LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2010 NOMOR 25 SERI D NOMOR 21 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMOSIR NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMOSIR NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SAMOSIR, Menimbang : a. bahwa beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2006 tentang Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan Desa, dirasakan tidak sesuai lagi dengan semangat otonomi desa yang mengutamakan percepatan pelayanan dan pembangunan di desa-desa yang akan dimekarkan; b. bahwa ketentuan menganai pembentukan, penghapusan dan penggabungan desa sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2006 tentang Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan Desa, terdapat beberapa pasal yang dirasakan tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2006 yang merupakan amanat Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa; c. bahwa untuk maksud sebagaimana tersebut pada huruf a dan huruf b di atas perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2006 tentang Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan desa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih, dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3886); 3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Samosir dan Kabupaten Serdang Bedagai di Provinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4346); 4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389); 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali dan terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844); 6. Undang.../
6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4422); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4587); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4593); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737); 10. Peraturan Daerah Kabupaten Samosir Nomor 21 Tahun 2005 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Kabupaten dan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Samosir. Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SAMOSIR Dan BUPATI SAMOSIR MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMOSIR NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA Pasal I Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Samosir Nomor 9 Tahun 2006 tentang Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan Desa, diubah sebagai berikut: 1. Pasal 1 angka 17 diubah sehingga Pasal 1 angka 17 selengkapnya berbunyi: 17. Penghapusan desa adalah tindakan meniadakan desa yang ada akibat tidak memenuhi syarat dan/atau digabung dengan desa terdekat. 2. Pasal 10 ayat (3) diubah sehingga Pasal 10 ayat (3) selengkapnya berbunyi: (3) Hasil musyawarah/mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dituangkan dalam Berita Acara dan diusulkan oleh Kepala Desa atas persetujuan BPD kepada Bupati melalui Camat. 3. Pasal 10 ayat (4) huruf a dan d diubah serta ditambah satu huruf e, sehingga Pasal 10 ayat (4) selengkapnya berbunyi sebagai berikut: (4) Usulan pembentukan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilampiri: a. Daftar nama desa induk dan daftar nama desa hasil pemekaran; b. Peta wilayah desa induk dan peta wilayah desa hasil pemekaran; c. Data jumlah penduduk dan luas wilayah desa hasil pemekaran; d. Rencana wilayah administrasi desa yang akan dibentuk; e. Berita Acara hasil Rapat BPD tentang Pembentukan Desa. 4. Pasal 11 dan Pasal 12 diubah sehingga Pasal 11 dan Pasal 12 selengkapnya berbunyi: Pasal 11 (1) Dengan memperhatikan dokumen usulan Kepala Desa, Bupati menugaskan Tim Kabupaten bersama Tim Kecamatan untuk melakukan observasi ke desa yang akan dibentuk, yang hasilnya menjadi bahan rekomendasi kepada Bupati; (2) Bila.../
(2) Bila rekomendasi Tim Observasi menyatakan layak dibentuk desa baru Bupati menyiapkan rancangan Peraturan Daerah tentang Pembentukan Desa; (3) Penyiapan Rancangan Peraturan Daerah tentang Pembentukan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2), harus melibatkan pemerintah desa, BPD dan unsur masyarakat desa, agar dapat ditetapkan secara tepat batas-batas wilayah desa yang akan dibentuk; (4) Bupati mengajukan rancangan Peraturan Daerah tentang Pembentukan Desa kepada DPRD; (5) DPRD bersama Bupati melakukan pembahasan atas rancangan Peraturan Daerah tentang Pembentukan Desa, dan bila diperlukan dapat mengikutsertakan pemerintah desa, BPD dan unsur masyarakat desa; (6) Rancangan Peraturan Daerah tentang Pembentukan Desa yang telah disetujui bersama oleh DPRD dan Bupati disampaikan oleh Pimpinan DPRD kepada Bupati paling lambat 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal persetujuan bersama, untuk ditetapkan menjadi Peraturan Daerah; (7) Rancanagan Peraturan Daerah tentang Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (6), ditetapkan