BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sebagai penyedia kebutuhan manusia. Indonesia merupakan negara maritim yang

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut IAI (2004 dan 2009) pendapatan (revenue) adalah :

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian Pendapatan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi

BAB II DASAR TEORI. produk/jasa yang dihasilkannya. Untuk menyampaikan produk yang ada ke tangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Analisis Pengakuan Pendapatan Jasa Konstruksi Pada CV. Samudera Konstruksi Palembang Berdasarkan PSAK No. 34

EVALUASI PENGAKUAN PENDAPATAN KONTRAK KONSTRUKSI BERDASARKAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN

BAB 4 PEMBAHASAN. Pada bab ini, pertama penulis akan membahas penerapan persentase

BAB II LANDASAN TEORI. capaian dan biaya mempresentasi upaya. Konsep upaya dan hasil

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS METODE PENGAKUAN PENDAPATAN KONSTRUKSI PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. satu periode, jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN RERANGKA PEMIKIRAN. yang lengkap biasanya meliputi neraca,laporan laba rugi, laporan perubahan posisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang mempunyai unsur kegiatan di

BAB II LANDASAN TEORI. Kontrak Jangka Panjang (Konstruksi) penjualan terjadi (proses pengiriman) karena saat itu resiko penjualan dan

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan konstruksi adalah perusahaan yang bergerak dibidang pembangunan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Salah satu pertimbangan yang paling mendasar bagi pihak yang akan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

ABSTRACT. THE RECOGNITION AND INCOME MEASUREMENT BASED ON PSAK No.23 IN PT.MAIKO BARU SEMARANG. By: Ella Indryani B

BAB II LANDASAN TEORI. Tujuan dari standar ini adalah untuk menggambarkan perlakuan akuntansi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. International Accounting Standards (IAS) / International Financial. Reporting Standards (IFRS)

BAB III TINJAUAN TEORI DAN TINJAUAN PRAKTIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. American Institute of Certified Public Accounting (AICPA) mendefinisikan

PENDAPATAN. PSAK 23 (revisi 2010) Hari 3 - Sesi 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. lagi bahwa akuntansi disebut sebagai bahasa dari keputusan-keputusan. Hal ini

PENDAPATAN. Prepared by Ridwan Iskandar Sudayat, SE.

Analisis Perlakuan Akuntansi Pendapatan Jasa Konstruksi Dalam Rangka Penyajian Laporan Keuangan Pada PT. Martimbang Utama Palembang

ABSTRAK ENDANG ANALISIS PENERAPAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN N0. 21 (Pengganti PSAK No.44) PADA PT. CIPTA KAWALAN RAJA

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISA PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT TUNAS BARU SULAWESI DI MAKASSAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian asuransi menurut UU RI No.2 Tahun 1992, seperti yang dikutip

ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI. I B R A H I M STIE-YPUP Makassar

BAB II LANDASAN TEORI. tugas akhir ini. Hal ini sangat penting karena teori-teori tersebut digunakan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pendapatan Kontrak Konstruksi PSAK 34. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Irsyad dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

BAB II LANDASAN TEORI. adalah suatu kegiatan jasa (Service Activity)yang berfungsi untuk. memilih di antara beberapa alternatif.

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI. pendapatan menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (2011: p955) Gross inflow of

ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 34 (REVISI 2010) ATAS PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI PT. TPHE

PENDAPATAN PSAK 23. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 9. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Irsyad dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PEMBAHASAN. revisi (1994) dengan PSAK 34 sesudah revisi (2010). Kedua, pembahasan dilanjutkan

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 PENDAPATAN

.KONSEP PENGAKUAN PENDAPATAN DENGAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN UNTUK KONTRAK KONSTRUKSI. Sri Supadmini *) Abstrak

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

MAKALAH PSAK 34: KONTRAK KONSTRUKSI

Suci Anggreani Program Studi Akuntansi STIE Widya Dharma Pontianak

BAB II LANDASAN TEORI. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis dari review terdahulu

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Tinjauan Umum Laporan Keuangan. keputusan. Pengertian laporan keuangan menurut PSAK (2007: 1-2):

BAB 2 LANDASAN TEORI. Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1.2 Pengertian Laporan Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (2009:2) Standar Akuntansi Keuangan

ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DITINJAU DARI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 23 PADA PT. PEMETAR ARGEO CONSULTANT ENGINEERING DI MEDAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV. yang berhubungan dengan kontrak konstruksi pada PT. KLS dimana dibahas dalam

DISCLOSURE PENERAPAN LAPORAN KEUANGAN MENURUT PSAK No. 23 PADA CV. MUNAWIR FURNITURE. Oleh : Uswatun hasanah B

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pengertian akuntansi yang dikemukakan oleh James M. Reeve. et.al (2009 : 4) menyatakan bahwa :

BAB II TINJAUAN TEORI. PSAK 1 revisi 2009 paragraf 5 menyatakan Laporan keuangan bertujuan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. permasalahan yang dibahas dan juga menjelaskan sistem yang digunakan pada

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Asset (aktiva) 1. Definisi dan klasifikasi asset 2. Pengakuan dan pengukuran asset 3. Penyajian (pelaporan)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ENTITAS ANAK TERHADAP KEWAJARAN PENYAJIAN LAPORAN LABA RUGI BERDASARKAN PSAK NO. 23 PERIODE:

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan perekonomian di Indonesia mengalami perubahan ke arah yang lebih

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Koperasi

PERUSAHAAN KONSTRUKSI & INFRASTUKTUR. Lembaga Management Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. konsultan ahli tehnik. Pada usaha ini perusahaan melakukan pembangunan

Laporan Arus Kas. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. dan digunakan oleh perusahaan untuk membantu operasi perusahaan dalam. Menurut Kieso, Weygandt, Warfield (2010) mengemukakan :

ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 23 TAHUN 2010 TENTANG PENGAKUAN DAN PENGUKURAN PENDAPATAN PADA PT DHEZIGN ONLINE SOLUTION

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan dengan hasil yang beragam. Hayati (2011), arus kas secara simultan

Makalah Teori Akuntansi konsep Pendapatan

BAB II LANDASAN TEORI

MAKALAH TEORI AKUNTANSI PENDAPATAN

BAB I AKUNTANSI KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

01 Pernyataan ini harus diterapkan pada akuntansi untuk kontrak konstruksi di dalam laporan keuangan kontraktor.

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pendapatan 2.1.1.1 Pengertian Pendapatan berikut: Menurut ED PSAK 23 menjelaskan tentang pendapatan adalah sebagai Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. (2009:06) Disamping definisi yang dinyatakan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia. Untuk menyatakan gambran yang lebih lengkap mengenai pengertian pendapatan, penulis akan mengutip pendapat-pendapat yang diambil dari berbagai macam bacaan. Menurut Eldon S. Hendriksen dalam Teori Akuntansi menjelaskan bahwa pendapatan adalah: Pendapatan (revenue) dapat mendefinisikan secara umum sebagai hasil dari suatu perusahaan. Hal itu biasanya diukur dalam satuan harga pertukaran yang berlaku. Pendapatan diakui setelah kejadian penting atau setelah proses penjualan pada dasarnya telah diselesaikan. Dalam praktek ini biasanya pendapatan diakui pada saat penjualan ( 2000 : 374 ) 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 12 Menurut FASB yang dikutip oleh Kieso, Warfield dan Weygant dalam bukunya Intermediate Accounting menerangkan tentang pendapatan (revenue) : Definisi pendapatan adalah arus masuk atau peningkatan nilai aset dari suatu entity atau penyelesaian kewajiban dari entity atau gabungan dari keduanya selama periode tertentu yang berasal dari penyerahan/ produksi barang, pemberian jasa atas pelaksana kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan utama perusahaan yang sedang berjalan. (2007:129) Menurut penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pendapatan merupakan hasil dari kegiatan usaha dagang maupun jasa yang diukur dengan satuan harga dan dapat meningkatkan aktiva dan equitas. Biasamya diperoleh saat kegiatan perusahaan normal seperti penyerahan barang, penyerahan jasa, atau dari kegiatan utama lainnya. 2.1.1.2 Sumber Pendapatan Pendapatan merupakan sumber pemasukan perusahaan yang berasal dari kegiatan normal perusahaan. Kegiatan perusahaan yang dimaksud seperti kegiatan dagang, jasa, maupun manufaktur. Melalui kegiatan tersebut, perusahaan dapat menerima pendapatan sehingga terjadi keberlangsungan usaha. adalah sbb: IAI melalui PSAK 23 revisi 2009 mengungkapkan sumber pendapatan 1. Penjualan Barang 2. Penjualan Jasa 3. Bunga, Royalti dan Dividen 4. Pertukaran Barang dan Jasa (2009:33)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 13 Pendapatan dari penjualan pada penjelasan diatas berhubungan dengan PSAK 34 tentang Akuntansi Kontrak Konstruksi yang menjelaskan tentang pendapatan kontrak. Pendapatan Kontrak menurut PSAK 34 revisi 2010 adalah sebagai berikut : Pendapatan kontrak terdiri dari: a. nilai pendapatan semula yang disetujui dalam kontrak; dan b.penyimpangan dalam pekerjaan kontrak, klaim, dan pembayaran insentif: (i) sepanjang hal ini memungkinkan untuk menghasilkan pendapatan; dan (ii) dapat diukur secara andal. (2010:11) Suatu pendapatan kontrak yang diterangkan diatas merupakan pendapatan yang dihasilkan dari suatu penjualan jasa. Penjualan jasa dalam PSAK 34 revisi 2010 yakni tentang kontrak konstruksi dijelaskan sebagai berikut : Kontrak konstruksi adalah suatu kontrak yang dinegosiasikan secara khusus untuk konstruksi suatu aset atau suatu kombinasi aset yang berhubungan erat satu sama lain atau saling tergantung dalam hal rancangan, teknologi, dan fungsi atau tujuan pokok penggunaan. (2010:03) Suatu kontrak konstruksi menurut PSAK 34 revisi 2010 meliputi: a. kontrak pemberian jasa yang berhubungan langsung dengan konstruksi aset, misalnya, pelayanan jasa untuk manajer proyek dan arsitek; dan b. kontrak untuk penghancuran atau restorasi aset dan restorasi lingkungan setelah penghancuran aset. (2010:05) Dengan demikian dalam kontrak kontruksi berdasarkan IAI melalui PSAK 34 revisi 2010 diatas menjelaskan jenis kontrak konstruksi yakni kontrak dalam konstruksi aset dan penghancuran aset tersebut.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 14 Ada dua konsep lain yang sangat erat hubungannya dengan masalah proses pendapatan yaitu konsep proses pembentukan pendapatan (Earning Process) dan proses realisasi pendapatan (Realization Process). 1. Proses pembentukan pendapatan (Earnings Process) Proses pembentukkan pendapatan adalah suatu konsep tentang terjadinya pendapatan. Konsep ini berdasrakan pada asumsi bahwa semua kegiatan operasi yang diperlukan dalam rangka mencapai hasil, yang meliputi semua tahap kegiatan produksi, pemasaran, maupun pengumpulan piutang, memberikan kontribusi terhadap hasil akhir pendapatan berdasarkan perbandingan biaya yang terjadi sebelum perusahaan tersebut melakukan kegiatan produksi. 2. Proses realisasi pendapatan (Realization Process) Proses realisasi pendapatan adalah proses pendapatan yang terhimpun atau terbentuk sesudah produk selesai dikerjakan dan terjual atas kontrak penjualan. Jadi, pendapatan dimulai dengan tahap terakhir kegiatan produksi, yaitu pada saat barang atau jasa dikirimkan atau diserahkan kepada pelanggan. Jika, kontrak penjualan mendahului produksi barang atau jasa maka pendapatan belum dapat dikatakan terjadi, karena belum terjadi proses penghimpunan pendapatan. Proses realisasi pendapatan ditandai oleh dua kejadian berikut ini: Kepastian perubahan produk menjadi potensi jasa yang lain melalui proses penjualan yang sah atau semacamnya. Pengesahan atau validasi transaksi penjualan tersebut dengan aktiva lancar.