JURNAL INFORMATIKA PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM MONITORING PARAMETER TANAH BERBASIS JARINGAN SENSOR NIRKABEL. Ratna Susana

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL INFORMATIKA PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM MONITORING PARAMETER TANAH BERBASIS JARINGAN SENSOR NIRKABEL. Ratna Susana

BAB I PENDAHULUAN. real time atau pada saat itu juga. Didorong dari kebutuhan-kebutuhan realtime

I. PENDAHULUAN. Jaringan Sensor Nirkabel (JSN) merupakan kesatuan perangkat sensor untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pencemaran udara dapat mempengaruhi kesejahteraan manusia, baik secara

III. METODE PENELITIAN

SISTEM KEAMANAN PERUMAHAN MENGGUNAKAN METODE WIRELESS SENSOR NETWORK

Sistem Akuisisi Data 6 Channel Berbasis AVR ATMega dengan Menggunakan Bluetooth ABSTRAK

PENGUKURAN JANGKAUAN JARINGAN SENSOR NIRKABEL MULTIHOP PADA PEMANTAUAN SUHU DAN KELEMBABAN

SISTEM MONITORING KUALITAS AIR PADA KOLAM IKAN BERBASIS WIRELESS SENSOR NETWORK MENGGUNAKAN KOMUNIKASI ZIGBEE

MONITORING ELEKTROKARDIOGRAF MENGGUNAKAN TOPOLOGI MESH ELECTROCARDIOGRAPH MONITORING USING MESH TOPOLOGY

DATA LOGGER PARAMETER PANEL SURYA

RANCANG BANGUN ALAT PEMANTAU SUHU DAN KELEMBABAN UDARA YANG BERBASISKAN WIRELESS

APLIKASI ATMEGA 8535 DALAM PEMBUATAN ALAT UKUR BESAR SUDUT (DERAJAT)

Journal of Control and Network Systems

SISTEM KONTROL CATU DAYA, SUHU DAN KELEMBABAN UDARA BERBASIS ATMEGA 2560 PADA RUANG BUNKER SEISMOMETER

I. PENDAHULUAN. secara langsung melalui jaringan kabel[1,2]. Implementasi jaringan dengan

Perancangan Alat Peraga Papan Catur pada Layar Monitor. Samuel Setiawan /

PERANCANGAN SISTEM PENGIRIMAN DATA SENSOR ALTITUDE YANG TERPASANG PADA MIKROKONTROLER ARDUINO MENGGUNAKAN PROTOKOL XBEE

PERANCANGAN ALAT PENGUKUR KECEPATAN KENDARAAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER ATMEGA32 DAN MODUL BLUETOOTH DBM 01

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pada masing-masing node ditunjukkan pada tabel 4.1.

APLIKASI WEB EMBEDDED MICROCONTROLLER UNTUK PENGINFORMASIAN KONDISI LALU LINTAS BERUPA TULISAN MENGGUNAKAN WEB BROWSER MELALUI JARINGAN GPRS

Prototype Sistem Multi-Telemetri Wireless Untuk Mengukur Suhu Udara Berbasis Mikrokontroler ESP8266 Pada Greenhouse

Studi Level Daya Pada Perangkat Zigbee Untuk Kelayakan Aplikasi Realtime Monitoring

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi yang sangat besar untuk. meningkatkan pertumbuhan ekonomi di bidang industri pertanian.

Tampilan Pemakaian Bandwidth dari CC - Cutter Berbasis Web. Evan Satria Indrawila

III. METODE PENELITIAN. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. pengendali yang dapat diandalkan semakin meningkat yang kemudian. menghasilkan perkembangan baru dalam perancangannya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Sistem Monitoring Energi Lampu Penerangan Jalan Umum Berbasis Wireless Sensor Network dengan Topologi Mesh

ANALISIS PERFORMANSI TRANSMISI DATA PROTOKOL ZIGBEE (IEEE ) TERHADAP PENAMBAHAN JUMLAH CLIENT PADA WIRELESS SENSOR NETWORK

AKUISISI DATA PADA SLOT READER MENGGUNAKAN KOMPUTER UNTUK MEMONITOR

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. komputer. Data-data tersebut dikirimkan secara nirkabel dari node satu ke node

DAFTAR ISI BAB II. TINJAUAN PUSTAKA... 5

Wireless Sensor Network Untuk Pengumpulan Data Bergerak Pada Sistem Informasi Medis

BAB III PERANCANGAN SISTEM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

APLIKASI WEB EMBEDDED MICROCONTROLLER UNTUK PENGENDALIAN DAN PENGAMATAN JARAK JAUH MENGGUNAKAN WEB BROWSER PADA TELEPON SELULER MELALUI JARINGAN GPRS

