BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan temuan-temuan penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
2. Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. analisis data yang telah dikemukakan pada Bab I, II, III, dan IV, maka beberapa

TAHUN 2016 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2016

ANALISIS PERBANDINGAN EVALUASI DIRI SEKOLAH DENGAN AKREDITASI SEKOLAH

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Semoga Apa yang kita lakukan hari ini bernilai ibadah disisi Allah SWT. Amin

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI MALUKU UTARA TAHUN 2016

Langkah Ke-1 PENETAPAN SASARAN AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH Langkah Ke-2 PENETAPAN SEKOLAH/MADRASAH SASARAN VISITASI DAN PENUGASAN ASESOR...

KEPUTUSAN KETUA BADAN AKREDITASI PROVINSI SEKOLAH/MADRASAH (BAP-S/M) PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR: 47/BAP-SM/IV/2015

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI BENGKULU TAHUN 2016

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2016

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2009 TANGGAL 4 MARET 2009

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan dan diupayakan oleh semua unsur yang terlibat di dalamnya. Hal ini

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2016

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI JAMBI TAHUN 2016

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2016

KATA PENGANTAR. menengah.

TAHUN 2016 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA

1.a. Penetapan kebijakan nasional pendidikan. b. Koordinasi dan sinkronisasi kebijakan operasional dan program pendidikan antar provinsi.

LAPORAN AKHIR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2016 SEKOLAH/MADRASAH HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI

1.a. Penetapan kebijakan nasional pendidikan. b. Koordinasi dan sinkronisasi kebijakan operasional dan program pendidikan antar provinsi.

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG BADAN AKREDITASI PROVINSI SEKOLAH/MADRASAH TINGKAT PROVINSI JAWA TENGAH

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa masalah utama pendidikan yang ada di Indonesia saat ini adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TAHUN 2016 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI SUMATERA BARAT

TAHUN 2016 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI SUMATERA UTARA

TAHUN 2016 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2016

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2016

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI PAPUA TAHUN 2016

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 29 B. TUJUAN 29 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 29 D. UNSUR YANG TERLIBAT 30 E. REFERENSI 30 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 30

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI BALI TAHUN 2016

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG

PELATIHAN PELATIH ASESOR (PPA)

PANDUAN EVALUASI KINERJA BAP PAUD DAN PNF

Jurnal Elementary ISSN FKIP UM Mataram Vol. 1 No. 1 Januari 2018, Hal A. LATAR BELAKANG

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 51 B. TUJUAN 51 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 52 D. UNSUR YANG TERLIBAT 52 E. REFERENSI 52 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 53

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945) yaitu: Melindungi

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 11 B. TUJUAN 11 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 11 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 12 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 12

II. TINJAUAN PUSTAKA. sebagai ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus. Sedangkan

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI RIAU TAHUN 2016

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL Nomor 41 Tahun 2007 STANDAR PROSES

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BADAN PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

A. Tujuan Pelatihan Asesor

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2016

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 11 B. TUJUAN 11 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 11 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 12 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 12

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI KALIMANTAN UTARA TAHUN 2016

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan mengenai implementasi

WALIKOTA PADANG PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI MALUKU TAHUN 2016

TAHUN 2016 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI SULAWESI UTARA

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 51 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51

Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan KTSP.

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI KALIMANTANTENGAH TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 2 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 2 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI PAPUA BARAT TAHUN 2016

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 29 B. TUJUAN 29 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 29 D. UNSUR YANG TERLIBAT 30 E. REFERENSI 30 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 30

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP.

