BAB I PENDAHULUAN. pelatihan, proses, cara, perbuatan mendidik (Syam, 1980:7).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa

BAB 4 KESIMPULAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan serta temuan kasus yang telah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Wujud pragmatik imperatif dipilih sebagai topik kajian penelitian ini karena di dalam kajian dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia dalam sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis dan bahasa lisan. Variasi bahasa tulis tidak sedinamis variasi bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa pada prinsipnya merupakan alat untuk berkomunikasi dan alat

BAB I PENDAHULUAN. digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Manusia sebagai

KESANTUNAN IMPERATIF DALAM PIDATO M. ANIS MATTA: ANALISIS PRAGMATIK SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

I. PENDAHULUAN. produk atau jasa yang tentunya menjadikan bahasa sebagai sarananya.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama.

BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia dalam Interaksi Guru-Siswa di SMP Negeri 1 Sumenep

Bahasa Indonesia. Ragam Bahasa. Dwi Septiani, S.Hum., M.Pd. Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan bersama (Suwito dalam Aslinda dkk, 2010: 06). Bahasa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. tulis dalam berkomunikasi. Menurut Arifin (2000: 3), dalam wacana lisan,

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bagian dari ilmu linguistik. Cabang-cabang ilmu linguistik tersebut di

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang ikut berperan dalam usaha pembentukan siswa atau peserta

ERIZA MUTAQIN A

I. PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena bahasa

AHMAD KHOIRUL ANWAR NIM A

ANALISIS TINDAK TUTUR PADA WACANA STIKER PLESETAN

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup, terutama bagi kehidupan manusia. Setiap manusia akan

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat agar terjalin suatu kehidupan yang nyaman. komunitas selalu terlibat dalam pemakaian bahasa, baik dia bertindak

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Chaer (2010:14)

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA DI KALANGAN MAHASISWA DALAM BERINTERAKSI DENGAN DOSEN DAN KARYAWAN

BAB I PENDAHULUAN. penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya. Menurut Kridalaksana

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki fungsi yang terpenting yaitu sebagai alat komunikasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya kegiatan, peradaban kebudayaan manusia. Bahasa adalah alat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. pikirannya. Baik diungkapkan dalam bentuk bahasa lisan maupun bahasa. informasi, gagasan, ide, pesan, maupun berita.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa

TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan

BAB I PENDAHULUAN. dalam teori semantik, atau dengan perkataan lain, membahas segala aspek makna

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai

GAYA BAHASA PERSONIFIKASI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 9 GEMOLONG SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas komunikasi tidak lepas dari kehidupan manusia sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi bagi manusia. Dengan bahasa, seseorang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan produk dari suatu kalimat dalam kondisi tertentu dan. wacana. Tindak tutur dapat pula disebut tindak ujar.

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena kurangnya minat dan motivasi belajar bahasa Jawa. lingkungan sekolah maupun luar sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. manusia seperti kebudayaan, ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni merupakan

I. PENDAHULUAN. satu potensi mereka yang berkembang ialah kemampuan berbahasanya. Anak dapat

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan bahasa sebagai sarana untuk berinteraksi antar manusia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pencapaian tujuan belajar tercermin dari kemampuan belajar siswa yang

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Alwi, 2003:588).

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia

BAB I PENDAHULUAN. tidur sampai tidur lagi, bahkan bermimpi pun manusia berbahasa pula.

BAB I PENDAHULUAN. Suku Batak terdiri dari lima bagian yaitu; Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi sehari-hari yang digunakan oleh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. mengkaji makna dalam hubungannya dengan situasi-situasi ujar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis salah satu fungsinya adalah untuk berkomunikasi. Bahasa tulis dapat

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN PERSONA PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-KAHFI (SURAT 18)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

menafsirkan makna homonim dan homofon, kesalahan dalam menafsirkan makna indiom, kesalahan dalam menafsirkan arti peribahasa, pengembalian stimulus,

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM TUTURAN PERANGKAT DESA PECUK KECAMATAN MIJEN KABUPATEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa selalu digunakan manusia dalam kehidupan sehari-hari untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil budaya manusia yang bernilai

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. kuantitatif. Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya. Manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa merupakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan struktur kebahasaannya dengan baik (penggunaan kosa kata, tatabahasa,

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Sebagai makhluk. konvensi (kesepakatan) dari masyarakat pemakai bahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan situasi tidak resmi akan memberikan kesan menghormati terhadap keadaan sekitar.

