BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, kolesterol Low Density

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ( 220 mg/dl), peningkatan kadar trigliserida ( 150 mg/dl) atau penurunan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dislipidemia merupakan spektrum luas dari abnormalitas lipid dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Secara global, prevalensi penderita diabetes melitus di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. serat. Kurangnya aktivitas fisik dan mengkonsumsi makanan tinggi lemak termasuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hiperlipidemia atau hiperkolesterolemia termasuk salah satu abnormalitas fraksi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya telah mengalami perubahan dari basis pertanian menjadi

I. PENDAHULUAN. Hiperkolesterolemia adalah suatu keadaan dimana kadar kolesterol serum

BAB I PENDAHULUAN. dan metabolisme dalam tubuh. Kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya peningkatan akumulasi lemak tubuh yang disebabkan oleh asupan kalori

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian R. Mia Ersa Puspa Endah, 2015

Pada wanita penurunan ini terjadi setelah pria. Sebagian efek ini. kemungkinan disebabkan karena selektif mortalitas pada penderita

1.1 Pengertian 1.2 Etiologi dan Faktor Resiko 1.3 Patofisiologi Jalur transport lipid dan tempat kerja obat

BAB I PENDAHULUAN UKDW. HDL. Pada tahun 2013, penduduk Indonesia yang berusia 15 tahun

TERHADAP PERBAIKAN KADAR LIPID SERUM DARAH MENCIT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN.

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009

BAB I PENDAHULUAN. berpendapat usia setiap manusia sudah ditentukan oleh Tuhan, sampai usia. tertentu, yang tidak sama pada setiap manusia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kadar HDL dalam darah (Linn et al., 2009). Dislipidemia sebagian besar (hingga

BAB I PENDAHULUAN. utama kematian di negara dengan pendapatan rendah dan menengah

Mitos dan Fakta Kolesterol

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tanda gangguan metabolisme lipid (dislipidemia). Konsekuensi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah

BAB I PENDAHULUAN. 2014). Penyakit metabolik dan degeneratif saat ini tidak hanya menyerang usia lanjut,

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. traditional lifestyle menjadi sedentary lifestyle (Hadi, 2005). Keadaan ini

BAB I PENDAHULUAN. beranekaragam. Disaat masalah gizi kurang belum seluruhnya dapat diatasi

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lemak. yang ditandai peningkatan salah satu atau lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pemerintah dan pihak swasta untuk meningkatkan keadaan gizi

BAB I PENDAHULUAN. menyukai makanan siap saji yang memiliki kandungan gizi yang tidak seimbang.

I. PENDAHULUAN. penyakit jantung koroner (Rahayu, 2005). Hiperkolesterolemia adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskular saat ini merupakan penyebab utama kematian di

Tingkat Cholesterol Apa artinya, Diet dan Pengobatannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan prevalensi penyakit kardiovaskular dan berakibat kematian. 1

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia tidak dapat lepas dari pengolahan makanan dengan

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan salah satu faktor resiko mayor penyakit jantung koroner (PJK). (1) Saat ini PJK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. timbul dapat berupa peningkatan dari kadar kolesterol total, kadar low density

BAB I PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. hal dasar dalam kehidupan untuk menunjang semua aktivitas mahkluk hidup. Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Kolesterol adalah suatu molekul lemak di dalam sel yang terdiri atas LDL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini, penyakit jantung menjadi penyakit pembunuh

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan data WHO di dalam mortality country fact sheet menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. mulai bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit metabolik. Dengan meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. (sedentary lifestyle) dan kurangnya aktivitas olahraga (Tsujii, 2004). Salah

BAB I PENDAHULUAN. infeksi dan kekurangan gizi telah menurun, tetapi sebaliknya penyakit degeneratif

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung termasuk penyakit jantung koroner telah menjadi

ANTIHIPERLIPIDEMIA YENI FARIDA S.FARM., M.SC., APT

I. PENDAHULUAN. semakin meningkat. Prevalensi DM global pada tahun 2012 adalah 371 juta dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Gizi Klinik, Farmakologi,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. utama lipoprotein plasma adalah low density lipoprotein (LDL). 1 LDL berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. berbagai negara mengingat beban biaya serta morbiditas dan mortalitas yang

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemia akibat gangguan sekresi insulin, aksi insulin, atau keduanya.