oleh Bupati paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak rancangan tersebut disetujui bersama; (8) Dalam hal sahnya Peraturan Daerah tentang Pembentukan Desa yang telah ditetapkan oleh Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (7), Sekretaris Daerah mengundangkan Peraturan Daerah tersebut di dalam Lembaran Daerah. Pasal 12 Apabila hasil observasi Tim sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1), tidak memenuhi syarat-syarat terbentuknya desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 dan Pasal 10, Bupati menolak usul pembentukan desa. 5. Pasal 15 diubah dan ditambah 1 (satu) ayat, sehingga Pasal 15 selengkapnya berbunyi: Pasal 15 (1) Desa dapat diubah atau disesuaikan statusnya menjadi Kelurahan berdasarkan prakarsa pemerintah desa bersama BPD dengan memperhatikan aspirasi masyarakat setempat; (2) Aspirasi masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disetujui paling sedikit 2/3 (dua per tiga) penduduk desa yang mempunyai hak pilih. 6. Pasal 16 diubah dan ditambah 1 (satu) huruf, sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal 16 Perubahan status desa menjadi kelurahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 harus mempunyai syarat: a. luas wilyah tidak berubah; b. jumlah penduduk paling sedikit 2000 jiwa atau 400 Kepala Keluarga; c. Prasarana dan sarana pemerintahan yang memadai bagi terselenggaranya pemerintahan kelurahan; d. Potensi ekonomi berupa jenis, jumlah usaha jasa dan produksi serta keanekaragaman mata pencaharian; e. Kondisi sosial budaya masyarakat berupa keanekaragaman status penduduk dan perubahan nilai agraris ke jasa industri; f. Meningkatnya volume pelayanan. 7. Pasal.../
7. Pasal 18 ditambah 1 (satu) ayat menjadi ayat (4) yang berbunyi sebagai berikut: Pasal 18 (4) Kepala Desa dan Perangkat Desa serta anggota BPD dari desa yang diubah statusnya menjadi kelurahan, diberhentikan dengan hormat dari jabatannya dan diberikan penghargaan sesuai dengan nilai-nilai sosial budaya masyarakat setempat. 8. Diantara Pasal 18 dengan Pasal 19 ditambah satu Pasal 18A, yang berbunyi sebagai berikut: Pasal 18A Tata cara pengajuan dan penetapan perubahan status desa menjadi kelurahan adalah sebagai berikut: a. Adanya prakarsa dan kesepakatan masyarakat untuk merubah status desa menjadi kelurahan; b. Masyarakat mengajukan usul perubahan status desa menjadi kelurahan kepada BPD dan Kepala Desa; c. BPD mengadakan rapat bersama Kepala Desa untuk membahas usul masyarakat tentang perubahan status desa menjadi kelurahan, dan kesepakatan rapat dituangkan dalam Berita Acara hasil rapat BPD tentang perubahan status desa menjadi kelurahan; d. Kepala desa mengajukan usul perubahan status desa menjadi kelurahan kepada Bupati melalui Camat, disertai Berita Acara hasil rapat BPD; e. Dengan memperhatikan dokumen usulan Kepala Desa, Bupati menugaskan Tim Kabupaten bersama Tim Kecamatan untuk melakukan observasi ke desa yang akan diubah statusnya menjadi kelurahan, yang hasilnya menjadi bahan rekomendasi kepada Bupati; f. Bila rekomendasi Tim Observasi menyatakan layak untuk merubah status desa menjadi kelurahan, Bupati menyiapkan rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan Status Desa menjadi Kelurahan; g. Bupati mengajukan Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan Status Desa menjadi Kelurahan kepada DPRD dalam forum Rapat Paripurna DPRD; h. DPRD bersama Bupati melakukan pembahasan atas Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan Status Desa menjadi Kelurahan, dan bila diperlukan dapat mengikutsertakan Pemerintah Desa, BPD dan unsur masyarakat desa; i. Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan Status Desa menjadi Kelurahan yang disetujui bersama oleh DPRD dan Bupati disampaikan oleh Pimpinan DPRD kepada Bupati untuk ditetapkan menjadi Peraturan Daerah; j. Penyampaian Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan Status Desa menjadi Kelurahan sebagaimana dimaksud pada huruf i, disampaikan oleh Pimpinan DPRD paling lambat 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal persetujuan bersama; k. Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan Status Desa menjadi Kelurahan sebagaimana dimaksud pada huruf j, ditetapkan oleh Bupati paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak rancangan tersebut disetujui bersama; l. Dalam hal sahnya Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan Status Desa menjadi Kelurahan yang telah ditetapkan oleh Bupati sebagaimana dimaksud pada huruf k, Sekretaris Daerah mengundangkan Peraturan Daerah tersebut di dalam Lembaran Daerah. Pasal II.../
Pasal II Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Samosir. Ditetapkan di Pangururan pada tanggal 15 Oktober 2010 BUPATI SAMOSIR, cap/dto MANGINDAR SIMBOLON