PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 126 TAHUN : 2011 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 12 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN ( SIUP )

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 3 SERI C PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEKADAU NOMOR 02 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI PERIZINAN DIBIDANG PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DI KABUPATEN SEKADAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2007 NOMOR 8

PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANJUNGPINANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 14 TAHUN TENTANG WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 15 TAHUN 2007

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

BUPATI BANGKA SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG TANDA DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 17 TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN ( SIUP ) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 04 TAHUN 2004 T E N T A N G SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DI KABUPATEN BARITO UTARA

BUPATI KEEROM PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEEROM NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEEROM,

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

RETRIBUSI SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PERIZINAN DI BIDANG PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUARA ENIM,

PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKANBARU Nomor : 16 Tahun : 2002 Seri : B Nomor : 2

PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA

LEMBARAN DAERAH KOTA TEGAL TAHUN 2009 NOMOR 3

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 06 TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA INDUSTRI DAN PERDAGANGAN

BUPATI BANGKA TENGAH

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 21 TAHUN 2002 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

WALIKOTA JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PERGUDANGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG SURAT IJIN USAHA PERDAGANGAN (SIUP) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 13 TAHUN TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 39 TAHUN 2008

PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA QANUN KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN (SIUP)

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PERIZINAN DALAM BIDANG INDUSTRI, PERDAGANGAN DAN PENANAMAN MODAL DENGAN

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 13 TAHUN 2002 TENTANG

WALIKOTA PANGKALPINANG

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN TENTANG RETRIBUSI TANDA DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 31 TAHUN 2003 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2002 T E N T A N G IZIN USAHA HOTEL DENGAN TANDA BUNGA MELATI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2010 NOMOR 9

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

TENTANG RETRIBUSI TANDA DAFTAR PERUSAHAAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 4 TAHUN 2004

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERDAGANGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR : 11 TAHUN 2002 TENTANG SURAT IZIN PERDAGANGAN DI KABUPATEN BANTUL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR 4 TAHUN 2003 T E N T A N G RETRIBUSI IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN IZIN USAHA PERDAGANGAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 8 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

ERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR : 15 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN PERGUDANGAN DI KABUPATEN BANTUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI TANDA DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BONTANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2002 T E N T A N G RETRIBUSI PELAYANAN IZIN USAHA PERDAGANGAN DAN INDUSTRI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1982 TENTANG WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT

PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN DI KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTA KUPANG NOMOR 4 TAHUN 2001 TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KUPANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANOKWARI NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN (SIUP) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 38 TAHUN 2004 TENTANG KETENTUAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGGAI,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2008 NOMOR 1 SERI C

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG

PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 13 TAHUN 2002 TENTANG SURAT IJIN USAHA PERDAGANGAN ( SIUP ) WALIKOTA DENPASAR,

BUPATI BANGKA SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR : 8 TAHUN : 2003 SERI : B NOMOR : 3 PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PENERBITAN SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN (SIUP)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR : 35 TAHUN : 2005 SERI : C NOMOR : 2 QANUN KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR 35 TAHUN 2005

LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 4 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG TANDA DAFTAR GUDANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENERBITAN TANDA DAFTAR PERUSAHAAN

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG,

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 127 TAHUN : 2011 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

Transkripsi:

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI PERIJINAN DI BIDANG PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBER, Menimbang : a. bahwa dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan semakin luasnya kewenangan daerah dibidang perdagangan, perlu mengadakan pengaturan untuk menggali potensi daerah ; b. bahwa dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat di bidang perdagangan perlu diatur Retribusi Perijinan di Bidang Perdagangan ; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Retribusi Perijinan di Bidang Perdagangan ; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah- Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Berita Negara RI Tahun 1950 Nomor 41) ; 2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1965 tentang Pergudangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2759) ; 3. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1982 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3214) ; 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 13, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3587) ; 5. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3611) ; 6. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3865) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4048) ; 7. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389) ; 8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik 1

