PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN SEPAKBOLA DI SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
KOMPLEK OLAH RAGA DI TANGGERANG

KOMPLEK STADION SEPAKBOLA DI JEPARA

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SEPAKBOLA JAWA TENGAH DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN FOOTBALL ACADEMY GERAK. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga olahraga menjadi

REDESAIN STADION SEPAKBOLA KOTA BEKASI

PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN BULUTANGKIS DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

REDESAIN STADION MANAHAN SURAKARTA SEBAGAI STADION SEPAKBOLA INTERNASIONAL

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR KOMPLEK STADION SEPAKBOLA DI REMBANG

STADION SEPAKBOLA DI KABUPATEN PASURUAN (Sebagai Homebase Persekabpas)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KOMPLEKS GEDUNG OLAHRAGA DI WONOSOBO

BAB I PENDAHULUAN GEDUNG OLAHRAGA UNDIP - 1 -

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SEKOLAH SEPAKBOLA PERSIJA JAKARTA Analogi Gerak BAB I PENDAHULUAN

SPORTS CENTER DI KOTA TANGERANG

AKADEMI SEPAKBOLA INTERNASIONAL LIVERPOOL FC MEDAN 04/24/2014 BAB 1 PENDAHULUAN

GEDUNG OLAHRAGA AIR DI DENPASAR BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Medan adalah kota yang memiliki pemerintahan sendiri di bawah

GELANGGANG OLAH RAGA DIKABUPATEN KENDAL

GELANGGANG REMAJA DI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Eksistensi Proyek

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BULUTANGKIS USIA DINI DI SEMARANG TUGAS AKHIR PERIODE 127/49 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

REDESAIN KOMPLEKS GELANGGANG OLAH RAGA SATRIA DI PURWOKERTO Dengan Penekanan Desain Arsitektur High-Tech

BAB I PENDAHULUAN. karena olahraga merupakan alat pendidikan agar terjadi keseimbangan antara

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR SPORT CENTER DI PANTAI MARINA SEMARANG

GELANGGANG OLAH RAGA MAHASISWA UNDIP TEMBALANG

KOMPLEKS OLAHRAGA SURABAYA DI JAWA TIMUR Penekanan Desain Arsitektur High - Tech

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PUSAT DESAIN SURABAYA PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR RICHARD MEIER

DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (DP3A) SOLO FUTSAL CENTER

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR GEDUNG OLAH RAGA DI SEMARANG BARAT

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENIS DI KAWASAN KEMAYORAN JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Sepak Bola: Stadion: a. b.

PUSAT PELATIHAN BASKET KLUB SAHABAT SEMARANG BAB 1 PENDAHULUAN

PUSDIKLAT BULUTANGKIS DI SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

Kolam Renang Indoor Universitas Diponegoro - Tugas Akhir 135 LP3A BAB I PENDAHULUAN

SEKOLAH TINGGI DESAIN DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN TA 29

GALERI FOTOGRAFI DI SEMARANG PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR HIGH TECH

FAKULTAS FILM DAN TELEVISI PADA INSTITUT KESENIAN JAKARTA DI JAKARTA Penekanan Desain Arsitektur Morphosis

PUSAT OLAH RAGA UNDIP DI TEMBALANG

BAB I PENDAHULUAN. Jenjang Pendidikan Atlet Binaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

YOUTH CENTER DI KUDUS Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

STUDIO TUGAS AKHIR BAB I PENDAHULUAN

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. PUSAT OLAHRAGA BELADIRI JEPANG DI SEMARANG Penekanan desain Arsitektur Neo Vernacular

LEISURE CENTER DI SEMARANG PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MORPHOSE

BAB I PENDAHULUAN. Aquatic Arena di Yogyakarta

1.1. PENGERTIAN JUDUL

PEMUSATAN LATIHAN TIMNAS SEPAKBOLA INDONESIA DI SLEMAN

INTERNASIONAL SCHOOL DI SURABAYA PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MODERN RICHARD MEIER

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

REDESAIN KOMPLEKS OLAHGARA DI KUDUS

REDESAIN KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DI JAKARTA Penekanan Desain Arsitektur Modern

