BAB I PENDAHULUAN. ini, semakin meningkat pula kebutuhan hidupnya. Kebutuhan manusia akan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa yang tidak ternilai

TANGGUNG JAWAB HUKUM TERHADAP SEWA MENYEWA ALAT MUSIK DAN SOUND SYSTEM DI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Usaha tersebut muncul karena banyak orang yang membutuhkannya. tetapi tidak mampu membeli mobil. Kemudian banyak orang yang

BAB I PENDAHULUAN. agar hubungan laki-laki dan perempuan mampu menyuburkan ketentraman,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam keadaan yang sedang dilanda krisis multidimensi seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. seperti: investasi dalam pembelian ternak, pembelian tanah pertanian, atau

BAB I PENDAHULUAN. orang bisa memiliki mobil sebagai barang milik pribadi. Rental mobil (persewaan mobil) yang dapat membantu seseorang yang tidak

BAB I. Tuhan telah menciptakan manusia yang terdiri dari dua jenis yang berbedabeda

BAB I PENDAHULUAN. gamelan, maka dapat membeli dengan pengrajin atau penjual. gamelan tersebut dan kedua belah pihak sepakat untuk membuat surat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis yang berskala kecil, menengah, maupun besar, orang -

SKRIPSI KAJIAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH SUSUN SEDERHANA DI SURAKARTA

PENYELESAIAN SENGKETA PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan Pasal 1600 KUH Perdata. Sewa-menyewa dalam bahasa Belanda disebut dengan huurenverhuur

BAB I PENDAHULUAN. Kecenderungan kondisi masyarakat dewasa ini membeli suatu benda

BAB I PENDAHULUAN. hubungan antara perusahaan dengan para pekerja ini saling membutuhkan, di. mengantarkan perusahaan mencapai tujuannya.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menyebabkan bertambahnya populasi kendaraan pribadi yang merupakan faktor penunjang

BAB 1 PENDAHULUAN. Namun demikian perjanjian kredit ini perlu mendapat perhatian khusus dari

KONTRAK KERJA KONSTRUKSI

BAB I PENDAHULUAN. berbagai usaha yang terus berkembang di segala bidang. Usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dilahirkan, maka ia dalam hidupnya akan mengemban hak dan

BAB I PENDAHULUAN. menyendiri tetapi manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup menyendiri.

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti perlengkapan rumah, transportasi dan lain-lain 1.

BAB I PENDAHULUAN. berjudul Tentang Sewa-Menyewa yang meliputi Pasal 1548 sampai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan keberadaan anak sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa.

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Banyak sektor usaha berlomba-lomba untuk menarik

BAB I PENDAHULUAN. kalangan individu maupun badan usaha. Dalam dunia usaha dikenal adanya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. BBM merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat Desa. maupun Kota baik sebagai rumah tangga maupun sebagai pengusaha,

BAB I PENDAHULUAN. orang lain baik dalam ranah kebendaan, kebudayaan, ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. berproduksi. Tapi dalam kenyataannya daya beli masyarakat belum bisa sesuai

BAB I PENDAHULUAN. setelah melalui proses pemeriksaan dan pemutusan perkaranya, akan merasa

BAB I PENDAHULUAN. Manusia di dalam kehidupannya mempunyai bermacam-macam kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan alam kehidupan sekitarnya. 1. ketentuan yang harus dipatuhi oleh setiap anggota masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. berwujud perjanjian secara tertulis (kontrak). berjanji untuk melakukan suatu hal. 1

BAB I PENDAHULUAN. tidak asing dikenal di tengah-tengah masyarakat adalah bank. Bank tersebut

PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA KARYAWAN MENURUT UNDANG-UNDANG N0. 13 TAHUN 2003 DI PT. BATIK DANAR HADI SOLO

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan penyakit serta karena usia tua, yang dapat mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. tertib, keamanan dan ketentraman dalam masyarakat, baik itu merupakan

