BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik dengan rancangan penelitian the post test only control group design. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Parasitologi FK UGM, Yogyakarta pada tanggal 21 Desember 2015-5 Januari 2016. C. Subjek Penelitian 1. Populasi Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah Aedes aegypti L. instar III yang diperoleh dari Laboratorium Parasitologi FK UGM. Subjek penelitian memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. 2. Kriteria Inklusi a. Larva Aedes aegypti L. yang telah mencapai instar III b. Larva Aedes aegypti L. yang masih hidup atau bergerak aktif 3. Kriteria Eksklusi a. Larva Aedes aegypti L. yang belum mencapai instar III b. Larva Aedes aegypti L. yang telah mati atau tidak bergerak c. Larva Aedes aegypti L. yang telah berubah menjadi pupa 26
27 D. Teknik Pengambilan Sampel Pada penelitian ini, pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. E. Besar Sampel Sampel yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 7 ekor Aedes aegypti L. yang terdiri dari 1 ekor untuk uji pendahuluan dan 600 ekor untuk uji penelitian. Pada uji pendahuluan, sampel dibagi menjadi 5 kelompok yang terdiri dari 1 kelompok kontrol dan 4 kelompok perlakuan. Masing-masing kelompok pada uji pendahuluan terdiri dari ekor. Pada uji penelitian, sampel dibagi menjadi 6 kelompok yang terdiri dari 1 kelompok kontrol dan 5 kelompok perlakuan. Penentuan besar sampel pada uji penelitian dihitung dengan rumus Federer sebagai berikut: Keterangan: n = besar sampel t = jumlah kelompok perlakuan (n-1) (t-1) 15 (n-1) (6-1) 15 5n 5 15 5n 20 n 4 Jadi, besar sampel minimal yang digunakan sebanyak 4 ekor. Di dalam penelitian ini yang digunakan sebanyak ekor berdasarkan
28 rekomendasi WHO tahun 2005. Pada uji penelitian dimasukkan ke dalam 6 kontainer. Tiap-tiap kontainer berisi ekor. Jumlah sampel yang diambil dikalikan jumlah replikasi tiap konsentrasi yang diteliti. Banyaknya replikasi masing-masing dapat menggunakan rumus berikut: (n-1) (t-1) 15 Keterangan : t : jumlah perlakuan r : jumlah replikasi (6-1) (r-1) 15 5r- 5 15 5r 20 r 4 Maka jumlah replikasi atau pengulangan perlakuan pada uji penelitian paling sedikit dilakukan sebanyak 4 kali. F. Identifikasi Variabel Penelitian 1. Variabel bebas : konsentrasi salam (Syzygium polyanthum) per 100 ml air. 2. Variabel terikat : jumlah mortalitas Aedes aegypti L.
29 3. Variabel luar : a. Terkendali 1) Kepadatan 2) Umur 3) Habitat 4) Volume air 5) Kualitas air 6) Waktu pemaparan 7) Suhu dan kelembaban ruangan b. Tidak Terkendali 1) Kesehatan G. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas Granul yang digunakan mengandung salam dan filler dekstrin dengan perbandingan ekstrak-dekstrin sebesar 1:9. salam (Syzygium polyanthum) yang digunakan untuk uji pendahuluan sebesar 1750, 3500, 50, dan 7000 mg/100 ml air. untuk uji pendahuluan ini mengacu pada penelitian Lumowa dan Trani (2015) yang menggunakan ekstrak murni daun salam dengan konsentrasi 0, 500, 750 dan 1000 mg/100 ml. ekstrak daun salam (Syzygium polyanthum) yang digunakan untuk uji penelitian sebesar 1500, 3000, 6000, 9000 dan 12.000 mg/100 ml. untuk
30 uji penelitian ini didapatkan dari LC50 pada uji pendahuluan dengan variasi konsentrasi 0, LC50, 0,5 LC50, LC50, 1,5 LC50 dan 2 LC50 (Yudhani, 2014). Skala variabel bebas termasuk skala rasio. 2. Variabel Terikat Jumlah mortalitas Aedes aegypti L. adalah banyaknya Aedes aegypti L. instar III yang mati dalam 24 jam setelah diberi perlakuan. Larva dianggap mati apabila mempunyai kondisi seperti: a. Larva jika diberi rangsangan gerakan air tidak ada respon gerakan. b. Larva jika disentuh dengan lidi tidak ada respon gerakan. Larva dianggap hidup apabila: a. Larva aktif bergerak. b. Larva jika diberi rangsangan gerakan air ada respon gerakan. c. Larva jika disentuh dengan lidi ada respon gerakan. Skala variabel terikat termasuk skala rasio. 3. Variabel Luar a. Terkendali 1) Umur Larva Variabel ini dikendalikan dengan cara memilih fase instar III. 2) Kepadatan Larva Variabel ini dikendalikan dengan cara menyamakan jumlah yaitu ekor tiap 100 ml.
