DAFTAR ISI... 1 DAFTAR LAMPIRAN... 2 RINGKASAN UTAMA... 3

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN TAHUNAN Konsil Kedokteran Indonesia. Konsil Kedokteran Indonesia

DAFTAR ISI A. SASARAN PROGRAM/KEGIATAN SESUAI RENSTRA KKI

KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA LAPORAN TAHUNAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No c. bahwa berdasarkan perkembangan Pemerintahan, peraturan perundang-undangan serta adanya Amar Putusan Mahkamah Konstitusi RI Nomor 82

1 P : Menurut anda, apakah website Konsil Kedokteran Indonesia bermanfaat untuk kebutuhan informasi?

KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI 2015

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG REGISTRASI DOKTER DAN DOKTER GIGI KETUA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA,

2011, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lem

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2052/MENKES/PER/X/2011 TENTANG IZIN PRAKTIK DAN PELAKSANAAN PRAKTIK KEDOKTERAN

2014, No Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lemb

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG B. DASAR HUKUM C. TUGAS DAN FUNGSI KKI, MKDKI DAN SEKRETARIAT KKI D. ANALISIS SITUASI

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG

RENCANASTRATEGIS TAHUN KONSILKEDOKTERANINDONESIA. Jl.TeukuCikDitiroNo.6 Gondangdia,Menteng JakartaPusat10350

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 512/MENKES/PER/IV/2007 TENTANG IZIN PRAKTIK DAN PELAKSANAAN PRAKTIK KEDOKTERAN

Tujuan Pembangunan Negara RI adalah kesejahteraan kesehatan bagi masyarakat Indonesia.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA,

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PENERBITAN REKOMENDASI PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN PROGRAM STUDI DOKTER

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MEKANISME PELAKSANAAN DALAM MENGHADAPI PELUNCURAN SISTIM INTEROPERABILITAS TERKAIT PENERBITAN SERTIFIKAT KOMPETENSI OLEH MKKGI

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1419/MENKES/PER/X/2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA TENTANG NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG

HERIANDI SUTADI DIVISI REGISTRASI

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.744, 2014 KONSIL KEDOKTERAN. Rencana Strategis. Rancangan. Penyusunan.

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG PERSETUJUAN ALIH ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI KEDOKTERAN/KEDOKTERAN GIGI

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM INTERNSIP DOKTER DAN DOKTER GIGI INDONESIA

Peran Kolegium dan Masalah Perijinan Praktik untuk pelatihan dalam rangka. Pelaksanaan Sanksi Disiplin Profesi Kedokteran

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1419/MENKES/PER/X/2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG

2014, No.298.

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. Undang Undang No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.319, 2014 KONSIL KEDOKTERAN. Registrasi. Berbasis Elektronik. Sistem Informasi.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG REGISTRASI TENAGA KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR : 1 /KKI/PER/ I /2010 TENTANG REGISTRASI DOKTER PROGRAM INTERNSIP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SURAT EDARAN NOMOR HK.03.03/MENKES/274/2014 TENTANG IZIN PRAKTIK DAN PELAKSANAAN PRAKTIK KEDOKTERAN

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG PENYUSUNAN RANCANGAN RENCANA STRATEGIS KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG REGISTRASI DOKTER DAN DOKTER GIGI

PENJELASAN ATAS ALUR KEGIATAN PENJAGAAN TERHADAP KUALITAS PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN SUDUT PANDANG DARI RANAH KEGIATAN TANGGUNG-JAWAB KKI

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG PETA JALAN (ROAD MAP) SISTEM PEMBINAAN PRAKTIK KEDOKTERAN

LAKIP Sekretariat KKI

RANGKUMAN KELOMPOK 3 KOORDINASI SISTEM PEMBINAAN.

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 93 Tahun 2016 Seri E Nomor 45 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG

ALUR PENGAJUAN PERMOHONAN STR SEMENTARA. 1 2 KKI 3 Registrasi Pendidikan

PERSYARATAN SERTIFIKAT KOMPETENSI DALAM PENGURUSAN STR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Integrasi Kelembangan KFN Menjadi Bagian KTKI

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 889/MENKES/PER/V/2011 TENTANG REGISTRASI, IZIN PRAKTIK, DAN IZIN KERJA TENAGA KEFARMASIAN

REGISTRASI TENAGA KESEHATAN (PERMENKES NO. 161 TAHUN 2010)

KEBIJAKAN, KOORDINASI, PENGAWASAN DAN IZIN TK-WNA DI INDONESIA. Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan BPPSDM KEMENTERIAN KESEHATAN

Permasalahan Kegiatan Alih IPTEK di Bidang Kedokteran - Kesehatan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MEMUTUSKAN : Menetapkan: PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG IZIN PRAKTIK DAN PELAKSANAAN PRAKTIK KEDOKTERAN. BAB...

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRAKTIK KEDOKTERAN PERATURAN SEBELUM UUPK PERMENKES 916/TAHUN 1997 PP NOMOR 1 TAHUN 1988 SISTIMATIKA UU PK PERATURAN PEMERINTAH NOMOR

Pengakuan Kualifikasi Lulusan Pendidikan Dokter, Dokter Gigi, dan Dokter/Dokter Gigi Spesialis WNI/WNA Lulusan Luar Negeri

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENDAYAGUNAAN TENAGA KESEHATAN WARGA NEGARA ASING (TK-WNA) DI INDONESIA. Dr. Untung Suseno Sutardjo, M.Kes BADAN PPSDMK KEMENTERIAN KESEHATAN RI

2017, No Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tingg

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2017 TENTANG KONSIL TENAGA KESEHATAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

STRATEGI PENGAWASAN &PEMBINAAN PROFESI DOKTER DAN DOKTER SPESIALIS WNI/WNA DIDAERAH PADA ERA MEA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM Nomor : 31 / PRT / M /2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 317/MENKES/PER/III/2010 TENTANG PENDAYAGUNAAN TENAGA KESEHATAN WARGA NEGARA ASING DI INDONESIA

KEBIJAKAN PENERBITAN SERTIFIKAT KOMPETENSI DOKTER DAN DOKTER SPESIALIS

2 Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENDIDIKAN KEDOKTERAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN TENTANG IZIN PENYELENGGARAAN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 889/MENKES/PER/V/2011

KONSIL KEDOKTERA,N INDONESIA SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTEUAN INDONESIA NOM OR 7 TAHUN 2012 TENTANG

2016, No Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843); Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 te

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA REGISTRASI TENAGA KESEHATAN

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG

TATA LAKSANA PENGELOLAAN KASUS PELANGGARAN DISIPLIN KEDOKTERAN

Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia nomor 51 tahun 2017 tentang Pedoman Pembinaan dokter dan dokter gigi terpadu

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 82/PUU-XIII/2015 Pengaturan Terkait Tenaga Medis (Dokter dan Dokter Gigi)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran,

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2013 TENTANG PENDAYAGUNAAN TENAGA KESEHATAN WARGA NEGARA ASING

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1419/MENKES/PER/X/2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

amanahkan pentingnya Kesehatan.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG WAJIB KERJA DOKTER SPESIALIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 15/KKI/PER/VIII/2006

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS DI INDONESIA

Transkripsi:

Daftar Isi DAFTAR ISI..... 1 DAFTAR LAMPIRAN...... 2 RINGKASAN UTAMA....... 3 BAB I. PENDAHULUAN.... 7 A. LATAR BELAKANG 7 B. DASAR HUKUM.. 8 C. TUGAS DAN FUNGSI KKI, MKDKI, DAN SEKRETARIAT KKI... 9 D. ANALISIS SITUASI.. 10 BAB II. CAPAIAN PROGRAM KEGIATAN...... 13 A. SASARAN PROGRAM/KEGIATAN BERDASARKAN RENSTRA KKI 2011-2015 13 B. TARGET DAN RENCANA KERJA 2014... 14 C. HASIL CAPAIAN KEGIATAN TAHUN 2014.. 17 D. PENYERAPAN ANGGARAN TAHUN 2014... 34 E. TANTANGAN/ KENDALA 34 F. HARAPAN.. 37 BAB III. PENUTUP. 39 Laporan Tahunan KKI 2014 1

