BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu fondasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah untuk merangsang manusia agar dapat

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bagian penting bagi kehidupan bangsa dan negara. Secara detail, penyebab

I. PENDAHULUAN. pemerintahannya juga mengalami banyak kemajuan. Salah satunya mengenai. demokrasi yang menjadi idaman dari masyarakat Indonesia.

Pendidikan Kewarganegaraan (IPB 105) TINGKAT PERSIAPAN BERSAMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan teknis (skill) sampai pada pembentukan kepribadian yang kokoh

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab,

I. PENDAHULUAN. kehidupan tersebut maka seseorang harus banyak belajar. Proses belajar yang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, memberi Dana Bantuan Operasional

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk memahami nilai-nilai warga negara yang baik. Sehingga siswa

BAB I PENDAHULUAN. Karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan

MATA KULIAH : KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Negara Indonesia merupakan suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan. mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan Sistem

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. seharusnya dicapai melalui proses pendidikan dan latihan. mendidik, melatih dan mengembangkan kemampuan peserta didik guna

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan setiap individu menjadi warga negara yang berkepribadian

KEWA. Abstract. Kompetensi. diperguruan Berwarga Negara. fungsi pekuliahan. Disusun Oleh. Program Studi. Fakultas. Ekonomi Bisnis.

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-undang pendidikan menyebutkan bahwa pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia jangka

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan manusia sempurna melalui pendidikan, di dalam pendidikan berlaku

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah

I. PENDAHULUAN. Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh

BAB I PENDAHULUAN. bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman memberikan dampak yang besar bagi

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter. Hal ini sejalan dengan Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem

I. PENDAHULUAN. satu usaha pembangunan watak bangsa. Pendidikan ialah suatu usaha dari setiap diri

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik

I. PENDAHULUAN. tercantum dalam UU Sisdiknas No. 20 (2003:4): Bahwa Undang-Undang

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia memerlukan berbagai macam pengetahuan dan nilai. Terkait

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. yang mempengaruhi kehidupan manusia. Di dalam proses pembelajaran, guru

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat vital bagi sebuah Negara. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sosiologi pada dasarnya mempunyai dua pengertian dasar yaitu sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dapat membawa perubahan ke arah lebih baik. Pendidikan di Indonesia harus

BAB I PENDAHULUAN. Sesederhana apapun peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menentukan berkembangnya suatu Negara ialah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab. Sebagaimana yang tertuang dalam pasal 3 Undang-Undang No. 20. tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang berbunyi :

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masalah pendidikan menjadi hal yang utama bahkan mendapat perhatian dari

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki eksistensi yang lebih bermartabat. Pendidikan formal pada hakikatnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Astrid Sutrianing Tria, 2014

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan Indonesia merupakan inti utama untuk menunjang pengembangan sumber daya manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu strategi pendidikan dalam bentuk program pendidikan merata diseluruh tanah air. Mengingat besarnya peranan pendidikan serta untuk memberikan arah, kendali, dan ruang lingkup pendidikan nasional, pemerintah telah mengesahkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003. Undang-undang ini menggariskan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu dan martabat manusia Indonesia dalam rangka mewujudkan tujuan nasional. Tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan YME, berahlak mulia, sehat, berilmu, cerdas, kreatif, mandiri, menjadi warganegara yang demokratis dan bertanggung jawab. Pada UU no.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 37 disebutkan kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat pendidikan agama, kewarganegaraan, bahasa, matematika, IPA, IPS seni dan budaya, jasmani dan olahraga, keterampilan dan kejuruan, dan muatan lokal.

Pendidikan Kewarganegaraan adalah upaya sadar dan terencana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa bagi warganegara dan menumbuhkan jati diri dan moral bangsa sebagai landasan pelaksanaan hak dan kewajiban dalam bela negara, demi kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan negara serta dilandasi nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945. Menurut UU tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia 2006 Pasal 1 ayat (2), Kewarganegaraan adalah segala hal ihwal yang berhubungan dengan warganegara. Pendidikan kewarganegaraan juga dapat diartikan sebagai sebuah program pendidikan yang difokuskan untuk membina seseorang yang telah memiliki status kewarganegaraan menjadi warganegara yang baik (good citizen), yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, yang berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Menurut Zamrono (1998:73) pendidikan kewarganegaraan a adalah : suatu proses yang dilakukan oleh lembaga pendidikan dimana seseorang mempelajari nilai-nilai demokrasi, orientasi sikap dan perilaku politik sehingga yang bersangkutan memiliki kecakapan dan kemampuan penguasaan kewarganegaraan, kecakapan dan kemampuan sikap kewarganegaraan, dan kemampuan mengartikulasikan keterampilan kewarganegaraan serta kemampuan mengambil keputusan politik secara rasional dan menguntungkan bagi dirinya juga bagi masyarakat dan bangsa. Pendidikan Kewarganegaraan masih dianggap tidak penting karena dalam penilaian tiap warganegara Pendidikan Kewarganegaraan hanya sebagai pendidikan wajib di sekolah dan perguruan tinggi tanpa disadari manfaat yang nyata dari Pendidikan Kewarganegaraan. Sehingga sering mengabaikan apa sebenarnya manfaat dan tujuan pentingnya pendidikan kewarganegaraan. Menurut Abu Ahmadi (2003:68) Pendidikan Kewarganegaraan mempunyai manfaat dan tujuan yaitu:

a. Mampu memahami dan melaksanakan hak dan kewajiban secara santun, jujur dan demokratis serta ikhlas sebagai warga negara terdidik dalam kehidupan selaku warga negara Republik Indonesia yang bertanggung jawab. b. Menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta pemahaman tentang beragam masalah dasar kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang hendak diatasi dengan penerapan pemikiran yang berlandaskan pancasila, wawasan nusantara, dan ketahanan nasional secara kritis dan bertanggung jawab. c. Mampu memupuk sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai kejuangan serta patriotisme yang cinta tanah air, rela berkorban bagi nusa dan bangsa. Pendidikan Kewarganegaraan menuntut siswa untuk menunjukkan sikap yang baik, kreatif, dan bertanggung jawab, tetapi kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa tujuan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan belum tercapai sebagaimana yang diharapkan. Sering kali guru menemukan siswa tidak berani mengemukakan pendapat maupun bertanya. Dalam bekerja kelompok banyak dari anggota kelompok yang hanya mencantumkan nama tanpa ikut berpartisipasi dalam kelompok, tanggung jawab siswa rendah, baik terhadap dirinya sendiri (individu) maupun terhadap kelompok. Pendidikan Kewarganegaraan terdiri dari tiga komponen keterampilan. Pertama, kecakapan dan kemampuan penguasaan pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge) ; kedua, kecakapan dan kemampuan sikap warganegara (civic deposition); ketiga, kecakapan dan kemampuan mengartikulasikan keterampilan kewarganegaraan (civic skills) yaitu keterampilan yang berkenaan dengan penguasaan materi pelajaran kewarganegaraan yang meliputi kajian atau pembahasan tentang negara, warganegara hubungan antara negara dengan warganegaranya, hak dan kewajiban negara dan warganegara, masalah pemerintahan, hukum, politik, moral, dan sebagainya. Selain itu terdapat tiga dimensi kewarganegaraan, meliputi: kecerdasan warganegara (civic intelligence), tanggung jawab warganegara (civic responsibility), dan partisipasi warganegara (civic partisipation).

Konsep partisipasi menyangkut seluruh aspek kehidupan kenegaraan dan kemasyarakatan dan partisipasi politik itu terbuka untuk seluruh warganegara Indonesia. Hal tersebut diatur dalam suatu peraturan perundang-undangan yang dapat dipertanggung jawabkan dan diterima oleh semua pihak, contoh: kebebasan untuk memilih dan mempunyai keyakinan politik dan kebebasan mengeluarkan pendapat dimuka umum yang diatur dalam Undang-Undang pasal 23 ayat (1) dan (2) tahun 1999. Dalam UU tersebut, menghormati kebebasan orang lain untuk menentukan pilihan politik serta tidak memaksakan kehendak merupakan salah satu contoh dari politik beretika. Pancasila juga menekankan bahwa perlunya partisipasi yang efektif, sehingga ada proses dan kesempatan yang sama bagi rakyat untuk mengekspresikan profesinya dalam keputusan-keputusan yang diambil. Untuk itu, harus ada ruang yang memperkenankan publik untuk mengekpresikan kehendakkehendaknya. Pendapat ini menunjukan bahwa menghargai aspirasi yang berkembang serta opini politik yang muncul yang kemudian diterjemahkan dalam kebijakan-kebijakan politik merupakan tindakan politik beretika. Pelaksanaan proses Pendidikan Nasional di Indonesia, baik melalui pendidikan formal maupun pendidikan non formal hendaknya mengarahkan pada penanaman dan pembentukan sikap kepada setiap anak didik agar menjadi generasi bangsa yang cerdas, yang berilmu pengetahuan dengan keterampilan yang tinggi dalam kemajuan teknologi dengan tetap berpijak pada nilainilai kepribadian bangsa yaitu Pancasila. Sesungguhnya mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan memiliki peranan yang sangat penting bagi siswa karena mata pelajaran ini menentukan bagaimana sikap anak setelah mereka diadakan penentuan kelulusan maupun kenaikan kelas.

