BAB I PENDAHULUAN. konferensi Jenewa tahun 1979 ( Saputra, 2005: 3) bahwa aspek aspek yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Periode emas atau yang lebih dikenal dengan golden age adalah masa

BAB I PENDAHULUAN. membimbing, mengasuh dan memberikan kegiatan pembelajaran yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan orang lain baik yang lebih muda usianya, teman sebaya. Kanak-kanak kelompok B antara 5 6 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. dan psikologisnya sehingga menjadi seorang yang unik. Anak mengalami suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Untuk mencetak manusia yang berpribadi kuat, cerdas dan mandiri,

BAB I PENDAHULUAN. satu sistem Pendidikan Nasional yang diatur dalam UU No.20 Tahun tentang sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14.

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan anak usia 0-8 tahun. PAUD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada masa usia dini anak mengalami masa keemasan (the golden age)

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan secara terjadwal, dan dalam suatu interaksi edukatif di bawah

BAB I PENDAHULUAN. dapat menunjukkan bakat di lingkungan masyarakat. Pendidikan diarahkan

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhannya. Sekolah merupakan salah satu lembaga yang

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

BAB I PENDAHULUAN. sebagai usaha mengoptimalkan potensi-potensi luar biasa anak yang bisa

BAB I PENDAHULUAN. usia kanak-kanak mulai dari 0-6 tahun adalah masa the golden age atau masa usia. sehingga potensi yang dimilikinya semakin terasah.

PENINGKATAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN BERHITUNG DI TK GIRIWONO 2

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih tinggi. yang di selenggarakan di lingkungan keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB 1 PENDAHULUAN. datang. Anak dilahirkan dengan potensi dan kecerdasannya masing-masing.

2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BEKERJASAMA PADA KELOMPOK BERMAIN MELALUI KEGIATAN MEMASAK (COOKING CLASS)

BAB I PENDAHULUAN. hendaknya dibangun dengan empat pilar, yaitu learning to know, learning

BAB I PENDAHULUAN. teratur dan terus menerus, baik perubahan itu berupa bertambahnya jumlah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai salah satu syarat tujuan pembangunan. Pendidikan merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi sesuai dengan keunikan dan tahap tahap perkembangan yang. dilalui oleh anak usia dini (Saputra, 2005: 11)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, bahasa merupakan alat menyatakan pikiran dan

I. PENDAHULUAN. berkawan sehingga dia disebut social animal. Hal terpenting di dalam

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang mandiri. Begitu pentingnya pendidikan bagi diri sendiri, dan teknologi agar bangsa semakin maju dan berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai individu yang unik memiliki karakteristik yang berbeda beda. Masing

PENGARUH PERMAINAN MUSIK TERHADAP PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK USIA 5-6 TAHUN DI PAUD ISLAM MAKARIMA KARTASURA TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan dan pendidikan yang diterimanya. Masa anak-anak adalah masa

BAB I PENDAHULUAN. halus). Oleh karena itu untuk menciptakan generasi yang berkualitas, dini disebut juga dengan The Golden Age ( Usia Emas ).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pada hakekatnya setiap manusia membutuhkan orang lain. Naluri untuk hidup bersama orang

BAB I PENDAHULUAN. untuk berkembang. Pada masa ini anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar

BAB I PENDAHULUAN. Masa kanak-kanak merupakan masa paling awal dalam rentang. anak prasekolah dipusatkan untuk menjadi manusia sosial, belajar bergaul

PENINGKATAN KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA ANAK KELOMPOK B DI TK AISYIYAH 7 BARENG KLATEN TAHUN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan di dalam negeri maupun di luar negeri. Tentunya perubahan

BAB I PENDAHULUAN. termasuk pembangunan dibidang pendidikan. dalam satu program kegiatan belajar dalam rangka kegiatan belajar dalam

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. tradisional. Pendidikan formal, informal dan non-formal merupakan bagian yang

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan selanjutnya. Pendidikan memegang peranan yang sangat

OPTIMALISASI KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK MELALUI MEDIA GAMBAR DI TK KARTIKA 1-18 AMPLAS. Yenni Nurdin 1) dan Umar Darwis 2) UMN Al Washliyah

BAB I PENDAHULUAN. telah menempatkannya sebagai pasal tersendiri dalam UU Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sasaran utama tidaklah hanya berbentuk fasilitas-fasilitas saja,

BAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan yang unik. Masa ini merupakan masa yang tepat untuk menenrukan dasardasar

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif. Pendidikan bagi anak usia dini bukan sekedar meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. kepedulian terhadap perkembangan bangsa dan negaranya (Izhar,1998).

