LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 5 TAHUN 2005 SERI E NOMOR 3

dokumen-dokumen yang mirip
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SOLOK,

PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 546 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENJUALAN KENDARAAN PERORANGAN DINAS DAN KENDARAAN DINAS OPERASIONAL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2006 NOMOR 18 SERI E NOMOR SERI 13 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 15 TAHUN 2006

BUPATI BULUNGAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 45 TAHUN 2008 TENTANG PENGHAPUSAN / PENJUALAN KENDARAAN DINAS MILIK DAERAH

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG PEMINDAHTANGANAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN NOMOR 04 TAHUN 2006 BUPATI NUNUKAN,

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

BUPATI PENAJAM PASER UTARA

PEMERINT AR KABUPATEN

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 24 TAHUN 2009 TENTANG PENGHAPUSAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

K e p a d a S U R A T E D A R A N TENTANG

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 613 TAHUN 2011 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PESISIR SELATAN, bahwa Kendaraan Dinas yang terdiri dari Kendaraan Perorangan Dinas dan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN NOMOR : 3 TAHUN 2006

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 12 TAHUN 2006 RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR

RANCANGAN PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PEMINDAHTANGANAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 2 TAHUN 2005 SERI D NOMOR 1

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 37 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA PAREPARE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 5 TAHUN TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2006 NOMOR 7 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 7 TAHUN 2006 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 14 TAHUN 2006 RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN UMUM

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 13 TAHUN 2003 SERI B NOMOR 5

SALINAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR: 5 TAHUN 2003 SERI: E PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 5 TAHUN 2003 TENTANG

BUPATI ACEH TENGGARA. Mengingat : 1.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI NOMOR 69 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN PELELANGAN TERBATAS BARANG MILIK PEMERINTAH KABUPATEN BERAU BUPATI BERAU,

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR : 8 TAHUN 1982 Seri D Nomor 6 PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 10 TAHUN 2005 SERI C NOMOR 5

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 18 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN BARANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2006 NOMOR 8 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI PEMBENTUKAN KECAMATAN AIR HANGAT

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN RETRIBUSI PELAYANAN PARKIR DI TEPI JALAN UMUM

GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 8 TAHUN 2005 SERI C NOMOR 3

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 14 TAHUN 2003 SERI B NOMOR 6

PERATURAN DAERAH PROPINSI KALIMANTANBARAT NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN BARANG DAERAH

P E R A T U R A N D A E R A H KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 9 TAHUN 2005 SERI C NOMOR 4

- 1 - PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PENJUALAN RUMAH DINAS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2004 SERI D NOMOR 8

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PARKIR DI TEPI JALAN UMUM

WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG. Nomor 01 Tahun 2004 Seri E PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG

BUPATI SORONG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SORONG NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 04 TAHUN 2003 TENTANG

BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN BARANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAGELANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 4 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 2 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 11 TAHUN 2003 SERI B NOMOR 3

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOLOK SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH KABUPATEN SOLOK SELATAN

GUBERNUR SUMATERA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG SUMBANGAN PIHAK KETIGA KEPADA PEMERINTAH KABUPATEN BULUNGAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2006 NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 6 TAHUN 2006 T E N T A N G

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2011 S A L I N A N

2016, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan

PEMERINTAH KABUPATEN MAMUJU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 6 TAHUN 2005 SERI C NOMOR 1

BUPATI PEKALONGAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 18 TAHUN 2012

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 5 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 10 TAHUN 2003 SERI B NOMOR 2

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA NOMOR 07 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMPUNG UTARA

PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

L E M B A R A N D A E R A H

PERATURAN DAERAH KABUPAREN MURUNG RAYA NOMOR : 18 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN JALAN DAN BONGKAR MUAT BARANG DI KABUPATEN MURUNG RAYA

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

LEMBARAN DAERAH PROPINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 8 TAHUN 2003 SERI E NOMOR : 3 PERATURAN DAERAH PROPINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 04 TAHUN 2003 TENTANG