31 3) Habitat Dikendalikan dengan cara menyamakan tempat yaitu menggunakan gelas plastik ukuran 0 ml. 4) Volume Air Dikendalikan dengan cara menyamakan volume air masing-masing kelompok perlakuan yaitu 100 ml. 5) Kualitas Air Dikendalikan dengan mengambil air dari sumber air yang sama yaitu akuades. 6) Waktu Pemaparan Dikendalikan dengan cara menyamakan waktu pemaparan yaitu 24 jam. 7) Suhu dan Kelembaban Ruangan Suhu dan kelembaban diatur dengan cara tiap kelompok diberikan perlakuan pada waktu serta tempat yang sama. b. Tidak Terkendali 1) Kesehatan Larva Kesehatan masing-masing tidak dapat disamakan.
32 H. Rancangan Penelitian 1. Uji Pendahuluan Larva Aedes aegypti L. instar III Purposive sampling Kelompok Kontrol aquades 100 ml + 700 mg dekstrin Kelompok 1 salam 1750 mg/ 100 ml Kelompok 2 salam 3500 mg/ 100 ml Kelompok 3 Konsenrasi salam 50 mg/ 100 ml Kelompok 4 salam 7000 mg/ 100 ml Pengamatan setelah 24 jam Penghitungan jumlah mortalitas Analisis Probit
33 2. Uji Penelitian Larva Aedes aegypti L. instar III Purposive sampling Kelompok Kontrol aquades 100 ml + 10.080 mg dekstrin Kelompok 1 salam sebesar 1500mg/100 ml Kelompok 2 salam sebesar 3000mg/100 ml Kelompok 3 salam sebesar 6000 mg/100 ml Kelompok 4 salam sebesar 9000 mg/100 ml Kelompok 5 salam sebesar 12.000 mg/100ml Pengamatan setelah 24 jam Replikasi 4 kali Penghitungan jumlah mortalitas Analisis Data
34 I. Alat dan Bahan Penelitian 1. Alat a. Gelas ukur 100 ml b. Gelas plastik ukuran 0 ml c. Sendok d. Lidi e. Timbangan analitik digital f. Pipet 2. Bahan a. Granul salam (Syzygium polyanthum) b. Larva Aedes aegypti L. instar III c. Akuades d. Bubuk dekstrin J. Cara Kerja 1. Tahap Persiapan a. Pengambilan Simplisia Daun Salam Simplisia daun salam diperoleh dari Merapi Farma Herbal, Sleman, Yogyakarta. b. Pembuatan Ekstrak Daun Salam Ekstrak daun salam dibuat di Laboratorium Biologi Fakultas Farmasi Universitas Gajah Mada (UGM). Metode yang digunakan untuk mengekstrak adalah maserasi. Pertama-tama daun salam dicuci terlebih
35 dahulu dengan air mengalir, kemudian dipotong-potong 1 cm. Selanjutnya dikeringkan di dalam almari pengering dengan suhu 40 0 C selama 48 jam. Setelah itu diserbuk menggunakan mesin penyerbuk dengan diameter lubang saringan 1 mm. Daun salam yang sudah diserbuk kemudian ditambah etanol 70 % lalu diaduk selama 30 menit dan didiamkan selama 24 jam, kemudian disaring (diulangi 2 kali). Filtrat diuapkan dengan menggunakan waterbath suhu 70 0 C sambil diaduk. Setelah itu salam kental ditimbang dan dikemas. c. Pembuatan Granul Ekstrak daun salam yang masih berbentuk gel kemudian diproses menjadi bentuk di Lembaga Pengembangan dan Penelitian Terpadu Universitas Gajah Mada (LPPT UGM). Pembuatan dengan menggunakan dekstrin sebagai filler. Ekstrak daun salam sebanyak 60 gram ditambahkan dekstrin sebanyak 540 gram sehingga perbandingan ekstrak-dekstrin sebesar 1:9. Pertama-tama ekstrak ditambahkan dekstrin lalu diaduk sampai homogen di atas penangas. Kemudian campuran tersebut dipanaskan sedikit demi sedikit ke dalam oven dengan suhu sebesar 105 o C. Bila sudah kering dan dingin, ditimbang. Berat kering yang didapatkan sebesar 467,9 gram. Terakhir kering dikemas ke dalam wadah.
