KEMITRAAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DENGAN KEPALA DESA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH KEMITRAAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DAN KEPALA DESA TERHADAP PERENCANAAN PEMBANGUNAN PEREKONOMIAN DESA TAHUN

Keywords: partnership, chief of village, body consultative of village, village regulation.

BAB I PENDAHULUAN. atau rakyat sebagai pusat perhatian dan sasaran sekaligus pelaku utama dalam

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 13 TAHUN 2007 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2013 SERI A NOMOR 24

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,

BUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 3 Tahun : 2013

PERATURAN DESA KRASAK NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG. RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA ( RKP Desa ) TAHUN 2015

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF DAERAH

WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 14 TAHUN 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG TATA LAKSANA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

I. PENDAHULUAN. dilakukan langsung oleh pemerintah pusat yang disebar ke seluruh wilayah

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GROBOGAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DESA SUKAMUKTI NOMOR : 02 TAHUN 2011 T E N T A N G RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA

PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya pemerintahan orde baru telah mengubah dasar-dasar

BUPATI KONAWE SELATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KONAWE SELATAN NOMOR : 01 TAHUN 2016

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 09 TAHUN 2008 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA/KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PELEMBAGAAN PARTISIPASI MASYARAKAT DESA MELALUI PEMBANGUNAN BKM

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

PRAKTEK KEKUASAAN ELIT POLITIK DALAM DEMOKRASI (SUATU STUDI KASUS PENYUSUSUNAN PERATURAN DESA OLEH BPD DESA SUM TAHUN 2015)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

PERATURAN DESA SINDANGLAYA KECAMATAN CIPANAS KABUPATEN CIANJUR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DESA (RKP DESA) TAHUN 2015

BAB I KETENTUAN UMUM

BAB 1 PENDAHULUAN. sumbangan besar dalam menciptakan stabilitas nasional. Pembangunan desa adalah

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO

BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN LAMONGAN TAHUN ANGGARAN 2015

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085

Keyword: implementation of partnership program, government, community, environmental planning community-based settlement (PLP BK)

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sistem pemerintahan yang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 4 Tahun : 2006 Seri : E

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UPAYA KEPALA DESA UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN DESA (Studi di Desa Bareng Kecamatan Bareng Kabupaten Jombang)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 9 TAHUN 2007 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 3

PEMERINTAH KABUPATEN SIAK KECAMATAN BUNGARAYA DESA BUNGARAYA

RKPD Tahun 2015 Pendahuluan I -1

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG KERJA SAMA DESA

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN

MEMBANGUN DAN MEMBERDAYAKAN DESA MELALUI UNDANG-UNDANG DESA Oleh : Mardisontori, LLM *

PEMERINTAH KABUPATEN KLATEN KECAMATAN WEDI DESA SUKOREJO PERATURAN DESA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DESA TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA (RPJM DESA) TAHUN Des Nunuk Baru Kecamatan Maja Kabupaten Majalengka

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 5 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG

KEPALA DESA RANTAU JAYA UDIK KABUPATEN LAMPUNG TIMUR PERATURAN DESA RANTAU JAYA UDIK NOMOR 3 TAHUN 2016

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2007 NOMOR 3 LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

KABUPATEN CIANJUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIANJUR NOMOR 08 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAANN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN CIANJUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN UMUM PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DESA KAJARTENGGULI KABUPATEN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Desa merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. berwenang menetapkan dokumen perencanaan. Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN 2004) yang kemudian

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG KERJASAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA,

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

KEPALA DESA WONGSOREJO KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN DESA WONGSOREJO KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI

BUPATI BANDUNG PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 60 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI SUKAMARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 02 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

KEPALA DESA MENES KECAMATAN MENES KABUPATEN PANDEGLANG PERATURAN DESA MENES NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara Republik Indonesia sebagai Negara Kesatuan menganut asas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN

Transkripsi:

KEMITRAAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DENGAN KEPALA DESA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Studi Kasus di Desa Sumber Ngepoh Kecamatan Lawang Kabupaten Malang) Hasyemi Rafsanzani, Bambang Supriyono, Suwondo Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang E-mail: emirafsanzani@yahoo.co.id Abstract: Partnership Institute for Village Empowerment (LPMD) with the Headman on Village Development Planning. This research was conducted on the basis of aspiration has not been optimally on the process of development planning. That aspiration can fit well then it takes a village Community Empowerment (LPMD) that serves as a container for the community in the development process as well as the role of the village chief as the leader of the Government in the construction of villages and construction of the village community. Focus this research is how partnership between empowerment organization villagers (LPMD) with the village chief in planning through Musrenbang mechanism. The research concluded that in implementation of development planning village needed partnership either between empowerment organization villagers (LPMD) with the village chief having regard priority society the agreed the planned can be done according to need society. Keywords: partnership, planning village development Abstrak: Kemitraan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) dengan Kepala Desa Dalam Perencanaan Pembangunan Desa. Penelitian ini dilakukan atas dasar belum tersalurkannya aspirasi masyarakat secara optimal pada proses perencanaan pembangunan. Agar aspirasi masyarakat dapat ditampung dengan baik maka dibutuhkan suatu Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) yang berfungsi sebagai wadah bagi masyarakat serta adanya peran dari Kepala Desa sebagai pemimpin penyelenggaraan pemerintahan desa dalam pembangunan dan pembinaan masyarakat desa. Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kemitraan antara Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) dengan Kepala Desa dalam perencanaan pembangunan melalui mekanisme Musrenbang. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa dalam pelaksanaan perencanaan pembangunan desa dibutuhkan kemitraan yang baik antara Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) dengan Kepala Desa dengan memperhatikan prioritas masyarakat yang telah disepakati agar pembangunan yang direncanakan dapat terlaksana sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Kata kunci: kemitraan, perencanaan pembangunan desa Pendahuluan Pembangunan merupakan salah satu wujud dari kemauan dan kemampuan suatu Negara untuk dapat lebih berkembang ke arah yang lebih baik. Pembangunan nasional pada hakikatnya bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Paradigma pembangunan yang berpusat pada rakyat, memusatkan masyarakat atau rakyat sebagai pusat perhatian dan sasaran sekaligus pelaku utama dalam pembangunan. Tujuan pembangunan yang paling hakiki adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Dalam upaya melaksanakan pembangunan diperlukan adanya perencanaan pembangunan untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai. Oleh karena itu, keberhasilan di dalam melaksanakan pembangunan tidak lepas dari adanya suatu perencanaan pembangunan. Mekanisme perencanaan pembangunan di Indonesia pada dasarnya merupakan hasil perencanaan dari bawah ke atas dan dari atas ke bawah (bottom up and top down Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 4, Hal. 67-72 67

