Tabel 1. Data Hasil Penggunaan Timbangan Manual dan Digital

dokumen-dokumen yang mirip
Latihan penggunaan pipet otomatik, pipet Mohr serta pipet spuit 3. Latihan membuat larutan 4. Latihan pembuatan dan interpretasi grafik

LAPORAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM TEKNIK DASAR : TIMBANGAN, PIPET DAN PEMBUATAN LARUTAN IRA ASTUTI HASIBUAN PROGRAM STUDI MAGISTER BIOMEDIK FK USU

: ASTRID SISKA PRATIWI PRODI : MAGISTER ILMU BIOMEDIK ( )

: Adenin Dian Musrifani NIM : : Magister Ilmu Biolmedik : Teknik Dasar Pipet, Timbangan, dan Pembuatan Larutan TUJUAN :

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM 1 Teknik Dasar: Pipet, Timbangan, Pembuatn Larutan ALAT DAN BAHAN: Alat Bahan

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN. HARI/TGL. PRAKTIKUM : Rabu, 3 Maret 2015

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

TEKNIK DASAR LABORATORIUM: PIPET; TIMBANGAN; PEMBUATAN LARUTAN.

LAPORAN PRATIKUM TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN. Agar Mahasiswa/i mampu memiliki kemampuan dan mengetahui teknik :

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

Oleh : Melya Susanti Kelompok: melya susanti dan Islah wahyuni Selasa, 3 maret 2015

BIOMEDIK USU Laporan Praktikum 2 Teknik Dasar: Pipet, Timbangan, Pembuatan Larutan

LAPORAN PRAKTIKUM JUDUL PRAKTIKUM: TEKNIK DASAR: TIMBANGAN, PIPET DAN PEMBUATAN LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM I TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : Kamis, 17 Maret 2016

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

PRAKTIKUM 2 : TEKNIK DASAR PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN. Henny Erina Saurmauli Ompusunggu. Rebecca Rumesty Lamtiar. Nunung Sri Mulyani

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM 1 TEKNIK DASAR: PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM I TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : Kamis, 17 Maret 2016

LAPORAN PRAKTIKUM TEHNIK DASAR : PENGGUNAAN PIPET, TIMBANGAN DAN PEMBUATAN LARUTAN

TEKNIK DASAR: PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

TEKNIK DASAR: PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

BM506 USU LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR: TIMBANGAN, PIPET DAN PEMBUATAN LARUTAN Seri Rayani Bangun Melviana Lubis RABU/2 OKTOBER 2013

TUGAS INDIVIDU LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR: PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM 02 TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN.

Laporan praktikum Teknik Dasar: Pipet, Timbangan, Pembuatan Larutan. : Mesrida Simarmata Nim :

TEKNIK DASAR: PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

NAMA PRAKTIKAN : Yuliandriani Wannur Azah ( ) Rahmiwita ( ) Irma Yanti ( )

LAPORAN PRAKTIKUM 2 TEHNIK DASAR: TIMBANGAN, PIPET, DAN PEMBUATAN LARUTAN. oleh : Lucia Aktalina dan Selly Oktaria. Kamis, 26 September 2012

LAPORAN PRAKTIKUM 2 TEHNIK DASAR: TIMBANGAN, PIPET, DAN PEMBUATAN LARUTAN. 0leh : Frenky Sorimuda dan Paska. Kamis, 26 September

TEKNIK DASAR PENGGUNAAN TIMBANGAN MANUAL DAN DIGITAL PENGGUNAAN TIMBANGAN MANUAL

A. TEKNIK DASAR PENGGUNAAN TIMBANGAN MANUAL DAN DIGITAL

TEKNIK DASAR: PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM 2 TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN DISUSUN OLEH : JEKSON MARTIAR SIAHAAN DAN MARIA LESTARI

LAPORAN PRAKTIKUM 02 TEKNIK DASAR : PIPET,TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN.

