Krisis Pangan, Energi, dan Pemanasan Global

dokumen-dokumen yang mirip
Kebijakan Pemerintah Di Sektor Energi & Ketenagalistrikan

Perubahan Iklim? Aktivitas terkait pemanfaatan sumber daya energi dari bahan bakar fosil. Pelepasan emisi gas rumah kaca ke udara

Ringkasan Eksekutif INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2009

Iklim Perubahan iklim

VI. SIMPULAN DAN SARAN

2 Di samping itu, terdapat pula sejumlah permasalahan yang dihadapi sektor Energi antara lain : 1. penggunaan Energi belum efisien; 2. subsidi Energi

KONSERVASI DAN DIVERSIFIKASI ENERGI DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN ENERGI INDONESIA TAHUN 2040

DEWAN ENERGI NASIONAL OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014

V. PENGEMBANGAN ENERGI INDONESIA DAN PELUANG

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencukupi kebutuhan hidup. Aktivitas-aktivitas manusia telah mengubah

Harga Minyak Mentah Dunia 1. PENDAHULUAN

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGELOLAAN ENERGI NASIONAL

SISTEMATIKA PENYUSUNAN RENCANA UMUM ENERGI NASIONAL, RENCANA UMUM ENERGI DAERAH PROVINSI, DAN RENCANA UMUM ENERGI DAERAH KABUPATEN/KOTA

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #10 Genap 2016/2017. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik

BAB I PENDAHULUAN. manajemen baik dari sisi demand maupun sisi supply energi. Pada kondisi saat ini

STRATEGI KEN DALAM MEWUJUDKAN KETAHANAN ENERGI NASIONAL

Upaya Penghematan Konsumsi BBM Sektor Transportasi

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Rataan suhu di permukaan bumi adalah sekitar K (15 0 C ), suhu

Kebijakan Ristek Dalam Adaptasi Perubahan Iklim. Gusti Mohammad Hatta Menteri Negara Riset dan Teknologi

PEMANASAN GLOBAL PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL

PEMANASAN GLOBAL. 1. Pengertian Pemanasan Global

Sumber-Sumber Energi yang Ramah Lingkungan dan Terbarukan

PERTUMBUHAN LEBIH BAIK, IKLIM LEBIH BAIK

SAMBUTAN KETUA DPR-RI. Pada Jamuan Makan Siang dengan Peserta International Youth Forum on Climate Change (IYFCC) Jakarta, 28 Februari 2011

PEMANASAN GLOBAL: Dampak dan Upaya Meminimalisasinya

Versi 27 Februari 2017

DEWAN ENERGI NASIONAL RANCANGAN RENCANA UMUM ENERGI NASIONAL

Global Warming. Kelompok 10

KEBIJAKAN KONSERVASI ENERGI NASIONAL

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21, bahan bakar fosil 1 masih menjadi sumber. energi yang dominan dalam permintaan energi dunia.

BAB I PENDAHULUAN. banyak sekali dampak yang ditimbulkan oleh pemanasan global ini.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN INVENTARISASI GAS RUMAH KACA NASIONAL

MENGURANGI EMISI GAS RUMAH KACA

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SUMBER DAYA ENERGI MATERI 02/03/2015 JENIS ENERGI DAN PENGGUNAANNYA MINYAK BUMI

Geografi. Kelas X ATMOSFER VII KTSP & K Iklim Junghuhn

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN INVENTARISASI GAS RUMAH KACA NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak positif seperti mudahnya berkomunikasi maupun berpindah

BAB I. PENDAHULUAN. Indonesia tetapi juga di seluruh dunia. Perubahan iklim global (global climate

PEMANASAN GLOBAL. Efek Rumah Kaca (Green House Effect)

Perubahan iklim dunia: apa dan bagaimana?

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM BIDANG PERTANIAN UNTUK MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN PANGAN DAN ENERGI BERBASIS PERTANIAN

SIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Disampaikan pada Seminar Nasional Optimalisasi Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan Menuju Ketahanan Energi yang Berkelanjutan

Soal-soal Open Ended Bidang Kimia

BAB I PENDAHULUAN. minyak dunia yang turun, dollar yang menguat dan revolusi shale gas oleh Amerika

I. PENDAHULUAN. sembilan persen pertahun hingga disebut sebagai salah satu the Asian miracle

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat seiring dengan terus meningkatnya pertumbuhan

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH

lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. ini. Penyebab utama naiknya temperatur bumi adalah akibat efek rumah kaca

Politik Pangan Indonesia - Ketahanan Pangan Berbasis Kedaulatan dan Kemandirian Jumat, 28 Desember 2012

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN INVENTARISASI GAS RUMAH KACA NASIONAL

Dr. Unggul Priyanto Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

FENOMENA GAS RUMAH KACA

KomUNIKASI SINgKAT: BAgAImANA NASIB ENERgI TERBARUKAN DI INDoNESIA PASCA TURUNNyA harga minyak DUNIA?