Indonesia Tahun 2005 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4493) yang telah ditetapkan dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548); 9. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438) ; 10. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1957 tentang Penyaluran Perusahaan Perusahaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1957 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1144) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 1957 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1953 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1467) ; 11.Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952) ; 12.Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4139); 13. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 09/M- DAG/PER/3/2006 tentang Ketentuan dan Tata Cara Penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan; 14. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 12/M- DAG/PER/3/2006 tentang Ketentuan dan Tata Cara Penerbitan Surat Tanda pendaftaran Usaha Waralaba; 15. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 16/M- DAG/PER/3/2006 tentang Penataan dan Pembinaan Pergudangan; 16.Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor 199/MPP/Kep/6/2001 tentang Persetujuan Penyelenggaraan Pameran Dagang, Konvensi dan atau Seminar Dagang ; 17.Peraturan Daerah Kabupaten Jember Nomor 23 Tahun 2003 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal Kabupaten Jember (Lembaran Daerah Kabupaten Jember Tahun 2003 Nomor 9/D) ; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN JEMBER dan BUPATI JEMBER MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER TENTANG RETRIBUSI PERIJINAN DI BIDANG PERDAGANGAN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksudkan dengan : 1. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 2

2. Kabupaten adalah Kabupaten Jember. 3. Bupati adalah Bupati Jember. 4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Jember. 5. Dinas adalah Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal Kabupaten Jember. 6. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal Kabupaten Jember. 7. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disebut APBD adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Jember. 8. Izin adalah izin usaha atau surat keterangan yang dipersamakan dengan itu yang diterbitkan oleh Instansi yang berwenang dan diberikan kepada pengusaha untuk dapat menjalankan kegiatan usahanya. 9. Tempat Usaha adalah tempat-tempat yang melakukan usaha dijalankan secara teratur dalam suatu bidang usaha tertentu dengan maksud mencari keuntungan; 10.Izin Tempat Usaha adalah Izin yang diperlukan untuk mendirikan atau menggunakan tempat usaha yang diadakan dalam daerah Pemerintah Kabupaten Jember; 11.Perdagangan adalah kegiatan usaha jual beli barang atau jasa yang dilakukan secara terus menerus dengan tujuan pengalihan hak atas barang dan/atau jasa dengan disertai imbalan atau kompensasi. 12.Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan terus menerus dan yang didirikan, bekerja serta berkedudukan dalam wilayah Kabupaten Jember, untuk tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba. 13.Cabang Perusahaan adalah perusahaan yang merupakan unit atau bagian dari perusahaan induknya yang dapat berkedudukan di tempat yang berlainan dan dapat bersifat berdiri sendiri atau bertugas untuk melaksanakan sebagian tugas dari perusahaan induknya. 14.Pameran Dagang adalah kegiatan mempertunjukkan, memperagakan, memperkenalkan dan/atau menyebarluaskan informasi hasil produksi barang dan/atau jasa di suatu tempat dalam jangka waktu tertentu kepada masyarakat untuk meningkatkan penjualan, memperluas pasar dan mencari hubungan dagang. 15.Waralaba adalah perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak untuk memanfaatkan dan/atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas yang dimiliki pihak lain dengan sesuatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan pihak lain tersebut dalam rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan atau jasa. 16.Gudang adalah suatu ruangan tidak bergerak yang dapat ditutup dengan tujuan tidak untuk dikunjungi oleh umum melainkan untuk dipakai khusus sebagai tempat penyimpanan barang-barang perniagaan. 17.Pengusaha adalah setiap orang perseorangan atau persekutuan atau Badan Hukum yang menjalankan sesuatu jenis perusahaan. 18.Pelayanan adalah kegiatan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah kepada masyarakat atau Badan Usaha di bidang perdagangan. 19.Pelayanan dibidang perdagangan meliputi Surat Izin Usaha Perdagangan Kecil yang selanjutnya disebut SIUP Kecil, Surat Izin Perdagangan Menengah yang selanjutnya disebut SIUP Menengah, Surat Izin Perdagangan Besar yang selanjutnya disebut SIUP Besar, Surat Izin Usaha Perdagangan Perseroan Terbuka yang selanjutnya disebut SIUP Perseroan Terbuka (Tbk) dan Izin Pameran Dagang. 20.Surat Permintaan Izin / Pendaftaran yang selanjutnya disebut SP-I/P adalah formulir-formulir yang wajib diisi oleh pengusaha yang memuat data-data perusahaan dan ditandatangani di atas meterai sesuai ketentuan. 3