RANCANG BANGUN PENGUKURAN KANDUNGAN AIR PADA KAYU BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. vegetasi dan material karena ulah manusia (man made). Sedangkan menurut

PEMANFAATAN JARINGAN SENSOR NIRKABEL UNTUK MEMANTAU KELEMBABAN TANAH PADA BUDIDAYA TANAMAN CABAI. Abstrak

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN

Rancang Bangun Alat Transmisi Data Temperatur Gunung Api Menggunakan Transceiver nrf24l01+

Perancangan dan Realisasi MIDI Drum Pad Menggunakan Mikrokontroler ATMega16. Design and Realization MIDI Drum Pad Using ATMega16 Microcontroller

BAB I PENDAHULUAN. penyakit saluran pernapasan atau pneumokoniosis yang merupakan penyakit

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PERINGATAN BENCANA KEBAKARAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI WIRELESS SENSOR NETWORK (WSN) BERBASIS ZIGBEE (IEEE

RANCANG BANGUN DATA AKUISISI TEMPERATUR 10 KANAL BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16

SISTEM PEMANTAUAN LINGKUNGAN BERBASIS WSN DENGAN LAJU SAMPLING YANG ADAPTIF

PENGUKURAN DAN PEMANTAUAN SUHU LINGKUNGAN PETERNAKAN AYAM BROILER DI DAERAH GIANYAR MELALUI SMS BERBASIS MIKROKONTOLER AVR ATMEGA16 Didik Setiawan

PROTOTYPE SISTEM KONTROL PINTU GARASI MENGGUNAKAN SMS

RANCANG BANGUN SISTEM TELEMETRI TEMPERATUR MULTICHANNEL MULTIBIT MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMega8535 DENGAN PEMROGRAMAN BORLAND DELPHI 7 TUGAS AKHIR

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan Secara Blok Diagram

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Implementasi dan Analisa Jaringan Wireless Sensor Untuk Monitoring Suhu, Kelembaban dan Kadar CO2 Pada Ruangan

BAB III METODE PENELITIAN. Perancangan komunikasi data terdiri dari beberapa node. Node dipasang sesuai

PERANCANGAN ALAT UKUR SUMBER AC/DC SECARA OTOMATIS

Wahana Fisika,1(1), Analisis Jangkauan Dan Baud Rate Transmisi Data Pada Sistem Telemetri Temperatur Berbasis Mikrokontroler

PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK SISTEM TELEMETRI SUHU, KELEMBABAN DAN GAS H 2 S PADA KAWAH GEOTHERMAL CANDI GEDONG SONGO MENGGUNAKAN JARINGAN Wi-Fi

Sistem Pengontrolan Distribusi Aliran Air dan Pemantauan Temperatur Air Berbasis Android Smartphone

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

Sistem Monitoring Tinggi Muka Air Sungai Terpasang di seluruh Kaltim dengan Pusat Monitor di Samarinda menggunakan komunikasi satelit RTU LOGGER

SISTEM OTOMATISASI PENGONTROLAN SUHU DAN CAHAYA BAGI TANAMAN HIDROPONIK

REALISASI ALAT PERAGA UNTUK MEMANTAU CUACA. Ananta Leska Saputra /

APLIKASI WIROBOT X80 UNTUK MENGUKUR LEBAR DAN TINGGI BENDA. Disusun Oleh: Mulyadi Menas Chiaki. Nrp :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

APLIKASI BLUETOOTH SEBAGAI INTERFACING KENDALI MULTI- OUTPUT PADA SMART HOME

APLIKASI IOT UNTUK PROTOTIPE PENGENDALI PERALATAN ELEKTRONIK RUMAH TANGGA BERBASIS ESP

I. PENDAHULUAN. Salah satu peralatan yang sangat penting pada bagian distribusi yaitu

Realisasi Perangkat Pemungutan Suara Nirkabel Berbasis Mikrokontroler

TEMPAT JEMURAN DINDING OTOMATIS MENGGUNAKAN SENSOR HUJAN BERBASIS MIKROKONTROLER DAN INFORMASI DIKIRIMKAN MENGGUNAKAN FASILITAS SMS

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

DESAIN TOPOLOGI KOMUNIKASI WIRELESS SENSOR NETWORK (WSN) PADA APLIKASI SISTEM STRUCTURAL HEALTH MONITORING (SHM) JEMBATAN ABSTRAK