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG PENJUALAN RUMAH DINAS DAERAH GOLONGAN III MILIK PEMERINTAH KABUPATEN BULUNGAN

BUPATI MUSI RAWAS, TENTANG

KABUPATEN CIANJUR NOMOR 21 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIANJUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN ILIR NOMOR : 35 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK KABUPATEN OGAN ILIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

PENJELASAN ATAS RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR TAHUN 2006 TENTANG

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG RUMAH DAERAH DAN KENDARAAN DINAS MILIK PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TIMUR BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

WALIKOTA BUKITTINGGI

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 19 TAHUN 2003 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 07 TAHUN 2004 PAJAK PARKIR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PARKIR DI TEPI JALAN UMUM

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2013 NOMOR : 13 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR

BUPATI BENER MERIAH QANUN KABUPATEN BENER MERIAH NOMOR : 19 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN DALAM KABUPATEN BENER MERIAH

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2007 NOMOR 5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG ALOKASI DANA DESA

PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO KEDUDUKAN KEUANGAN WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA SAWAHLUNTO

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN CIAMIS dan BUPATI CIAMIS

Transkripsi:

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 5 TAHUN 2005 SERI E NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG PENJUALAN KENDARAAN PERORANGAN DINAS DAN OPERASIONAL DINAS MILIK PEMERINTAH KABUPATEN KERINCI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KERINCI, Menimbang : a. bahwa untuk efisiensi dan efektifitas Pemerintah Daerah dalam Pengelolaan Kendaraan Dinas, maka perlu dilaksanakan Penjualan Kendaraan Perorangan Dinas dan Operasional yang kreterianya sesuai dengan peraturan Perundang-undangan yang berlaku. b. bahwa untuk memenuhi maksud huruf a diatas, perlu diatur dan ditetapkan dalam Peraturan Daerah. 1

Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-undang Darurat Nomor 21 Tahun 1957 tentang Pengubahan Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat II dalam Lingkungan Daerah Swatantra Tingkat I Sumatera Tengah sebagai Undangundang (Lembaran Negara Tahun 1958 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1643); 2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Republik Indonesia nomor 43 Tahun 1999 (LN. Tahun 1999 Nomor 169, TLN Nomor 3890); 3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (LN Tahun 2004 Nomor 125, TLN Nomor 4437); 4. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah ((LN Tahun 2004 Nomor 126, TLN Nomor 4438); 5. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (LN Tahun 2003 Nomor 47, TLN Nomor 4286); 6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 1971 tentang Penjualan Kendaraan Perorangan Dinas Milik Negara (LN Tahun 1971 Nomor 59, TLN Nomor 2967); 7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (LN Tahun 2000 Nomor 54, TLN Nomor 3953); 8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 105 tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah (LN Tahun 2000 Nomor 202, TLN Nomor 4022); 2

9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2001 tentang Pengamanan dan Pengalihan Barang Milik/Kekayaan Negara dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah dalam rangka Pelaksanaan Otonomi Daerah; 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 1997 tentang Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi Keuangan dan Materil Daerah; 11. Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor 152 Tahun 2004 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Daerah; 12. Peraturan Daerah Kabupaten Kerinci Nomor 22 Tahun 2000 tentang Kewenangan Daerah Kabupaten; 13. Peraturan Daerah Kabupaten Kerinci Nomor 16 Tahun 2003 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Kerinci; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KERINCI DAN BUPATI KERINCI M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TENTANG PENJUALAN KENDARAAN PERORANGAN DINAS DAN OPERASIONAL DINAS MILIK PEMERINTAH KABUPATEN KERINCI 3