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan bahwa usia-usia awal merupakan tahapan penting karena di masa inilah banyak aspek

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi perkembangan anak selanjutnya. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

e-journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun 2014)

I. PENDAHULUAN. Setiap anak diberikan berbagai bekal sejak lahir seperti berbagai aspek

Penanaman Nilai-Nilai Moral Pada Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Molly Novianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan

BAB 1 PENDAHULUAN. berusia kurang lebih anam tahun (0-6) tahun, dimana biasanya anak tetap tinggal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : DINA NURHAYATI A

BAB I PENDAHULUAN. persiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. yang menangani anak usia 4-6 tahun. Pembelajaran di Taman Kanak-kanak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini adalah usia emas dimana anak memiliki karakteristik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia anak identik dengan dunia bermain, maka kehidupan anak usia

Disusun oleh : WINDITA FITRI ILHAMI A

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsi untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul sehingga nantinya akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara luas diketahui bahwa periode anak dibagi menjadi dua

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan keluarga, masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari tiga ciri utama yaitu derajat kesehatan, pendidikan dan. bertumbuh dan berkembang (Narendra, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. guru dalam suatu proses belajar mengajar. Keluhan-keluhan tentang sulitnya

PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hal yang penting untuk diberikan sejak usia dini. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sebelum pendidikan dasar yang merupakan upaya pembinaan yang ditujukan

I. PENDAHULUAN. perkembangan yang sangat pesat. Masa ini biasa disebut dengan masa the golden

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan pra sekolah yang terdapat di jalur pendidikan sekolah (PP. TK adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perhatian, minat, dan kemampuan dalam belajar. Segala yang ia lihat, ia

Alfian Ashshidiqi Poppyariyana A

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Maju mundurnya suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan anak yang memiliki karakteristik yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang DwiMurtiningsih,2014

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian. Dari rumusan

PENGARUH METODE KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE) DALAM PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu upaya untuk menciptakan manusia yang cerdas, trampil

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya pengembangan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial-emosional,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membaca dan keterampilan menulis. Anak-akan dituntut untuk dapat berbicara,

I. PENDAHULUAN. Pendidkan anak usia dini mengalami perkembangan yang sangat pesat, hal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

JURNAL PENELITIAN. Oleh: SITI HINDUN M. H. NPM

BAB I PENDAHULUAN. apabila ingin memenuhi kebutuhan anak dan memenuhi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tahun-tahun pertama kehidupan anak atau yang sering dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 menyebutkan sebagai berikut:

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia pra sekolah merupakan usia yang efektif untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak. Potensi yang ada pada anak usia dini meliputi aspek aspek perkembangan sebagaimana tertuang dalam hasil konferensi Jenewa tahun 1979 ( Saputra, 2005: 3) bahwa aspek aspek yang perlu dikembangkan pada anak, yaitu motorik, bahasa, kognitif, emosi, sosial, moral dan kepribadian. Upaya untuk mengembangkan dan meningkatkan potensi anak tersebut adalah dengan melakukan proses pembelajaran yang tidak meninggalkan prinsip pembelajaran pada anak yaitu Bermain Sambil Belajar atau Belajar Seraya Bermain. Pembelajaran pada anak usia dini bertujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh yang menekankan pada aspek perkembangan. Pentingnya mengembangkan seluruh aspek perkembangan yang dimiliki anak usia dini salah satunya adalah perkembangan sosial pada anak. Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial seperti keluarga, sekolah, dan teman sebaya. Lingkungan sosial yang memberikan peluang positif dapat membantu anak mencapai perkembangan sosial secara matang. Perkembangan sosial pada anak dimulai dari sifat egosentris individual kearah interaksi sosial. Interaksi dengan anak lain dapat 1