TERMINAL BUS KELAS A KOTA SEMARANG

RESORT HOTEL DI KAWASAN PANTAI MARINA SEMARANG

CHILDREN S SCIENCE & TECHNOLOGY CENTER (PENGEMBANGAN APRESIASI IPTEK ANAK) DI SEMARANG

EXHIBITION HALL DI BANDUNG

PERERENCANAAN GELANGGANG OLAHRAGA DI KAWASAN HUTAN KOTA BEKASI BAB I PENDAHULUAN

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR CITY HOTEL DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengadakan pembinaan dan pengembangan olahraga, seperti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

REDESAIN STADION DAN SPORT HALL JATIDIRI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul 1. Pusat Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pusat adalah pokok pangkal atau yang menjadi pumpunan

Studi tentang pembinaan prestasi Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) kabupaten Wonogiri periode kepengurusan tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Siti Ratna Komala,2014

KANTOR SEWA UNTUK INDUSTRI FARMASI DAN PEDAGANG BESAR FARMASI DI SEMARANG

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. olahraga sudah berkembang ke arah yang lebih luas. Olahraga tidak hanya sekedar. menjadi sehat atau meningkatkan kebugaran tubuh.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tepat untuk melaksanakannya. salah satu program yang. pelatihan Kepemudaan dan Olahraga bagi peserta didik, untuk membentuk potensi

BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang No.3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragan Nasional. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

SENTRA PROMOSI DAN INFORMASI KERAJINAN KUNINGAN DI JUWANA

PERPUSTAKAAN MODERN DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga merupakan hal yang sangat dekat dengan manusia kapan dan

PUSAT REKREASI DAN PEMBENIHAN IKAN AIR TAWAR DI MUNCUL DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR ORGANIK

RUMAH SAKIT UMUM SWASTA UTAMA KELAS B1 DI SEMARANG

PUSAT FOTOGRAFI DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN TAMAN WISATA SENGKALING MALANG

Studi tentang perkembangan klub bola voli popsi sragen tahun Oleh : Kuwat Budi Cahyono NIM K

EXECUTIVE CLUB DI SEMARANG Dengan Penekanan Desain Arsitektur Post Modern

PUSAT FASILITAS REKREASI DAN OLAHRAGA DI ASINAN KAWASAN WISATA RAWAPENING

BAB I PENDAHULUAN I.1

ONE STOP TOYOTA AUTOMOBILE SHOPPING DI SEMARANG

PENGEMBANGAN KAWASAN REKREASI PERENG PUTIH BANDUNGAN DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR ORGANIK

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Sambutan Presiden RI Pd Peringatan Hari Olahraga Nasional di Yogyakarta tgl. 17 Okt 2013 Kamis, 17 Oktober 2013

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ( LP3A ) SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN FARMING DI PATI. Diajukan Oleh : Risdiana Fatimah

MASJID RAYA BANDAR LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bara Yusuf Saeful Putra, 2013

Transkripsi:

P LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN SEPAKBOLA DI SEMARANG Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh : OKI FIKRIYANSAH NIM : L201958921 Periode 72 September 2000 Desember 2000 JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2000