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah perjanjian sewa menyewa. Perjanjian sewa menyewa banyak di. sewa yang telah diberikan oleh pihak penyewa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi Indonesia tidak bisa lepas dari dasar falsafah

BAB I PENDAHULUAN. dijanjikan oleh orang lain yang akan disediakan atau diserahkan. Perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari digerakan dengan tenaga manusia ataupun alam. mengeluarkan Peraturan Perundang-undangan No. 15 Tahun 1985 tentang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup yang beraneka ragam. Dalam menjalani kehidupan, manusia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang berdasar atas hukum (rechtstaat) seperti

BAB I PENDAHULUAN. macam kegiatan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk dapat memenuhi

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam pembahasan penulisan penelitian ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. sisi ekonomi. Dalam hal ini tanah pun dapat dibiarkan begitu saja atau dikelola

BAB I PENDAHULUAN. Jual beli adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara berkembang yang sekarang ini sedang. Undang-Undang Dasar 1945 alinea 4 (empat) yaitu, melindungi segenap

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembangunan sumber daya manusia Indonesia yang saat ini

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, dinamis dan sangat prospektif dan penuh dengan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan Pancasila di dalam wadah Negara Kesatuan. tujuan dri pembangunan itu sendiri. Dalam dunia usaha yang selalu

BAB I PENDAHULUAN. berbagai usaha yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia guna meningkatkan

PROSES PEMERIKSAAN PERKARA JUAL BELI HAK MILIK ATAS TANAH DENGAN MEMAKAI AKTA DI BAWAH TANGAN (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI BOYOLALI)

PELAKSANAAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PERJANJIAN KREDIT DI BANK RAKYAT INDONESIA (BRI) KC SOLO KARTASURA

SKRIPSI PELAKSANAAN JUAL BELI DAN STATUS KEPEMILIKAN HAK ATAS TANAH APARTEMEN DI SOLO PARAGON

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi rakyat Indonesia guna meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sarana dan prasarana lainnya. akan lahan/tanah juga menjadi semakin tinggi. Untuk mendapatkan tanah

BAB I PENDAHULUAN. yang sama dan apabila diperlukan bisa dibebani dengan bunga. Karena dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjanjian pengalihan..., Agnes Kusuma Putri, FH UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. umumnya memperlihatkan Metalofon, Gambang, Gendeng dan Gong yang

BAB I PENDAHULUAN. bertahap, pada hakikatnya merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. membayar royalti dalam jumlah tertentu dan untuk jangka waktu tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. signigfikan terhadap sistem ekonomi global dewasa ini. Teknologi telah

STUDI TENTANG TANGGUNG JAWAB KASIR TERHADAP KERUGIAN AKIBAT KELALAIAN DI SUPERMARKET WILAYAH SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan satu macam

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan. Perbankan, dalam pasal 1 angka 2 dinyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. bisnis sering diartikan sebagai keseluruhan kegiatan usaha yang dijalankan

III. METODE PENELITIAN

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PEMBATALAN SERTIFIKAT HAK ATAS TANAH DALAM PERKARA JUAL BELI TANAH

III. METODE PENELITIAN. permasalahan-permasalahan yang timbul di dalam gejala bersangkutan. 24

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN. Perjanjian menurut pasal 1313 KUH Perdata adalah suatu perbuatan dengan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup yang beraneka ragam. Kebutuhan manusia dari tingkat

TINJAUAN YURIDIS HAK-HAK NASABAH PEGADAIAN DALAM HAL TERJADI PELELANGAN TERHADAP BARANG JAMINAN (Studi Kasus Di Perum Pegadaian Cabang Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. Manusia di dalam kehidupan mempunyai bermacam-macam kebutuhan dalam hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu saat di lahirkan dan meninggal dunia, dimana peristiwa tersebut akan

BAB I PENDAHULUAN. transportasi merupakan salah satu jenis kegiatan pengangkutan. Dalam. membawa atau mengirimkan. Sedangkan pengangkutan dalam kamus