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER

BAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan lainnya. Manusia pasti menggunakan bahasa untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Adat istiadat merupakan suatu hal yang sangat melekat dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang mengalaminya. Ada beberapa tempat rekreasi yang menarik. paralayangnya serta tempat- tempat rekreasi lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DAN DAYA PRAGMATIK PADA IKLAN PRODUK KOSMETIK DI TELEVISI SKRIPSI

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO

BAB I PENDAHULUAN. ide, gagasan, isi pikiran, maksud, realitas dan sebagainya. mengingat jumlah bahasa atau variabel bahasa yang digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adalah penerima informasi atau berita dari segala informasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial. Manusia membutuhkan orang lain untuk saling

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan manusia

BAB I PENDAHULUAN. dengan usia pada tiap-tiap tingkatnya. Siswa usia TK diajarkan mengenal

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahasa mereka, atau bahasa-bahasa mereka bila mereka berbahasa

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa dapat menjalin hubungan yang baik, dan dapat pula

TINDAK TUTUR IMPERATIF GURU DAN RESPONSIF SISWA DALAM INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR DI SMA SELAMAT PAGI INDONESIA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. masalah dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan penelitian. Tujuan penelitian ini

I. PENDAHULUAN. Bagian pendahuluan dalam tesis ini terdiri dari, latar belakang yang berisi hal-hal

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. Pendidikan juga merupakan proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara, perbuatan mendidik (Syam, 1980:7). Berdasarkan kedudukan, fungsi dan tujuan guru dalam pendidikan yang tertera dalam UU Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 (pasal 4) menyatakan bahwa: Kedudukan guru sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Dalam sebuah pendidikan terdapat bahasa, Bahasa adalah alat komunikasi sosial, karena dalam masyarakat ada komunikasi atau saling hubungan antaranggota maka diperlukannya suatu bahasa. Tidak ada masyarakat tanpa bahasa, dan tidak ada pula bahasa tanpa masyarakat. Kegiatan bahasa bisa terwujud apabila manusia terlibat di dalamnya. Dalam berbicara, pembicara dan lawan bicara sama-sama menyadari bahwa ada kaidah-kaidah yang mengatur tindakannya, penggunaan bahasanya, dan interpretasi-interpretasinya terhadap tindakan dan ucapan lawan bicaranya. Setiap peserta tindak ucap bertanggung 1

2 jawab terhadap tindakan dan penyimpangan terhadap kaidah kebahasaan di dalam interaksi sosial itu. Hakikat bahasa sangat bergantung dari sisi apa kita melihat bahasa. Dalam pengertian umum bahasa diartikan sebagai sistem lambang bunyi berartikulasi yang bersifat arbitrer dan sebagai alat komunikasi.para ahli linguistik maupun komunikasi mengartikan bahasa sebagai suatu sistem tanda atau lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, bahasa berfungsi sebagai wahana untuk menyampaikan informasi dengan cepat dan sekecil-kecilnya, sehingga kita dapat menguasai ilmu tersebut, baik secara horizontal (kepada generasi yang sama), maupun secara vertikal (kepada generasi yang akan datang). Seorang guru harus menguasai prinsip-prinsip dasar serta aneka fungsi bahasa dalam berinteraksi dengan siswa. Seorang guru juga harus menguasai fungsi bahasa yang sesuai dengan situasi dan kondisi karena keterampilan berbicara memegang peranan penting dalam berkomunikasi dan Penguasaan bahasa bukanlah soal kompetensi gramatikal saja, tetapi juga soal kompetensi komunikatif. Komunikasi antara siswa dan guru itu sangat penting, karena tanpa komunikasi yang baik bisa missunderstanding dan dampaknya bisa tidak baik. Seorang guru harus dapat berkomunikasi dengan baik agar menjadi public speaking, paling tidak untuk siswanya sendiri. Guru harus menjadi ice breaker, pemecah kebekuan jika ada komunikasi yang tersumbat (Barnawi, 2012:25).

3 Dalam pendekatan komunikatif guru bukan penutur asli menghadapi beban yang sangat berat, karena mereka praktis harus menguasai bahasa asing secara sempurna. Ia harus mengetahui macam-macam ragam bahasa, kapan, di mana, dan kepada siapa ragam-ragam itu dipakai begitu juga siswa yang terlibat dalam komunikasi tersebut mereka juga harus memahami maksud dari tuturan guru agar komunikasi menjadi lancar (Sumardi, 1992:86-87). Tindak tutur adalah berlangsungnya interaksi linguistik dalam satu bentuk ujaran atau lebih yang melibatkan dua pihak yaitu penutur dan mitra tutur. Dalam tindak tutur kita harus menyadari betapa pentingnya konteks ucapan/ungkapan yang bertujuan untuk mengetahui pertanyaan yang bermaksud menyuruh atau sesuatu hal dengan intonasi khusus (sarkastis) yang bermaksud sebaliknya. Dalam setiap bahasa terdapat banyak kata dan ekspresi yang referensinya seluruhnya bersandar pada keadaan ucapan tersebut dan dapat dipahami bila seseorang mengenal serta memahami situasi dan kondisi tersebut (Tarigan, 1986:33-34). Interaksi pembelajaran merupakan salah satu wujud wacana lisan yang bersifat interaksional. interaksi pembelajaran ditandai oleh adanya interaksi timbal balik antara guru dengan siswa. Hubungan guru dengan siswa berpengaruh terhadap efektivitas pembelajaran. Relasi guru-siswa tercermin dari penggunaan bahasa dalam interaksi pembelajaran. Interaksi belajar mengajar antara guru dan siswa menggunakan berbagai tuturan, salah satunya adalah berupa tuturan imperatif. Tuturan imperatif adalah tuturan yang mengandung permintaan agar orang kedua melakukan tindakan atau mengambil sikap tertentu sesuai dengan

