GENDER, PUG DAN ANALISIS GENDER (KONSEP DAN PRINSIP)

dokumen-dokumen yang mirip
PENGANTAR DAN PENGENALAN PUG & IMPLEMENTASINYA

KONSEP GENDER & DATA TERPILAH MENURUT JENIS KELAMIN

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA. a. INPRES No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender (PUG) dalam

Sex-disaggregated data, Gender Statistics

C KONSEP PENGURUSUTAMAAN/ MAINSTREAMING GENDER

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

PEMBANGUNAN NASIONAL BERWAWASAN GENDER

KESEPAHAMAN BERSAMA ANTARA KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

BUPATI SOPPENG PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

PENERAPAN PUG DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER (PUG) DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DI KABUPATEN MALANG. BAB I KETENTUAN UMUM

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 119 TAHUN 2015 TENTANG

PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 21 TAHUN TAHUN 2013

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

KONSEP GENDER PENGARUSUTAMAAN GENDER Dan ANGGARAN RESPONSIF GENDER

WALIKOTA PEKALONGAN, PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER KABUPATEN SINJAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA DENGAN

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR : 62 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

B A B I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KESETARAAN DAN KEADILAN GENDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA DAN KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 34 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN RESPONSIF GENDER (PPRG)

dalam Pembangunan Nasional;

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

PENGARUSUTAMAAN GENDER MELALUI PPRG KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

MENGENALI DAN MEMAHAMI PENGARUSUTAMAAN GENDER (PUG) DALAM PEMBANGUNAN YURNI SATRIA

PANDUAN UMUM PENGARUS UTAMAAN GENDER (PUG) P2DTK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Sambutan Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial RI

Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58 Tambahan Le

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KESETARAN DAN KEADILAN GENDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

PERATURAN WALIKOTA SABANG NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN RESPONSIF GENDER DALAM PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA KEMENTERIAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA DAN KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1604, 2014 BNPB. Penanggulangan. Bencana. Gender. Pengarusutamaan.

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Pe

ARTIKEL 11 KEGIATAN WORKSHOP PENINGKATAN

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Gender, Social Inclusion & Livelihood

POLICY BRIEF NO. 005/DKK.PB/2017

Gender Analysis Pathway (GAP) (Alur Kerja Analisis Gender (AKAG)

ANALISIS GENDER. SUYATNO, Ir. MKes FKM UNDIP SEMARANG, 2009

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 7 TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 26 Tahun 2016 Seri E Nomor 18 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

Nomor : 09 /MPP-PA/02/2011. Nomor : 03 /MEN LH/02/2011

Peningkatan Kualitas dan Peran Perempuan, serta Kesetaraan Gender

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 118 TAHUN 2015

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PENTINGNYA ISU GENDER PADA PENANGGULANGAN BENCANA. Rosilawati Anggraini UNFPA

KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF TENTANG

GENDER DAN PENDIDIKAN: Pengantar

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TEKNIK ANALISIS GENDER. Oleh: Dr. Nahiyah Jaidi Faraz, M.Pd

4.9 Anggaran Responsif Gender Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun , telah menetapkan tiga strategi pengarusutamaan

STRATEGI PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ANGGARAN RESPONSIF GENDER Anggaran Responsif Gender (ARG) DAN PENYUSUNAN GENDER BUDGET STATEMENT

1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan;

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 15 TAHUN No. 15, 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN KABUPATEN KOTABARU

BUPATI TORAJA UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

WALI KOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA CIREBON NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DI KOTA CIREBON

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DI DAERAH

2013, No Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender Dalam Pembangunan Nasional; 3. Peraturan Menteri Pertahanan Nom

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 1 TAHUN 2014

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR TAHUN 2010 TENTANG

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA DAN BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA PAREPARE NOMOR 5 TAHUN

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

PENGARUSUTAMAAN GENDER DI INDONESIA

KERANGKA ACUAN TRAINING OF TRAINER (TOT) PPRG BAGI PERENCANA OPD PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2017

KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA DENGAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI SERANG PROVINSI BANTEN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA PROBOLINGGO

1) Peraturan Menteri Dalam Negeri No 13 tahun 2006 jo No. 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pelaksanaan Keuangan di Daerah

