BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan. 1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. satu sektor penting dan dominan dalam menentukan maju mundurnya suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di SD, SMP, SMA dan sederajat memiliki banyak mata

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong kemajuannya dengan kekreatifan guru dan murid. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. belum dewasa sesuai dengan nilai nilai yang berlaku dalam keluarga, peradaban

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari bahasa Yunani, yaitu paedagogiek. Pais artinya anak, gogos artinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. Ruzz Media Group, 2009), hlm Wiji Suwarno, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang didalam kegiatannya dilakukan oleh guru dan siswa. Pendidikan juga merupakan elemen yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, khususnya negara berkembang seperti Indonesia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II, Pasal 3. 1 Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. atau tidaknya suatu negara di pengaruhi oleh faktor pendidikan. Begitu. sulit dibayangkan bagaimana dapat mencapai kemajuan.

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional, Bab I Pasal 1 ayat (1) dikemukakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai fasilitas yang memudahkan untuk mengakses pengetahuan, maka

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. terkait dengan proses pembangunan. Sedangkan pembangunan diarahkan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagian besar dari proses perkembangan manusia berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. jati diri dan membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu pertumbuhan dan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancang dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sejak PAUD sampai ke Perguruan Tinggi. Pendidikan merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

PENGARUH AKTIVITAS SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRA KURIKULER DAN KEDISIPLINAN MENGIKUTI KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya adalah untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, persoalan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan seseorang menuju kearah kemajuan dan peningkatan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya teknik informatika akan mempermudah aktivitas manusia.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan suatu tujuan pendidikan, sebagaimana dalam Undang-Undang RI

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa fungsi

BAB I PENDAHULUAN. 1 Zuhairi, dkk, Metodologi Pendidikan Agama (solo: Ramadhani, 1993), hal. 9.

BAB I PENDAHULUAN. warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2 Berkaitan dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah dan madrasah) yang. pengetahuan, kebiasaan sikap, dan sebagainya.

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Kewarganegaraan. Diajukan Oleh: ERMAWATIK A

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. dengan kualitas, relevansi, dan efisiensi pendidikan. pendidikan diarahkan kepada pencapaian tujuan-tujuan tertentu yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang mutlak dibutuhkan oleh seluruh

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan pendidikan yang memberikan kesempatan peserta didik untuk

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dengan kata lain, peran pendidikan sangat penting untuk. pendidikan yang adaptif terhadap perubahan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai. keterampilan-keterampilan pada siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek utama suksesnya program

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan berpotensi dalam arti yang seluas-luasnya, melalui

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Salah satu upaya membina dan membangun Sumber Daya Manusia (SDM)

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM. KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. waktu. Seperti tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Oleh karena itu, pendidikan menjadi kebutuhan manusia. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. depan suatu bangsa karena kualitas suatu bangsa sangat ditentukan oleh faktor

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, mengembangkan potensi diri, membentuk pribadi yang bertanggung

PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN BERFIKIR KRITIS SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 2 COLOMADU TAHUN AJARAN 2009/ 2010

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional kabupaten hingga diimplementasikan langsung disekolah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ditetapkan. Pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kelangsungan hidup manusia akan berjalan dengan lancar dan optimal.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 ditegaskan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan intelektual dan moralitas yang tinggi. manusia yang berkualitas dalam menghadapi era globalisasi.

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

2015 KONTRIBUSI PROGRAM PEMBINAAN KESISWAAN TERHADAP PEMENUHAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. kalangan ilmuwan khususnya para ahli pendidikan. Hal ini karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. hasil observasi atau eksperimen di samping penalaran. 2 Matematika adalah

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pemerintah tentang aturan masyarakat ekonomi ASEAN. Maka perlulah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. asing yang semakin menggeser minat untuk belajar membaca Al-Qur an. yang dampaknya akan menghancurkannya umat islam.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam menentukan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. dari segi intelektual maupun kemampuan dari segi spiritual. Dari segi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. kebodohan menjadi kepintaran, dari kurang paham menjadi paham. Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. 1999), hlm Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,

BAB I PENDAHULUAN. akhlak maupun pendidikan ilmu umum. Pendidikan telah mengubah manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. religiusitas dalam kehidupan manusia. Temuan-temuan empiric dan

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya dimasa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang. tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya pendidikan merupakan usaha manusia, artinya manusialah yang