planning). Dari bawah di mulai dari tingkat desa/kelurahan, ke kecamatan, ke kota/ kabupaten, ke provinsi sampai ke tingkat nasional. Sedangkan dari atas mulai dari pusat ke daerah sampai ke tingkat desa. Jika dilihat pada perencanaan pembangunan yang ada di desa Sumber Ngepoh, tingkat partisipasi masyarakat di desa sangat rendah, sehingga hasil pembangunan tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan di desa. Maka untuk mendukung keberhasilan pembangunan diperlukan adanya kemitraan antara lembaga kemasyarakatan yaitu Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) yang berfungsi sebagai wadah partisipasi masyarakat dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan dengan Kepala Desa yang secara umum mengawasi perencanaan pembangunan desa. Sehingga rumusan masalah yang diangkat yaitu: 1. Bagaimana kemitraan Lembaga Pemberdayaan masyarakat Desa (LPMD) dengan Kepala Desa dalam perencanaan pembangunan desa? 2. Bagaimana proses perencanaan pembangunan melalui mekanisme Musrenbang? serta 3. Apa saja hasil dan manfaat yang ditimbulkan dari adanya perencanaan pembangunan? Tinjauan Pustaka A. Kemitraan Kemitraan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah perihal hubungan (jalinan kerjasama) sebagai mitra (Tim Penyusun, 1996). Sulistiyani (2004, h.130) menjelaskan bahwa pola dari kemitraan dikembangkan berdasarkan dunia organisasi, yaitu: Pseudo partnership atau kemitraan semu, Mutualism Partnership, Conjugation Partnership. B. Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu proses penyelenggaraan pembangunan yang bertumpu pada beberapa elemen masyarakat serta peningkatan kemampuan masyarakat. Menurut Chamber (1995) dalam Ginanjar (1996, h.142), bahwa pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial. Konsep mencerminkan paradigma baru pembangunan, yakni yang bersifat pembangunan yang berpusat pada manusia, pembangunan partisipatoris, pemberdayaan dan berkelanjutan people cebtered, development participatory, empowering and sustainable. C. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) merupakan lembaga mitra pemerintah desa dan kelurahan dalam aspek perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian pembangunan yang bertumpu pada masyarakat. Terbentuknya Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) sesuai dengan kebutuhan dan prakarsa masyarakat. LPMD berkedudukan di Desa, dan merupakan Lembaga masyarakat yang bersifat lokal dan berdiri sendiri Dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Bagian Keempat Pasal 211 ayat 2, pemerintah menetapkan Lembaga Kemasyarakatan sebagaimana dimaksud ayat 1 bertugas membantu Pemerintah Desa dan merupakan mitra dalam memberdayakan masyarakat desa. D. Pemerintahan Desa Pemerintahan Desa merupakan lembaga perpanjangan pemerintah pusat memiliki peran yang strategis dalam pengaturan masyarakat desa/kelurahan dan keberhasilan pembangunan nasional. Menurut PP Nomor 72 Tahun 2005 pasal 1, Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. E. Perencanaan Pembangunan Perencanaan merupakan kegiatan dari pembangunan yang paling utama, karena perencanaan menentukan arah, prioritas, dan strategi pembangunan. Perencanaan digunakan untuk membuat segala kegiatan dalam suatu program atau kegiatan dapat tersusun Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 4, Hal. 67-72 68

secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga pencapaian tujuan dapat terealisasikan. Menurut Tjokroamidjojo (1987, h.12) perencanaan pembangunan, yaitu: a. Perencanaan dalam arti seluas-luasnya tidak lain adalah suatu proses mempersiapkan secara sistematis kegiatankegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. b. Perencanaan adalah suatu cara bagaimana mencapai tujuan sebaik-baiknya (maximum output) dengan sumbersumber yang ada supaya lebih efisien dan efektif. c. Perencanaan adalah penentuan tujuan yang akan dicapai atau yang dilakukan, bagaimana, bilamana, dan oleh siapa Metode Pemelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dengan wawancara, pengamatan, dan dokumentasi. Analisis data dengan menggunakan model interaktif dari Miles dan Huberman (1992, h.16-19) yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Lokasi penelitian ini di Desa Sumber Ngepoh Kecamatan Lawang Kabupaten Malang, sedangkan yang menjadi situs dalam penelitian ini adalah Kantor Desa Sumber Ngepoh Kecamatan Lawang Kabupaten Malang. Dengan demikian yang menjadi fokus penelitian yaitu fokus pertama, Kemitraan LPMD dengan Kepala Desa dalam perencanaan pembangunan desa. Fokus kedua yaitu Proses Perencanaan Pembangunan melalui mekanisme musrenbang yang terdiri dari beberapa tahap, yaitu: 1) persiapan 2) pelaksanaan 3) pendataan kegiatan dan program 4) kesepakatan keputusan serta pihak-pihak terkait. Fokus ketiga yaitu Hasil dan manfaat dari adanya perencanaan Pembangunan desa. Pembahasan 1. Kemitraan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) dengan Kepala Desa Dalam Perencanaan Pembangunan Desa Untuk menghasilkan suatu perencanaan yang baik dalam pembangunan desa maka diperlukannya kemitraan. Dalam hal ini kemitraan yang dilihat adalah kemitraan antara Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) dengan Kepala Desa, baik LPMD maupun Kepala Desa harus saling bekerja sama dalam proses perencanaan agar pembangunan yang ini dilaksanakan dapat tercapai. Kemitraan yang dilakukan oleh LPMD dengan Kepala Desa dalam proses perencanaan pembangunan bertujuan dilakukan untuk mempromosikan pembangunan ekonomi, sosial dan kebudayaan daerah pedesaan serta untuk mempromosikan kerja sama antara organisasi dalam wilayah tersebut agar bisa mempromosikan pembangunan dan memperbaiki kualitas kehidupan masyarakat setempat. Kemitraan antara LMPD dengan Kepala Desa dirasa sudah cukup baik, karena antara LPMD dan Kepala Desa sama-sama sudah memposisikan apa yang harus dilakukan dalam perencanaan pembangunan dengan baik sesuai dengan apa yang tertera di dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Bagian Keempat Pasal 211 ayat 2 yang menjelaskan tentang tugas LPMD dalam proses pembangunan serta dalam Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Desa dalam paragraf 2 pasal 14 ayat (1) dan (2) mengenai tugas serta wewenang Kepala Desa dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. Secara khusus kaitannya dengan pemerintah, kemitraan adalah kesadaran dan secara resmi dibuat oleh otoritas lokal yang menekenkan kesetaraan, kepercayaan, timbal balik dan nilai-nilai bersama dan juga berfokus apa yang menjadi tujuan dari kemitraan itu sendiri. Oleh karena itu kemitraan yang dilakukan antara LPMD dengan Kepala Desa saling mengisi posisi masing-masing berdasarkan tugas-tugasnya Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 4, Hal. 67-72 69