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi merupakan salah satu faktor resiko yang membahayakan kesehatan

UNDERSTANDING CHOLESTEROL. Djadjat Tisnadjaja Puslit Bioteknologi-LIPI

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Dislipidemia Dislipidemia adalah suatu keadaan terganggunya metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, kolesterol Low Density Lipoprotein (LDL), Trigliserida (TG), dan penurunan kadar High Density Lipoprotein (HDL). 1 Tabel 1 Klasifikasi dislipidemia berdasarkan NCEP ATP III 2001 mg/dl 12 Klasifikasi Kolesterol total, kolesterol LDL, kolesterol HDL dan trigliserida menurut NCEP ATP III 2001 mg/dl Kolesterol total <200 200-239 240 Kolesterol LDL <100 100-129 130-159 160-189 190 Kolesterol HDL <40 60 Trigliserid <150 150-199 200-499 500 Optimal Diinginkan Tinggi Optimal Mendekati optimal Diinginkan Tinggi Sangat tinggi Rendah Tinggi Optimal Diinginkan Tinggi Sangat tinggi Kadar kolesterol LDL dan HDL yang abnormal terus-menerus akan mengakibatkan pengendapan kolesterol pada dinding pembuluh darah yang akan menyebabkan pengerasan pada pembuluh darah (aterosklerosis) 13. Tikus dapat 8

9 dikatakan dislipidemia jika terdapat kenaikan berat badan 20% atau terdapat kadar kolesterol total serum sebesar > 200 mg/dl. 14 1.1.1 Faktor faktor yang mempengaruhi kadar kolesterol LDL serum Beberapa faktor risiko dibawah ini dapat mempengaruhi kadar kolesterol serum yang dapat menyebabkan keadaan dislipidemia pada manusia, yaitu: 2.1.1.1 Genetik Hiperkolesterolemia familial merupakan salah satu penyakit genetik yang memiliki gangguan gen tunggal yang mempengaruhi reseptor LDL dan berkurangnya atau tidak adanya ambilan partikel LDL sehingga LDL akan terakumulasi di dalam darah. Kelainan ini bersifat autosomal dominan dan terdapat bentuk homozigot maupun heterozigot. 2,13,15 2.1.1.2 Usia Kadar LDL cenderung meningkat seiring bertambahnya usia karena seseorang semakin lebih sering terpajan dengan beberapa faktor risiko, seperti aktivitas fisik yang kurang, merokok, dan makanan berkolesterol tinggi. 2 2.1.1.3 Jenis kelamin Terdapat perbedaan prevalensi antara wanita dan laki laki yang diakibatkan oleh perbedaan dari hormon masing masing yang mempengaruhi profil lipid. 16 Wanita usia subur masih memiliki hormon estrogen yang berperan sebagai kardioprotektif namun wanita yang sudah mengalami usia menopouse akan terjadi penurunan estrogen sehingga dapat meningkatkan faktor risiko. 17