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DIDAERAH

Transkripsi:

1 GENDER, PUG DAN ANALISIS GENDER (KONSEP DAN PRINSIP) Yulfita_raharjo@yahoo.com (Gender Adviser-AIPEG)

Outline Pembahasan 2 Sesi ini tidak bermaksud membicarakan hal2 yang teknis tentang PUG dengan waktu yang tersedia, tetapi lebih pada membagi pemahaman berbagai konsep & definisi serta prinsip2: Gender; PUG, Analisis Gender Hubungan PUG dan ARG

Konsep Gender 3 Ada Kerancuan dalam memahami konsep Gender Banyak orang mengira gender sama dengan jenis kelamin Atau gender sama dengan perempuan Atau urusan berkaitan dengan perempuan Atau memprioritaskan perempuan Atau Feminisme Atau dalam memakai istilah

Jenis Kelamin vs Gender 4 Jenis Kelamin. jenis kelamin karakteristik biologis dan universal sifatnya: (perempuan) mengandung, mensturasi, melahirkan dan (laki-laki) berjakun; laki-laki membuahi; Karakteristik Tidak berubah Gender konsep yang dipakai untuk mengacu pada menjadi perempuan dan menjadi laki-laki Masing diberi peran, diberi status, diatur sikap serta cara ber-relasi diantara keduanya Peran, status dan relasi yang berbeda diantara kedua jenis kelamin itu dikonstruksikan, disosialisasikan oleh budaya dimana seseorang dibesarkan/ diharapkan Sebab itu peran gender; status gender, relasi gender bisa berbeda antar konteks budaya; antar waktu; antar konteks sosial-ekonomi, dst.;

SEX vs GNDER 5 Jenis Kelamin Gender Karakteristik biologis Didapat dari kelahiran Sifat universal Tidak berubah hamil, melahirkan, menyususi, mensurasi only men can inpregnant Karakteristik sosial Didapat dg cara belajar Beragam (masyaratak budaya, waktu, generasi, dst Dapat berubah (sterotype) dapat jadi ibu RT kepala RT; jadi presiden, menteri, pencari nafkah utama, dst bisa juga jadi bapak RT memasak, jururawat, dst

JADI APA ISU Gender-nya? nya? 6 Banyak diantara kita menganggap kerancuannya itu sebagai hal yang lumrah ; menerima sbg kodratnya -menjadi stereotyping, dan dibawa: kedalam kehidupan sehari-hari- Mis: memahami kepala keluarga itu laki-laki; laki; perempuan sebagai ibu rumahtangga kedalam tempat kerja Mis: pekerjaan tertentu dianggap untuk pekerjaan perempuan atau hanya untuk laki2, berpengaruh: dalam mutasi/ promosi/ pengembangan pegawai dalam memperoleh akses dan manfaat, dst Sterotype ini juga terbawa ketika kita medesign / implementasi/monev kebijakan, program, kegiatan pembangunan melupakan bahwa menjadi perempuan dan menjadi laki-laki itu berbeda didalam:kebutuhan,pengalaman, Kepedulian,aspirasi melupakan bahwa gender juga (dapat)berubah, karena banyak faktor, sosek, legal, politik, kebijakan, dst

KALAU MENGABAIKAN ISU 7 GENDER Disebut buta gender, yaitu ketika kita gagal mengidentifikasikan atau mengakui adanya perbedaan2 atas dasar gender dan dinamikanya. Buta Gender bisa mengacu pada orang, atau kebijakan, kegiatan atau lembaga yang lalai dan gagal mengenali bahwa gender itu adalah faktor penentu penting dalam pilihan hidup dalam semua masyarakat.