DAFTAR LAMPIRAN Rekapitulasi Dokter/Dokter Gigi/Dokter Gigi Spesialis/Dokter Spesialis di KKI Tahun 2005 s/d 31 Desember 2014... 41 Grafik Dokter Yang Terregistrasi di KKI Per Provinsi Berdasarkan Alamat Korespondensi Data Per 31 Desember 2014... 42 Grafik Dokter Gigi Yang Terregistrasi di KKI Per Provinsi Berdasarkan Alamat Korespondensi Data Per 31 Desember 2014... 42 Grafik Dokter Gigi Spesialis Yang Terregistrasi di KKI Per Provinsi Berdasarkan Alamat Korespondensi Data Per 31 Desember 2014... 43 Grafik Dokter Spesialis Yang Terregistrasi di KKI Per Provinsi Berdasarkan Alamat Korespondensi Data Per 31 Desember 2014... 43 Peta Sebaran Dokter, Dokter Gigi, Dokter Gigi Spesialis dan Dokter Spesialis Berdasarkan Alamat Korespondensi Per 31 Desember 2014... 44 Daftar Penyelenggara PPDGS 2014... 45 Daftar Fakultas Kedokteran Penyelenggara PPDS Tahun 2014... 46 Data Sebaran Dokter/Dokter Gigi/Dokter Gigi Spesialis/ Dokter Spesialis Yang Teregistrasi di KKI Tahun 2005 Sampai Dengan 31 Desember 2014... 48 Susunan Organisasi KKI periode masa tugas tahun 2014-2019... 49 Susunan Organisasi MKDKI periode masa tugas tahun 2011-2016... 50 Foto-foto Kegiatan Konsil Kedokteran Indonesia... 51 2 Laporan Tahunan KKI 2014

Ringkasan Utama Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) merupakan Lembaga negara yang bertanggungjawab langsung kepada Presiden RI, mengemban tugas dan amanah berdasarkan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, yaitu: (1) mengesahkan standar pendidikan profesi dan standar kompetensi dokter dan dokter gigi, (2) melakukan registrasi dokter dan dokter gigi WNI dan WNA, (3) melakukan pembinaan bersama organisasi profesi dan pemangku kepentingan terkait dengan penyelenggaraan praktik kedokteran yang dilakukan oleh dokter dan dokter gigi. KKI mempunyai fungsi pengaturan, pengesahan, penetapan, serta pembinaan dokter dan dokter gigi yang menjalankan praktik kedokteran, dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan medis. Adapun tujuan dari pengaturan praktik kedokteran tersebut adalah untuk memberikan perlindungan pada masyarakat, peningkatan mutu praktik kedokteran serta memberikan kepastian hukum bagi dokter, dokter gigi dan masyarakat. Dalam menghadapi globalisasi dan liberalisasi dibidang jasa kesehatan sesuai ASEAN Charter yang telah diratifikasi dalam Undang-Undang Nomor 36 tahun 2008, KKI bersama-sama Kementerian Kesehatan RI diakui sebagai Professional Medical and Dental Regulatory Authority (PMRA dan PDRA) di Indonesia yang berperan dalam merekognisi kualifikasi dan kompetensi dokter/dokter gigi Asean. Selaku PMRA dan PDRA, KKI bersama Kementerian Kesehatan RI dituntut berperan aktif dalam pertemuan perundingan jasa yang diselenggarakan secara periodik setiap tahun, untuk memfasilitasi tercapainya 4 (empat) tujuan MRA (Mutual Recognition Arangement) sesuai agenda Blueprint AEC (Asean Economy Community) 2015. Di tingkat international, KKI sejak tahun 2011 telah menjadi anggota IAMRA (International Association for Medical Regulatory Auhtorities), serta mendapat kepercayaan untuk menyusun acuan tentang Medical Core Competency dalam pertemuan Medical Council Negara anggota WHO SEAR (South East Asia Region). Laporan Tahunan KKI 2014 3

Dengan mengacu pada Rencana Strategis KKI Tahun 2011-2015, anggota KKI periode masa tugas tahun 2014-2019 yang diangkat oleh Presiden pada tanggal 26 Mei 2014, telah melaksanakan berbagai kegiatan sebagai kelanjutan dari program kerja yang telah dilakukan oleh KKI periode tugas tahun 2009-2014. Renstra KKI tahun 2011-2015 tersebut juga dijadikan dasar untuk pelaksanaan program kerja MKDKI (Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia), sebagai badan independen didalam KKI yang dibentuk untuk menegakkan disiplin bagi dokter dan dokter gigi saat penyelenggaraan praktik kedokteran, serta sekretariat KKI yang berfungsi membantu dan memfasilitasi teknis administrasi pelaksanaan tugas KKI dan MKDKI. Hasil dari program kerja dan capaian KKI tahun 2014, pada bidang pendidikan profesi dokter dan dokter gigi antara lain yaitu : telah disahkan revisi Peraturan KKI tentang Persetujuan Alih Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kedokteran/Kedokteran Gigi; menyusun draf Pedoman Hak-Hak Istimewa (Clinical Privilege) Dalam Pendidikan Profesi Dokter; menyusun draf Pedoman Hak-hak Istimewa (Clinical Privilege) dalam Pendidikan Profesi Dokter Gigi; melakukan penilaian kelayakan dan rekomendasi permohonan pembukaan program studi kedokteran Pencapaian penting lainnya terkait registrasi adalah dan kedokteran gigi; menerbitkan telah dilakukannya sertifikasi ulang (resertifikasi) surat persetujuan bagi dokter spesialis/ ISO 9001:2008 terhadap layanan registrasi dokter/ dokter gigi spesialis WNA yang dokter gigi. akan melakukan kegiatan alih ilmu pengetahuan dan teknologi; melakukan proses usulan adaptasi dokter/dokter gigi, drsp/drgsp; penyusunan dan pembahasan rancangan perubahan Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang Program Pendidikan Dokter Spesialis, penyusunan dan pembahasan rancangan template Standar Kompetensi Dokter Spesialis; serta pelaksanaan bimtek dan monev penerapan standar pendidikan profesi kedokteran/kedokteran gigi ke beberapa institusi pendidikan. Pada bidang registrasi dokter dan dokter gigi, capaian yang diperoleh adalah tersusunnya pedoman buku petunjuk registrasi secara online; mensahkan revisi Perkonsil Registrasi Dokter Peserta Program Internsip; mensahkan Perkonsil Registrasi PPDS/PPDGS; mensahkan Perkonsil Nomor Identitas Dokter dan Dokter Gigi. Selain hal tersebut, sampai dengan tahun 2014, KKI telah meregistrasi 157.393 dokter dan dokter gigi, telah menerbitkan 16.804 Surat Tanda Registrasi (STR) dokter untuk kewenangan internsip, dan telah menerbitkan 224 Surat Tanda Registrasi (STR) dokter peserta PPDS/dokter gigi peserta PPDGS, serta telah melakukan monitoring dan evaluasi implementasi peraturan registrasi di beberapa Provinsi sekaligus melakukan ujicoba registrasi secara online. Pencapaian penting lainnya terkait registrasi adalah telah dilakukannya sertifikasi ulang (resertifikasi) ISO 9001:2008 terhadap layanan registrasi dokter/dokter gigi. Pada bidang pembinaan profesi dokter dan dokter gigi, hasil yang telah dicapai pada tahun 2014 adalah diterbitkannya Keputusan KKI tentang Kemitraan; melaksanakan pertemuan rutin forum koordinasi dengan para pengandil; melaksanakan bimbingan teknis tentang praktik kedokteran yang baik kepada dokter dan dokter gigi baru; dan sosialisasi buku Praktik Kedokteran yang Baik 4 Laporan Tahunan KKI 2014