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang di

BAB I. PENDAHULUAN. Perubahan iklim merupakan fenomena global meningkatnya konsentrasi

STUDI PREFERENSI MIGRASI MASYARAKAT KOTA SEMARANG SEBAGAI AKIBAT PERUBAHAN IKLIM GLOBAL JANGKA MENENGAH TUGAS AKHIR

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V PENUTUP. Universitas Indonesia. Diplomasi energi..., Muhammad Ali Busthomi, FISIP UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan konsentrasi gas rumah kaca (GRK) seperti karbon dioksida

Muhammad Evri. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan global di masa mendatang juga akan selalu berkaitan dengan

Pengembangan Jagung Nasional Mengantisipasi Krisis Pangan, Pakan dan Energi Dunia: Prospek dan Tantangan

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3

Kebijakan. Manajemen Energi Listrik. Oleh: Dr. Giri Wiyono, M.T. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

SUBSIDI BBM : PROBLEMATIKA DAN ALTERNATIF KEBIJAKAN

I. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan

BAB I PENDAHULUAN I.1

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Gambaran Umum Inflasi di Pulau Jawa

INSTRUMEN KELEMBAGAAN KONDISI SAAT INI POTENSI DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA ENERGI INDIKASI PENYEBAB BELUM OPTIMALNYA PENGELOLAAN ENERGI

I. PENDAHULUAN. Singkong merupakan salah satu komoditi pertanian di Provinsi Lampung.

BAB I PENDAHULUAN. bangunan yang berwawasan lingkungan (green building).

KEBIJAKAN PENGUATAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kamis, 16 Juli 2009

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

PP NO. 70/2009 TENTANG KONSERVASI ENERGI DAN MANAGER/AUDITOR ENERGI

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

Energi di Indonesia. Asclepias Rachmi Institut Indonesia untuk Ekonomi Energi. 3 Mei 2014

BAB I PENDAHULUAN. Suatu masalah terbesar yang dihadapi oleh negara-negara di dunia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL Berdasarkan PP KEN 79/2014

FIsika PEMANASAN GLOBAL. K e l a s. Kurikulum A. Penipisan Lapisan Ozon 1. Lapisan Ozon

I. PENDAHULUAN. Indonesia menurut lapangan usaha pada tahun 2010 menunjukkan bahwa sektor

Untuk mewujudkan kesejahteraan

diharapkan dapat membantu pemerintah dalam mengatasi ketergantungan masyarakat terhadap penggunaan bahan bakar minyak yang ketersediaannya semakin

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Perkiraan Konsumsi Energi Final

Sambutan Endah Murniningtyas Penyusunan Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Balikpapan, Februari 2012

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.5. La Nina. El Nino. Pancaroba. Badai tropis.

Transkripsi:

Krisis Pangan, Energi, dan Pemanasan Global Benyamin Lakitan Kementerian Negara Riset dan Teknologi Rakorda MUI Lampung & Jawa Jakarta, 22 Juli 2008

Isu Global [dan Nasional] Krisis Pangan Krisis Energi Pemanasan Global Krisis Air

Krisis Pangan: kemampuan produksi < konsumsi masyarakat

Harga pangan dunia tengah melonjak drastis

Makna dan Langkah Antisipatif Naiknya harga pangan dapat bermakna negatif, tetapi dapat pula positif, tergantung apakah negara, daerah, atau individu tersebut sebagai net producer atau net buyer. Langkah antisipatif yang bijak adalah mendorong agar lebih banyak masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan produksi pangan, yakni : [a] menetapkan kebijakan publik yang favorable jaminan harga, insentif untuk investasi, ketersediaan lahan produksi; [b] membangun infrastruktur pendukung jalan, irigasi; [c] memberdayakan pelaku produksi pangan petani, pengolah pangan

dan diprediksi akan tetap tinggi di masa yang akan datang

Penyebab Harga Pangan Tinggi Permintaan pangan akan terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan penduduk. Ketersediaan lahan produksi pangan semakin sulit untuk diperluas, karena lahan yang belum dimanfaatkan sebagian besar adalah lahan marjinal dan dari sisi lain konversi lahan pertanian menjadi lahan non-pertanian terus berlangsung. Biaya produksi pangan akan semakin mahal, terutama sebagai akibat dari kenaikan harga energi (BBM). Pemanfaatan bahan pangan untuk kepentingan bioenergi.