21.Daftar Perusahaan adalah catatan resmi yang diadakan menurut atau berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan/atau peraturan pelaksanaannya, dan mencatat hal-hal yang wajib didaftarkan oleh setiap perusahaan serta disahkan oleh pejabat yang berwenang. 22.Tanda Daftar Perusahaan yang selanjutnya disebut TDP adalah tanda daftar yang diberikan oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal kepada perusahaan yang telah disahkan pendaftarannya. 23.Tanda Daftar Gudang yang selanjutnya disebut TDG adalah persetujuan penggunaan gudang yang diperuntukkan untuk penyimpanan barangbarang perniagaan atau barang dagangan. 24. Pendaftaran Kembali adalah laporan perkembangan perusahaanperusahaan yang menyangkut investasi, jenis perusahaan, kegiatan usaha, jumlah tenaga kerja, bahan baku, produksi dan pemasaran, peralatan, luas tempat usaha. 25.Perubahan adalah perubahan perusahaan yang meliputi Nama perusahaan, alamat perusahaan, nama pemilik / penanggung jawab, alamat pemilik / penanggung jawab, modal, kegiatan usaha, jenis barang dagangan. 26.Retribusi Daerah di bidang perdagangan yang selanjutnya disebut Retribusi adalah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa pemberian Izin perdagangan yang khusus disediakan dan / atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan pribadi atau badan usaha dibidang perdagangan. 27.Penyidikan Tindak Pidana dibidang Retribusi Daerah adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut PPNS, untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana dibidang Retribusi Daerah yang terjadi serta menemukan tersangkanya. BAB II JENIS JENIS PELAYANAN Pasal 2 (1) Setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan terus menerus dan yang didirikan, bekerja serta berkedudukan dalam wilayah Kabupaten Jember untuk tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba wajib memiliki surat izin yang ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Jember sesuai bidang usahanya. (2) Pelayanan dibidang perdagangan meliputi Perijinan dan Tanda Daftar. (3) Jenis Pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi : a. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP); b. Surat Izin Tempat Usaha (SITU); c. Surat Izin Pameran Dagang; d. Tanda Daftar Usaha Waralaba; e. Tanda Daftar Gudang (TDG); dan f. Tanda Daftar Perusahaan (TDP). BAB III KETENTUAN PERIJINAN Pasal 3 (1) Setiap Perorangan dan atau Badan Usaha yang melakukan kegiatan usaha perdagangan wajib memperoleh SIUP. 4

