TANTANGAN KURIKULUM 2002 PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UM DALAM MENCETAK GURU MATEMATIKA YANG PROFESIONAL 1)

dokumen-dokumen yang mirip
Jenis, Kelompok, Kompetensi, dan Sebaran Matakuliah tiap Semester Program Studi Pendidikan Matematika

KOMPETENSI LULUSAN DAN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

KOMPETENSI LULUSAN DAN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

Kurikulum Program Sarjana Matematika ITB. Hendra Gunawan, Ph.D. Dept. Matematika ITB

KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

Kurikulum Jurusan Teknik Informatika

APLIKASI PEWARNAAN GRAF PADA PENJADWALAN PERKULIAHAN DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA UNWIDHA KLATEN

MATA KULIAH SEMESTER GANJIL

1. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) a. Sebaran Beban Studi

4.5 PRODI INFORMATIKA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

DISTRIBUSI MATA KULIAH PER SEMESTER PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI JENJANG PENDIDIKAN STRATA SATU (S1) Mata Kuliah

2. MKK ( Mata Kuliah Ilmu Pengetahuan dan Ketrampilan )

August 20. Kurikulum Fisika. Daftar Kompetensi Kurikulum dan Matakuliah Jabarannya Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA UM

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana terpenting untuk mewujudkan kemajuan bangsa

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS NEGERI MANADO BIRO ADMINISTRASI AKADEMIK DAN KEMAHASISWAAN PERENCANAAN DAN SISTEM INFORMASI

Distribusi SKS per Semester

PROGRAM STUDI S2 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH DASAR (PS S2 PBISD)

DISTRIBUSI MATA KULIAH PER SEMESTER PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMATIKA JENJANG PENDIDIKAN DIPLOMA TIGA (D-III) Mata Kuliah SKS Kel

Merancang Kurikulum Program Sarjana Matematika. Hendra Gunawan, Ph.D. FMIPA ITB

Jurusan Matematika Program Studi Matematika (S1)

KURIKULUM PROGRAM S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA FPMIPA UPI

DISTRIBUSI MATA KULIAH PER SEMESTER PROGRAM STUDI SISTEM KOMPUTER JENJANG PENDIDIKAN STRATA SATU (S1) Mata Kuliah SKS Kel

Katalog Universitas Terbuka

Dokumen Kurikulum Program Studi : Teknik Informatika. Lampiran II

Dinamika Kurikulum Program Sarjana TEKNIK ELEKTRO INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER (ITS) Dr. Ir. Mochamad Ashari, M.Eng.

BUKU MONITORING AKADEMIK

Laporan Studi Jadwal Kelas PROGRAM STUDI HARI JAM MULAI JAM SELESAI KELAS KODE MK NAMA MK RUANG JML PESERTA Matematika SENIN 07:30:00 09:15:00 A

Oleh: Asep Sutiadi 1 1 Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI

a. Sebaran Beban Studi b. Deskripsi Kurikuler 1) Jurusan Matematika Program Studi Matematika (S1)

ANALIS PENGUASAAN BAHASA INGGRIS MAHASISWA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA KAMPUS PALEMBANG

KATALOG PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS NEGERI MANADO BIRO ADMINISTRASI AKADEMIK DAN KEMAHASISWAAN PERENCANAAN DAN SISTEM INFORMASI

BAB I PENDAHULUAN. mampu berkembang. Kemudian proses pembelajaran dapat dilakukan karena adanya

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS NEGERI MANADO BIRO ADMINISTRASI AKADEMIK DAN KEMAHASISWAAN PERENCANAAN DAN SISTEM INFORMASI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

JURUSAN AKUNTANSI PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN AKUNTANSI

Daftar dan Sebaran Matakuliah S1Pendidikan Biologi Berdasarkan Kurikulum 2014 NO. KODE MATA KULIAH SEMESTER I II III IV V VI VII VIII

DISTRIBUSI MATA KULIAH PER SEMESTER PROGRAM STUDI TEKNIK KOMPUTER JENJANG PENDIDIKAN DIPLOMA TIGA (D-III) Mata Kuliah SKS Kel

BAB I PENDAHULUAN. Politeknik TEDC didirikan pada tahun 2002 berdasarkan ijin. penyelenggaraan dari DIKTI No. 73/D/O/2002. Politeknik TEDC merupakan

KATALOG PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BISNIS DAN MANAJEMEN

Jenis Dan Sebaran Matakuliah Program Studi Fisika

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang cerdas di era seperti sekarang ini sangat penting

SURAT KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BUDI LUHUR

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS NEGERI MANADO BIRO ADMINISTRASI AKADEMIK DAN KEMAHASISWAAN PERENCANAAN DAN SISTEM INFORMASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Winda Purnamasari, 2013

2015 ANALISIS KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERIKAN VARIASI STIMULUS PADA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

Daftar Mata Kuliah Jurusan Sistem Informasi

BAB I PENDAHULUAN. mendidik anak-anak bangsa untuk taat kepada hukum (Azizy, 2003: 3).