Tahun 2014 adalah diterbitkannya Keputusan KKI tentang Kemitraan; melaksanakan pertemuan rutin forum koordinasi dengan para pengandil; melaksanakan bimbingan teknis tentang praktik kedokteran yang baik kepada dokter dan dokter gigi baru; dan sosialisasi buku Praktik Kedokteran yang Baik Kepada Dokter dan Dokter Gigi melalui Dinas Kesehatan Provinsi. Kepada Dokter dan Dokter Gigi melalui Dinas Kesehatan Provinsi. Hal lain yang dilakukan dalam rangka pembinaan dokter dan dokter gigi di tahun 2014 adalah melakukan eksekusi dan pembinaan terhadap 18 (delapan belas) orang dokter dan dokter gigi yang terkena sanksi disiplin, memberikan peringatan tertulis dan pencabutan STR kepada 11 (sebelas) orang dokter dan dokter gigi. Divisi Pembinaan KKI juga telah melakukan penerbitan Letter of Good Standing (LOG) sebanyak 65 (enam puluh lima) di tahun 2014. Dalam hal penegakkan disiplin praktik kedokteran dan kedokteran gigi melalui Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI) sampai dengan tahun 2014 terdapat sejumlah 244 kasus diadukan, dan sudah 240 kasus yang tertangani. Dari yang telah tertangani tersebut, 55 kasus masih dalam proses (belum dilakukan putusan). Disamping itu MKDKI juga telah mengembangkan sistem manajemen data dan informasi dokter dan dokter gigi yang melanggar norma. Untuk mewujudkan pelayanan prima dan tata pemerintahan yang baik (good governance), melalui Sekretariat KKI, tahun 2014 ini telah dilakukan pengembangan aplikasi registrasi online, aplikasi pelayanan SMS registrasi, resertifikasi ISO 9001:2008 untuk registrasi dan sertikasi ISO 9001:2008 untuk pengelolaan keuangan PNBP, penetapan standar kinerja pegawai, dan pelaksanaan pameran serta talkshow sosialisasi penerapan praktik kedokteran yang baik. Selama Tahun 2014, KKI selaku Professional Regulatory Authority (PRA) di Indonesia terus memperkuat kerjasama dengan para pengandil di tingkat Nasional, Regional ASEAN dan Negara SEAR, serta di tingkat Global/Internasional. Penguatan kerjasama KKI di tingkat Nasional antara lain melakukan kerjasama (MoU) dengan CHS, PERSI dan berperan aktif sebagai anggota yang ditugaskan mewakili KKI dalam tim Pokja Ditjen Dikti Kementerian Pendidikan Tinggi, maupun mewakili KKI sebagai anggota Tim TKBJK, Tim koordinasi perijinan TK-WNA dan TIMPORA di Kementerian Kesehatan. Untuk penguatan peran dan Networking KKI di tingkat Regional antara lain KKI terlibat aktif dalam pertemuan ASEAN Coordinating Committee Services (CCS) for Medical and Dental practitioners dimana masing-masing negara harus mempersiapkan roadmap country implementation plan untuk implementasi Asean MRA pada AEC 2015; menginisiasi pertemuan ASEAN Medical Disciplinary Board pada bulan April 2014 di Jakarta; menghadiri pertemuan Medical Council negara-negara anggota WHO SEAR (South East Asia Region) melalui video conference, dan menghadiri biannual meeting International Association for Medical Regulatory Auhtorities (IAMRA) di London. Laporan Tahunan KKI 2014 5

Untuk penguatan peran dan Networking KKI di tingkat Regional antara lain KKI terlibat aktif dalam pertemuan ASEAN Coordinating Committee Services (CCS) for Medical and Dental practitioners di mana masingmasing negara harus mempersiapkan roadmap country implementation plan untuk implementasi Asean MRA pada AEC 2015; menginisiasi pertemuan ASEAN Medical Disciplinary Board pada bulan April 2014 di Jakarta; menghadiri pertemuan Medical Council negaranegara anggota WHO SEAR (South East Asia Region) melalui video conference, dan menghadiri biannual meeting International Association for Medical Regulatory Auhtorities (IAMRA) di London. Selain berbagai capaian KKI tersebut diatas, masih ada kendala tantangan yang perlu menjadi target penyelesaian di masa depan, antara lain harmonisasi peraturan-peraturan KKI dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terkait dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran, belum adanya persamaan persepsi pengandil KKI terkait dengan pengembangan sistem pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi yang lebih baik, masih banyaknya para pengandil serta dokter dan dokter gigi yang kurang paham tentang aturan penerbitan STR Dokter dengan kewenangan internsip, aturan tentang penyelenggaraan bakti sosial bagi dokter dan dokter gigi warga negara asing, aturan tentang penyelenggaraan alih ilmu pengetahuan dan teknologi oleh dokter dan dokter gigi warga negara asing. Juga belum terpadunya informasi data SIP (Surat Ijin Praktik) dari Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota, belum terkoordinasinya pelaksanaan pembinaan dokter dan dokter gigi antara KKI dengan pengandil, kurangnya pemahaman pemerintah daerah dan penegak hukum tentang kedudukan MKDKI, MKDKI-P dan penegakan putusan disiplin praktik kedokteran yang masih menjadi kendala dan harus diselesaikan di tahun mendatang. 6 Laporan Tahunan KKI 2014

A. LATAR BELAKANG 1Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Praktik kedokteran yang merupakan inti dari berbagai kegiatan Praktik kedokteran penyelenggaraan yang merupakan upaya kesehatan, inti dari harus dilakukan oleh dokter dan dokter gigi dengan berasaskan berbagai Pancasila kegiatan dan penyelenggaraan didasarkan pada upaya nilai ilmiah, manfaat, keadilan, kemanusiaan, keseimbangan, kesehatan, serta menjunjung harus dilakukan tinggi perlindungan oleh dokter dan keselamatan pasien. dokter gigi dengan berasaskan Pancasila dan didasarkan pada nilai ilmiah, manfaat, Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) sebagai Lembaga Negara yang terdiri atas Konsil Kedokteran keadilan, kemanusiaan, keseimbangan, dan konsil kedokteran Gigi bertanggungjawab langsung kepada Presiden RI, mengemban tugas dan serta menjunjung tinggi perlindungan dan amanah dari Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (UUPK) untuk keselamatan pasien. melindungi masyarakat penerima jasa pelayanan kesehatan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dari dokter dan dokter gigi. Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) sebagai Lembaga Negara yang terdiri atas Konsil Kedokteran dan Konsil Kedokteran Gigi bertanggungjawab langsung kepada Presiden RI, mengemban tugas dan amanah dari Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (UUPK) untuk melindungi masyarakat penerima jasa pelayanan kesehatan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dari dokter dan dokter gigi. Dalam menghadapi globalisasi dan liberalisasi dibidang jasa kesehatan sesuai Asean Charter yang telah diratifikasi dalam Undang-Undang Nomor 36 tahun 2008, KKI bersama-sama Kementerian Kesehatan RI diakui sebagai Professional Medical and Dental Regulatory Authority (PMRA dan PDRA) di Indonesia yang berperan dalam merekognisi kualifikasi dan kompetensi dokter dan dokter gigi Asean. Selaku PMRA dan PDRA, KKI bersama Kementerian kesehatan RI dituntut berperan aktif dalam pertemuan perundingan jasa yang diselenggarakan secara periodik setiap tahun, untuk memfasilitasi tercapainya 4 (empat) tujuan MRA (Mutual Recognition Arangement) sesuai agenda Blueprint AEC (Asean Economy Community) 2015, yaitu: facility mobility (sebagai ultimate goals) of skill labours yang didukung oleh 3 tujuan lainnya yaitu; (i) exchange information and enhance cooperation, (ii) promote adoption of best practices on standards and qualifications, (iii) provide opportunities for capacity building and training. Laporan Tahunan KKI 2014 7

Di tingkat International, KKI sejak tahun 2011 telah menjadi anggota IAMRA (International Association for Medical Regulatory Auhtorities), serta mendapat kepercayaan untuk menyusun acuan tentang Medical Core Competency dalam pertemuan Medical Council Negara anggota WHO SEAR (South East Asia Region). Dengan mengacu pada Rencana Strategis KKI Tahun 2011-2015, anggota KKI periode masa tugas tahun 2014-2019 yang diangkat oleh Presiden pada tanggal 26 Mei 2014, telah melaksanakan berbagai kegiatan sebagai kelanjutan dari program kerja yang telah dilakukan oleh KKI periode tugas tahun 2009-2014. Renstra KKI tahun 2011-2015 tersebut juga dijadikan dasar untuk pelaksanaan program kerja MKDKI (Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia), sebagai badan independen di dalam KKI yang dibentuk untuk menegakkan disiplin dokter dan dokter gigi agar sesuai kompetensi saat penyelenggaraan praktik kedokteran, serta sekretariat KKI yang berfungsi membantu dan memfasilitasi teknis administrasi pelaksanaan tugas KKI dan MKDKI. Untuk melihat dan mengukur hasil kinerja KKI selama tahun 2014, perlu dibuat laporan kinerja KKI. Selain itu laporan diperlukan untuk pertanggungjawaban KKI sebagai Lembaga Negara dan untuk evaluasi diri pencapaian kinerja KKI, khususnya di tahun 2014. B. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran. 2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 45/M Tahun 2009. 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 74/M Tahun 2014 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Keanggotaan Konsil Kedokteran Indonesia. 4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 721/MENKES/SK/IV/2011 tentang Pengangkatan Anggota Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia Masa Bakti Tahun 2011 2016. 5. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1442/MENKES/PER/X/2005 tanggal 11 Oktober 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Konsil Kedokteran Indonesia. 6. Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 49/KKI/PER/XII/2010 tentang Rencana Strategis Konsil Kedokteran Indonesia Tahun 2011-2015. 7. Peraturan KKI Nomor 1 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Konsil Kedokteran Indonesia sebagaimana telah diubah oleh Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 25 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Konsil Kedokteran Indonesia. 8. Peraturan KKI Nomor 3 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia dan Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia di Tingkat Provinsi. 8 Laporan Tahunan KKI 2014