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 15 2.1.1.3 Penilaian Pendapatan Standar Akuntansi memberikan pedoman dasar penilaian yang dapat digunakan untuk menentukan berapa rupiah yan diperhitungkan dan dicatat pertama kali dalam suatu transaksi atau berapa jumlah rupiah yang harus diletakkan pada suatu akun dalam laporan keuangan. Ada empat dasar dalam penilaian pendapatan antara lain sebagai berikut: 1. Biaya Historis (historical cost) : Aktiva dicatat sebesar pengeluaran kas (atau setara kas) yang dibayar ssebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aktiva tersebut pada saat perolehan. 2. Biaya Kini (current cost) : aktiva dinilai dalam wujud kas (atau setara kas) yang seharusnya dibayar bila aktiva yang sama atau setara yang diperoleh sekarang. 3. Nilai realisasi atau penyelesaian (realization/settlement value) : Aktiva dinyatakan dalam jumlah kas (atau setara kas) yang sama atau setara aktiva yang sekarang dengan menjual aktiva dalam pelepasan normal (orderly disposal). 4. Nilai sekarang (present value) : Aktiva dinyatakan sebesar kas masuk bersih dimasa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang dari pos yang diharapkan dapat memberikan hasil dalam pelaksanaan usaha normal. 2.1.1.4 Pengukuran Pendapatan Jumlah pendapatan yang timbul karena adanya transaksi dari aktivitas perusahaan biasanya ditentukan oleh kesepakatan antara penjual dan pembeli suatu aset berupa barang, jasa, dsb.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 16 Untuk mengukur jumlah pendapatan tersebut, IAI melalui PSAK 23 revisi 2009 mengungkapkan pengukuran pendapatan yakni : Pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima (2009:08) Nilai wajar yang dimaksud PSAK 23 revisi 2009 adalah : Nilai wajar adalah jumlah dimana suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu liabilitas diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arm s length transaction). (2009:06) Jumlah tersebut diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima oleh entitas dikurangi jumlah diskon dagang dan rabat volume yang diperbolehkan oleh entitas. 2.1.1.5 Pengakuan Pendapatan Pendapatan diakui hanya jika kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi akan tersebut akan memperoleh entitas. Pengakuan menurut SFAC yang dikutip oleh Kieso, Weygandt, dan Warfield dalam bukunya Intermediate Accounting Edisi 12 yaitu : Recognizition is the process of formally recording or incorporating an item in the accounts and financial statements of an entity. Pengakuan adalah proses pencatatan atau bersamaan dengan item dalam akun dan entitas laporan keuangan. (2009:907)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 17 Menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield dalam bukunya Intermediate Accounting Edisi 12 menjelaskan prinsip pengakuan dan realisasi pendapatan yaitu: Pengakuan tidak sama dengan realisasi, walaupun keduanya digunakan dalam beberapa literatur akuntansi. Realisasi adalah proses mengubah dari nonkas menjadi uang dan tepat digunakan dalam akuntansi pelaporan keuangan untuk mengacu pada penjualan dari asset menjadi kas atau klaim menjadi kas. Pengakuan adalah proses pencatatan suatu item dalam akun dan laporan keuangan secara kesatuan (2007 : 907) Menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield dalam bukunya Intermediate Accounting Edisi 12 mengungkapkan tentang pengakuan pendapatan pada transaksi penjualan produk: 1. Revenue recognition at point of sale (delivery) 2. Revenue recognition before delivery 3. Revenue recognition after delivery 4. Revenue recognition for special sales transaction 1. Pengakuan pendapatan saat penjualan (2007 : 909) Pendapatan dan keuntungan pada umumnya diakui ketika pendapatan tersebut sudah direalisasi atau dapat direalisasi kemudian pendapatan tersebut diperoleh dari penyelesaian produksi dan aktivitas yang terkait dengan proses menghasilkan. Pada pengakuan pendapatan saat penjualan, kedua kriteria tersebut biasanya dipenuhi yaitu perusahaan telah menyediakan suatu produk atau jasa dan pelanggan telah menyediakan pembayaran atau janji akan pembayaran yang masih berlaku.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 18 2. Pengakuan pendapatan sebelum penjualan Dalam pengakuan pendapatan saat penjualan, pemahaman atas proses pendapatan dan perubahan harga tidak diketahui. Dalam suatu kontrak konstruksi jangka panjang terdapat dua metode yakni metode persentase penyelesaian dan metode kontrak selesai. Hampir semua jenis kontrak konstruksi jangka panjang menggunakan metode persentase penyelesaian. a. Metode Persentase Penyelesaian (Percentage of Completion Method) Pengakuan pendapatan pada kontrak konstruksi jangka panjang dapat diperoleh dengan menggunakan dua metode yakni metode persentase penyelesaian dan metode kontrak selesai. Perusahaan harus menggunakan metode persentase penyelesaian selama estimasi kemajuan kontrak dan realisasi pendapatan dan biaya dapat diperkirakan. Metode kontrak selesai digunakan jika metode persentase penyelesaian tidak sesuai. Perusahaan mengenali pendapatan dan laba bruto masing-masing periode berdasar pada kemajuan dari konstruksi itu. Perusahaan menghimpunkan biaya konstruksi dan juga biaya konstruksi yang didapat sampai saat tertentu di suatu rekening dan menghimpunkan kemajuan dari tagihan pada rekening tersebut. Menurut Stice, Stice dan Skousen dalam bukunya Intermediate Accounting menjelaskan metode cost to cost pada metode persentase penyelesaian sebagai berikut: Persentase dari biaya yang terjadi terhadap total biaya yang diperkirakan dikalikan dengan harga kontrak untuk menentukan pendapatan yang akan diakui sampai tanggal tersebut dan sekaligus juga