Deskripsi Umum, Learning Outcomes, dan Kurikulum Inti Program Studi Teknik Industri

BAB I PENDAHULUAN. periode jenjang pendidikan. Kurikulum tercatat sebagai perubahan ketiga selama

PANDUAN PENGISIAN KRS PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEMESTER GENAP 2012/2013

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

STRATEGI PENGELOLAAN KKG DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DI GUGUS AHMAD YANI KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas

BAB I PENDAHULUAN. berada. Dalam proses pendidikan banyak sekali terjadi perubahan-perubahan

STRUKTUR KURIKULUM TAHUN 2016 PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN (ADP)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. depan yang lebih baik. Melalui pendidikan seseorang dapat dipandang terhormat,

BAB I PENDAHULUAN. Fuja Siti Fujiawati, 2013

2) Jurusan Statistika Program Studi Statistika (S1) Para lulusan program Strata 1 Statistika ini diharapkan mempunyai:

PANDUAN PENGISIAN KRS PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEMESTER GENAP 2015/2016

PANDUAN PENGISIAN KRS

KURIKULUM JURUSAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

BAB IV KURIKULUM PROGRAM STUDI

SURAT KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BUDI LUHUR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang paling penting dalam berkomunikasi, baik

PANDUAN PENGISIAN KRS

BAB I PENDAHULUAN. Inti dari pendidikan di sekolah adalah kegiatan belajar mengajar. Keberhasilan

I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan bangsa, pendidikan merupakan salah satu aspek penting

BAB I PENDAHULUAN. di SMK masih sangat konvensional, bahkan ada yang membiarkan para

SPESIFIKASI JURUSAN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BRAWIJAYA SP.UJM-JM-FE-UB.01

BAB I PENDAHULUAN. Matematika adalah salah satu ilmu dasar, yang sangat berperan penting

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Khususnya di Indonesia matematika sudah diajarkan sejak dalam. pendidikan anak usia dini hingga sekolah menengah.

1. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) a. Sebaran Beban Studi

PERLUNYA MATA KULIAH MATEMATIKA DISKRET DALAM STRUKTUR KURIKULUM PROGRAM STUDI MATEMATIKA (S1) FMIPA-UT ABSTRAK

PANDUAN PENGISIAN KARTU RENCANA STUDI (KRS) PROGRAM STUDI SISTEM KOMPUTER TAHUN AJARAN GASAL 2017 / 2018

KATALOG PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH (PLS)

Dokumen Kurikulum Program Studi : Magister Aktuaria

BAB I PENDAHULUAN. International Mathematics and Science Study (TIMSS) tahun 2003 bahwa

Distribusi Mata Kuliah Berdasarkan Kelompok Institusi

PIMPINAN JURUSAN GEOGRAFI. : Drs. C. PALANGAN,M.Si

KURIKULUM PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA JURUSAN TEKNOLOGI INFORMASI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TADULAKO TAHUN 2017

DAFTAR MATA KULIAH KBK PRODI BK FKIP UNIVERSITAS MURIA ANGKATAN TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di

KURIKULUM OPERASIONAL

PERAN DAN FUNGSI GURU DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN. Yati Siti Mulyati Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UPI ABSTRAK

1. BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan mata pelajaran yang senantiasa hadir pada setiap

BAB I PENDAHULUAN. Matematika timbul karena pikiran-pikiran manusia yang berhubungan dengan ide,

LAPORAN PENYUSUNAN MODUL BAHAN AJAR PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA

Penyusunan Kurikulum S1 Teknik Informatika ITB Ayu Purwarianti, Ph. D.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Menurut Muhaimin (2008: 333), kurikulum adalah seperangkat

Beban sks minimal untuk program S-1

BAB I PENDAHULUAN. Komisi Pendidikan untuk Abad XXI Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Pernyataan tersebut mengandung maksud, melalui kegiatan belajar

Profil Keterampilan Mengajar Mahasiswa Calon Guru Melalui Kegiatan Induksi Guru Senior

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KURIKULUM 2015 PRODI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

I. PENDAHULUAN. Belajar pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada

Transkripsi:

TANTANGAN KURIKULUM 2002 PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UM DALAM MENCETAK GURU MATEMATIKA YANG PROFESIONAL 1) Abdur Rahman As ari 2) PENDAHULUAN Beberapa waktu yang lalu penulis diminta untuk menjadi pembicara dalam bedah kurikulum yang akan dilangsungkan di ITB tanggal 25 Mei 2003. Bedah kurikulum ini dilakukan karena dalam pertemuan para Ketua Jurusan dengan Pengurus Pusat Himpunan Indonesia (IndoMS) ada beberapa ketua jurusan yang menyarankan agar diadakan pertemuan untuk membahas kurikulum matematika dan pendidikan matematika sehingga diperoleh titik temu berupa bangun dasar kurikulum matematika atau pendidikan matematika yang seharusnya ada di setiap program matematika. Penulis diminta untuk menyajikan tentang kurikulum Pendidikan di Jurusan FMIPA Universitas Negeri Malang. Sehubungan dengan itu, penulis mencoba untuk memberikan gambaran tentang Kurikulum Program Studi Pendidikan tahun 2002 dan melakukan kajian dalam kaitannya dengan potensi kurikulum tersebut dalam mencetak guru-guru matematika yang berkualitas. DASAR PENGEMBANGAN KURIKULUM TAHUN 2002 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FMIPA UM 1) Disajikan dalam rangka Bedah Kurikulum di ITB Bandung tanggal 24 Mei 2003 2) Drs. Abdur Rahman As ari M.Pd, M.A. adalah dosen FMIPA UM dan Wkl Presiden IndoMS 1

Pertama-tama, kurikulum yang dikembangkan untuk mahasiswa Program Studi Strata 1 Pendidikan Jurusan Universitas Negeri Malang pada tahun 2002 dikembangkan atas dasar filosofi sebagaimana gambar di atas. Filosofi ini dikembangkan oleh penulis (As ari, 2002). Fokus utama kurikulum tahun 2002 adalah agar lulusan memiliki kemampuan pemecahan masalah matematis maupun pembelajarannya. Untuk itu, kepada mahasiswa akan diberikan tentang: 1. Sekolah, 2. Strategi Pembelajaran, 3. Proses Berpikir Matematis, 4. Kemampuan Metakognisi, dan 5. Sikap produktif. Guru perlu menguasai matematika sekolah yang akan diajarkannya. Tanpa penguasaan matematika sekolah yang memadai, seorang guru tidak akan memiliki kepercayaan diri dan tidak mampu berapresiasi dengan baik dalam melaksanakan proses belajar mengajarnya. Guru juga tidak akan mampu memberikan motivasi belajar kepada para siswanya, karena sibuk dengan dirinya sendiri. Guru tidak akan mampu memberikan bimbingan secara optimal tentang materi matematika yang dipelajari siswanya, terutama ketika siswanya merasa kesulitan dengan masalah matematika yang dipelajarinya. Bahkan mungkin akan sangat ketakutan kalau-kalau para siswa tersebut bertanya kepada dirinya. Alih-alih memberikan penjelasan yang baik, justru damprat dan kemarahan yang dipertunjukkan untuk menutupi kekurangannya. Penguasaan matematika sekolah ini sungguh merupakan persyaratan mutlak yang harus dimiliki guru. Guru yang baik juga harus mampu menjadi pemecah masalah yang baik untuk soal-soal matematika sekolah. Hal berikutnya yang harus dikuasai guru matematika adalah kemampuan melaksanakan pembelajaran agar terjadi proses belajar pada diri siswa, bukan sekedar melaksanakan pengajaran. Tugas utama guru adalah membelajarkan siswa materi dan kegiatan matematika bukan mengajarkan. Kalau hanya sekedar mengajarkan, maka yang belajar adalah si guru itu sendiri, sementara siswa hanya menjadi pengamat dan belum tentu terjadi proses belajar. Andaikata terjadi proses belajar sekalipun, maka proses tersebut tidak berjalan secara optimal Untuk itu, guru perlu memiliki berbagai macam strategi (dalam arti luas) pembelajaran matematika, yang dapat diterapkan dalam situasi dan kondisi yang bersesuaian. Dia perlu mengetahui apa yang dirasakan oleh siswa, apa kebutuhan siswa, apa yang bisa dipahami siswa, cara apa yang bisa digunakan, pendekatan apa yang seharusnya dipakai, dan lain sebagainya. Jika dia gagal membelajarkan siswanya dengan satu cara, dia harus mengetahui cara lain yang mungkin bisa digunakan. Guru harus kaya dengan strategi pembelajaran. Dua hal tersebut, akan dapat menjadi bekal yang baik bagi seorang guru. Namun demikian, masih ada tiga hal lain lagi yang perlu dimiliki seorang guru 2