BAB I PENDAHULUAN. hakikatnya manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kesempatan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di masa ini Indonesia sedang dilanda berbagai masalah baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. sendiri bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi. dalam rangka mencerdaskan kahidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. pikir seseorang untuk selalu melakukan inovasi dan perbaikan dalam segala aspek

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan. 1 Dari definisi tersebut, yang perlu kita garis bawahi adalah bahwa peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang diperlihatakan dalam bentuk bertambahnya kualitas dan kuantitas kemampuan orang itu dalam berbagai bidang. Jika di dalam suatu proses belajar seseorang tidak mendapatkan suatu peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, dapat dikatakan orang tersebut sebenarnya belum mengalami proses belajar atau dengan kata lain ia mengalami kegagalan dalam proses beajar. Belajar sealalu berkenaan dengan perubahan-perubahan pada diri orang yang belajar, apakah itu mengarah kepada yang lebih baik ataupun yang kurang baik, direncanakan ataupun tidak. Hal lain yang juga terkait dalam belajar adalah pengalaman yang berbentuk interaksi dengan orang lain atau lingkungannya. 2 1 Drs. Thursan Hakim, Belajar secara Efektif. (Jakarta: Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara. 2008), hlm. 1 2 Ibid., hlm. 155 1

2 Proses belajar suatu individu dapat dilakukan secara tidak langsung atau tidak terstruktur, dan secara langsung atau terstruktur. Proses belajar secara tidak langsung atau tidak terstruktur biasanya didapatkan secara tidak sengaja oleh individu tersebut, seperti seorang anak yang belajar berbicara dari mengikuti cara berbicara ayah dan ibunya, mengikuti tingkah laku orang tua dan keluarga dekatnya atau yang disebut dengan proses imitasi. Sedangkan proses belajar secara langsung atau terstruktur dilaksanakan didalam suatu lembaga atau himpunan, yang biasa dikenal dengan lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan memberikan fasilitas pendidikan yang lebih lengkap untuk tumbuh kembang anak atau individu di dalam kegiatan belajar atau kegiatan kependidikannya. Secara nasional, pendidikan merupakan sarana yang dapat mempersatukan setiap warga negara menjadi suatu bangsa. Melalui pendidikan setiap peserta didik difasilitasi, dibimbing dan dibina untuk menjadi warga negara yang menyadari dan merealisasikan hak dan kewajibannya. Kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara ini apabila dimiliki secara kolektif akan mempersatukan mereka menjadi suatu bangsa. Pendidikan merupakan suatu alat yang ampuh untuk menjadikan setiap peserta didik dapat duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi. 3 Manusia yang beriman dan berilmu pengetahuan akan mempunyai derajat 3 Prof. Dr. Soedijarto, M.A, Landasan dan Arah Pendidikan Nasional Kita. (Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara, 2008), hlm. 3

3 kedudukan yang lebih tinggi disisi Allah SWT, hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat AL-Mujadalah ayat 11 : Artinya :... Allah akan meninggikan orang-orang beriman diantaramu dan orangorang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan 4 Proses pendidikan berlangsung dalam suatu lingkungan, yaitu lingkungan pendidikan. Lingkungan ini mencakup lingkungan fisik, sosial, intelektual, dan nilai-nilai. Lingkungan fisik terdiri atas lingkungan alam dan lingkungan buatan manusia, yang merupakan tempat dan sekaligus memberikan dukungan dan kadang-kadang juga hambatan bagi proses pendidikan. 5 Selanjutnya dalam lingkungan-lingkungan tersebut pendidikan akan dimaksimalkan dan diefisienkan sesuai dengan tujuan sekolah dan tujuan pendidikan di Indonesia secara umum. Pendidikan juga dapat menjadi wahana baik bagi negara untuk membangun sumber daya manusia yang diperlukan dalam pembangunan, juga bagi setiap peserta didik untuk dapat mengembangkan diri sesuai dengan potensi yang dimiliki. Salah satu cara untuk mengembangkan diri 4 DEPAG, Al-Qur an dan Terjemahnya. (Jakarta: CV. Kathoda, 2005), hlm. 793 5 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 5