Kenaikan BBM ikut mendorong kenaikan harga pangan

menjadi sangat serius, karena sebagian besar pendapatan penduduk negara berkembang dibelanjakan untuk pangan

Siapa yang Terkena Dampak Negatif Prinsip dasarnya adalah kelompok net buyer akan terkena dampak negatif dari kenaikan harga pangan, baik pada tingkat negara, daerah, atau individu. Belanja pangan untuk penduduk negara miskin sekitar 45% total pendapatannya, di negara kaya hanya sekitar 16%. Dengan demikian negara miskin akan lebih menderita akibat kenaikan harga pangan

Perubahan harga lebih besar pada tingkat konsumen dibandingkan pada tingkat produsen

Penduduk perkotaan memang lebih menderita akibat kenaikan harga pangan

tapi di beberapa negara, penduduk perdesaan diuntungkan dengan kenaikan harga pangan tersebut

Beda Dampak untuk Masyarakat Kota dan Desa Hasil kajian menunjukkan bahwa kesejahteraan masyarakat perkotaan secara konsisten turun akibat kenaikan harga pangan, dan kelompok miskin perkotaan yang paling menderita. Pada beberapa negara Madagaskar, Vietnam, Pakistan, Ghana kesejahteraan masyarakat pedesaan ternyata meningkat sebagai akibat peningkatan harga pangan.

yang diuntungkan adalah petani

ternyata penduduk desa yang bukan petanipun ikut diuntungkan dengan kenaikan harga pangan

Beda Petani dan Non-Petani Di Bangladesh sebagai contoh kesejahteraan petani di pedesaan meningkat tetapi masyarakat non-petani di pedesaan menurun akibat kenaikan harga pangan. Di Vietnam contoh kasus lainnya kesejahteraan baik petani maupun non-petani ikut meningkat sebagai akibat peningkatan harga pangan. Hal ini disebabkan oleh jumlah petani dan besarnya kegiatan pertanian dipedesaan menyebabkan penduduk lainnya ikut terimbas oleh peningkatan kesejahteraan petani, kegiatan sektor lainnya menjadi juga ikut bergairah.

ternyata kebijakan publik yang paling populer adalah mengendalikan harga/subsidi kepada konsumen dan mengurangi pajak impor

Kebijakan (jangka pendek) Nasional Pengendalian harga pangan domestik / subsidi kepada konsumen Pengurangan / pembebasan pajak impor Larangan ekspor Operasi pasar dengan menggunakan stock nasional

Langkah Aksi Menggairahkan kegiatan produksi pangan di pedesaan, melalui upaya: Peningkatan aksesibilitas (jalan desa) sentra produksi pangan untuk kelancaran pasokan sarana produksi dan distribusi hasil panen. Pengembangan industri pengolahan pangan skala kecil di pedesaan (small-scale, on-site agroindustry). Penyediaan akses informasi pasar Pengembangan lembaga keuangan desa untuk membantu pemenuhan kebutuhan modal kerja usaha tani pangan Pengurangan fluktuasi harga dengan menyerap kelebihan produksi jika terjadi.

Krisis Energi: kemampuan produksi < konsumsi masyarakat

Peta Konsumsi Energi Dunia

Konsumen Energi Dunia Negara-negara maju [Amerika, Rusia, Kanada, beberapa negara Eropah] plus negara yang sedang memacu industrinya untuk mendorong pertumbuhan ekonominya [Cina dan India] merupakan konsumen utama energi dunia. Konsumsi energi primer Indonesia tergolong masih sangat rendah [tidak sampai 1/10 dari konsumsi energi negara maju].

Jenis energi yang dikonsumsi Amerika masih dominan bersumber dari bahan bakar fosil

Contoh Konsumsi Energi Negara Maju 86% jenis energi yang dikonsumsi Amerika berasal dari bahan bakar fosil. Dan dengan total konsumsi yang sangat besar, maka akan sangat besar pula emisi CO2 dan gas rumah kaca lainnya. Amerika telah menggunakan nuklir sebagai sumber energinya. Kontribusi sumber energi terbarukan juga masih sangat rendah, hanya 6%, terbesar dari pemanfaat bioetanol yang diproduksi dari bahan baku jagung secara langsung berkontribusi terhadap krisis pangan dunia.

Amerika sebagai konsumen terbesar juga merupakan importir energi

Ribu SBM Demikian pula Indonesia, masih sangat tergantung kebutuhan energinya dari bahan bakar fosil 800,000 700,000 1970 M.Bumi: 88% G.Bumi : 6% B.Bara : 1% T.Air : 5% P.Bumi : 0% 600,000 500,000 400,000 300,000 200,000 100,000 T.Air P.Bumi Batubara G.Bumi M.Bumi 2005 M.Bumi: 49% G.Bumi : 19% B.Bara : 24% T.Air : 3% P.Bumi : 5% 0 1970 1975 1980 1985 1990 1995 2000 2005 Tahun Sumber: Statistik DJLPE, 2005

Konsumsi Energi Indonesia Penyediaan energi primer Indonesia 1970-2005 meningkat rata-rata 8.5% per tahun, agak melambat untuk periode 2000-2005 menjadi sekitar 5.0% per tahun. Ketergantungan pada BBM menurun dari 88% pada tahun 1970 menjadi 49% pada tahun 2005. Penurunan porsi BBM tersebut terkait dengan semakin meingkatnya penggunaan gas bumi dan batubara, sehingga secara umum masih tetap bergantung pada bahan bakar fosil (92%).

