Paradigma dalam pengembangan obat. Pertimbangan terapeutik Pertimbangan biofarmasetik Pendekatan fisikokimia 4/16/2013 1

dokumen-dokumen yang mirip
DESAIN SEDIAAN FARMASI

Pengertian farmakokinetik Proses farmakokinetik Absorpsi (Bioavaibilitas) Distribusi Metabolisme (Biotransformasi) Ekskresi

MATA KULIAH FARMAKOLOGI DASAR

BAB I PENDAHULUAN. ketersediaan hayati obat. Kelarutan merupakan salah satu sifat fisikokimia

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PROSES PELEPASAN, PELARUTAN, DAN ABSOPRSI

Pengantar Farmakologi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Absorbsi Obat

DRUG DELIVERY SYSTEM INTRANASAL FIFI ELVIRA JAMRI ( )

Kinetik= pergerakan farmakokinetik= mempelajari pergerakan obat sepanjang tubuh:

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Natrium diklofenak merupakan Obat Antiinflamasi Non-steroid. (OAINS) yang banyak digunakan sebagai obat anti radang.

OBAT-OBATAN DI MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. Absorpsi atau penyerapan zat aktif adalah masuknya molekul-molekul obat

Rute Pemberian Obat. Indah Solihah

PEMBERIAN OBAT RASIONAL (POR) dr. Nindya Aryanty, M. Med. Ed

DESAIN SEDIAAN FARMASI

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

Oleh: Dhadhang Wahyu Kurniawan 4/16/2013 1

relatif kecil sehingga memudahkan dalam proses pengemasan, penyimpanan dan pengangkutan. Beberapa bentuk sediaan padat dirancang untuk melepaskan

NASIB OBAT DALAM TUBUH (FARMAKOKINETIKA) REZQI HANDAYANI S.Farm, M.P.H., Apt

diperlukan pemberian secara berulang. Metabolit aktif dari propranolol HCl adalah 4-hidroksi propranolol yang mempunyai aktifitas sebagai β-bloker.

Dalam bidang farmasetika, kata larutan sering mengacu pada suatu larutan dengan pembawa air.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lunak yang dapat larut dalam saluran cerna. Tergantung formulasinya kapsul terbagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilaksanakan di RSGM UMY dengan tujuan untuk melihat adanya

YANG DIBERIKAN SECARA REKTAL

MAKALAH PERHITUNGAN DOSIS OBAT DISUSUN OLEH : VERTI AGSUTIN

periode waktu yang terkendali, selain itu sediaan juga harus dapat diangkat dengan mudah setiap saat selama masa pengobatan (Patel et al., 2011).

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk konvensional dapat mengiritasi lambung bahkan dapat. menyebabkan korosi lambung (Wilmana, 1995).

PENDAHULUAN YENI FARIDA M.SC., APT

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

baik berada di atas usus kecil (Kshirsagar et al., 2009). Dosis yang bisa digunakan sebagai obat antidiabetes 500 sampai 1000 mg tiga kali sehari.

konvensional 150 mg dapat menghambat sekresi asam lambung hingga 5 jam, tetapi kurang dari 10 jam. Dosis alternatif 300 mg dapat meningkatkan

tanpa tenaga ahli, lebih mudah dibawa, tanpa takut pecah (Lecithia et al, 2007). Sediaan transdermal lebih baik digunakan untuk terapi penyakit

FORMULASI TABLET LEPAS LAMBAT TRAMADOL HCl DENGAN MATRIKS METOLOSE 90SH : STUDI EVALUASI SIFAT FISIK DAN PROFIL DISOLUSINYA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI/TERAPI KEDOKTERAN I ABSORBSI DAN EKSKRESI

Absorbsi obat berdasarkan tempat pemberian

FARMAKOKINETIKA. Oleh Isnaini

BAB I PENGANTAR FARMAKOKINETIKA. meliputi ruang lingkup ilmu farmakokinetik dan dasar-dasar yang menunjang ilmu

BAB I PENDAHULUAN. mamalia. Beberapa spesies Candida yang dikenal dapat menimbulkan penyakit

