I. PENDAHULUAN. Permukiman menunjukkan tempat bermukim manusia dan bertempat tinggal menetap dan

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. lukisan atau tulisan (Nursid Sumaatmadja:30). Dikemukakan juga oleh Sumadi (2003:1) dalam

I. PENDAHULUAN. Lingkungan alam yang ditata sedemikian rupa untuk bermukim dinamakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Tujuan penelitian

I. PENDAHULUAN. kebutuhan pokok manusia, seperti kebutuhan makan, pakaian, dan tempat tinggal

I. PENDAHULUAN. ruang untuk penggunaan lahan bagi kehidupan manusia. Sehubungan dengan hal

BAB I PEDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

Pola pemukiman berdasarkan kultur penduduk

I. PENDAHULUAN. pada setiap tahunnya juga berpengaruh terhadap perkembangan pembangunan

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi merupakan cabang ilmu yang dulunya disebut sebagai ilmu bumi

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, pertumbuhan penduduk dari tahunketahun

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

DESA - KOTA : 1. Wilayah meliputi tanah, letak, luas, batas, bentuk, dan topografi.

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak semua kerusakan alam akibat dari ulah manusia. yang berbentuk menyerupai cekungan karena dikelilingi oleh lima gunung

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km,

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, bahwa penduduk Indonesia dari

I. PENDAHULUAN. Potensi sumber daya alam yang dimiliki setiap wilayah berbeda-beda, tiap daerah mempunyai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

Unsur - unsur potensi Fisik desa. Keterkaitan Perkembangan Desa & Kota

I. PENDAHULUAN. Pemukiman sebagai suatu kebutuhan dasar hidup manusia yang harus dipenuhi,

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

BAB I PENDAHULUAN. Kota menawarkan berbagai ragam potensi untuk mengakumulasi aset

I. PENDAHULUAN. Kehidupan di dunia tidak terlepas dari perubahan-perubahan suatu lingkungan.

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan

ANALISIS POLA PERMUKIMAN DI KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2006

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Menurut Bintarto dalam Trisnaningsih (1998:7) mendefinisikan bahwa geografi

ANALISIS PERKEMBANGAN DAERAH PEMUKIMAN DI KECAMATAN BALIK BUKIT TAHUN (JURNAL) Oleh: INDARYONO

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sumber mata pencaharian sebagian besar masyarakat Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

I. PENDAHULUAN. penduduknya untuk mendapatkan pekerjaan atau mata pencaharian di daerah yang

abelpetrus.wordpress.com

I. PENDAHULUAN. berpenghuni.pada pulau-pulau yang berpenghuni, penduduk nya tersebar secara

POLA PERSEBARAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN PRAMBANAN KABUPATEN KLATEN TAHUN 2008

I. PENDAHULUAN. andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata.

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari beberapa unsur, diantaranya terdiri dari unsur fisik dan sosial

I. PENDAHULUAN. baik, yang sesuai dengan martabat manusia. Oleh karena itu setiap warga negara

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. wilayah Kabupaten Lampung Utara berdasarkan Undang-Undang No.6 Tahun

I. PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia merupakan daerah agraris artinya pertanian memegang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

V. HASIL ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Sejak manusia diciptakan di atas bumi, sejak itu manusia telah beradaptasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional di Indonesia adalah pembangunan yang dilaksanakan

3.1. Kondisi Umum Kelurahan Kertamaya Kondisi Fisik. A. Letak Geografis

dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten lain yang berada di Provinsi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang agraris artinya pertanian memegang peranan

MOTIVASI MASYARAKAT BERTEMPAT TINGGAL DI KAWASAN RAWAN BANJIR DAN ROB PERUMAHAN TANAH MAS KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Manusia membutuhkan tempat bermukim untuk memudahkan aktivtias seharihari.