agar apa yang diinginkan dengan apa yang akan direncanakan akan menghasilkan sebuah keputusan yang bermanfaat bagi masyarakat maupun bagi desa. Sedangkan jika ditinjau dari pola kemitraan, kemitraan yang digunakan antara Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) dengan Kepala Desa yaitu menganut pola mutualism partnership. Seperti yang dijelaskan oleh Sulistiyani (2004, h130) Mutualism Partnership (Kemitraan Mutualistik) adalah persekutuan antar dua belah pihak atau lebih yang sama-sama menyadari aspek pentingnya melakukan kemitraan, yaitu untuk saling memberikan manfaat lebih, sehingga akan dapat mencapai tujuan secara lebih optimal. Sehingga pola kemitraan yang digunakan antara LPMD dengan Kepala Desa dapat saling memberikan manfaat lebih, sehingga akan mencapai tujuan secara lebih optimal karena antara LPMD dengan Kepala Desa sama-sama memberikan manfaat di dalam perencanaan pembangunan dengan melaksanakan tugas dan fungsinya demi terwujudnya pembangunan yang diharapkan. 2. Proses Perencanaan Pembangunan melalui Mekanisme Musrenbang Perencanaan merupakan kegiatan dari pembangunan yang paling utama, karena perencanaan menentukan arah, prioritas, dan strategi pembangunan sedangkan perencanaan pembangunan desa merupakan sebuah langkah awal yang diambil oleh kepala desa beserta pihak-pihak yang berwenang dalam proses pembangunan desa untuk mengelola sumber daya sehingga masyarakat desa bisa menikmati hasilnya. Perencanaan pembangunan yang dilakukan di Desa Sumber Ngepoh dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta untuk mengoptimalkan apa saja yang diperlukan untuk proses pembangunan yang akan direncanakan dan dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Sesuai dengan yang diungkapkan oleh Tjokroamidjojo (1987, h.12) bahwa perencanaan dalam arti seluas-luasnya tidak lain adalah suatu proses mempersiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Jika dilihat berdasarkan tipe perencanaannya seperti yang dijelaskan oleh Westra dalam Khairuddin (1992, h.48) perencanaan dari segi waktu terdapat perencanaan jangka pendek (1 tahun) maka perencanaan yang dilakukan di Desa Sumber Ngepoh merupakan perencanaan jangka pendek, karena perencanaan pembangunan itu dilaksanakan setiap tahun sekali. Perencanaan pembangunan yang dilakukan di Desa Sumber Ngepoh dilakukan melalui mekanisme Musrenbang dengan beberapa tahapan, yaitu: a. Tahap Persiapan Tahap awal dari pelaksanaan Musrenbang adalah tahap persiapan yang dilakukan Kepala Desa untuk menetapkan Tim Fasilitator Musrenbang desa yang terdiri dari perangkat desa sendiri yang mana tugasnya adalah untuk memfasilitasi pelaksanaan Musrenbang. Dalam tahap persiapan ini adanya pemaparan oleh kepala desa mengenai tinjauan keadaan maupun apa saja daftar prioritas yang dibutuhkan oleh desa, seperti yang diungkapkan oleh Tjokroamidjojo (1986, h.57-60) penyususnan rencana terdiri dari tinjauan keadaan berupa tinjauan sebelum memulai suatu rencana (review before take of) atau sesuatu mengenai pelaksanaan rencana sebelumnya (review of performance) atau mengevaluasi dari pelaksanaan pembangunan sebelumnya. Tahap persiapan juga merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengkaji ulang dokumen RPJM Desa, mengkaji ulang dokumen RKP Desa tahun sebelumnya, melakukan analisa data dan memverifikasi data ke lapangan bila diperlukan. b. Tahap Pelaksana Di tahap pelaksanaan ini adanya pemaparan oleh Kepala Desa atau yang bersangkutan mengenai evaluasi hasil pembangunan tahun sebelumnya serta pemaparan prioritas program/kegiatan yang akan direncanakan sekaligus membahas dan menetapkan prioritas kegiatan pembangunan tahun yang akan datang c. Pendataan Kegiatan dan Program Pada tahap ini dilakukan perumusan yang lebih terperinci mengenai tujuan atau sasaran dalam jangka waktu tertentu serta jumlah pembiayaan dan penentuan kerja Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 4, Hal. 67-72 70