Aspirin merupakan salah satu obat anti inflamasi non steroid (AINS) yang

I. PENDAHULUAN. sumber pemenuhan kebutuhan tubuh untuk melakukan metabolisme hingga

BAB I PENDAHULUAN. Absorpsi atau penyerapan zat aktif adalah masuknya molekul-molekul obat

Sedangkan kerugiannya adalah tablet tidak bisa digunakan untuk pasien dengan kesulitan menelan. Absorpsi suatu obat ditentukan melalui disolusi

PENGGUNAAN METIL SELULOSA SEBAGAI MATRIKS TABLET LEPAS LAMBAT TRAMADOL HCL: STUDI EVALUASI SIFAT FISIK DAN PROFIL DISOLUSINYA SKRIPSI

juga mendapat terapi salisilat. Pasien harus diberi pengertian bahwa selama terapi bismuth subsalisilat ini dapat mengakibatkan tinja berwarna hitam

Tahapan-tahapan disintegrasi, disolusi, dan difusi obat.

OBAT DAN NASIB OBAT DALAM TUBUH

Medikasi: pemberian zat/obat yang bertujuan untuk diagnosis, pengobatan, terapi, atau pereda gejala, atau untuk pencegahan penyakit Farmakologi: ilmu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

mempermudah dalam penggunaannya, orally disintegrating tablet juga menjamin keakuratan dosis, onset yang cepat, peningkatan bioavailabilitas dan

PENGGUNAAN ETIL SELULOSA SEBAGAI MATRIKS TABLET LEPAS LAMBAT TRAMADOL HCL : STUDI EVALUASI SIFAT FISIK DAN PROFIL DISOLUSINYA

PENGANTAR FARMAKOLOGI

merupakan masalah umum yang menimpa hampir 35% dari populasi umum, khususnya pediatri, geriatri, pasien stroke, penyakit parkinson, gangguan

Desain formulasi tablet. R/ zat Aktif Zat tambahan (eksipien)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KATA PENGANTAR. Ilham Niawan

FORMULASI SEDIAAN SEMISOLIDA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

bentuk sediaan lainnya; pemakaian yang mudah (Siregar, 1992). Akan tetapi, tablet memiliki kekurangan untuk pasien yang mengalami kesulitan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

bebas dari kerusakan fisik, serta stabil cukup lama selama penyimpanan (Lachman et al., 1986). Banyak pasien khususnya anak kecil dan orang tua

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

enzim dan ph rendah dalam lambung), mengontrol pelepasan obat dengan mengubah struktur gel dalam respon terhadap lingkungan, seperti ph, suhu,

HUBUNGAN STRUKTUR, SIFAT KIMIA FISIKA DENGAN PROSES ABSORPSI, DISTRIBUSI DAN EKSKRESI OBAT

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sistem peyampaian obat konvensional tidak dapat mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. Aspirin mencegah sintesis tromboksan A 2 (TXA 2 ) di dalam trombosit dan

Prinsip-prinsip Farmakologi. Copyright 2002, 1998, Elsevier Science (USA). All rights reserved.

SISTEM DIGESTIVA (PENCERNAAN) FISIOLOGI PENCERNAAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SISTEM PENGHANTARAN OBAT MELALUI VAGINA

Definisi: Suatu proses yang dilakukan tubuh terhadap obat, meliputi: absorpsi, distribusi, metabolisme dan eksresi.

oleh tubuh. Pada umumnya produk obat mengalami absorpsi sistemik melalui rangkaian proses yaitu disintegrasi produk obat yang diikuti pelepasan obat;

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan analisis obat semakin dikenal secara luas dan bahkan mulai

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM BIOFARMASETIKA. Disusun oleh:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN STRUKTUR, SIFAT KIMIA FISIKA DENGAN PROSES ABSORPSI, DISTRIBUSI DAN EKSKRESI OBAT

mengontrol biosintesis mediator inflamasi (prostaglandin,leukotriene) dengan meng inhibisi asam arakidonat.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

2/20/2012. Oleh: Joharman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Antimikroba ialah obat pembasmi mikroba, khususnya mikroba yang merugikan