(2) SIUP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. SIUP Kecil; b. SIUP Menengah; c. SIUP Besar; dan d. SIUP Perseroan Terbuka (Tbk). (3) Kategori perusahaan yang memperoleh : a. SIUP Kecil wajib dimiliki oleh perusahaan dengan modal dan kekayaan bersih (netto) sebesar Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah) sampai dengan Rp 200.000.000,00 (duaratus juta rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; b. SIUP Menengah wajib dimiliki oleh perusahaan dengan modal dan kekayaan bersih (netto) seluruhnya di atas Rp 200.000.000,00 (duaratus juta rupiah) sampai dengan Rp 500.000.000,00 (limaratus juta rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; c. SIUP Besar wajib dimiliki oleh perusahaan dengan modal dan kekayaan bersih (netto) seluruhnya di atas Rp 500.000.000,00 (limaratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; d. SIUP Perseroan Terbuka (Tbk) wajib dimiliki perusahaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang berstatus perseroan Terbuka dan telah menjual saham perusahaan paling banyak 49% dari seluruh jumlah saham perusahaan kepada badan usaha dan/atau perorangan melalui penawaran secara umum dan terbuka. Pasal 4 (1) Perusahaan yang telah disahkan untuk memperoleh SIUP diterbitkan SIUP yang berlaku selama perusahaan menjalankan kegiatan usaha perdagangan dengan wajib melakukan daftar ulang setiap 5 (lima) tahun di tempat diterbitkannya SIUP. (2) Untuk perusahaan yang berhenti beroperasi, maka SIUP dari perusahaan dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 5 (1) Setiap Perorangan dan / atau Badan Usaha yang akan mendirikan perusahaan wajib memiliki Surat Izin Tempat Usaha (SITU). (2) Jangka waktu berlakunya Izin Tempat Usaha ditentukan selama usaha tersebut masih menjalankan kegiatan usaha dan tidak bertentangan dengan Peraturan Perundang-undangan. (3) Untuk pengendalian dan pengawasan terhadap Izin Tempat Usaha sebagaimana pada ayat (1) harus dilakukan pendaftaran ulang setiap 5 (lima) tahun. Pasal 6 Setiap Penyelenggara Pameran Dagang yang menyelenggarakan kegiatan Pameran Dagang Konvensi dan/atau Seminar Dagang di wilayah Kabupaten wajib memiliki Surat Persetujuan Bupati. 5

Pasal 7 (1) Setiap perusahaan dalam melakukan kegiatan usahanya memakai sistem waralaba (franchise) wajib mendaftarkan usahanya. (2) Pelaksanaan perijinan untuk perusahaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati. Setiap perusahaan berbentuk : Pasal 8 a. Badan Hukum, termasuk didalamnya Koperasi ; b. Persekutuan ; c. Perorangan ; atau d. Perusahaan lain diluar tersebut pada huruf a, huruf b dan huruf c Pasal ini, yang memiliki dan atau menguasai gudang wajib memiliki TDG. Pasal 9 (1) Setiap Perusahaan atau Perorangan yang memiliki gudang wajib memiliki TDG, kecuali : a. pelabuhan-pelabuhan yang dikuasai oleh penguasa pelabuhan; b. kawasan berikat; dan c. gudang yang melekat dengan usaha industrinya. (2) TDG berlaku selama 5 (lima) tahun sejak diterbitkan dan wajib diperpanjang sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sebelum tanggal berlakunya berakhir. Pasal 10 Perusahaan yang wajib didaftar dalam Daftar Perusahaan adalah setiap perusahaan yang berkedudukan dan menjalankan usahanya di wilayah Kabupaten menurut peraturan perundang-undangan, termasuk didalamnya Kantor Cabang, Kantor Pembantu, Anak Perusahaan serta Agen dan Perwakilan dari perusahaan yang memiliki wewenang untuk mengadakan perjanjian. Pasal 11 Perusahaan dikecualikan dari Wajib Daftar Perusahaan meliputi : a. Perusahaan Negara yang berbentuk Perusahaan Jawatan (PERJAN); b. Perusahaan kecil Perorangan yang dijalankan oleh pribadi pengusahanya sendiri atau dengan mempekerjakan hanya anggota keluarganya sendiri yang terdekat serta tidak memerlukan Izin usaha dan tidak memerlukan suatu Badan Hukum atau Persekutuan. Pasal 12 Perusahaan yang telah disahkan pendaftaran dalam Daftar Perusahaan diberikan TDP yang berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun sejak tanggal diterbitkan dan wajib memperbaharui sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sebelum tanggal berlakunya berakhir. 6

