BAB II RUANG LINGKUP PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Kantor Bank Indonesia Bandung. Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia, seperti yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. menimbulkan munculnya gagasan pendirian bank sirkulasi untuk Hindia Belanda.

BAB II KEDUDUKAN BANK INDONESIA DALAM SISTEM KEUANGAN NEGARA. Menurut Undang-Undang Pokok Perbankan Nomor 10 Tahun 1998

SEJARAH BANK INDONESIA : KELEMBAGAAN Periode

BAB II PROFIL KANTOR BANK INDONESIA MEDAN. A. Sejarah Ringkas Berdirinya Kantor Bank Indonesia Medan

Otoritas Moneter di Indonesia

BAB 3. Analisa Perusahaan

SEJARAH BANK INDONESIA : KELEMBAGAAN Periode

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN BANK INDONESIA. Nama : Samuel Arijan Jurusan : Manajemen Institusi : Universitas Padjadjaran NPM :

PERBANDINGAN BANK INDONESIA DENGAN BANK NEGARA LAIN DI ASEAN

INDEPENDENSI BANK INDONESIA SEBAGAI BANK SENTRAL NEGARA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Bank Indonesia : Apa, Siapa dan Bagaimana

BAB I PENDAHULUAN Profil Bank Indonesia

BAB II PROFIL KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX (SUMUT DAN ACEH) A. Sejarah Ringkas Berdirinya Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PAPARAN DATA PENELITIAN. Penerima Beasiswa Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jawa Timur

BAB III METODOLOGI. 3.1 Profil Perusahaan. Bank Indonesia (BI) adalah Bank Sentral Republik Indonesia yang

BAB III DESKRIPSI INSTANSI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1999 TENTANG BANK INDONESIA

PENDAHULUAN. Dilihat dari sejarah berdirinya Bank Indonesia pada tahun 1960-an dimana

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi individu dan masyarakat secara keseluruhan, tetapi juga berperan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang menitikberatkan pada

TUGAS-TUGAS BANK INDONESIA. Mulyati, SE., M.T.I.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Singkat Bank Indonesia

BAB I Pendahuluan 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

SEJARAH BANK INDONESIA : KELEMBAGAAN Periode

I. PENDAHULUAN. kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan

Vegitya Ramadhani Putri, SH, S.Ant, MA, LLM

ekonomi Kelas X BANK SENTRAL DAN OTORITAS JASA KEUANGAN KTSP & K-13 A. Pengertian Bank Sentral Tujuan Pembelajaran

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2017 TENTANG TIM PENGENDALIAN INFLASI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. perbankan merupakan urat nadi perekonomian dalam suatu negara. Sektor

- 2 - Hal ini dirasakan sangatlah terbatas dan belum mencakup fungsi the Lender of the Last Resort yang dapat digunakan dalam kondisi darurat atau

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diikuti, sehingga setelah lepas dari ikatan akademik di perguruan

PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG KANTOR KAS DAERAH KOTA MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MOJOKERTO

I. PENDAHULUAN. yang menjadi sarana dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah yaitu kebijakan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1999 TENTANG BANK INDONESIA

BAB II PROFIL INSTANSI

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN BANK & LEMBAGA KEUANGAN 1. Berbeda dengan Undang undang Nomor 13 Tahun 1968 tentang Bank

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN A. SEJARAH SINGKAT BERDIRINYA KOPERASI SWADHARMA MEDAN.

BAB II PROFIL INSTANSI. A. SejarahRingkasBerdirinya Bank Indonesia KantorPerwakilan Sumatera Utara

Makalah Bank Central (Bank Indonesia) Ekonomi

Peran Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam Pengawasan Lembaga Keuangan

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA. wawancara langsung dan dokumenter, penulis mendapatkan data-data yang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. tentang Bank Indonesia, dikatakan bahwa untuk memelihara kesinambungan

INDEPENDENSI OJK TERUSIK? Oleh: Wiwin Sri Rahyani *

BAB IV. Akibat hukum adalah akibat dari melakukan suatu tindakan untuk. memperoleh suatu akibat yang dikehendaki oleh pelaku dan atau telah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERKEMBANGAN MULA-MULA SEBELUM PENJAJAHAN BELANDA Kehidupan perbankan dan lembaga-lembaga keuangan/pembiayaan mulai sejak VOC beroperasi di bumi