LAPORAN PRAKTIKUM 02 TEKNIK DASAR : PIPET,TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN. Leo Pardon Sipayung

LAPORAN PRAKTIKUM 1 TEKNIK DASAR PIPET, TIMBANGAN DAN PEMBUATAN LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM 1 TEKNIK DASAR PIPET, TIMBANGAN DAN PEMBUATAN LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

LAPORAN PRATIKUM II PRATIKUM PH METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

LAPORAN PRAKTIKUM 03 ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

LAPORAN PRAKTIKUM 2. : Magister Ilmu Biolmedik : ph meter, persiapan larutan penyangga Tanggal pelaksanaan : 10 Maret 2015

Kuliah 2: September Jadwal OpenWetWare Keamanan Bagaimanakah itu DeviasiStandar pada grafik? Praktikum 2 :Teknik Dasar: Pipet, Timbangan,

LAPORAN PRAKTIKUM 2 PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

LAPORAN PRAKTIKUM. ph Meter dan Persiapan Larutan Penyangga

METABOLISMEGLUKOSA, UREA DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTOFOTOMETER)

KESEIMBANGAN ASAM BASA

LAPORAN PRAKTIKUM 2 BM 506. ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

PRAKTIKUM PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA DAN PENGENCERAN GLUKOSA

LAPORAN PRAKTIKUM 3 ph METER, BUFFER, dan PENGENCERAN DISUSUN OLEH : MARIA LESTARI DAN YULIA FITRI GHAZALI Kamis 04 Oktober s/d 16.

1. Dapat mengerti prinsip-prinsip dasar mengenai teknik spektrofotometri (yaitu prinsip dasar

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) Meutia Atika Faradilla ( )

Soal Latihan UTS Mata Kuliah Ketrampilan Dasar Laboratorium Biomedik 2011

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

Laporan Praktikum ph Meter, Persiapan Larutan Penyangga

Laporan praktikum biomedik 3 BM 506 METABOLISMEGLUKOSA, UREA DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTOFOTOMETER) Kelompok : Melya susanti Sunarti Hari/tanggal

LAPORAN PRAKTIKUM III PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

LAPORAN PRATIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, dan TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) Yunita Wannur Azah

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

LAPORAN PRAKTIKUM 3 METABOLISME GLUKOSA TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI SISKA MULYANI (NIM: ) HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : KAMIS / 4 Agustus 2016

: Kirana patrolina sihombing

PRAKTIKUM 2 PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA, PENGENCERAN STOK GLUKOSA Oleh: Melviana Aditya Candra

METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN PROTEIN (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) Yuliandriani Wannur ( )

METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

LAPORAN PRAKTIKUM PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGAN, DAN PENGENCERAN

: Kirana patrolina sihombing

ph = pk a + log ([A - ]/[HA])

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

LAPORAN PRAKTIKUM 03 ph Meter dan Persiapan Larutan Penyangga

LAPORAN PRAKTIKUM 04 METABOLISME & SPEKTROFOTOMETRI

Laporan Praktikum Biomedik 3 BM 506 Metabolisme Glukosa, Urea Dan Trigliserida (Teknik Spektofotometer)

LAPORAN PRAKTIKUM 2 PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA, DAN PENGENCERAN

Laporan Praktikum 3. Praktikum 3 : ph meter, Persiapan larutan penyangga, Pengenceran stok glukosa. Oleh : Rebecca Rumesty L dan Jimmy

Tourniquet Swab alkohol Tempat pembuangan yang tajam Jarum EDTA Tempat pembuangan yang kena darah

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME I (GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA) DAN SPEKTROFOTOMETRI

Praktik Biomedik 506 Ketrampilan Dasar Laboratorium. Laporan Praktikum ph Meter, Buffer dan Pengenceran

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN PROTEIN (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) BINAYANTI NAINGGOLAN ( )

Laporan Praktikum ph Meter dan Persiapan Larutan Penyangga

H 2 PO 4 H + + HPO 4 [H + ] [HPO 4 2- ] [H 2 PO 4 - ] K a = kalau disusun kembali... [H + ] = K a [H 2 PO 4 [HPO 4 2- ] bila diuraikan didapat rumus