BAB I PENDAHULUAN. dan melakukan segala aktivitasnnya. Permukiman berada dimanapun di

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN SAWAH MENJADI PERMUKIMAN DI KECAMATAN PRINGSEWU TAHUN (Jurnal) Oleh YUYUT ARIYANTO

BAB I PENDAHULUAN. Hutan bagi masyarakat bukanlah hal yang baru, terutama bagi masyarakat

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Hampir semua sektor pembangunan fisik memerlukan lahan,

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu sumber daya alam yang mutlak diperlukan bagi

I. PENDAHULUAN. dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Fasilitas yang ada

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa

I. PENDAHULUAN. beragam adat istiadat, bahasa, agama serta memiliki kekayaan alam, baik yang ada di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Septi Sri Rahmawati, 2015

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. 1. Pengertian Geografi Menurut Bintarto (1979:9) geografi merupakan ilmu yang mempelajari hubungan

BAB II GAMBARAN UMUM DESA SIMPANG PELITA. A. Geografis dan demografis desa Simpang Pelita

I. PENDAHULUAN. penduduk yang tinggi disebabkan oleh tingkat fertilitas yang tinggi yang

BAB III Gambaran Umum BAPPEDA Kabupaten Sukabumi. derajat Bujur Timur dan 60 derajat 57 sampai 70 derajat 25 Lintang

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Perkembangan fisik yang paling kelihatan adalah perubahan penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan satu kesatuan ekosistem yang unsur-unsur

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN yaitu terdiri dari 16 kelurahan dengan luas wilayah 3.174,00 Ha. Saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Lahan adalah bagian dari sumber daya alam yang makin terbatas

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi

I PENDAHULUAN. pertanian yang dimaksud adalah pertanian rakyat, perkebunan, kehutanan, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

I. PENDAHULUAN. Pola pemukiman penduduk di suatu daerah sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksploratif,

BAB IV KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. obyek wisata yang apabila dikelola dengan baik akan menjadi aset daerah bahkan

STUDI PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DESA SAMBIREJO TIMUR KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

I. PENDAHULUAN. upaya pemenuhan kebutuhan hidupnya sangat erat kaitannya dengan pemanfaatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya alam yang terdapat pada suatu wilayah pada dasarnya merupakan modal

KONDISI UMUM 4.1. DKI Jakarta

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah

I. PENDAHULUAN. Sebagian besar wilayah Indonesia merupakan pedesaan yang kehidupan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS ISU - ISU STRATEGIS

BAB II KONDISI UMUM LOKASI

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permukiman menunjukkan tempat bermukim manusia dan bertempat tinggal menetap dan melakukan kegiatan/aktivitas sehari-harinya. Permukiman dapat diartikan sebagai suatu tempat (ruang) atau suatu daerah dimana penduduk terkonsentrasi dan hidup bersama menggunakan lingkungan setempat, untuk mempertahankan, melangsungkan, dan mengembangkan hidupnya. Menetap di suatu daerah berarti manusia harus mempunyai tempat tinggal yang aman untuk berlindung dan nyaman untuk beristirahat. Ada tiga alasan utama yang melatarbelakangi pertumbuhan suatu masyarakat desa seperti dikemukakan oleh Hassanulama dkk(1983:30): 1) Untuk melangsungkan kehidupan dari anggota-anggotanya yaitu mencari makan, pakaian dan perumahan; 2) Mempertahankan hidupnya terhadap setiap ancaman yang datang dari dalam maupun dari luar lingkungan hidupnya; dan 3) Mencapai serta menciptakan kemajuan dalam hidupnya. Sebuah tempat tinggal biasanya berwujud bangunan rumah, tempat berteduh, atau struktur lainnya yang digunakan sebagai tempat manusia tinggal. Kebutuhan rumah bertambah sejalan dengan perkembangan pertambahan jumlah penduduk, yang mana peningkatan jumlah penduduk akan berdampak pada peningkatan kebutuhan rumah. Pada hakekatnya luas permukaan bumi tidak akan bertambah, bahkan secara relatif akan semakin bertambah sempit karena manusia yang menghuninya semakin bertambah. Dalam memilih lokasi sebagai tempat bermukim manusia akan mencari wilayah-wilayah yang dapat mempermudah dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Nursid Sumaatmadja (1988:191) mengatakan:

Mula-mula orang memilih ruang untuk permukimannya di wilayah-wilayah yang sesuai dengan kebutuhan hidupnya. Manusia memilih tempat yang banyak air seperti tepi pantai atau sungai, tanah yang subur dan aman dari gangguan binatang buas. Tetapi akibat pertumbuhan penduduk yang terus meningkat daerah-daerah yang kurang mendukungpun (habitable) dijadikan tempat tinggal mereka. Permukiman dapat diartikan sebagai perumahan atau kumpulan rumah dengan segala unsur serta kegiatan yang berkaitandan yang ada di dalam permukiman. Rumah dapat dimengerti sebagai tempat perlindungan untuk menikmati kehidupan, beristirahat dan bergembira bersama keluarga. Di dalam rumah, penghuni memperoleh kesan pertama dari kehidupannya di dalam dunia ini. Rumah harus menjamin kepentingan keluarga, yaitu untuk tumbuh, memberi kemungkinan untuk hidup bergaul dengan tetangganya, selain dari itu, rumah harus memberi ketenangan, kesenangan, kebahagiaan dan kenyamanan pada segala peristiwa hidupnya. Pertumbuhan penduduk yang tinggi menyebabkan meningkatnya aktivitas manusia dalam memanfaatkan sumber daya lahan yang didorong oleh meningkatnya kebutuhan sandang, pangan dan perumahan. Nursid Sumaatmadja (1988:191) menjelaskan bahwa: Masalah yang berkenaan dengan permukiman tidak akan terpecahkan secara tuntas, mengingat pertumbuhan penduduk di permukaan bumi tidak akan berhenti. Untuk memenuhi tuntutan papan diperlukan areal tanah untuk permukiman penduduk. Penggunaan lahan terutama permukiman, secara jelas dipengaruhi oleh variasi kondisi topografi, kondisi sosial penduduk maupun fasilitas sosial ekonomi dan faktor aksesibilitas daerah, yang dalam perkembangannya akan sangat mempengaruhi pola maupun persebaran permukiman di suatu daerah. Bintarto (1977) dalam Daldjoeni (2003 : 54) menjelaskan bahwa: Faktor-faktor geografis jelas berpengaruh pada desa, mendefinisikan desa demikian: perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh unsur-unsur geografis, sosial, politis dan

kultural yang ada di situ, dalam hubungannya dan pengaruh timbal balik dengan daerahdaerah lainnya. Permukaan bumi memiliki bentuk yang beraneka ragam, seperti dataran rendah, dataran tinggi, pegunungan, lembah, pantai, pegunungan, perbukitan dan lain-lain. Berdasarkan kondisi atau bentuk muka bumi setempat, masing-masing wilayah dipermukaan bumi memiliki karakteristik serta potensi sumber daya alam yang berbeda-beda. Bentuk permukaan bumi yang beraneka ragam dan memiliki kemampuan atau potensi sumber daya alam berbeda-beda, akan berpengaruh atau berdampak terhadap kehidupan manusia. Daerah dataran tinggi dan daerah pegunungan pada umumnya memiliki potensi tanah yang subur dengan suhu udara yang sejuk. Potensi tersebut dimanfaatkan oleh penduduk dengan mengolah lahan pertanian untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Desa merupakan suatu kawasan yang dihuni oleh penduduk yang biasanya memiliki ciri tradisional. Penduduk yang menempati wilayah pedesaan umumnya memiliki mata pencaharian yang berhubungan langsung dengan pemanfaatan alam, terutama pertanian dan peternakan. Pemanfaatan lahan yang paling utama, tentu saja untuk perumahan sebagi tempat tinggal penduduk desa dan lahan pertanian. Desa Sindang Agung adalah daerah pedesaan yang kehidupan penduduknya sangat tergantung pada produktivitas pengolahan lahan/tanah yang menjadi sumber penghidupan sehari-hari. Lahan di Desa Sindang Agung banyak digunakan untuk pertanian yaitu berupa sawah dan kebun. Desa Sindang Agung mempunyai topografi berombak hingga bergelombang. Bentuk bentang alamnya berupa satu jalur punggung bukit yang merupakan kaki Gunung Ulusabuk. Berdasarkan data monografi tahun 2010 Desa Sindang Agung mempunyai luas 1.154 ha. Jumlah penduduk

