PETUNJUK PELAKSANAAN LEMBAGA PEMANTAU PEMILIHAN DALAM NEGERI DALAM PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR DKI JAKARTA TAHUN 2017

dokumen-dokumen yang mirip
KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN PATI. NOMOR : 08/Kpts/KPU-Kab /V/2016 TENTANG

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BULELENG PETUNJUK TEKNIS PEMANTAU PEMILIHAN, LEMBAGA SURVEI ATAU JAJAK PENDAPAT DAN PENGHITUNGAN CEPAT

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MANDAILING NATAL

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR TAHUN 2012 TENTANG

- 2 - Memperhatikan : Keputusan Rapat Pleno Komisi Pemilihan Umum tanggal 23 Desember 2008; MEMUTUSKAN :

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH. NOMOR : 05/Kpts/KPU-Prov-012/2012 T E N T A N G

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK. NOMOR : 04/Kpts/KPU-Kab /2012 TENTANG

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

Memperhatikan : 1. Keputusan Rapat Pleno Komisi Pemilihan Umum tanggal 30 Juli 2012.

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG. NOMOR: 86/Kpts/KPU-Kab /2015

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA PANGKALPINANG. NOMOR : 06/Kpts/KPU-Kota /2013 TENTANG

PEDOMAN TEKNIS PEMANTAU DAN TATA CARA PEMANTAUAN PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KENDAL TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b perlu menetapkan Keputusan Komisi

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR TAHUN 2012 TENTANG

PEDOMAN TEKNIS PEMANTAU DAN TATA CARA PEMANTAUAN PEMILIHAN UMUM BUPATI DAN WAKIL BUPATI TEMANGGUNG TAHUN 2013

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KOLAKA UTARA KEPUTUSAN

Menetapkan : PEDOMAN TEKNIS PEMANTAU DAN TATA CARA PEMANTAUAN DALAM PEMILIHAN UMUM GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2013.

PEDOMAN TEKNIS PEMANTAU DAN TATA CARA PEMANTAUAN DALAM PEMILIHAN UMUM BUPATI DAN WAKIL BUPATI KABUPATEN NGANJUK TAHUN 2012

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR TAHUN 2012 TENTANG

PEDOMAN TEKNIS PEMANTAU DAN TATA CARA PEMANTAUAN PEMILIHAN UMUM BUPATI DAN WAKIL BUPATI PEKALONGAN TAHUN 2011

2018, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Badan ini yang dimaksud dengan: 1. Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu adalah

BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM. 04/Kpts/KPU-Prov-014/2013 TENTANG

BAB IV PENGAWASAN DAN PEMANTAUAN PEMILU

KODE ETIK PEMANTAU PEMILU

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN WONOGIRI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM,

PETUNJUK TEKNIS PEMANTAl DAN TATA CARA PEMANTAUAN PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TRENGGALEK. NOMOR : 21/Kpts/KPU.Kab /2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN

KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SEMARANG,

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BENGKULU SELATAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BENGKULU SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

KOMISI PEMILIHAN UMUMM PROVINSI SUMATERA BARAT KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 72 TAHUN 2015 TENTANG

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN SELATAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN SELATAN. NOMOR: 021/Kpts/KPU-Prov-022/2015

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KOLAKA UTARA KEPUTUSAN

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANGKA BARAT

PERATURAN BERSAMA MENTERI LUAR NEGERI DAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 08 TAHUN 2006 NOMOR 35 TAHUN 2006 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

KOMISI PEMILIHAN UMUMM KOTA SOLOK KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SOLOK NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

TATA CARA PENDAFTARAN DAN AKREDITASI PEMANTAU DALAM PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA BAUBAU TAHUN 2018

PEDOMAN TEKNIS SOSIALISASI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI BANGKA TAHUN 2018 BAB I PENDAHULUAN

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SUBANG

DAFTAR FORMULIR 1. FORMULIR PENDAFTARAN PEMANTAU PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA BAUBAU TAHUN 2018

2 b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, perlu menetapkan Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum tentang Pengawasan Tahapan

Pemilihan Umum Kecamatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 187);

-3- MEMUTUSKAN : Menetapkan: PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM. BAB I KETENTUAN UMUM

