PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DAN PUNGLI KEJAKSAAN NEGERI LAMONGAN

dokumen-dokumen yang mirip
SECARA HARFIAH BERARTI KEBUSUKAN, KEBURUKAN, KEBEJATAN, KETIDAK JUJURAN, DAPAT DISUAP, TIDAK BERMORAL, PENYIMPANGAN DARI KESUCIAN.

STUDI KASUS KORUPSI DI INDONESIA

POTENSI KORUPSI DANA DESA DAN SANKSI HUKUMNYA pada

Komisi Pemberantasan Korupsi. Peranan KPK Dalam Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI. UU No. 31 TAHUN 1999 jo UU No. 20 TAHUN 2001

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TINDAK PIDANA KORUPSI. A. Pengertian Tindak Pidana Korupsi dan Subjek Hukum Tindak Pidana

MEMAHAMI UNTUK MEMBASMI BUKU SAKU UNTUK MEMAHAMI TINDAK PIDANA KORUPSI

Modul ke: Etik UMB. Tindakan Korupsi dan Penyebabnya - 1. Fakultas MKCU. Finy F. Basarah, M.Si. Program Studi MKCU.

538 KOMPILASI KETENTUAN PIDANA DI LUAR KUHP

ETIK UMB. Tindakan Korupsi dan Penyebabnya. Pendahuluan. Modul ke: Daftar Pustaka. 12Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. istilah yang sering dipakai dalam bidang filsafat dan psikologi.(ensiklopedia

BAB I PENDAHULUAN. uang. Begitu eratnya kaitan antara praktik pencucian uang dengan hasil hasil kejahatan

ETIK UMB. Pengembangan Wawasan (Mengenali Tindakan Korupsi) Modul ke: 09Fakultas EKONOMI. Program Studi Manajemen

Korupsi tidak hanya dilakukan oleh penyelenggara negara, tetapi juga melibatkan pihak lain, sehingga merusak

BAB II IDENTIFIKASI DATA

ETIK UMB TINDAKAN KORUPSI DAN PENYEBABNYA

Pidana Korupsi di Indonesia Oleh Frans Simangunsong, S.H., M.H. Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta

Modul ke: ETIK UMB. Mengenali Tindakan Korupsi. Fakultas Ilmu Komputer. Yani Pratomo, S.S, M.Si. Program Studi. Sistem Informasi.

PENGERTIAN KORUPSI. Bab. To end corruption is my dream; togetherness in fighting it makes the dream come true. PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI

Etik UMB. Tindakan Korupsi Dan Penyebabnya. Ari Sulistyanto, S. Sos., M.I.Kom. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen

UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI [LN 1999/140, TLN 3874]

Om swastiastu SOSIALISASI PUNGLI MENGGUNAKAN TEORI PERSPEKTIF SELURUH SKPD KABUPATEN BULELENG INSPEKTORAT KABUPATEN BULELENG

1 Merugikan keuangan negara; 2 Suap menyuap (istilah lain: sogokan atau pelicin); 3 Penggelapan dalam jabatan; 4 Pemerasan; 5 Perbuatan curang;

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MEMAHAMI UNTUK MEMBASMI BUKU PANDUAN UNTUK MEMAHAMI TINDAK PIDANA KORUPSI. Komisi Pemberantasan Korupsi

MENGENAL LEBIH JAUH TENTANG GRATIFIKASI, SEBAGAI AWAL DARI KORUPSI. Oleh : Ennoch Sindang Widyaiswara Madya, Pusdiklat KNPK, Kementerian Keuangan

Pertanggungjawaban adalah sesuatu yang harus dipertanggungjawabkan atas perbuatan yang

BAB II PENGATURAN TINDAK PIDANA KORUPSI DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999 SEBAGAIMANA YANG DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2001

ETIK UMB PENGERTIAN KORUPSI PRINSIP ANTI-KORUPSI. Norita ST., MT. Modul ke: Fakultas Teknik. Program Studi Teknik Industri

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TINDAK PIDANA KORUPSI. tindakan mengambil uang Negara agar memperoleh keuntungan untuk diri sendiri.