FARMAKOTERAPI PADA PENYAKIT INFEKSI JAMUR. dr. Agung Biworo, M.Kes

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MATA KULIAH PROFESI INTERAKSI OBAT PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FARMAKOTERAPI PADA PENYAKIT INFEKSI JAMUR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tinggal obat dalam saluran cerna merupakan faktor yang dapat mempengaruhi

Sediaan Parenteral Volume Besar Sediaan Parenteral Volume Kecil. 07/10/2013 follow

BAB I PENDAHULUAN. menyerupai flubiprofen maupun meklofenamat. Obat ini adalah penghambat

BAB I PENDAHULUAN. nyeri sering berfungsi untuk mengingatkan dan melindungi dan sering. memudahkan diagnosis, pasien merasakannya sebagai hal yang

Mekanisme Kerja Obat

NOTULENSI DISKUSI PHARM-C

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Obat analgesik antipiretik serta obat anti inflamasi nonsteroid (AINS)

TUGAS FARMAKOKINETIKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

Paradigma dalam pengembangan obat Tahapan pengembangan obat Pertimbangan terapeutik Pertimbangan biofarmasetik Pendekatan fisikokimia 4/16/2013 1

Aspek Sasaran kerja obat Desain obat Sintesis In the past Terbatas Mendalam Now Generasi target baru: biologi molekuler Pendekatan rasional: dibantu komputer Satu per satu Kimia kombinatorial Evaluasi Lambat High Throughput Screening, Otomasi 4/16/2013 2

TAHAPAN PRIMER 1. Penelitiansurvey kecenderungan/trend: Literatur, pasar, dll. 2. Pemantapan target 3. Pembuatan Molekul Pengarah Unggulan, disain dan sintesa obat baru, penapisan bahan alam farmakokimia& fitokimia 4. Evaluasi aktivitas biologis dan farmakologi dasar fitokimia& farmakologi 5. Pemantapanmetodeevaluasi farmakokimia, fitokimia, & farmakologi 6. Seleksi kandidat obat baru 4/16/2013 3

TAHAP PRAKLINIS 1. Farmakologi 2. Evaluasi sifat-sifat fisikokimia 3. Toksisitas akut dan sub-akut 4. Farmakokinetik (Adsorpsi, Distribusi, Mekanisme dan Ekskresi) 5. Farmasetika 6. Pengembangan proses produksi masal pabrikasi/industrialisasi 4/16/2013 4

TAHAP KLINIS 1. FaseI: Investigasi keamanan dan toleransi Sukarelawan sehat dalam jumlah kecil 2. Fase II: Keputusanpada arahpenggunaandan dosis; studikhasiatdan keamanan pasien dalam jumlah kecil 3. Fase III: Investigasi khasiat dan keamanan Sejumlah tertentu pasien 4. Launching produk 5. Fase IV: Survey pasca pemasaran 4/16/2013 5

Umur Pasien Bayi dan anak-anak di bawah 5 tahun untuk per oral lebih suka obat berbentuk cairan daripada padatan Permulaan masa anak-anak obat diformulasi sebagai tablet yang mudah dikunyah dan pecah dalam mulut sebelum ditelan. 4/16/2013 6

Umur Pasien Orang dewasa, umumnya suka kemudahan (pragmatis) lebih suka dalam bentuk sediaan padat Lansia biasanya diformulasi menjadi cairan untuk oral. 4/16/2013 7

Cara Pemberian Obat (Oral) Bentuk sediaan yang banyak digunakan: tablet, kapsul, suspensi, emulsi, dan berbagai larutan sediaan farmasi. Absorbsi obat setelah penggunaan melalui mulut dapat terjadi pada berbagai tubuh antara rongga mulut dan anus. Makin tinggi absorbsi suatu obat sepanjang saluran makanan, kerjanya akan lebih cepat 4/16/2013 8

Cara Pemberian Obat (Rektal) Obat sering diberikan secara rektal untuk efek lokal dan jarang untuk efek sistemik. Pemberian obat secara rektal juga disarankan jika cara oral terhalang oleh muntah atau pasien tidak sadar atau tidak mampu menelan obat dengan baik. Obat yang diabsorbsi melalui rektal tidak melewati hati sebelum masuk ke dalam sirkulasi sistemik obat cepat rusak dalam hati (first pass effect) 4/16/2013 9

