Staphylococcus aureus

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN TEORI

ISOLASI RARE ACTINOMYCETES DARI PASIR PANTAI DEPOK DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA YANG BERPOTENSI ANTIBIOTIK TERHADAP Staphylococcus SKRIPSI

STREPTOCOCCUS PNEUMONIAE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN TEORI. sehat, baik itu pasien, pengunjung, maupun tenaga medis. Hal tersebut

Bacillius cereus siap meracuni nasi anda

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

: Clostridium perfringens

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Staphylococcus aureus merupakan salah satu. penyebab utama infeksi di rumah sakit dan komunitas,

Staphylococcus aureus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Waspada penyakit yang menyebar di musim kemarau : Nocardiosis!

BAB I PENDAHULUAN. infeksi dan juga merupakan patogen utama pada manusia. Bakteri S. aureus juga

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Broiler atau ayam pedaging merupakan ternak yang efisien dalam

BAB I PENDAHULUAN. kualitas dan kesejahteraan hidup, sehingga diperlukan metode perawatan kebersihan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai spesies flora. Dari jenis flora yang tumbuh di dunia diantaranya tumbuh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Staphylococcus adalah bakteri gram positif. berbentuk kokus. Hampir semua spesies Staphylococcus

Rickettsia prowazekii

COXIELLA BURNETII OLEH : YUNITA DWI WULANSARI ( )

I. PENDAHULUAN. Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) adalah bakteri. Staphylococcus aureus yang mengalami kekebalan terhadap antibiotik

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Kolonisasi bakteri merupakan keadaan ditemukannya. koloni atau sekumpulan bakteri pada diri seseorang.

BAB II TINJAUAN TEORI. kecil dan hanya dapat dilihat di bawah mikroskop atau mikroskop elektron.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tersusun seperti buah anggur. Dikenal dua spesies Staphylococcus, yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif pada pengecatan gram

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh berbagai spesies mikroorganisme, yang dalam konsentrasi rendah. mampu menghambat pertumbuhan mikroorganisme lainnya.

Klebsiella pneumoniae. Gamma Proteobacteria Enterobacteriaceae. Klebsiella K. pneumoniae. Binomial name Klebsiella pneumoniae

BAB I PENDAHULUAN. dan non-bergerak bulat kecil berbentuk atau non-motil cocci. Hal ini

BAB I. PENDAHULUAN. Staphylococcus aureus, merupakan masalah yang serius, apalagi didukung kemampuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Staphylococcus merupakan suatu kuman berbentuk sferis yang tumbuh

II. TINJAUAN PUSTAKA. makanan yang tidak tercerna. Alat pencernaan itik termasuk ke dalam kelompok

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Telur asin adalah telur yang sebelumnya diolah dulu, proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahan-bahan dari alam tersebut dapat berupa komponen-komponen biotik seperti

Chlamydia psittaci merupakan salah satu bakteri dari genus Chlamydophyla. dikenal juga sebagai Miyagawanella atau Bedsonia. Chlamydia psiitaci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pernafasan bagian atas; beberapa spesiesnya mampu. memproduksi endotoksin. Habitat alaminya adalah tanah, air dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut merupakan nomeklatur Staphylococcus aureus :

BAB I PENDAHULUAN. antigen (bakteri, jamur, virus, dll.) melalui jalan hidung dan mulut. Antigen yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Actinomyces israelii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tumbuhan yang memiliki bunga banyak, serta daun dari bunga bakung ini memilki

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penelitian menunjukan bahwa penyakit ternak di Indonesia dapat

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai uji klinis dan di pergunakan untuk pengobatan yang berdasarkan

marcescens bersifat tidak patogen. Bakteri ini berwarna kemerahmerahan

I. PENDAHULUAN. dialami oleh siapa saja dan dapat terjadi dimana saja baik dirumah, tempat

TINJAUAN PUSTAKA. (a) (b) (c) (d) Gambar 1. Lactobacillus plantarum 1A5 (a), 1B1 (b), 2B2 (c), dan 2C12 (d) Sumber : Firmansyah (2009)

I. PENDAHULUAN. kematian di dunia. Salah satu jenis penyakit infeksi adalah infeksi

TERUMBU KARANG JUGA BISA SAKIT LHO...!!!

