No. 43/08/63/Th XV, 05 Agustus 20 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II-20 Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan II-20 tumbuh sebesar 5,74 persen jika dibandingkan triwulan I-20 (q to q) dan apabila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 200 mengalami pertumbuhan 6,5 persen (yon-y). Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan semester I-20 dibandingkan dengan semester I-200 tumbuh sebesar 6,07 persen. Besaran PDRB atas Dasar Harga Berlaku pada triwulan II-20 mencapai Rp 7,36 triliun, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan 2000 pada triwulan yang sama adalah Rp 8,25 triliun. Tiga sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi (q-to-q) adalah sektor pertanian 67,74 persen, sektor jasa-jasa 9,85 persen serta sektor pertambangan dan penggalian 6,6 persen. Sementara untuk pertumbuhan (y-on-y) adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 8,95 persen, kemudian sektor pertambangan dan penggalian 7,74 persen, dan sektor jasa-jasa 7,46 persen. Struktur PDRB Triwulan II-20 masih didominasi oleh sektor pertambangan, sektor pertanian, dan sektor perdagangan, hotel dan retoran, masing-masing memberikan kontribusi sebesar 25,58 persen, 2,87 persen, dan 4,69 persen terhadap total PDRB. Dari sisi pengeluaran pertumbuhan ekonomi triwulan II-20 sebesar 5,74 persen didorong oleh pengeluaran konsumsi rumah tangga,24 persen, pengeluaran konsumsi pemerintah 5,9 persen, pembentukan modal tetap bruto 3,58 persen, ekspor barang dan jasa 6,5 persen. Dibandingkan dengan triwulan II-200 (y-on-y), pertumbuhan ekonomi sebesar 6,5 persen didukung oleh pengeluaran konsumsi rumah tangga 6,2 persen, pengeluaran konsumsi pemerintah 7,8 persen, pembentukan modal tetap bruto 8,0 persen, ekspor barang dan jasa 2,05 persen dan impor barang dan jasa 3,39 persen. Selama kumulatif satu semester, pertumbuhan ekonomi didorong oleh pertumbuhan konsumsi rumah tangga 6,30 persen, pengeluaran konsumsi pemerintah 7,93 persen, pembentukan modal tetap bruto 7,94 persen, ekspor barang dan jasa 5,8 persen dan impor barang dan jasa 9,49 persen. Berita Resmi Statistik No.43 /08/63/Th XV 5 Agustus 20
I. Pertumbuhan Ekonomi Kinerja perekonomian Kalimantan Selatan selama triwulan II 20 tumbuh sebesar 6,5 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan I 20 yang mencapai 5,99 persen (yoy) sektor pertanian pada triwulan II tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu dari 3,66 persen (y o y) menjadi 3,86 persen (y o y) Sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan II- 20 tumbuh sebesar 7,74 persen (y o y), lebih tinggi dibandingkan laju pertumbuhan triwulan sebelumnya yang mencapai 5,30 persen Kinerja perekonomian Kalimantan Selatan selama triwulan II 20 menunjukkan peningkatan yang berarti. Laju pertumbuhan triwulan II 20 tumbuh sebesar 6,5 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan I 20 yang mencapai 5,99 persen (yoy). Laju pertumbuhan Kalimantan Selatan terutama ditopang oleh meningkatnya pertumbuhan sektor dominan yaitu sektor perdagangan, sektor pertambangan, sektor pertanian dan sektor industri. Secara kumulatif sampai dengan semester I 20 perekonomian telah tumbuh sebesar 6,07 persen (dengan minyak bumi). Laju pertumbuhan sektor pertanian pada triwulan II tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu dari 3,66 persen (y-on-y) menjadi 3,86 persen (y-on-y). Meningkatnya laju pertumbuhan ini disebabkan oleh kinerja subsektor tanaman bahan makanan yang mencatat kenaikan signifikan sebesar 290,52 % (q to q) karena pada triwulan ini sudah memasuki masa panen raya, khususnya pada komoditas padi jenis lokal unggul. Subsektor perkebunan juga turut menyumbang dalam memacu pertumbuhan sektor pertanian. Komoditas karet dan kelapa sawit telah menjadi primadona baru bagi sebagian besar petani karena semakin membaiknya nilai jual komoditas tersebut di pasaran global. Nilai ekspor CPO sebagai hasil turunan kelapa sawit sampai dengan Mei 20 mencapai US$ 362 juta. Sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan II-20 tumbuh sebesar 7,74 persen (y-on-y), lebih tinggi dibandingkan laju pertumbuhan triwulan sebelumnya yang mencapai 5,30 persen. Peningkatan kinerja sektor pertambangan dipengaruhi kenaikan permintaan global batubara karena naiknya harga minyak dunia. Selain itu kondisi musim yang sudah memasuki musim kemarau mendorong peningkatan aktivitas eksplorasi batubara, sehingga menaikkan produksi dan penjualan batubara. Pada triwulan II-20, pertumbuhan sektor perdagangan, hotel dan restoran mencapai 8,95 persen (y o y). Laju pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 7,99 persen. Faktor utama yang mendorong pertumbuhan sektor ini adalah peningkatan volume ekspor batubara selama triwulan II-20. Penyelenggaraan Seleksi Tilawatil Qur an Nasional (STQN) di Banjarmasin pada bulan Juni 20 turut memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan sektor ini. Selain itu awal ajaran baru juga mendorong peningkatan perdagangan seragam dan peralatan sekolah. Sektor industri mengalami peningkatan dikarenakan mulai bangkitnya industri makanan Perkembangan sektor industri mulai menunjukkan arah positif ditandai dengan meningkatnya laju pertumbuhan pada triwulan ini. Pada triwulan II-20, pertumbuhan sektor industri mencapai 0,53 persen (q to q). Laju pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 0,02 persen. Sektor industri mengalami peningkatan pada triwulan ini dikarenakan mulai bangkitnya industri makanan. Permasalahan mahalnya bahan baku untuk industri makanan sudah mulai teratasi. Selain itu industri kerajinan anyaman mulai bergeliat seiring meningkatnya permintaan akan produk-produk kerajinan. Berita Resmi Statistik No.43 /08/63/Th XV 5 Agustus 20 2
Sektor lainnya mengalami perlambatan kecuali sektor bangunan Secara umum sektor-sektor lainnya mengalami perlambatan pada triwulan II- 20. Dari lima sektor ekonomi lainnya, hampir semua sektor mengalami perlambatan kecuali sektor bangunan. Meningkatnya pendapatan masyarakat mendorong permintaan perumahan khususnya tipe menengah. Kepastian regulasi perumahan juga menyebabkan para pengembang mulai aktif pada triwulan ini. Pada triwulan ini, sektor bangunan tumbuh 6,74 persen, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 6,4 persen. Tabel. Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha Triw I- Triw II- Triw I- Triw II- Semester 20 20 20 20 Sumber I-20 Lapangan Usaha Pertumbuhan Triw IV- Triw I- Triw I- Triw II- Triw II Semester 200 20 200 200 (y-on-y) I 200 () (2) (3) (4) (5) (6) (7) Pertanian, Peternakan, -23,02 67,74 3,66 3,86,0 3,79 Kehutanan dan Perikanan 2 Pertambangan dan Penggalian,63 6,6 5,30 7,74,68 6,54 3 Industri Pengolahan 0,02 0,53 3,2 2,69 0,28 2,95 4 Listrik Gas dan Air Bersih 0,6 2,8 8,24 5,6 0,03 6,89 5 Konstruksi -2,84 3,5 6,4 6,74 0,35 6,58 Perdagangan, Hotel dan 6-4,50 5,4 7,99 8,95 8,48 Restoran,33 7 Pengangkutan dan Komunikasi -5,46 2,39 8,99 7,34 0,6 8,5 Keuangan, Real Estat dan Jasa 8,39 0,60 7,90 4,88 6,36 Perusahaan 0,20 9 Jasa-Jasa -3,7 9,85 8,03 7,46 0,66 7,73 PDRB -7,79 5,74 5,99 6,5 6,5 6,07 PDRB Tanpa Migas -7,79 5,96 6,20 6,34 6,28 Sektor yang memberikan sumber terbesar pada triwulan II-20 (y-on-y) adalah pertambangan dengan besaran sog (source of growth) sebesar,68 persen Sektor-sektor dominan masih berperan dalam menyumbang pertumbuhan Kalimantan Selatan. Sektor yang memberikan sumber terbesar pada pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan triwulan II-20 (y-on-y) adalah pertambangan dengan besaran sog (source of growth) sebesar,68 persen disusul oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran,33 persen, dan sektor pertanian yang sebesar,0 persen. Sedangkan sektor lainnya menunjukkan penurunan kontribusi dalam menyumbang pertumbuhan. II. Besaran PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan Triwulan I dan II 20 Pada triwulan I-20 PDRB atas dasar harga berlaku mencapai Rp 4,75 triliun, dan meningkat pada triwulan II-20 menjadi Rp 7,36 triliun. Sementara kalau dihitung atas dasar harga konstan 2000, PDRB triwulan I-20 mencapai Rp 7,3 triliun dan triwulan II-20 adalah Rp 8,25 triliun. Berita Resmi Statistik No.43 /08/63/Th XV 5 Agustus 20 3
Tabel 2. PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (Milyar Rupiah) Lapangan Usaha Harga Berlaku Harga Konstan 2000 Triw I-20 Triw II-20 Triw I-20 Triw II-20 () (2) (3) (4) Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 2.283,0 3.797,05.258,0 2.0,6 2 Pertambangan dan Penggalian 3.880,76 4.442,09.75,5.82, 3 Industri Pengolahan.506,37.547,3 825,63 830,04 4 Listrik Gas dan Air Bersih 92,0 95,9 40,0 4,3 5 Konstruksi 904,92 945,34 46,6 429,7 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 2.388,82 2.550,0.96,37.257,88 7 Pengangkutan dan Komunikasi.398,22.446,69 68,5 697,79 8 Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan 805,7 840,2 324,78 326,72 9 Jasa-Jasa.49,24.699,69 668,29 734,3 PDRB 4.750,6 7.364,2 7.26,7 8.248,67 PDRB Tanpa Migas 4.566,89 7.74,75 7.08,08 8.38,40 Tiga sektor ekonomi yang mempunyai nilai tambah bruto terbesar pada triwulan II- 20 adalah sektor pertambangan sebesar Rp 4,44 triliun, sektor pertanian sebesar Rp 3,80 triliun dan sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar Rp 2,55 triliun. Urutan berikutnya yaitu, sektor jasa-jasa Rp,70 triliun, sektor industri pengolahan Rp,55 triliun, sektor angkutan dan komunikasi Rp,45 triliun, sektor konstruksi Rp 0,95 triliun, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan Rp 0,84 triliun, dan terakhir sektor yang terkecil NTB nya adalah sektor listrik, gas dan air bersih Rp 0,09 triliun. III. Struktur Ekonomi Struktur ekonomi telah mengalami pergeseran dimana sektor pertambangan dan penggalian memberikan kontribusi yang lebih besar dibanding sektor pertanian Struktur ekonomi kalimantan Selatan telah mengalami pergeseran dimana sektor pertambangan dan penggalian memberikan kontribusi yang lebih besar dibanding sektor pertanian, sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pada