BAB IV KETENTUAN RETRIBUSI Pasal 13 (1) Setiap pelayanan di bidang perdagangan yang meliputi perijinan dan pendaftaran dikenakan biaya retribusi. (2) Setiap perubahan perijinan dan Tanda Daftar dikenakan retribusi sesuai bentuk dan klasifikasi perusahaan. (3) Setiap pelayanan di bidang perdagangan yang meliputi perijinan dan pendaftaran termasuk Kantor Cabang, Kantor Pembantu, Anak Perusahaan serta Agen dan Perwakilan dari perusahaan dikenakan retribusi sesuai bentuk dan klasifikasi dari perusahaan. (4) Besarnya biaya retribusi adalah : a. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) : 1. SIUP Kecil : Rp 100.000,00 (seratus ribu rupiah) 2. SIUP Menengah : Rp 150.000,00 (seratus lima puluh ribu rupiah) 3. SIUP Besar : Rp 300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah) 4. SIUP Perseroan Terbuka (Tbk) : Rp 300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah) b. Surat Izin Tempat Usaha (SITU) : Tempat usaha yang tidak mempergunakan kekuatan uap dan air, kekuatan gas atau elektro motor untuk : 1. Golongan I dengan luas ruangan perusahaan kurang dari 25 m 2 (duapuluh lima meter persegi) dikenakan retribusi sebesar Rp 7.500,00 (tujuh ribu lima ratus rupiah) setiap meter persegi. 2. Golongan II dengan luas ruangan 25 m 2 (duapuluh lima meter persegi) sampai dengan 50 m 2 (lima puluh meter persegi) dikenakan retribusi sebesar Rp 10.000,00 (sepuluh ribu rupiah) setiap meter persegi. 3. Golongan III dengan luas ruangan lebih dari 50 m 2 (lima puluh meter persegi) sampai dengan 100 m 2 (seratus meter persegi) dikenakan retribusi sebesar Rp 15.000,00 (lima belas ribu rupiah) setiap meter persegi. 4. Golongan IV dengan luas ruangan lebih dari 100 m 2 (duapuluh lima meter persegi) sampai dengan 500 m 2 (lima ratus meter persegi) dikenakan retribusi sebesar Rp 20.000,00 (dua puluh ribu rupiah) setiap meter persegi. 5. Golongan V dengan luas ruangan lebih dari 500 m 2 (lima ratus meter persegi) dikenakan retribusi sebesar Rp 25.000,00 (dua puluh lima ribu rupiah) setiap meter persegi. c. Izin penyelenggaraan Pameran : (berlaku untuk 1 (satu) kali penyelenggaraan 1. Skala Lokal : Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah) 2. Skala Nasional : Rp 2.000.000,00 (dua juta lima ratus ribu rupiah) 7

3. Skala Internasional : Rp 7.500.000,00 (tujuh juta limaratus ribu rupiah) d. Tanda Daftar Gudang (TDG) : 1. Gudang Kecil : Rp 100.000,00 (seratus ribu rupiah) 2. Gudang Menengah : Rp 200.000,00 (dua ratus ribu rupiah) 3. Gudang Besar : Rp 300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah) e. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) : 1. Perseroan Terbatas (PT) : Rp 150.000,00 (seratus limapuluh ribu rupiah) 2. Koperasi : Rp 25.000,00 (dua puluh lima ribu rupiah) 3. Persekutuan Komanditer (CV), Firma (Fa) : Rp 100.000,00 (seratus ribu rupiah) 4. Perorangan : Rp 50.000,00 (lima puluh ribu rupiah) 5. Bentuk Perusahaan lain ; Rp 200.000,00 (duaratus ribu rupiah) 6. Perusahaan Asing : Rp 250.000,00 (duaratus lima puluh ribu rupiah) 7. Pengesahan : Rp 100.000,00 (seratus ribu rupiah) 8. Salinan Resmi : Rp 50.000,00 (lima puluh ribu rupiah) 9. Petikan Resmi : Rp 25.000,00 (dua puluh lima ribu rupiah) Pasal 14 (1) Pungutan retribusi sebagaimana diatur dalam Pasal 13 ayat (4) dilaksanakan oleh Dinas. (2) Ketentuan tata cara / prosedur pungutan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. Pasal 15 (1) Dalam hal SIUP, SITU, TDG atau TDP hilang, rusak atau tidak terbaca, Perusahaan yang bersangkutan harus mengajukan permohonan penggantian SIUP kepada Pejabat Penerbit untuk memperoleh SIUP, SITU, TDG atau TDP pengganti. (2) Permohonan penggantian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan dengan dilengkapi : a. Surat Keterangan Kehilangan dari Kepolisian setempat; atau b. SIUP, SITU, TDG atau TDP asli yang rusak atau tidak terbaca. 8

