSTAKA Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL)

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Mosharafa Jurnal Pendidikan Matematika Volume 3, Nomor 2, Mei 2014

PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap Peningkatan Hasil Belajar Mengenai Kesebangunan dan Simetri Siswa Sekolah Dasar

Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Siswa Kelas IV SDN 3 Siwalempu Melalui Pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. Komputer dan Jaringan untuk kelas XI D memiliki kapasitas 36 orang siswa.

I. PENDAHULUAN. berkembang sesuai dengan kemajuan zaman. Pendidikan juga merupakan salah

Oleh: Dra. Masitoh, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Nendi Rohaendi,2013

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Belajar merupakan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan IPA diharapkan menjadi wahana bagi peserta didik untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran dalam Satyasa (2007:3) diartikan sebagai semua benda

BAB I PENDAHULUAN. belajar dengan berbagai metode, sehingga peserta didik dapat melakukan

Drs. H. MAHDUM MA, M.Pd. Dosen Bahasa Inggris FKIP UNRI Hp , Fax: (0761)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya dengan menempuh perbaikan di bidang pendidikan. Pendidikan

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA INDONESIA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Atik Sukmawati, 2013

BAB II KAJIAN PUSTAKA

IDA FITERIANI ISWATUN SOLEKHA

BAB II KAJIAN TEORI. dapat diketahui hasilnya melalui penilaian proses dan penilaian hasil. Hasil

I. PENDAHULUAN. ini adalah dengan menetapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

BAB II LANDASAN TEORI. suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN PARADIGMA. bersifat membentuk atau merupakan suatu efek.

Kelebihan Kelemahan Model Belajar Kontekstual

Model Pembelajaran Konstekstual dalam Bidang Studi Ekonomi Pendahuluan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning. suatu pendekatan metode dan teknik pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi telah menyentuh segala aspek kehidupan dan melahirkan

II KAJIAN PUSTAKA. hasil belajar siswa meningkat (Wardani, 2008:1.4) Dalam proses pembelajaran apabila penguasaan siswa terhadap materi yang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN

PENGARUH CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

Apa itu CTL? M n e g n a g p a a p a h a h r a us u s C TL

BAB I PENDAHULUAN. intelektual siswa. Dalam lembaga formal proses reproduksi sistem nilai dan budaya

Skripsi OLEH: REDNO KARTIKASARI K

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Tentang Pembelajaran Pelajaran IPA Pengertian IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sering disebut juga sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kegiatan belajar di sekolah dan usaha yang dapat menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sikap serta tingkah laku. Di dalam pendidikan terdapat proses belajar,

Pendekatan Contextual Teaching and Larning (CTL)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah pendekatan (approach) dalam pembelajaran memiliki kemiripan

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTEKTUAL PADA MATERI PEMBELAJARAN ATURAN SINUS DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI MAN TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan guru dalam mengembangkan kemampuan siswa SD khususnya. bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sangat diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang dinilai

Transkripsi:

PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PENGUASAAN KONSEP-KONSEP FISIKA M. Gade ABSTRAK Pendekatan kontekstual merupakan strategi pembelajaran yang menekankan pada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dengan menghubungkan sistematis dan dunia nyata, sehingga dapat mendorong siswa untuk menerapkan dalam kehidupannya dengan mengamati, memahami dan memanfaatkan gejala-gejala alam. Pendekatan kontekstual juga merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada dalam rangka memperoleh dan menambah pengetahuan baru. Kata Kunci : Kontekstual, Strategi, Perilaku 1. Pendahuluan Pendekatan konstektual atau realistic dalam pembelajaran yang lebih dikenal dengan Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep pembelajaran yang membantu guru untuk mengaitkan antara materi pengajaran dengan kondisi peserta didik, yang dapat mendorong siswa untuk mengkaitkan antara pengetahuan yang dipelajarinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari pada keluarga dan masyarakat. Pelajaran fisika merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempunyai peranan penting dalam perkembangan teknologi dengan karakteristik tertentu. Nursyamsuddin (2003) Mata pelajaran fisika di SMA dikembangkan dengan mengacu pada pengembangan fisika yang ditunjukkan untuk mendidik siswa agar mampu mengembangkan observasi dan experimentasi serta berfikir ta at azas. Hal ini didsari oleh tujuan pelajaran fisika itu sendiri yakni mengamati, memahami dan memanfaatkan gejala-gejala alam yang melibatkan zat, materi, dan energi. Kemampuan observasi dan eksperimentasi ini lebih ditekankan pada melatih kemampuan berfikir, eksperimental yang mencakup tata laksana percobaan dengan mengenal peralatan yang digunakan dalam pengukuran baik di dalam laboratorium maupun di alam sekitar kehidupan siswa. 2. Strategi Pembelajaran Kontekstual Pengertian dan Konsep Dasar Kontekstual Kontekstual (Contextual) berasal dari kata Context yang berarti hubungan, konteks, suasana dan keadaan. Sehingga Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat diartikan