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH DAN TATA CARA PENYELESAIAN WANPRESTASI PADA BANK BTN DI SURAKARTA

III. METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum tertentu dengan cara menganalisanya. 1

BAB I. Pembangunan perekonomian nasional yang diselenggarakan berdasarkan. demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi yang berkeadilan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional yang dilaksanakan selama ini merupakan

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK ATAS PENSIUN

BAB I PENDAHULUAN. Pertama, hal Soerjono Soekanto, 2007, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, Cetakan

BAB I. mobil baru dengan banyak fasilitas dan kemudahan banyak diminati oleh. merek, pembeli harus memesan lebih dahulu ( indent ).

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Setiap orang berhak untuk hidup dan mempertahankan kehidupannya 1.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang yang dilaksanakan secara terpadu dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. semua warga negara bersama kedudukannya di dalam hukum dan. peradilan pidana di Indonesia. Sebelum Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981

III. METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum tertentu dengan cara menganalisanya. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Ketenagakerjaan sebagai bagian dari integral dari

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh para pengusaha untuk mengembangkan usahanya. kedua belah pihak, yakni pembeli dan penjual.

BAB I PENDAHULUAN. keterangan, pertimbangan dan nasehat tentang hukum kepada instansi

BAB I PENDAHULUAN. agar kehidupan dialam dunia berkembang biak. Perkawinan bertujuan untuk

BAB II PENGATURAN ATAS JUAL BELI SAHAM DALAM PERSEROAN TERBATAS DI INDONESIA. dapat dengan mudah memahami jual beli saham dalam perseroan terbatas.

BAB I PENDAHULUAN. eksistensi negara modern, dan oleh karena itu masing-masing negara berusaha

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempromosikan produknya. perjanjian itu sah, diatur dalam Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum

BAB I PENDAHULUAN. hukum tentang tanah diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia tidak dapat di

A. Alasan Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat dilihat dari adanya indikasi angka kecelakaan yang terus

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan meningkatnya peradaban dan pola hidup manusia dewasa ini, semakin meningkat pula kebutuhan hidupnya. Kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan papan dirasa masih belum mencukupi. Manusia mulai merasakan pentingnya kebutuhan hiburan. Oleh karena itu kebutuhan hiburan semakin diperlukan oleh manusia yang secara psikologis memberikan kepuasaan tersendiri. Pada saat ini, perkembangan usaha hiburan terutama di daerah perkotaan semakin menunjukkan perkembangan baik secara kuantitas maupun kualitasnya. Salah satu usaha hiburan yang ada tersebut adalah usaha sewamenyewa alat musik berikut sound system. Usaha tersebut menjadi usaha yang dinilai punya prospek yang bagus untuk para pelakunya (pemilik sound system). Usaha ini muncul karena banyak orang membutuhkan barang tersebut sementara ia tidak mampu membeli atau memiliki sendiri barang itu. Hal inilah yang kemudian diantisipasi oleh orang-orang yang secara ekonomis mampu memiliki barang itu. Kemudian ia menyewakan barang itu kepada orang-orang golongan yang tidak memiliki barang itu tetapi ingin menggunakan. Ada dua macam cara yang bisa dilakukan, pertama dengan objek sewa atau alat musik berikut sound system tetap berada di tempat pemilik objek sewa yang disebut Persewaan Studio Musik. Kedua objek sewa dipakai atau disewa keluar dari 1