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1999 TENTANG BANK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1999 TENTANG BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah singkat Bank Indonesia Kantor Perwakilan Sumatera Utara

PERATURAN BANK INDONESIA Nomor: 7/25/PBI/2005 TENTANG SERTIFIKASI MANAJEMEN RISIKO BAGI PENGURUS DAN PEJABAT BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

Bab 2. Otoritas Moneter dan Kebijakan Moneter

RANCANGAN PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN

8/34/DASP Jakarta,22 Desember 2006 S U R A T E D A R A N

BAB II GAMBARAN UMUM PEMERINTAHAN. 2.1 Sejarah Singkat dan Aktivitas Utama Instansi Sejarah Singkat Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak bermunculan bermacam-macam bank umum di

7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 1999 tentang Kepengurusan Badan Usaha Milik Perusahaan Daerah;

BAB I PENDAHULUAN. independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya. Dimulai ketika sebuah

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 11/ 19 /PBI/2009 TENTANG SERTIFIKASI MANAJEMEN RISIKO BAGI PENGURUS DAN PEJABAT BANK UMUM

Bab 3. Analisis Sistem yang Berjalan

Sosialisasi UU No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan. SAMARINDA, 2 juli 2015

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN

BAB II KEBERADAAN BANK INDONESIA SEBAGAI BANK SENTRAL. Konferensi Meja Bundar (KMB) yang berlangsung di Den Haag, Belanda

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SEJARAH BANK INDONESIA : KELEMBAGAAN Periode

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA TENTANG PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SURAKARTA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1999 TENTANG BANK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1999 TENTANG BANK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka mencapai tujuan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB III DESKRIPSI INSTANSI

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/13/PBI/2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/3/PBI/2009 TENTANG BANK UMUM SYARIAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Perusahaan. singkat Bank Indonesia, Tinjauan Perusahaan, Tujuan, dan Tugas Bank Indonesia,

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya pemulihan pasca krisis moneter , telah dilakukan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR,

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39/POJK.03/2017 TENTANG KEPEMILIKAN TUNGGAL PADA PERBANKAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RGS Mitra 1 of 22 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Ikhtisar Undang-undang No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia PENDAHULUAN

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN dan TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT. BANK MASPION INDONESIA Tbk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata Bank dalam kehidupan sehari-hari bukanlah merupakan hal yang asing lagi.

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Manajemen. Sertifikasi Manajemen Risiko

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 14 TAHUN 2003 TENTANG

BAB II TINJAUAN UMUM BANK SENTRAL DI INDONESIA. Menurut penjelasan Pasal 4 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 3 Tahun

No. 2/ 2 /DPM Jakarta, 21 Januari 2000 SURAT EDARAN. Persyaratan dan Tata Cara Penunjukan Sub-Registry Untuk Penatausahaan Obligasi Pemerintah

Indonesia Menghadapi Globalisasi Kellangan

BAB I PENDAHULUAN. cenderung mengakibatkan gejolak ekonomi moneter karena inflasi akan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 13 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN WONOSOBO

Lex Privatum, Vol.III/No. 2/Apr-Jun/2015

GUBERNUR JAWA TENGAH

MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 84/MPP/Kep/2/2003

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 16 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH KOTA TASIKMALAYA

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. oleh Raden Aria Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulp

METODELOGI PENELITIAN. menjelaskan identifikasi masalah dan menjawab masalah secara ilmiah.

Transkripsi:

7 BAB II RUANG LINGKUP PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Kantor Bank Indonesia Bandung Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia, seperti yang tercantum dalam UU no. 23 tahun1999. Bank Indonesia bertujuan tunggal mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah bank Indonesia juga menjaga jumlah uang yang beredar di masyarakat agar tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit, karena ekonomi yang sehat membutuhkan uang beredar yang cukup agar tidak terjadi inflasi atau deflasi. Bank Indonesia memiliki perwakilan di beberapa kota, termasuk di Bandung, Dari zaman penjajahan belanda hingga sekarang perkembangan kantor Bank Indonesia Bandung sudah melalui beberapa periode. 2.1.1 Periode De Javasche Bank Agentschap Bandoeng Pendirian Kantor Bank Indonesia Bandung atau dulu bernama De Javasche Bank Agentschap Bandoeng berawal dari adanya kekhawatiran pihak Afrika Selatan pada awal abad ke 20. Tentang munculnya Inggris yang menjadi negara super power, terutama armada lautnya dipandang sebagai ancaman yang sewaktu waktu dapat melakukan serangan ke seluruh koloni Belanda. Oleh karena itu, berdasarkan kesepakatan antara Presiden De Javasche Bank ke 10 J. Reijsenbach dengan pemerintah Hindia belanda, dilakukan upaya pengamanan

