MEISTER( BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER- 21/MBU/2012 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA

MENTERI BADAN USAIIA MIEIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA

Menimbang. Mengingat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA,

2015, No Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 70, Tambahan

SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR PER-18/MBU/10/2014 TENTANG

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MEN I.FRI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER-20/MBU/2012 TENTANG

2015, No dengan tetap memperhatikan akuntabilitas, perlu untuk melakukan penyempurnaan terhadap pengaturan khususnya mengenai perubahan penggu

\IFN FEW NECiARA BADAN USAIIA \MIK NI14ARA RITURIIK INDONVISI '

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGAP.\ RFPI PI.TI< INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTER1 BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

b. bahwa Badan Usaha Milik Negara mempunyai peranan penting dalam penyelenggaraan perekonomian nasional guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat;

SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER 01 /MBU/2011 TENTANG

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : SK - 164/MBU/2012 TENTANG

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN

NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomo

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Sekretaris Perusahaan

MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA

b. bahwa Badan Usaha Milik Negara mempunyai peranan penting

MENTERI BA.DAN USA.HA. MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA.

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER-09/NIBU/07/2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Prinsip-prinsip GCG 1. Transparansi

SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER- 03 /MBU/2012 TENTANG

MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT WIJAYA KARYA BETON Tbk

KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : KEP- 102/M-BUMN/2002 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. PPN. Pembangunan. Pasca Bencana Alam.

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan Pembiayaan Syariah

2015, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan huruf b di atas, perlu menetapkan Peraturan Menteri Badan Usa

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGAWASAN, DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2007 TENTANG PENJUALAN SAHAM PADA PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT BANK NEGARA INDONESIA TBK.

PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

Piagam Dewan Komisaris. PT Link Net Tbk ( Perseroan )

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

BOARD MANUAL PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY

MENTERI N EGA RA BADAN USAHA MILIK NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGAWASAN, DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) NOMOR : PC-07/05/2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII (PERSERO) NOMOR : 13.00/KPTS/09/IV/2014 NOMOR : Dekom/SK-02/IV/2014

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Dewan Komisaris

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

Kebijakan Corporate Governance. PT. Persero Batam. Tim GCG PT. Persero Batam Hal : 1 of 9

PERATURAN BERSAMA ANTARA DIREKSI DAN DEWAN PENGAWAS PERUSAHAAN UMUM BULOG. Nomor : PD- 16 / DU000 / 05 / 2017 Nomor : KEP- 02 / DW000 / 05 / 2017

MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 36 /POJK.05/2015 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN MODAL VENTURA

NOMOR 152/PMK.010/2012 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

-2- salah satu penyumbang bagi penerimaan Daerah, baik dalam bentuk pajak, dividen, maupun hasil Privatisasi. BUMD merupakan badan usaha yang seluruh

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 106/PMK.06/2017 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 106/PMK.06/2017 TENTANG

%/HATER! NEGARA BADAN t;salia REPUBLIK INDONESIA

Piagam Direksi. PT Link Net Tbk ( Perseroan )

KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : KEP-103/MBU/2002 TENTANG

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA. Yth. : Para Direksi dan Dewan Komisaris/Dewan Pengawas Badan Usaha Milk Negara di - Tempat

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS

2012, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN. BAB I KETEN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Dewan Komisaris

PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK IDONESIA NOMOR: PER-11/MBU/09/2015 TENTANG

MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA,

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 30/POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 36 /POJK.05/2015 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN MODAL VENTURA

PEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN

b. bahwa prinsip good corporate governance belum diterapkan sepenuhnya dalam lingkungan BUMN;

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP- 59 /MBU/2004

Yth. 1. Direksi Perusahaan Pembiayaan; dan 2. Direksi Perusahaan Pembiayaan Syariah, di tempat.