Seorang guru yang profesional tugasnya tidak hanya mentransferkan sejumlah ilmu saja kepada anak didiknya, melainkan juga mendidik agar anak didiknya mamapu berperilaku sebagai orang yang terpelajar, berahlak mulia, berbudi pekerti yang luhur, sopan santun, berkepribadian serta memiliki sikap dan moral yang sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam pandangan hidup bangsa ini, yaitu Pancasila.Berikut adalah data jumlah siswa yang telah memiliki hak pilih atau telah berusia 17 tahun. Tabel 1 : jumlah siswa yang telah berusia No Kelas Jumlah siswa berusia Laki-laki perempuan 1 XI IPA 1 17 siswa 2 XI IPA 2 19 siswa 3 XI IPA 3 18 siswa 4 XI IPA 4 20 siswa 5 XI IPA 5 21 siswa 6 XI IPA 6 19 siswa 7 XI IPS 1 18 siswa 8 XI IPS 2 17 siswa Jumlah 149 siswa Sumber : Dokumentasi SMA Negeri 9 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis mengambil judul yaitu peranan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Sarana Pembentukkan Sikap dan Partisipasi Politik Siswa di SMA N 9 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan, maka masalah ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Sikap politik siswa rendah. 2. Partisipasi politik siswa rendah. 3. Sarana pembelajaran pendidikan kewarganegaraan belum memadai. 4. Siswa memandang rendah pelajaran pendidikan kewarganegaraan.

1.3 Pembatasan Masalah Agar penelitian ini tidak meluas jangkauannya, maka penelitian ini permasalahannya akan dibatasi yaitu: 1. Sikap politik siswa rendah. 2. Partisipasi politik siswa rendah. 3. Siswa memandang rendah pelajaran pendidikan kewarganegaraan. 1.4 Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana peranan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan terhadap pembentukkan sikap politik siswa. 2. Bagaimana peranan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan terhadap partisipasi politik siswa. 1.5 Tujuan Penelitian dan Kegunnaan Penelitian 1.6 1.5.1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan:

1. bagaimana peranan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan terhadap sikap politik siswa. 2. Bagaimana peranan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan terhadap partisipasi politik siswa. 1.5.2 Kegunaan Penelitian 1.5.2.1. Kegunaan Teoritis Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran, informasi, dan mengembangkan konsep-konsep ilmu pendidikan pada umumnya dan Pendidikan Kewarganegaraan pada kajiannya yaitu pendidikan politik dan kenegaraan, karena berkaitan dengan sikap dan pertisipasi warganegara dalam kehidupan politik. 1.5.2.2 Kegunaan Praktis Secara peraktis penelitian ini berguna untuk : 1. Sebagai suplemen bahan ajar pada SMA kelas XI semester satu dalam mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan mengenai budaya politik. 2. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi rujukan dalam proses pembelajaran pendidikan kewarganegaraan dalam pokok bahasan tentang bagaimana Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Terhadap Pembentukkan Sikap Dan Partisipasi Politik Siswa di SMA N 9 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011. 3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber pendidikan dan informasi yang tepat bagi masyarakat dan mahasiswa tentang pemahaman sikap dan partisipasi politik,

sekaligus sebagai pendidikan politik bagi masyarakat dan khususnya siswa agar lebih peduli dan kritis dalam menyikapi terhadap masalah-masalah yang terjadi disekitarnya. 4. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memeberi tambahan pengetahuan serta memperkaya khasanah ilmu pendidikan khususnya pendidikan kewarganegaraan bagi masyarakat dan siswa. 1.6 Ruang Lingkup Penelitian 1.6.1 Ruang Lingkup Ilmu Penelitian ini termasuk dalam ruang lingkup ilmu pendidikan, khususnya pendidikan kewarganegaraan. Dan berada di dalam kajian pendidikan kewarganegaraan karena berkaitan dengan hak warganegara untuk memperoleh pendidikan politik, dan turut terlibat dalam pembangunan politik serta berpartisipasi politik didalamnya, yang secara khusus pula membahas tentang Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Terhadap Pembentukkan Sikap Dan Partisipasi Politik Siswa di SMA N 9 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011. 1.6.2 Ruang Lingkup Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Terhadap Pembentukkan Sikap Dan Partisipasi Politik Siswa di SMA N 9 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011. 1.6.3 Ruang Lingkup Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA N 9 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011 1.6.3 Ruang Lingkup Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 9 Bandar Lampung. 1.6.4 Ruang Lingkup Waktu Penelitian ini dilaksanakan sejak dikeluarkannya surat izin penelitian pendahuluan oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung sampai dengan selesai.