PANDUAN EVALUASI KEPUASAN PELANGGAN BAN PAUD DAN PNF

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 2 SUBAH

BADAN AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH (BAP-S/M) D.I. YOGYAKARTA. PENGUMUMAN SELEKSI CALON PESERTA PELATIHAN ASESOR AKREDITASI (Jenjang SD/MI)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Profil Sekolah Pelaksana Pusat Sumber Belajar

Sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

I. PENDAHULUAN. merupakan sarana mencerdaskan kehidupan bangsa. dalam pembukaan undang-undang dasar 1945 (UUD 1945) yaitu :

KATA PENGANTAR. Panduan Rapat Program Akreditasi Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Nonformal

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI KALIMANTANTIMUR TAHUN 2016

RENCANA TINDAK LANJUT HASIL EVALUASI DIRI SEKOLAH STANDAR SARANA DAN PRASARANA. ruang belajar

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 51 B. TUJUAN 51 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 52 D. UNSUR YANG TERLIBAT 52 E. REFERENSI 52 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 52

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Sebagai konsekuensi atas terbitnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

I. STANDAR ISI. hal. 1/61. Instrumen Akreditasi SMP/MTs

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Hasil penelitian tentang Efektivitas Implementasi Dan Dampak Akreditasi

KISI-KISI UJI KOMPETENSI PENGAWAS SEKOLAH/MADRASAH

berpikir global (think globally), dan mampu bertindak lokal (act loccaly), serta

PANDUAN REKRUTMEN DAN TATA KERJA SEKRETARIAT BADAN AKREDITASI PROVINSI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN NON FORMAL SAMBUTAN KETUA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan pendidikan formal. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan

SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PANDUAN TEKNIS EVALUASI DIRI SEKOLAH (EDS)

BAB 1. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil temuan dari penelitian, hasil pengolahan data, analaisis

LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016

BUKTI FISIK STANDAR PROSES SMK

LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN APA, BAGAIMANA, DAN MENGAPA

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

PROGRAM SUPERVISI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 DISUSUN OLEH : KEPALA SMP DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN SIKKA

LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN BLORA PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016

Transkripsi:

416 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan temuan-temuan penelitian sebagaimana dikemukakan pada bab empat, maka berikut ini disajikan kesimpulankesimpulan penelitian. 1. Esensi akreditasi sekolah dalam kerangka sistem pendidikan nasional merupakan aktivitas yang dilakukan untuk menentukan kelayakan program dan satuan pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemaknaan akreditasi oleh pihak SMA-SMA di Jawa Barat berada pada tingkat yang sedang, hal ini terjadi dikarenakan keterbatasan pemahaman yang dimiliki oleh Kepala Sekolah, guru dan staf lainnya. Akreditasi masih dipandang sebagai suatu kewajiban pengisian dan pemenuhan instrumen yang berdasarkan 8 standar nasional pendidikan, berkaitan dengan fungsi akreditasi dapat disimpulkan bahwa belum sepenuhnya bekerja. Fungsi pengetahuan, hasil akreditasi yang diperoleh oleh masing-masing sekolah khususnya di SMA-SMA di Jawa Barat merupakan sumber informasi bagi masyarakat untuk mengetahui sebaik apa peringkat akreditasi yang dicapai oleh sekolah tersebut. Fungsi akuntabilitas, akreditasi menduduki peran yang sangat strategis. Kesesuaian antara hasil akreditasi dengan harapan masyarakat ditemukan dalam satu titik yaitu