36 d. Penyediaan Larva Aedes aegypti L. instar III Larva Aedes aegypti L. instar III diperoleh dari Laboratorium Parasitologi FK UGM, Yogyakarta. 2. Tahap Uji Pendahuluan a. Larva dibagi menjadi lima kelompok yang terdiri dari satu kelompok kontrol dan empat kelompok perlakuan. Pada kelompok perlakuan, diberi salam dengan konsentrasi yang berbeda-beda. salam yang digunakan untuk uji pendahuluan sebesar 1750, 3500, 50, dan 7000 mg/100 ml air. ini mengacu pada penelitian Lumowa dan Trani (2015) yang menggunakan ekstrak murni daun salam dengan konsentrasi 0, 500, 750 dan 1000 mg/100 ml. b. Bubuk dekstrin ditimbang hingga mendapatkan 700 mg lalu dimasukkan ke dalam gelas plastik ukuran 0 ml dan diberi label kelompok kontrol. Berat dekstrin sebesar 700 mg merupakan hasil penghitungan dari 1% dikali berat pada kelompok IV (7000 mg). c. Granul salam diambil dengan sendok kemudian ditimbang sesuai dengan berat yang dibutuhkan lalu dimasukkan ke dalam gelas plastik ukuran 0 ml dan diberi label kelompok perlakuan I, II, III, dan IV. d. Air sebanyak 100 ml dimasukkan dengan menggunakan gelas ukur ke dalam gelas plastik.
37 e. Dua puluh lima ekor Aedes aegypti L. instar III dimasukkan menggunakan pipet ke masing-masing gelas plastik. f. Jumlah yang mati dihitung setelah 24 jam perlakuan. 3. Tahap Uji Penelitian a. Larva dibagi menjadi enam kelompok yang terdiri dari satu kelompok kontrol dan lima kelompok perlakuan. Pada kelompok perlakuan diberi salam dengan konsentrasi yang berbeda-beda. salam (Syzygium polyanthum) yang digunakan pada uji penelitian sebesar 1500, 3000, 6000, 9000, dan 12000 mg/100 ml air. tersebut didapatkan dari LC50 pada uji pendahuluan dengan variasi konsentrasi 0, LC50, 0,5 LC50, LC50, 1,5 LC50 dan 2 LC50 (Yudhani, 2014). b. Bubuk dekstrin ditimbang hingga mendapatkan 10.080 mg lalu dimasukkan ke dalam gelas plastik ukuran 0 ml dan diberi label kelompok kontrol. Berat dekstrin sebesar 10.080 mg merupakan hasil dari penghitungan 9% dikali berat pada kelompok V (12.000 mg). c. Granul salam diambil dengan sendok kemudian ditimbang sesuai dengan berat yang dibutuhkan lalu dimasukkan ke dalam gelas plastik ukuran 0 ml dan diberi label kelompok perlakuan I, II, III, IV dan V.
38 d. Air sebanyak 100 ml dimasukkan dengan menggunakan gelas ukur ke dalam gelas plastik. e. Dua puluh lima ekor Aedes aegypti L. instar III dimasukkan menggunakan pipet ke masing-masing gelas plastik. f. Setiap kelompok perlakuan dilakukan 4 kali pengulangan g. Jumlah yang mati dihitung setelah 24 jam perlakuan. K. Teknik Analisis Data a. Uji Kruskal-Wallis Data yang didapatkan dari uji penelitian pertama-tama dihitung rerata mortalitas Aedes aegypti L. tiap kelompok perlakuan. Kemudian data rerata mortalitas Aedes aegypti L. tersebut dimasukkan ke dalam tabel sesuai dengan kelompok konsentrasi salam. Data kemudian dianalisis menggunakan uji Kruskal-Wallis untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan rerata mortalitas Aedes aegypti L. diantara kelompok perlakuan. Uji Kruskal-Wallis digunakan karena data rerata mortalitas Aedes aegypti L. mempunyai distribusi yang tidak normal. b. Analisis Probit Uji ini digunakan untuk mengetahui daya bunuh salam (Syzygium polyanthum) terhadap Aedes aegypti L. yang dinyatakan dengan Lethal Concentration (LC) yaitu Lethal Concentration 50% (LC50).