8 kekayaan bank dari daerah pantai ke pedalaman dan Bandoeng dianggap sebagai lokasi yang tepat bagi penyimpanan kekayaan bank tersebut. Keinginan membangun kantor De Javasche Bank Agentschap Bandoeng dilaporkan kepada Dewan Militer dan Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1902. Selanjutnya keinginan tersebut ditanggapi oleh Sekretaris Pertama Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada tahun 1903, serta mengharapkan kesediaan Direksi untuk menanggung biaya-biaya pendirian kelak ketika kantor cabang ini mulai memperoleh keuntungan. Pelaksanaan pembangunan sempat mengalami penundaan 3 tahun karena pertimbangan telah didirikannya kantor cabang De Nederlandsche Handlesbank ( sekarang Bank Mandiri ) pada tahun 1903. Persetujuan pendirian De Javasche Bank Agentschap Bandoeng dimulai setelah didkeluarkannya Surat Keputusan Gubernur Jenderal No. 44 tanggal 9 Desember 1908. Selanjutnya pada tanggal 30 Juni 1909 De Javasche Bank Agentschap Bandoeng resmi dibuka, meskipun masih menggunakan gedung sementara. Gedung Agentschap Bandoeng sendiri baru mulai dibangun secara permanan tahun 1915. Pada tanggal 5 Mei 1918, yaitu pada masa kepemimpinan L.W. Ven Suchtelen, pembangunan dinyatakan selesai dan mulai digunakan. 2.1.2 Masa Pendudukan Jepang Gedung kantor di jalan Braga digunakan De Javasche Bank Agentschap Bandoeng hingga tahun 1942, yaitu pada masa penjajahan Jepang dimulai. Tidak diketahui dengan pasti penggunaan atas gedung kantor tersebut pada masa itu.

9 Besar kemungkinan gedung digunakan sebagai salah satu kantor bank Jepang yang beroperasi pada masa itu (misalnya Yokohama Specie Bank, Taiwan Bank, Mitsui Bank atau Nanpo Kaihatsu Ginko). Ketika Jepang menyerahkan pada sekutu tahun 1945, salah satu yang dilakukan pemerintah Belanda saat kembali ke Indonesia adalah mengaktifkan bank-bank belanda yang dilikuidasi pada masa pendudukan Jepang. Dalam rapat Direksi tanggal 9 Mei 1946, De Javasche Bank Agentschap Bandoeng dinyatakan dibuka kembali dengan tetap menggunakan gedung kantor semula. 2.1.3 Periode Bank Indonesia Kehadiran De Javasche Bank di Indonesia berakhir pada tahun 1953, ketika terjadi nasionalisasi perusahaan-perusahaan Belanda. Gedung De Javasche Bank Agentschap Bandoeng digunakan sebagai gedung Bank Indonesia cabang Bandung. Dengan disahkannya UU No. 13 tahun 1968 tentang Bank Sentral, maka berakhirlah aktivitas komersial Bank Indonesia, yang dilakukan sejak jaman De Javasche Bank. Sejak saat itu Bank Indonesia berpran sebagai agen pembangunan disamping peran utamanya sebagai Bank Sentral. Berkaitan dengan perannya yang baru itu, aktivitas Bank Indonesia semakin banyak dan beragam. Hal ini menyebabkan sarana pendukung yang digunakan pada waktu itu dirasakan kurang memadai. Untuk memenuhi sarana pendukung tersebut, maka pada tahun 1982 dilakukan renovasi gedung kantor yang memakan waktu sekitar 9 bulan, dengan melakukan penambahan ruang kerja dengan tidak mengubah sosok gedung asli, yaitu tambahan ruangan di lantai dua