B A B I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Kerinci ; 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur Penyelenggara Pemerintahan Daerah. 3. Kepala Daerah adalah Bupati Kerinci; 4. Wakil Kepala Daerah adalah Wakil Bupati Kerinci; 5. Pejabat Negara adalah Pejabat Negara di Daerah yaitu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah; 6. DPRD adalah Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Daerah; 7. Pegawai Negeri adalah setiap WNRI yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri atau diserahi tugas Negara lainnya dan digaji berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku; 8. Kendaraan dinas adalah Kendaraan Milik Pemerintah Daerah Kabupaten Kerinci; 9. Kendaraan Perorangan Dinas adalah Kendaraan Perorangan Dinas yang dipergunakan oleh Pejabat Negara di Daerah; 10. Kendaraan Dinas Operasional Lapangan/ khusus adalah Kendaraan Dinas yang digunakan untuk melayani kepentingan umum; 11. Kendaraan Dinas Operasional perkantoran adalah Kendaraan Dinas yang dipergunakan oleh Pegawai Negeri sipil dalam melaksanakan kelancaran tugas pada unit kerja; 12. Sewa beli adalah suatu perikatan dimana pihak Pemerintah Daerah menyerahkan Kendaraan miliknya untuk dimanfaatkan dalam waktu tertentu kepada PNS atau Pejabat Negara di lingkungan Pemerintah daerah dengan pembayaran harga tertentu secara cicilan dan 4

setelah cicilan lunas, maka kendaraan menjadi milik PNS atau Pejabat Negara yang bersangkutan; 13. Pemeliharaan adalah kegiatan atau tindakan yang dilakukan agar semua kendaraan Dinas selalu dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan secara berdaya guna dan berhasil guna; 14. Biaya Operasional adalah biaya yang digunakan untuk mendukung beroperasinya suatu kendaraan; 15. BPKB adalah Buku pemilikan Kendaraan Bermotor yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang sebagai bukti pemilikan kendaraan; 16. STNK adalah Surat Tanda Nomor Kendaraan yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang atas kendaraan; B A B II JENIS/GOLONGAN KENDARAAN DINAS Pasal 2 (1) Jenis Kendaraan Perorangan Dinas dan kendaraan Dinas Operasional Perkantoran terdiri dari : a. Jenis sedan, Jeep, Station Wagon, Mini bus dan Pick up b. Jenis kendaraan bermotor roda 2 ( sepeda motor, scooter) (2) Jenis Kendaraan Dinas Operasional lapangan/ khusus terdiri dari : a. Mobil Ambulance b. Mobil Pemadam kebakaran c. Bus d. Mikro bus e. Truck f. Alat-alat besar g. Pesawat h. Kendaraan diatas air i. Kendaraan untuk melayani kepentingan umum 5

(3) Kendaraan Dinas yang dapat dijual terdiri dari : a. Kendaraan Perorangan Dinas b. Kendaraan Dinas Operasional (4) Kendaraan Dinas Operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri dari : a. Kendaraan Dinas Operasional Perkantoran b. Kendaraan Dinas Operasional Khusus Pasal 3 Kendaraan Dinas dapat dihapus / dijual dengan memperhatikan pertimbangan yaitu : (1) Pertimbangan Teknis a. Secara fisik barang tidak dapat digunakan karena rusak dan tidak ekonomis bila diperbaiki b. Secara teknis tidak dapat dimanfaatkan lagi akibat modernisasi c. Telah melampaui batas waktu kegunaannya / kadaluarsa d. Karena penggunaan mengalami perubahan dasar spesifikasi, dsb e. Selisih kurang dalam timbangan / ukuran disebabkan penggunaan / susut dalam penyimpanan. (2) Pertimbangan Ekonomis a. Karena berlebih b. Secara ekonomis lebih menguntungkan bagi Daerah apabila dihapuskan karena biaya operasional dan pemeliharaanya lebih besar dari manfaat yang diperoleh. Pasal 4 (1) Kendaraan Perorangan Dinas yang digunakan oleh Pejabat Negara yang berumur 10 (sepuluh) tahun atau lebih dapat dijual 1 (satu) buah kepada Pejabat yang bersangkutan setelah masa 6