417 pencapaian mutu baik proses maupun produk. Pencapaian mutu proses dilihat dari pelaksanaan kegiatan-kegiatan akademik(layanan akademik) dan non akademik. Fungsi Pembinaan dan Pengembangan, belum optimal dilaksanakan. Hasil akreditasi yang diumumkan di berbagai media baik cetak maupun elektronik, belum termanfaatkan dengan baik oleh pihak-pihak terkait. Ironi bagi kebanyakan sekolah yang sudah diakreditasi, setelah menerima sertifikat akreditasi dan diberikan rekomendasi dalam perbaikan mutu sekolah pada umumnya kurang direspon rekomendasi tersebut. 2. Pelaksanaan akreditasi secara umum telah mengikuti kebijakan dan pedoman teknis yang telah ditetapkan, namun demikian ditemukan permasalahan dalam hal penentuan kuota sekolah yang akan diakreditasi belum sesuai dengan jumlah sekolah yang ada. Usulan jumlah Sekolah/Madrasah di Jawa Barat yang diajukan ke BAN-SM pada tahun 2009 yaitu 9300 S/M ternyata hanya mendapatkan alokasi sebanyak 6.600 S/M sehingga terdapat kekurangan 2700 S/M dan pada tahun 2010 usulan sebanyak 12.330 S/M ternyata hanya mendapat alokasi sebanyak 3.992 S/M sehingga terdapat kekurangan 8.338, apabila pada tahun-tahun berikutnya selalu kekurangan alokasi maka akan terjadi penumpukan Sekolah/Madrasah yang akan diakreditasi. Hal ini disebabkan karena adanya keterbatasan dari alokasi anggaran akreditasi. Untuk mengatasi hal ini BAP-S/M Jawa Barat melakukan koordinasi dan konsultasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi dalam menyiapkan data sekolah yang akan diakreditasi, serta penyampaian tindak lanjut hasil akreditasi untuk

418 bahan pembinaan sekolah di provinsi yang bersangkutan. Pasca penetapan sekolah yang akan diakreditasi, langkah selanjutnya adalah sosialisasi akreditasi, dalam kegiatan ini instrumen akreditasi sekolah diberikan kepada pihak sekolah oleh BAP S/M, kemudian Kepala Sekolah membawa instrumen tersebut ke sekolah masing-masing untuk disosialisasikan kembali kepada seluruh guru dan staf. Instrumen yang telah diterima kemudian dipelajari oleh masing-masing guru dan Tim Khusus yang dibentuk oleh sekolah untuk mengisi instrumen. Tim ini terdiri dari 8 Tim yang masingmasing anggotanya 3-5 orang, 1 orang ditunjuk sebagai koordinator tim. Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam rangka penyusunan evaluasi diri oleh pihak sekolah adalah Pertama, mempersiapkan administrasi mengajar guru minimal 2 bulan sebelumnya, sehingga maksimal 1 minggu sebelum akreditasi, perangkat sudah terkumpul. Perangkat yang harus disiapkan adalah Silabus dan RPP dari tahun pelajaran 1 tahun terakhir dan tahun pelajaran yang sedang berjalan. RPP dari tahun pelajaran yang berjalan harus ada perbedaan walaupun sedikit, dengan tahun pelajaran sebelumnya untuk menunjukan perbaikan. Silabus dan RPP yang diakui hanya yang sudah ditandatangani guru dan Kepala Sekolah, serta telah distempel. Perangkat mengajar dipisahkan antara silabus, RPP, Pemetaan SK-KD, Pemetaan materi dan lain-lain, karena akan dihitung porsentasenya. Pada perangkat penilaian, guru mengusahakan membuat daftar nilai, KKM, contoh soal, program kerja dan pengayaan, bukti tugas terstruktur dan tidak terstruktur siswa yang sudah