tahun sebelumnya di triwulan II sektor pertanian memiliki kontribusi lebih besar dari sektor pertambangan karena pada triwulan tersebut sektor pertanian sudah mulai memasuki panen. Namun pada triwulan II- 20, meski sudah mulai memasuki masa panen raya tapi kontribusi sektor pertanian masih tertinggal dibanding sektor pertambangan dan penggalian. Sumbangan sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan ini sebesar 25,28 persen sedangkan sektor pertanian sebesar 2,87 persen. Sektor perdagangan, hotel dan restoran turut memberikan sumbangan yang cukup besar yaitu 4,69 persen. Lebih dari separuh PDRB atas dasar harga berlaku pada triwulan II-20 berasal dari tiga sektor tersebut yaitu sektor pertambangan, sektor pertanian dan sektor perdagangan, hotel dan restoran. Berita Resmi Statistik No.43 /08/63/Th XV 5 Agustus 20 4
Tabel 3 Struktur PDRB Menurut Lapangan Usaha Tahun 200-20, Lapangan Usaha 200 20 Triw I Triw II Triw I Triw II () (2) (3) (4) (5) Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 6,26 23,49 5,48 2,87 2 Pertambangan dan Penggalian 23,44 2,64 26,3 25,58 3 Industri Pengolahan 0,60 9,42 0,2 8,9 4 Listrik Gas dan Air Bersi 0,64 0,59 0,62 0,55 5 Konstruksi 6,39 5,73 6,3 5,44 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 6,38 4,77 6,9 4,69 7 Pengangkutan dan Komunikasi 9,66 8,72 9,48 8,33 8 Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan 5,62 5, 5,46 4,84 9 Jasa-Jasa,0 0,53 0, 9,79 PDRB 00,00 00,00 00,00 00,00 PDRB Tanpa Migas 98,72 98,84 98,75 98,9 IV. PDRB Penggunaan Dari sisi penggunaan atau permintaan, Laju pertumbuhan Kalimantan Selatan ditopang oleh kinerja konsumsi, investasi dan ekspor. Seluruh komponen ekonomi sisi permintaan menunjukkan kinerja yang meningkat pada triwulan ini. Komponen konsumsi baik konsumsi rumah tangga maupun konsumsi pemerintah mengalami peningkatan Kinerja ekspor mengalami peningkatan baik ekspor luar negeri maupun ekspor antar daerah Komponen konsumsi baik konsumsi rumah tangga maupun konsumsi pemerintah mengalami peningkatan. Meningkatnya konsumsi rumah tangga dari,09 persen (q to q) pada triwulan I-20 menjadi,24 persen di triwulan II-20, disebabkan oleh masa liburan sekolah yang meningkatkan pengeluaran rumah tangga terutama untuk konsumsi transportasi, hiburan dan rekreasi. Sementara itu konsumsi pemerintah mengalami peningkatan berarti dikarenakan belanja pemerintah sudah mulai dikucurkan lebih banyak pada triwulan ini. Kinerja ekspor mengalami peningkatan baik ekspor luar negeri maupun ekspor antar daerah. Komponen ekspor memiliki pangsa terbesar dalam perekonomian kalimantan selatan (72,80 %) tumbuh sebesar 6,74 persen (q to q), jauh lebih tinggi dibandingkan laju pertumbuhan triwulan sebelumnya yang hanya 0,97 persen (q to q). Ekspor bahan tambang khususnya batubara sebagai energi alternatif mengalami lonjakan pada triwulan ini dipengaruhi meningkatnya harga minyak bumi. Meningkatnya permintaan terhadap komoditas batubara dapat terpenuhi karena iklim yang mendukung. Meningkatnya belanja pembangunan pemerintah diduga sebagai faktor yang menyebabkan kenaikan investasi Komponen investasi turut mengalami peningkatan. Meningkatnya belanja pembangunan pemerintah diduga sebagai faktor yang menyebabkan kenaikan investasi. Pembangunan gedung baru perkantoran pemprov di Banjarbaru juga memberi andil meningkatnya laju pertumbuhan investasi. Berita Resmi Statistik No.43 /08/63/Th XV 5 Agustus 20 5