Laporan Praktikum Biomedik 3 BM 506 Metabolisme Glukosa, Urea Dan Trigliserida (Teknik Spektofotometri)

BM 506 KETRAMPILAN DASAR LABORATORIUM LAPORAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM 04 METABOLISME GLUKOSA, TRIGELISERIDA DAN UREA

2. Eveline Fauziah. 3. Fadil Hardian. 4. Fajar Nugraha

PRAKTIKUM 3 : PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA, PENGENCERAN STOK GLUKOSA. Oleh : Henny Erina Saurmauli Ompusunggu. Jekson Martiar Siahaan

LAPORAN PRAKTIKUM. ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I PEMERIKSAAN KESALAHAN-KESALAHAN. Oleh : Nama : I Gede Dika Virga Saputra NIM : Kelompok : IV.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di

LAPORAN PRAKTIKUM 2 ph METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : Kamis, 31 Maret 2016

KIMIA DASAR. Pendahuluan KETEPATAN DAN KETELITIAN PERLAKUAN DATA HASIL ANALISIS DAN KESALAHAN PENGUKURAN

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

Laporan Praktikum 3. ph Meter dan Persiapan Larutan Penyangga

III. METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN 0,5 M 0,75 M 1 M 30 0,6120 % 1,4688 % 5,0490 % 45 2,2185 % 4,7838 % 2,9197 % 60 1,1016 % 0,7344 % 3,3666 %

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November Penelitian ini

Transkripsi:

LAPORAN PRAKTIKUM BIOMEDIK I Nama : Ika Waraztuty Tgl Praktikum : 3 Maret 2015 Judul Praktikum : Teknik dasar : Pipet, Timbangan, Pembuatan Larutan Tujuan Praktikum : 1. Latihan penggunaan timbangan manual dan digital 2. Latihan penggunaan pipet otomatis, pipet Mohr serta pipet spuit 3. Latihan pembuatan larutan 4. Latihan pembuatan dan interpretasi grafik Hasil praktikum: 1. Latihan Penggunakan Timbangan Manual Dan Digital Tabel 1. Data Hasil Penggunaan Timbangan Manual dan Digital Sampel Hasil / Pengamatan (gr) Harvard Trip Dial-o-gram Timbangan digital Kotak nomor 3 10,9 10,9 10,744 Kotak nomor 4 5,5 5,5 5,485 Kotak nomor 5 7,8 7,9 7,650 Kotak nomor 7 7,2 7,2 7,147 Kesimpulan hasil pratikum : Dari hasil pengukuran ketiga timbangan tersebut diperoleh nilai yang tidak jauh berbeda namun pada hasil pengukuran dengan timbangan digital didapatkan nilai pengukuran yang lebih detail dibandingkan dengan pengukuran dengan timbangan manual (Harvard trip dan dial-o-gram) Pengukuran dengan timbangan manual (Harvard trip dan dial-o-gram) dirasa lebih sulit dan membutuhkan ketelitian si penimbang dibandingkan dengan timbangan digital Sartorius Pengukuran dengan timbangan manual membutuhkan waktu yang relatif cukup lama karena membutuhkan waktu untuk memposisikan jarum pada angka 0 dibandingkan dengan timbangan digital Perbedaan hasil penimbangan ini dapat disebabkan oleh : a. Human Error : kesalahan yang dilakukan praktikan sendiri dalam melihat (posisi mata), cara menggunakan alat ataupun kesalahan dalam pembacaan. b. Alat : timbangan manual dan digital memiliki ketelitian yang berbeda sehingga dapat menghasilkan data yang berbeda pula dan kadang perbedaan