PERANGKAT PENGONTROL RUMAH KACA BERBASIS MIKROKONTROLER. Wisnu Panjipratama / Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Teknik,

II. TEORI PENUNJANG II.1 Wireless Sensor Network (WSN) Wireless Sensor Network merupakan suatu jaringan

PROTOTYPE EARLY WARNING SYSTEM DAN PEMANTAU KETINGGIAN AIR LAUT

SISTEM PENCATATAN PENGGUNAAN AIR BERBASIS WEMOS D1 MINI MELALUI PONSEL PINTAR ANDROID DENGAN KONEKSI WIFI

SISTEM PELACAKAN KEBERADAAN LOKASI KENDARAAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16 MELALUI LAYANAN SMS. Disusun Oleh : Nama : Indra Pratama Nrp :

Sistem Pengaturan Stimulus Frekuensi Audio, Suhu dan Kelembaban pada Tanaman Dengan Berbasis Mikrokontroler MCS-51. Stefanus Julianto/

BAB III RANCANG BANGUN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pengujian minimum sistem ditunjukkan pada tabel 4.1.

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI TELMETRI SUHU BERBASIS ARDUINO UNO

PERANCANGAN PROTOTIPE REAL TIME MONITORING BEBAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 20 KV BERBASIS MIKROKONTROLER

DESAIN DAN IMPLEMENTASI KONTROL ROBOT JARAK JAUH DENGAN KOMUNIKASI WIFI

2 METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2015 hingga Oktober 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

OPTIMASI PARAMETER PARAMETER LAPISAN FISIK UNTUK EFISIENSI ENERGI PADA JARINGAN SENSOR NIRKABEL

PERANCANGAN DAN REALISASI APLIKASI SOFTPHONE PADA JARINGAN VOIP BERBASIS SIP UNTUK SMARTPHONE ANDROID

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat lunak yaitu dengan studi pustaka. Dengan cara ini penulis berusaha

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI ONLINE PENGGUNAAN DAYA LISTRIK DAN PEMUTUSAN LISTRIK JARAK JAUH

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan merancang beberapa node yang akan

IMPLEMENTASI ZIGBEE IEEE UNTUK PEMANTAUAN SUHU DAN KELEMBABAN UDARA

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

DESAIN DAN IMPLEMENTASI PENGIRIMAN DATA POSISI QUADCOPTER DENGAN GPS KE GROUND STATION

SEMINAR TUGAS AKHIR PERANCANGAN SISTEM KOMUNIKASI DATA PADA MARITIM BUOY WEATHER UNTUK MENDUKUNG KESELAMATAN TRANSPORTASI LAUT

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi data telah menjadi layanan utama pada sistem telekomunikasi.

PROTOTYPE KEBAKARAN HUTAN MENGGUNAKAN MODEL WARNA CMY DAN CMYK

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

KUALITAS LAYANAN DAN DATA PADA JARINGAN NIRKABEL ZIGBEE/XBEE BERDASARKAN JARAK DAN CUACA NASKAH PUBLIKASI

Transkripsi:

PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM MONITORING PARAMETER TANAH BERBASIS JARINGAN SENSOR NIRKABEL Ratna Susana Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Nasional Bandung ABSTRAK Kualitas tanah, dari segi agriculture (pertanian) dapat diketahui melalui pengukuran parameter tanah. Untuk mendapatkan informasi kondisi lingkungan tanah yang mendekati kondisi sebenarnya, diperlukan pengukuran parameter tanah pada sejumlah titik dan dilakukan secara kontinyu. Hal ini dapat dilakukan dengan mengembangkan suatu sistem berbasis jaringan sensor nirkabel (JSN), sehingga informasi data sensor yang tersebar dapat dimonitor. Penelitian ini mengembangkan prototype sistem monitoring parameter tanah berbasis JSN, khususnya untuk monitoring suhu dan kelembaban tanah. Sistem terdiri dari 3 sensor node, 1 concentrator node dan 1 master station. Sensor node berfungsi mengambil data sensor kemudian mengirimkannya dalam bentuk paket data ke concentrator node secara nirkabel melalui modul Xbee-PRO RF. Concentrator node menerima data dari sensor node, kemudian mengirimkannya ke master station dalam format SMS. Pengiriman data secara nirkabel menggunakan RF modul dapat diandalkan, karena dari pengujian kualitas jaringan, dalam hal proses penerimaan data, diperoleh hasil bahwa dari 50 paket data yang dikirimkan, lebih dari 95% paket data dapat diterima dengan baik. Sensor suhu memiliki perubahan yang linier dengan rata-rata error sebesar 1,13 0 C, dan sensor kelembaban telah bekerja sesuai konsep dasar rangkaian pembagi tegangan yang digunakan. Kata kunci : sensor node, concentrator node, jaringan sensor nirkabel, Xbee-PRO RF. ABSTRACT Soil quality, it can be seen in terms of agriculture, among others, can be determined by measuring parameters. To obtain information that soil environmental conditions close to actual conditions necessary measurements at spots and be done continuously. This can be done by developing a system based on wireless sensor network (WSN), so that the information of scattered sensor data can be monitored remotely. This study developed a prototype of soil parameters monitoring system based WSN, especially for monitoring temperature and soil moisture. The system consists of three sensor nodes, 1 concentrator nodes and 1 master station. Sensor nodes serve to retrieve sensor data and then sends it in the form of data packets to the concentrator node by wireless via XBee-PRO RF module. Concentrator node receives data from the sensor node, then sends it to the master station in the format of SMS. Wireless data transmission using RF module can be reliable, because of network quality testing, in terms of the process of receiving data, to obtained results that 50 packets of data transmitted more than 95% of data packets can be received well. The temperature sensor has a linear change with an average error of 1.13 0 C, and the soil moisture sensor works in accordance with the basic concept of a voltage divider circuit is used. Keywords : sensor nodes, concentrator node, wireless sensor network, XBee-PRO No.2, Vol. 4, Mei Agustus 2013 ISSN: 2087 5266 1