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN PROBOLINGGO

KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA KEDIRI

PANDUAN TEKNIS PENDAFTARAN PEMANTAU PEMILU. 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lampiran Pedoman Teknis Sosialisasi dan Partisipasi Masyarakat pada PILBUP Pekalongan Tahun

UNDANG-UNDANG UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM MAHASISWA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

- 3 - MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 Pendahuluan. 1.1 Pengertian KPPS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2015, No tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 23 Tahun 2009 Tentang Pengawasan Kampanye Pemilihan Umu

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

PERATURAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No sesuai dengan perkembangan kebutuhan hukum, sehingga perlu diganti; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huru

2015, No menyelesaikan sengketa yang timbul dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Waliko

2 Mengingat : Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 101, Tambaha

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILU REPUBLIK INDONESIA

2016, No Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi Undang- Undang; b. bahwa Pasal 22B huruf a dan huruf b Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tent

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

2 Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pengawasan Pemilihan Umum; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembar

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

PETUNJUK PELAKSANAAN LEMBAGA PEMANTAU PEMILIHAN DALAM NEGERI DALAM PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR DKI JAKARTA TAHUN 2017 PENDAHULUAN Sebagai penyelenggara Pemilihan di Provinsi DKI Jakarta, KPU Provinsi DKI Jakarta memiliki tugas dan tanggung jawab agar perhelatan yang akan dilaksanakan pada tanggal 15 Februari 2017 beserta rangkaian lainnya dapat terselenggara dengan baik, sukses, dengan tingkat partisipasi yang tinggi. Semakin tinggi tingkat partisipasi pemilih dalam suatu pemilihan, maka semakin terlegitimasinya hasil Pemilihan tersebut. Beranjak dari hal tersebut, salah satu langkah KPU Provinsi DKI Jakarta untuk meningkatkan partisipasi pemilih adalah dengan melakukan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat luas. Disadari dengan sungguhsungguh, KPU DKI Jakarta memerlukan keterlibatan banyak pihak dalam mensukseskan Pemilihan. Saat ini, baik di KPU Provinsi DKI Jakarta maupun KPU Kabupaten/Kota se Provinsi DKI Jakarta, terdapat kegiatan sosialisasi yang bertujuan agar masyarakat mengerti akan hak dan tanggung jawabnya dalam setiap pemilihan. Di sisi lain, dalam upaya untuk transparansi kegiatan, KPU Provinsi DKI Jakarta membuka seluas-luasnya kepada seluruh masyarakat untuk berpartisipasi dalam tahapan pemilihan yang sedang dan akan berlangsung. Salah satu bentuk partisipasi masyarakat tersebut adalah dengan membuka pendaftaran pemantau dalam Pemilihan nanti. Hal ini

agar masyarakat dapat mengawasi, turut berpartisipasi dan memantau setiap tahapan yang dilaksanakan oleh KPU Provinsi DKI Jakarta. TUJUAN Pemantau Pemilihan Dalam Negeri ini bertujuan sebagai berikut: Menyebarluaskan informasi mengenai tahapan, jadwal dan program Pemilihan; Meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang hak dan kewajiban dalam Pemilihan; Masyarakat dapat terlibat langsung dalam setiap tahapan yang ada; Meningkatkan partisipasi Pemilih dalam Pemilihan. Hal ini sejalan dengan target tentang Partisipasi Pemilih Pilkada serentak sebesar 77.5%; Meningkatkan kepercayaan publik terhadap KPU Provinsi DKI Jakarta sebagai salah satu penyelenggara Pemilihan yang transparan, akuntabel dan berintegritas. PERSYARATAN PEMANTAU PEMILIHAN DALAM NEGERI UNTUK MENDAPATKAN AKREDITASI DARI KPU PROVINSI DKI JAKARTA/KPU KABUPATEN/KOTA Untuk dapat menjadi Pemantau Pemilihan Dalam Negeri dan mendapatkan akreditasi dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Tahun 2017, organisasi/lembaga pemantau harus memiliki persyaratan sebagai berikut: 1. Organisasi kemasyarakatan pemantau pemilihan dalam negeri yang terdaftar di Pemerintah. 2. Lembaga bersifat independen; dan 3. Mempunyai sumber dana yang jelas. 4. Terdaftar dan terakreditasi oleh KPU Provinsi DKI Jakarta untuk Pemantau Dalam Negeri. 5. Terdaftar dan terakreditasi oleh KPU RI untuk Pemantau Luar Negeri.

