BAB III PERHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA



dokumen-dokumen yang mirip
LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

BAB IV METODOLOGI 4.1. TAHAP PERSIAPAN

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi untuk mengetahui besarnya dana yang harus disediakan untuk sebuah

STUDI PRAKTEK ESTIMASI BIAYA TIDAK LANGSUNG PADA PROYEK KONSTRUKSI

MANAJEMEN PROYEK BERBASIS EFISIENSI WAKTU PELAKSANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG POLRES KABUPATEN PROBOLINGGO

Anggaran Biaya Bahan Baku

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 13/PRT/M/2010 TENTANG PEDOMAN PENGADAAN PENGUSAHAAN JALAN TOL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Faktor-faktor Penentu dalam Pemilihan Jenis Kontrak Untuk Proyek Pembangunan Gedung Pertokoan. M. Ikhsan Setiawan, ST, MT

PEKERJAAN TAMBAH/KURANG DALAM KONTRAK PEKERJAAN KONSTRUKSI (Abu Sopian BDK Palembang)

DAFTAR ISI LAMPIRAN IV-A TATA CARA PEMILIHAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI BERBENTUK BADAN USAHA

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI

PEDOMAN PENILAIAN PELAKSANAAN PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA YANG BAIK LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

BAB I PENDAHULUAN I-1

MENTERI KEUANGAN, SALINANN TENTANG. telah diubah PERATURAN BAB I. Pasal 1

BENTUK FORMULIR YANG DIGUNAKAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN BELANJA LANGSUNG DAN PENGADAAN BARANG/JASA

TATA CARA PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN CARA SWAKELOLA, PENUNJUKAN LANGSUNG DAN PEMILIHAN LANGSUNG

DAFTAR ISI STANDAR DOKUMEN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI METODE 1 (SATU) SAMPUL DAN EVALUASI SISTEM GUGUR (KONTRAK HARGA SATUAN)

STUDI PENYEBAB DAN BIAYA PEKERJAAN TAMBAH/KURANG PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KAMPUS STIE EKUITAS YKP BANK JABAR

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 2 /SEOJK.05/2015 TENTANG PENILAIAN TINGKAT RISIKO DANA PENSIUN

BAB I PENDAHULUAN. untuk dijual kembali agar diperoleh laba atas penjualan tesebut. Dengan demikian

03 Pernyataan ini berlaku bagi setiap laporan keuangan perusahaan yang melakukan aktivitas pengembangan real estat.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG

LAMPIRAN F7 PERJANJIAN KONSORSIUM. Untuk

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2005 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era informasi sekarang ini, penggunaan Sistem Informasi (SI)

DOKUMEN LELANG/RKS PENGADAAN ALAT TULIS KANTOR TAHUN 2015 (RENCANA KERJA DAN SYARAT)

Transkripsi:

BAB III PERHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA A. DATA PERENCANAAN Untuk menetukan besarnya jumlah tenaga kerja diperlukan input data: 1. Volume Pekerjaan Volume pekerjaan sering disebut juga Bill Of Quantity (BQ), adalah salah satu proses dalam perhitungan Renacana Anggaran Biaya (RAB), sebagaimana lingkup proyek yang telah dijabarkan sampai dengan suatu paket pekerjaan, maka perhitungan volume dari masing-masing Paket Pekerjaan (Work Package {WP}) sesuai dengan karakteristik jenis pekerjaannya. Dasar perhitungan volume adalah gambar rencana (bestek) yang dibuat oleh konsultan perencana. Dalam menentukan kebutuhan tenaga kerja ini terdapat dua buah hasil perhitungan volume pekerjaan, yaitu terdiri dari: a. Volume pekerjaan dokumen penawaran, yaitu berupa dokumen yang telah dibuat dahulu oleh konsultan perencana. b. Volume pekerjaan perhitungan ulang, yaitu berupa volume yang dihitung ulang oleh penulis. Volume pekerjaan berdasarkan dokumen kontrak penawaran yaitu volume pekerjaan rencana kebutuhan tenaga kerja yang telah di rencakan terlebih dahulu oleh konsultan perencana. Dibawah ini berupa tabel volume pekerjaan sebagai berikut : Rudy Gamananda, 2014