matematika jika dia ingin menjadi guru matematika yang baik, yaitu guru matematika yang mampu memecahkan masalah matematika dan masalah pembelajarannya (baik dialam sendiri maupun yang dialami rekan guru lainnya). Tiga hal lain tersebut adalah penguasaan akan proses berpikir matematis, kemampuan melakukan metakognisi, dan sikap yang produktif. Dengan proses berpikir matematis yang baik, seorang guru akan senantiasa dapat menempatkan setiap permasalahan dalam koridor yang tepat. Dia bisa mengklasifikasikan, membandingkan, mengurutkan, menganalisis bagian dan keseluruhan, mengidentifikasi pola yang ada. Dia juga memiliki berbagai macam strategi heuristik pemecahan masalah yang memungkinkan dia mampu menyederhanakan masalah dan membuat langkah penyelesaian yang tepat. Dengan kemampuan metakognisi yang ada, dia bisa menengok ulang proses dan alur berpikir yang dilaluinya ketika dia berusaha memecahkan masalah. Dengan begitu dia akan dapat melakukan refleksi diri dan menemukan kelemahan-kelemahan serta potensi perbaikannya. Ini akan sangat bermanfaat bagi guru untuk senantiasa melakukan perbaikan proses pembelajarannya dari hari ke hari. Dengan sikap yang produktif, guru akan terus tertantang memberikan layanan yang terbaik kepada sisiwanya dan senantiasa melakukan banyak hal positif. Guru tidak akan mudah menyerah setiap kali berhadapan dengan masalah. Guru akan tidak pernah puas melihat siswa-siswanya tidak mencapai target prestasi belajar tertentu. Guru akan selalu aktif dan kreatif melaksanakan pembelajaran sehingga siswa-siswa mereka akan mencapai hasil belajar yang optimal. Selanjutnya, pengembangan kurikulum program studi pendidikan matematika juga mengikuti panduan yang dikembangkan oleh Ditjen Dikti yang mengelompokkan matakuliah atas dasar pilar-pilar belajar sebagaimana dikemukakan oleh UNESCO yakni: 1. Learning to know 2. Learning to do 3. Learning to be 4. Learning to live together Selama mengikuti pendidikan di program studi pendidikan matematika, mahasiswa diharapkan mengetahui apa yang diperlukan untuk menjadi guru matematika (learning to know), mencoba melakukan secara parsial apa yang biasanya dilakukan oleh guru matematika (learning to do), dan bertindak sebagaimana layaknya seorang guru matematika (leraning to be), dan menyadari serta mengetahui kedudukan dan peran yang diembannya dalam konteks guru matematika secara keseluruhan (learning to live together). Dengan mengacu kepada dua dasar di atas, maka kurikulum Jurusan Program Studi Pendidikan dapat dikemukakan pada lampiran. 3

KAJIAN KURIKULUM Kurikulum yang telah berhasil dikembangkan tersebut di atas, tentu masih subject to review. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini, penulis akan mencoba mengkaji Kurikulum 2002 Program Studi Pendidikan FMIPA Universitas Negeri Malang, khususnya, dari peranannya dalam mendukung praktik dan kinerja pembelajaran yang dilakukan oleh guru matematika di lapangan. Mudah-mudahan ini akan bermanfaat bagi Jurusan FMIPA UM, dan program studi pendidikan matematika universitas lainnya. Alat untuk Mengkaji Dalam rangka mengkaji kurikulum 2002 program studi pendidikan Jurusan FMIPA Universitas Negeri Malang, penulis menggunakan suatu alat kajian. Alat kajian ini dikembangkan oleh penulis berdasarkan hasil kajian kepustakaan tentang program-program penyiapan guru matematika. Penulis menelusuri dunia maya dan mendapatkan beberapa artikel yang cukup menarik untuk dijadikan senjata. Hasil kajian penulis tentang halhal yang mempengaruhi kinerja atau praktik pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru matematika sudah disajikan oleh penulis dalam seminar di Jurusan FMIPA UM tahun 2003 sebagaimana terlihat di dalam daftar rujukan. Menurut As ari (2003), ada beberapa tahapan yang harus dilewati oleh seorang guru matematika sebelum dia betul-betul mengabdikan dirinya menjadi guru matematika yang baik. Dia harus melewati beberapa fase perjalanan hidup, dan perjalanan hidup ini sedikit banyak memberikan warna dan mempengaruhi karakter guru matematika tersebut. Faktor-faktor yang memperngaruhi kepribadian dan selanjutnya praktik pembelajaran yang dilakukan oleh guru matematika tersebut adalah: 1. Pengalamannya ketika menjadi murid Sebelum menjadi mahasiswa calon guru, mereka mengalami bagaimana diperlakukan oleh guru mereka. Mereka secara aktif mempersepsi apa yang dialami bersama guru mereka, dan berproses sehingga menjadi sikap dan kepribadian mereka tentang matematika dan proses pembelajaran matematika. Mereka akan melaksanakan proses belajar mengajar matematika sejalan dengan apa yang dipersepsinya. Ini sejalan dengan pendapat Watanabe, McGinnis and Roth-McDuthe (1997), yang mengikuti pendapat Bandura, tentang asumsi teori belajar sosial: Learning would be exceedingly laborious, not to mention hazardous, if people had to rely solely on the effects of their own actions to inform them what to do. Fortunately, most human behavior is learned observationally through modeling: from observing others one forms an idea of how new behaviors are 4

