BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Dalam rangkaian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konstruksi selalu memerlukan resources (sumber daya) yaitu man (manusia),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Hariyono Seputro Youngky Pratama 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Adapun pengukuran produktivitas tenaga kerja dapat diketahui dengan beberapa metode sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produktivitas memiliki bermacam-macam arti, masing-masing. bidang pengetahuan memiliki pengertian yang berlainan tentang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat unik, membutuhkan sumber daya (manpower, material, machine, money,

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi tersebut. Sumber daya tersebut antara lain material, machines, method,

BAB II LANDASAN TEORI. menjadi manpower, material, machines, money, method (Ervianto,2005).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat dianggap sebagai akibat tidak dipenuhinya rencana jadwal yang telah

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Mathis dan Jackson (2006, p3) mendefinisikan manajemen sumber daya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.10 Oktober 2016 ( ) ISSN:

BAB II LANDASAN TEORI. masalah mengenai cara untuk mengestimasi biaya proyek sehingga harga yang keluar

Pertemuan ke - 4 SUMBERDAYA MANUSIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jadwal pekerjaan sebelum pelaksanaan proyek konstruksi yang dimaksudkan

BAB II LANDASAN TEORI. periode tertentu (temporer) (Maharesi, 2002). Menurut Nurhayati (2010) Proyek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Faktor-Faktor Lapangan (On-Site Factors) Yang Mempengaruhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE KERJA DAN PRODUKTIVITAS TUKANG BATU PADA PEKERJAAN PLESTERAN. Oleh: Taufik Dwi Laksono

BAB I PENDAHULUAN. rangkaian kegiatan tersebut, terdapat suatu proses yang mengolah sumber

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EFEKTIVITAS WAKTU KERJA KELOMPOK TUKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PENJADWALAN DAN EVALUASI PROYEK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada titik awal dan titik akhir serta hasil tertentu. Dalam suatu proyek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi adalah jenis usaha jasa konstruksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lintas fungsi organisasi sehingga membutuhkan bermacam keahlian (skills) dari

Kata kunci: perbandingan biaya, penambahan tenaga kerja, jam kerja (kerja lembur), time cost trade off

PROJECT PLANNING AND CONTROLLING GEDUNG RUSUNAWA UNIVERSITAS INDONESIA DENGAN MS.PROJECT

BAB V PENUTUP. kontraktor adalah mendekati waktu penyelesaian proyek. lembur menurut tukang adalah Gaji atau upah pekerja.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Faktor-Faktor penghambat yang terjadi pada proyek konstruksi

PERTUKARAN WAKTU DAN BIAYA PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG SENI DAN BUDAYA (EX. GEDUNG MITRA) KOTA SURABAYA

Skema harga satuan pekerjaan, yang dipengaruhi oleh faktor bahan/material, upah tenaga kerja dan peralatan dapat dirangkum sebagai berikut :

BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses konstruksi yang sedang berlangsung. tanpa terkendala waktu, karena kapan pun drone ini dapat terbang dan melakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut dibuat (Arditi and Patel, 1989)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali

Asraf Ali Hamidi JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2013

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut dengan meratifikasi 15 Konvensi International Labour Organization (ILO). Delapan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pengalaman kerja 5-10 tahun, 21 responden dengan pengalaman kerja > 10 tahun.

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Medan sebagai salah satu kota besar di Indonesia terus meningkatkan

STUDI KASUS HARGA SATUAN UPAH DAN BAHAN UNTUK PROYEK BANGUNAN SATU LANTAI

Kata kunci: optimum, percepatan, lembur, least cost analysis.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. titik awal dan titik akhir serta hasil tertentu. Proyek biasanya bersifat lintas fungsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara hasil keluaran dan masukan (output dan input). Adapun berbagai macam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Memiliki tujuan khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir. ditentukan atau mempunyai jangka waktu tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. adalah Pembangunan Hotel Harris dan Yello di Jakarta Pusat. Adapun

BAB VI PENUTUP 6.1 Simpulan proyek pertama penyelesaian proyek menjadi lebih lambat dari jadwal tambahan waktu penyelesaian sebesar 138 hari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam suatu ilmu yang dinamakan MANAJEMEN.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB III LANDASAN TEORI. mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Produktivitas Kerja. (2005) mengungkapkan bahwa secara lebih sederhana maksud dari produktivitas

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya tersebut anatara lain manpower, material, machines, method, money.