BAB I PENADAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan Sumber Daya manusia melalui olahraga diharapkan mampu menciptakan manusia Indonesia yang produktif, jujur, sportif dan memiliki semangat dan daya juang serta daya saing yang tinggi. Melalui prestasi olahraga sebagai penerminan prestasi bangsa, nama bangsa dan negara menjadi harum di dunia sehingga meningkat pula martabat bangsa Dalam GBHN 1993, tentang kebijaksanaan sektor olahraga, antara lain meliputi arah pembangunan sektor olahraga, penciptaan budaya berolahraga, dan iklim yang sehat yang mendorong peran serta aktif masyarakat, penyediaan sarana dan prasarana yang memadai dan pengembangan sistem pembinaan secara professional. Untuk mencapai sasaran dan kebijaksanaan sektor olahraga, perlunya pembinaan olahraga prestasi, antara lain olahraga sepakbola yang merupakan olahraga yang paling populer dan diminati di Indonesia. Pembinaan sepakbola pada dasarnya ditujukan kepada terbentuknya tim nasional yang tangguh dengan prestasi yang membanggakan bangsa dan negara. Pembinaan dilakukan dengan berdasarkan dan berlandaskan pada trikerangka sistem pembinaan sepakbola yaitu pembinaan pemain, pembinaan klub dan pembinaan kompetisi. Semakin membaiknya atmosfir persepakbolaan Indonesia dan keberhasilan Tim Nasional PSSI sebagai perwujudan persepakbolaan Indonesia menjuarai Piala Kemerdekaan tahun 2000, memberikan titik terang bagi pembinaan sepakbola Indonesia. Pada tahun 1981 PSSI mengeluarkan program PPSN (Pola pembinaan Sepakbola Nasional). Melalui program ini, dasar pembinaan digariskan secara pasti yakni, menangguk dan mengembleng bibit unggul dan pembinaan disentralisasi. Dari program tersebut Direktorat Keolahragaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olahraga Depdikbud bekerjasama dengan KONI, dan Pemerintah Daerah memprogramkan pembibitan persepakbola melalui Pusdiklat sepakbola untuk membina persepakbola berbakat yang tersebar diberbagai propinsi. Pendirian pusdiklat ini

dimaksudkan untuk menampung, menyalurkan dan membina pendidikan dan prestasi pemain berbakat. Fenomena banyaknya sekolah-sekolah sepakbola sebagai tempat pembinaan pemain-pemain muda sepakbola yang menjamur disetiap propinsi di Indonesia merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan prestasi persepakbolaan Indonesia. Sekolah sepakbola sangat diperlukan untuk mencetak pemain-pemain berbakat, akan tetapi sekolah sepakbola. Dengan kondisi sekolah sepakbola yang demikian, proses kegiatan pembinaan untuk mencetak pemain-pemain berbakat tidak dapat berjalan dengan baik dan sekolah sepakbola yang ada sekarang kurang mampu menjamin kelangsungan pendidikan dan latihan pemain. Kebutuhan sarana berupa pusat Pendidikan dan Latihan Sepakbola yang dapat menampung proses kegiatan pembinaan pemain dengan baik sangat diperlukan guna menampung, menyalurkan serta membina pendidikan dan prestasi pemain-pemain muda yang akhirnya memberikan kontribusi dalam meningkatkan prestasi persepakbolaan nasional. Kebijaksanaan Pemerintah mengenai otonomi daerah, menjadikan daerah-daerah di Indonesia ingin menonjolkan fanatisme kedaerahan dengan mengeksploitasi potensipotensi di daerah masing-masing di semua bidang termasuk olahraga. Jawa Tengah yang merupakan salah satu propinsi di Indonesia, memiliki potensi berupa pemain-pemain muda yang berpotensi dan berbakat. Keberhasilan Jawa Tengah menjuarai Piala Haornas, lambing kejuaraan sepakbola di bawah umur 15 tahun sebanyak empat kali dipanggilnya 7 pemain-pemain muda Jawa Tengah oleh PSSI untuk memperkuat Tim Nasional PSSI U-16 pada kejuaraan Asia 2000 di Nagoya jepang merupakan indicator terdapatnya potensi berupa pemain muda yang perlu dibina dan dikembangkan yang pada akhirnya memberi kontribusi pemain sepakbola dengan kemampuan teknik dan kesiapan mental serta fisik yang memadai untuk akhirnya dapat meningkatkan prestasi persepakbolaan nasional. Jawa Tengah memiliki 85 sekolah sepakbola yang aktif membina pemain-pemain muda. Sekolah-sekolah sepakbola yang beranggotakan pemain-pemain muda yang kebanyakan usia pelajar kurang mampu menjamin pendidikan dan kelangsungan pendidikan dan latihan pemain tersebut.