performed, and on later occasions this coded information serves as a guide for action. Oleh karena itu, tidak salah kiranya jika guru di jenjang sebelum perguruan tinggi memegang peranan penting dalam pembentukan karakter calon guru. Namun demikian, hasil penelitian Lianghuo, F. and Ngan Peng, C.C. (2002), menunjukkan bahwa pengalaman mereka ketika menjadi siswa bukanlah sumber utama bagi pengembangan pengetahuan tentang pembelajaran matematika sebagaimana diterapkannya. Faktor utama yang memberikan kontribusi terhadap pelaksanaan praktik pembelajaran guru di Singapura adalah kebiasaan para guru melakukan kegiatan refleksi terhadap praktik pembelajaran yang biasa dilakukannya. Secara umum, penulis setuju dengan pendapat yang pertama. Sebab, di Indonesia, guru (betapapun jeleknya) masih merupakan unsur yang sangat penting. Tidak jarang, suatu materi yang salah yang diajarkan oleh guru diterima sebagai suatu yang tanpa cacat oleh seorang anak. Meskipun orang tua anak tersebut ahli matematika, saran orang tua tidak akan pernah dipedulikan. Guru masih dipandang sebagai sumber ilmu pengetahuan yang paling hebat di mata siswa. Hal ini diperparah oleh adanya budaya tokoh panutan. Apa yang dikatakan, dan dilakukan oleh tokoh panutan tersebut, akan dilaksanakan dan ditiru secara membabi buta tanpa mengetahui asbabun-nuzulnya. Di samping itu, di Indonesia, guru sangat jarang melakukan praktik refleksi untuk memperbaiki cara mereka mengajar. Target utama adalah daya serap kurikulum. Mereka kurang begitu peduli dengan proses belajar mengajar yang dilakukan dan dampaknya terhadap pemahaman siswa. Mereka mengajar dan mengajar untuk mengejar keterselesaian materi. Hal ini diperparah dengan rendahnya mastery expectation di republik ini, yakni 85% siswa di kelas memperoleh skor rata-rata 6,5. Apapun yang terjadi, pengalaman menjadi murid sedikit banyak akan mempengaruhi karakter guru matematika. 2. Program Pendidikan Guru Selama periode penyiapan guru, calon guru dituntut untuk menyelesaikan sejumlah banyak matakuliah matematika dan pembelajaran matematika. Hal ini didasarkan atas suatu asumsi bahwa calon guru matematika harus dibekali dengan pengetahuan dasar yang diperlukan untuk memulai karir profesionalisme mereka. Matakuliah matematika dimaksudkan untuk menjamin bahwa calon guru memiliki wawasan yang luas tentang materi yang akan diajarkan. Dengan mengikuti matakuliah matematika tingkat tinggi, mereka diharapkan memiliki pemahaman yang lebih jelas dan mendalam tentang matematika sekolah. Mereka diharapkan memiliki kemahiran matematika yang baik 5

sehingga mereka memiliki kepercayaan diri yang tinggi dalam mengajarkan matematika. Matakuliah pembelajaran matematika, di lain pihak, termasuk di dalamnya praktik mengajar, dimaksudkan untuk menjamin bahwa calon guru matematika memiliki kepammpuan untuk mengidentifikasi metode mengajar yang paling tepat untuk mengajarkan topik tertentu kepada anak tertentu dalam kondisi tertentu, sehingga mereka mampu belajar dengan optimal. Oleh karena itu, tidak salah kiranya jika selama masa di program pendidikan guru ini, mereka dibekali dengan pengetahuan tentang proses belajar siswa, faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar, issyu pendidikan mutakhir, dan sifat pokok dari kurikulum matematika. Namun demikian, di beberapa tempat dikatakan bahwa penyiapan guru banyak yang terlalu bersifat teoritis, kurang praktis. Apapun bentuknya, pengalaman mengikuti program penyiapan guru mempengaruhi karakter guru matematika. 3. Budaya Sekolah Ketika seorang calon guru memasuki dunia kerja, dia akan berhadapan dengan suatu lingkungan yang terkadang sudah membentuk suatu budaya tersendiri. Budaya sekolah ini terkadang tertutup, dan cenderung mempertahankan diri dari pengaruh baru. Mereka menganggap bahwa sesuatu yang baru adalah ancaman terhadap eksistensi dan kenyamanan mereka selama ini. Dalam budaya seperti itulah mereka hidup. Oleh karena itu, wajar jika mereka cenderung mengalah untuk mengikuti budaya yang telah mapan tersebut atau terlempar ke luar. Hanya orang-orang yang pandai sajalah yang bisa survive dan bahkan mempengaruhi dan mengubah budaya yang ada. Budaya sekolah ini sedikit banyak mempengaruhi karakter guru matematika. 4. Pengembangan Profesionalisme Untuk meningkatkan profesionalisme, seorang guru akan mengikuti beberapa macam kegiatan pengembangan profesionalisme, baik yang bersifat internal maupun yang menuntut mereka keluar dari sekolah untuk sementara waktu. Bincang-bincang santai, informal dengan sesama guru tentang proses pembelajaran yang sudah dan akan berlangsung merupakan salah satu bentuk proses dalam rangka pengembangan profesionalisme guru. Demikian pula dengan program-program formal yang menuntut waktu khusus dan sering terjadi di luar sekolah, seperti pelatihan, seminar, lokakarya, dan konferernsi. Keterlibatan guru dalam proses pengembangan profesionalisme ini sedikit banyak akan membentuk karakter guru matematika. 6