4 peserta didik sesuai dengan potensi yang mereka miliki adalah dengan mengikuti proses kegiatan belajar dikelas dan di luar kelas. Sesuai dengan yang tercantum dalam Permendiknas nomor 39 tahun 2008, bahwa untuk mengembangkan potensi siswa sesuai dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, yaitu siswa yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab, diperlukan pembinaan kesiswaan secara sistematis dan berkelanjutan. Berdasarkan isi Permendiknas nomor 39 Tahun 2008 tersebut maka siswa-siswi suatu sekolah tingkat sekolah menengah pertama dan tingkat menengah diharapkan untuk menjadi siswa yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Kegiatan pengembangan bakat dan potensi tersebut sangat sesuai dengan tujuan dibentuknya kegiatan ekstrakurikuler di sekolah tingkat menengah baik tingkat pertama maupun tingkat atas (SMP dan SMA). Beberapa tujuan dibentuknya kegiatan ekstrakurikuler adalah untuk mendekatkan kita baik dengan lingkungan sekitar maupun dengan pencipta dan alam semesta, menyalurkan dan mengembangkan potensi dan bakat peserta didik. Kelompok bakat yang dimiliki oleh individu ada 2 macam, yaitu bakat sekolah dan bakat pekerjaan. Bakat sekolah, merupakan bakat yang

5 dimiliki seseorang yang mendukung penyelesaian tugas-tugas atau perkembangan sekolah atau pendidikan. Bakat pekerjaan, merupakan bakat yang dimiliki seseorang berkenaan dengan bidang pekerjaan atau jabatan tertentu. 6 Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang terfokus pada bakat sekolah, yaitu bakat yang dimiliki seseorang yang mendukung penyelesaian tugas-tugas atau perkembangan sekolah atau pendidikan, sedangkan ketika seorang siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler maka bakat mereka akan digabungkan dengan bakat pekerjaan, yaitu bakat yang dimiliki seseorang berkenaan dengan bidang pekerjaan atau jabatan tertentu. Tentunya sangat sulit untuk menyeimbangkan dan melaksanakan tujuan-tujuan dari ekstrakurikuler tersebut, dan menjadi individu yang dapat selaras pula untuk menjalankan kegiatan belajar di kelasnya. Temuan peneliti saat melakukan observasi di lapangan sebelum penelitian menunjukkan hal sebaliknya, siswa-siswi di kelas VIII Unggulan yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka lebih banyak yang berprestasi dalam bidang akademik, yaitu sering menjuarai olimpiade baik olimpiade matematika maupun olimpiade fisika. Kemampuan mereka itu tentunya bukanlah hal biasa yang sering dijumpai di sekolah-sekolah kebanyakan, dimana mereka lebih mengacu pada salah satu kemampuan atau bakat saja. Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Perbedaan Hasil Belajar Matematika Siswa yang 6 Ibid., hlm. 155

6 mengikuti kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka dan yang Tidak Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka di MTs Negeri Tulungagung. B. Identifikasi Masalah Beberapa identifikasi masalah dari latar belakang tersebut antara lain : 1. Tersitanya banyak waktu belajar siswa di sekolah yang digunakan untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka. 2. Berkurangnya tingkat konsentrasi siswa terhadap pembelajaran matematika yang dipengaruhi oleh berkurangnya waktu pembelajaran yang diterima oleh siswa di sekolah. C. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut. 1. Adakah perbedaan hasil belajar matematika siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka dan yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka di MTs Negeri Tulungagung? 2. Berapa besar perbedaan rata-rata hasil belajar matematika siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka dan yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka di MTs Negeri Tulungagung?

7 D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mengetahui perbedaan hasil belajar matematika siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka dan yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka di MTs Negeri Tulungagung. 2. Mengetahui berapa besar perbedaan rata-rata hasil belajar matematika siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka dan yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka di MTs Negeri Tulungagung. E. Manfaat Penelitian Setelah dilakukan penelitian mengenai perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka dan yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka di MTs Negeri Tulungagung diharapkan dapat memberikan manfaat, diantaranya : 1. Bagi Guru Penelitian diharapkan dapat memberikan gambaran, menambah wawasan dan pengalaman melaksanakan pembelajaran dalam hal ini untuk meningkatkan hasil belajar matematika di MTs Negeri Tulungagung.