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) adalah jenis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA

SATUAN ACARA PENYULUHAN MRSA

PATOGENISITAS MIKROORGANISME

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berdiameter 0,7-1,2µm,tersusun dalam kelompok-kelompok yang tidak teratur seperti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tanaman obat yang paling populer di Indonesia adalah daun salam. Daun salam

BAB I PENDAHULUAN. sinus yang disebabkan berbagai macam alergen. Rinitis alergi juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. lain (Jawetz dkk., 2013). Infeksi yang dapat disebabkan oleh S. aureus antara lain

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber bahan obat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah dalam bidang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Nama : Tiwi Anggraini NIM : Kelas : C PENYAKIT LEGIONAIRE

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia serta negara-negara Asia lainnya berasal dari tumbuh-tumbuhan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lebih dari 200 gram atau 200 ml/24 jam. Definisi lain memakai kriteria

I. PENDAHULUAN. Infeksi nosokomial merupakan infeksi yang didapat selama pasien dirawat di

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan unit pelayanan medis yang sangat kompleks, rumah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Penyakit infeksi masih merupakan penyebab utama. morbiditas dan mortalitas di dunia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. melindungi kebersihan tangan. Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara

BAB 1 PENDAHULUAN. patogen pada manusia. Sekitar 30% dari populasi manusia dikolonisasi oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. positif yang hampir semua strainnya bersifat patogen dan merupakan bagian dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. bahwa bahan kimia (tawas) memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KERACUNAN PANGAN AKIBAT BAKTERI PATOGEN

BAB 1 PENDAHULUAN. dipisahkan dengan praktik kedokteran modern. Saat ini penggunaan kateter

Rickettsia typhi Penyebab Typhus Endemik

BAB I PENDAHULUAN. Propolis adalah campuran dari sejumlah lilin lebah dan resin yang

BAB I PENDAHULUAN. terutama obat yang mengalami eliminasi utama di ginjal (Shargel et.al, 2005).


BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan-bahan lain seperti garam, bawang merah, bawang putih. Sambal

BAB I TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah. kesehatan yang terus berkembang di dunia. Peningkatan

NEISSERIA MENINGITIDIS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

Staphylococcus aureus Staphylococcus aureus adalah bakteri gram positif, tidak bergerak ditemukan satu-satu, berpasangan, berantai pendek atau bergerombol, tidak membentuk spora, tidak berkapsul, dan dinding selnya mengandung dua komponen utama yaitu peptidoglikan dan asam teikhoat. Metabolisme dapat dilakukan secara aerob dan anaerob. Infeksi yang disebabkan di golongkan sebagai penyakit menular/lokal (biasanya) atau menyebar (jarang). Staphylococcus adalah sel yang berbentuk Scientific classification Domain: Bacteria Kingdom: Eubacteria Phylum: Firmicutes Class: Bacilli bola dengan garis tengah sekitar 1µm dan tersusun dalam kelompok tak beraturan. S.aureus menghasilkan koagulase,suatu protein mirip enzim yang dapat menggumpalkan plasma yang telah diberi oksalat atau sitrat dengan bantuan suatu Order: Family: Genus: Bacillales Staphylococcaceae Staphylococcus faktor yang terdapat dalam banyak serum. Bakteri yang membentuk koagulase dianggap mempunyai potensi menjadi patogen invasif. Species: S. aureus Binomial name S. ureus dapat ditemukan di kulit dan di hidung manusia,(hidung biasanya dianggap Staphylococcus aureus Rosenbach 1884

tempat utama berkembangnya kolonisasinya) dan ada kalanya dapat menyebabkan infeksi dan sakit parah. Pada osteomielitis, fokus primer pertumbuhan s.aureus secara khas terjadi di pembuluh-pembuluh darah terminal pada metafisis tulang panjang, mengakibatkan nekrosis tulang dan penanahan menahun. Staphylococcus aureus juga penyebab intoksitasi dan terjadinya berbagai macam infeksi seperti pada jerawat, bisul, juga pneumonia, empiema, endokarditis, atau penanahan pada bagian tubuh mana pun Leukosidin; toksin s.aureus ini dapat mematikan sel darag putih pada banhyak hewan yang terkena oleh toksin ini, tetapi peranannya dalam patogenesis tidak jelas, sebab staphylococcus patogen tidak mematikan sel-sel darag putih dan dapat difagositosis seefektif jenis yang tidak patogen, namun bakteri tersebut mampu berkembang biak dengan sangat aktif di dalam sel. 40-50% manusia adalah pembawa S.aureus dalam hidungnya,dan dapat di temukan di baju, sprei, dan benda-benda lainnya sekitar manusia. Kebanyakan orang mempunyai staphylococcus pada kulit dan dalam hidung atau tenggorokan. Infeksi ganda yang berat pada kulit mis; jerawat. Pada jerawat, lipase staphylococcus melepaskan asam-asam lemak dari lipid dan menyebabkan iritasi jaringan. Bahan makanan yang disiapkan menggunakan tangan, seperti penyiapan sayuran mentah untuk salad, juga berpotensi terkontaminasi S. aureus.. Keracunan oleh S. aureus diakibatkan oleh enterotoksin yang tahan panas yang dihasilkan oleh bakteri tersebut.