sebagai suatu pembelajaran yang berhubungan dengan suasana tertentu. Secara umum Contekstual mengandung arti : yang berkenaan, relevan, yang membawa maksud, makna dan kepentingan. Kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan perencanaan dalam kehidupan mereka seharihari. Sanjaya (2006) Contextual Teaching and Learning (CTL), adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang di pelajari dan menghubungkannya dengan situasi dan kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. Pendekatan CTL diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalaminya. Dalam konteks itu, siswa perlu mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya, dalam status apa mereka, dan bagaimana mencapainya. Mereka sadar bahwa yang mereka pelajari berguna bagi kehidupannya nanti. Dalam kelas kontekstual, guru berusaha membantu siswa mencapai tujuan. Maksudnya guru lebih banyak berurusan dengan strategi dari pada memberikan informasi. Tugas guru adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja sama untuk menemukan pengetahuan dan keterampilan diperoleh dengan menemukan sendiri bukan apa kata guru. CTL adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menentukan materi yang dipelajari dengan menghubungkan situasi dan dunia nyata sehingga mendorong siswa unuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. Dari konsep diatas ada tiga hal yang harus dipahami. Pertama, CTL menekankakan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi, artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara langsung; kedua, CTL mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi dan kehidupan nyata, artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Ketiga, CTL mendorong siswa untuk dapat menerapkan dalam kehidupan, artinya CTL bukan hanya mengharapkan siswa dapat memahami materi yang dipelajarinya, akan tetapi bagaimana materi pelajaran itu dapat mewarnai perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Lima karakteristik penting dalam proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan CTL antara lain :

a. Dalam CTL, pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activing knowledge), artnya apa yang akan dipelajari tidak terlepas dari pengetahuan yang sudah dipelajari. b. Pembelajaran yang kontekstual adalah belajar dalam rangka memperoleh dan menambah pengetahuan baru (acquiring knowledge), pengetahuan baru itu di peroleh secara deduktif, artinya pembelajaran dimulai dengna mempelajari secara keseluruhan. c. Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge), artinya pengetahuan yang diperoleh bukan untuk dihafal tetapi untuk dipahami dan diyakini. d. Mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying knowledge), artinya pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa. e. Melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi pengembangan dan pengetahuan. Asas Pembelajaran Kontekstual Kontekstual sebagai suatu pendekatan pembelajaran yang memiliki 7 asas. Asas inilah yang melandasi pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL, sebagai berikut : a. Konstruktivisme Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman. Menurut pengembangan filsafat Konstruktivisme Mark Baldwin dan diperdalam oleh Jean piaget menganggap bahwa pengetahuan itu berbentuk bukan hanya dari objek semata, tetapi juga dari kemampuan individu sebagai subjek yang menangkap setiap objek yang diamatinya. Menurut Konstruktivisme, pengetahuan itu berasal dari luar, akan tetapi di konstruksi diri seseorang. Oleh sebab itu, pengetahuan terbentuk oleh dua faktor penting, yaitu objek yang menjadi bahan pengamatan dan kemampuan subjek untuk menginterprestasi objek tersebut, kedua faktor itu sama pentingnya. b. Inkuiri (Penemuan) Inkuiri artinya proses pembelajaran di dasarkan padaa pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis. Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta hasil dari mengingat, akan tetapi hasil perencanaan, guru bukanlah mempersiapkan sejumlah materi yang harus