(3) Paling lama 5 (lima) hari kerja terhitung sejak diterimanya surat permohonan penggantian SIUP, SITU, TDG atau TDP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pejabat Penerbit menerbitkan SIUP, SITU, TDG atau TDP Pengganti dengan membubuhkan kata pengganti pada halaman pertama sesuai peraturan perundang-undangan. BAB V KEWAJIBAN Pasal 16 (1) Perusahaan Perorangan dan Badan Hukum yang telah memiliki Izin atau Tanda Daftar di bidang perdagangan wajib menyampaikan laporan secara tertulis ke Dinas setiap 1 (satu) tahun sekali. (2) Perusahaan wajib memasang Izin dan / atau Tanda Daftar di tempat yang mudah dilihat oleh petugas. (3) Perusahaan wajib menyampaikan informasi dalam bentuk apapun secara benar dan atau tidak memalsukan data atau dokumen. (4) Perubahan perusahaan dan atau kegiatan usaha yang berkaitan dengan pelayanan dibidang perdagangan wajib melaporkan dan / atau mengajukan permohonan perubahan dan setiap perubahan dikenakan biaya retribusi. (5) Apabila kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) tidak dipenuhi dapat diberikan sanksi berupa peringatan, pembekuan, penolakan, pencabutan Izin, pencabutan Tanda Daftar Perusahaan sesuai peraturan perundang-undangan. BAB VI KEBERATAN, PENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI Pasal 17 (1) Wajib retribusi dapat mengajukan keberatan kepada Bupati atau pejabat yang ditunjuk, atas Surat Ketetapan Retribusi atau dokumen lain yang dipersamakan. (2) Keberatan diajukan secara tertulis dengan disertai alasan-alasan yang jelas. (3) Dalam hal wajib retribusi mengajukan keberatan atas ketetapan retribusi, wajib retribusi harus dapat membuktikan ketidakbenaran surat ketetapan retribusi. (4) Keberatan diajukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak tanggal surat ketetapan retribusi atau dokumen lain yang dipersamakan, kecuali apabila wajib retribusi dapat menunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar kuasanya. (5) Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) tidak dianggap sebagai surat keberatan, sehingga tidak dapat dipertimbangkan. (6) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar retribusi dan pelaksanaan penagihan retribusi. 9

Pasal 18 (1) Bupati atau pejabat yang ditunjuk dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal surat keberatan diterima harus memberi keputusan atas keberatan yang diajukan. (2) Bupati dapat memberikan keringanan dan pembebasan retribusi. (3) Pengurangan, keringanan, dan pembebasan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dengan memperhatikan kemampuan wajib retribusi. BAB VII KETENTUAN PENYIDIKAN Pasal 19 (1) Selain pejabat penyidik umum yang bertugas menyidik tindak pidana, penyidikan atau tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah ini dapat dilakukan juga oleh PPNS di lingkungan Pemerintah Kabupaten yang pengangkatannya ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (2) Dalam melaksanakan tugas penyidikan, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang : 1. menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana ; 2. melakukan tindakan pertama pada saat itu di tempat kejadian dan melalukan pemeriksaan ; 3. memerintahkan berhenti seseorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal dari tersangka ; 4. melakukan penyitaan benda atau surat ; 5. mengambil sidik jari dan memotret seseorang ; 6. memanggil orang untuk didengan dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi ; 7. mendatangkan ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara ; 8. mengadakan penghentian penyidikan setelah mendapat petunjuk dari penyidik umum bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya melalui penyidik umum memberitahukan hal tersebut kepada penuntut umum, tersangka atau keluarganya ; dan/atau 9. mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan. (3) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Kabupaten diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 10