sama dengan lembaga atau pihak swasta mana yang akan melakukan programprogram pembangunan tersebut. Pendataan kegiatan dan program dilakukan dengan mengacu kepada RKP (Rencana kerja Pembangunan). melakukan pendataan dengan cara memisahkan kegiatan berdasarkan kegiatan dan program yang akan diselesaikan sendiri melalui ADD dengan kegiatan yang akan menjadi tanggung jawab Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Kegiatan yang diselesaikan melalui ADD misalnya saja irigasi yang ada di desa. Terdapat tiga pengelompokan kegiatan prioritas di Desa Sumber Ngepoh yang meliputi Program Dasar Lingkungan Desa/Infrastruktur, Program Sosial Budaya dan Program Ekonomi. Yang mana pengelompokan program ini di tetapkan berdasarkan data-data yang diperoleh dari tiap-tiap RT/RW di Desa Sumber Ngepoh. Adapun kegiatan ataupun program yang telah dilaksanakan dari adanya Musrenbang tahun sebelumnya di Desa Sumber Ngepoh adalah pavingisasi, plengsengan makam, penyemiran jalan, plesterisasi, pipanisasi dan lain-lain. d. Kesepakatan Keputusan Pengambilan kesepakatan keputusan pada pelaksanaan Musrenbang adalah keputusan yang objektif dengan tetap memperhatikan aspirasi dari masyarakat sehingga perencanaan pembangunan yang dihasilkan mempunyai keberpihakan pada masyarakat. Dalam setiap Musrenbang yang dilakukan di Desa Sumber Ngepoh Kecamatan Lawang Kabupaten Malang, selalu mengutamakan musyawarah mufakat di mana semua pihak menyepakati bersama setiap keputusan yang diambil. Keputusan yang diambil bersifat mutlak yang harus dipenuhi mengingat masyarakat sendiri yang akan menikmati serta memelihara hasil pembangunan tersebut. e. Pihak-pihak terkait Proses perencanaan pembangunan dibantu oleh pihak-pihak yang terkait antara lain BPD, LPMD, serta kecamatan, di mana pihak-pihak tersebut mempunyai tugas masing-masing dalam melakukan verifikasi hasil dari Musrenbang. Selain itu pihak swasta juga dilibatkan karena pihak swasta memegang peranan penting dalam proses pelaksanaan pembangunan. 3. Hasil dan Manfaat Pelaksanaan Perencanaan Pembangunan Dari pelaksanaan perencanaan pembangunan melalui mekanisme Musrenbang Desa/Kelurahan didapatkan hasil yang diambil berdasarkan mufakat dan keputusan bersama yang menitik beratkan kepada apa yang dibutuhkan masyarakat yaitu Daftar Prioritas Desa Tahun 2013 yang terdiri dari prioritas bidang Infrastruktur, Bidang Sosial Budaya, Bidang Perekonomian. Perencanaan pembangunan ini sangat bermanfaat bagi pemerintah desa maupun masyarakat. Ada tiga pokok manfaat hasil penilaian kegiatan atau program pembangunan bagi pemerintah desa, antara lain: a. Mengetahui tingkat keberhasilan tujuan dan sasaran kegiatan atau program pembangunan yang dilaksanakan b. Mengetahui faktor-faktor penghambat dan pendukung dari kegiatan/program pembangunan yang dilaksanakan c. Mengetahui dampak kegiatan/program pembangunan yang meliputi dampak terhadap sasaran, yaitu masyarakat dan lingkungan sekitar. Sedangkan manfaat perencanaan pembangunan bagi masyarakat desa yaitu yaitu dapat menggerakkan partisipasi warga masyarakat untuk lebih aktif dalam berbagai bidang pembangunan di mana partisipasi masyarakat sangat penting bagi proses perencanaan dan mengetahui kekurangan atau kendala apa yang ada di masyarakat. Selain itu Musrenbang juga sebagai jembatan penghubung antara apa yang diinginkan masyarakat dengan bagaimana pelaksanaan pembangunan yang akan dilaksanakan. Kesimpulan 1. Dalam proses perencanaan pembangunan di Desa Sumber Ngepoh, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) dan Kepala Desa telah melaksanakan apa saja yang menjadi tugas dari keduanya dalam perencanaan antara lain: Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 4, Hal. 67-72 71