4 kata kerja yang dimaksud. Tuturan imperatif dalam interaksi belajar mengajar untuk mengetahui seberapa besar respons mitra tutur dalam menanggapi tuturan imperatif penutur. Jika mitra tutur dapat merespons maka perintah penutur dapat diterima dengan baik (Rahardi, 2005). Responsif itu sendiri merupakan tanggapan dari sebuah tuturan imperatif yang dapat bersifat verbal, yaitu dengan menggunakan kata-kata biasa. Akan tetapi juga dapat bersifat nonverbal, yaitu dengan wujud tindakan tertentu dengan tanpa menggunakan kata-kata. Dikatakan demikian karena sesungguhnya tanggapan itu pada dasarnya merupakan sosok konteks dari imperatif itu sendiri (Rahardi, 2009:31). Sebenarnya penelitian mengenai tindak tutur imperatif sudah pernah dilakukan oleh peneliti terdahulu, sepengetahuan peneliti antara lain yaitu Muslihah dalam skripsinya yang berjudul Tuturan Imperatif Guru dalam Interaksi Belajar Mengajar di Kelas VII SMP Muhammadiyah 06 Dau Malang Tahun 2011 yang difokuskan pada bentuk dan fungsi tuturan imperatif guru ketika berinteraksi dengan siswa pada kegiatan belajar mengajar. Penelitian yang lain yaitu Dini Kurnia Hartanti dalam skripsinya yang berjudul Karakteristik Bahasa pada Tuturan Imperatif guru dalam Interaksi Belajar Mengajar Kelas VIII A SMPN 18 Malang Tahun 2011 yang difokuskan pada karakteristik bahasa pada pemakaian kalimat guru dan karakteristik bahasa pada diksi guru kelas VIIIA SMPN 18 Malang. Jika penelitian tersebut membahas tentang tuturan imperatif yang lebih difokuskan pada bentuk, fungsi, pemakaian bahasa dan diksi maka penelitian yang

5 dilakukan ini yaitu membahas tentang bentuk, strategi dan makna dalam tindak tutur imperatif guru dan responsif siswa dalam interaksi belajar mengajar dan penelitian ini mengarah pada sekolah multietnis yang terdapat di SMA Selamat Pagi Indonesia. SMA Selamat Pagi Indonesia di Jl. Pandan Rejo nomor 1, Desa Bumiaji, Kota Batu, adalah sekolah swasta yang proporsinya keragaman nasional seperti agama, suku bangsa, dan ras. SMA Selamat Pagi Indonesia dapat dikatakan pendidikan yang Multietnis, yang mana pendidikan multietnis adalah pendidikan yang berasal dari berbagai suku sehingga meningkatkan rasa saling menghargai antar siswa. Sistem pendidikan SMA Selamat Pagi Indonesia memakai kurikulum umum. Namun, siswa sebanyak mungkin tidak belajar di kelas karena kelas akan memenjarakan imajinasi dan kreativitas siswa. Mereka banyak belajar di kebun yang terdapat di lingkungan sekolah, begitu juga terdapat konsep Kampoeng Kidz, sekolah gratis, kurikulum nasional ditambah program peningkatan life skill, soft skill, dan entrepreneurship. Pada hari biasa mereka bersekolah full day school dan pada Sabtu-Minggu digunakan untuk mengembangkan kegiatan usaha yang mereka garap sendiri. Sejumlah produk hasil budi daya life skill, soft skill, dan entrepreneurhip sudah mereka hasilkan, antara lain yaitu industri rumahan penganan Choco Banana, kerupuk apel, keripik singkong, dll. Dalam proses belajar mengajar pada pendidikan yang multietnis pastinya seorang guru dan siswa harus memahami maksud dalam tuturan yang terdapat di dalam pembelajaran, terutama dalam lingkup tuturan imperatif yang melibatkan penutur dan mitra tutur, sehingga tuturan yang disampaikan penutur kepada mitra