M E M U T U S K A N : Menetapkan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA

DAFTAR ISI. SK BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT BARATA INDONESIA(Persero)

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PT DANAREKSA (PERSERO) PIAGAM KOMITE AUDIT 2017

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2003 TENTANG PENJUALAN SAHAM PADA PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT BANK RAKYAT INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2012

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 141 /PMK.010/2009 TENTANG PRINSIP TATA KELOLA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

- 2 - MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER-01/MBU/2006 TENTANG

Transkripsi:

MEISTER( BADAN USAHA MILIK NEGARA SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER- 21/MBU/2012 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN AKUNTABILITAS KEUANGAN BADAN USAHA MILIK NEGARA MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA, Men imbang : a. bahwa dalam rangka lebih menumbuhkan kepercayaan masyarakat kepada Badan Usaha Milik Negara, maka akuntabilitas pengelolaan keuangan Badan Usaha Milk Negara perlu lebih ditingkatkan lagi; b. bahwa sehubungan dengan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a di atas dan memperhatikan Instruksi Presiden Nomor 17 Tahun 2011, perlu menetapkan Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara tentang Pedoman Penerapan Akuntabilitas Keuangan Badan Usaha Milik Negara; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 70, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4297); 2. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4756); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2003 tentang Pelimpahan Kedudukan, Tugas dan Kewenangan Menteri Keuangan pada Perusahaan Perseroaan (Persero), Perusahaan Umum (Perum) dan Perusahaan Jawatan (Perjan) kepada Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4305); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2005 tentang Pendirian, Pengurusan, Pengawasan dan Pembubaran BUMN; (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 117, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4556); 5. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara yang telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2011; 6.Peraturan.../24

MENTFR1 BADAN USAIR MAK NEGARA RI PUBLIK INDONESIA -2-6. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara Serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 92 Tahun 2011; 7. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 59/P Tahun 2011; 8. Instruksi Presiden Nomor 17 Tahun 2011 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2012; MEMUTUS1CAN : Menetapkan : PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA TENTANG PEDOMAN PENERAPAN AKUNTABILITAS KEUANGAN BADAN USAHA MILIK NEGARA. Pasal 1 (1) Badan Usaha Milik Negara yang selanjutnya disebut BUMN wajib menerapkan akuntabilitas dalam perencanaan, pengelolaan dan monitoring serta pelaporan keuangan perusahaan dengan berpedoman pada Pedoman Penerapan Akuntabilitas Keuangan BUMN sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini. (2) Direksi dapat mengatur lebih lanjut sistem Akuntabilitas Keuangan di masing-masing BUMN dengan berpedoman pada Peraturan Menteri ini. Pasal 2 (1) Terhadap BUMN terbuka (go public) berlaku ketentuan dalam Peraturan Menteri ini sepanjang tidak diatur lain dalam peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal. (2) Bagi BUMN yang bergerak pada sektor usaha tertentu, berlaku ketentuan dalam Peraturan Menteri ini sepanjang tidak diatur lain dalam peraturan perundang-undangan di bidang sektor usaha tertentu dimaksud. (3) Bagi Persero yang tidak semua sahamnya dimiliki oleh Negara, pemberlakuan Peraturan Menteri ini dikukuhkan dalam RUPS Persero yang bersangkutan, atau dengan mengadopsi secara langsung dalam peraturan internal perusahaan. (4) Bagi perseroan terbatas dengan kepemilikan saham Negara kurang dari 51% (lima puluh satu persen), dapat memberlakukan secara langsung Peraturan Menteri ini. Pasal 3

MENTERI BADAN USAI1A M1LIK NEGARA REPU BE I K IN DON ES I A -3- Pasal 3 Peraturan Menteri ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 27 Desember 2012 Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Rh m, MENTERI BADAN USAHA MILTK NEGARA ttd. Hambra NIP 19681010 199603 1 001 DAHLAN ISKAN

MENTERI RADAN tysalia MILIK NEGARA RI PUBLIK INDONESIA LAMPIRAN PERATURAN MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER-21/MBU/2012 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN AKUNTABILITAS KEUANGAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