6. Profil organisasi lembaga pemantau. 7. Nama dan jumlah anggota pemantau. 8. Alokasi anggota pemantau pemilihan. 9. Rencana dan jadwal pemantauan serta daerah yang ingin dipantau. 10. Dalam mendaftarkan diri untuk mendapatkan akreditasi dari KPU Provinsi DKI Jakarta, Pemantau harus mengisi formulir pendaftaran yang disediakan oleh KPU Provinsi. 11. Pengembalian formulir pendaftaran sebagaimana dimaksud di atas, kepada KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota disertai: a. Nama-nama anggota pemantau yang akan memantau Pemilihan Gubernur dan Wakil dan Gubernur DKI Jakarta disertai pas foto berwarna terbaru ukuran 4 x 6 masing-masing sebanyak 2 (dua) lembar (ketika sudah terakreditasi); b. Pas foto terbaru pengurus lembaga Pemantau Pemilihan ukuran 4 x 6 masing-masing sebanyak 4 (empat) lembar; c. Menyerahkan fotokopi akta pendirian organisasi lembaga pemantau. HAK LEMBAGA PEMANTAU PEMILIHAN 1. Mendapatkan akses di wilayah Pemilihan; 2. Mendapatkan perlindungan hukum dan keamanan; 3. Mengamati dan mengumpulkan informasi jalannya proses pelaksanaan Pemilihan dari tahap awal sampai tahap akhir; 4. Berada di lingkungan tempat pemungutan suara pada hari pemungutan suara dan memantau jalannya proses pemungutan dan penghitungan suara; 5. Mendapat akses informasi dari KPU Provinsi DKI Jakarta dan jajarannya; dan 6. Menggunakan perlengkapan untuk mendokumentasikan kegiatan Pemantauan Pemilihan sepanjang berkaitan dengan pelaksanaan Pemilihan. LEMBAGA PEMANTAU PEMILIHAN WAJIB:

1. Mematuhi peraturan perundang-undangan serta menghormati kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia; 2. Mematuhi kode etik pemantau Pemilihan; 3. Melaporkan diri, mengurus proses akreditasi dan memperoleh tanda pengenal dari KPU Provinsi DKI Jakarta (untuk Pemantau Dalam Negeri) dan dari KPU RI (untuk Pemantau Luar Negeri); 4. Melaporkan diri kepada Kepolisian Negara Kesatuan Republik Indonesia di wilayah setempat sebelum melaksanakan pemantauan; 5. Menggunakan tanda pengenal selama dalam pemantauan; 6. Mematuhi permintaan untuk meninggalkan atau tidak memasuki daerah atau tempat tertentu atau untuk meninggalkan tempat pemungutan suara dengan alasan keamanan; 7. Menanggung sendiri semua biaya selama kegiatan pemantauan berlangsung; 8. Melaporkan jumlah dan keberadaan personil Pemantau Pemilihan serta tenaga pendukung administratif kepada KPU Provinsi DKI Jakarta; 9. Menghormati peranan, kedudukan, dan wewenang penyelenggara Pemilihan serta menunjukkan sikap hormat dan sopan kepada penyelenggara Pemilihan dan kepada Pemilih; 10. Menghormati adat istiadat dan budaya setempat; 11. Melaksanakan perannya sebagai Pemantau Pemilihan secara obyektif dan tidak berpihak; 12. Membantu Pemilih dalam merumuskan pengaduan yang akan disampaikan kepada pengawas Pemilihan; 13. Menjamin akurasi data dan informasi hasil pemantauan yang dilakukan dengan mengklarifikasi kepada KPU Provinsi DKI Jakarta; dan 14. Menyampaikan hasil pemantauan mengenai pemungutan dan penghitungan suara kepada KPU Provinsi DKI Jakarta sebelum pengumuman hasil pemungutan suara; dan 15. Menyampaikan laporan hasil pemantauannya kepada KPU Provinsi DKI Jakarta paling lambat 1 (satu) bulan setelah masa tahapan pemantauan