BAB 1 PENDAHULUAN. waktu penyelesaian proyek bisa dipercepat dari kurun waktu normal dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masukan selama periode tersebut (Dossett dan Greenberg, 1981). a. Perbandingan ukuran harga bagi masukan dan hasil.

I. PENDAHULUAN. mempengaruhi biaya dan waktu, dalam pelaksanaan suatu proyek. Salah satu

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

Kontraktor. Konsultan Pengawas. Konsultan Perencana

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PEKERJAAN BETON PADA PROYEK KONSTRUKSI. Siti Rahmawati 1) Indrayadi, 2) Rafie.

Project Manager pada Proyek Wisma Atlet Banyuwangi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. rapat internal mingguan proyek konstruksi dan hal yang dibahas dalam rapat

BAB I PENDAHULUAN. dimulai, dan kapan harus diselesaikan. Setiap pelaksanaan proyek konstruksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PRODUKTIVITAS PADA PROYEK KONSTRUKSI

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Proyek Konstruksi Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Dalam rangkaian kegiatan tersebut, terdapat suatu proses yang mengolah sumber daya proyek menjadi suatu hasil kegiatan yang berupa bangunan. Proses yang terjadi dalam rangkaian kegiatan tersebut tentunya melibatkan pihak-pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung. Hubungan antara pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proyek dibedakan atas hubungan fungisional dan hubungan kerja. Karakteristik proyek konstruksi dapat dipandang dalam tiga dimensi, yaitu unik, melibatkan sejumlah sumber daya, dan membutuhkan organisasi. Dalam melaksanakan proses penyelesaiannya, suatu proyek harus sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan, sesuai time schedule, dan sesuai biaya yang direncanakan (Ervianto, 2003). Menurut Soeharto (1995) terlihat bahwa ciri pokok proyek adalah: 1. Memiliki tujuan yang khusus, produk akhir atau hasil akhir. 2. Jumlah biaya, sasaran jadwal serta kriteria mutu dalam proses mencapai tujuan yang telah ditentukan. 3. Bersifat sementara, dalam arti umurnya dibatasi oleh selesainya tugas. Titik awal dan akhir ditentukan dengan jelas. 17

4. Non-rutin, tidak berulang-ulang. Jenis dan intensitas kegiatan berubah sepanjang proyek berlangsung. Agar suatu proyek konstruksi dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, maka dibutuhkan adanya suatu manajemen proyek untuk mengatur dan mengontrol sumber daya yang digunakan dalam mewujudkan suatu proyek. (Ervianto, 2005) menyatakan bahwa manajemen proyek adalah suatu perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan koordinasi suatu proyek dari awal (gagasan) hingga berakhirnya proyek untuk menjamin pelaksanaan proyek secara tepat waktu, tepat biaya dan tepat mutu. Selain itu, manajemen proyek juga dibutuhkan agar tercapainya suatu efisiensi kerja yang baik. 2.2. Pengertian Tenaga Kerja Menurut Soeharto (1995) bahwa untuk menyelenggarakan proyek, salah satu sumber daya yang menjadi faktor penentu keberhasilannya adalah tenaga kerja. Memperkirakan jumlah tenaga kerja yang diperlukan, yaitu dengan mengkonversikan lingkup proyek dari jumlah jam-orang menjadi jumlah tenga kerja. Secara teoritis, keperluan rata-rata jumlah tenaga kerja dapat dihitung dari total lingkup kerja proyek yang dinyatakan dalam jam-orang atau bulan-orang (man-month) dibagi dengan kurun waktu pelaksanaan. Tenaga kerja sebagai sumber daya manusia mempunyai pengertian sebagai berikut (Handoko, 1984): 1. Manusia yang bekerja di lingkungan suatu organisasi (disebut juga personil, pekerja, atau karyawan). 18