jabatannya berakhir sesuai dengan ketentuan Perundangundangan. (2) Pejabat Negara yang dimaksud pada ayat (1) adalah Pejabat Negara di Daerah yaitu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. (3) Kendaraan Dinas Operasional yang digunakan oleh DPRD bila berumum 10 tahun atau lebih dapat dijual atau di lelang melalui Penghapusan. (4) Penjualan Kendaraan Dinas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak boleh mengganggu pelaksanaan tugas dinas dan Daerah. Pasal 5 (1) Kendaraan Dinas Operasional Perkantoran, khususnya roda 2 (dua) dan roda 4 (empat) yang berumur lebih 10 (sepuluh) tahun atau karena rusak dan tidak efisien lagi bagi keperluan dinas dapat dijual melalui penghapusan (2) Pegawai pemegang kendaraan atau yang akan memasuki pensiun atau lebih senior mendapat prioritas untuk membeli kendaraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal 6 Kesempatan untuk membeli kendaraan sebagaimana dimaksud pada pasal 3 hanya 1 (satu) kali kecuali dalam tenggang waktu 10 (sepuluh) tahun Pasal 7 Kendaraan Dinas Operasinal lapangan/ khusus seperti dimaksud pada pasal 2 (dua) ayat 4 (empat) belum dapat dihapus/dijual jika belum tersedia kendaraan baru sebagai penggantinya. 7

Pasal 8 Kebijakan penetapan umur Kendaraan Dinas operasional yang akan dijual sebagaimana dimaksud pada pasal 4 ayat (1) ditetapkan lebih lanjut oleh Kepala Daerah. B A B III TATA CARA DAN PERSYARATAN Bagian Pertama Tata Cara dan Persyaratan Pasal 9 (1) Adapun persyaratan yang harus dipenuhi adalah : a. Surat permohonan diatas materai Rp. 6.000,- diketahui oleh atasan langsung b. Surat Keputusan Pengangkatan sebagai Pejabat Negara atau Pegawai Negeri Sipil c. Surat penunjukan sebagai pemegang kendaraan dinas d. Surat Pernyataan tidak pernah membeli kendaraan dinas Pemerintah Kabupaten Kerinci dalam tenggang waktu 10 (sepuluh) tahun terakhir diatas kertas materai Rp. 6.000,- e. Hasil cek fisik kendaraan yang dikeluarkan oleh Dinas Perhubungan f. BPKB g. STNK (2) Kepala Bagian Perlengkapan dan Kekayaan Daerah mengkoordinir permohonan tersebut. Pasal 10 Kepala Daerah menyampaikan permohonan persetujuan penjualan kendaraan perorangan Dinas kepada Dewan perwakilan Rakyat Daerah dengan dilampiri : 8

a. Permohonan dari Pejabat/pegawai yang bersangkutan b. Berita Acara hasil penelitian Panitia Kendaraan c. Daftar Kendaraan yang akan dijual Pasal 11 Kendaraan Dinas yang akan dihapus / dijual dilaksanakan melalui : a. Pelelangan Umum b. Lelang terbatas c. Penjualan lansung kepada Pejabat yang bersangkutan d. Pemusnahan Bagian Kedua Pembentukan dan Tugas Panitia Pasal 12 Untuk melaksanakan penelitian atas kendaraan yang akan dijual, Kepala Daerah membentuk Panitia Penjualan Kendaraan Perorangan Dinas yang disingkat Panitia Kendaraan. Pasal 13 Adapun Panitia Kendaraan terdiri dari : a. Sekretaris Daerah sebagai Ketua b. Asisten Administrasi sebagai Wakil Ketua c. Kepala Bagian Perlengkapan dan Kekayaan Daerah sebagai Sekretaris d. Kepala Badan Pengawas Daerah sebagai Anggota e. Kepala Dinas Perhubungan sebagai Anggota f. Kepala Bagian Hukum sebagai Anggota g. Kepala Bagian Keuangan sebagai Anggota h. Kepala Dinas pendapatan Daerah sebagai Anggota 9