sebagaimana diajukan berakhir untuk Pemantau yang melakukan pemantauan seluruh tahapan (pemberitahuan tanggal pasti diberitahukan kemudian setelah kepastian Pelantikan Calon Terpilih dalam PHPU atau tanpa sengketa); 16. Tanggal 18 April 2017 dan tanggal 19 Mei 2017 (untuk yang melakukan pemantauan Putaran II) atau diberitahukan kemudian terkait dengan ada atau tidaknya PHPU di MK. LEMBAGA PEMANTAUAN PEMILIHAN DILARANG: 1. Melakukan kegiatan yang mengganggu proses kegiatan pelaksanaan Pemilihan; 2. Mempengaruhi Pemilih dalam menggunakan haknya untuk memilih; 3. Mencampuri pelaksanaan tugas dan wewenang penyelenggara Pemilihan; 4. Memihak kepada peserta Pemilihan tertentu; 5. Menggunakan seragam, warna, atau atribut lain yang memberikan kesan mendukung atau menolak peserta Pemilihan; 6. Menerima atau memberikan hadiah, imbalan, atau fasilitas apapun dari atau kepada peserta Pemilihan; 7. Mencampuri dengan cara apapun urusan politik dan Pemerintahan dalam negeri Indonesia dalam hal pemantau Pemilihan merupakan Pemantau Pemilihan Asing; 8. Membawa senjata, bahan peledak dan/atau bahan berbahaya lainnya selama melakukan pemantauan; 9. Masuk ke dalam TPS; 10. Menyentuh perlengkapan/alat pelaksanaan Pemilihan termasuk surat suara tanpa persetujuan penyelenggara Pemilihan; dan 11. Menyentuh perlengkapan/alat pelaksanaan Pemilihan termasuk surat suara tanpa persetujuan penyelenggara Pemilihan; dan 12. Melakukan kegiatan lain selain yang berkaitan dengan Pemantauan Pemilihan.

13. Melakukan kegiatan yang mengganggu proses kegiatan pelaksanaan Pemilihan; KODE ETIK Agar dapat menjalankan tugas sebagaimana mestinya, Lembaga Pemantau diwajibkan mematuhi kode etik yang telah ditetapkan, yaitu: non partisan dan netral; tanpa kekerasan; mematuhi peraturan perundang-undangan; sukarela; integritas; kejujuran; obyektif; kooperatif; transparan; kemandirian. Dalam hal terjadi pelanggaran kode etik diberikan sanksi dicabut status dan haknya sebagai lembaga Pemantau Pemilihan. Pemberian sanksi ini setelah dilakukan klarifikasi. JADWAL PELAKSANAAN 1. Sosialisasi dan Pengumuman Pendaftaran Pemantau Pemilihan Dalam Negeri Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Tahun 2017 di website KPU DKI Jakarta mulai 1 Juni 2016. 2. Penerimaan Pendaftaran Pemantau Pemilihan Dalam Negeri Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Tahun 2017: dimulai 1 Juni 2016 s/d. 14 Januari 2017. 3. Rapat Koordinasi dan Sosialisasi dengan Stakeholders tentang Pendaftaran Pemantau Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Tahun 2017: 27 Juli 2016.

4. Pembentukan Dewan Etik Riset dan Pemantau Pemilihan: 16 November 2016 s/d. 16 Februari 2017. 5. Penyerahan laporan pertanggungjawaban oleh lembaga pemantau seminggu setelah Pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih bagi lembaga pemantau yang melakukan pemantauan di semua tahapan. 6. Proses akreditasi lembaga pemantau dilakukan selama 7 (tujuh) hari sejak dokumen kelengkapan syarat lembaga pemantau dinyatakan lengkap oleh Tim Akreditasi KPU Provinsi DKI Jakarta. PEMBAGIAN TUGAS DAN WEWENANG Tugas KPU Provinsi 1. Mengumumkan tentang penerimaan Pendaftaran Pemantau Pemilihan di website KPU Provinsi DKI Jakarta; 2. Melakukan verifikasi administrasi terhadap persyaratan yang telah ditentukan; 3. Memberikan akreditasi kepada lembaga pemantau sesuai dengan wilayah pemantauannya; 4. Memberikan akses kepada lembaga pemantau sesuai dengan wilayah pemantauan; 5. Berkoordinasi dengan KPU Kabupaten/Kota untuk menindaklanjuti permohonan lembaga pemantau di wilayah kerja Kabupaten/kota sebagaimana dimaksud. Tugas KPU Kabupaten/Kota 1. Sebagai wilayah kerja pemantauan; 2. Melakukan komunikasi, koordinasi dengan KPU Provinsi DKI Jakarta untuk mendapatkan/menginformasikan kegiatan-kegiatan pemantauan di wilayah kerjanya; 3. Melayani lembaga pemantau untuk memantau Pemilihan sesuai dengan ketentuan.