Missi Kurikulum 2002 Pendidikan FMIPA UM Sehubungan dengan hal-hal yang diuraikan di atas, maka tugas yang seharusnya diemban oleh setiap Program Studi Pendidikan (termasuk Program Studi Pendidikan Jurusan FMIPA Universitas Negeri Malang) adalah menyiapkan calon guru matematika agar mereka mampu melaksanakan proses pembelajaran matematika secara baik sehingga siswa bisa belajar secara optimal. Kurikulum program studi Pendidikan harus mampu: 1. mengubah persepsi negatif (kalau ada) mahasiswa tentang matematika dan pembelajaran matematika yang diperolehnya ketika mereka masih duduk sebagai murid di bangku sekolah (SD, SLTP, SMU), 2. memberikan bekal penguasaan Sekolah yang memadai, sehingga mereka memiliki pengetahuan yang memadai dan percaya diri untuk mengajarkannya kepada murid-murid mereka, 3. memberikan bekal penguasaan berbagai macam strategi pembelajaran matematika yang baik dan sesuai, sehingga mereka mampu melaksanakan proses belajar mengajar yang aktif, dinamis, kreatif, dan efektif, 4. memberikan bekal penguasaan tingkat lanjut yang bisa dijadikan payung bagi konsep matematika yang diajarkan di sekolah, sehingga mereka menjadi lebih mantap dalam membimbing siswa mereka belajar, 5. menjadikan lulusannya sebagai agent of change di lingkungan sekolah dan sekitarnya, sehingga praktik pembelajaran matematika yang baik dapat ditularkan kepada guru-guru matematika lainnya. Kalau Kurikulum 2002 Program Studi Pendidikan mampu menjalankan missi ini, maka guru yang dihasilkannya akan dapat menjadi guru matematika yang baik yang mampu membelajarkan siswanya, serta mampu menjadi agen perubahan yang bisa mendorong terlaksanakannya pembelajaran matematika yang baik, tidak hanya di kelasnya sendiri tetapi juga di kelas-kelas matematika lainnya. KURIKULUM PENDIDIKAN MATEMATIKA 2002 FMIPA UM Dilihat dari daftar matakuliah yang tersedia, kurikulum Program Studi Pendidikan tahun 2002 diperkirakan akan mampu memberikan bekal yang baik kepada mahasiswanya untuk menguasai matematika sekolah dan metode pembelajarannya. Sebanyak 43 sks matakuliah-matakuliah Sekolah dan Pembelajarannya disediakan. Jumlah ini sungguh jauh berbeda dengan kurikulum pendidikan matematika yang sebelumnya yang hanya memberikan sekitar belasan sks. Di samping itu, pada kurikulum 2002, kurikulum Program Studi Pendidikan tahun 2002 juga menyediakan banyak sekali matakuliah matematika tingkat lanjut yang dapat digunakan sebagai payung untuk matematika sekolah. Dengan menguasai materi matakuliah lanjutan tersebut, 7

para mahasiswa diharapkan akan dapat menempatkan konsep matematika sekolah dalam konsep matematika tingkat lanjut. Apakah kurikulum program studi Pendidikan tahun 2002 akan dapat mengubah persepsi yang sudah terbentuk oleh siswa sejak di bangku sekolah? Jawab terhadap permasalahan ini tentu masih harus ditunggu. Secara dokumenter, kurikulum tidak akan mampu memberikan jawaban. Yang mampu menjawab permasalahan ini adalah praktik perkuliahan di kampus, baik perkuliahan matakuliah matematika, maupun matakuliah kependidikan. Kalau pembelajaran di kampus didominasi oleh praktik talk and chalk sebagaimana yang lazim di sekolah, harapan tersebut hanya akan tinggal harapan. Justru, persepsi mereka tentang bagaimana matematika itu diajarkan akan semakin terpupuk, tumbuh dan berkembang menjadi kepribadian. Budaya paternalistik bangsa Indonesia tentu juga akan merambah pada mahasiswa sehingga mahasiswa di Indonesia lebih memerlukan uswatun hasanah atau pemodelan daripada sekedar mau-idloh hasanah atau anjuran. Mereka butuh suri tauladan untuk dijadikan panutan. Oleh karena itu, para dosen yang mengajar matematika, dan apalagi pembelajaran matematika harus memberikan suri tauladan bagaimana mengajar yang baik sesuai dengan teori-teori terkini. Teori belajar yang baik dan sesuai dengan teori terkini tersebut hendaknya jangan diceramahkan, melainkan dipraktikkan di kelas sehingga mahasiswa bisa merasakan perbedaan dan keunggulannya. Apakah kurikulum program studi Pendidikan tahun 2002 akan mampu menjadikan mereka agent of change dalam pembelajaran matematika. Untuk maksud ini, tentu mereka harus memahami budaya sekolah, program-program pengembangan profesionalisme guru, dan untuk itu mereka harus memahami berbagai konsep dalam rangka merealisasikan perubahan (change). Mereka harus mengetahui antara lain: konsep perubahan, dampak perubahan, manajemen perubahan, taktik untuk melaksanakan perubahan, dan lain-lain. Tampaknya kurikulum program studi pendidikan matematika tahun 2002 tidak menyediakan hal ini. Isi dari kurikulum lebih banyak pada masalah matematika dan pembelajarannya. Untuk menutupi hal ini, ada pemikiran untuk meniru pembelajaran di Jepang dimana para dosen mengundang para praktisi (guru, kepala sekolah, atau pengawas) mengikuti proses perkuliahan. Guru bersama mahasiswa diminta untuk menerapkan ide-ide baru dalam pembelajaran matematika, dan mereka diminta untuk membuat laporan pelaksanaan dan hasilnya dalam seminar perkuliahan yang dibina oleh dosen tersebut. PENUTUP Dari uraian di atas, dapatlah diambil kesimpulan bahwa kurikulum program studi pendidikan matematika Jurusan FMIPA Universitas Negeri Malang pada dasarnya sudah cukup baik untuk mencetak guru matematika yang profesional. Akan tetapi, masih ada beberapa hal yang perlu 8