PENDAHULUAN Parameter fisik tanah merupakan hal yang penting, yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Dalam bidang pertanian, hasil pengukuran parameter tanah antara lain diperlukan untuk pencegahan terhadap hama penyakit, memperkirakan tumbuhan apa yang akan ditanam dan meminimalisir kerugian hasil pertanian. Itulah sebabnya informasi parameter tanah yang lengkap dan tepat diperlukan untuk menjamin kelangsungan hidup tanaman. Untuk mendapatkan informasi mengenai kondisi lingkungan tanah yang mendekati kondisi yang sebenarnya diperlukan pengukuran pada sejumlah titik yang tersebar dan dilakukan secara kontinyu. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan sistem jaringan sensor yang sedang berkembang pada saat ini. Jaringan sensor dapat dikembangkan lagi menjadi sistem jaringan sensor nirkabel, teknologi ini dapat menggantikan metoda pengumpulan data dengan kabel, sehingga monitoring kondisi tanah pada daerah terpencil, sulit di jangkau ataupun pada daerah blank spot dapat dilakukan. Berdasarkan hal tersebut, maka pada penelitian ini dikembangkan suatu prototipe sistem pemantauan jarak jauh berbasis jaringan sensor nirkabel (JSN). Diharapkan sistem yang dikembangkan mampu melakukan monitoring parameter tanah secara cepat, akurat dan tidak terbatas oleh jarak. Jaringan Sensor Nirkabel [1] Konsep dari suatu jaringan sensor nirkabel adalah berdasarkan fungsi sederhana berikut : Sensing+CPU+Radio = Thousand of potential applications Jaringan sensor nirkabel merupakan suatu jaringan sensor yang terdiri dari sensor node yang disebar pada beberapa titik, dan dapat melakukan komunikasi tanpa kabel. Secara umum jaringan sensor nirkabel terdiri dari sejumlah sensor node dan sebuah coordinator node /base station dengan struktur seperti gambar berikut: Koordinator/ Base station Gambar 1 Struktur umum jaringan sensor nirkabel (JSN) Seluruh informasi dikirimkan ke coordinator node/base station dari satu node sensor secara langsung atau direlay melalui node-node lain sebagai repeater di dalam satu jaringan. SENSOR NODE Sensor node merupakan bagian terpenting dalam suatu jaringan sensor nirkabel, karena dari sensor node inilah informasi data sensor dikumpulkan, dikonversikan ke dalam informasi digital, kemudian diolah dan dikirimkan sebagai data yang telah diproses. Blok dasar dari suatu sensor node dapat dilihat pada Gambar 2: Gambar 2 Blok dasar sensor node [2] Arsitektur Jaringan Sensor Ada 2 klasifikasi umum dari arsitektur jaringan sensor yaitu layered architecture dan clustered architecture. No.2, Vol. 4, Mei Agustus 2013 ISSN: 2087 5266 2