2. Potensi manusiawi sebagai penggerak organisasi dalam mewujudkan keberadaannya. 3. Potensi yang berfungsi sebagai modal (non material/non financial) di dalam organisasi, untuk mewujudkan eksistensi (keberadaan) organisasi. Dilihat dari bentuk hubungan kerja yang dipakai, maka tenaga kerja proyek, khususnya tenaga kerja konstruksi (Soeharto, 1990), dapat dibedakan menjadi: 1. Tanaga kerja tetap Tenaga kerja tetap merupakan pegawai tetap dari perusahaan (kontraktor utama) yang bersangkutan dengan ikatan kerja secara perseorangan dalam jangka waktu yang relatif panjang. 2. Tenaga kerja sementara Ikatan kerja yang ada adalah antara perusahaan penyediaan tenaga kerja (man power supplier) dan kontraktor utama untuk jangka waktu pendek. Proyek konstruksi selalu membutuhkan pekerja untuk bekerja dengan menggunakan fisik mereka untuk bekerja di lapangan terbuka dalam cuaca dan kondisi apapun (Ervianto, 2002). 2.3. Pengertian Produktivitas Produktivitas didefinisikan sebagai rasio antara output dengan input, atau rasio antara hasil produksi dengan total sumber daya yang digunakan (Ervianto, 2005). Dalam proyek konstruksi, rasio produktivitas adalah nilai yang diukur selama proses konstruksi, dapat dipisahkan menjadi biaya tenaga kerja, material, uang, metoda dan alat. 19

Beberapa ahli mendefenisikan produktivitas menurut filosofinya, diantaranya adalaha sebagai berikut. 1. Produktivitas diartikan sebagai tingkat efisiensi dalam memproduksi barang-barang dan jasa (Sinungan, 1992). 2. Produktivitas didefenisikan sebagai perbandingan antara hasil kerja dengan jam kerja (Ervianto, 2008). 3. Schonberger (1985) mengatakan bahwa produktivitas merupakan perbandingan antara standart time dan time available for work atau biasa dinyatakan sebagai hasil kali antara efficiency dan utilization. 4. Produktivitas adalah perbandingan antara kegiatan atau output dan masukan atau input ( Pilcher, 1992). 5. Menurut Wignjosoebroto (2000) produktivitas secara umum dapat diformulasikan sebagai berikut: Produktivitas = ݐݑݐݑ ( ݏ ݒ )ݐݑ + ( ݎݑݏ )ݐݑ 6. Pengertian produktivitas menurut Boy dalam Santoso dan Chandra (2006), yaitu yang dinyatakan dengan rumus berikut: Produktivitas = Hasil Kerja Jam Kerja 20

2.3.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Penelitian tentang produktivitas telah banyak dilakukan, di antaranya dilakukan di Singapura oleh Low pada tahun 1992. Low mengimpulkan bahwa produktivitas konstruksi dipengaruhi oleh tujuh faktor, yaitu: 1. Buildability 2. Structure of industry 3. Training 4. Mechanization and automation 5. Foreign labour 6. Standardization 7. Building control Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas proyek diklasifikasikan menjadi empat kategori utama (Ervianto, 2005), yaitu: 1. Metoda dan teknologi, terdiri atas faktor: disain rekayasa, metoda konstruksi, urutan kerja, pengukuran kerja. 2. Manajemen lapangan, terdiri atas faktor: perencanaan dan penjadwalan, tata letak lapangan, komunikasi lapangan, manajemen material, manajemen peralatan, manajemen tenaga kerja. 3. Lingkungan kerja, terdiri atas faktor: keselamatan kerja, lingkungan fisik, kualitas pengawasan, keamanan kerja, latihan kerja, partisipasi. 21

4. Faktor manusia, tingkat upah pekerja, kepuasan kerja, insentif, pembagian keuntungan, hubungan kerja mandor-pekerja, hubungan kerja atarsejawat, kemangkiran. Banyak dari hasil penelitian yang menunjukan bahwa produktivitas sangat dipengaruhi oleh faktor: pengetahuan (knowledge), keahlian (skill), kemampuan (ability), sikap (attitude), dan tingkah laku (behaviour) dari para pekerja yang ada di dalam organisasi (Gomes, 1995). Menurut Sinungan (1992), produktivitas dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut: 1. Tingkat keahlian 2. Latar belkang kebudayaan dan pendidikan, 3. Kemampuan dan sikap, 4. Kondisi kerja fisik, 5. Sistem intensif, 6. Gaya kepemimpinan. Menurut Pramuji (2008), mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas pekerjaan antara lain: 1. Tingkat upah, 2. Pengalaman dan ketrampilan para pekerja, 3. Pendidikan keahlian, 4. Usia pekerja, 5. Pengadaan barang, 22