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 19 laba yang diperkirakan dari proyek tersebut guna memperoleh laba sampai tanggal itu (2004:587) Untuk perhitungan persentase penyelesaian, menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield dalam bukunya Intermediate Accounting menyatakan bahwa : Cost incurred to date = Percent Complete Most recent estimate of total cost (2007:914) Persentase yang didapatkan dari perhitungan biaya yang terjadi atas total biaya selanjutnya digunakan dalam menentukan pengakuan atas pendapatan dan laba kotor. Percent Complete Estimated total revenue = Revenue to be Recognized to date (2007:914) Untuk mencari jumlah dari pendapatan dan laba kotor tiap periode dapat diperoleh dengan : Revenue to be Recognized to date Revenue Recognized in prior periods = Current period revenue (2007:914) Dalam suatu kontrak konstruksi, IAI melalui PSAK 34 revisi 2010 menjelaskan tentang metode pengakuan pendapatan yaitu:

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 20 Jika hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi secara andal, maka pendapatan kontrak dan biaya kontrak yang berhubungan dengan kontrak konstruksi diakui masing-masing sebagai pendapatan dan beban dengan memerhatikan tahap penyelesaian aktivitas kontrak pada tanggal akhir periode pelaporan. Pengakuan pendapatan dan beban dengan memerhatikan tahap penyelesaian suatu kontrak sering disebut sebagai metode persentase penyelesaian. (2010:22-24) b. Metode Kontrak Selesai (Completed Contract Method) Perusahaan mengakui pendapatan dan laba kotor hanya pada saat kontrak telah selesai. Perusahaan mengakumulasi beban produksi pada akun persediaan dan mengakumulasikan perkembangan tagihan pada akun persediaan. Keuntungan dari metode kontrak selesai adalah akan dilaporkan hasil akhir pendapatan dimana estimasi tidak dapat dilakukan. Menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield dalam bukunya Intermediate Accounting Edisi 12 menyatakan bahwa perbedaan metode persentase penyelesaian dengan metode kontrak selesai pada kontrak konstruksi jangka panjang adalah: Dalam metode persentase penyelesaian, perusahaan mengenali pendapatan dan laba bruto masing-masing periode berdasar pada kemajuan dari konstruksi itu. Sedangkan dalam metode kontrak selesai, Perusahaan mengakui pendapatan dan laba kotor hanya pada saat kontrak telah selesai. (2009:912) Dari penjelasan diatas, perusahaan dapat mengenali pendapatan dan laba kotor dengan metode persentase penyelesaian maupun metode kontrak selesai. Perbedaan keduanya adalah waktu mengakui pendapatan. Metode persentase penyelesaian mengakui pendapatan tiap periode sedangkan metode kontrak selesai