Untuk mengelola potensi-potensi tersebut secara optimal, diperlukan sarana olahraga yang secara kualitas dan kuantitas mampu mendukung proses pengelolaan potensi-potensi tersebut dan mampu menjamin kelangsungan pendidikan dan latihan pemain-pemain muda tersebut. Sarana olahraga tersebut adalah sarana pembinaan pemain-pemain muda berupa Pusat Pendidikan dan Latihan Sepakbola. Dengan tersedianya sarana yang memungkinkan proses pembinaan pemain berjalan dengan baik, maka pemain-pemain muda berbakat dan berpotensi dapat dipantau, dibina dan dikembangkan sejak dini. 1.2 Tujuan dan Sasaran Tujuan dari pembahasan ini adalah untuk menyusun landasan konseptual dan program dasar untuk perencanaan dan perancangan fisik Pusat Pendidikan dan Latihan Sepakbola di Semarang. Sedangkan sasaran dari pembahasan ini adalah merencanakan sebuah lingkungan pemusatan pembinaan sepakbola bagi pemain-pemain muda dengan sarana dan kelengkapan yang memungkinkan berjalannya proses pembinaan dengan baik serta mampu menjamin pendidikan pemain-pemain muda tersebut. 1.3 Lingkup Pembahasan Sesuai dengan judul di atas, maka yang diambil menjadi topik utama di dalam pembahasan ini adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan proses kegiatan pembinaan sepakbola pemain-pemain muda, dengan pembahasannya dititikberatkan pada masalahmasalah disiplin arsitektur sebagai bahan masukan, pertimbanngan dan pembanding dalam perencanaan fisik nantinya. Hal di luar disiplin arsitektur apabila mendasari faktorfaktor perencanaan maka dilakukan asumsi-asumsi disesuaikan dengan kemampuan tanpa pembuktian yang mendalam sesuai dengan disiplin yang bersangkutan. 1.4 Metode Pembahasan Metode pembahasan yang digunakan adalah metode deskriptif yang dilakukan cara mengumpulkan data primer dan sekunder untuk dianalisa, disintesa dan disimpulkan

sebagai dasar perencanaan dan perancangan. Teknik pengumpulan data tersebut dilakukan dengan cara studi literatur, wawancara dan observasi lapangan. 1.5 Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan yang digunakan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut : BAB I Pendahuluan Membahas latar belakang, tujuan dan ssaran, lingkup pembahasan, metode pembahasan serta sistematika pembahasan yang akan digunakan dalam penulisan. BAB II Tinjauan Umum Pada bab ini diuraikan mengenai tinjauan persepakbolaan Indonesia dan Jawa Tengah. Pada bab ini berisi tinjauan pusat pendidikan dan latihan sepakbola yang meliputi pengertian, fungsi dan tujuan, pelaku dan kegiatan serta struktur organisasi dan petunjuk penyelenggaraan dan perumusan masalah. Dalam bab ini juga tinjauan mengenai studi banding terhadap objek yang memiliki keterkaitan dengan pusdiklat sepakbola. BAB III Tinjauan Khusus Berisi tinjauan tentang kota Semarang sebagai lokasi pusdiklat sepakbola serta tinjauan mengenai Pusat Pendidikan dan Latihan Sepakbola di Semarang. BAB IV Batasan dan Anggapan Pada bab ini berisi tentang batasan dan anggapan yang diperlukan bagi perencanaan pusat pendidikan dan latihan sepakbola. Batasan yang dimaksud adalah untuk membatasi permasalahan dan lingkup bahasan yang hanya berkaitan dengan perencanaan pusat pendidikan dan latihan sepakbola tersebut, sehingga memerlukan anggapan untuk bisa dimungkinkannya perencanaan dan perancangan pusat pendidikan dan latihan sepakbola di Semarang.

BAB V Pendekatan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Berisi tentang tinjauan pendekatan program yang meliputi tujuan dan analisa berbagai aspek perencanaan, pendekatan standar untuk mendapatkan program ruang, pendekatan pemilihan lokasi dan tapak serta implementasi pendekatan tema arsitektur. BAB VI Konsep dan program Dasar Perencanaan dan Perancangan Berisi tentang keputusan dari hasil pendekatan sebelumnya yang dirumuskan menjadi program dasar perencanaan dan perancangan pusat pendidikan dan latihan sepakbola di Semarang.