61 Tabel 3.1. Volume Pekerjaan Volume Pekerjaan Terlampir di Lampiran B 2. Analisa Harga Satuan (AHS) Pekerjaan Analisa harga satuan adalah memperkirakan dan menganalisis : a. Volume pekerjaan, tenaga kerja dan peralatan yang digunakan dalam satuan volume untuk suatu jenis pekerjaan. b. Harga material, peralatan dan tenaga kerja yang digunakan. Perkiraan dan analisis dilakukan karena adanya biaya tak langsung yang disisipkan secara tidak merata. Dan juga banyak faktor yang mempengaruhi perkiraan biaya / estimasi biaya konstruksi yang harus Rudy Gamananda, 2014

62 dipertimbangkan dalam analisa harga satuan. Dibawah ini berupa tabel analisa harga satuan sebagai berikut: Tabel 3.2. Analisa Harga Satuan (AHS), Pekerjaan Struktur dan Pekerjaan Arsitektur Tabel Analisa Harga Satuan Terlampir di Lampiran C 3. Rencana Anggaran Biaya (RAB) Pekerjaan Rencana anggaran biaya dedefinisikan sebagai perencanaan biaya yang akan dikeluarkan sehubungan adanya suatu proyek dengan rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) tertentu, yang dihitung oleh Pihak Perkiraan Biaya (cost estimator) dan disetujui oleh pemberi tugas (pemilik). Rudy Gamananda, 2014

63 RAB merupakan salah satu unsur fungsi perncanaan proyek konstruksi. Penyusunan anggaran merupakan perencanaan secara detail perkiraan biaya bagian atau keseluruhan kegiatan proyek, yang selanjutnya digunakan untuk menerapkan fungsi pengawasan dan pengendalian biaya dan waktu pelaksanaan. Dibawah ini berupa tabel analisa harga satuan sebagai berikut: Tabel 3.3. Rencana Anggaran Biaya Tabel Rencana Anggaran Biaya Terlampir Di Lampiran D Rudy Gamananda, 2014

64 B. PERHITUNGAN PERBANDINGAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA ANTARA DOKUMEN KONTRAK (AHS KONTRAKTOR DENGAN AHS PU) 1. Kebutuhan tenaga kerja Mencari nilai kebutuhan tenaga kerja tiap pekerjaan. Gambar 3.1. Kebutuhan Jenis Tenaga Kerja. Dari gambar di atas dijelaskan bahwa Kebutuhan tenaga kerja salah satu jenis pekerjaan, yaitu pekerjaan pembersihan site / lahan terdiri dari 2 jenis tenaga kerja, yaitu pekerja dan mandor. Koefisien mandor pada AHS kontraktor senilai 0.01 OH sedangkan pada ahs pu nilai koefisiennya 0.05 OH. Disini terjadi adanya perbedaan nilai koefisien yang akan menghasilkan nilai kebutuhan tenaga kerja pada pekerjaan pembersihan lahan berbeda satu sama lain. Pada perhitungan di atas juga dilakukan perhitungan bobot setiap jenis tenaga kerja yang berguna nantinya untuk menghitung selisih persentase jumlah tenaga kerja keseluruhan. Rudy Gamananda, 2014

65 2. Mencari Perbandingan, Persentase Selisih Jumlah Rencana kebutuhan antara Dokumen Kontrak (AHS Kontraktor) dengan Perhitungan AHS PU Tahun 2008 dan 2013. Pada perhitungan kebutuhan tenaga kerja, penulis membandingkan kebutuhan tenaga kerja antara dokumen kontrak dengan AHS, dengan cara mencari nilai analisa harga satuan tahun 2008 dan 2013 yang berkaitan dengan analisa harga satuan yang dikeluarkan oleh kontraktor pada proyek rumah sakit ini, selanjutnya penulis membandingkan perbedaan kebutuhan tenaga kerja per setiap pekerjaan. Perhitungan Perbedaan Jumlah Kebutuhan Tenaga Kerja, Koefisien Tenaga Kerja, Bobot tenaga kerja, dan selisih persentase keseluruhan terlampir di Lampiran E. Pada tabel di bawah ini penulis memaparkan hasil kebutuhan tenaga kerja antara analisa harga satuan yang dikeluarkan oleh kontraktor dengan analisa harga satuan kementrian pekerjaan umum (PU) tahun 2008 dan 2013, disertai dengan persentase bobot per setiap pekerjaan, yang berguna untuk mengetahui selisih persentase kebutuhan jumlah tenaga kerja secara keseluruhan : Rudy Gamananda, 2014

Rudy Gamananda, 2014 66

Rudy Gamananda, 2014 67

Rudy Gamananda, 2014 68

Rudy Gamananda, 2014 69

Rudy Gamananda, 2014 70

Rudy Gamananda, 2014 71