dipertimbangkan dan mendapat perhatian agar tujuan tersebut dapat direalisasikan. Hal-hal yang diharapkan untuk mengubah persepsi negatif calon guru tentang matematika dan pembelajarannya lebih banyak diserahkan kepada bagaimana dosen melaksanakan proses pembelajaran dalam perkuliahan mereka. Demikian pula dengan penyiapan mereka sebagai agent of change. Kurikulum program studi pendidikan mengandalkan kepada praktik perkuliahan yang dilaksanakan dosen. Untuk itu, para dosen matematika di Jurusan FMIPA UM perlu mengupayakan agar pembelajaran yang dilakukan untuk matakuliah matematika atau pendidikan matematikanya dilaksanakan sesuai teori-teori pembelajaran matematika terkini. Di samping itu, dalam proses perkuliahan matakuliah-matakuliah tertentu, ada kalanya perlu melibatkan guru, kepala sekolah, dan pengawas. Di dalam perkuliahan tersebut, para mahasiswa dapat belajar bersama-sama dengan para guru, kepala sekolah, dan pengawas tentang inovasi dalam pembelajaran matematika. Dengan cara begitu, praktik pembelajaran yang terbaru bisa segera diketahui oleh para guru, kepala sekolah, dan pengawas sehingga ketika para lulusan matematika jurusan FMIPA UM ingin mengenalkan suatu inovasi terbaru dalam pembelajaran matematika, sekolah akan dengan mudah menyambut ide tersebut dengan baik. KEPUSTAKAAN As ari, A.R. Framework Pengembangan Kurikulum Program Studi Pendidikan FMIPA Universitas Negeri Malang. Makalah disajikan dalam rangka Pengembangan Kurikulum Program Studi Pendidikan FMIPA Universitas Negeri Malang, Mei/Juni 2002. As ari, A.R. An Analysis of the Failure in Creating Constructivism-Oriented Indonesian Mathematics Teacher. Makalah disajikan dalam Seminar Jurusan Universitas Negeri Malang. 12 Maret 2003. Lianghuo, F. and Ngan Peng, C.C. 2002. Investigating the Sources of Singaporean Mathematics Teachers s Pedagogical Knowledge. In D. Edge and Y.B. Har (eds.). Mathematics Education for a Knowledge-Based Era: Proceedings of Second East Asia Regional Conference on Mathematics Education and Ninth Southeast Asian Conference on Mathematics Education. Volume 2 Selected Papers. Nanyang, Singapore: Association of Mathematics Educators, National Institute of Education, Nanyang Technological University Watanabe, Tad; McGinnis, J. Randy; and Roth-McDuffie, Amy. University Faculty "Modeling"Good Instruction inmathematics and Science Courses for Prospective Middle Grades Teachers: Voices from the MCTP. Paper presented at the Annual Meeting of the American Educational Research Association, Chicago, Illinois, March 24-28, 1997. 9

Lampiran KURIKULUM 2002 JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA No Kelompok Matakuliah Sandi Matakuliah Nama MPK MKU421 Agama 2 2 V (4-6)% MKU412 Pancasila 2 2 V 6-9sks MKU414 Kewarganegaraan 2 2 V (8 sks) MKU418 Bahasa Inggris Profesi 2 2 V JUMLAH 8 Sks Js Semester 1 2 3 4 5 6 7 8 Kompe tensi Inti/ Lokal Prasyarat MKK (50-80)% (72-118)sks (73 sks = 67 wajib & 6 pilihan) MAP400 Pengantar Pendidikan 3 4 V MAP401 Perkembangan Peserta Didik 3 4 V MAP402 Belajar dan Pembelajaran 3 4 V MAU400 Dasar-dasar 3 4 V MAU401 Kalkulus I 3 4 V MAU402 Kalkulus II 3 4 V Kal I MAU403 Kalkulus Lanjut 3 4 V V Kal II MAU404 Dasar-dasar Komputer 3 4 V MAU405 Pemrograman Komputer 3 4 V daskom MAU406 Aljabar Linier 3 4 V Elementer 10