2.987 jiwa yang terdiri dari 792 Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah Kepala Rumah Tanggga (KRT) sebanyak 733. Penduduk Desa Sindang Agung tersebar dalam lima Rukun Warga (RW), yaitu: Sinar Harapan, Sindang Sari, Sindang Agung, Sindang Baru, dan Saung Naga. (Sumber: Monografi Desa Sindang Agung Tahun 2010) Luas lahan yang digunakan untuk permukiman di Desa Sindang Agung adalah 40 ha sedangkan luas lahan yang diperuntukan untuk sawah dan kebun warga yaitu seluas 1082 ha. Dari data Monografi Desa Sindang Agung bahwa 0,56 % warga Desa Sindang Agung adalah petani kebun, dan sawah. Menurut teori yang diungkapkan Daldjoeni (2003:6) bahwa permukiman penduduk yang ada di daerah perbukitan adalah permukiman yang menyebar di lahan-lahan pertanian atau mengelompok di daerah yang subur. Namun kenyataan di Desa Sindang Agung permukiman warga tetap mengikuti pola memanjang sepanjang kanan dan kiri jalan utama desa yang ada di punggung bukit. Di sebelah timur Desa Sindang Agung terdapat sebuah sungai yang merupakan hulu Sungai Sabuk. Sungai ini mempunyai peran penting dalam kehidupan penduduk. Penduduk Desa Sindang Agung memanfaatkan Sungai Sabuk ini untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari maupun keperluan pertanian. Selain dari air sungai, sebagian warga juga banyak membuat sumur dan pembuatan saluran air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Desa Sindang Agung adalah desa yang terletak di daerah perbukitan. Di Desa Sindang Agung telah dibuat jalan utama yang horizontal atau searah terhadap bukit. Seluruh permukiman warga desa ada di sepanjang kanan dan kiri jalan utama tersebut. Desa Sindang Agung terdiri dari lima Rukun Warga (RW). Jika dilihat dari suku dan kekerabatan penduduk RW 1 dan RW 2

mempunyai karakteristik yang lebih heterogen dibandingkan dengan RW 3, RW 4 dan RW 5 yang homogen, yaitu: Rukun Warga (RW) 3 (Sindang Agung): Suku Sunda Rukun Warga (RW) 4 (Sindang Baru) : Suku Jawa Rukun Warga (RW) 5 (Saung Naga) : Suku Ogan Dengan karakteristik penduduk yang homogen sangat memungkinkan terbentuknya permukiman warga yang mengelompok namun permukiman warga di Desa Sindang Agung terutama di RW 3,4,dan 5 tetap mengikuti pola memanjang di kanan kiri jalan utama. Penduduk bermukim di kanan kiri sepanjang jalan utama Desa Sindang Agung mungkin juga disebabkan oleh lokasi ini menjadi sangat strategis karena penduduk dapat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas. Tersedianya fasilitas berupa sarana dan prasarana penting lembaga pendidikan, jaringan listrik, tempat-tempat ibadah, kantor kelurahan, kemudahan dalam transportasi juga menjadi pertimbangan penting bagi warga dalam memilih lokasi di dekat jalan utama desa. Selain itu keamanan yang juga merupakan aspek penting yang harus ada pada permukiman, baik dari bencana alam, binatang buas atau dari tidakan kriminalitas manusia. Mungkin alasan ini yang menjadi penyebab warga lebih memilih untuk tinggal di daerah yang lebih ramai dan lebih dekat dengan rumah warga lainnya. Hal ini juga merupakan bentuk pemenuhan kebutuhan manusia sebagai mahluk sosial yang perlu berinteraksi dengan sesamanya. Kondisi ini yang melatarbelakangi penulis untuk melakukan penelitian di daerah penelitian dan sekaligus ingin mengkaji mengapa pola permukiman di Desa Sindang Agung adalah pola