Cara Pemberian Obat (Parenteral) 3 Cara utama dalam pemberian parenteral adalah subkutan, intramuskular, dan intravena. Absorbsi melalui parenteral tidak hanya lebih cepat daripada pemberian oral, tapi kadar obat dalam darah yang dihasilkan jauh lebih bisa diramalkan karena sedikit yang hilang setelah penyuntikan. Cara pemberian parenteral terutama berguna dalam pengobatan pada pasien yang tidak dapat bekerja sama, kehilangan kesadaran, atau tidak dapat menerima obat secara oral. 4/16/2013 10

Cara Pemberian Obat (Epikutan) Absorbsi obat melalui kulit meningkat jika obat berada dalam larutan, jika obat mempunyai koefisien partisi lipid/air yang baik, dan jika berupa nonelektrolit. Obat-obat yang dipakai pada kulit untuk kerja lokal antara lain: antiseptik, antifungi, antiradang, anestetik lokal, emoliens kulit, dan pelindung terhadap matahari, angin, hama, dan zat-zat kimia yang merangsang. 4/16/2013 11

4/16/2013 12

Pemberian oral Pemberian rektal Saluran Pencernaan (Lambung & Usus) Injeksi intravena Sistem Sirkulasi Ekskresi Injeksi intramuskular Injeksi subkutan Jaringan Tempat-tempat Metabolik 4/16/2013 13

Bioavailabilitas adalah persentase zat aktif yang ada di dalam darah dibandingkan dengan dosis yang diberikan. Pemberian secara oral dapat mempengaruhi kondisi zat aktif Flora usus, enzim, makanan, dan minuman merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi konsistensi kimia, laju transpor gastrointestinal, atau laju absorbsi. 4/16/2013 14

Pada saat ditelan, obat-obatan yang diberikan secara oral,melewati anatomi dan lingkungan fisiologis yang sangat berbeda dalam perjalanannya. Nilai ph, misalnya, perubahan dari 1-3 di perut menjadi 5-7 di dalam duodenum, dan 7-8 di dalam ileum. Luas permukaan spesifik juga berubah secara drastis dari perut hingga usus kecil, di mana absorbsi terjadi. 4/16/2013 15

Sebelum memasuki usus, sediaan farmasi yang terkena konsentrasi proton tinggi, hidrolisis, flokulasi,dan presipitasi dapat terjadi pada ph rendah di perut. Tapi initidak hanya asam yang memiliki efek; seluruh isi materi perutdapat berefek. Waktu,kuantitas, dan jenis makanan yang dikonsumsi menentukan laju di mana obatobatan masukdanmeninggalkan usus serta kondisi di mana mereka melakukannya. 4/16/2013 16

Jadi, tidak mengherankanbahwa konsentrasi obat yang tersedia di dalam darah dapat sangat bervariasitergantung pada isi lambung ketika diberikan. Seperti dapat dilihat darigambar 12.3, perut kenyang menunda kedatangan zat aktif di dalam darah, karena semuaisi perut masih tersisa lebih lama. Sehingga dalam kondisi seperti ini, senyawa sensitif asam dapat rusak lebih parah daripada yang terjadi di dalam perut kosong, dan karena itu hanya tersedia untuk absorbsi dari usus dalam jumlah kecil. Hal ini diilustrasikan dengan contoh senyawa sensitif asam, antibiotik eritromisin yang larut dalam air pada Gambar 12.3. 4/16/2013 17

4/16/2013 18

Kelarutan dan Kecepatan Disolusi Kelarutan obat dalam air pada rentang ph 2 8 akan langsung berpengaruh pada formulasi sediaan oral dan parenteral. Obat dengan kelarutan buruk (<1 mg/ml) dalam media asam kemungkinan akan memperlihatkan ketersediaan hayati yang buruk karena memiliki ketergantungan terhadap proses absorbsi pada disolusi dalam cairan lambung 4/16/2013 19