No Kelompok Matakuliah Matakuliah Sandi Nama Sks Js Semester 1 2 3 4 5 6 7 8 Kompe tensi Inti/ Lokal Prasyarat MAU407 Metode Statistika 3 4 V MAU408 Statistika Matematik I 3 4 V MS MAU409 Teori Bilangan 3 4 V MAU410 Analisis Real I 3 4 V MAU411 Analisis Real II 3 4 V V Real I MAU412 Struktur Aljabar I 3 4 V MAU413 Struktur Aljabar II 3 4 V Struk I MAU414 Fungsi Kompleks 3 4 V Kal II MAU415 Program Linear 3 4 V Al. Linier MAU416 Metode Diskrit 3 4 v MAU417 Geometri Euclid 3 4 v MAU418 Geometri Analitika 3 4 V Pilihan Minimum 6 sks: MAU425 Logika Simbolik MAU421 Geometri Transformasi 3 4 Geo Euclid Geo Analit MAU422 SurveI Geometri 3 4 Geo Euclid MAU423 Metode Numerik 3 4 Kal II MAU420 Persamaan Diferensial 3 4 Kal Lanjut Biasa MAU424 Sistem Informasi 3 4 MAU429 Statistika II 3 4 Stat Mat I Terapan 3 4 MAU427 Teori Graf I 3 4 MAU426 Proyek Khusus 3 4 JUMLAH 73 11

No Kelompok Matakuliah Matakuliah Sandi Nama MKB (30-40)% (43-58)sks MAP441 Kajian dan Pengembangan Sekolah I Sks Js Semester 1 2 3 4 5 6 7 8 Kompe tensi Inti/ Lokal Prasyarat 3 4 V Dasardasar Mat (43 sks = 34 wajib & 9 pilihan) MAP442 MAP443 MAP444 MAP445 MAP446 MAP447 MAP448 MAP449 MAP450 Kajian dan Pengembangan Sekolah II Kajian dan Pengembangan Sekolah III Kajian dan Pengembangan Sekolah IV Kajian dan Pengembangan Sekolah V SD dan Pembelajarannya I SD dan Pembelajarannya II Asesmen Pembelajaran Penelitian Pendidikan Perencanaan dan Pengembangan Program Pembelajaran 3 4 V Dasardasar Mat 3 4 V Dasardasar Mat 3 4 V Dasardasar Mat 3 4 V Dasardasar Mat 3 4 V Dasardasar Mat 3 4 V Dasardasar Mat 3 4 V 3 4 V Met. Stat Asesmen 3 4 V KPMS 12

No Kelompok Matakuliah Matakuliah Sandi Nama MAP451 MAP452 Seminar Problematika Pembelajaran Kajian dan Pengembangan Bahan Ajar Semester Sks Js 1 2 3 4 5 6 7 8 2 3 V 2 3 V Kompe tensi Inti/ Lokal Prasyarat MPB (10-16)% (15-24)sks Pilihan minimum 9 sks: MAP453 Kecenderungan 3 4 Pembelajaran Mutakhir MAP454 Strategi Pemecahan 3 4 Masalah MAP455 Pembelajaran 3 4 Berbantuan Komputer MAP456 Media Pembelajaran 3 4 MAP457 Sejarah 3 4 MAP458 Kemampuan Dasar 3 4 Mengajar MAP459 Proyek Khusus 3 4 JUMLAH 45 MAP480 PPL 4 V MAP499 Skripsi/Tugas Akhir 4 V 13

No Kelompok Matakuliah Matakuliah Sandi Nama (17 sks = 8 wajib & 9 pilihan) Pilihan minimum 3 sks: Sks Js Semester 1 2 3 4 5 6 7 8 Kompe tensi Inti/ Lokal Prasyarat No Kelompok Matakuliah Matakuliah Sks Js Semester Kompe tensi MAU481 Basis Data 3 4 MAU482 Analisis Data 3 4 MAU483 Pemrograman Aplikasi 3 4 MAU484 Riset Operasi 3 4 MAU489 Proyek Khusus 3 4 Inti/ Lokal Prasyarat MBB (6-8)% (9-12)sks Pilihan minimum 6 sks MAU485 Fisika Dasar 3 4 MAU487 Kimia Dasar 3 4 MAU486 Biologi Dasar 3 4 MAU488 Kartografi 3 4 JUMLAH 17 MKU427 Bahasa Indonesia 2 3 v Keilmuan MAU491 Bahasa Inggris 3 4 v MAU492 KKN 2 4 V 3 4 V JUMLAH 9 (9 sks) MAU493 Praktis 14