419 diberi umpan balik oleh guru dan orang tua siswa serta mendapatkan tanda tangan dari orang tua. Kedua, adalah mempersiapkan bukti fisik untuk 8 standar pendidikan yaitu Standar isi yang terdiri dari KTSP, pemetaan SK- KD, pemetaan materi dan lain-lain yang menyangkut KTSP, Standar proses yang terdiri dari Silabus model terbaru, RPP model terbaru, pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan pengawasan, tindak lanjut dan lain-lain, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana prasarana, standar pengelolaan, standar penilaian dan standar pembiayaan, setelah selesai mengisi instrumen sekolah menyerahkannya ke BAP S/M Jawa Barat sesuai dengan tenggat waktu yang telah ditentukan BAP S/M untuk dilakukan penilaian kelayakan atas evaluasi diri sekolah yang akan ditindaklanjuti dengan kegiatan visitasi sekola. Proses visitasi ini dilakukan oleh dua orang asesor yang ditugaskan ke sekolah. Asesor yang melakukan visitasi adalah asesor yang sudah dilatih terlebih dahulu dan bersertifikat. Tanggungjawab utama yang diemban asesor adalah memotret apa yang ada dalam kenyataan di sekolah dengan apa yang sekolah isi dalam instrumen akreditasi. Pada pelaksanaan visitasi terjadi dialog antara asesor dan pihak sekolah menyangkut 8 standar nasional pendidikan yang telah dilaksanakan di sekolah. Pelaksanaan tugas asesor sangat menentukan keberhasilan proses akreditasi. Pada kenyataannya masih terdapat asesor yang kurang memahami hakikat tugas dan tanggungjawabnya, sehingga asesor ini

420 masih perlu banyak mendapatkan pelatihan untuk dapat mengoptimalkan tugas dan wewenang yang diembannya. 3. Hasil akreditasi SMA di Jawa Barat dapat disimpulkan bahwa profil hasil akreditasi SMA di Jawa Barat dari segi kuantitas mengalami kenaikan jumlah SMA terakreditasi A lebih dari 75% sedangkan dari segi kualitas hasil akreditasi belum signifikan, terutama dilihat berdasarkan tindak lanjut hasil akreditasi, sehingga dapat dikatakan bahwa peringkat yang diperoleh sekolah belum secara nyata menggambarkan perolehan peringkat mutu aktual. Hasil akreditasi dengan seluruh temuan-temuannya dan rekomendasi yang disusun merupakan hasil kerja yang cermat, credible dan terpercaya, serta layak untuk dijadikan bahan rujukan dalam proses pembuatan kebijakan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional Indonesia. Hasil akreditasi yang dituangkan antara lain dalam bentuk profil untuk setiap satuan pendidikan setiap provinsi dari tahun 2007-2009, merupakan petunjuk yang amat komprehensif tentang kapasitas setiap satuan pendidikan dalam mencapai setiap komponen dari 8 Standar Nasional Pendidikan. SNP sesungguhnya merupakan standar minimal mutu pendidikan ini harus dicapai dan diwujudkan oleh setiap satuan/program pendidikan di Indonesia. Peringkat akreditasi A-B-C memberikan gambaran menyeluruh tidak hanya tentang kapasitas setiap satuan pendidikan/program pendidikan secara kelembagaan, tapi juga memberikan informasi tentang kapasitas capaian setiap komponen dari 8 komponen SNP. Peringkat akreditasi ini dengan demikian memberikan

421 gambaran tingkat kapasitas capaian secara lebih spesifik sehingga amat bermanfaat bagi pembuat kebijakan dan bagi berbagai pihak dalam menindak lanjuti hasil dan temuan akreditasi sekolah/madrasah ini. Hasil akreditasi untuk kurun waktu 2007-2009, yang perlu memperoleh perhatian untuk ditindaklanjuti pada jenjang pendidikan SMA/MA adalah guru yang memenuhi persyaratan sudah melebihi 50%, walaupun kemandirian dalam mengembangkan silabus dan RPP masih tetap lemah. Infrastruktur jauh lebih baik terutama sekolah/madrasah yang ada di kota-kota besar, namun kemampuan manajemen masih tetap merupakan permasalahan, sehingga profesionalisme dalam manajemen belum terwujud secara optimal. Profil umum hasil akreditasi untuk 8 sekolah yang menjadi objek penelitian dapat disimpulkan pada sekolah-sekolah yang terakreditasi A dan B pemenuhan standar nasional pendidikan rata-rata telah mencapai lebih dari 50%, untuk setiap standar yang terdiri dari Standar isi telah mencapai tingkat rata-rata diatas 80%, standar proses mencapai tingkat rata-rata diatas 70%, standar kompetensi lulusan mencapai tingkat rata-rata mencapai di atas 80%,standar pendidik dan tenaga kependidikan mencapai tingkat rata-rata 80%, standar sarana dan prasarana mencapai tingkat rata-rata 80%, standar pengelolaan mencapai tingkat rata-rata 80%, standar pembiayaan mencapai tingkat rata-rata lebih dari 80% dan standar penilaian mencapai tingkat ratarata lebih dari 80%. Gambaran sekolah yang mendapatkan peringkat A sebanyak 251 sekolah artinya tingkat pencapaian standar nasional pendidikan