Kelarutan dan Kecepatan Disolusi Disolusi adalah persyaratan utama untuk dapat melewati dinding usus pada tahap pertama. Disolusi tidak sempurna atau metabolisme pada lumen usus atau oleh enzim pada dinding usus adalah penyebab absorbsi yang buruk. 4/16/2013 20

Kelarutan dan Kecepatan Disolusi Kelarutan dalam air yang rendah tidak selalu merupakan keterbatasan dalam beberapa hal malah dibutuhkan untuk penundaan (sustained) efek setelah pemberian obat secara oral atau parenteral. Penundaan pelepasan secara oral dapat dicapai jika obat (berkelarutan dalam air rendah) dikombinasikan dengan pembawa yang memiliki kemampuan diabsorbsi di sepanjang saluran cerna. 4/16/2013 21

Kelarutan dan Kecepatan Disolusi Penundaan pelepasan sediaan parenteral dapat dicapai dengan pemberian obat secara intramuskular (i.m) obat akan mengendap dari pembawa air atau akan membentuk suatu reservoir/depot dari sediaan dengan pelarut minyak ~> emulsi 4/16/2013 22

Koefisien partisi antara barier lipoid dan media fisiologi air Koefisien partisi minyak/air suatu molekul obat akan mempengaruhi absorbsi secara difusi pasif. Absorbsi melalui membran dapat dipengaruhi juga oleh karakteristik ionik atau polaritas membran selain lokasi dan kapasitas sistem yang dimediasi pembawa. 4/16/2013 23

Stabilitas dan/atau kecepatan penguraian dalam cairan fisiologis Obat yang akan diberikan secara oral dan dapat terurai cepat pada ph rendah memerlukan perlindungan dari pengaruh lingkungan asam lambung salah satu caranya dapat diatasi dengan sistem salut enterik (enteric coated) 4/16/2013 24

Kemudahan terhadap inaktivitas metabolik Inaktivasi metabolik suatu senyawa setelah pemberian secara oral dapat terjadi pada lumen lambung, mukosa lambung, atau hati. Lokasi metabolisme dan kemudahan proses metabolisme sampai saturasi adalah faktor yang dapat mempengaruhi ketersediaan hayati secara oral dapat dioptimalkan untuk mecapai ketersediaan hayati secara optimal, misalnya dengan salut enterik menggunakan polimer yang kelarutannya bergantung pada ph. 4/16/2013 25

Pengontrolan pelepasan obat pada lokasi kerja sering diperlukan, terutama untuk obat yang diabsorbsi secara cepat melalui membran mukosa atau secara cepat dihilangkan dari lokasi kerja. Pendekatan biasanya dilakukan dengan cara mengurangi efek samping obat. Aplikasi pendekatan ini dapat diilustrasikan dengan PilocarpineOcusert. Alatberbentuklensakontakyang dimasukkan ke dalam kantong-bawah air mata. Alat ini akan melepas pilokarpin secara kontinu pada kecepatan 10 atau 20 mg/ml selama satu minggu untuk pengobatan glaukoma. 4/16/2013 26

Prodrug adalah obat yang dibuat dengan cara memodifikasisecarakimiasuatuspesies, yang aktif secara farmakologi membentuk suatu entitas kimia baru yang dalam tubuh ditransformasikanmenjadispesiesaktif. Suatu prodrug ideal jika: Tidak menunjukkan aktivitas farmakologi Dieliminasi lebih lambat dari obat asal Nontoksik Biaya pembuatan tidak mahal 4/16/2013 27

Prodrug dapat digunakan untuk meningkatkan atau menurunkan kelarutan dalam air, menutupi rasa pahit, meningkatkanlipofilisitas, meningkatkan absorpsi, menurunkan efek samping lokal, dan mengganggu distribusi jaringan dari obat asal(parent compound) Sebagai contoh: kloramfenikol dengan kelarutan air 2,5 mg/ml, kloramfenikolna-suksinat100 mg/ml, dan kloramfenikol stearat atau palmitat tidak larut, dalam sediaan farmasi diberikan dalam bentuk suspensi. 4/16/2013 28