ini cukup besar. Hal ini juga bisa disebabkan oleh timbangan yang kurang sensitif dan tidak dikalibrasi dengan baik Pengukuran yang paling ideal adalah dengan timbangan digital karena sangat detail (dapat diukur hingga dua desimal dibelakang koma) dan tidak dipengaruhi oleh faktor subjektif si penimbang 2. Latihan penggunaan pipet otomatik, pipet mohr serta pipet spuit Beberapa poin penting penggunaan pipet-pipet saat demonstrasi adalah : Tabel 2. Penggunaan pipet otomatik, pipet mohr dan pipet spuit Prinsip kerja pipet ini adalah mengisap dan mengeluarkan cairan dengan balon penghisap. Dengan cara menekan tombol A untuk membuat tekanan negatif, menekan tombol S untuk mengisap cairan, dan menekan tombol E untuk mengeluarkan cairan Memiliki skala 0,1, volume hingga 5ml Pipet Mohr Pipet ini baik digunakan untuk mengambil larutan keras atau berbahaya dari wadahnya karena bentuknya yang panjang, sehingga kemungkinan larutan mengenai praktikan akan lebih kecil. Penggunaan pipet ini juga memerlukan kehati-hatian saat menekan balon pada proses pengosongan. Pipet Otomatik Pipet Spuit Jenis pipet ini bisa digunakan untuk pengukuran yang kecil Penggunaan pipet ini cenderung mudah, karena kita hanya menentukan ukurannya, kemudian cairan dapat langsung diambil. Cara kerja lebih mudah bila dibandingkan dengan menggunakan pipet Mohr. Ukuran cairan/larutan yang diambil lebih akurat bila dibandingkan dengan penggunaan pipet Mohr atau pipet spuit Memiliki ukuran 100-1000ul, 10-100ul, 20-200ul, 10-200ul Harus diuji kebocoran, akurasi dan presisi terlebih dahulu sebelum digunakan Cara penggunaannya lebih mudah dibandingkan dengan pipet Mohr. Tidak membutuhkan keterampilan khusus dalam penggunaannya. Saat pengambilan cairan dengan pipet spuit sering terjadi gelembung udara, dimana hal ini juga akan sangat mempengaruhi hasil pengukuran. Dan ukuran yang dihasilkan kurang akurat bila dibandingkan dengan menggunakan pipet Mohr atau pipet Otomatik.

2.1 Uji Kebocoran Uji kebocoran dilakukan pada 5 buah pipet otomatik volume 100-1000ul (merk Biohit proline), 5 buah pipet mohr dan 5 buah pipet spuit ukuran 5ml. Dari hasil uji kebocoran diperoleh pipet otomatis dalam keadaan baik dan layak digunakan sedangkan beberapa dari pipet Mohr ada yang bocor,pecah di bagian ujungnya dan balon karetnya kempis tidak bisa digunakan. Pada pipet spuit juga ada beberapa yang bocor. Hanya Pipet yang baik dan layak pakai kami pergunakan untuk pratikum selanjutnya. 2.2 Uji Akurasi dan Presisi Mikropipet yang lulus uji kebocoran kami gunakan untuk uji akurasi dan presisi. Setelah dilakukan pengulangan sebanyak 5 kali pada setiap mikropipet yang diberi tanda didapatkan hasilnya seperti yang dijelaskan pada Tabel berikut: HASIL (beratan 1ml akuades) Tabel 3. Pengukuran untuk akurasi dan presisi pipet otomatik MIKROPIPET 100-1000ul (Merk Biohit Proline) 1 2 3 4 5 RATA_RATA STANDAR DEVIASI STANDAR ERROR 1 0.99 0.99 0.99 1 0.99 0.992 0.004 (0,4%) 0.002 (0,2%) 2 1 0.99 0.99 1 0.99 0.994 0.005 (0,5%) 0.002 (0,2%) 3 0.98 1 1,01 1,01 0.99 0.99 0.010 (1%) 0.004 (0,4%) 4 0.99 0.99 0.99 0.99 0.97 0.986 0.009 (0,9%) 0.004 (0,4%) 5 1 1 0.99 1.01 1,00 1 0.008 (0,9%) 0.004 (0,4%) Hasil pengamatan yang dilakukan menunjukkan bahwa pengukuran dengan menggunakan mikropipet 100-1000 µl (Brand Biohit Proline) memiliki kisaran persentase SD 0.4% - 1%. Hal ini menunjukkan bahwa presisi alat mikropipet 100-1000 µl tersebut dibawah standar yang ditetapkan di manual book Biohit yakni 0,05 %. Hasil pengukuran menggunakan mikropipet 100-1000 µl memiliki range persentase standar error diantara 0.2% - 0.4%. Nilai ini dirasa cukup tinggi bila dibandingkan dengan standar yang ditentukan oleh biohit yaitu 0.15%. Dari tabel tersebut dapat menjelaskan bahwa rata-rata hasil pengukuran 1mL Aquades menggunakan 100-1000 µl paling rendah pada pipet nomor 4 (0.986 g ± 0.009) dan yang tertinggi pada pipet nomor 5 (1.00 g ± 0.008). Sehingga dalam hal ini disimpulkan bahwa mikropipet nomor 5 memiliki akurasi dan presisi yang lebih baik dan paling mendekati 1.00gr Aquades.