C. FUNGSI DAN TUGAS KKI, MKDKI DAN SEKRETARIAT KKI Dalam pasal 6 dan pasal 7 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (UUPK), disebutkan bahwa Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) sebagai badan regulator profesi dokter dan dokter gigi, mempunyai fungsi pengaturan, pengesahan, penetapan, serta pembinaan dokter dan dokter gigi yang menjalankan praktik kedokteran, dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan medis. Tugas KKI adalah melakukan registrasi dokter dan dokter gigi; mengesahkan standar pendidikan profesi dokter dan dokter gigi; dan melakukan pembinaan terhadap penyelenggaraan praktik kedokteran yang dilaksanakan bersama lembaga terkait sesuai peran dan fungsi masing-masing. Sesuai pasal 8 UUPK, dalam menjalankan tugasnya KKI memiliki wewenang: a) menyetujui dan menolak permohonan registrasi dokter dan dokter gigi; b) menerbitkan dan mencabut surat tanda registrasi dokter dan dokter gigi; c) mengesahkan standar kompetensi dokter dan dokter gigi; d) melakukan pengujian persyaratan registrasi dokter dan dokter gigi; e) mengesahkan penerapan cabang ilmu kedokteran dan kedokteran gigi; f) melakukan pembinaan bersama terhadap dokter dan dokter gigi mengenai pelaksanaan etika profesi yang ditetapkan oleh organisasi profesi; dan g) melakukan pencatatan terhadap dokter dan dokter gigi yang dikenakan sanksi oleh organisasi profesi atau perangkatnya karena melanggar ketentuan etika profesi. Konsil Kedokteran Indonesia terdiri dari unsur pimpinan (merangkap anggota) dan bertugas secara kolegial serta bersifat independen. Anggota KKI berjumlah 17 orang terdiri dari 7 orang dokter, 7 orang dokter gigi serta 3 orang wakil masyarakat. Para anggota tersebut merupakan utusan dari unsur-unsur yang mendapat amanah sesuai ketentuan dalam UUPK yaitu Organisasi Profesi Kedokteran dan Kedokteran Gigi, Kolegium, Institusi Pendidikan Kedokteran dan Kedokteran Gigi, Rumah Sakit Pendidikan, Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan dan Wakil Masyarakat. Para anggota KKI tersebut dikelompokkan dalam Konsil Kedokteran dan Konsil Kedokteran Gigi, yang terdiri dari 3 divisi yaitu Divisi Registrasi, Divisi Standar Pendidikan Profesi dan Divisi Pembinaan. Adapun Struktur organisasi dan susunan keanggotaan KKI periode tugas tahun 2014-2019 dapat dilihat dalam lampiran. Laporan Tahunan KKI 2014 9

Untuk menegakkan disiplin dokter dan dokter gigi dalam penyelenggaraan praktik kedokteran, berdasarkan pasal 55 ayat (1) UUPK, dibentuk Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI) yang merupakan Badan otonom didalam KKI. Tugas MKDKI adalah: (1) menerima pengaduan, memeriksa, dan memutuskan kasus dugaan pelanggaran disiplin dokter dan dokter gigi yang diadukan; dan (2) menyusun pedoman dan tata cara penanganan kasus pelanggaran disiplin dokter dan dokter gigi. Anggota MKDKI berjumlah 11 orang yang berasal dari Organisasi Profesi Kedokteran dan Kedokteran Gigi, Asosiasi Rumah Sakit, dan Sarjana Hukum. Selanjutnya dalam pasal 20 ayat (1), (2), (4) dan (5) UUPK disebutkan, dalam menyelenggarakan tugas dan wewenangnya KKI didukung oleh Sekretariat KKI, yang dipimpin oleh seorang Sekretaris yang diangkat dan diberhentikan oleh Menteri Kesehatan, dan dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada pimpinan KKI. Sekretariat KKI terdiri atas pegawai KKI yang secara struktur organisasi berada di bawah Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1442/MENKES/ PER/X/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat KKI, tugas Sekretariat KKI adalah memberikan dukungan teknis dan administrasi kepada semua unsur di KKI termasuk MKDKI. Menyelenggarakan fungsi: (1) pelaksanaan fasilitasi standardisasi pendidikan profesi; (2) pelaksanaan fasilitasi registrasi; (3) pelaksanaan fasilitasi pembinaan dan pelayanan hukum; dan (4) pelaksanaan administrasi umum dan hubungan masyarakat. Biaya untuk pelaksanaan tugas KKI sejak tahun 2006 sampai dengan saat ini didukung dari Kementerian Kesehatan melalui DIPA Sekretariat KKI serta PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) Registrasi dokter dan dokter gigi. D. ANALISIS SITUASI Sejak KKI berdiri tahun 2005 sampai dengan tahun 2014, telah banyak capaian dan tugas yang dilakukan oleh KKI, baik secara sendiri maupun bekerjasama dengan para pengandil terkait. 1. Bidang Pendidikan Profesi Kedokteran dan Kedokteran Gigi KKI bersama pengadil di bidang pendidikan profesi kedokteran dan kedokteran gigi (AIPKI, AFDOKGI, ARSPI, ARSGMP, dan Kolegium) dalam proses merevisi standar pendidikan profesi dan standar kompetensi dokter, dokter gigi, dokter spesialis, dan dokter gigi spesialis yang telah disahkan KKI pada tahun 2007. Standar tersebut kemudian menjadi acuan bagi penyelenggaraan pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi di Indonesia serta dalam melakukan bimbingan teknis penerapan standar pendidikan profesi di Institusi Pendidikan Kedokteran/Kedokteran Gigi. 10 Selain itu KKI juga telah membuat rancangan pedoman pencabangan ilmu kedokteran dan kedokteran gigi, yang kemudian akan diikuti dengan penyelesaian masalah tumpang tindih pencabangan ilmu. Pada saat ini dari 13 kelompok/cluster, berdasarkan kesepakatan bersama antar Kolegium Spesialis Kedokteran telah dibahas white paper untuk 2 kelompok/cluster yaitu Stenting Arteri Karotis (dalam tahap penandatanganan kesepakatan) dan Kemoterapi (tahap pembahasan). Untuk penyelesaian masalah tumpang tindih pencabangan ilmu di bidang Kedokteran Gigi telah dibuat draf pedoman kewenangan klinis antara dokter gigi dengan dokter gigi spesialis menggunakan format standar kompetensi dokter gigi yang telah disahkan oleh KKI pada tahun 2008 yaitu domain 1 sampai dengan 4. Laporan Tahunan KKI 2014

Berdasarkan permintaan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud RI, KKI juga telah menerbitkan rekomendasi pembukaan beberapa program studi (prodi) pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi baru berdasarkan hasil visitasi. Khusus untuk menjamin mutu pendidikan kedokteran di tahun 2009, KKI telah merekomendasikan dilakukan moratorium untuk pembukaan prodi kedokteran. Sampai saat ini moratorium untuk pembukaan prodi kedokteran dan kedokteran gigi masih diberlakukan. Sebagai tindak lanjut KKI akan merumuskan cetak biru produksi dokter/dokter gigi dan prodi yang layak sehingga dapat terlihat kebutuhan produksi dokter dan dokter gigi di Indonesia, sedangkan untuk penerbitan rekomendasi Pembukaan Program Studi Dokter Spesialis (PPDS) masih dalam proses pembentukan tim evaluasi antara Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Konsil Kedokteran Indonesia dan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia. Adanya dinamisasi kebijakan pemerintah RI dan perubahan kondisi dalam bidang pendidikan kedokteran, antara lain adanya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran, maka diperlukan sinkronisasi regulasi KKI dengan Kementerian Pendidikan Kolegium dan Kementerian Kesehatan, dalam hal pemantauan dan evaluasi pelaksanaan standar pendidikan profesi, penjaminan mutu serta sistem akreditasi pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi. Koordinasi yang lebih intens dengan pengandil di bidang pendidikan kedokteran juga diperlukan untuk proses pengakuan kualifikasi dokter/dokter gigi lulusan Luar Negeri, proses adaptasi serta proses persetujuan KKI untuk dokter/dokter gigi WNA yang akan melakukan kegiatan alih iptekdok di Indonesia. 2. Bidang Registrasi Dokter dan Dokter Gigi Sesuai dengan Pasal 29 ayat (4) UU Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, dokter dan dokter gigi yang akan melakukan praktik kedokteran di Indonesia harus memiliki STR yang diterbitkan oleh KKI. STR dokter dan dokter gigi berlaku selama 5 tahun dan harus dilakukan registrasi ulang setiap 5 tahun dengan tetap memenuhi persyaratan yang berlaku. Berdasarkan data KKI, terdapat 9.200 dokter dan dokter gigi di 34 provinsi yang harus melakukan registrasi ulang, karena Surat Tanda Registrasi (STR) nya telah habis masa berlaku pada tahun 2014. Registrasi ulang tersebut wajib dilakukan 6 bulan sebelum habis masa berlaku STR, agar penyelesaian STR ulang tepat pada waktunya dan tidak terjadi kekosongan hukum/legalitas praktik kedokteran. Sampai dengan 31 Desember 2013, dokter dan dokter gigi yang telah teregistrasi dan memiliki STR dari KKI berjumlah 146.048 orang, terdiri dari : 100.000 90.000 80.000 70.000 60.000 50.000 40.000 30.000 20.000 10.000 0 dokter: 94.727 dokter spesialis : 24.598 dokter gigi: 24.541 dokter gigi spesialis: 2.162 Laporan Tahunan KKI 2014 11