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 21 hanya mengakui pendapatan disaat kontrak telah selesai. Dari kedua metode tersebut, perusahaan dapat mengakui pendapatan dan laba kotor yang lebih menguntungkan dalam memperoleh laba. Menurut Kieso, Weygant dan Warfield dalam bukunya Intermediate Accounting menjelaskan tentang pengakuan pendapatan pada kontrak konstruksi jangka panjang : Companies should use the completed-contract-method when one of following condition applies : - primarily short term contracts - cannot meet the conditions for using the percentage of completion method, or - when there are inherent hazards in the contract beyond the normal, recurring business risks. (2007:912-913) Berdasarkan pernyataan diatas, perusahaan dapat menggunakan metode kontrak selesai disaat kondisi tertentu seperti terjadinya kontrak tidak wajar yang dapat berisiko bagi bisnis perusahaan. Sebaliknya, menurut Marisi. P. Purba dalam bukunya IFRS Konvergensi & Kendala Aplikasinya di Indonesia sbb: PSAK 34 tentang Akuntansi Kontrak Konstruksi sama seperti IAS, IAS mengharuskan penggunaan metode persentase penyelesaian (percentage of completion method) untuk melakukan pengakuan pendapatan terhadap pendapatan dan beban jika realisasi konstruksi dapat diestimasi dengan andal (2010:115) Dengan demikian, perusahaan di Indonesia harus menggunakan metode persentase penyelesaian dalam mengakui pendapatan kontrak jangka panjang.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 22 2.1.1.1.6 Pengungkapan Pendapatan Menurut PSAK No. 23 mengenai pengungkapan pendapatan, perusahaan harus mengungkapkan sebagai berikut: Entitas mengungkapkan : a. Kebijakan akuntansi yang dianut untuk pengakuan pendapatan termasuk metode yang dianut untuk menentkan tingkat penyelesaian transaksi penjualan jasa. b. Jumlah setiap kategori signifikan dari pendapatan diakui selama periode tersebut termasuk pendapatan dari: (1) Penjualan barang (2) Penjualan Jasa (3) Bunga (4) Dividen, dan (5) Royalty. (2009:33)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 23 2.1.2 Laba 2.1.2.1 Pengertian Laba Laba biasanya dinyatakan dalam satuan uang. Keberhasilan suatu perusahaan dapat dilihat pada tingkat laba yang diperoleh perusahaan itu sendiri karena tujuan utama perusahaan pada dasarnya adalah untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya dan laba merupakan ukuran kesuksesan manajemen dalam mengelola perusahaan. Menurut Soemarso, S. R. dalam bukunya Akuntansi Suatu Pengantar mendefinisikan bahwa : Laba adalah selisih lebih pendapatan atas beban sehubungan dengan kegiatan usaha. (2005:230) Sedangkan menurut Sofyan Syafri Harahap dalam bukunya Teori Akuntansi mendefinisikan bahwa : Laba adalah jumlah yang berasal dari pengurangan harga pokok produksi, biaya lain, dan kerugian dari penghasilan atau penghasilan operasi. (2007:241) Dari kedua pengertian laba di atas dapat disimpulkan bahwa laba adalah selisih lebih antara pendapatan dan beban yang timbul baik dalam kegiatan operasional maupun nonoperasional perusahaan selama satu periode.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 24 2.1.2.2 Jenis-Jenis Laba Adapun laba yang dapat dibedakan dari jenis-jenis yang digolongkan dalam penetapan pengukuran laba pada suatu laporan keuangan. Menurut Theodorus M. Tuanakotta dalam bukunya yang berjudul Teori Akuntansi mengemukakan jenis-jenis laba adalah sebagai berikut : 1. Laba Kotor 2. Laba Dari Operasi 3. Laba Bersih Operasi (2002 : 157) Menurut Stice, Stice dan Skousen dalam buku Intermediate Accounting menjelaskan tentang laba kotor yaitu: Laba Kotor adalah selisih antara pendapatan dari hasil penjualan bersih dan harga pokok penjualan (2004:242) Adapun penjelasan dari jenis-jenis laba diatas adalah sebagai berikut : 1. Laba kotor adalah perbedaan antar pendapatan bersih dan penjualan dengan harga pokok penjualan. 2. Laba dari operasi adalah selisih antara laba kotor dengan total beban operasi. 3. Laba bersih adalah angka terakhir dalam perhitungan laporan laba rugi dimana untuk mencerminkan laba operasi ditambah pendapatan lain-lain dikurangi beban lain-lain.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 25 Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa setiap jenis laba mempunyai suatu perhitungan sendiri, dan dapat disimpulkan pula bahwa istilah laba berbeda-beda, namun pada dasarnya mempunyai maksud yang sama. 2.1.2.3 Pengklasifikasian Laba Dalam menyajikan laporan keuangan akan terlihat pengklasifikasian dalam penetapan pengukuran laba. Menurut Zaki Baridwan dalam bukunya Intermediate Accounting memaparkan tentang pengklasifikasian laba adalah sebagai berikut : 1. Laba kotor atas penjualan. 2. Laba bersih operasi perusahaan 3. Laba bersih sebelum potongan pajak 4. Laba bersih sesudah potongan pajak (2000 : 34) Berikut ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai pengklasifikasian laba adalah sebagai berikut : 1. Laba kotor atas penjualan Merupakan selisih dari penjualan bersih dan harga pokok penjualan, laba ini dinamakan laba kotor hasil penjualan bersih belum dikurangi dengan beban operasi lainnya untuk periode tertentu. 2. Laba bersih operasi perusahaan Yaitu laba kotor dikurangi dengan sejumlah biaya penjualan biaya administrasi dan umum. 3. Laba bersih sebelum potongan pajak

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 26 Adalah pendapatan perusahaan secara keseluruhan sebelum potongan pajak perseroan, yaitu perolehan apabila laba operasi dikurangi atau ditambah dengan selisih pendapatan dan biaya lain-lain. 4. Laba bersih sesudah potongan pajak Adalah laba bersih setelah ditambah atau dikurangi dengan pendapatan dan biaya nonoperasi dan dikurangi dengan pajak perseroan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa setiap jenis laba mempunyai suatu perhitungan sendiri, dan dapat disimpulkan pula bahwa istilah laba bisa berbeda-beda, tetapi pada dasarnya mempunyai maksud yang sama. 2.1.2.4 Tujuan Penggunan Laba Tujuan utama suatu perusahan pada umumnya adalah untuk mencari laba, walaupun tidak semua bertujuan memaksimalkan laba yang dihasilkan. Namun dengan laba, perusahaan dapat bertahan hidup. Menurut Win-win dalam bukunya Teori Akuntansi, yang menjelasakan tujuan penggunaan laba adalah sebagai berikut : 1. Penggunan laba sebagai pengukuran efisiensi manajemen. 2. Penggunaan angka laba historis untuk membantu meramalkan arah masa depan dari perusahaan atau pembagian deviden masa depan. 3. Penggunaan laba sebagai pengukuran pencapaian dan sebagai pedoman untuk keputusan manajerial masa depan. (2005 : 231)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 27 2.1.2.5 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Laba Faktor-faktor yang mempengaruhi laba terkadang bisa menjadi kendala atau keuntungan pada perusahaan dalam mendapatkan keuntungan pada suatu perusahaan. Menurut Mulyadi dalam bukunya Akuntansi Manajemen, memaparkan faktor-faktor yang mempengaruhi laba adalah sebagai berikut : 1. Biaya 2. Harga Jual 3. Volume Penjualan dan Produksi ( 2001 : 153) Berikut ini adalah penjelasan-penjelasan dari faktor-faktor yang mempengaruhi laba : 1. Biaya Biaya yang timbul dari perolehan dari atau mengolah suatu produk atau jasa yang akan mempengaruhi harga jual produk yang bersangkutan. 2. Harga Jual Harga jual produk atau jasa akan mempengaruhi besarnya volume penjualan produk atau jasa yang bersangkutan. 3. Volume Penjualan dan Produksi Besarnya volume penjulan berpengaruh terhadap volume produksi produk atau jasa, selanjutnya volume produksi akan mempengaruhi besar kecilnya biaya produksi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 28 2.1.2.6 Pengukuran Laba Setiap perusahaan pada umumnya mempunyai tujuan untuk mendapatkan laba yang optimal, karena dengan adanya laba maka manajemen dapat memprediksi, apakah perusahaan tersebut akan terus berjalan atau justru harus berhenti. Untuk itu persediaan harus diukur untuk melihat kelayakan dari persediaan itu sedndiri. Pengukuran laba Menurut Stice, Stice dan Skousen dalam buku Intermediate Accounting yang dialih bahasakan oleh Safrida Rumondang dan Ahmad Maulana adalah sebagai berikut : Pengakuan, pengukuran dan pelaporan (penyajian) laba usaha dan komponennya dipandang banyak orang sebagai tugas akuntan yang paling penting. (2004 : 228) 2.1.2.7 Laba Operasi Manajemen perusahan merencanakan kegiatan perusahaan yang tentunya bertujuan menghasilkan laba. Laba merupakan tujuan dari kegiatan usaha perusahaan dan membutuhkan pengorbanan untuk mendapatkannya. Stice, Stice dan Skousen dalam bukunya Intermediate Accounting mengungkapkan konsep laba operasi yaitu : Laba operasi didapat dari laba kotor dikurangi beban operasi. Beban operasi dapat juga disebut laba sebelum bunga dan pajak. ( 2004:243 )