2.3 Penggunaan Pipet Otomatik, Mohr dan Spuit Tabel 4. Hasil Pengukuran beratan 1mL Aquades dengan Menggunakan Pipet Otomatik No Nama Pengulangan Penimbangan (beratan 1mL aquades) Pipet Otomatik (gr) Ratarata SD 1 2 3 4 5 (gr) 1 Ika 0.99 0.99 0.99 0.99 0.99 0.99 0.000 2 Lasmono 0.99 0.99 0.98 0.98 0.99 0.99 0.005 3 Islah 0.99 1.00 0.99 0.99 1.00 0.99 0.005 4 Melya 1.00 1.00 1.00 1.01 1.00 1.00 0.004 5 Ira 1.00 1.00 1.00 1.00 0.98 1.00 0.009 6 Astrid 1.00 0.99 1.00 1.00 1.00 1.00 0.004 7 Sunarti 1.01 1.00 0.99 1.00 1.00 1.00 0.007 8 Atri 1.00 0.99 0.99 1.00 1.00 1.00 0.005 9 Kirana 1.00 1.00 1.00 1.00 0.98 1.00 0.009 10 Yunita 0.95 0.96 0.95 0.98 0.98 0.96 0.015 11 Fani 0.99 0.98 1.01 1.00 0.99 0.99 0.011 12 Mesrida 1.00 0.99 0.98 1.01 0.99 0.99 0.011 13 Meutia 0.97 0.98 0.99 1.00 0.99 0.99 0.011 14 Zaki 1.00 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 0.004 15 Hadiyatur 1.00 0.99 0.99 0.99 1.00 0.99 0.005 16 Wulan 0.98 0.98 1.00 0.99 0.99 0.99 0.008 17 Afni 0.98 0.94 0.98 0.95 0.98 0.97 0.019 18 Adenin 1.00 1.00 0.99 0.98 1.00 0.99 0.009 19 Nini 1.00 0.99 0.98 1.00 0.99 0.99 0.008

Ika Lamono Islah Melya Ira Astrid Sunarti Atri Kirana Yunita Fani Mesrida Meutia Zaki Hadiyatur Wulan Afni Adenin Nini BERAT AQUADES (gr) GRAFIK PENGGUNAAN PIPET OTOMATIK 1.02 1.00 0.98 0.96 0.94 0.92 0.90 Pengukuran 1 Pengukuran 2 Pengukuran 3 Pengukuran 4 Pengukuran 5 NAMA PRATIKAN Grafik 1. Grafik penggunaan Pipet Otomatik Dari grafik dan tabel diatas Pratikan Ika memiliki pengukuran yang cenderung stabil (0.99±1.00), hasil paling rendah didapatkan oleh Praktikan Yunita (0.96 ± 0.015) dilanjutkan oleh Praktikan Afni (0.97± 0.019), sedangkan rata-rata hasil pengukuran tertinggi didapatkan oleh Praktikan Zakirullah (1.01 ± 0.004). Pratikan dengan hasil yang rendah dan memiliki nilai pengukuran yang fluktuatif menunjukkan kerampilan menggunakan pipet yang belum begitu baik, diperlukan latihan dan memperbanyak frekuensi percobaan.