dihafal, akan tetapi merancang pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat menemukan sendiri materi yang harus di pahaminya. Secara umum proses inkuiri dapat dilakukan melalui beberapa langkah yaitu : merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis berdasarkan data yang ditemukan dan membuat kesimpulan. Dengan demikian, siswa didorong untuk menemukan masalah jika masalah telah dipahami dengan batasan-batasan yang jelas. Selanjutnya siswa dapat mengajukan hipotesis atau jawaban sementara sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan. Asas inkuiri ini penting dalam pembelajaran CTL karena melalui proses berfikir yang sistematis diharapkan siswa dapat memiliki sifat ilmiah, rasional dan logis yang kesemuanya itu diperlukan sebagai dasar pembentukan kreativitas. c. Questioning (Bertanya) Belajar pada hakikatnya adalah bertanya dan menjawab pertanyaan. Bertanya dapat dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan setiap individu, sedangkan menjawab pertanyaan mencerminkan kemampuan seseorang dalam berfikir. Dalam proses pembelajaran melalui CTL, guru tidak menyampaikan informasi begitu saja, akan tetapi memancing agar siswa dapat menemukan sendiri. Karena peran bertanya sangat penting, sebab melalui pertanyaan-pertanyaan guru dapat membimbing dan mengarahkan siswa untuk menemukan setiap materi yang dipelajarinya. Dalam suatu pembelajaran yang produktif kegiatan bertanya akan sangat berguna untuk Menggali informasi tentang kemampuan siswa dalam penguasaan materi Membangkitkan motivasi siswa untuk belajar Merangsang keingintahuan siswa terhadap sesuatu Memfokuskan siswa pada sesuatu yang diinginkan Membimbing siswa untuk menemukan atau menyimpulkan sesuatu. d. Learning Community (Masyarakat belajar) Konsep masyarakat belajar adalah hasil pembelajaran yang di peroleh melalui kerja sama dengan orang lain. Kerja sama itu dapat dilakukan dalam berbagai bentuk baik dalam kelompok belajar secara kontrol maupun dalam lingkungan yang terjadi secara alamiah.

Hasil belajar dapat di peroleh dari hasil sharing dengan orang lain, antar teman, antar kelompok, yang sudah tahu memberi tahu kepada yang belum tahu, yang pernah memiliki pengalaman membagi pengalamannya pada orang lain. Inilah hakikat dari masyarakat belajar. Dalam kelas CTL, penerapan asas masyarakat belajar di lakukan dengan menerapkan pembelajaran melalui kelompok belajar. Siswa di bagi dalam kelompok-kelompok yang anggotanya bersifat heterogen, baik di lihat dari kemampuan dan kecepatan belajarnya, maupun dilihat dari bakat dan minatnya. e. Modelling(Pemodelan) Modelling adalah proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat di tiru oleh setiap siswa. Proses modelling tidak terbatas dari guru saja, akan tetapi dapat juga memenfaatkan siswa yang dianggap memiliki kemampuan. Misalkan siswa yang pernah menjadi juara dalam olimpiade dapat disuruh untuk menampilkan kebolehannya di depan teman temannya dengan demikian siswa dapat dianggap sebagai model. f. Refleksi Refleksi adalah proses pengendapkan pengalaman yang telah dipelajari yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian-kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya. Melalui proses refleksi, pengalaman belajar itu akan dimasukkan dalam struktur kognitif siswa yang pada akhirnya akan menjadi bagian dari pengetahuan yang dimiliknya. g. Authentic Assesment (Penilaian Nyata) Penilaian merupakan suatu proses pengumpulan data yang memberikan gambaran perkembangan hasil belajar siswa. Gambaran proses dan kemajuan siswa perlu diketahui sepanjang proses pembelajaran. Hal yang penting untuk dapat dipahami oleh para guru adalah penilaian itu bukan untuk mencari informasi tentang hasil belajar siswa dinilai, melainkan bagaimana prosesnya. Untuk itu data yang dikumpulkan harus diperoleh dari kegiatan yang dikerjakan atau dilakukan siswa selama proses pembelajaran. Dengan demikian kemajuan belajar siswa dinilai dari proses, bukan merupakan hasil belajar. Maka ciri-ciripenilaian autentik itu dapat disebut sebagai berikut : Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung Dapat digunakan untuk formatif maupun sumatif Yang diukur keterampilan dan performan bukan mengingat fakta Berkesinambungan Terintegrasi

Dapat digunakan sebagai feedback dan kompetisi siswa. Adapun bentuk atau wujud kegiatan penilaian sebagai dasar untyk menilai prestasi 3. Penutup Dari bahasan di atas dapat disimpulkan: Pembelajaran kontekstual merupakan suatu konsep belajar yang dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa serta dapat mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan kontekstual juga merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada dalam rangka memperoleh dan menambah pengetahuan baru. Daftar Pustaka Djoky. 2004. Memahami Contextual teaching for Learning. Gerbang Majalah Pendidikan Edisi 10 Majelis Balitbang P. P. Muhammadiyah. Yogyakarta Memes. 2000. Model Pembelajaran Fisika di SMP. Jakarta : Erlangga Memes.2004. Pembelajaran Secara Konstruktivisme. Malaysia. Pusat Perkembangan Kurikulum Kementrian Pendidikan Malaysia. http: //myschool.ppk.kp.m.my/bhn_rpn modul/konstruktivisme.pdf Nurhadi.2002. Pendekatan kontekstual/ Contextual Teaching and Learning. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Menengah Umum. Jakarta. Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi StandarProses Pendidikan. Jakarta : Prenada Media Group. Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi BelajarMengajar. Jakarta : PT Raja Grapindo Persada,