Dalam melaksanakan fungsi dan tugas KKI di bidang Registrasi dokter dan dokter gigi, KKI perlu terus melakukan sosialisasi, bimbingan teknis dan harmonisasi peraturan registrasi dokter dan dokter gigi WNI/WNA dengan para pengandil terkait di Pusat dan Daerah, terlaksananya proses registrasi baru dan registrasi ulang secara online melalui website KKI agar dapat mempermudah dan mempercepat proses penerbitan STR, terlaksananya koordinasi penyiapan inter-operabilitas system registrasi online KKI dengan Organisasi Profesi (PB IDI dan PB PDGI), terlaksananya proses registrasi secara efisien dan tepat waktu bagi dokter peserta internship, registrasi dokter PPDS dan dokter gigi PPDGS, penyempurnaan proses registrasi bersyarat dan registrasi sementara bagi dokter dan dokter gigi WNA, serta penyempurnaan peraturan tata cara registrasi bersama pengandil untuk dapat menjamin keabsahan dan legalitas kompetensi dokter dan dokter gigi yang akan melakukan praktik kedokteran. Dengan akan diberlakukannya AEC pada akhir tahun 2015, KKI bersama Kementerian Kesehatan RI berperan aktif sebagai anggota Tim Koordinasi Bidang Jasa Kesehatan (TKBJK) Kementerian kesehatan dan sebagai Delegasi Indonesia dalam pertemuan perundingan Asean MRA untuk jasa dokter dan dokter gigi (AJCCM dan AJCCD) yang dilaksanakan secara rutin setiap tahun, melakukan verifikasi permohonan ijin pendayagunaan TK-WNA sebagai anggota Tim Koordinasi Perijinan TK-WNA di Pusrengun Kemenkes RI, dan ikutserta sebagai bagian dari Tim Kemenkes dalam kegiatan TIMPORA (Tim Pengawasan Orang Asing). 3. Bidang Pembinaan dan Penegakkan Disiplin Praktik Kedokteran. Dalam rangka melaksanakan fungsi dan tugas KKI di bidang pembinaan praktik dokter dan dokter gigi, KKI telah menerbitkan beberapa regulasi dalam bentuk pedoman terkait penyelenggaraan praktik kedokteran yang baik, dan telah mempunyai sistem penegakkan disiplin kedokteran dan kedokteran gigi. Namun demikian sistem pembinaan dokter dan dokter gigi antara KKI dan pengandil terkait belum terkoordinasi dengan baik, terutama pembinaan bagi dokter dan dokter gigi yang terkena sanksi disiplin. Hal-hal lain yang masih perlu mendapatkan perhatian adalah belum tersosialisasi secara luas fungsi MKDKI sebagai penegak disiplin kedokteran/kedokteran gigi dan pengawasan pelaksanaan keputusan MKDKI daerah oleh pengandil terkait. 4. Bidang Kesekretariatan KKI (Administrasi Umum dan Kehumasan) Dalam rangka pelaksanaan tata pemerintahan yang baik, Sekretariat KKI sejak tahun 2005-2013 selain memfasilitasi teknis administrasi program KKI, secara bertahap juga telah melakukan pembenahan dengan menyusun dan menyempurnakan SPO (Standar Prosedur Operasional) administratif, peta jabatan, peta SDM, analisis beban kerja, serta pembuatan laporan kinerja yang akuntabel. Walaupun demikian, penyempurnaan masih harus terus diupayakan, mengingat sebagai Lembaga Negara tuntutan good governance semakin dikedepankan guna memberikan fasilitasi kerja kepada KKI dan pengguna KKI (dokter, dokter gigi, pengandil) yang lebih optimal. 12 Laporan Tahunan KKI 2014

Capaian Program A. SASARAN PROGRAM/ KEGIATAN SESUAI A. SASARAN PROGRAM/KEGIATAN RENSTRA KKI 2011-2015 SESUAI RENSTRA KKI 2011-2015 Pada tahun 2015 diharapkan terjadi perubahan yang berarti dalam sistem pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi, sistem registrasi dokter dan dokter gigi, sistem pembinaan praktik dokter dan dokter gigi di Indonesia serta sistem penanganan kasus pelanggaran disiplin praktik kedokteran secara efektif dan efisien. Dengan demikian untuk tahun 2011 2015 ditentukan 8 (delapan) sasaran KKI dalam pelaksanaan fungsi, tugas, dan wewenang, yaitu : Pada tahun 2015 diharapkan terjadi perubahan yang berarti dalam sistem pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi, sistem registrasi dokter dan dokter gigi, sistem pembinaan praktik dokter dan dokter gigi di Indonesia serta sistem penanganan kasus pelanggaran disiplin praktik kedokteran secara efektif dan efisien. Dengan demikian untuk tahun 2011 2015 ditentukan 8 (delapan) sasaran KKI dalam pelaksanaan fungsi, tugas, dan wewenang, yaitu : 1. Terciptanya kepastian hukum tentang pembukaan program studi (prodi) pendidikan kedokteran/kedokteran gigi dan terselenggaranya penilaian kebutuhan dokter/dokter gigi serta penilaian prodi pendidikan kedokteran/kedokteran gigi yang mengacu pada pedoman yang rinci dan berjenjang; 2. Seluruh program pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi di Indonesia menerapkan standar pendidikan profesi dan standar kompetensi pada setiap disiplin ilmu kedokteran dan kedokteran gigi; 3. Terselenggaranya peningkatan dan penjagaan mutu pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi secara berkala dan berkesinambungan; 4. Tersedianya regulasi bagi dokter dan dokter gigi dalam memperoleh kewenangan tambahan atau kewenangan lain; 5. Tersedianya sistem registrasi dokter dan dokter gigi yang terpadu dan sinkron baik secara manual maupun online (E-Registration); Laporan Tahunan KKI 2014 13

6. Tersedianya sistem pembinaan penyelenggaraan praktik kedokteran dan terselenggaranya penanganan pengaduan dugaan pelanggaran disiplin kedokteran dan kedokteran gigi yang efisien dan efektif oleh MKDKI dan MKDKP dengan kualitas keputusan yang tepat; 7. Terselenggaranya praktik kedokteran yang baik; 8. Meningkatnya penerapan good governance sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku. Diagram Balanced Scorecard Konsil Kedokteran Indonesia 2009-2014 B. TARGET DAN RENCANA KERJA 2014 Berdasarkan ke-8 (delapan) butir sasaran dalam Renstra KKI tersebut di atas, pada tahun 2014 KKI merencanakan program kerja/kegiatan sebagai berikut : 1. Program Kerja/Kegiatan di Bidang Pendidikan Profesi Kedokteran dan Kedokteran Gigi : a. Revisi Perkonsil No. 37 tahun 2009 tentang Persetujuan Alih Iptek; b. Monitoring dan evaluasi penerapan Standar Pendidikan dan Kompetensi KK dan KKG yang disahkan KKI; 14 Laporan Tahunan KKI 2014

c. Penyelesaian tumpang tindih kompetensi sebagai acuan kompetensi dalam menghadapi Asean Framework Agreement on Service ( AFAS); d. Lokakarya sinkronisasi Penyusunan Pedoman Hak-Hak Istimewa (Clinical privilage) dalam pendidikan profesi dokter spesialis; e. Sinkronisasi Penyusunan pedoman hak-hak istimewa (Clinical privilage) dalam pendidikan profesi dokter gigi spesialis; f. Penilaian kelayakan dan rekomendasi pembukaan Prodi baru; g. Pengusulan adaptasi dokter/dokter gigi dan dr Sp/drg Sp lulusan dalam dan luar negeri sebagai pemenuhan persyaratan registrasi; h. Pengkajian dan pemberian persetujuan alih ilmu pengetahuan dan teknologi. 2. Program Kerja/Kegiatan di Bidang Registrasi Dokter dan Dokter Gigi : a. Revisi Perkonsil Registrasi Dokter Peserta Program Internsip, serta Penyusunan Perkonsil Registrasi Dokter peserta PPDS dan Dokter Gigi PPDGS; b. Monitoring dan evaluasi implementasi Peraturan Registrasi Dokter dan Dokter Gigi di 6 (enam) Provinsi; c. Penyusunan Regulasi Sistem Regitrasi Online; d. Penyusunan SOP Registrasi; e. Penguatan harmonisasi Regulasi Registrasi Dokter dan Dokter gigi WNA; f. Layanan Registrasi : penerbitan STR dokter dan dokter gigi (lulusan baru, registrasi ulang, peningkatan kompetensi), STR Dokter Peserta Internship, STR Dokter peserta PPDS dan Dokter Gigi peserta PPDGS, STR Sementara dan STR Bersyarat dokter/ dokter gigi WNA; g. Resertifikasi ISO 9001:2008. 3. Program Kerja/Kegiatan di Bidang Pembinaan Praktik Kedokteran di Indonesia : a. Bimbingan Teknis Pemantapan Profesionalisme Praktik Kedokteran; b. Penyelenggaraan Forum Koordinasi Lintas Sektor; c. Penyusunan Peraturan/Keputusan KKI, MKDKI, dan Sekretariat KKI; Laporan Tahunan KKI 2014 15