10 seluas ± 400 meter persegi, sehingga luas kantor seluruhnya menjadi sekitar 800 meter persegi. Sejak dikeluarkannya paket kebijakan tahun 1983, sektor perbankan nasional berkembang pesat. Di Jawa Barat kondisi ini menyebabkan timbulnya kebutuhan akan adanya koordinasi antar kantor Bank Indonesia di wilayah Jawa Barat agar aktivitas perekonomian, khususnya sektor perbankan dapat berjalan lebih lancar. Sejalan dengan kepentingan ini, maka sejak tanggal 19 Maret 1986 Kantor Bank Indonesia Bandung ditetapkan sebagai koordinator kantor-kantor Bank Indonesia di wilayah Jawa Barat (Tasikmalaya dan Cirebon). Fungsi koordinator ini pada tahun 1996 diperluas hingga meliputi wilayah Bandar Lampung, Palembang, dan Bangka Belitung. Kantor Bank Indonesia Bandung termasuk kedalam KBI kelas satu Sejalan dengan meningkatnya aktivitas KBI Bandung dalam perekonomian regional dan nasional, dirasakan daya tampung gedung lama sudah kurang memadai. Untuk itu, Direksi Bank Indonesia memutuskan untuk memperluas gedung Kantor Bank Indonesia Bandung. Perluasan bangunan baru tersebut menempati lahan seluas ± 13.730 meter persegi, dengan luas bangunan sekitar 11.900 meter persegi yang terdiri dari 7 lantai.

11 DAFTAR NAMA NAMA PEMIMPIN BANK INDONESIA BANDUNG No Nama Periode Jabatan 1 J.A. Sereh 8 Januari 1958 s/d 18 Maret 1960 2 R. Soejoto 13 Juli 1965 s/d 20 Maret 1968 3 M. Rifai 18 Maret 1960 s/d 18 November 1960 20 Maret 1968 s/d 3 Juli 1968 4 R. Kardana hardjakoesoemah 3 Juli 1968 s/d 4 Oktober 1969 5 R. Sujanto 18 November 1960 s/d 19 Januari 1962 6 Wijardi 4 Oktober 1969 s/d 1 April 1972 7 R.J. Natalegawa 19 Januari 1962 s/d 4 Oktober 1963 8 Oesman Ibrahim 26 Juni 1972 s/d 22 Juli 1976 9 R. Dhoemadi Singowigoeno 4 Oktober 1963 s/d 16 Juni 1964 10 Suprapto Wijayasubrata 22 Juli 1976 s/d 21 Juli 1979 11 H.P. Toar 16 Juni 1964 s/d 13 Juli 1965 12 Masri Saleh 21 Juli 1979 s/d 27 Juli 1983 13 Tom Hartono 21 Juli 1983 s/d 14 Dr. Heru Soepraptomo 27 Juni 1986 s/d 7 Juli 1988 15 Soedarnindhito 8 Juli 1988 s/d 24 Juli 1990 16 Irfano Chamra 1990 s/d 1994 17 Bachrulkifli 14 April 1994 s/d 11 Januari 1996 18 Warsono Santoso 11 Januari 1996 s/d 18 Mei 1998 19 Abdul Salam 18 Mei 1998 s/d 9 Agustus 2000 20 Maskan Iskandar 7 Agustus 2000 s/d Agustus 2001 21 Djoko Sarwono 10 Agustus 2001 s/d 15 Agustus 2003 22 Ir. Irman Djaya Dalimi 10 Agustus 2003 s/d 29 Juli 2004 23 M. D. Soegiarto 29 Juli 2004 s/d Sekarang 2.2 Tempat dan Kedudukan Bank Indonesia Bandung Kantor Bank Indonesia Bandung berlokasi di Jl. Braga No. 108 Bandung 40111 Jawa Barat Indonesia.

12 2.3 Status dan Kedudukan Bank Indonesia Bandung Bank Indonesia mempunyai status dan kedudukan sebagai lembaga Negara yang independen dan sebagai badan hukum. 2.3.1 Sebagai Lembaga Negara yang Independen Babak baru dalam sejarah Bank Indonesia sebagai Bank Sentral yang independen dimulai ketika sebuah undang-undang baru, yaitu UU No. 23/1999 tentang Bank Indonesia, dinyatakan berlaku pada tanggal 17 Mei 1999. Undang undang ini memberikan status dan kedudukan sebagai suatu lembaga negara yang independen dan bebas dari campur tangan Pemerintah ataupun pihak lainnya. Sebagai suatu lembaga negara yang independen, Bank Indonesia mempunyai otonomi penuh dalam merumuskan dan melaksanakan setiap tugas dan wewenangnya sebagaimana ditentukan dalam undang undang tersebut. Pihak luar tidak dibenarkan mencampuri pelaksanaan tugas Bank Indonesia, dan Bank Indonesia juga berkewajiban untuk menolak atau mengabaikan intervensi dalam bentuk apapun dari pihak manapun juga. Untuk lebih menjamin independensi tersebut, undang undang ini telah memberikan kedudukan khusus kepada Bank Indonesia dalam struktur ketatanegaraan Republik Indonesia. Sebagai Lembaga negara yang independen kedudukan Bank Indonesia tidak sejajar dengan Lembaga Tinggi Negara. Disamping itu, kedudukan Bank Indonesia juga tidak sama dengan Departemen, karena kedudukan Bank Indonesia