PEMBIAYAAN Segala pembiayaan pemantauan, ditanggung oleh lembaga pemantau tersebut. KPU Provinsi DKI Jakarta dan/atau KPU Kabupaten/Kota hanya memberikan akreditasi sepanjang semua persyaratan telah terpenuhi. PENUTUP Demikian petunjuk pelaksanaan bagi Pemantau Pemilihan Dalam Negeri Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Tahun 2017. Petunjuk ini membuka peluang seluas-luasnya untuk pemantau dalam setiap tahapan pemilihan, sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Jakarta, Juli 2016 Komisi Pemilihan Umum Provinsi DKI Jakarta

LAMPIRAN JUKLAK PEMANTAUAN PROFIL PEMANTAU PEMILIHAN DALAM NEGERI PADA PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR DKI JAKARTA TAHUN 2017 Yang bertanda tangan di bawah ini Kami dari organisasi pemantau: Nama Pemantau : Akte Notaris Organisasi : Tanggal Akte :... Nama Ketua : Pekerjaan :... Alamat :.... Alamat Pemantau (Lengkap) : Nomor Telepon Kantor :... Faksimili :.. Nomor KTP :...... Email :.... Jumlah Anggota Pemantau : Alokasi Anggota Pemantau : Masing-Masing Daerah

Daerah/Wilayah yang Ingin : Dipantau Rencana Jadwal Kegiatan Pemantauan Pemilihan : Sumber Dana Berasal Dari :

Demikian keterangan ini Kami buat dengan sebenar-benarnya apabila isian formulir tersebut diatas tidak benar, Kami bersedia menanggung akibat hukumnya dan Kami berkewajiban menaati dan mematuhi segala ketentuan yang telah ditetapkan oleh KPU Provinsi DKI Jakarta. Pemohon, (...) (Nama Lengkap Ketua) Diisi oleh Panitia Akreditasi: Nomor Akreditasi Diterima oleh Diterima Tanggal Tanda Tangan Persetujuan Ketua Panitia Akreditasi Disetujui Tanggal (Nama Pejabat yang Menyetujui)

SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama :... Jabatan :... menyatakan bahwa Pemantau Pemilihan Dalam Negeri Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Tahun 2017 yang bernama..., memiliki dana sebesar..., yang berasal dari... Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, dan jika dikemudian hari ternyata pernyataan yang saya buat tidak benar, maka saya bersedia dituntut di muka pengadilan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Jakarta,... 2017 stempe l Materai Rp.6.000,- (Nama Jelas)

SURAT PERNYATAAN Menyatakan bahwa Pemantau Pemilihan Dalam Negeri Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Tahun 2017 yang bernama..., adalah lembaga yang independen dan tidak memihak kepentingan manapun. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, dan jika dikemudian hari ternyata pernyataan yang saya buat tidak benar, maka saya bersedia dituntut di muka pengadilan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Jakarta,... 2017 stempe l Materai Rp.6.000,- (Nama Jelas)

TANDA PENGENAL PEMANTAU PEMILIHAN DALAM NEGERI PADA PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR DKI JAKARTA TAHUN 2017 NAMA PEMANTAU :.... ALAMAT PEMANTAU :. NAMA PEMANTAU :.... ALAMAT PEMANTAU :. NOMOR AKREDITASI :. TANGGAL AKREDITASI :. MASA BERLAKU : AKREDITASI. PAS FOTO 3 X 4 Jakarta,.. 2016 KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA KETUA, NAMA PETUGAS :. WILAYAH KERJA : PEMANTAUAN. SUMARNO

S E R T I F I K A T NOMOR : KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA MENYATAKAN BAHWA:... Telah memenuhi Pasal 1 angka 76-79 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor - 3-1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5656) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang Dan kepadanya diberikan: AKREDITASI Sebagai Pemantau Pemilihan Dalam Negeri Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Tahun 2017 Jakarta, 2016 KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA Ketua, SUMARNO