2 mendorong anak mulai mengenal adanya perbedaan pola pikir dan keinginan anak lainnya. Interaksi sosial dapat mengurangi egosentris anak dan mengembangkan rasa empati dan melatih kerjasama. Perkembangan sosial emosi khususnya bekerjasama merupakan bagian dari proses sosial merupakan cara cara berhubungan yang dapat dilihat apabila para individu dan kelompok kelompok saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk hubungan tersebut atau apa yang terjadi apabila ada perubahan perubahan yang menyebabkan goyahnya cara cara hidup yang telah ada ( Soekanto, 2012 : 55). Bekerjasama dapat mengurangi sifat egosentris pada anak. Pada dasarnya hampir semua anak kecil bersifat egosentris dan berbicara tentang diri mereka sendiri (Hurlock, 1997 : 250). Maka sangatlah tepat jika dalam menanamkan sikap sosial kerjasama sejak usia dini, sehingga ketika dewasa mereka tidak canggung dalam berinteraksi dengan orang lain. Berdasarkan tingkat perkembangan yang dimiliki anak usia dini, bahwa kemampuan anak untuk bersosialisasi sudah pada taraf mampu untuk bekerjasama dengan teman dalam kelompok artinya anak dapat berinteraksi, berkomunikasi, suka menolong teman yang lain, dan dapat menyelesaikan permasalahan dalam kelompok dengan bekerjasama. Dalam lingkup sosial, kerjasama memiliki tujuan penting yakni anak dapat mengetahui dengan jelas mana yang menjadi tugasnya dan orang lain. Berdasarkan fakta di lapangan khususnya pada anak kelompok A di TK Widyapura kecamatan Laweyan Surakarta, menunjukan bahwa kemampuan

3 kerjasama pada anak usia 4-5 tahun masih sangat sederhana. Hal ini dibuktikan secara langsung oleh peneliti dengan cara mengamati aktifitas anak yang sedang bermain dan belajar baik pada waktu pembelajaran berlangsung di dalam kelas maupun pada waktu istirahat di luar kelas, ada beberapa hal yang menarik perhatian peneliti untuk dilakukannya proses penelitian yaitu sikap anak-anak yang cenderung egosentrik dalam bermain maupun berkelompok dengan teman, misalnya masalah tentang anak yang tidak ingin berbagi tempat duduk untuk teman lain yang belum mendapatkan tempat duduk. Dari 20 anak yang ada di kelas A dapat diprosentasikan yaitu dengan perbandingan angka prosentase 80% dari 20 anak yaitu 16 anak belum bisa menerima teman lain untuk bekerja sama, sedangkan 20% dari 20 anak yaitu 4 anak bisa menerima kehadiran teman lain. Penyebab utama kurangnya kemampuan kerjasama pada anak meliputi metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran adalah kurang bervariasi dan pembelajaran masih dilakukan secara klasikal. Materi yang diberikan kepada anak hanya terpaku pada aspek kognitif misalnya penjumlahan dan pada aspek bahasa, karena kedua hal tersebut juga merupakan tuntutan orang tua supaya anak mereka bisa berhitung dan membaca sejak dini tidak menghiraukan kebutuhan anak yang lain. Proses pembelajaran yang masih dilakukan secara klasikal dan semua anak harus menuruti kemauan guru, sehingga kemampuan anak untuk bersosialisasi secara penuh menjadi terhenti.