Perbandingan jenis energi untuk masing-masing kelompok konsumen 100% 80% 60% 12.6% 1.2% 18.4% 32.18% 34.1% 5.1% 0.5% 0.10% 0.04% 99.96% 12.5% 1.6% 7.4% 12.70% 40% 60.22% 65.88% 20% 35.66% 0% Industri Rumah Tangga & Komersial Transportasi Total BBM Gas Batubara LPG Listrik Sumber: Statistik DJLPE, 2005

Jenis energi yang digunakan Industri menggunakan bauran energi yang lebih berimbang antara BBM, batubara, gas, dan listrik. Rumah tangga dan bangunan komersial merupakan konsumen listrik terbesar, sehingga kenaikan tarif listrik sering menjadi isu publik yang sensitif. Sektor transportasi sangat bergantung pada BBM, hampir 100% sarana transportasi menggunakan BBM. Penggunaan gas untuk transportasi masih sangat terbatas.

Sumber: Statistik ENERGI Indonesia,ESDM, 2007

Neraca Energi Nasional Selama periode 2000-2006, produksi BBM domestik terus menurun, sedangkan konsumsi relatif konstan. Ada kecendrungan penurunan konsumsi pada tahun terakhir kemungkinan akibat tekanan kenaikan harga dan/atau penurunan ketersediaan. Keluarnya Indonesia dari OPEC mengindikasikan bahwa Indonesia saat ini sudah bergeser posisinya, tidak lagi sebagai net oil exporter.

Perpres 5/2006: mengurangi ketergantungan pada bahan bakar minyak 1 billion BOE 5 billion BOE 3 billion BOE

Kebijakan Energi Nasional Mengurangi total konsumsi energi (penghematan) melalui upaya optimalisasi pengelolaan energi aplikasi teknologi dan perubahan prilaku konsumen. Mengurangi porsi pemakaian BBM dan mendorong penggunaan energi baru dan terbarukan, dari 51,7% menjadi hanya 20%. Target 2025: kontribusi BBN (biofuel) mencapai 5%, geothermal 5%, batubara cair 2%, dan energi non-fosil lainnya 5%.

Pemanasan Global: peningkatan suhu permukaan bumi

Peningkatan Suhu Permukaan Bumi

Perubahan Suhu Global Suhu udara di permukaan Bumi selama 100 tahun terakhir telah meningkat sekitar 0,74 o C. Diperkirakan suhu Bumi akan meningkat antara 1,1 s/d 6,4 o C pada tahun 2100 Peningkatan suhu Bumi dapat disebabkan oleh faktor alam, misalnya aktivitas gunung berapi, pergeseran orbit bumi yang mengelilingi matahari, dan perubahan intensitas radiasi matahari [sun luminosity] dan faktor ulah manusia [anthropogenic global warming]. UNFCCC: Perubahan iklim akibat faktor alam disebut climate variability, sedangkan jika akibat ulah manusia, maka disebut climate change.

Peta Perubahan Suhu

Peta Perubahan Suhu Global Peningkatan suhu terjadi pada wilayah daratan, terutama untuk bagian interior kontinen yang kering, sedangkan suhu air laut pada beberapa lokasi malah menurun -terkait dengan heat capacity air yang besar.

Mengapa suhu Bumi bisa meningkat? Sejak pertengahan abad ke 20, peningkatan suhu global diyakini lebih disebabkan karena ulah manusia. Penyebab utamanya adalah peningkatan gas-gas rumah kaca, seperti CO 2, metana (CH 4 ), CFC, nitrous oxide (N 2 O). Gas-gas rumah kaca ini menyerap dan memancarkan kembali radiasi inframerah sehingga meningkatkan suhu permukaan bumi.

Emisi Gas Rumah Kaca [termasuk akibat reforestasi]

Peta Emisi Gas Rumah Kaca Emisi gas rumah kaca dapat berasal dari penggunaan bahan bakar fosil (CO 2 dan CH 4 ), pendingin ruang dan lemari es (CFC), dan kegiatan pertanian (N 2 O). Deforestasi -penggundulan hutan- mengurangi kemampuan ekosistem untuk menyerap CO 2 Indonesia lebih disalahkan karena 'membiarkan' deforestasi terjadi (dengan laju yang cepat), Amerika dan negara industri lainnya sebetulnya yang menghasilkan gas rumah kaca terbesar.

Deforestasi: Gulf Province, PNG 1988 2002

Polusi Udara

Terima Kasih