Layered Architecture [5] Suatu jaringan sensor dalam bentuk layered architecture terdiri dari sebuah base station dengan sejumlah node yang diatur berlapis-lapis seperti pada gambar 3. JURNAL INFORMATIKA Gambar 4 Clustered Architecture PERANCANGAN SISTEM Gambar 3 Layered Architecture Node di dalam setiap lapisan (layer) dibedakan berdasarkan jumlah lompatan komunikasi yang dibutuhkan oleh paketpaket informasi untuk mencapai base station. Pada arsitektur ini node pada satu lapisan akan menjadi repeater bagi nodenode pada lapisan di bawahnya. Clustered Architecture [5] Jaringan sensor dalam bentuk clustered architecture terdiri dari sebuah base station yang terhubung dengan sejumlah node yang berperan sebagai cluster head. Cluster head memiliki dua tugas, pertama adalah melakukan komunikasi dengan seluruh node yang ada di dalam kelompoknya, dan kedua adalah melakukan komunikasi ke luar dari kelompoknya yaitu dengan base station. Arsitektur ini dapat mengurangi terjadinya delay komunikasi seperti yang dapat terjadi pada layered architecture. Berikut ini adalah gambar dari konfigurasi clustered architecture. Sistem pada penelitian ini merupakan pengembangan dari modul primitif sensor pada umumnya, seperti blok diagram pada gambar 5. Gambar 5 Blok diagram modul sensor Dari modul primitif sensor tersebut dilakukan sejumlah pengembangan, menjadi sistem JSN. Adapun pengembangan yang dilakukan pada sistem ini adalah: Pada modul primitif sensor ditambahkan interface komunikasi. Penambahan modul concentrator node yang terpisah dari modul sensor node. Komunikasi data antar node sensor dengan concentrator node dilakukan secara nirkabel. Penggunaan modem GSM pada bagian concentrator node, agar jaringan yang terbentuk dapat lebih besar. Penambahan komputer sebagai master station sebagai server basis data. Perancangan prototipe sistem pemantauan yang dibuat pada penelitian ini berdasarkan ilustrasi sederhana seperti pada Gambar 6: No.2, Vol. 4, Mei Agustus 2013 ISSN: 2087 5266 3

Gambar 6 Ilustrasi sederhana arsitektur jaringan sensor nirkabel. Penelitian ini mengimplementasikan satu cluster JSN dengan satu concentrator node dan tiga sensor node dalam topologi star. Dengan perancangan dan implementasi prototipe sistem ini, diharapkan selanjutnya dapat dikembangkan membentuk jaringan sensor nirkabel seperti ilustrasi pada Gambar 6. Berikut ini adalah blok diagram sistem monitoring berbasis jaringan sensor nirkabel yang direalisasikan. Gambar 7 Deskripsi umum sistem seperti yang digambarkan pada blok diagram Gambar 7 dapat diuraikan sebagai berikut: Sensor node yang membentuk topologi star ini disebar pada beberapa titik yang masih berada pada jarak jangkauan transmisi Xbee-PRO RF. Sensor node selalu mengirimkan paket data menuju concentrator node. Pengiriman paket data pada concentrator node dapat dilakukan dalam 2 mode, secara langsung dan dengan menampung datanya terlebih dahulu. Adapun spesifikasi dari sistem secara keseluruhan adalah: Blok diagram sistem monitoring parameter tanah 1. Sistem bekerja secara wireless. 2. Sistem dengan satu cluster jaringan sensor nirkabel berbentuk PAN. 3. Sistem diimplementasikan dengan 3 sensor node dan 1 concentrator node. 4. Komunikasi bersifat point to point. 5. Transmisi data antara concentrator node dengan master station melalui koneksi GSM. 6. Jarak maksimum transmisi di luar ruangan antara 2 node, berdasarkan spesifikasi komponen Xbee-PRO yang dipakai adalah 1,5 km (line of sight). 7. Data sensor yang dikirimkan berbentuk paket data. No.2, Vol. 4, Mei Agustus 2013 ISSN: 2087 5266 4