MEN I'IRI BADAN USAIIA MILIK NEOARA BAB I PENDAHULUAN A. 1.TMUM Untuk mewujudkan akuntabilitas keuangan BUMN setiap kegiatan dalam pengelolaan perusahaan hams berorientasi pada peningkatan kinerja perusahaan dengan tetap memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan tersebut, pengelolaan keuangan BUMN harus dilakukan menerapkan prinsip-prinsip: I. Dapat dipertanggungjawabkan (Responsibility). 2. Pertanggungjawaban atas pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik. 3. Transparansi (Transparency). 4. Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada pemangku kepentingan/stakeholders BUMN berdasarkan pertimbangan bahwa stakeholders BUMN memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban BUMN dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang-undangan. 5. Proporsional. Hal-hal yang dilaporkan hams proporsional dengan lingkup kewenangan dan tanggung jawab masing-masing dan memuat baik kegagalan maupun keberhasilan. 6. Komprehensif. Laporan harus memuat segala hal yang penting dan relevan bagi pengambilan keputusan. 7. Kepatuhan pada Peraturan Perundang-undangan. Laporan memuat materi-materi yang diwajibkan ketentuan perundang-undangan. Selain itu, Instruksi Presiden Nomor 17 Tahun 2011 mengamanahkan perlunya menyusun pedoman tentang Akuntabilitas Keuangan BUMN dalam rangka program Prioritas Pembangunan Nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahum 2012-2012 dan Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2012, mengingat BUMN adalah sebagai salah satu unsur penggerak perekonomian nasional. Sehubungan dengan hal tersebut, dipandang perlu untuk disusun pedoman mengenai penerapan akuntabilitas keuangan BUMN dimaksud. B. MAKSUD DAN TUJUAN 1. Maksud Sebagai pedoman dalam penerapan akuntabilitas keuangan BUMN. 2. Tujuan Untuk lebih menumbuhkan kepercayaan masyarakat kepada BUMN dan peningkatan akuntabilitas pengelolaan keuangan. C. RUANG LINGKUP Ruang lingkup pedoman Akuntabilitas Keuangan BUMN ini meliputi : 1. Akuntabilitas dalam kegiatan perencanaan keuangan BUMN; 2. Akuntabilitas dalam kegiatan pengelolaan dan monitoring keuangan BUMN; dan 3. Akuntabilitas dalam kegiatan pelaporan pengelolaan keuangan BUMN.A

MPNTE RI BADAN USAFIA ZIILIK N LtiARA REPI1131.1K INDONESIA D. PENGERTIAN Dalam pedoman ini yang dimaksud dengan: 1. Akuntabilitas Keuangan BUMN adalah perwujudan kewajiban organ Badan Usaha Milik Negara guna mempertanggungjawabkan setiap kegiatan dalam pengelolaan perusahaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 2. Badan Usaha Milik Negara yang selanjutnya disebut BUMN, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan Negara yang dipisahkan. 3. Perusahaan Perseroan, yang selanjutnya disebut Persero, adalah BUMN yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51% (lima puluh sate persen) sahamnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia yang tujuan utamanya mengejar keuntungan. 4. Perusahaan Umum, yang selanjutnya disebut Perum, adalah BUMN yang seluruh modalnya dimiliki negara dan tidak terbagi atas saham, yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan sekaligus mengejar keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan. 5. Menteri adalah menteri yang ditunjuk dan/atau diberi kuasa untuk mewakili Pemerintah selaku rapat umum pemegang saham dalam hal seluruh modal Persero dimiliki negara dan sebagai pemegang saham pada Persero dalam hal sebagian modal Persero dimiliki oleh negara, serta sebagai pemilik modal pada Perum dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan. 6. Rapat Umum Pemegang Saham, yang selanjutnya disebut RUPS, adalah organ Persero yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi dan Dewan Komisaris dalam batas yang ditentukan dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 dan/atau Anggaran Dasar. 7. Direksi adalah organ BUMN yang bertanggung jawab atas pengurusan BUMN untuk kepentingan dan tujuan BUMN, serta mewakili BUMN baik di dalam maupun di luar pengadilan. 8. Dewan Komisaris adalah organ Persero yang bertugas melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi dalam menjalankan kegiatan pengurusan Persero. 9. Dewan Pengawas adalah organ Perum yang bertugas melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi dalam menjalankan kegiatan pengurusan Perum.4 2