10 2.1.1.4 Penyakit penyerta Pasien DM tipe 1 pada umumnya tidak akan mengalami hiperlipidemia jika dalam kontrol glikemik yang baik. Pasien DM tipe 2 akan mempunyai kadar abnormalitas lipid dengan ditandai peningkatan plasma trigliserida, peningkatan LDL dan penurunan HDL. Penyakit tiroid seperti hipotiroidisme berhubungan dengan penigkatan plasma kolesterol LDL terutama karena penurunan fungsi resptor LDL hepar. Penyakit penyerta lainnya ialah sindrom nefrotik, dan hepatitis. Sindroma cushing juga dapat meningkatkan plasma kolesterol LDL yang ringan. 2,15,18 2.1.1.5 Obat obatan Terapi yang digunakan saat ini untuk pasien dislipidemia adalah golongan resin pengikat asam empedu, asam nikotinik, penghambat enzim HMG CoA reduktase atau statin, asam fibrat, penghambat absorpsi kolesterol di usus dan obat kombinasi. Obat golongan resin pengikat asam empedu dapat menurunkan kadar LDL tetapi kadar HDL tetap atau naik sedikit, sedangkan untuk pasien hipertrigliseridemia dapat terjadi peningkatan trigliserida, dan penurun HDL. Golongan statin sangat efektif dalam penurunan LDL. Golongan asam fibrat menurut hasil Veteran Affairs High Density Lipoprotein Cholesterol Intervention Trial (VAHIT) dapat meningkatkan kolesterol HDL dengan baik. 2 2.1.1.6 Gaya hidup Pentingnya intervensi gaya hidup berhubungan dengan perubahan positif terhadap kadar profil lipid seseorang. Intervensi gaya hidup ini dapat dilakukan

11 dengan cara mengurangi asupan lemak jenuh, meningkatkan asupan serat, mengurangi asupan karbohidrat dan alkohol, meningkatkan aktivitas fisik, dan mengurangi berat badan dan menghentikan kebiasaan merokok. 2 Aktivitas fisik seseorang dapat mempengaruhi parameter lipid terutama penurunan kadar TG dan peningkatan kadar kolesterol HDL. Olahraga aerobik dapat menurunkan konsentrasi TG sampai 20% dan meningkatkan konsentrasi kolesterol HDL sampai 10%. Sedangkan, untuk kadar kolesterol LDL dan kolesterol total tidak berpengaruh hanya dengan aktivitas fisik saja, oleh karena itu perlu disertai dengan diet dan penurunan berat badan. 18,19 Merokok juga merupakan salah satu faktor risiko dislipidemia, dengan menghentikan kebiasaan merokok dapat meningkatkan konsentrasi kolesterol HDL sebesar 5 10%. 18 Penurunan kadar kolesterol LDL dapat dengan memakai cara diet asam lemak tidak jenuh seperti Monounsaturated Fatty Acid (MUFA) dan Polyunsaturated Fatty Acid (PUFA). Diet PUFA akan lebih berpengaruh untuk menurunkan kadar kolesterol LDL dibandingkan dengan MUFA. Peningkatan konsentrasi kolesterol HDL sampai 5% dan penurunan trigliserida sebsar 10-15% dapat muncul dengan mengkonsumsi PUFA omega-3, PUFA omega-6 dan MUFA. Asupan karbohidrat dianjurkan kurang dari 60% kalori total sehingga akan mengalami peningkatan kolesterol HDL dan penurunan TG. Diet yang memiliki efek hipokolesterolemik secara langsung didapatkan dengan diet makanan kaya serat seperti kacang kacangan, buah, sayur dan sereal. Peningkatan

12 serat larut 5-10 gram perhari dapat mengalami penurunan kadar LDL sebesar 5%. 18,20 2.1.1.7 Obesitas Obesitas umum dan obesitas abdominal dapat diukur menggunakan Indeks Masa Tubuh (IMT) dan lingkar pinggang. Lingkar pinggang normal untuk Asia adalah <90 cm untuk pria dan <80 cm untuk wanita. Semakin meningkatnya ukuran lingkar pinggang seseorang dapat mencerminkan peningkatan kadar trigliseridan dan kolesterol LDL. 21 Ukuran IMT (Kg/m 2 ) Berat badan kurang <18,5, Normal <18,5 22,9, berat badan lebih berisiko, Obesitas I dan Obesitas II ialah 23 24,9, 25 29,9, 30. Pengaruh penurunan berat badan terhadap kolesterol total dan LDL hanya sedikit. Penurunan berat badan 10 kg berhubungan dengan penurunan kolesterol LDL sebesar 8 mg/dl. Sedangkan, untuk penurunan tiap 1 kg berat badan akan berhubungan dengan peningkatan kolesterol HDL sebesar 4 mg/dl dan penurunan konsetrasi trigliserida sebesar 1,3 mg/dl. 18 1.2 Buah naga merah Buah naga termasuk dalam kelompok tanaman kaktus atau famili Cactaceae dan subfamili Hylocereanea. Dalam subfamili ini terdapat beberapa genus, sedangkan buah naga termasuk dalam Hylocereus. Genus inipun terdiri atas sekitar 16 spesies. Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) adalah salah satu buah tropis yang mengandung kadar polifenol, betasianin, antioksidan, dan serat. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Universitas Putra Malaysia bahwa buah naga merah dapat memperbaiki dislipidemia dan aterosklerosis pada