13 berada diluar Pemerintah. Status dan kedudukan yang khusus tersebut diperlukan agar Bank Indonesia dapat melaksanakan peran dan fungsinya sebagai otoritas moneter secara lebih efektif dan efisien. 2.3.2 Sebagai Badan Hukum Status Bank Indonesia baik sebagai badan hukum publik maupun badan hukum perdata ditetapkan dengan undang-undang. Sebagai badan hukum publik Bank Indonesia berwenang menetapkan peraturan peraturan hukum yang merupakan pelaksanaan dari undang-undang yang mengikat seluruh masyarakat luas sesuai dengan tugas dan wewenangnya. Sebagai badan hukum perdata, Bank Indonesia dapat bertindak untuk dan atas nama sendiri di dalam maupun di luar pengadilan. 2.4 Bentuk dan Hukum Perusahaan Pada dasawarsa 50 an, Bank Indonesia banyak bertindak sebagai bank sirkulasi dan bank komersial. Kemudian tahun 1968 Bank Indonesia melepaskan fungsinya sebagai bank komersial dan mengembangkan fungsi sebagai bank sentral. Bank Indonesia adalah bank sentral Republik Indonesia yang merupakan bagian dari pemerintah, Bank Indonesia adalah suatu lembaga Negara. Sesuai dengan Persetujuan Bersama ketetapan undang undang tentang perubahan atas Undang undang Republik Indonesia nomor 23 tahun 1999

14 tentang Bank Indonesia yang diputuskan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dan Presiden Republik Indonesia. Pasal I Beberapa ketentuan dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3843), diubah sebagai berikut: 1. Ketentuan Pasal 4 ayat (2) diubah, sehingga keseluruhan Pasal 4 berbunyi sebagai berikut : Pasal 4 (1) Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. (2) Bank Indonesia adalah lembaga negara yang independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari campur tangan Pemerintah dan/atau pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam Undang-undang ini. (3) Bank Indonesia adalah badan hukum berdasarkan undang undang ini. Disahkan di Jakarta pada tanggal 15 Januari 2004 oleh Presiden Republik Indonesia Bank Indonesia sebagai bank sentral Indonesia tercantum dalam UU no. 14 tahun 1967 kemudian juga tercantum pada UU no. 13 tahun 1968. Kedudukan Bank Indonesia sejajar dengan kepala Negara atau kepala pemerintahan. 2.5 Bidang Pekerjaan Divisi atau Departemen Tempat Kerja Praktek Pada pelaksanaan kerja praktek ini, penulis ditempatkan di divisi logistik yang termasuk pada bidang manajemen intern perusahaan. Bidang pekerjaan

15 divisi ini adalah Menyediakan alat-alat yang dibutuhkan oleh pegawai kantor, menatausahakan pembangunan dan pemeliharaan gedung kantor, mesin-mesin, perabot, peralatan gedung kantor, serta merekapitulasi kegiatan dan anggaran sebagai acuan untuk pencapaian sasaran tahunan Kantor Bank Indonesia. Berikut uraian singkat tugas tugas pokok seksi logistik : 1. Pengadaan barang dan atau jasa (termasuk jasa konsultasi). 2. Melakukan kerjasama dengan Bagian PrLJ dalam proses pengadaan dan penunjukan pihak III dalam pelaksanaan pembangunan dan pemeliharaaan gedung kantor, mesin-mesin, perabot dan peralatan. 3. Melaksanakan proses pengadaan dan penunjukan pihak III untuk pekerjaan yang terkait dengan pembangunan dan pemeliharaaan gedung kantor, mesin-mesin, perabot dan peralatan gedung kantor (yang tidak memerlukan perancangan, standar dan diadakan secara berkala/rutin). 4. Melakukan pengendalian pelaksanaan pekerjaan (termasuk addendum kontrak) dan penatausahaan pembangunan dan pemeliharaan gedung kantor, mesin-mesin, perabot, peralatan gedung kantor. 5. Melaksanakan pemenuhan fasilitas (sarana dan prasarana) ruang kerja untuk satuan-satuan kerja dan melaksanakan kegiatan-kegiatan insedentil. 6. Mengadministrasikan gedung kantor, mesin-mesin, perabot dan peralatan gedung kantor. 7. Menilai kinerja pihak III/rekanan.