4 Berdasarkan fakta fakta tersebut, maka peneliti melakukan penelitian untuk meningkatkan kemampuan berinteraksi sosial pada anak khususnya dalam bidang kerjasama. Sedangkan metode yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan kerjasama pada anak adalah dengan menggunakan metode proyek. Melihat realita dan pemikiran perlunya tindakan-tindakan tersebut mendorong dilaksanakan suatu kegiatan Penggunaan Metode Proyek untuk Mengembangkan Kemampuan kerjasama pada Anak Kelompok A di TK Widyapura, Laweyan, Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013. B. Identifikasi Masalah Dari proses pembelajaran yang ada pada anak kelompok A di TK Widyapura, Laweyan, Surakarta menunjukkan bahwa masih rendahnya kemampuan berinteraksi sosial khususnya bekerjasama. Maka timbulah berbagai pertanyaan: 1. Masih banyaknya siswa kelompok A yang memiliki kemampuan rendah dalam berinteraksi sosial khususnya bekerjasama dengan teman seperti yang tercantum dalam kompetensi anak usia dini. 2. Kurangnya penggunaan metode dalam pembelajaran yang mengasah kemampuan berinteraksi sosial khususnya bekerjasama pada anak. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan permasalahan yang telah diidentifikasi, maka dapat dilakukan pembatasan masalah yaitu:

5 1. Penggunaan metode proyek terbatas pada proyek parsial yaitu pembelajaran proyek ini terdapat penggabungan antara bidang pengembangan yang berdiri sendiri dengan bidang pengembangan yang saling berhubungan. 2. Kemampuan kerjasama yang dikembangkan terbatas pada kerjasama dalam pembelajaran di sekolah, yaitu suatu usaha yang dilakukan ketika pembelajaran oleh kelompok anak saling membutuhkan dan saling membantu dalam menyelesaikan tugas kelompok untuk mencapai tujuan bersama. D. Perumusan Masalah Penggunaan metode proyek pada anak usia dini sangat efektif dalam pemakaiannya, sebagai dasar dalam pelaksanaan pembelajaran khususnya pengembangan kemampuan kerjasama pada anak. Pada anak usia dini merupakan usia yang sangat tepat untuk memperkenalkan dan mengembangkan berbagai pengetahuan dan ketrampilan dasar, dengan demikian sangatlah tepat jika melatih kemampuan berinteraksi social khususnya kerjasama pada anak sejak dini. Berdasarkan hal-hal tersebut penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut : Apakah dengan penggunaan metode proyek dapat mengembangkan kemampuan kerjasama pada anak kelompok A di TK Widyapura Laweyan Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013?.

6 E. Tujuan Penelitian Dari penelitian yang akan peneliti lakukan memiliki tujuan dalam meningkatkan kualitas pembelajran pada anak usia dini, khususnya dalam bidang pengembangan kemampuan kerjasama. 1. Tujuan Umum Secara umum penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengembangkan kemampuan kerjasama pada anak kelompok A di TK Widyapura Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013. 2. Tujuan Khusus Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan kerjasama pada anak kelompok A di TK Widyapura Laweyan Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013 melalui metode proyek. F. Manfaat Penelitian Penelitian dilakukan tidaklah terlepas dari manfaat yang akan diperoleh. Manfaat penelitian harus sesuai dengan pokok penelitian yang sudah direncanakan sebelumnya, sehingga manfaat yang diperoleh sesuai alur yang telah ditetapkan. Manfaat dari penelitian ini meliputi: 1. Secara Teoritis Penelitian yang akan peneliti lakukan ini, memiliki manfaat sebagai berikut yaitu dapat menambah ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan anak usia dini.

7 2. Secara Praktis a) Bagi Guru Menambah wawasan bagi guru tentang metode proyek dapat meningkatkan kemampuan social khususnya dalam bidang kerjasama pada anak. b) Bagi Siswa Anak dapat termotivasi untuk melakukan kegiatan dengan metode proyek, sehingga dapat meningkatkan kemampuan berinteraksi sosial khususnya bekerjasama. c) Bagi Sekolah Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi sekolah untuk lebih peduli terhadap kebutuhan dan perkembangan anak. Dengan itu, maka sekolah dapat lebih meningkatkan kualitas baik dari segi fisik meliputi sarana dan prasarana maupun dari segi non fisik meliputi manajemen sekolah, materi, kurikulum, dan lain sebagainya.