13 tikus Sprague dawley hiperkolesterol. 22 Buah naga merah memiliki kulit dan daging yang berwarna merah dengan biji kecil hitam yang tersebar merata. 11 Tabel 2. Kandungan nutrisi pada kulit dan daging buah naga merah 23 Komponen Kadar Karbohidrat (g) 11,5g Serat (g) 0,71g Protein (g) 0,53g Lemak (g) Kalsium (mg) Fosfor (mg) Magnesium (mg) Vitamin C (mg) Fenol pada kulit Fenol pada daging buah Flavonoid pada kulit buah Flavonoid pada daging buah 2g 134,5mg 8,7mg 60,4mg 9,4mg 1.049,18 mggae/100g 561,76 mggae/100g 220,28 mggae/100g 1.310,10 mggae/100g Berdasarkan penelitian uji efektivitas ekstrak flavonoid dan steroid dari gedi (Abelmoschus manhot) sebagai antiobesitas dan hipolipidemik pada tikus putih jantan galur wistar yang dilakukan oleh Gabriela 24 menunjukkan hasil kadar flavonoid 100mg/kgbb mempunyai aktivitas hipolipidemik sebesar 86,45%. Senyawa flavonoid merupakan senyawa polifenol yang mengandung 15 atom karbon dalam inti dasarnya. Flavonoid terbagi menjadi 7 kelompok, yaitu antosianin, proantosianin, isoflavon, flavonon, flavonol, flavonol, dan flavon.

14 Flavonoid mempunyai aktivitas antioksidan di dalam tubuh sehinggan disebut bioflavonoid. Polifenol dapat ditemukan di tumbuhan, turunan zat ini mempunyai aktivitas antioksidan yang dapat menstabilkan radikal bebas dengan melengkapi kekurangan elektron yang dimiliki radikal bebas. Mekanisme polifenol mendonorkan hidrogen dari gugus hidroksilnya. 25 Mekanisme flavonoid dalam meningkatkan HDL dengan cara meningkatkan produksi apolipoprotein A-1 yang merupakan bahan pembentuk dari HDL 26. Flavonoid juga berperan dalam mengaktifkan multi enzim seperti sitokrom P450 dan b5 yang berperan dalam metabolisme xenobiotik. Flavonoid dapat meningkatkan ekskresi asam empedu karena sitokrom P450 mengikat senyawa asam empedu sehingga dapat menurunkan kolesterol di dalam tubuh. 27 Fenol atau polifenol menurunkan kolesterol LDL dengan berbagai cara seperti mencegah penyerapan, biosintesis LDL, menurunkan jumlah apolipoprotein B-100, dan sebagai antioksidan menurunkan kadar LDL yang teroksidasi. 2.2.1 Kulit buah naga merah Kulit dan daging buah naga merah memiliki kadar polifenol dan antioksidan yang tinggi. 11 Kulit mempunyai kadar polifenol yang lebih tinggi dibandingkan dengan daging.. 28 Kandungan pektin sebesar 10,8%, kandungan lignin 37%. Kandungan total serat pada kulit buah naga merah sebesar 69,3% dengan kadar serat larut atau soluble dietary fiber (SDF) sebesar 14,82% dan