2 tempat pemilik obyek sewa, pelaksanaan sewa-menyewa di luar tempat pemilik obyek sewa biasanya disebut dengan Persewaan Alat Musik dan Sound System. Dalam prakteknya kebanyakan sistem sewa-menyewa ini dilakukan secara lisan, namun ada juga yang harus melalui perjanjian tertulis. Pemilik dan crew alat musik dan sound sytem ikut ke wilayah penyewa sound system dan alat musik tersebut. Sebelumnya antara pemilik dan penyewa sudah menyepakati ketentuanketentuan pokok penyewaan. Ketentuan itu, seperti misalnya berapa lama pemakaian sound sytem dan alat musik itu, ketentuan harga sewa, cara pembayaran sewa dan ketentuan untuk penyewa secara acara perorangan atau acara kelompok. Ada dua pihak dalam sewa-menyewa yang masing-masing telah mengadakan kesepakatan. Pihak tersebut adalah penyewa dan yang menyewakan. Pihak penyewa adalah orang yang menggunakan barang atau menikmati kegunaan barang dan pihak yang menyewakan adalah pemilik barang sewa yang memberikan barang untuk dinikmati kegunaannya. Pada saat sewa berjalan, penyewa yang dengan itikad baik hendak menyewa barang kalau tidak menduga sebelumnya bahwa saat menikmati atau menggunakan barang sewa terjadi sesuatu hal pada barang tersebut dan itu mengganggu jalannya pemakaian atau kenikmatan saat menggunakan barang tersebut. Sesuatu hal tersebut di atas seperti, alat musik seperti senar gitar putus, senar gitar mati, drum robek atau rusak, sistem suara (sound system) mendadak rusak atau tidak stabil. Oleh karena itu, penyewa (dengan itikad baik) tadi telah mendapat kerugian. Dalam hal ini

3 dapat dikatakan penyewa terganggu kepentingannya, yang disebabkan oleh cacat pada barang sewa. Berdasarkan pengamatan dan penelitian pendahuluan, pihak yang menyewakan kadang kurang memperhatikan kepentingan penyewa dengan menganggap barang sewa miliknya selalu dalam keadaan baik artinya masih layak untuk digunakan atau disewakan. Sehubungan dengan hal tersebut di atas menimbulkan permasalahan menyangkut hak dan kewajiban para pihak. Sebelum masuk pada permasalahan yang sebenarnya sebaiknya kita tinjau terlebih dahulu mengenai sewa-menyewa ini. Sewa-menyewa alat musik berikut sound system ini mengandung maksud bahwa pihak penyewa bermaksud memakai barang sewa dengan memainkan alat musik tersebut. Alat musik yang hendak dimainkan tidak terlepas dari alat-alat lain yang merupakan sarana pendukungnya yaitu berupa sound system dikarenakan alat musik ini menggunakan tenaga listrik. Sewa-menyewa ini sebenarnya didasarkan dengan suatu perjanjian, artinya di dalam perjanjian tersebut masing-masing pihak sepakat mengenai hak dan kewajiban, termasuk jika terjadi kerusakan saat sewa berjalan. Dalam suatu perjanjian harus memenuhi syarat sahnya perjanjian sebagai mana yang tertuang dalam Pasal 1320 KUHPerdata, yaitu kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya, kecakapan untuk membuat suatu perikatan, suatu pokok persoalan tertentu dan suatu sebab yang tidak terlarang. Dengan terpenuhinya empat syarat perjanjian di atas maka secara hukum mengikat bagi para pihak yang membuat perjanjian. Melalui perjanjian maka terciptalah suatu