MENGABAIKAN ISU GENDER 8 (Lanjutan) Bisa juga menjadi digender-bias Ketika kita berasumsi adanya karakteristik- karakteristik sosial tertentu untuk laki2 atau perempuan padahal sejatinya tidak benar Mis. Asumsi itu reliable, kompetent, comitted pada karier; tidak demikian halnya; perempuan itu bersih dari korupsi, padahal perempuan bisa korupsi Persoalanya,sekecil apapun penilaian atas bias gender ini, i bisa mendiskriminasikan, i i ik merugikan seseorang hanya atas dasar jenis kelaminnya Mis. Karier/ promosi; dan manfaat terhadap sumberdaya pembangunan ; berpartisipasi dalam mengambil keputusan, dst

Sebab itu kita harus sensitif 9 terhadap isu2 gender inii Ati Artinya Sensitif dalam memahami serta mempertimbangkan faktor2 yang mendasari diskriminasi i i i berdasarkan jenis kelamin itu. Misalnya: memastikan dalam perencanaan, implementasi, i monev bagaimana maupun mendapatkan keadilan dalam memperoleh kesempatan, manfaat, berpartisipasi p dalam proses pembangunan memastikan mengukur / assess dampak dari (usaha) pembangunan secara terpilah menurut dan Mis: tingkat pendidikan, pemberian beasiswa, buta huruf; upah kerja, kesempatan, eselonisasi, dst

Selain itu harus Gender Responsive 10 Dalam konteksk perencanaan pembangunan, responsif gender mengacu pada proses perencanaan: dimana program, kebijakan, k dan kegiatan2 di formulasikan, dikembangkan dan diimplementasikan ik dan di monev dengan mempertimbangkan dan tanggap terhadap perbedaan2 gender yang potential seperti perbedaan dalam kebutuhan, perbedaan dalam peran, perbedaan pengalaman dan aspirasi, dst

Dan ber-perspective Gender 11 Dalam konteks k perencanaan pembangunan artinya mengenali bahwa intervensi2 pembangunan dapat berdampak berbeda antara perempuan laki-laki memungkinkan kita mengidentifikasikan bagaimana karakteristk, pengalaman dan tantangan antara perempuan dan laki2 itu berbeda ( mis. dalam meniti karier; dalam memperoleh akses/manfaat pembangunan) sebagai suatu proses beyond analisis deskriptif ( dalam melihat faktor2 lain yang tidak terucapkan ); memberi dimensi yang lebih dinamis dan lebih kaya untuk menentukan untuk intervensi2 pembangunan yang berhasil

APA itu Pengarusutamaan Gender (PUG) 12 Sama seperti konsep gender banyak orang belum memahami mahluk apa itu PUG Banyak diucapkan, belum jelas apa dan bagaimana melaksanakanya Tidak banyak berbeda dengan strategi pembangunan lainnya, bahkan lebih komprehensif: PUG adalah memakai perspektif gender dalam kita meng-assess/ menganalis (terermasuk apa implikasi) suatu perencanaan, termasuk legislasi, kebijakan, program, kegiatan disemua bidang, disemua tingkat terhadap perempuan dan laki-laki; Pendekatan PUG mempertimbangkan/ responsif terhadap kebutuhan, pengalaman, kepedulian, aspirasi laki-laki maupun perempuan sebagai bagian integral dalam rancangan, inplementasi dan monev suatu kegiatan, kebijakan dan program, agar: memastikan target audience kita (laki-laki,perempuan :tua,anak2, diable; disfable) mendapat manfaat yang adil dari intervensi, sehingga ketidakadilan tidak diabadikan. Memastikan ( dengan indikator terukur) bahwa tujuan akhir dari pembangunan adalah mencapai kesetaraan dari hasil pembangunan

Prinsip2 Dasar PUG 13 Tanggung jawab untuk melaksanakan k PUG ada pada level l tertinggi i dalam lembaga yang bersangkutan Ada dukungan politik, commitment, leadership dari pimpinan mendukung pelaksanaan PUG (seperti tercermin dari adanya Peraturan, Surat Keputusan, dst dari pimpinan) Ada mekanisme (struktural maupun fungsional) yang akuntabel untuk melaksanakan PUG dan monitoring kemajuan Struktural: ada di echelon mana yang bertanggung jawab? Fungsional: Adakah Pokja, Forum, Focalpoint? Ada suatu sistem yang teratur dan sistimatis untuk follow-up dan mencatat hasil dan lessons learned dalam melaksanakan PUG, sebagai feed back kedalam sistim perencanaan, programing --> sistim monitoring --MIS