6 tutur dapat diterima dengan baik, sehingga komunikasi diantaranya dapat dipahami dengan baik. Terkait dengan permasalahan di atas, maka peneliti mengambil judul tentang Tindak Tutur Imperatif Guru dan Responsif Siswa dalam Interaksi Belajar Mengajar di SMA Selamat Pagi Indonesia Kelas XI IPS. 1.2 Batasan Masalah Adanya pembatasan masalah,hal ini dilakukan agar penelitian dapat lebih terpusat pada tujuan yang ingin dicapai. Masalah dalam kajian ini dibatasi pada aspek. 1) Penelitian ini ditujukan pada SMA Selamat Pagi Indonesia Kelas XI IPS. 2) Penelitian ini mengarah pada bentuk tindak tutur imperatif guru dan responsif siswa yang terjadi dalam interaksi belajar mengajar di SMA Selamat Pagi Indonesia Kelas XI IPS. 3) Penelitian ini mengarah pada strategi tindak tutur imperatif guru dan responsif siswa yang terjadi dalam interaksi belajar mengajar di SMA Selamat Pagi Indonesia Kelas XI IPS. 4) Penelitian ini mengarah pada makna tindak tutur imperatif guru dan responsif siswa yang terjadi dalam interaksi belajar mengajar di SMA Selamat Pagi Indonesia Kelas XI IPS.

7 1.3 Rumusan Masalah Masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut. 1) Bagaimana bentuk tindak tutur imperatif guru dan responsif siswa dalam interaksi belajar mengajar di SMA Selamat Pagi Indonesia Kelas XI IPS? 2) Bagaimana strategi tindak tutur imperatif guru dan responsif siswa dalam interaksi belajar mengajar di SMA Selamat Pagi Indonesia Kelas XI IPS? 3) Bagaimana makna tindak tutur imperatif guru dan responsif siswa dalam interaksi belajar mengajar di SMA Selamat Pagi Indonesia Kelas XI IPS? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang ada maka tujuan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut. 1) Mendeskripsikan bentuk tindak tutur imperatif guru dan responsif siswa dalam interaksi belajar mengajar di SMA Selamat Pagi Indonesia. 2) Mendeskripsikan strategi tindak tutur imperatif guru dan responsif siswa dalam interaksi belajar mengajar di SMA Selamat Pagi Indonesia. 3) Mendeskripsikan makna tindak tutur imperatif guru dan responsif siswa dalam interaksi belajar mengajar di SMA Selamat Pagi Indonesia. 1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian berdasarkan rumusan masalah yang ada maka dapat diuraikan sebagai berikut. 1) Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan oleh para pembaca khususnya guru untuk meningkatkan pemahaman mengenai tindak tutur imperatif

8 dalam interaksi belajar mengajar agar lebih berhati-hati dalam menggunakan tuturan ketika sedang berinteraksi dengan siswa, apalagi dalam interaksi belajar mengajar dikelas yang multietnis, seorang guru harus mengetahui kapan, dimana, dan kepada siapa ia akan bertutur sehingga tuturan yang dihasilkan akan menjadi lebih baik. Dengan demikian maka dapat terjalin komunikasi yang baik antara guru dan siswa. 2) Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai referensi lanjutan bagi penelitian-penelitian selanjutnya di bidang pragmatik yang khususnya penelitian tentang tindak tutur imperatif dari perspektif yang berbeda. 1.6 Penegasan Istilah Agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam pemaknaan istilah dalam penelitian ini, maka ada istilah penting yang perlu ditegaskan yaitu sebagai berikut. 1) Tindak tutur adalah berlangsungnya interaksi linguistik dalam satu bentuk ujaran atau lebih yang melibatkan dua pihak yaitu penutur dan mitra tutur. 2) Tindak tutur imperatif adalah bentuk perintah untuk kalimat atau verba yang menyatakan larangan atau keharusan melaksanakan perbuatan. 3) Tindak tutur responsif adalah memberi tanggapan dari sebuah tuturan imperatif yang dapat bersifat verbal, yaitu dengan menggunakan kata-kata biasa. Akan tetapi juga dapat bersifat nonverbal, yaitu dengan wujud tindakan tertentu dengan tanpa menggunakan kata-kata.

9 4) Bentuk tindak tutur imperatif adalah sebuah bentuk interaksi atau tindakan tuturan imperatif yang diucapkan oleh seseorang. 5) Strategi tindak tutur imperatif adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus dalam tuturan yang menyatakan larangan atau keharusan melaksanakan perbuatan. 6) Makna tindak tutur imperatif adalah maksud pembicara dalam tuturannya yang menyatakan larangan atau keharusan melaksanakan perbuatan.