d. Pengembagan Sistem Manajemen Data dan Informasi Dokter dan Dokter Gigi yang Melanggar Norma; e. Pelaksanaan Keputusan MKDKI. 4. Program Kerja/Kegiatan di Bidang Penanganan Kasus Pengaduan Pelanggaran Disiplin Dokter dan Dokter Gigi : a. Penanganan Kasus/Pengaduan oleh MKDKI/MKDKI-P 1). Layanan Penerimaan Pengaduan dan Investigasi; 2). Persidangan; b. Pengembangan Sistem Manajemen Data dan Informasi Dokter dan Dokter Gigi yang Melanggar Norma; c. Perbaikan Tata Cara penegakkan Disiplin Kedokteran dan Kedokteran Gigi. 5. Program Kerja/Kegiatan di Bidang Kesekretariatan KKI : a. Penyempurnaan pembangunan sistem Teknologi Informasi (TI) KKI, termasuk sistem registrasi online; b. Layanan Perkantoran; c. Penyusunan Perencanaan, Penganggaran, Pembinaan Program dan Evaluasi Kinerja. d. Sertifikasi ISO 9001:2008 untuk Pengelolaan Keuangan PNBP; e. Penetapan Standar Kinerja Pegawai Sekretariat KKI; f. Pengadaan Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi; g. Pengadaan Fasilitas Perkantoran. 6. Lain-lain : Program lain yang direncanakan di tahun 2014, khususnya dalam hal meningkatkan kerjasama di tingkat Regional, Global dan Nasional, antara lain : a. Mengikuti pertemuan ASEAN Coordinating Committee Services (CCS) for MRA Medical dan Dental Practitioners sebagai tim DELRI; b. Mengadakan pertemuan ASEAN Medical Disciplinary Board sebagai upaya untuk berbagi informasi dan pengalaman tentang penegakkan disiplin dan langkah awal 16 Laporan Tahunan KKI 2014

harmonisasi sistem praktik kedokteran dan penegakkan disiplinnya di negara-negara ASEAN; c. Mengikuti pertemuan Medical Council Network WHO SEAR melalui Video Conference dan menyempurnakan Core Competences for Medical Graduates in South East Asia Region yang menjadi tugas Indonesia; d. Mengikuti Biannual Meeting International Association for Medical Regulatory Authorities (IAMRA) di London; e. Penugasan utusan KKI sebagai anggota Tim Koordinasi Bidang Jasa Kesehatan (TKBJK) Setjen Kemenkes RI, serta anggota Tim Koordinasi Perijinan TK-WNA dan TIMPORA di BPPSDM Kemenkes RI; f. Penugasan utusan KKI sebagai anggota Tim Pokja Ditjen Dikti Kemendikti RI. C. HASIL CAPAIAN KEGIATAN TAHUN 2014 Berdasarkan program kerja tahun 2014 yang direncanakan, telah dilakukan kegiatan-kegiatan oleh Divisi dan bagian terkait, dengan hasil sebagai berikut : 1. Capaian Program/Kegiatan di Bidang Pendidikan Profesi Kedokteran dan Kedokteran Gigi Capaian yang dihasilkan di program pendidikan profesi kedokteran dan kedokteran gigi, dimana KKI diamanahkan untuk melakukan pengesahan standar dan juga memastikan penerapan standar pendidikan profesi kedokteran dan kedokteran gigi, yaitu antara lain telah disahkan dan disusun berbagai standar dan pedoman yang terkait yaitu : a. Pengesahan revisi Perkonsil tentang Alih Iptek; b. Naskah Akademik tentang Kompetensi Klinis Pada Pelayanan yang di Lakukan oleh Lebih dari Satu Spesialisasi Kedokteran/Kedokteran Gigi; c. Draf Pedoman Tumpang Tindih tentang Stenting Arteri Karotis dan Kemoterapi; d. Draf Pedoman Kewenangan Klinis antara Dokter Gigi Umum dengan Dokter Gigi Spesialis; e. Rancangan perubahan Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang Program Pendidikan Dokter Spesialis; f. Rancangan Template Standar Kompetensi Dokter Spesialis; g. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pada beberapa Institusi Pendidikan Kedokteran dan Kedokteran Gigi. Laporan Tahunan KKI 2014 17

Selain capaian penyusunan regulasi di atas, capaian lain dalam bidang pendidikan profesi kedokteran dan kedokteran gigi adalah penilaian kelayakan dan pemberian rekomendasi pembukaan Program Studi Kedokteran dan Kedokteran Gigi. Di Tahun 2014, pengajuan baru untuk Pembukaan Program Studi Dokter baru dan desk evaluation tidak ada, namun dilakukan visitasi pada Universitas Papua (Unipa) dan PSKG Universitas Mulawarman. Rekomendasi tidak dikeluarkan di tahun 2014. Untuk rekomendasi Pembukaan Program Studi Dokter Spesialis di tahun 2014 ada 3 (tiga) yaitu Program Studi Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi FK Universitas Lambung Mangkurat dan FK Universitas Syiah Kuala, dan Program Studi Dokter Spesialis Patologi Anatomi FK Universitas Brawijaya. Sedangkan untuk pembukaan program studi dokter spesialis belum bisa diproses karena sedang dibentuk tim evaluasi program studi dokter spesialis antara Dikti, KKI dan PB IDI. Sesuai Pasal 30 ayat (1) UUPK tentang kewajiban dilakukan evaluasi bagi Dokter/Dokter Gigi WNI Lulusan Luar Negeri melalui proses adaptasi untuk memenuhi persyaratan registrasi, pelaksanaan proses adaptasi diatur lebih lanjut dalam Perkonsil Nomor 7 Tahun 2012. KKI melalui Divisi Standar Pendidikan Profesi KK dan KKG juga melakukan penilaian terhadap usulan adaptasi dokter dan dokter gigi lulusan luar negeri. Sepanjang tahun 2014, terdapat 90 permohonan adaptasi, dan dari permohonan tersebut kemudian dilakukan penilaian persyaratan untuk placement test, untuk selanjutnya dilakukan adaptasi. Rincian tentang permohonan adaptasi dokter, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter gigi spesialis, placement test dan pelaksanaan adaptasi dapat dilihat pada tabel berikut ini : Rekapitulasi Permohonan Adaptasi Dokter Spesialis dan Dokter Gigi Spesialis Tahun 2014 No KELULUSAN PER- MOHONAN BARU PLACE- MENT TEST ADAPTASI DOKTER UMUM ADAPTASI DOKTER SPESIALIS PENDIDIKAN SPESIALIS KEMBALI 1 Dr WNI LLN 37 37 31 0 0 2 Dr WNI LDN, Dr Sp LLN 36 40 0 32 1 3 Dr WNI LLN, Dr Sp LLN 16 17 6 1 0 4 Drg WNI LLN 0 0 0 0 0 5 Drg WNI LDN, Drg Sp LLN 1 1 0 0 0 90 95 37 33 1 18 Laporan Tahunan KKI 2014

Grafik Rekapitulasi Permohonan Adaptasi Dokter, Dokter Spesialis Dokter Gigi, Dan Dokter Gigi Spesialis Tahun 2014 40 35 30 25 Dr WNI LLN Dr WNI LDN, Dr Sp LLN Dr WNI LLN, Dr Sp LLN Drg WNI LLN Drg WNI LDN, Drg Sp LLN 20 15 10 5 0 PERMOHONAN BARU PLACEMENT TEST ADAPTASI DOKTER UMUM ADAPTASI DOKTER SPESIALIS PENDIDIKAN SPESIALIS KEMBALI Rekapitulasi Tempat Program Adaptasi Tahun 2014 NO FAKULTAS ADAPTASI PENDIDIKAN ADAPTASI KEDOKTERAN DOKTER SPESIALIS SPESIALIS KEMBALI JUMLAH 1 FK UI 5 24 0 29 2 FK UNPAD 0 2 0 2 3 FK UGM 1 4 0 5 4 FK UNSRI 0 2 0 2 5 FK UDAYANA 13 1 0 14 6 FK USU 0 1 0 1 7 FK UNSRAT 0 2 1 3 8 FK UNHAS 12 2 0 14 9 FK BRAWIJAYA 0 1 0 1 31 39 1 71 Hasil placement test atau hasil telaahan dari Kolegium untuk tempat adaptasi maupun tempat pendidikan spesialis kembali, umumnya memilih Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Laporan Tahunan KKI 2014 19