8. Pengiriman paket data menuju master station berbasis SMS. REALISASI SISTEM JURNAL INFORMATIKA Realisasi Perangkat Keras Sistem Realisasi perangkat keras sistem dilakukan untuk modul sensor node dan concentrator node. Kedua modul ini dilengkapi dengan modul Xbee-PRO RF sebagai interface komunikasinya. Modul Sensor Node Komponen utama dari perangkat keras sensor node ini adalah : 1. Sensor suhu dan sensor kelembaban tanah. 2. Mikrokontroler ATMega16. 3. Modul RTC. 4. Display LCD. 5. Modul Xbee-PRO RF. Berikut adalah blok diagram perangkat keras modul sensor node: Gambar 9 Blok diagram modul concentrator node Realisasi Perangkat Lunak Sistem Perangkat lunak direalisasikan untuk bagian sensor node dan concentrator node. Modul Sensor Node Perangkat lunak pada bagian sensor node merupakan program yang dibuat untuk membaca data suhu dan kelembaban tanah, membaca data waktu serta mengirimkan keseluruhan data tersebut menuju concentrator node. Data yang dikirimkan disusun dalam satu paket data dengan format sebagai berikut: Gambar 8 Blok diagram modul sensor node Modul Consentrator Node Komponen utama modul concentrator node ini adalah : 1. Mikrokontroler ATMega16. 2. Switch ON/OFF. 3. IC Max232. 4. IC Max333. 5. Modul Xbee-PRO RF. 6. Modem GSM wavecom. Blok diagram perangkat keras yang direalisasikan adalah sebagai berikut: Gambar 10 Format paket data sensor Format data tersebut terdiri dari: < ( >, tanda kurung buka digunakan sebagai tanda awal paket data. <Node>, menunjukkan identitas sensor node yang mengirimkan paket data dan diakhiri tanda titik dua ( : ). < D1 >, merupakan data pengukuran suhu yang terdiri dari 2 byte. < D2 >, merupakan data pengukuran kelembaban yang terdiri dari 2 byte. No.2, Vol. 4, Mei Agustus 2013 ISSN: 2087 5266 5

< Waktu >, terdiri dari data jam, menit, detik. < Kalender >, terdiri dari data tanggal, bulan dan tahun. < ) >, tanda kurung tutup sebagai tanda akhir dari paket data. Paket data selalu diawali dengan tanda ( dan diakhiri dengan tanda ), sehingga satu paket data berjumlah 20 karakter/byte. 2 Gambar 11 berikut ini menunjukkan diagram alir dari perangkat lunak untuk modul sensor node. proses penerimaan data dari sensor node dan proses pengiriman data menuju master station. Program pada node ini dibuat dalam 2 mode yang dapat dipilih melalui switch. Gambar 12 menjelaskan diagram alir dari perangkat lunak modul concentrator node. Gambar 12 Diagram alir modul concentrator node PENGUJIAN DAN ANALISIS Gambar 11 Diagram alir modul sensor node Modul Concentrator Node Perangkat lunak concentrator node merupakan program untuk mengatur Pengujian dan analisis dilakukan untuk mengetahui sejauh mana sistem monitoring yang dikembangkan dapat bekerja dengan baik, sesuai dengan yang diharapkan, yaitu mendapatkan informasi parameter suhu dan kelembaban tanah yang tersebar secara cepat, akurat serta dapat diamati tanpa terbatas oleh jarak No.2, Vol. 4, Mei Agustus 2013 ISSN: 2087 5266 6

melalui jaringan GSM (tergantung operator yang digunakan). Pengujian dan Analisis Sensor Suhu dan Sensor Kelembaban Tanah Pengujian ini dimaksudkan untuk melihat kemampuan sensor dalam mendeteksi parameter suhu dan kelembaban tanah. Pengujian blok sensor suhu yang dilakukan bertujuan untuk membandingkan data suhu pada sistem yang dibuat dengan referensi dari alat ukur. Pengujian ini dilakukan dengan cara pendekatan sebagai berikut : terhadap suhu referensi dari alat ukur dengan jenis thermocouple. Pengujian blok sensor kelembaban dilakukan dengan cara pendekatan berikut: Gambar 15 Cara pengujian blok sensor kelembaban Pengujian ini dimaksudkan untuk melihat hubungan tegangan output sensor terhadap kelembaban tanah. Kelembaban tanah dikondisikan dengan menambahkan air ke dalam tanah. Hasil pengukuran dibandingkan dengan konsep dasar dari rangkaian sensor kelembaban yang dibuat. Gambar 13 Cara pengujian blok sensor suhu Hasil pengujian blok sensor suhu: suhu referensi ( 0 C) 70 60 50 40 30 20 10 0 Suhu Sensor Terhadap Referensi 0 10 20 30 40 50 60 70 suhu sensor/titik B ( 0 C) Gambar 14 Grafik suhu sensor terhadap suhu referensi Dari hasil pengujian di dapatkan output sensor suhu sistem yang linier Tabel 1 Data hasil pengukuran sensor kelembaban No. Volume air dalam tanah (ml) Titik Pengukuran B (Nilai A (V) Desimal) 1 0 1,90 53 2 100 2,60 72 3 200 2,78 77 4 300 2,87 80 5 400 2,98 82 6 500 3,08 86 7 600 3,16 88 8 700 3,25 90 9 800 3,26 90 10 900 3,30 91 11 1000 3,30 91 Dari hasil pengujian didapatkan hubungan bahwa besarnya kelembaban tanah sebanding dengan besarnya tegangan output sensor. Hal ini telah sesuai dengan konsep rangkaian pembagi tegangan yang digunakan sebagai rangkaian sensor kelembaban. No.2, Vol. 4, Mei Agustus 2013 ISSN: 2087 5266 7