i. Kepala Bagian Ekobang sebagai Anggota j. Unsur sekretariat Pasal 14 Adapun tugas Panitia Kendaraan adalah : a. Melaksanakan Penelitian dari segi administrasi atau pemilikan kendaraan. b. Meneliti keadaan fisik kendaraan c. Membuat Berita Acara hasil penelitian d. Memeriksa kelengkapan permohonan Bagian ketiga Pelaksanaan Penjualan Pasal 15 Pelaksanaan Penjualan Kendaraan Perorangan Dinas dan kendaraan Operasional Dinas ditetapkan oleh Kepala Daerah setelah mendapat persetujuan DPRD Pasal 16 Penjualan Kendaraan Perorangan Dinas dan Kendaraan Operasional Dinas milik Pemerintah Kabupaten Kerinci, persyaratan administrasi yang harus dipenuhi yakni : a. Keputusan Kepala Daerah tentang Penetapan penjualannya b. Keputusan DPRD tentang Persetujuan Penjualan Kendaraan Dinas c. Keputusan Kepala Daerah tentang Pembentukan Panitia Kendaraan d. Berita Acara hasil penelitian Panitia Kendaraan e. Permohonan pembeli kendaraan dari masing-masing Pejabat/pegawai negeri/calon pembeli f. Keputusan Pengangkatan Pejabat Pegawai Negeri Sipil 10

g. Surat pernyataan belum pernah membeli kendaraan perorangan dinas dalam tenggang waktu 10 (sepuluh) tahun Pasal 17 (1) Standarisasi Harga Kendaraan Perorangan Dinas ditetapkan dengan keputusan Kepala Daerah; (2) Harga jual Kendaraan Perorangan Dinas yaitu : a. Kendaraan yang telah berumur 10 (sepuluh) sampai 13 (tiga belas) tahun harga jual adalah minimal 40% (empat puluh persen) dari harga umum/pasaran yang berlaku b. Kendaraan yang telah berumur 14 (empat belas) tahun atau lebih harga jualnya 20 % (dua puluh persen) dari harga umum / pasaran yang berlaku. (3) Jika ada biaya perbaikan I (satu) tahun terakhir atas kendaraan tersebut, maka biaya dimaksud harus dibayar sekaligus oleh pembeli setelah surat perjanjian ditanda tangani. B A B IV PELAKSANAAN TEKNIS PENJUALAN Bagian Pertama Surat Perjanjian Pasal 18 Setelah penetapan penjualan kendaraan perorangan dinas dan kendaraan Operasional Dinas selesai maka dibuat surat perjanjian penjualan kendaraan perorangan dinas yang ditanda tangani oleh kepala Daerah dalam hal ini Kepala Bagian perlengkapan dan Kekayaan Daerah atau Pejabat yang ditunjuk sebagai pihak ke I dan Pegawai / pembeli sebagai pihak ke II. 11

Pasal 19 Surat Perjanjian tersebut memuat : a. Besarnya cicilan bulanan atas harga jual kendaraan dimaksud dengan ketentuan sudah harus dilunasi paling lambat dalam waktu 5 (lima) tahun. b. Apabila dilunasi dalam waktu 1 (satu) tahun maka balik nama atas kendaraan tersebut dapat dilaksanakan. c. Selama belum dilunasi dan atau selama 1 (satu) tahun pertama dan surat perjanjian ditanda tangani, kendaraan tersebut tetap dipergunakan untuk kepentingan dinas dan tidak boleh dijual/dipindah kepada pihak lain. d. Pembeli wajib melunasi cicilan kendaraan sebelum yang bersangkutan pensiun atau pindah ke tempat lain. Pasal 20 Hasil penjualan kendaraan perorangan dan pelelangan kendaraan operasional dinas disetorkan secara bruto ke Kas Daerah. Pasal 21 Setelah harga jual kendaraan perorangan dinas dan operasional dinas dilunasi maka dikeluarkan Keputusan kepala daerah yang menetapkan : a. Pelepasan Hak Pemerintah Daerah atas Kendaraan perorangan dinas dan operasional dinas tersebut kepada pembelinya. b. Menghapuskan Kendaraan perorangan dinas dan operasional dinas dari buku Inventaris Kekayaan Pemerintah Daerah. c. Apabila harga sewa beli telah dilunasi dan termasuk ayat (2) diats pegawai/pembeli kendaraan perorangan dinas dapat melakukan balik nama kendaraan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 12