8 2. Bagi Siswa Memudahkan siswa baik siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka maupun siswa yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka di MTs Negeri Tulungagung untuk mengetahui kekurangan maupun kelebihan mereka dalam mempelajari matematika, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar matematika. 3. Bagi Peneliti Penelitian ini dapat menjadi pengetahuan ilmiah dan mengaplikasikan kemampuan yang diperoleh selama menjalani perkuliahan. Dan juga sebagai tambahan wawasan pengetahuan tentang kemampuan ratarata hasil belajar matematika siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler terutama kegiatan ekstrakurikuler pramuka di MTs Negeri Tulungagung. 4. Bagi Peneliti Lain Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang ilmu pendidikan dan sebagai masukan untuk melakukan penelitian lebih lanjut. F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian 1. Ruang Lingkup Penelitian Adapun ruang lingkup pada penelitian dalam judul perbedaan hasil belajar matematika siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka dan

9 yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka di MTs Negeri Tulungagung adalah hasil belajar matematika siswa di MTs Negeri Tulungagung. 2. Keterbatasan Penelitian Ruang lingkup penelitian sebagaimana diatas, selanjutnya peneliti membatasi agar tidak terjadi pelebaran pembahasan. Adapun pembatasan penelitian yang dimaksud adalah terbatas pada variabel yang diteliti, yaitu variabel terikat dan variabel bebas dari penelitian. variabel bebas dari penelitian ini adalah Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka sedangkan variabel terikatnya adalah Perbedaan Hasil Belajar Matematika Siswa. G. Definisi Operasional Definisi operasional yang disusun oleh peneliti dalam penelitian ini adalah untuk menghindari kesalah pahaman dalam penafsiran. Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Hasil Belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. 7 2. Matematika menurut Johnson dan Rising (1972) dalam Rusefendi menerangkan bahwa matematika merupakan pola berfikir, pola mengorganisasikan pembuktian logik, pengetahuan struktur yang terorganisasi memuat: sifat-sifat, teori-teori dibuat secara deduktif 7 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Rosdakarya, 2005), hlm. 22

10 berdasarkan unsur yang tidak didefinisikan, aksioma, sifat atau teori yang telah dibuktikan kebenarannya. 8 3. Ekstra kurikuler adalah kegiatan pendidikan diluar jam pelajaran kurikulum) untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki peserta didik, baik yang berkaitan dengan aplikasi ilmu pengetahuan yang didapatnya maupun dalam pengertian khusus untuk membimbing peserta didik dalam mengembangkan potensi dan bakat yang ada dalam dirinya melalui kegiatan-kegiatan yang sifatnya wajib maupun pilihan. 9 H. Sistematika Penulisan Skripsi Untuk mempermudah dalam memahami skripsi ini, maka peneliti memandang perlu mengemukakan sistematika penelitian skripsi. Skripsi ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut : Bagian awal terdiri dari halaman judul, halaman pengajuan, halaman persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, dan abstrak. Bagian inti skripsi, terdiri dari lima bab dan masing-masing bab berisi sub bab, antara lain: 8 Sri Subarinah, Inovasi Pembelajran Matematiak SD, (DEPDIKNAS : 2006), hlm 1 9 Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, (Jogjakarta Ar Ruzz, 2008), hlm. 187

11 a. BAB I Pendahuluan, meliputi: (a) latar belakang masalah; (b) rumusan masalah; (c) tujuan penelitian; (d) hipotesis penelitian; (e) Manfaat Penelitian; (f) ruang lingkup dan keterbatasan masalah; (g) penegasan istilah; (h) sistematika penulisan skripsi. b. BAB II memaparkan tentang landasan teori yang menjadi landasan dasar dalam penyusunan skripsi ini yang mana dalam bab ini dapat dibagi menjadi lima pokok pembahasan yaitu: (a) belajar; (b) hasil belajar; (c) matematika; (d) ekstrakurikuler; (e) kegiatan ekstrakurikuler pramuka; (f) materi lingkaran; (g) kajian penelitian terdahulu. c. BAB III Metode Penelitian, meliputi: (a) pendekatan penelitian; (b) jenis penelitian; (c) populasi, sampling dan sampel; (d) sumber data dan variabel penelitian; (e) teknik pengumpulan data dan instrumen pengumpulan data; (f) teknik analisis data; (g) prosedur penelitian. d. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, meliputi: (a) hasil penelitian; (b) pembahasan. e. BAB V Penutup dari keseluruhan bab yang berisi kesimpulan dan saran. Bagian akhir dari skripsi memuat hal hal yang sifatnya komplementatif yang berfungsi menambah validitas isi skripsi yang terdiri dari daftar rujukan dan lampiran-lampiran. Demikian sistematika penelitian dari skripsi yang berjudul Perbedaan Hasil Belajar Matematika Siswa yang Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka dan yang Tidak Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka di MTs Negeri Tulungagung Tahun Pelajaran 2014/2015.