4 hubungan hukum yang menimbulkan hak dan kewajiban pada masing masing pihak yang membuat perjanjian. 1 Sewa-menyewa adalah suatu persetujuan, dengan mana pihak yang satu mengikatkan diri untuk memberikan kenikmatan suatu barang kepada pihak yang lain selama waktu tertentu, dengan pembayaran suatu harga yang disanggupi oleh pihak tersebut terakhir itu. Orang dapat menyewakan berbagai jenis barang, baik yang tetap maupun yang bergerak (Pasal 1548 KUHPerdata). Sewa-menyewa merupakan suatu perjanjian konsensual yaitu bahwa ia sudah sah mengikat pada detik tercapainya sepakat mengenai unsur-unsur pokoknya yaitu barang dan harganya. 2 Dalam perjanjian orang dapat menyewakan berbagai jenis barang, seperti barang tetap yaitu rumah serta tanah. Sedangkan jenis barang bergerak yang disewakan seperti mobil, motor, dan alat musik dan sound system termasuk dalam jenis barang sewa bergerak. Perjanjian sewa menyewa yang diteliti dalam penelitian ini adalah perjanjian sewa menyewa barang bergerak yaitu persewaan alat musik dan sound system. Perjanjian sewa menyewa ini, terjadi jika adanya kesepakatan antara pihak satu dan pihak yang lain atau pihak kedua. Pihak satu yang mengikat diri untuk memberikan kenikmatan dari suatu barang itu berupa alat musik dan sound system adalah pihak pemilik alat musik dan sound system. Pihak yang lain atau pihak kedua yaitu penikmat barang sewa itu (penyewa alat musik dan sound system). Kedua belah pihak sudah menyepakati dalam kurun waktu yang ditentukan dengan pembayaran sesuai harga yang sudah disanggupi 1 M. Yahya Harahap, 2002, Segi Hukum Perjanjian, Jakarta: Sinar Grafika, hal 87. 2 R. Subekti, 1989, Aneka Perjanjian, Bandung: Citra Aditya Bakti, hal 39.

5 antara kedua belah pihak. Jadi antara kedua belah pihak melakukan suatu proses yang saling menguntungkan. Hal itu karena, dalam proses perjanjian sewamenyewa alat musik dan sound system itu sudah terjalin sebuah kesepakatan yang ditentukan sebelumnya dan disanggupi keduanya. Perjanjian sewa-menyewa itu bisa dilakukan secara lisan maupun tertulis. Hal itu terjadi, dalam prakteknya terdapat kecenderungan untuk membuat perjanjian dengan mengabaikan aturan-aturan yang terperinci seperti pasal-pasal dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata tersebut, asalkan tidak bertentangan dengan Undang-Undang, kesusilaan, dan ketertiban umum. Maka dalam kenyataan banyak terjadi perjanjian yang dibuat hanya mengatur hal-hal yang pokok-pokok saja. Bahkan ketentuan-ketentuan yang ada ditetapkan oleh salah satu pihak saja. Oleh karena itu pelaksanaan perjanjian sewa menyewa alat musik berikut sound system ini ada kalanya mengakibatkan hubungan hukum antara yang menyewakan dengan penyewa tidak berjalan lancar. Berdasarkan gambaran nyata tersebut di atas, banyak sekali pelaku sewamenyewa di sekitar kita yang ternyata masih belum sadar dan mengerti akan hak dan kewajiban serta perlindungan hukum bagi penyewa dan yang menyewakan saat melakukan perjanjian itu. Oleh sebab itu dari pengamatan tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul penelitian TANGGUNG JAWAB HUKUM TERHADAP SEWA-MENYEWA ALAT MUSIK DAN SOUND SYSTEM DI KOTA SURAKARTA.

6 B. Perumusan Masalah Untuk mendapatkan hasil penelitian yang terarah, maka diperlukan suatu perumusan masalah. Adapun perumusan masalah dalam penelitian masalah ini sebagai berikut. 1. Bagaimanakah proses perjanjian sewa-menyewa antara para pihak dalam sewa-menyewa alat musik dan sound system di Kota Surakarta? 2. Apa sajakah hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian sewamenyewa alat musik dan sound system di Kota Surakarta? 3. Bagaimana tanggung jawab apabila terjadi kesalahan dari masing-masing pihak dalam sewa-menyewa alat musik dan sound system di Kota Surakarta? C. Tujuan Penelitian Penelitian yang baik haruslah memiliki tujuan yang baik dan jelas serta terarah pada tujuan yang tepat. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mengetahui proses perjanjian sewa-menyewa antara para pihak dalam sewa-menyewa alat musik dan sound system di Kota Surakarta. 2. Mengetahui hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian sewamenyewa alat musik dan sound system di Kota Surakarta. 3. Mengetahui tanggung jawab apabila terjadi kesalahan dari masing-masing pihak dalam sewa-menyewa alat musik dan sound system di Kota Surakarta.