16 8. Melakukan pengendalian proyek-proyek gedung kantor di KBI yang bukan wewenang KBI. 9. Melakukan kegiatan anggaran spt bloking anggaran, menerbitkan SPM & LLG. 2.6 Misi, Visi, Tujuan Tunggal dan Sasaran Strategis Bank Indonesia Bank Indonesia sebagai bank sentral mempunyai misi, visi dan sasaran strategis, sesuai dengan UU no. 23 tahun1999. 2.6.1 Misi Bank Indonesia Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan nasional jangka panjang yang berkesinambunagan. 2.6.2 Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya (kredibel) secara nasional maupun internasional melaui penguatan nialai-nilai strategi yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil. 2.6.3 Tujuan Tunggal Bank Indonesia Bank Indonesia memiliki tujuan tunggal yakni mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Hal ini terlihat dalam 2 (dua) aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap harga barang dan jasa yang tercermin dari perkembangan laju

17 inflasi, dan kestabilan terhadap mata uang negara lain, yang tercermin dari perkembangan kurs Rupiah terhadap mata uang Negara lain. Aspek pertama tercermin pada perkembangan laju inflasi, sementara aspek kedua tercermin pada perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain. Perumusan tujuan tunggal ini dimaksudkan untuk memperjelas sasaran yang harus dicapai Bank Indonesia serta batas batas tanggung jawabnya. Dengan demikian, tercapai atau tidaknya tujuan Bank Indonesia ini kelak akan dapat diukur dengan mudah. Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Indonesia mengembangkan tiga tugas yang juga dikenal sebagai Tiga Pilar Utama Bank Indonesia, yaitu : 1) Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter; 2) Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, 3) Mengatur dan mengawasi perbankan di Indonesia, tercantum pada pasal 8 UU Bank Indonesia. 2.6.4 Sasaran Strategis Bank Indonesia Untuk mewujudkan Misi dan Visi, Bank Indonesia menetapkan sasaran strategi jangka menengah panjang, yaitu : 1. Memelihara kestabilan moneter, 2. Memelihara kondisi keuangan BI yang sehat dan akuntabel, 3. Meningkatkan efektivitas manajemen moneter, 4. Meningkatkan sistem perbankan yang sehat dan efektif untuk mendukung Sistem keuangan yang stabil,

18 5. Memelihara keamanan dan efesiensi sistem pembayaran, 6. Meningkatkan efektivitas pelaksanaan Good Governence, 7. Memeperkuat organisasi dan mengembangkan SDM yang berkompetensi tinggi dengan dukungan Budaya kerja yang berbasis Pengetahuan, 8. Mengintegtrasikan transfortasi Bank Indonesia sejalan dengan Arah BI Tahun 2008. 2.7 Struktur Organisasi Struktur organisasi Bank Indonesia terus menerus mengalami penyempurnaan sesuai dengan dinamika volume pekerjaan dan perkembangan perekonomian nasional maupun internasional. Secara garis besar, struktur organisasi Bank Indonesia dibagi ke dalam empat sektor, yaitu moneter, perbankan, sistem pembayaran dan manajemen internal sebagai sektor pendukung. 2.7.1 Deskripsi Jabatan Setiap Perusahaan atau lembaga pemerintahan pasti mempunyai Job description begitu juga dengan Bank Indonesia cabang Bandung yang mempunyai Job description sebagai berikut : 1. Kantor Bank Indonesia Bandung dipimpin oleh satu orang pemimpin Bank Indonesia, satu orang koordinator bidang, dan satu orang pengawasan Bank Eksekutif senior dengan jabatan atau tingkatan pegawai utama setingkat direktur.