422 dapat dikatakan cukup bagus. Perolehan skor A ini secara spesifik tentunya berbeda-beda untuk setiap sekolah berdasarkan hasil setiap standar yang dicapai. Sekolah yang mendapatkan peringkat B sebanyak 103 sekolah, berdasarkan jumlah keseluruhan hanya 30% saja dari jumlah keseluruhan sekolah. Sekolah yang mendapatkan peringkat C sebanyak 33 sekolah, artinya ada sekitar 10% dari jumlah keseluruhan sekolah yang masih belum mencapai standar yang baik. 4. Dampak akreditasi SMA di Jawa Barat terlihat pada berbagai aktivitas di sekolah yaitu perencanaan program pengembangan sekolah meskipun belum sepenuhnya menggunakan rekomendasi hasil akreditasi, kualitas pembelajaran siswa yang didukung oleh sarana dan prasarana yang sesuai standar, kinerja guru dan secara administratif dan berkualitas guru mampu menyusun silabus dan RPP, meningkatnya anemo masyarakat untuk menyekolahkan anaknya ke sekolah yang terakreditasi A sangat terasa. Dampak akreditasi terhadap kebijakan penentuan posisi sekolah yang dikenai intervensi akan berubah, dan yang semula berbentuk kerucut SBI, SSN, dan SPM, hanya sebagian kecil sekolah katagori Standar Bertaraf Internasional, sebagian berstatus Sekolah Standar Nasional, dan mayoritas dengan katagori Standar Pelayanan Minimum; diarahkan menjadi kerucut terbalik SSN, SBI, dan SPM, dengan urutan mayoritas berkatagori Standar Sekolah Nasional, sebagian berstatus Sekolah Bertaraf Internasional, dan sejumlah kecil (minoritas) sebagai Standar Pelayanan Minimum.

423 5. Strategi alternatif pelaksanaan akreditasi sekolah adalah memberikan sosialisasi pentingnya akreditasi bagi sekolah, memberikan pelatihan cara pengisian instrument akreditasi, pemberdayaan peran pengawas dalam proses pengisian instrument, meminta bantuan pihak yang kompeten (misalnya unsur BAN S/M atau BAP S/M), mendokumentasikan berbagai aktivitas sekolah baik manajerial maupun akademik dan pahami makna visitasi secara komprehensif, mempersiapkan rangkaian kegiatan visitasi dengan rapi dan lengkap, melakukan gladi resik visitasi sekolah. B.SARAN Berdasarkan keseluruhan uraian dan kesimpulan penelitian, dapat disampaikan rekomendasi kepada berbagai pihak. 1. Kepada pihak sekolah agar senantiasa memiliki kesadaran akan kebutuhan mutu yang merupakan suatu tuntutan dan bukan paksaan atau kewajiban, sehingga memaknai akreditasi lebih dari sekedar pengisian instrument dan mendapatkan peringkat. 2. Kepada pihak pemerintah untuk lebih memperhatikan hasil-hasil temuan BAN S/M sehingga dapat menyusun rencana pendidikan nasional berdasarkan hasil dan rekomendasi akreditasi 3. Kepada peneliti selanjutnya untuk dapat melakukan penelitian lanjutan tentang pelakasanaan akreditasi sekolah di jenjang pendidikan yang lainnya.

424