Pengujian Kualitas Jaringan Pengujian dilakukan pada daerah Line of Sight (LOS). Pengujian dilakukan untuk beberapa posisi berikut: 1. Pengujian A, pada pengujian ini komunikasi pada kedua node secara vertikal. 4. Pengujian D, pada pengujian ini komunikasi dilakukan secara horizontal, dengan sensor node diputar 90 0 terhadap sumbunya, seperti gambar berikut : Gambar 16 Posisi sensor node pengujian A 2. Pengujian B, pada pengujian ini komunikasi antar 2 node dilakukan secara horizontal. Gambar 17 Posisi sensor node pengujian B 3. Pengujian C, komunikasi dilakukan secara horizontal, dengan sensor node diputar 45 0 terhadap sumbunya. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh posisi kemiringan terhadap node konsentrator. Gambar 18 Posisi sensor node pengujian C Gambar 19 Posisi sensor node pengujian D Dari keseluruhan posisi pengujian didapatkan estimasi kualitas jaringan, dengan melihat rasio ataupun persentase antara paket data yang diterima dengan baik terhadap paket data yang dikirimkan. Tabel 2 Persentase paket data valid pengujian A No. Paket data Paket data valid Jarak yang (m) Jumlah % dikirim 1 50 50 50 100 2 100 50 50 100 3 150 50 50 100 4 200 50 48 96 Tabel 3 Persentase paket data valid pengujian B No. Paket data valid Paket Jarak Jumlah data yang (m) (paket % dikirim data) 1 50 50 50 100 2 100 50 50 100 3 150 50 50 100 4 200 50 50 100 5 250 50 50 100 6 300 50 50 100 7 350 50 50 100 8 400 50 50 100 9 450 50 49 98 10 500 50 49 98 11 550 50 48 96 12 600 50 49 98 No.2, Vol. 4, Mei Agustus 2013 ISSN: 2087 5266 8

Tabel 4 No. Jarak (m) Persentase paket data valid pengujian C Paket data yang dikirim Paket data valid Jumlah (paket data) 1 50 50 50 100 2 100 50 50 100 3 150 50 50 100 4 200 50 50 100 5 250 50 50 100 6 300 50 49 98 7 350 50 50 100 8 400 50 49 98 9 450 50 49 98 10 500 50 47 94 11 550 50 45 90 12 600 50 43 86 % saling berhadapan pada pengujian B merupakan posisi yang paling optimum. Pengujian Dan Analisis Keseluruhan Sistem Pada pengujian ini sistem diintegrasikan secara keseluruhan dan paket data dikirimkan menggunakan format SMS ke komputer master station. Pengujian dilakukan dengan skenario pendekatan seperti pada gambar 20. Tabel 5 Persentase paket data valid pengujian D No. Jarak (m) Paket data yang dikirim Paket data valid Jumlah (paket data) 1 50 50 50 100 2 100 50 50 100 3 150 50 50 100 4 200 50 49 98 5 250 50 49 98 6 300 50 49 98 7 350 50 48 96 8 400 50 43 86 9 450 50 33 66 Dari keseluruhan hasil pengujian kualitas jaringan untuk penerimaan paket data valid, maka pengujian dengan posisi % Gambar 20 Pengujian keseluruhan node sistem pada daerah LOS Keempat node diletakkan membentuk bidang seperti pada Gambar 21, dengan jarak antar node yang diubahubah dari 50 m sampai 350 m. Berikut adalah hasil pengujian dari keseluruhan node sistem pada daerah LOS. Tabel 6 Persentase paket data valid keseluruhan node sistem pada daerah LOS Jarak (m) Paket data dari masing-masing node sensor Paket data valid Dari Node A Dari Node B Dari Node C Jumlah % Jumlah % Jumlah % 50 50 50 100 50 100 50 100 100 50 50 100 50 100 50 100 150 50 49 98 50 100 50 100 200 50 50 100 50 100 50 100 250 50 49 98 50 100 49 98 300 50 49 98 49 98 47 94 350 50 49 98 50 100 49 98 No.2, Vol. 4, Mei Agustus 2013 ISSN: 2087 5266 9