6. Cuaca, 7. Jarak material, 8. Hubungan kerja sama antar pekerja, 9. Faktor managerial, 10. Efektivitas jam kerja. Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja menurut Simanjuntak (dalam Ade Suherman, 2011) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja adalah: 1. Kualitas dan Kemampuan Fisik Karyawan Kualitas dan kemampuan fisik karyawan dipengaruhi juga oleh tingkat pendidikan, latihan, motivasi kerja, mental, dan kemampuan fisik karyawan yang bersangkutan. 2. Sarana Pendukung Sarana pendukung untuk meningkatkan produktivitas karyawan digolongkan menjadi: a) Menyangkut lingkungan kerja termasuk sarana dan peralatan yang digunakan, teknologi dan cara produksi, tingkat keselamatan dan kesehatan kerja serta suasana lingkungan kerja itu sendiri. b) Menyangkut kesehatan karyawan yang tercermin dalam sistem pengupahan dan jaminan sosial serta jaminan keselamatan kerja. Variabel-variabel yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja di lapangan dapat dikelompokkan menjadi berikut, (Soeharto,1995). 23

1. Kondisi fisik lapangan dan sarana bantu, 2. Supervise, perencanaan, dan koordinasi, 3. Komposisi kelompok kerja, 4. Kerja lembur, 5. Ukuran besar proyek, 6. Kurva pengalaman (learning curve), 7. Kepadatan tenaga kerja. Karena sumber daya manusia merupakan elemen yang paling penting dalam organisasi, maka dengan demikian peningkatan produktivitas hanya dapat dilakukan oleh manusia (Siagian, 2002). Berikut ini terdapat prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam manajemen tenaga kerja menurut Handoko (1984): 1. Memadukan karyawan dan pekerjaan 2. Menetapkan standar-standar pelaksanaan kerja 3. Memberikan penghargaan atas prestasi kerja 4. Menjamin supervise yang baik 5. Merumuskan secara jelas tanggung jawab karyawan 2.3.2. Pengukuran Produktivitas Dalam rangka mengetahui tingkat keberhasilan dari sebuah proyek konstruksi, perlu dilakukan pengukuran produktivitas kerja. Pengukuran produktivitas kerja dalam suatu organisasi perusahaan berguna untuk: 24

1. Mengetahui nilai efisiensi konversi sumber dayanya, 2. Memberikan informasi yang bermanfaat untuk merencanakan tingkat keuntungan dari perusahaan tersebut, 3. Mampu merencanakan sumber daya yang akan dibutuhkan untuk mengerjakan proyek baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, sehingga lebih efektif dan efisien penggunaan sumber dayanya. Di dalam setiap proyek konstruksi, tidak bisa terelakkan bahwa manusia menjadi faktor penting dalam menggerakkan faktor-faktor lain. Tanpa adanya manusia, maka faktor produksi lainnya menjadi tidak berguna. Maka dari itu produktivitas kerja karyawan menjadi hal penting dalam kesuksesan suatu proyek. Input (seperti tenaga kerja, alat, material, dana, dan rancangan) serta output yang dihasilkan mempengruhi proses produksi. Sering terjadi karena ketidakseimbangan antara input dan output menyebabkan proyek konstruksi berjalan lambat dan akhirnya mundur dari deadline. Produktivitas suatu pekerjaan akan meningkat apabila: 1. Volume pekerjaan yang dihasilkan bertambah besar, tanpa menambah waktu kerja. 2. Volume pekerjaan yang dihasilkan sesuai dengan rencana (tidak bertambah), akan tetapi dikerjakan dalam waktu yang lebih cepat dari jadwal yang ditentukan. 3. Waktu kerja bertambah, sehingga sehingga menghasilkan volume pekerjaan yang berlipat ganda. 25