Prinsip2 Dasar PUG (lanjutan) 14 Tersedia data terpilah menurut jenis kelamin dalam sistim i dan dipakai/ dimanfaatkandata base Cukup tersedia sumber daya manusia (SDM) yang dapat melakukan gender analisis dan melaksanakan PUG PUG dilaksanakan disemua unit disemua level cross-cutting issue Gender analisis harus dilakukan. Dengan maksud Identifikasi tentang masalah (isu) yang berkaitan dengan kesenjangan/ disparitas gender agar dapat didiagnosa Dari perspektif gender, tidak dapat dibenarkan berasumsi bahwa masalah, kebijakan, program, kegiatan itu netral sifatnya

Tentang data terpilah dan analisa 15 gender Dari beberapab evaluasi oleh Bappenas dilaksanakan k PUG dalam pembangunan ada beberapa hal yang selalu saja menjadi ganjelan, yaitu berkaitan dengan: Ketersediaan Data terpilah Analisis gender ARG Sebenarnya tidak usah menjadi penggalih untuk melaksanakan PUG, kalau saja: ada niat kuat untuk mengumpulkan data terpilah dan melembagakanya memahami bahwa gender analisis sebagai bagian dari analisis sosial dan ada bermacam2 dan untuk keperluan yang bermacam2 memahami hubungan PUG dengan ARG (Anggaran Responsif Gender)

Data terpilah 16 Pengumpulan data terpilah berdasarkan jenis kelamin / gender statistic adalah hal terpenting dalam melaksanakan PUG Data terpilah menurut jenis kelamin dikumpulkan, dianalisis, dilaporkan secara sistematis dan objective untuk memastikan kebijakan,,program, implemetasi tidak didasarkan pada asumsi yang salah atau berdasarkan atas stereotyping Data terpilah menurut jenis kelamin vs gender statistics

Gender Analisis 17 Analisa gender bagian dari analisis sosial dan merupakan dua kategori stakeholders/ target audience yg berpotensi berbeda berkaitan dengan kebutuhan, pengalaman, kesuilitan, aspirasi; Dalam kasus tertentu mungkin tidak berbeda, misalnya interest dan melanjutkan sekolah, TetapiPenting untuk selalumempertimbangkan l norma/ kepatutan social bagi dan : khususnya bagaimana perbedaan/kesenjangan gender mempengaruhi hasil pembangunan Karena Dinamikaperangender ik yang berbedab dalam target audience/ stakeholders berpotensi mempengaruhi akses dan penguasaan sumberdaya, sebab itu analisis (gender) diperlukan Analisis gender memberi pemahaman tentang saling hubungan antara pria dan wanita (hubungan gender): khusus yang berkaiatan dengan isu-isu kekuasaan: pengambilan keputusan, peran, alokasi sumber daya, dan konflik / konsensus. Memberi perhatian dan mempertimbangkan factor yang membentuk/ mempengaruhinya ( seperti sejarah, agama, budaya, sosio-ekonomik dan budaya, kebijakan, situasi politik, dst)

18 Bagaimana sebaiknya gender analisis dilakukan? k Terintegrasi dalam keseluruhan siklus perencanaan (dari perencanaan awal melalui pemantauan pelaksanaan dan pasca-evaluasi proyek (Monev). Dilaksanakan untuk semua sector/ kegiatan dimana analisis sosial relevant

Berbagai piranti gender Analisis 19 Berbagai piranti gender Analisis untuk berbagai keperluan: The Harvard Analytical Framework The Moser Framework (Gender Planning) The Gender Analysis Matrix (GAM) Framework The Women s Empowerment (Longwe) Framework The Social Relations Approach (SRA) Framework. The Gender Analysis Pathway (GAP) Framework ( Dikembangkan k oleh Bappenas/ dibantu KPP dan difasilitasi CIDA) Telah dikembangka berbagai Manuals/ Guidelines dan Checklists Harus dipakai i sesuai dengan keperluan

Hubungan PUG dan ARG 20 Response anggaran terhadap perencanaan yang responsive gender Melalui analisis, akuntabilitas, dan menjadi lebih responsif gender. Berbagai cara diberbagai negara, sesuai dengan sistim perencanaan dan penganggaran Jelasnya ARG akan dijelaskan oleh DirJen Anggaran

21 TERIMAKASIH