7 D. Manfaat Penelitian Suatu penelitian ilmiah harus memberikan manfaat secara teoritis maupun praktis bagi pembaca sehingga teruji kualitas penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Adapun manfaat yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas khasanah ilmu pengetahuan terutama di bidang hukum pada umumnya dan pada khususnya mengenai perjanjian sewa menyewa alat musik dan sound system. 2. Manfaat Praktis a. Memberikan bahan masukan bagi penulis sendiri mengenai ruang lingkup yang dibahas dalam penelitian ini. b. Untuk lebih mengembangkan penalaran, membentuk pola pikir dinamis dalam perjanjian sewa menyewa. c. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberi kontribusi pemikiran terhadap pengetahuan dan wawasan keilmuan khususnya bagi praktisi hukum, terutama pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta. E. Kerangka Pemikiran Penjelasan penjelasan di atas dapat dirangkai menjadi sebuah kerangka pikir. Kerangka pikir yang memuat uraian tentang teori atau konsep yang bersumber dari literatur yang memberikan arahan untuk

8 memahami masalah dalam penelitian tentang Tanggung Jawab Hukum Terhadap Sewa-Menyewa Alat Musik dan Sound System di Kota Surakarta. Sesuai dengan fokus penelitian ini, yaitu proses perjanjian sewa-menyewa alat musik dan sound system, hak dan kewajiban dalam sewa-menyewa alat musik dan sound system. Serta dikemukan sejumlah faktor yang dapat menghambat perjanjian sewa-menyewa alat musik dan sound system serta tanggung jawabnya. Proses perjanjian dalam sewa-menyewa alat musik dan sound system merupakan proses kesepakatan yang sudah disepakiti oleh kedua belah pihak. Pihak I (pemilik sewa) dan Pihak II (penyewa) dengan menyepakati isi berjanjiannya, serta kedua pihak menyadari hak dan kewajibannya sebagai pelaku perjanjian tersebut. Dalam praktiknya, perjanjian sewa-menyewa alat musik dan sound system ternyata terdapat hambatan. Hambatan itu, antara lain wanprestasi (tidak membayar sewa alat musik dan sound system), dan perbuatan melawan hukum seperti menambahkan komponen pada alat musik atau sound sytem yang mengakibatkan kerusakan. Secara skematis, kerangka pemikiran mengenai penelitian ini disajikan pasa gambar berikut.

9 PERJANJIAN Perjanjian sewa-menyewa alat musik dan sound system Pihak I (pemilik) Pihak II (Penyewa) Pelaksanaan Perjanjian Sewa-Menyewa Alat Musik dan Sound System Hak dan Kewajiban Pihak Pihak I(pemiik) Pihak II (penyewa) Bentuk tanggung jawab Pihak I(pemiik) Pihak II (penyewa)