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 29 Menurut Zaki Baridwan dalam buku Akuntansi Intermediate menjelaskan tentang laba bersih yaitu: Yaitu laba kotor dikurangi dengan sejumlah biaya penjualan biaya administrasi dan umum. (2000:34) Laba dari operasi merupakan penghasilan yang diperoleh dari penjualan hasil operasi perusahaan dalan suatu periode akuntansi tertentu dikurangi biaya operasional termasuk harga pokok barang yang dijual. 2.1.3 Hubungan Antara Metode Persentase Penyelesaian dan Metode Kontrak Selesai terhadap Laba Operasi Dalam suatu kontrak konstruksi, perusahaan melakukan pencatatan atas pendapatan dalam pelaksanaan kontrak tersebut. Pengakuan pendapatan dalam kontrak konstruksi dapat dilakukan dengan metode persentase penyelesaian maupun metode kontrak selesai. Menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield dalam bukunya Intermediate Accounting Edisi 12 menyatakan bahwa perbedaan metode persentase penyelesaian dengan metode kontrak selesai pada kontrak konstruksi jangka panjang adalah: Dalam metode persentase penyelesaian, perusahaan mengenali pendapatan dan laba kotor masing-masing periode berdasar pada kemajuan dari konstruksi itu. Sedangkan dalam metode kontrak selesai, Perusahaan mengakui pendapatan dan laba kotor hanya pada saat kontrak telah selesai. (2009:912)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 30 Pengakuan pendapatan dengan menggunakan metode persentase penyelesaian maupun metode kontrak selesai mengakui pendapatan dan juga laba kotor. Yang membedakan adalah pada waktu pengakuan, menurut metode persentase penyelesaian pendapatan dan laba kotor diakui pada masing-masing periode sedangkan menurut metode kontrak selesai diakui hanya pada saat kontrak telah selesai dikerjakan. Laba kotor yang diakui oleh kedua metode tersebut, merupakan laba kotor dari pekerjaan kontrak konstruksi. Dalam satu periode, suatu perusahaan dapat mengerjakan lebih dari satu kontrak konstruksi. Oleh karena itu laba kotor dari masing-masing kontrak konstruksi akan dikumpulkan dan menjadi satu dalam laporan keuangan laba rugi bersama dengan laba operasi dan laba bersih. Menurut Stice, Stice dan Skousen dalam bukunya Intermediate Accounting mengungkapkan konsep laba operasi yaitu : Laba operasi didapat dari laba kotor dikurangi beban operasi. Beban operasi dapat juga disebut laba sebelum bunga dan pajak. ( 2004:243 ) Perusahaan memiliki laporan keuangan untuk keseluruhan kegiatan perusahaan yang salah satu tujuannya untuk mengetahui laba operasi perusahaan yakni kinerja operasi yang dilakukan perusahaan yang dilakukan dengan perhitungan selisih antara laba kotor dengan beban operasi. Laba kotor perusahaan merupakan kumpulan dari laba kotor kontrak konstruksi masing-masing kartu proyek pembangunan kapal baru.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 31 2.2 Kerangka Pemikiran Kondisi perekonomian suatu negara tak lepas oleh sumber daya alam sebagai penyedia kebutuhan manusia. Indonesia merupakan Negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya berupa perairan. Indonesia sebagai Negara maritim memerlukan suatu usaha yang mendukung kegiatan ekonomi dalam bidang maritim. Industri galangan kapal merupakan usaha di bidang maritim yang kegiatannya membangun kapal baru, pemeliharaan kapal, perbaikan kapal, dll. Kegiatan pembangunan kapal baru biasanya dimulai berdasarkan suatu kontrak konstruksi. Kontrak konstruksi antara pemesan kapal dan perusahaan selaku pembuat kapal. Pemesan kapal yang membutuhkan jasa pembuatan kapal diantaranya perusahaan minyak, pelayaran, pariwisata, perhubungan, dll. Pembuat kapal dikerjakan oleh perusahaan yang bergerak di bidang industri galangan kapal. Pembangunan kapal baru merupakan kegiatan usaha yang dimulai dari adanya pesanan kepada perusahaan galangan kapal. Pesanan ini akan berlanjut pada adanya suatu kontrak konstruksi. Dalam kontrak konstruksi pembangunan kapal baru terdapat kesepakatan antara pemesan kapal dan perusahaan berikut pengungkapan selama pengerjaan seperti progress, pendapatan dan biaya, denda, dsb. (Sumber : Kepala divisi akuntansi Gal. III) Menurut IAI melalui PSAK 34 revisi 2010 menjelaskan tentang kontrak konstruksi sebagai berikut : Kontrak konstruksi adalah suatu kontrak yang dinegosiasikan secara khusus untuk konstruksi suatu aset atau suatu kombinasi aset yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 32 berhubungan erat satu sama lain atau saling tergantung dalam hal rancangan, teknologi, dan fungsi atau tujuan pokok penggunaan. (2010:03) Kontrak konstruksi dalam pernyataan diatas merupakan suatu kesepakatan dalam pengadaan/konstruksi/pembangunan suatu aset. IAI juga menjelaskan bahwa kontrak kontruksi meliputi : a. kontrak pemberian jasa yang berhubungan langsung dengan konstruksi aset, misalnya, pelayanan jasa untuk manajer proyek dan arsitek; dan b. kontrak untuk penghancuran atau restorasi aset dan restorasi lingkungan setelah penghancuran aset. (2010:05) Pembangunan kapal baru sebagai kegiatan utama perusahaan dalam kontrak konstruksi merupakan aktivitas utama perusahaan dalam kegiatannya memperoleh pendapatan. Pendapatan dari kontrak konstruksi dijelaskan dalam PSAK 34 revisi 2010 sebagai berikut: Pendapatan kontrak terdiri dari: a. nilai pendapatan semula yang disetujui dalam kontrak; dan b.penyimpangan dalam pekerjaan kontrak, klaim, dan pembayaran insentif: (i) sepanjang hal ini memungkinkan untuk menghasilkan pendapatan; dan (ii) dapat diukur secara andal. (2010:11) Suatu kontrak konstruksi jangka panjang, dibutuhkan suatu metode pencatatan atas pendapatan kontrak. Pencatatan pendapatan kontrak yang diakui dalam suatu kontrak konstruksi jangka panjang diperlukan untuk mengetahui laba dalam pengerjaan konstruksi. Oleh karena itu, diperlukan metode dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 33 pencatatan atas pengakuan pendapatan. IAI menjelaskan bahwa pendapatan kontrak diakui berdasarkan tahap penyelesaian.: Jika hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi secara andal, maka pendapatan kontrak dan biaya kontrak yang berhubungan dengan kontrak konstruksi diakui masing-masing sebagai pendapatan dan beban dengan memerhatikan tahap penyelesaian aktivitas kontrak pada tanggal akhir periode pelaporan. Pengakuan pendapatan dan beban dengan memerhatikan tahap penyelesaian suatu kontrak sering disebut sebagai metode persentase penyelesaian. (2010:22-24) Pendapatan kontrak berdasarkan metode persentase penyelesaian diungkapkan juga oleh IFRS yang dikutip oleh Marisi. P. Purba dalam bukunya IFRS Konvergensi & Kendala Aplikasinya di Indonesia sbb: PSAK 34 tentang Akuntansi Kontrak Konstruksi sama seperti IAS, IAS mengharuskan penggunaan metode persentase penyelesaian (percentage of completion method) untuk melakukan pengakuan pendapatan terhadap pendapatan dan beban jika realisasi konstruksi dapat diestimasi dengan andal (2010:115) Sedangkan menurut Kieso, Weygant dan Warfield dalam bukunya Intermediate Accounting menjelaskan tentang pengakuan pendapatan pada kontrak konstruksi jangka panjang : Companies should use the completed-contract-method when one of following condition applies : - primarily short term contracts - cannot meet the conditions for using the percentage of completion method, or