Bagian Kedua Biaya Pemeliharaan Pasal 22 Dalam hal kendaraan tersebut masih dipergunakan untuk kepentingan dinas maka untuk biaya oli dan BBM disediakan oleh Pemerintah Daerah sepanjang memungkinkan. Pasal 23 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini mengenai teknis pelaksanaan akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Kepala Daerah sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. B A B V KETENTUAN PENUTUP Pasal 24 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan menempatkannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Kerinci. Ditetapkan di Sungai Penuh Pada tanggal 11 Januari 2005 BUPATI KERINCI dto H. FAUZI SIIN 13

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG PENJUALAN KENDARAAN PERORANGAN DINAS DAN OPERASIONAL DINAS MILIK PEMERINTAH KABUPATEN KERINCI I. PENJELASAN UMUM Dalam rangka pelaksanaan Otonomi Daerah yang nyata dan bertanggungjawab serta untuk meningkan efisiensi dan efektivitas Daerah dalam Pengelolaan Kendaraan Dinas, maka perlu dilaksanakan Penjualan Kendaraan Perorangan Dinas dan Operasional yang kreterianya sesuai dengan peraturan Perundangundangan yang berlaku. Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : a. Kendaraan dinas adalah Kendaraan Milik Pemerintah Daerah Kabupaten Kerinci; b. Kendaraan Perorangan Dinas adalah Kendaraan Perorangan Dinas yang dipergunakan oleh Pejabat Negara di Daerah; c. Kendaraan Dinas Operasional Lapangan/ khusus adalah Kendaraan Dinas yang digunakan untuk melayani kepentingan umum; 14

d. Kendaraan Dinas Operasional perkantoran adalah Kendaraan Dinas yang dipergunakan oleh Pegawai Negeri sipil dalam melaksanakan kelancaran tugas pada unit kerja; e. Sewa beli adalah suatu perikatan dimana pihak Pemerintah Daerah menyerahkan Kendaraan miliknya untuk dimanfaatkan dalam waktu tertentu kepada PNS atau Pejabat Negara di lingkungan Pemerintah daerah dengan pembayaran harga tertentu secara cicilan dan setelah cicilan lunas, maka kendaraan menjadi milik PNS atau Pejabat Negara yang bersangkutan; f. Pemeliharaan adalah kegiatan atau tindakan yang dilakukan agar semua kendaraan Dinas selalu dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan secara berdaya guna dan berhasil guna; g. Biaya Operasional adalah biaya yang digunakan untuk mendukung beroperasinya suatu kendaraan; II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Cukup Jelas Pasal 2 Cukup Jelas Pasal 3 Cukup Jelas Pasal 4 Cukup Jelas Pasal 5 Cukup Jelas Pasal 6 Cukup Jelas Pasal 7 Cukup Jelas Pasal 8 Cukup Jelas Pasal 9 Cukup Jelas Pasal 10 Cukup Jelas Pasal 11 Cukup Jelas Pasal 12 Cukup Jelas Pasal 13 Cukup Jelas Pasal 14 Cukup Jelas 15

Pasal 15 Cukup Jelas Pasal 16 Cukup Jelas Pasal 17 Cukup Jelas Pasal 18 Cukup Jelas Pasal 19 Cukup Jelas Pasal 20 Cukup Jelas Pasal 21 Cukup Jelas Pasal 22 Cukup Jelas Pasal 23 Cukup Jelas Pasal 24 Cukup Jelas 16

Disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kerinci dengan Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kerinci : Nomor : 1 Tahun 2005 Tanggal : 11 Januari 2005 Tentang : Persetujuan terhadap Peraturan Daerah Kabupaten Kerinci tentang 16 (enam belas) Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Kerinci Diundangkan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Kerinci Nomor : 5 Tahun 2005 Tanggal : 17 Januari 2005 S e r i : E Nomor : 3 SEKRETARIS DAERAH KERINCI dto Ir. ZUBIR MUCHTAR Pembina Tk I NIP. 430 004 969 17