Infeksi S.ureus dapat juga di sebabkan oleh kontaminasi langsung pada luka, misalnya pada infeksi luka pascabedah oleh staphylococcus atau infeksi setelah trauma (osteomielitis kronis setelah fraktur terbuka, menigitis setelah fraktur tengkorak) Bila S.aureus menyebar dan terjadi bakteremia, dapat terjadi endokarditis, osteomielitis akut hematogen, meningitis, atau infeksi paru-paru. Gambaran klinisnya mirip dengan gambaran klinis yang terlihat pada infeksi lain yang melalui aliran darah. Bakteremia, endokarditis, pneumonia, dan infeksi hebat lain yang disebabkan oleh S.aureus memerlukan terapi intravena yang lama dengan penicilin yang resisten terhadap β-laktamase. Vankomisin sering dicadangkan untuk staphylococcus yang resisten terhadap nafsilin. Jika infeksi disebabkan oleh S.aureus yang tidak menghasilkan β-laktamase, penicilin G merupakan obat pilihan, tetapi hanya sedikit strain S.aureus yang peka terhadap penicilin G. Beberapa jenis Staph telah menjadi kebal terhadap antibiotika methicillin dan lainnya yang dulu dipakai untuk mengobati infeksi. Infeksi yang disebabkan Methicillin Resistant Staphylococcus Aureus MRSA yang kebal methicillin ini sulit diobati, sebab kebanyakan antibiotika tak dapat membunuh bakteri tersebut. MRSA bisa menyebabkan: infeksi kulit seperti bisul dan infeksi di bawah kulit (cellulitis), infeksi yang lebih parah pada tulang, darah, paru-paru dan bagian tubuh lainnya.

MRSA dapat tersebar dengan : menyentuh dan memijit kulit yang terkena misalnya pada bisul atau luka, memakai handuk, pakaian atau seprai kotor yang telah dipakai oleh orang yang terkena infeksi MRSA, menggunakan alat rias yang telah dipakai oleh orang yang terkena infeksi MRSA, tidak teliti dalam mencuci tangan. Sebagian besar infeksi MRSA dapat diobati dengan antibiotik, seperti vankomisin, teicoplanin, dan linezolid. Namun antibiotik yang banyak digunakan selama ini adalah vankomisin. Vankomisin merupakan antibiotik yang termasuk dalam golongan glikopeptida. Mekanismenya yaitu dengan menghambat sintesis dinding sel bakteri. Vankomisin berikatan dengan ujung D-alanyl-Dalanine dari unit prekusor dinding sel, sehingga dapat menganggu sintesis peptidaglikan. Tetapi setelah meningkatnya penggunaan vankomisin, termasuk untuk MRSA komunitas, akhirnya membuat sensitifitas antibiotik ini jadi berkurang. Mekanisme resistensi dan berkurangnya sensitifitas S.aureus terhadap vankomisin diperkirakan terkait dengan perubahan dan pengaturan ulang dinding sel bakteri. Namun untuk sekarang masih dicari lagi antibiotic yang dapat membunuh MRSA dan VRSA, yang telah resisten dengan semua jenis antibiotic yang ada. Tetapi MRSA dapat dicegah dengan cara mencuci tangan,tidak saling pinjam-meminjam handuk, alat rias, seprei, benda lain yang dapat mengandung nanah, dan baluti luka atau infeksi kulit lainnya. Daftar pustaka Jawetz, Ernest., 1996, Mikrobiologi Kedokteran edisi 20, EGC, Jakarta http://www.health.nsw.gov.au/mhcs/publication_pdfs/7155/doh-7155-ind.pdf http://cybermed.cbn.net.id/cbprtl/cybermed/detail.aspx?x=nutrition&y=cybermed%7c0 %7C0%7C6%7C425

AGNES DASMARIA PURBA 078114138