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 34 - when there are inherent hazards in the contract beyond the normal, recurring business risks. (2007:912-913) Perbedaan antara metode persentase penyelesaian dan metode kontrak selesai dijelaskan oleh Kieso, Weygant dan Warfield dalam bukunya Intermediate Accounting sbb: Dalam metode persentase penyelesaian, perusahaan mengenali pendapatan dan laba kotor masing-masing periode berdasar pada kemajuan dari konstruksi itu. Sedangkan dalam metode kontrak selesai, Perusahaan mengakui pendapatan dan laba kotor hanya pada saat kontrak telah selesai. (2009:912) Dari pernyataan diatas terdapat pernyataan bahwa perusahaan menggunakan metode kontrak selesai ketika ada risiko yang tak terpisahkan pada kontrak. Dengan menggunakan metode kontrak selesai, perusahaan dapat mengulangi risiko bisnis yang terjadi. Risiko bisni ini dapat berupa kegagalan kontrak yang dengan demikian diperlukan metode pencatatan yang sesuai dengan keadaan perusahaan, meskipun adanya aturan keharusan dalam menggunakan metode persentase penyelesaian. Dengan menggunakan metode pengakuan pendapatan berdasarkan metode persentase penyelesaian dan metode kontrak selesai akan diperoleh jumlah pendapatan yang diakui dan laba kotor. Laba kotor akan diperoleh untuk masingmasing periode berdasarkan metode persentase penyelesaian. Sedangkan menurut metode kontrak selesai laba kotor diakui hanya saat kontrak telah selesai. Pada PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari Jakarta, pengakuan pendapatan dicatat pada kartu proyek kontrak konstruksi dan laporan progress fisik. Dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 35 suatu periode, perusahaan dapat mengerjakan lebih dari satu konstruksi bangunan kapal baru yang dilakukan oleh perusahaan maupun anakan perusahaan. Kartu proyek berisi dari pengakuan pendapatan, beban dan laba kotor pengerjaan konstruksi. Selain membangun kapal baru, perusahaan mendapat pendapatan dari pemeliharaan kapal, perbaikan kapal, dll. Pendapatan dari pekerjaan-pekerjaan tersebut akan dikumpulkan dalam laporan laba rugi perusahaan bersama dengan pendapatan dari pembangunan kapal baru sedangkan laba kotor dari pembangunan kapal baru akan diperhitungkan berdasarkan keseluruhan pendapatan dikurangi dari keseluruhan harga pokok produksi. Laba merupakan tujuan perusahaan dalam melakukan kegiatan usaha. Dalam perusahaan galangan kapal yang kegiatan utama perusahaan adalah membangun kapal baru berdasarkan kontrak konstruksi, laba diakui dalam metode pengakuan pendapatan adalah laba kotor. Menurut Theodorus M. Tuanakotta dalam bukunya yang berjudul Teori Akuntansi mengemukakan jenis-jenis laba adalah sebagai berikut : 1. Laba Kotor 2. Laba Dari Operasi 3. Laba Bersih Operasi (2002 : 157) Dalam penelitian ini, penulis akan meneliti laba operasi perusahaan. Laba operasi diperoleh dari laporan laba rugi perusahaan. Stice, Stice dan Skousen dalam bukunya Intermediate Accounting mengungkapkan konsep laba operasi yaitu :