Tabel 5.Hasil Pengukuran beratan 1mL Aquades dengan Menggunakan Pipet Mohr No Nama Pengulangan Penimbangan (beratan 1mL Ratarata (gr) aquades) Pipet Mohr (gr) SD 1 2 3 4 5 1 Ika 1.00 0.99 0.98 0.98 1.01 0.99 0.013 2 Lasmono 1.00 0.98 1.00 1.00 0.99 0.99 0.009 3 Islah 1.00 0.97 0.99 1.02 0.99 0.99 0.018 4 Melya 0.99 1.00 0.98 1.01 0.98 0.99 0.013 5 Ira 1.01 1.00 0.99 0.98 0.99 0.99 0.011 6 Astrid 0.99 0.98 1.00 1.00 1.00 0.99 0.009 7 Sunarti 1.00 0.99 1.00 1.00 1.00 1.00 0.004 8 Atri 1.00 0.96 0.98 0.98 1.00 0.98 0.017 9 Kirana 1.00 0.97 0.99 1.02 0.99 0.99 0.018 10 Yunita 0.96 0.92 0.93 0.90 0.90 0.92 0.025 11 Fani 0.99 1.00 1.00 0.99 1.00 1.00 0.005 12 Mesrida 0.96 0.97 1.03 1.00 0.99 0.99 0.027 13 Meutia 0.97 0.99 1.01 0.96 0.99 0.98 0.019 14 Zaki 0.96 0.96 0.96 0.96 1.01 0.97 0.022 15 Hadiyatur 1.14 0.97 0.99 0.98 0.96 1.01 0.075 16 Wulan 0.96 1.05 0.98 1.02 0.99 1.00 0.035 17 Afni 0.93 0.89 0.90 0.85 0.90 0.89 0.029 18 Adenin 1.02 0.96 0.98 0.98 1.02 0.99 0.027 19 Nini 0.96 0.96 0.98 1.00 0.98 0.98 0.017

Ika Lamono Islah Melya Ira Astrid Sunarti Atri Kirana Yunita Fani Mesrida Meutia Zaki Hadiyatur Wulan Afni Adenin Nini BERAT AQUADES (gr) 1.20 GRAFIK PENGGUNAAN PIPET MOHR 1.00 0.80 0.60 0.40 0.20 0.00 Pengukuran 1 Pengukuran 2 Pengukuran 3 Pengukuran 4 Pengukuran 5 NAMA PRATIKAN Grafik 2. Grafik penggunaan pipet Mohr Berdasarkan dari grafik dan tabel penggunaan pipet Mohr menunjukkan rata-rata pratikan memiliki nilai yang hampir sama kecuali Pratikan Afni yang memiliki nilai yang paling rendah (0.89 ± 0.029) dilanjutkan oleh Praktikan Yunita (0.92± 0.025), sedangkan rata-rata hasil pengukuran tertinggi didapatkan oleh Praktikan Hadiyatur (1.01 ± 0.075).

.Tabel 6. Hasil Pengukuran beratan 1mL Aquades dengan Menggunakan Pipet Spuit No Nama Pengulangan Penimbangan (beratan 1mL Ratarata (gr) aquades) Pipet Spuit SD 1 2 3 4 5 1 Ika 0.91 0.94 0.96 0.93 0.96 0.94 0.021 2 Lasmono 0.96 0.96 0.95 0.98 0.97 0.96 0.011 3 Islah 1.02 0.91 0.96 0.96 0.99 0.97 0.041 4 Melya 0.92 0.87 0.92 0.94 0.92 0.91 0.026 5 Ira 0.91 0.92 0.87 0.93 0.95 0.92 0.030 6 Astrid 0.92 0.91 0.95 0.93 0.94 0.93 0.016 7 Sunarti 0.92 0.94 0.94 0.95 0.92 0.93 0.013 8 Atri 0.97 0.92 0.90 0.93 0.92 0.93 0.026 9 Kirana 0.91 0.92 0.87 0.93 0.95 0.92 0.030 10 Yunita 0.89 0.90 0.92 0.98 0.95 0.93 0.037 11 Fani 0.95 0.98 0.96 0.93 0.94 0.95 0.019 12 Mesrida 0.94 0.94 0.92 0.92 0.95 0.93 0.013 13 Meutia 0.92 0.99 0.99 0.91 1.00 0.96 0.043 14 Zaki 1.00 0.95 0.94 0.94 0.95 0.96 0.025 15 Hadiyatur 1.07 0.96 0.98 0.99 1.09 1.02 0.058 16 Wulan 0.99 1.02 0.99 1.01 1.02 1.01 0.015 17 Afni 1.00 0.98 0.90 0.95 0.80 0.93 0.080 18 Adenin 0.91 0.91 0.94 0.93 0.94 0.93 0.015 19 Nini 0.94 0.93 0.94 0.91 0.93 0.93 0.012