Pengujian Pengiriman Data Pengujian ini dilakukan untuk melihat data yang dikirimkan dari sensor node dengan data yang diterima pada master station. Hasil pengujian dapat dilihat melalui tampilan LCD pada sensor node sebagai pengirim, kemudian hasil pada bagian penerima ditampilkan melalui hyperterminal dari komputer master station. Paket data yang diterima pada hyperterminal master staion merupakan format teks SMS. Berikut adalah hasil pengujian yang telah dilakukan. Gambar 21 Hasil pengujian pengiriman data Analisis Kapasitas Memori Data Logger Memori data yang digunakan pada concentrator node adalah memori internal dari mikrokontroler ATMega16 yang digunakan. Kapasitas memori internal ini adalah 512 byte. Sementara paket data sesuai format pada Gambar 11 berjumlah 20 byte. Paket data pada memori dibatasi hanya untuk 24 paket data, hal ini berhubungan dengan kemampuan modem GSM dalam mengirimkan karakter dalam satu kali SMS. Dalam satu kali SMS jumlah karakter yang dapat dikirimkan adalah 160 karakter, maka paket data yang dapat dikirimkan dalam satu kali SMS adalah 8 paket data. Sehingga jika jumlah paket data pada memori dibatasi hanya sebanyak 24 paket data, maka seluruh paket data tersebut dapat dikirimkan dengan 3 kali SMS. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari keseluruhan tahapan yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan berikut: 1. Blok sensor suhu dan kelembaban tanah telah berfungsi dengan baik, karena mampu bekerja sesuai dengan yang diinginkan. Sensor suhu bersifat linier terhadap suhu dari referensi, serta memiliki rata-rata error antara temperatur pada sistem dengan temperatur pada alat ukur sebesar 1,13 0 C. Sedangkan untuk sensor kelembaban, semakin lembab tanah, semakin bertambah nilai tegangan output sensor, sesuai dengan konsep dasar rangkaian sensor yang digunakan. No.2, Vol. 4, Mei Agustus 2013 ISSN: 2087 5266 10

2. Pada daerah LOS, komunikasi data dapat berlangsung dalam jarak yang cukup jauh. Posisi node pada pengujian B adalah posisi yang paling optimum. Namun untuk posisi lainnya masih cukup baik untuk jarak-jarak tertentu. 3. Dari keseluruhan pengujian pengiriman paket data, maka posisi modul RF dan jarak antara 2 modul RF akan mempengaruhi kualitas jaringan dalam hal penerimaan paket data. 4. Pengujian untuk pengiriman data dapat dilakukan dengan baik, karena sistem sudah dapat mengirimkan data sensor dari sensor node sampai ke master station melalui \ dalam format SMS. 5. Dengan kapasitas memori data sebesar 512 byte, maka paket pengiriman seluruh isi memori ini dapat dilakukan dalam 3 kali SMS. Saran 1. Untuk pengukuran yang memerlukan jarak yang cukup jauh, dengan jarak pengukuran di luar jarak jangkauan dari modul RF yang digunakan, dapat diatasi dengan membuat sistem jaringan secara multihop. Namun dengan sistem ini perlu diperhatikan pula masalah delay yang akan terjadi. 2. Pada sistem yang dikembangkan ini paket data baru ditampilkan pada hyperterminal, sehingga untuk mempermudah melihat informasi datanya perlu ditambahkan program aplikasi untuk tampilan data pada komputer master station. DAFTAR PUSTAKA 1. Chris Town, S., dan Steven, A. 2004. Wireless Sensor Network, Principle and Application. MicroStrain Inc. Chapter 22. 439 488. 2. Casias, J.F. 2007. Performance of Wireless Unattended Sensor Networks In Maritime Applications. Master s Thesis. Naval Postgraduate school. Monterey. California. 3. Holger, K. 2005. Protocols and Architectures for wireless Sensor Network. John Wiley and Sons. Canada 4. Jason, L. 2003. System Architecture for Wireless Sensor Network, Dissertation. University of California. Berkeley. 5. Mark E. Tingle. 2005. Performance Evaluation of Prototyped Wireless Ground Sensor Network. Master s Thesis. Naval Postgraduate school. Monterey. California. 6. Sawant, R.P. 2007. Wireless Sensor Network Testbed : Measurement and Analysis. Thesis. The University of Texas at Arlington. 7. Valada, A., Kohanbash,D., dan Kantor, G. 2010. Designed Development of A Wireless Sensor Network System for Precision Agriculture, Carnegie Mellon University, Pensylvania No.2, Vol. 4, Mei Agustus 2013 ISSN: 2087 5266 11