Grafik Rekapitulasi Tempat Program Adaptasi dan Pendidikan Spesialis Kembali Dokter dan Dokter Spesialis Tahun 2014 Rekapitulasi Permohonan Adaptasi Dokter Spesialis Berdasarkan Negara Kelulusan Tahun 2014 NO KOMPETENSI PHILIPINA CINA JERMAN MALAYSIA AMERIKA PAKISTAN HONGARIA BELGIA INGGRIS JUMLAH 1 Dokter Umum 8 27 0 0 0 1 1 0 0 37 2 Dokter Gigi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 4 5 Ilmu Kesehatan Anak Ilmu Kulit dan Kelamin Obstetri dan Gyneokologi 7 2 1 0 0 0 0 0 0 10 3 1 0 0 0 0 0 0 0 4 4 4 2 2 1 0 0 0 0 13 6 Anestesi 3 0 0 0 0 0 0 1 0 4 7 Orthopedi 1 2 0 0 0 0 0 0 0 3 8 Penyakit Dalam 6 3 0 0 0 0 0 0 0 9 9 Jantung dan Kardiologi 0 1 1 0 0 0 0 0 0 2 10 Bedah Plastik 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 11 Opthalmologi 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 12 Radiologi 1 0 0 1 0 0 0 0 0 2 13 Bedah 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 14 Bedah Toraks 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 15 Periodontologi 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 34 42 5 3 1 1 1 1 1 89 20 Laporan Tahunan KKI 2014

Grafik Rekapitulasi Permohonan Adaptasi Dokter, Dokter Gigi, Dokter Spesialis, dan Dokter Gigi Spesialis Berdasarkan Kompetensi dan Negara Kelulusan Tahun 2014 Berdasarkan jenis lulusan terbanyak yang melakukan permohonan adaptasi selain dokter umum adalah Spesialis Obstetri & Ginekologi. Hal lain yang menjadi tugas KKI dalam bidang pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi adalah menerbitkan surat persetujuan bagi dokter spesialis dan dokter gigi spesialis WNA yang akan melakukan kegiatan Alih Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Alih Iptek) di bidang Kedokteran dan Kedokteran Gigi. Selama tahun 2014, telah masuk berkas permohonan untuk surat persetujuan Alih Iptekdok sebanyak 46 (empat puluh enam) berkas, baik dokter spesialis maupun dokter gigi spesialis. Berkas permohonan untuk dokter spesialis sebanyak 44 (empat puluh empat) berkas dan dokter gigi spesialis sebanyak 2 (dua) berkas. Dari berkas yang dikirimkan tidak semuanya memenuhi persyaratan. Ada beberapa permohonan yang waktu penyelenggaraannya sudah mendesak atau kurang dari 1 (satu) bulan, sehingga berkas permohonan tersebut tidak dapat diproses. Jumlah berkas dokter spesialis yang diproses sebanyak 25 (dua puluh lima) berkas dan dokter gigi spesialis sebanyak 1 (satu) berkas. Berkas yang diproses telah mendapatkan surat rekomendasi dan persetujuan Alih Iptek dari Konsil Kedokteran Indonesia, seperti yang terlihat pada tabel dan grafik di bawah ini: Kompetensi Jumlah Berkas Permohonan Rekapitulasi Surat Persetujuan Alih Iptek Tahun 2014 Jumlah Surat Persetujuan Jumlah Surat Yang Tidak Disetujui Jumlah yang memberikan Laporan Dr. Sp 44 25 19 3 Drg. Sp 2 1 1 0 Laporan Tahunan KKI 2014 21

Grafik Rekapitulasi Surat Persetujuan Alih Iptek Tahun 2014 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 Jumlah dokter spesialis dan dokter gigi spesialis Warga Negara Asing (WNA) yang mengajukan permohonan Alih Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Alih Iptekdok) berjumlah 138 orang, yang terdiri dari 125 orang dokter spesialis dan 13 orang dokter gigi spesialis. Pada tahun 2014 ini terdapat peningkatan jumlah negara dokter WNA sebanyak 4 (empat) negara (Hongkong, Swiss, Perancis, dan Italia) dari jumlah keseluruhan negara-negara yang pernah diajukan dokter spesialis maupun dokter gigi spesialisnya untuk memberikan alih iptekdok di Negara Indonesia sejak tahun 2011. Dari dua puluh sembilan (29) negara asal pemberi alih iptek, terlihat jelas pada tabel di bawah ini bahwa Negara Jepang adalah negara yang paling sering diajukan untuk memberikan alih iptekdok di Indonesia. Untuk dokter gigi spesialis WNA di sepanjang tahun 2014 hanya 4 (empat) orang dokter gigi spesialis yang pernah diajukan untuk mendapatkan surat persetujuan alih iptekdok di Indonesia. Grafik Rekapitulasi Dokter Spesialis dan Dokter Gigi Spesialis yang Mengajukan Persetujuan Alih Iptek Tahun 2014 35 30 25 20 15 10 5 0 Dokter Gigi Spesialis Dokter Spesialis KANADA ARGENTINA COLUMBIA SWEDIA INGGRIS BELGIA NEPAL CINA THAILAND KOREA TAIWAN JEPANG MYANMAR SWISS ITALIA 22 Laporan Tahunan KKI 2014

Rekapitulasi Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis yang Mengajukan Persetujuan Alih Iptek di Indonesia Tahun 2014 NO. WARGANEGARA KOMPETENSI Dokter Gigi Spesialis Dokter Spesialis JUMLAH 1 KANADA 0 2 2 2 AMERIKA 0 14 14 3 ARGENTINA 0 0 0 4 MEKSIKO 0 0 0 5 COLUMBIA 0 0 0 6 URUGUAY 0 0 0 7 SWEDIA 0 1 1 8 JERMAN 0 7 7 9 INGGRIS 0 9 9 10 BELANDA 4 4 8 11 BELGIA 0 0 0 12 SAUDI ARABIA 0 1 1 13 NEPAL 0 1 1 14 INDIA 0 15 15 15 CINA 0 3 3 16 VIETNAM 0 2 2 17 THAILAND 0 3 3 18 MALAYSIA 0 2 2 19 KOREA 0 0 0 20 FILIPINA 0 0 0 21 TAIWAN 8 5 13 22 SINGAPURA 0 8 8 23 JEPANG 0 33 33 24 AUSTRALIA 0 7 7 25 MYANMAR 0 0 0 26 HONGKONG 0 2 2 27 SWISS 0 3 3 28 PERANCIS 0 2 2 29 ITALIA 1 1 2 TOTAL 13 125 138 Berdasarkan pemohon, untuk jumlah surat persetujuan alih iptekdok yang sudah dikeluarkan dapat digambarkan seperti tabel di bawah ini: Rekapitulasi Surat Persetujuan Alih Iptek Per Pemohon Tahun 2014 Kompetensi Organisasi Profesi Institusi Pendidikadidikan Swasta Rumah Sakit Pen- Rumah Sakit Jumlah Pemo- hon Disetujui Pemohon Disetujui Pemohon Disetujui Pemohon Disetujui Pemohon Disetujui Dr.Sp 6 2 10 6 26 16 8 6 50 30 Drg. Sp 0 0 2 0 1 1 0 0 3 1 TOTAL 6 2 12 6 27 17 8 6 53 31 Laporan Tahunan KKI 2014 23