MENTERI BADAN USAIIA MILK NEOARA REPliBLIK INDONESIA BAB H AKUNTABILITAS DALAM KEGIATAN PERENCANAAN KEUANGAN BUMN A. PRINSIP-PRINSIP PERENCANAAN KEUANGAN BUMN Setiap perencanaan keuangan BUMN menerapkan prinsip-prinsip : 1. Spesifik/Orientasi Hasil Kegiatan harus menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan, bukan cara pencapaiannya. 2. Terukur (Measureable) Kegiatan harus terukur dan dapat dipastikan waktu dan tingkat pencapaiannya. 3. Optimis namun dapat dicapai (Aggressive But Attainable) Kegiatan hams dijadikan standar keberhasilan, sehingga harus cukup menantang namun masih dalam ruang tingkat keberhasilannya. 4. Batasan waktu yang jelas (Time Bound) Kegiatan hams dapat direalisasikan dalam kurun waktu yang ditentukan. B. TANGGUNG JAWAB ORGAN DALAM PERENCANAAN KEUANGAN BUMN 1. Direksi wajib menyusun rencana keuangan BUMN dengan menerapkan prinsipprinsip perencanaan keuangan. 2. Rencana keuangan sebagaimana dimaksud, disusun sebagai bagian dari perencanaan perusahaan yang meliputi : a. Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP); dan b. Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP). 3. Pelaksanaan penyusunan, muatan materi, dan proses pengesahan RJPP dan RKAP, dilakukan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan serta anggaran dasar BUMN. 4. Direksi, Dewan Komisaris/Dewan Pengawas, dan RUPS/Menteri melaksanakan tanggung jawab dalam perencanaan keuangan BUMN sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan serta anggaran dasar BUMN. 5. Direksi, Dewan Komisaris/Dewan Pengawas, Pemegang Saham/Pemilik Modal memastikan bahwa penyusunan rencana perusahaan terdapat kesinambungan dan RKAP merupakan penjabaran dari RJPP. 6. Perubahan terhadap RKAP, dapat dilakukan dengan ketentuan : a. terdapat kondisi sebagai berikut: 1) perubahan asumsi yang signifikan di luar kendali manajemen; 2) terdapat tambahan rencana kerja sesuai kebutuhan perusahaan; 3) berdasarkan penugasan/kebijakan Pemegang Saham/Pemilik Modal dan/atau penugasan/kebijakan Pemerintah; b. tata cara penetapan/pengesahan perubahan RKAP dilakukan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan serta anggaran dasar. 3

MENTERI BADAN USAI IA Milli< NWARA C. ASPIRASI PEMEGANG SAHAMISHAREHOLDERS ASPIRATION 1. Pemegang Saham/Pemilik Modal menyampaikan secara tertulis kepada Direksi mengenai aspirasi Pemegang Saham/Pemilik Modal sebagai pedoman dalam penyusunan RKAP, yang sekurang-kurangnya terdiri atas a. asumsi-asumsi yang diperlukan dalam penyusunan RKAP; dan b. target-target yang hendak dicapai. 2. Aspirasi Pemegang Saham/Pemilik Modal tersebut disampaikan paling lambat akhir bulan Agustus tahun buku sebelumnya. D. PENYUSUNAN DAN PENETAPAN INDIKATOR PENCAPAIAN KINERJA/ KEY PERFORMANCE INDICATORS (KPI) 1. Direksi dan Dewan Komisaris/Dewan Pengawas menyusun KPI yang memuat targettarget sebagai indikator pengukuran penilaian atas keberhasilan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi dan Dewan Komisaris/Dewan Pengawas sesuai dengan kewenangan masing-masing. 2. Target-target dalam KPI Direksi tersebut sekurang-kurangnya sejalan dengan targettarget dalam RKAP yang disahkan. 3. KPI Dewan Komisaris/Dewan Pengawas tersebut disusun berdasarkan rencana kerja Dewan Komisaris/Dewan Pengawas dalam RKAP yang disahkan. 4. Pelaksanaan penyusunan, muatan materi, dan proses penetapan KPI, dilakukan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan serta anggaran dasar BUMN. 5. Perubahan terhadap KPI hanya dapat dilakukan dalam rangka penyesuaian dengan perubahan RKAP. 4