19 2. Koordinator Bidang. seorang koordinator bidang yang membantu pemimpin BI membawahi tiga bidang yaitu : Bidang Ekonomi dan Moneter, Bidang Sistem Pembayaran, dan Bidang Manajemen Intern. koordinator bidang ini mempunyai tingkatan pegawai utama setingkat Deputi Direktur. 3. Pengawasan Bank Eksekutif Senior. Pemimpin BI juga dibantu oleh seorang pengawas Bank Eksekutif Senior yang membawahi dua tim pengawasan yaitu Tim Pengawas Bank Umum dan Tim Pengawas Bank Perkreditan Rakyat. Pengawas Bank Eksekutif senior juga mempunyai tingkatan pegawai utama setingkat Deputi Direktur. 4. Kepala Bidang. Kepala bidang bertugas untuk memimpin seksi-seksi yang berada dibidangnya. dalam hal ini terdapat lima kepala bidang yaitu : a. Kepala bidang Ekonomi dan Moneter yang membawahi tiga seksi, yaitu : o Kajian Ekonomi Moneter o Statistik dan Ekonomi Moneter o Pel. Kebijakan Moneter b. Kepala bidang Sistem Pembayaran yang membawahi empat seksi, yaitu : o Akunting o Kliring o Kas o Pengedaran

20 c. Kepala bidang Manajemen Intern yang membawahi tiga seksi, yaitu : o SDM o Logistik o SEKOPAM d. Pengawas Bank Eksekutif untuk Bank umum. e. Pengawas Bank Eksekutif untuk Bank Perkreditan Rakyat. Jumlah bidang ini dibentuk berdasarkan aspek-aspek kegiatan BI. Ketiga kepala bidang ini memiliki tingkatan pegawai madya setingkat kepala bagian. 5. Ketua Tim Pengawas Bank Eksekutif. BI memiliki dua ketua tim pengawasan, yaitu Ketua Tim Pengawas Bank Eksekutif I dan Ketua Tim Pengawas Bank Eksekutif II. Ketua Tim Pengawas Bank Eksekutif I bertugas memimpin pengawasan terhadap Bank Umum, sedangkan Ketua Tim Pengawas Bank Eksekutif II bertugas memimpin pengawasan terhadap Bank Perkreditan Rakyat di Bandung, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kedua ketua tim pengawasan ini mempunyai tingkatan pegawai pengawasan Bank Eksekutif. 6. Seksi-seksi pada Bank Indonesia. Terdapat sebelas seksi yang terdapat di BI, antara lain : a. Seksi Kajian Ekonomi dan Moneter, berada dibawah kepala bidang Ekonomi dan Moneter. b. Seksi Pelaksanaan Kebijakan Moneter, berada di bawah kepala bidang Ekonomi dan Moneter. c. Seksi Kas, berada dibawah kepala bidang Sistem Pembayaran.

21 d. Seksi Pengedaran, berada dibawah kepala bidang Sistem Pembayaran. e. Seksi Akunting, berada dibawah kepala bidang Sistem Pembayaran. f. Seksi Kliring, berada dibawah kepala bidang Sistem Pembayaran. g. Seksi Sumber Daya Manusia, berada dibawah kepala bidang Manajemen Intern. h. Seksi Logistik, berada dibawah kepala bidang Manajemen Intern. i. Seksi Sekretariat, Komunikasi dan Pengamanan, berada dibawah kepala bidang Manajemen Intern. j. Seksi Administrasi dan Informasi Bank, berada di Pengawasan Bank Umum dan Pengawasan Bank Perkreditan Rakyat. 7. Sub Tim Pengawasan Bank. Terdapat empat sub Tim Pengawasan Bank di BI Bandung, yaitu : a. Dua sub Tim Pengawasan Bank Umum yang terdiri sub Tim Pengawasan I Bank Umum dan sub Tim Pengawasan II Bank Umum. b. Dua sub Tim Pengawasan Bank Perkreditan Rakyat, yaitu sub Tim Pengawasan I Bank Perkreditan Rakyat dan sub Tim Pengawasan II Bank Perkreditan Rakyat. 8. Perpustakaan Mini Kantor BI Bandung terletak dilantai 1 dan merupakan bagian dari seksi Statistik Ekonomi dan Moneter. Di perpustakaan ini terdapat 5776 buah buku yang bebas dibaca oleh umum. Namun, yang dapat menjadi anggota hanyalah pejabat, staf dan pegawai kantor BI Bandung.