Jenis Penggunaan Tabel 4. Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Penggunaan Triw I-20 Triw IV- 200 Triw II- 20 Triw I-20 Triw I-20 Triw I-200 Triw II- 20 Triw II-200 Sumber Pertumbu han Triw II (y-on-y) Semester I- 20 Semester I 200 () (2) (3) (4) (5) (6) (7) Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga,09,24 6,40 6,2 2,73 6,30 2 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah -9,3 5,9 8,74 7,8 0,85 7,93 3 Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) -3,48 3,58 7,78 8,0,37 7,94 4 Ekspor Barang dan Jasa 0,97 6,74-0,6 2,05 8,2 5,8 5 Dikurangi Impor Barang dan jasa 5,68 2,24 5,77 3,39 4,85 9,49 PDRB -7,79 5,74 5,99 6,5 6,5 6,07 Besaran PDRB penggunaan semua komponen mengalami peningkatan pada triwulan II-20 baik secara harga berlaku maupun harga konstan. Pengeluaran konsumsi rumah tangga atas dasar harga berlaku triwulan I-20 sebesar Rp 7,67 triliun, meningkat menjadi Rp 7,86 triliun pada triwulan II-20. Pengeluaran konsumsi rumah tangga atas dasar harga konstan 2000, triwulan II-20 sebesar 3,63 triliun, meningkat dari triwulan I-20 yang hanya 3,59 triliun. Demikian pula komponen ekspor atas dasar harga berlaku sebesar Rp 2,64 triliun meningkat bila dibandingkan triwulan I-20 yang sebesar Rp 0,60 triliun. Sedangkan ekspor atas dasar harga konstan 2000,, triwulan II-20 sebesar 5,87 triliun, meningkat dari triwulan I- 20 yang hanya 5,05 triliun. Tabel 5. PDRB Menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (Milyar rupiah) Jenis Penggunaan Harga Berlaku Harga Konstan 2000 Triw I-20 Triw II-20 Triw I-20 Triw II-20 () (2) (3) (4) Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 7.67,26 7.855,66 3.586,94 3.63,43 2 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 2.27,29 2.367,6 940,75 989,55 3 Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 3.7,40 3.48,78.373,02.422,24 4 Ekspor Barang dan Jasa 0.600,23 2.64,78 5.050,99 5.866,82 5 Dikurangi Impor Barang dan jasa 8.52,8 8.405,30 3.24,9 3.94,79 PDRB 4.750,6 7.364,2 7.26,7 8.248,67 Ekspor masih merupakan penyumbang terbesar dalam penggunaan PDRB Kalimantan Selatan yakni 72,80 persen (triwulan II- 20) Dilihat dari pola distribusi PDRB penggunaan, ekspor masih merupakan penyumbang terbesar dalam penggunaan PDRB Kalimantan Selatan yakni 72,80 persen (triwulan II-20), mengalami sedikit peningkatan dibanding triwulan I-20 yakni 7,86 persen. Selanjutnya komponen pengeluaran rumah tangga merupakan penyumbang terbesar kedua Berita Resmi Statistik No.43 /08/63/Th XV 5 Agustus 20 6
(45,24 persen). Pengeluaran konsumsi rumah tangga mengalami penurunan peranan dari 52,0 persen di triwulan I-20 menjadi 45,24 persen di triwulan II-20. Tabel 6 Struktur PDRB Menurut Penggunaan Tahun 200-20, Triwulan I-II 200 dan Triwulan I-II 20 Jenis Penggunaan 200 20 Triw I Triw II Triw I Triw II () (2) (3) (4) (5) Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 55,65 49,22 52,0 45,24 2 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 5,62 4,36 5,03 3,64 3 Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 22,59 20,7 2,50 9,69 4 Ekspor Barang dan Jasa 8,96 72,2 7,86 72,80 5 Dikurangi Impor Barang dan jasa 58,02 47,74 55,27 48,4 PDRB 00,00 00,00 00,00 00,00 Berita Resmi Statistik No.43 /08/63/Th XV 5 Agustus 20 7