Tabel dan grafik ini menunjukkan bahwa Pemohon terdiri dari Organisasi Profesi, Institusi Pendidikan, Rumah Sakit Pendidikan, dan Rumah Sakit Swasta yang telah bekerjasama dengan penyelenggara sesuai dengan Perkonsil No. 22 Tahun 2014. 2. Capaian Program /Kegiatan di Bidang Registrasi Dokter dan Dokter Gigi Hasil capaian di bidang registrasi pada tahun 2014 mencakup diterbitkannya beberapa peraturan, revisi peraturan dan rancangan peraturan, serta buku petunjuk terkait dengan registrasi dokter dan dokter gigi di Indonesia. Secara rinci dijelaskan di bawah ini : a. Perkonsil Revisi Tatacara Registrasi Dokter Peserta Program Internsip. b. Perkonsil Sistem Informasi Registrasi Dokter dan Dokter Gigi secara elektronik (online). c. Perkonsil Registrasi Dokter dan Dokter Gigi Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis dan Dokter Gigi Spesialis. d. Perkonsil Nomor Identitas Dokter dan Dokter Gigi. e. Buku Petunjuk Registrasi Secara online. f. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi implementasi peraturan registrasi ke beberapa provinsi beserta ujicoba registrasi online. Selain Capaian produk Regulasi dan pelaksanaan kegiatan di atas, sampai dengan akhir tahun 2014, dokter dan dokter gigi yang telah teregistrasi dan memiliki STR sejumlah 157.393 orang, terdiri dari : a. dokter : 102.180 b. dokter spesialis : 26.896 c. dokter gigi : 25.881 d. dokter gigi spesialis : 2.436 24 Laporan Tahunan KKI 2014

Rekapitulasi Data Dokter, Dokter Gigi, Dokter Spesialis, dan Dokter Gigi Spesialis yang Melakukan Registrasi Januari 2014 - Desember 2014 Hasil Rekapitulasi Data Dokter, Dokter Gigi, Dokter Spesialis, dan Dokter Gigi Spesialis yang terregistrasi s/d 31 Desember 2014, terdiri dari : Dokter Dokter Gigi Dokter Gigi Spesialis Dokter Spesialis Berikut adalah grafik kumulatif penerbitan STR per tahun sejak tahun 2005 s/d Desember 2014 : Grafik Kumulatif Penerbitan STR Sejak Tahun 2005 - Desember 2014 180.000 160.000 140.000 120.000 100.000 80.000 61.764 83.728 92.199 101.539 115.115 125.264 135.739 145.861 157.393 60.000 40.000 20.000 0 80 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Laporan Tahunan KKI 2014 25

Dalam Peraturan KKI (Perkonsil) Nomor 19 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Perkonsil Nomor : 1/KKI/PER/I/2010 Tentang Registrasi Dokter Program Internsip dan Peraturan Menteri Kesehatan RI (Permenkes) Nomor : 299/MENKES/PER/II/2010 tentang Penyelenggaraan Program Internsip dan Penempatan Dokter Pasca Internsip, disebutkan bahwa terhadap dokter lulusan program pendidikan kedokteran dengan kurikulum berbasis kompetensi diperlukan proses pemahiran dan/atau untuk memantapkan mutu profesi dokter yang baru lulus program studi pendidikan kedokteran berbasis kompetensi diselenggarakan melalui program internsip setelah memperoleh sertifikat kompetensi dari Kolegium Dokter Primer Indonesia. Sampai dengan akhir tahun 2014, total STR Dokter Peserta Internsip yang telah diterbitkan KKI ada sejumlah 16.804 STR, dan untuk selama tahun 2014 telah diterbitkan 6.522 STR dokter peserta Internsip. Sesuai Peraturan KKI (Perkonsil) Nomor 21 Tahun 2014 Tentang Registrasi Dokter dan Dokter Gigi Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis dan Dokter Gigi Spesialis, disebutkan bahwa Program Pendidikan Dokter Spesialis dan Dokter Gigi Spesialis adalah program pendidikan profesi fase lanjutan dari program profesi dokter dan dokter gigi dengan metode pembelajaran secara mandiri dan di bawah pengawasan untuk menjadi dokter spesialis dan dokter gigi spesialis. STR PPDS/PPDGS adalah bukti tertulis yang diberikan oleh KKI kepada dokter dan dokter gigi peserta PPDS/PPDGS yang telah diregistrasi. Sampai dengan akhir tahun 2014, jumlah STR Dokter peserta PPDS/Dokter Gigi peserta PPDGS yang telah diterbitkan sebanyak 224. Selanjutnya, berdasarkan Peraturan KKI (Perkonsil) Nomor 17 Tahun 2013 Tentang Registrasi Sementara dan Registrasi Bersyarat Bagi Dokter dan Dokter Gigi Warga Negara Asing (WNA), STR Sementara diberikan kepada dokter WNA dan dokter gigi WNA yang diakui secara hukum untuk melakukan kegiatan dalam rangka pendidikan, pelatihan, penelitian, pelayanan kesehatan di bidang kedokteran atau kedokteran gigi yang bersifat sementara di Indonesia. STR Bersyarat diberikan kepada dokter WNA dan dokter gigi WNA yang diakui secara hukum untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan kedokteran spesialis atau kedokteran gigi spesialis di Indonesia. Selama tahun 2014, penerbitan STR dokter dan dokter gigi WNA sebagai berikut : a. STR Sementara : di tahun 2014 tidak ada (total 8 STR sejak tahun 2010) b. STR Bersyarat : 1 STR (total 13 STR Bersyarat sejak tahun 2010). Capaian tahun 2014 lainnya adalah resertifikasi ISO 9001:2008 untuk layanan registrasi dokter dan dokter gigi. Pada bulan Juli 2014 telah disiapkan fasilitas registrasi online untuk mendaftarkan/mengusulkan registrasi ke Konsil Kedokteran Indonesia, serta mendapatkan informasi balik ke yang bersangkutan yang dapat diakses melalui website: www.kki.go.id. Adanya dua capaian tersebut maka kegiatan layanan registrasi akan semakin baik dan lancar, serta hambatan dan kendala yang ada dapat diminimalisir. 26 Laporan Tahunan KKI 2014

3. Capaian Program/Kegiatan di Bidang Pembinaan Praktik Kedokteran/ Kedokteran Gigi Sesuai tugas Divisi Pembinaan yaitu melakukan pembinaan profesi dokter dan dokter gigi, di tahun 2014 telah dilakukan bimbingan teknis di berbagai provinsi kepada dokter dan dokter gigi lulusan baru, serta mensosialisasikan buku Praktik Kedokteran yang Baik ke Dinas Kesehatan Provinsi. Divisi Pembinaan juga telah melaksanakan pertemuan rutin sebagai forum koordinasi KKI dengan para pengandil tentang pembinaan praktik kedokteran yang baik. Tugas lain yang dilakukan Divisi Pembinaan adalah melaksanakan sanksi disiplin keputusan MKDKI dan pembinaan kepada dokter dan dokter gigi yang terbukti melakukan pelanggaran disiplin. Di tahun 2014 telah dilakukan eksekusi dan pembinaan terhadap 4 orang dokter dan dokter gigi serta memberikan peringatan tertulis kepada 11 orang dokter dan dokter gigi. Sebagai fasilitator penyusunan peraturan di KKI, Bagian Pelayanan Hukum di tahun 2014 telah menyelesaikan 5 (lima) Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia (Perkonsil) antara lain: a. Perkonsil Nomor 20 tahun 2014 Tentang Tata Cara Penanganan Kasus Dugaan Pelanggaran Disiplin Dokter dan Dokter Gigi. b. Perkonsil Nomor 25 tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Perkonsil Nomor 1 tahun 2011 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Konsil Kedokteran Indonesia. c. Perkonsil Nomor 27 tahun 2014 Tentang Penyusunan Rancangan Rencana Strategis Konsil Kedokteran Indonesia. d. Perkonsil Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Peta Jalan (Road Map) Sistem Pembinaan Praktik Kedokteran. e. Perkonsil Nomor 29 tahun 2014 Tentang Pelayanan Akses Keterbukaan Informasi Publik di Lingkungan Konsil Kedokteran Indonesia. Di tahun 2014 ini Rancangan Perkonsil yang telah terselesaikan melebihi target. Selain kelima Perkonsil sebagaimana dituliskan di atas, terdapat 4 (empat) Perkonsil dalam ruang lingkup Divisi Registrasi dan 5 (lima) Perkonsil dalam ruang lingkup Divisi Standarisasi Pendidikan. Kesembilan Perkonsil tersebut adalah sebagai berikut: a. Perkonsil 18 Tahun 2014 Tentang Sistem Informasi Registrasi Dokter dan Dokter Gigi Berbasis Elektronik. b. Perkonsil 19 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia No. 1/KKI/KEP/X/2010 tentang Registrasi Dokter Program Internsip. c. Perkonsil 21 Tahun 2014 Tentang Registrasi Dokter dan Dokter Gigi Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis dan Dokter Gigi Spesialis. d. Perkonsil 26 Tahun 2014 Tentang Nomor Identitas Dokter dan Dokter Gigi. e. Perkonsil 22 Tahun 2014 Tentang Persetujuan Ahli Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kedokteran/Kedokteran Gigi. f. Perkonsil 23 Tahun 2014 Tentang Penerbitan Rekomendasi Pembukaan, Pembinaan dan Penutupan Program Studi Dokter Gigi. Laporan Tahunan KKI 2014 27