10 F. Metode Penelitian Menurut Beni Ahmad Saebani, yang dimaksud dengan metode penelitian adalah suatu metode pemikiran yang digunakan dalam aktivitas penelitian, misalnya mahasiswa yang melakukan penelitian untuk menyusun skripsi, tesis, atau disertasi. Dalam penelitiannya, ia menggunakan metode penelitian tertentu, misal metode penelitian lainnya, misalnya metode penelitian kuantitatif atau kualitatif. 3 Setiap penelitian hukum tidak lepas dari metode. Metode penelitian adalah cara berfikir dengan menggunakan langkah-langkah sistematik dalam penelitian. Metode penelitian tidak dapat diterapkan untuk pembahasan semua objek, metode penelitian harus disesuaikan dengan objek penelitian. 1. Metode Pendekatan Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian hukum normatif. Pada metode penelitian hukum normatif ini, dimaksudkan sebagai usaha mendekatkan masalah yang diteliti dengan sifat hukum yang normatif. Pendekatan normatif ini meliputi asas-asas hukum, sistematika hukum, sinkronisasi (penyesuaian) hukum. 4 Penulisan penelitian ini mengenai kajian prosedur pelaksanaaan dan permasalahan perjanjian sewa-menyewa alat musik dan sound system di Surakarta yang didasarkan suatu kajian aspek hukum, peraturan perundang-undangan yang berlaku dan norma-norma yang hidup dan berkembang di masyarakat agar tercipta 3 Beni Ahmad Saebani, 2009, Metode Penelitian Hukum, Bandung : Pustaka Setia, hal 16. 4 Hilman Hadikusuma, 2013, Metode Pembuatan Kertas Kerja atau Skripsi Ilmu Hukum, Bandung : Mandar Maju, hal 60.

11 suatu keteraturan hidup yang berdasarkan aturan hukum. Sehingga dapat diketahui kedudukan hukum terhadap perjanjian sewa menyewa alat musik dan sound system tersebut. 2. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif, yaitu suatu bentuk penelitian yang berusaha memberikan dengan sistematis dan cermat fakta-fakta aktual dengan sifat populasi tertentu. 5 Penelitian ini bersifat deskriptif, karena penelitian ini bermaksud untuk memberikan data yang seteliti mungkin tentang manusia, keadaan atau gejala-gejala lainnya. Penelitian ini meneliti data yang seteliti mungkin tentang gambaran pelaksanaan perjanjian sewa-menyewa alat musik dan sound system di kota Surakarta. 3. Sumber Data Dalam penelitian normatif mempunyai metode tersendiri, penelitan normatif hanya mengenal data sekunder saja. 6 Yaitu buku-buku yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan perjanjian sewamenyewa alat musik dan sound system tersebut. a. Data Sekunder Dengan menggunakan bahan buku yang meliputi : 1) Bahan Hukum Primer meliputi : a) KUHPerdata b) Tata tertib persewaan sound system dan alat musik 5 Beni Ahmad Saebani, 2008, Metode Penelitian Hukum, Bandung : Pustaka Setia, hal 57. 6 Amirudin, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, hal 30-31.

12 2) Bahan Hukum Sekunder Yaitu bahan hukum yang diperoleh dari buku-buku bacaan, laporan-laporan hasil penelitian hukum yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti yaitu Tanggung Jawab Hukum Terhadap Sewa-Menyewa Alat Musik Dan Sound System Di Kota Surakarta. 3) Bahan Hukum tersier a) Kamus Hukum. b. Data Primer Data yang berupa sejumlah keterangan atau fakta yang diperoleh secara langsung dari lokasi penelitian di Persewaan Alat Musik dan Sound System di KotaSurakarta, khususnya Persewaan alat musik dan soundsystem Pratama Nada Cucukan Kartasura dan persewaan alat musik dan sound system Masda di Surakarta. 4. Metode Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data yang dimaksud di atas digunakan teknik sebagai berikut: a. Studi Kepustakaan Metode ini dipergunakan untuk mengumpulkan data sekunder, yang dilakukan dengan cara mencari, mencatat, menginventarisasi dan mempelajari bahan-bahan hukum baik bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, maupun bahan hukum tersier.