Ika Lamono Islah Melya Ira Astrid Sunarti Atri Kirana Yunita Fani Mesrida Meutia Zaki Hadiyatur Wulan Afni Adenin Nini BERAT AQUDAES (gr) 1.20 GRAFIK PENGGUNAAN PIPET SPUIT 1.00 0.80 0.60 0.40 0.20 0.00 Pengukuran 1 Pengukuran 2 Pengukuran 3 Pengukuran 4 Pengukuran 5 NAMA PRATIKAN Grafik 3. Penggunaaan Pipet Spuit Berdasarkan hasil pengamatan yang diilustrasikan pada grafik diatas menunjukkan bahwa rata-rata hasil pengukuran 1mL volume aquades dengan menggunakan pipet spuit paling rendah didapatkan oleh Praktikan Melya (0.91 ± 0.026), sedangkan rata-rata hasil pengukuran tertinggi didapatkan oleh Praktikan Hadiyatur (1.02 ± 0.058). 3. Latihan Pembuatan Larutan Menghitung jumlah bahan yang dibutuhkan pada resep larutan di bawah ini : Sampel 400ml 0,25M Na 2 HPO 4 2H 2 O (natriummonohidrogenfosfat ataunatriumfosfat dibasic (HPO 2-4 )) Perhitungan Dik: volume = 400 ml = 0,4 L kadar= 0,25 mol / L beratmolekul Na 2 HPO 4 2H 2 O = 2(Na)+H+P+4(O)+2(H 2 O) = 2(23)+1+31+4(16)+2(18) = 178 g/mol Dit : Hitungjumlahbahan yang dibutuhkan Jawab : = kadar(mol/l)xvolume(l)xberatmolekul(g/mol) = 0,25 mol/l x 0,4 L x 178g/mol = 17,8 g Jadi jumlah bahan yang dibutuhkan 14,2 gr

400ml 0,25M NaH 2 PO 4 H 2 O (natriumdihidrogenfosfatatau natriumfosfatmonobasic (H 2 PO 4 - )) Dik: Volume = 400 ml = 0,4 L kadar = 0,25 mol / L beratmolekul NaH 2 PO 4 = Na + 2(H) + P + 4(O)+ H 2 O = 23 +2(1) +31+4(16)+18 = 138 g/mol Dit : Hitung jumlah bahan yang dibutuhkan Jawab : = kadar(mol/l)xvolume(l)xberatmolekul(g/mol) = 0,25 mol/l x 0,4 L x 138 g/mol = 13,8 g Jadijumlahbahan yang dibutuhkan 13,8 gr 50 ml 5%glukosa Dik : Volume = 50 ml W = 5 g glukosa Dit : Hitung jumlah bahan yang dibutuhkan Jawab : % w/v = X g x volume yg ingin disiapkan (ml) dibagi 100 = 5 g x 50 ml 100 ml = 2,5 g Jadi jumlah bahan yang dibutuhkan 2,5 g 100mL 0,7M Cu SO 4.5H 2 O Dik: volume = 100 ml = 0,1 L kadar = 0,7 mol / L beratmolekul Cu SO 4 5H 2 O = Cu + S + 4(O) + 5((2xH)+O) = 63 + 32 + 4(16) + 5 ((2x1)+16) = 63,5 + 32 + 4(16) + 5 (18) = 63 + 32 + 64 + 90 = 249,5 g/mol Dit : Hitung jumlah bahan yang dibutuhkan Jawab : = kadar(mol/l)xvolume(l)xberatmolekul(g/mol) = 0,7mol/L x 0,1 L x 249 g/mol = 17,465 g Jadi jumlah bahan yang dibutuhkan17,465 g 100 ml 1M NaOH Dik: volume = 100 ml = 0,1 L kadar = 1 mol / L berat molekul NaOH = Na + O + H = 23 + 16 + 1 = 40 g/mol Dit : Hitung jumlah bahan yang dibutuhkan Jawab : = kadar(mol/l)xvolume(l)xberatmolekul(g/mol)