MENTERI RADAN USA' IA MILIK NI GARA BAB III AKUNTABILITAS DALAM KEGIATAN PENGELOLAAN DAN MONITORING KEUANGAN BUMN A. PRINSIP-PRINSIP PENGELOLAAN DAN MONITORING KEUANGAN BUMN Setiap pengelolaan Keuangan BUMN dilakukan dengan menerapkan prinsip-prinsip : 1. Kemandirian Setiap pengelolaan dan monitoring pengelolaan keuangan BUMN dilakukan secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. 2. Standar Kinerja Dalam pengelolaan, dan monitoring keuangan BUMN hams mempunyai standar kinerja masing-masing. 3. Efektif Kegiatan yang dilakukan terkait dengan pengelolaan dan monitoring keuangan BUMN hams dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan 4. Transparan Keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam pengelolaan dan monitoring keuangan BUMN. 5. Pengelolaan korporasi yang sehat Prinsip-prinsip yang mendasari suatu proses dan mekanisme pengelolaan dan monitoring berlandaskan pada ketentuan dan peraturan perundang-undangan serta etika berusaha. B. PENGELOLAAN DAN MONITORING KEUANGAN BUMN 1. Direksi melaksanakan pengelolaan keuangan BUMN berdasarkan prinsip-prinsip Akuntabilitas Keuangan BUMN. 2. Direksi menyusun sistem dan mekanisme pengelolaan keuangan BUMN berbasis korporasi meliputi antara lain penerapan sistem akuntansi, sistem pengadaan barang dan jasa, sistem penghapusan barang persediaan dan piutang. 3. Direksi menyusun sistem dan mekanisme pengawasan internal dan pengendalian internal. 4. Dewan Komisaris/Dewan Pengawas memonitor pengelolaan keuangan BUMN yang dilakukan oleh Direksi antara lain dengan melaksanakan kewajiban rapat koordinasi Komisaris/Dewan Pengawas dengan Direksi minimal 1 (satu) bulan sekali. 5. Dewan Komisaris/Dewan Pengawas memberikan saran dan nasihat atas pengelolaan keuangan BUMN oleh Direksi. 6. Direksi dan Dewan Komisaris/Dewan Pengawas memastikan bahwa pelaksanaan pengelolaan perusahaan sesuai dengan rencana perusahaan yang telah ditetapkan. 7. Direksi dan Dewan Komisaris/Dewan Pengawas wajib melaksanakan pengelolaan keuangan dan pengawasannya sesuai dengan tata kelola perusahaan yang baik, ketentuan dan peraturan perundang-undangan serta anggaran dasar.4 5

MENTEI HADAN USAIIA ILIK NEGARA BAB IV AKUNTABILITAS DALAM KEGIATAN PELAPORAN PENGELOLAAN KEUANGAN BUMN A. PRINSIP-PRINSIP PELAPORAN PENGELOLAAN KEUANGAN BUMN Dalam kegiatan pelaporan pengelolaan keuangan BUMN menerapkan prinsip-prinsip: 1. Dapat dipertanggungjawabkan (Responsibility) Pertanggungjawaban atas pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik. 2. Transparansi (Transparency) Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada pemangku kepentingan/stakeholders BUMN berdasarkan pertimbangan bahwa stakeholders BUMN memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban BUMN dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang-undangan. 3. Proporsional Hal-hal yang dilaporkan harus proporsional dengan lingkup kewenangan dan tanggung jawab masing-masing dan memuat baik kegagalan maupun keberhasilan. 4. Komprehensif Laporan harus memuat segala hal yang penting dan relevan bagi pengambilan keputusan. 5. Kepatuhan pada Peraturan Perundang-undangan Laporan memuat materi-materi yang diwajibkan ketentuan perundang-undangan. B. TANGGUNG JAWAB ORGAN DALAM KEGIATAN PELAPORAN PENGELOLAAN KEUANGAN BUMN 1. Direksi wajib menyusun laporan pengelolaan keuangan BUMN dengan menerapkan prinsip-prinsip laporan keuangan. 2. Dewan Komisaris/Dewan Pengawas menyusun laporan pelaksanaan pengawasan dan pemberian nasehat. 3. Pelaporan tersebut disusun sebagai bagian dari laporan manajemen/laporan perusahaan. 4. Jenis laporan, pelaksanaan penyusunan, muatan materi, dan proses persetujuan atas laporan manajemen/laporan perusahaan, dilakukan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan serta anggaran dasar BUMN. 5. Direksi, Dewan Komisaris/Dewan Pengawas, dan RUPS/Menteri melaksanakan tanggung jawab terhadap pelaporan keuangan BUMN sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan serta anggaran dasar BUMN tersebut. BAB V LAIN-LAIN Dewan Komisaris/Dewan Pengawas dan Direksi BUMN dilarang melakukan tindakan yang mempunyai benturan kepentingan (conflict of interest) dan mengambil keuntungan pribadi, dari pengambilan keputusan dan/atau pelaksanaan kegiatan BUMN yang bersangkutan, selain penghasilan yang sah.

MENTERI BADAN USAI IA MILK NEGARA BAB VI PENUTUP Pedoman ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Salinan sesuai dengan aslinya Kepa ukum, Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 27 Desember 2012 MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA ttd. DAHLAN ISKAN ambra NIP 19681010 199603 1 001 7