13 b. Studi Lapangan Yaitu teknik pengumpulan data yang dilaukuak secara langsung terhadap objek yang diteliti guna mendapatkan data primer, yang dilakukan dengan cara: 1) Observasi Observasi ialah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis dengan mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek yang berkaitan dengan masalah yangditeliti dengan tujuan untuk mendapatkan data yang menyeluruh dari perilaku manusia atau sekelompok manusia sebagaimana terjadi dalam kenyataan dan mendapatkan deskripsi yang relatif lengkap mengenai kehidupan sosial manusia dan salah satu aspek. 7 2) Wawancara (Interview) Wawancara adalah cara untuk memeperoleh informasi dengan cara bertanya langsung pada yang diwawancarai, dan merupakan proses interaksi dan komunikasi. 8 Wawancara dilakukan untuk memperoleh data atau keterangan terhadaporangorang yang dianggap mengetahui dan mengkinkan diperoleh data yang berguna dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Dalam peneletian ini, peneliti melakukan wawancara langsung dengan pemiliki Persewaan Alat Musik dan Sound System Pratama 7 Ibid. 8 Ronny Hanitijo Soemitro, 1998, Metode Penulisan Hukum dan Juri Metri, Semarang: Ghalia Indonesia, hal 57.

14 Nada dan Persewaan Alat Musik dan Sound System Masda di kota Surakarta dan penyewa alat musik dan sound system di persewaan tersebut. 5. Teknik Analisis Data Metode analisis data yang sesuai dengan penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan secara kualitatif, yaitu suatu pembahasan yang dilakukan dengan cara memadukan antara penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan serta menafsirkan dan mendiskusikan data-data primer yang telah diperoleh dan diolah sebagai suatu yang utuh atau metode analisis. Hal ini bertujuan untuk memadukan sampel penelitian yang ada dengan literatur-literatur pendukung agar tercapai tujuan dari penelitian tersebut yaitu mengsinkronkan sumber-sumber data yang ada. Di dalam penelitian sewa-menyewa alat musik dan sound system di kota Surakarta ini, literatur yang ada hubunganya dengan masalah perjanjian sewa-menyewa alat musik dan sound system dipadukan dengan pendapat responden (orang yang di wawancarai) di lapangan dan dianalisis secara kualitatif dan mendalam dan dicari singkronisasinya antara dua sumber yang ada tersebut, serta dicari pemecahanannya dan kemudian dapat ditarik kesimpulan dari penulisan penelitian ini.

15 G. Sistematika Skripsi Pertama, Bab I skripsi terdiri dari: (A) Latar belakang masalah, (B) Rumusan masalah, (C) Tujuan penelitian, (D) Manfaat penelitian, (E) Kerangka Pikir, (F) Metode penelitian, (G) Sistematika Skripsi. Kedua, Bab II terdiri atas: (A) Tinjauan umum Tentang Sewa- Menyewa Alat Musik dan Sound System (1) Pengertian Alat Musik, (2) Pengertian Sound System, (3) Perjanjian Sewa-Menyewa, (4) Pihak-Pihak dalam Perjanjian Sewa-Menyewa, (5) Perjanjian Antara Pihak Penyewa dan Pemilik Persewaan, (6) Hubungan Antara Penyewa dengan Pemilik Persewaan, (7) Hak dan Kewajiban Penyewa dan Pemilik Persewaan, (8) Resiko dalam Melakukan Sewa Menyewa, (9) Tanggung Jawab Pihak Penyewa dan Pemilik Persewaan, (10) Ganti Rugi Atas Tanggung Jawab Berakhirnya Perjanjian, (11) Berlakunya Perjanjian Sewa Menyewa. Ketiga, Bab III terdiri dari: (A) Gambaran Umum Tentang Persewaan Alat Musik dan Sound System di Kota Surakarta, (1) Awal Mulai Berdirinya Persewaan Alat Musik dan Sound System, (2) Struktur Organisasi Pengelolaan Persewaan Alat Musik dan Sound System, (3) Aspek kegiatan Persewaan Alat Musik dan Sound System, (B) Proses perjanjian sewa menyewa antara para pihak dalam sewa-menyewa alat musik dan sound system, (C) Hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian sewa menyewa alat musik dan sound system, (D) Tanggung jawab apabila terjadi kesalahan dari masing-masing pihak dalam sewamenyewa alat musik dan sound system. Keempat, Bab IV yaitu bab penutup terdiri dari: (A) Kesimpulan, (B) Saran.