(a) ikut serta membantu Kepala Desa dalam penyusunan rencana pembangunan, (b) sebagai wadah aspirasi dari masyarakat, (c) membina peran pemuda dalam pembangunan sampai dengan memfasilitasi kegiatan pembangunan serta lebih berorientasi kepada masyarakat begitu juga dengan Kepala Desa yang telah melaksanakan tugas-tugasnya sesuai dengan ketentuannya, seperti berikut: (a) mengoordinasi kegiatan Musrenbang warga di wilayah masingmasing, (b) menyusun perencanaan pembangunan desa, (c) sebagai penanggung jawab pelaksanaan Musrenbang desa. 2. Pelaksanaan Musrenbang di Desa Sumber Ngepoh tahun 2013 sesuai dengan pedoman pelaksanaan Musrenbang yang menggunakan sistem Top Down -Bottom Up, dimana dimulai dari mendata aspirasi-aspirasi masyarakat akan kebutuhannya yaitu mendata dari kebutuhan tiap RT/RW kemudian akan ditindaklanjuti dengan bermusyawarah sehingga menghasilkan usulan prioritasprioritas pembangunan yang memiliki tingkat urgensi yang baik. 3. Dalam pelaksanaan Musrenbang di Desa Sumber Ngepoh tahun 2013 menghasilkan daftar usulan prioritas pembangunan yaitu prioritas bidang Infrastruktur seperti pavingisasi, Bidang Sosial Budaya seperti pelatihan SDM tentang pertanian dan Bidang Perekonomian seperti irigasi dam gamino. Daftar Pustaka Chambers, R. (1995) Proverty And Livelihoods: Whose Reality Count? dalam Uner Kirdar dan Leonard Silk (ed). People From Improversisment To Empowerment. New York, New York University. Miles, Matthew B. dan A. Michael Huberman. (1992) Analisa Data Kualitatif. Diterjemahkan oleh Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta, UI Press. Pemerintah Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 72/2005 tentang Desa Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Cetakan ke-4. (1993) Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta, Balai Pustaka Sulistiyani, Ambar. (2004) Kemitraan dan Model-Model Pemberdayaan. Yogyakarta, Gava Media. Tjokroamidjojo, Bintoro.1987. Perencanaan Pembangunan. Jakarta, Haji Masagung Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 4, Hal. 67-72 72