15 kadar serat tidak terlarut atau insoluble dietary fiber ( IDF) sebesar 56,50%. Ratio IDF : SDF pada kulit buah naga sebesar 3.8 : 1.0. 11 Studi eksperimental menunjukkan bahwa peningkatan asupan makanan serat dapat mengurangi kolesterol plasma. Sedangkan, meta analisis dari 67 percobaan yang melibatkan 2.990 peserta menunjukkan bahwa 1 gram serat larut dapat menurunkan kolesterol LDL 2,2mg/dl. Efek ini dapat diamati pada pasien dislipidemia dengan rekomendasi asupan harian 20 25 mg dengan pemberian 2 3 kali sehari. Mekanisme serat makanan akan meningkatkan proses fecal dengan melakukan ekskresi kolesterol dan menurunkan kolesterol hepatik sintesis, serat makanan juga dapat meningkatkan rasa kenyang, dan sensitivitas insulin. Serat makanan juga telah terbukti mengurangi respon glikemik dan mengedarkan konsentrasi insulin dalam orang dewasa sehat, serta pada pasien dengan hiperkolesterolemia atau diabetes. Menunda penyerapan karbohidrat merupakan salah satu mekanisme dalam perbaikan sensitivitas insulin terkait dengan asupan tinggi dari serat makanan. 29 Penelitian yang telah dilakukan oleh Nurliyana 30 menyatakan bahwa di dalam kulit buah naga merah dapat menghambat 83,48 ± 1,02% radikal bebas, sedangkan pada daging buah naga hanya mampu menghambat radikal bebas sebesar 27,45 ± 5,03 %. 31 2.2.2 Daging buah naga merah Buah naga merah mengandung berbagai zat aktif antihiperlipidemia seperti niasin, asam askorbat, dan asam palmitat. Zat aktif ini diyakini dapat

16 meningkatkan kadar HDL. Niasin berfungsi untuk meningkatkan sintesis HDL dan menurunkan kecepatan katabolisme HDL. Daging buah naga merah memiliki kadar vitamin C yang tinggi dan dapat mencukupi kebutuhan perhari individu yaitu mencapai 540,27 mg/100 g. Vitamin C berfungsi sebagai antioksidan yang mempunyai efek mencegah kerusakan HDL yang diakibatkan oleh peroksidase lipid, dan pembentukan radikal bebas serta vitamin c dapat meningkatkan eksresi asam empedu. 32

17 1.3 Kerangka Teori Obesitas Gaya Hidup Genetik Jenis Kelamin usia Kadar kolesterol LDL serum Obat- obatan Flavonoid (kulit dan daging buah naga merah) Gambar 1. Kerangka teori Gambar 1. Kerangka teori 1.4 Kerangka Konsep Kulit dan daging buah naga merah Kadar kolesterol LDL serum 2.5 Hipotesis Gambar 2. Kerangka konsep

18 2.5.1 Hipotesis mayor Terdapat perbedaan efek pemberian seduhan kulit dan jus daging buah naga merah terhadap kadar kolesterol LDL serum tikus Sprague dawley dislipidemia. 2.5.2 Hipotesis minor 1) Terdapat kenaikan kadar kolesterol LDL serum pada tikus Sprague dawley setelah diberi pakan tinggi kolesterol. 2) Terdapat penurunan kadar kolesterol LDL serum pada tikus Sprague dawley dislipidemia setelah diberi seduhan kulit buah naga merah. 3) Terdapat penurunan kadar kolesterol LDL serum pada tikus Sprague dawley dislipidemia setelah diberi jus daging buah naga merah. 4) Terdapat perbedaan kadar kolesterol LDL serum tikus Sprague dawley dislipidemia setelah dilakukan intervensi antara kelompok pemberian seduhan kulit dan jus daging buah naga merah.