permukiman memanjang dengan judul: Tinjauan Geografis Pola Permukiman Penduduk di Desa Sindang Agung Kecamatan Tanjung Raja Kabupaten Lampung Utara Tahun 2011. B. Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka hal yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah : Mengapa permukiman di Desa Sindang Agung Kecamatan Tanjung Raja berpola memanjang mengikuti pola jalan yang sejajar dengan bukit dilereng Gunung Sabuk? Adapun rincian pertanyaannya adalah sebagai berikut: 1) Apakah kondisi bentang alam yang berbukit menyebabkan pola permukiman memanjang di Desa Sindang Agung? 2) Apakah pola permukiman memanjang menyebabkan aksesibilitas baik di Desa Sindang Agung? C. Tujuan Penelitian 1) Untuk mengetahui dan mengkaji bahwa kondisi bentang alam yang berbukit menyebabkan pola permukiman memanjang di Desa Sindang Agung Kecamatan Tanjung Raja. 2) Untuk mengetahui dan mengkaji bahwa pola permukiman memanjang menyebabkan aksesibilitas baik di Desa Sindang Agung Kecamatan Tanjung Raja. D. Manfaat penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah:

1) Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. 2) Untuk memperdalam ilmu pengetahuan yang telah didapat selama perkuliahan terutama tentang matakuliah Geografi Permukiman. 3) Sebagai bahan informasi untuk instansi terkait tentang pola pemukiman penduduk yang ditinjau dari segi geografisnya. 4) Sebagai suplemen bahan ajar mata pelajaran Geografi kelas XI dan XII SMA pada Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP) dengan pokok bahasan Antroposfer, dan Pola Keruangan Desa dan Kota. Materi yang dibicarakan adalah sebagai berikut: a. Pada materi kelas XI bab II yaitu tentang sub-bab dinamika penduduk dimana dibahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk, migrasi penduduk dan macam-macam migrasi. b. Pada materi kelas XII bab V yaitu pola keruangan kota dan desa dengan sub-bab menganalisis dampak pertumbuhan permukiman terhadap kualitas lingkungan, ciri permukiman desa dan kota serta mengidentifikasi dampak pertumbuhan permukiman penduduk. E. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah: 1) Ruang lingkup obyek penelitian

Obyek penelitian yang akan diteliti adalah mengenai tinjauan geografis pola permukiman di Desa Sindang Agung Kecamatan Tanjung Raja. 2) Ruang lingkup subyek penelitian Subyek penelitian ini adalah penduduk di Desa Sindang Agung Kecamatan Tanjung Raja. 3) Ruang lingkup tempat dan waktu penelitian adalah di Desa Sindang Agung Kecamatan Tanjung Raja Kabupaten Lampung Utara Tahun 2011 4) Ruang lingkup ilmu adalah geografi pemukiman. Ruang lingkup ilmu yang berkaitan dengan objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah geografi permukiman. Seperti yang di kemukakan Nursid Sumaatmadja (1988:55), yaitu: Suatu studi geografi mengenai perkembangan permukiman di suatu wilayah bumi. Yang dibahas pada geografi permukiman yaitu bilamana suatu wilayah mulai dihuni manusia; bagaimana perkembangan pemukiman itu selanjutnya; bagaimana bentuk pola permukiman itu selanjutnya; bagaimana bentuk pola permukiman; dan faktor-faktor geografi apakah yang mempengaruhi perkembangan dan pola pemukimannya tersebut. Jadi geografi permukiman membahas tentang suatu wilayah yang sudah dijadikan tempat bermukim oleh manusia sebagai salah satu kebutuhan manusia. Selain itu juga mempelajari tentang perkembangan dan aspek-aspek geografi yang berkaitan dengan permukiman tersebut.