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 36 Laba operasi didapat dari laba kotor dikurangi beban operasi. Beban operasi dapat juga disebut laba sebelum bunga dan pajak. ( 2004:243 ) Pada PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari Jakarta, pendapatan perusahaan disebut dengan pendapatan usaha yang berasal dari bangunan baru, dok & reparasi, dan non kapal. Pendapatan bangunan baru merupakan gabungan dari keseluruhan pengerjaan kontrak konstruksi bangunan baru pada pembuatan kapal. Dok & Reparasi merupakan pendapatan yang berasal dari pemeliharaan dan perbaikan kapal. Pendapatan non kapal berasal dari semua pendapatan yang diterima perusahaan yang tidak berhubungan dalam kegiatan perusahaan dalam galangan kapal. Sedangkan harga pokok produksi berasal dari H.P bangunan baru, dok & reparasi, dan non kapal. Selisih dari keseluruhan pendapatan dan harga pokok dapat diperoleh laba kotor. Penjelasan diatas juga diungkapkan oleh Stice, Stice dan Skousen dalam buku Intermediate Accounting menjelaskan tentang laba kotor yaitu: Laba Kotor adalah selisih antara pendapatan dari hasil penjualan bersih dan harga pokok penjualan (2004:242) Laba operasi perusahaan diperoleh berdasarkan selisih laba kotor dengan beban operasi. Beban operasi dapat terdiri dari biaya administrasi & umum, biaya pemasaran, bunga, dan pajak.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 37 Dengan menggunakan metode persentase penyelesaian, perusahaan akan mendapatkan perhitungan pendapatan, beban serta laba kotor yang diakui untuk tiap periode kontrak konstruksi. Sedangkan dengan menggunakan metode kontrak selesai perhitungan pendapatan, beban serta laba kotor yang diakui pada saat kontrak telah selesai. Untuk mendapatkan hasil laba operasi perusahaan, diperlukan laba kotor yang dapat diakui dengan metode persentase penyelesaian dan metode kontrak selesai. Laba operasi yang diperoleh dari selisih laba kotor menurut metode persentase penyelesaian dengan beban operasi dimana laba kotor yang diakui untuk tiap periode kontrak konstruksi, sedangkan laba operasi yang diperoleh dari laba kotor menurut metode kontrak selesai dengan beban operasi dimana laba kotor yang diakui saat kontrak telah selesai.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 38 Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka dapat digambarkan paradigma penelitian sebagai berikut : Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran PERUSAHAAN ANAK PERUSAHAAN GALANGAN III PEMESAN JASA PEMBUATAN KAPAL NON KAPAL PERBAIKAN KAPAL MEMBANGUN KAPAL BARU PESANAN KAPAL BARU KONTRAK KONSTRUKSI KARTU PROGRESS FISIK METODE PERSENTASE PENYELESAIAN (I) METODE KONTRAK SELESAI (II) PENGAKUAN PENDAPATAN PENDAPATAN KONTRAK KONSTRUKSI HPP KONTRAK KONSTRUKSI KARTU PROYEK LABA KOTOR NON KAPAL LABA KOTOR PERBAIKAN KAPAL LABA KOTOR KONTRAK KONSTRUKSI (I ATAU II) LABA KOTOR GALANGAN III BEBAN OPERASI GALANGAN III LABA OPERASI GALANGAN III

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 39 2.3 Hipotesis Berdasarkan uraian pada kerangka pemikiran diatas maka penulis mengambil hipotesis penelitian bahwa : 1. Adanya pengaruh pengakuan pendapatan dengan metode persentase penyelesaian terhadap laba operasi perusahaan. 2. Adanya pengaruh pengakuan pendapatan dengan metode kontrak selesai terhadap laba operasi perusahaan. 3. Adanya perbedaan dalam penggunaan metode persentase penyelesaian dan metode kontrak selesai dalam mengakui pendapatan konstruksi. Dengan demikian dalam penelitian ini dapat disimpulkan hipotesis yakni Analisis Penerapan Metode Persentase Penyelesaian dan Metode Kontrak Selesai Terhadap Laba Operasi Perusahaan Studi Kasus Pada PT. DOK & PERKAPALAN KODJA BAHARI (Persero)