2.3.3. Usaha-Usaha Peningkatan Produktivitas Usaha peningkatan produktivitas merupakan salah satu langkah pengendalian yang dilakukan dalam proyek konstruksi. Usaha-usaha peningkatan produktivitas antara lain: 1. Penambahan hari kerja dan penambahan jumlah tenaga kerja Dipakai bila terjadi keterlambatan atau permintaan agar pekerjaan diselesaikan lebih cepat dari waktu yang telah direncanakan. Hal tersebut memerlukan kesepakatan dengan pekerja dengan upah yang diterima (Dipohusodo, 1996). 2. Disiplin kerja Disiplin kerja berkaitan dengan masalah ketidakhadiran ataupun ketidakseriusan dalam menyelesaikan pekerjaan. 3. Pelatihan Pelatihan adalah memperoleh pengetahuan tentang pokok persoalan serta proses pembelajaran yang mendorong timbulnya tindakan perbaikan dalam pekerjaan (Lynton,1984). Tujuannya adalah meningkatkan produktivitas dan kualitas dengan melakukan perencanaan sumber daya manusia di masa yang akan datang (Sikula,1981). Dan sasarannya adalah pekerjaan diharapkan berlangsung lebih cepat dan baik, biaya produksi menurun, angka kecelakaan lebih kecil, penghematan bahan, penggunaan alat yang lebih tahan lama, dan tanggung jawab tenaga kerja lebih besar. 26

4. Motivasi Motivasi adalah dorongan yang diinginkan seseorang untuk melakukan tindakan guna memenuhi kebutuhannya (Luthanks, 1995). 2.4. Kerja Lembur (Overtime) Pembangunan saat ini umumnya membutuhkan waktu pelaksanaan yang cepat. Waktu pelaksanaan yang cepat ini antara lain mempunyai tujuan untuk mengejar target pelaksanaan proyek sesuai dengan kontrak kerja atau atas permintaan dari pemilik (ouwner) proyek atau karena suatu alasan tertentu. Untuk mengimbangi hal ini biasanya di lakukan kerja lembur. Pekerjaan kerja lembur harus diimbangi dengan kesiapan faktor-faktor penunjangnya antara lain berupa tenaga kerja, material dan alat kerja yang sesuai dengan kebutuhan pekerjaan tersebut. Berikut ini adalah pengertian kerja lembur menurut Thomas (2002) dan Lestari (2009) yaitu, antara lain: 1. Menurut Thomas (2002), pengertian kerja lembur adalah jadwal kerja yang melebihi 40 jam kerja per minggu atau kerja yang dilakukan untuk menyelesaikan pekerjaan yang tidak mungkin diselesaikan dalam hari kerja normal. 2. Menurut Lestari (2009), overtime atau jam lembur merupakan waktu bekerja per minggu yang melebihi standar jam kerja di suatu daerah tertentu. 27

Di Indonesia, ketentuan kerja lembur diatur oleh Menteri Tenaga Kerja dengan dikeluarkannya SK Menteri Tenaga Kerja No.580/M/BM/BK/1992 pasal 2 dan 3, yang menyebutkan bahwa kerja lembur merupakan waktu dimana seorang pekerja bekerja melebihi dari jadwal waktu yang berlaku, yaitu 7 (tujuh) jam sehari dan 40 (empat puluh) jam seminggu. 2.4.1. Faktor-Faktor Kerja Lembur (Overtime) Kerja lembur dapat terjadi atas permintaan pemilik atau dari pihak kontraktor, tergantung dari situasi dan kondisi dimana proyek itu berada. Faktor-faktor yang menyebabkan kerja lembur atas permintaan pemilik (owner), antara lain: 1. Untuk mengejar target penjualan atau produksi dari bangunan tersebut, 2. Adanya perubahan pekerjaan, 3. Untuk tujuan tertentu oleh pejabat yang berwenang, 4. Adanya waktu yang terbatas, 5. Adanya pemendekkan durasi aktivitas atau percepatan pekerjaan, 6. Adanya bencana alam (banjir, gempa, dan lainnya), 7. Adanya pergantian musim (penghujan/kemarau). Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kerja lembur yang berasal dari kontraktor, antara lain: 1. Mendekati waktu penyelesaian, 2. Keterlambatan dari jadwal rencana, 3. Mengejar prestasi pekerjaan, 28

4. Adanya keterbatasan sumber daya (tenaga, material dan peralatan), 5. Adanya pergantian musim (penghujan/kemarau), 6. Adanya kesalahan pelaksanaan. 29