BAB VIII KETENTUAN PIDANA Pasal 20 (1) Pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah ini dikenakan sanksi pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak 4 (empat) kali retribusi terutang. (2) Perusahaan yang tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 dan Pasal 10 dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (3) Tindak Pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) merupakan pelanggaran dan dapat dicabut Izin usahanya. BAB IX KETENTUAN PERALIHAN Pasal 21 Perijinan yang telah diterbitkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 tetap berlaku. BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 22 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang menyangkut pelaksanaannya, diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. Pasal 23 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Jember. Disahkan di Jember pada tanggal 15 Juni 2006 BUPATI JEMBER, ttd Diundangkan di Jember Pada tanggal 20 Juni 2006 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN JEMBER ttd Drs. H. DJOEWITO, MM Pembina Utama Muda NIP. 510 074 249 MZA DJALAL LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JEMBER TAHUN 2006 NOMOR 15 11

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI PERIJINAN DI BIDANG PERDAGANGAN I. UMUM Peraturan Daerah ini disusun dalam rangka pelaksanaan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, beserta aturan pelaksanaannya. Bahwa untuk mendukung penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Jember, serta dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat perlu dilakukan suatu usaha untuk menggali Pendapatan Asli Daerah secara sah guna mendukung penyelenggaraan dan pelaksanaan pembangunan Kabupaten Jember secara berkesinambungan. Bahwa dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 beserta aturan pelaksanaannya, maka disusun Peraturan Daerah tentang Retribusi Pelayanan di Bidang Perdagangan sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah. Bahwa dengan ditetapkan Peraturan Daerah ini diharapkan pelayanan kepada masyarakat dapat ditingkatkan khususnya di bidang perdagangan dengan dibawah pembinaan, bimbingan dan pengawasan dari Pemerintah Kabupaten Jember. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6 Pameran Dagang dibagi dalam klasifikasi berikut : a. Skala lokal adalah pameran dagang yang diikuti peserta dan / atau barang / jasa yang berasal dari Kabupaten Jember. b. Skala nasional adalah pameran dagang yang diikuti peserta dan / atau barang / jasa yang berasal dari satu atau beberapa Kabupaten / Kota di Jawa Timur atau pameran dagang yang diikuti peserta dan / atau barang / jasa yang berasal dari satu atau beberapa propinsi. 12

Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14 Pasal 15 Pasal 16 c. Skala Internasional adalah pameran dagang yang diikuti peserta dan / atau barang / jasa yang berasal dari satu atau beberapa Negara termasuk yang diselenggarakan oleh Perwakilan Perusahaan Perdagangan Asing di Indonesia. Dikecualikan dari kewajiban pendaftaran adalah : a. Perusahaan seperti diatur dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1969 (Lembaran Negara Tahun 1969 Nomor 40) jo. Indische Bedrijvenwet (Staatblad Tahun 1927 Nomor 419) sebagaimana telah diubah dan ditambah, atau perusahaan yang tidak bertujuan memperoleh keuntungan dan atau laba. b. Perusahaan Kecil Perorangan melakukan kegiatan dan atau memperoleh keuntungan dari atau laba yang benar-benar hanya sekedar untuk memenuhi keperluan nafkah sehari-hari. Anggota keluarga sendiri yang terdekat adalah keluarga dalam hubungan sampai derajat ketiga, baik menurut garis lurus maupun menurut garis ke samping termasuk menantu dan ipar. Cukup jelas Ayat (1) Ayat (2) Ayat (3) Ayat (4) Perubahan Perusahaan dan / atau kegiatan usaha adalah meliputi perubahan nama perusahaan, bentuk perusahaan, alamat kantor perusahaan, nama pemilik / penanggung jawab, alamat pemilik / penanggung jawab, NPWP, modal dan kekayaan bersih, bidang usaha, jenis barang / jasa dagang utama. 13

Ayat (5) Pasal 17 Pasal 18 Pasal 19 Pasal 20 Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23 Bagian Hukum 14