= 1 mol/l x 0,1 L x 40 g/mol = 4 g Jadi jumlah bahan yang dibutuhkan 4 g 1,5x10-1 litre 70% etanol (etanol absolute beradapadakonsentrasi 95%) Dik: volumeetanol70% (V 2 )= 1,5x10-1 litre = 0,15 litre = 150 ml Konsentrasi etanol (N 2 )= 70% Konsentrasi etanol absolute (N 1 ) = 95% Dit : Hitung jumlah bahan yang dibutuhkan Jawab : V 1 x N 1 = V 2 x N 2 V 1 x 95% = 150 x 70% V 1 = 150 ml x 0,7 0,95 = 10500 0,95 = 110,52 ml Jadi jumlah bahan yang dibutuhkan 110,5 ml KESIMPULAN Berdasarkan praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa: 1. Pada pratikum penggunaan timbangan timbangan digital (Sartorius) lebih akurat,cepat sederhana dan mudah digunakan bila dibandingkan dengan timbangan manual (Harvard Trip dan Dial-o-Gram) 2. Hasil pengukuran dengan pipet Otomatik lebih akurat bila dibandingkan dengan menggunakan, pipet Mohr dan Pipet Spuit 3. Pengukuran dengan menggunakan mikropipet 100-1000 µl (Brand Biohit Proline) memiliki rentang antara 0.4% - 1.%. Hal ini menunjukkan bahwa presisi alat mikropipet 100-1000 µl tersebut dibawah standar yang ditetapkan di manual book Biohit yakni 0,05 %. Hasil pengukuran menggunakan mikropipet 100-1000 µl memiliki range persentase standar error diantara 0.2% - 0.4%. Nilai ini dirasa cukup tinggi bila dibandingkan dengan standar yang ditentukan oleh biohit yaitu 0.15%. 4. Pada pembuatan larutan: - untuk membuat larutan 400mL 0,25M Na 2 HPO 4. 2H 2 O dibutuhkan 17.8 gr Na 2 HPO 4. 2H 2 O -untuk membuat larutan 400mL 0,25M NaH 2 PO 4. H 2 O dibutuhkan 13.8 gr NaH 2 PO 4. H 2 O - untuk membuat larutan 50mL glukosa 5% dibutuhkan 2.5 gr glukosa

- untuk membuat 100ml 0.7M CuSO 4 5H 2 O dibutuhkkan CuSO 4 5H 2 O sebanyak 17,465 gr - untuk membuat 100ml 1 M NaOH diperlukan NaOH sebanyak 4 gr -Untuk membuat 1,5 x 10-1 liter 70% etanol, diambil 110,5ml etanol 95% ditambah H2O sampai volume 150ml -Untuk membuat 500ml 1,2 M Na Sitrat (Na 3 C 6 H 6 O 7 ), 1.6 M Na 2 CO 3 H 2 O SARAN 1. Setiap kelompok pratikum diharapkan memperoleh alat dan bahan yang cukup guna kelancaran pratikum 2. Penambahan personel asisten laboratorium 3. Kalibrasi alat sebelum dipakai pada saat pratikum