MEMAHAMI UNTUK MEMBASMI BUKU PANDUAN UNTUK MEMAHAMI TINDAK PIDANA KORUPSI. Komisi Pemberantasan Korupsi

ASPEK HUKUM DALAM SISTEM MANAJEMEN MUTU KONSTRUKSI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999

BAB 11 TINDAKAN KORUPSI DAN PENYEBABNYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG

UNDANG-UNDANG TINDAK PIDANA KORUPSI DAN SEJARAH PERKEMBANGANNYA

BAB II PENGATURAN HUKUM TENTANG PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN TINDAK PIDANA KORUPSI

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MODUL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN GOL. III. Lembaga Administrasi Negara - Republik Indonesia 2009

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. nyata. Seiring dengan itu pula bentuk-bentuk kejahatan juga senantiasa mengikuti perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. waktu pembangunan dewasa ini. Korupsi di Indonesia sudah merupakan wabah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau corruptus yang mempunyai arti kerusakan atau kebobrokan. sebagainya. Selain itu korupsi juga diartikan sebagai:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu masalah besar yang dihadapi masyarakat pada saat ini

Prof. Dr. Eddy Mulyadi Soepardi, CFrA.

yang berdampak terhadap kerugiakan dan kepentingan masyarakat.

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DELIK PUNGUTAN LIAR DALAM LAYANAN PUBLIK

Eksistensi KPK Dalam Memberantas Tindak Pidana Korupsi Oleh Bintara Sura Priambada, S.Sos., M.H. Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta

UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN

Mengenal KPK dan Upaya Pemberantasan Korupsi Dedie A. Rachim Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat

kenyataannya pungli masih banyak terjadi di Indonesia salah satunya kota

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI BAB I

BAB I PENDAHULUAN. melakukan penyidikan tindak pidana tertentu berdasarkan undang- undang sesuai

BAB I PENDAHULUAN. pidana korupsi yang dikategorikan sebagai kejahatan extra ordinary crime.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini jumlah perkara tindak pidana korupsi yang melibatkan Badan Usaha Milik

PBJ, KORUPSI & REFORMASI BIROKRASI

Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi

KEBIJAKAN HUKUM PIDANA DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI PENGADAAN BARANG DAN JASA. Nisa Yulianingsih 1, R.B. Sularto 2. Abstrak

II. TINJAUAN PUSTAKA

Modul ke: ETIK UMB. AFIYATI SSi., MT. Fakultas FAKULTAS ILMU KOMPUTER. Program Studi TEKNIK INFORMATIKA

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah tujuan pemerintah Indonesia yang dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. Tindak pidana korupsi di Indonesia sudah meluas dalam masyarakat

NO. SEKTOR INDIKATOR MODUS OPERANDI KETERANGAN Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

Matriks Perbandingan KUHAP-RUU KUHAP-UU TPK-UU KPK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pemain sandiwara atau pemain utama; dapat dilakukan melalui tiga pendekatan, yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dipandang sebagai extra ordinary crime karena merupakan tindak pidana yang

Etik UMB KORUPSI DAN PENYEBABNYA. Dr. Saepudin S.Ag. M.Si. M.Pd. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen

BAB II. A. Bentuk-Bentuk Perbuatan Yang Digolongkan Dalam Perbuatan Tindak. Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 terdapat pengertian bahwa

TINJAUAN TINDAK PIDANA KORUPSI MEMPERKAYA DIRI DAN ORANG LAIN. Oleh. Perbuatan korupsi sangat identik dengan tujuan memperkaya diri atau

Gratifikasi. Suap, Pungli. Hukum positif Jenis-jenis korupsi (UU No. 31 Th 1999 jo. UU No. 20 Th 2001) 4/17/2013. Janji/ suap.

OLEH BARESKRIM POLRI

BAB I PENDAHULUAN. Era modernisasi saat ini, kejahatan sering melanda disekitar lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. membahayakan stabilitas politik suatu negara. 1 Korupsi juga dapat diindikasikan

BAB II PENGATURAN HUKUM TENTANG TINDAK PIDANA PELAYARAN DI INDONESIA. A. Pengaturan Tindak Pidana Pelayaran Di Dalam KUHP

TIK (Kompetensi Dasar) II. Gambaran Umum III. Relevansi terhadap pengetahuan IV. Sub-sub Bab 1. Pengertian Korupsi

I. PENDAHULUAN. perhatian dunia sejak perang dunia kedua berakhir. Di Indonesia sendiri fenomena

Korupsi dan Peran Serta Masyarakat dalam Upaya Penanggulangannya. Oleh : Dewi Asri Yustia. Abstrak

permasalahan bangsa Indonesia. Tindak pidana korupsi di Indonesia sudah sangat meluas dan

Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi

Kerugian Negara: Resiko Bisnis atau Tindak Pidana Korupsi

BAB I PENDAHULUAN. juga sudah diakui pula sebagai masalah internasional. Tindak pidana korupsi telah

TINDAKAN KORUPSI DAN PENYEBABNYA

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengatasi atau mewaspadai segala bentuk perubahan sosial atau kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. terkait korupsi merupakan bukti pemerintah serius untuk melakukan

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KORBAN PERDAGANGAN ANAK DAN PEREMPUAN

PENANGANAN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DAN PUNGUTAN LIAR. Inspektur III Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

FENOMENA KORUPSI SEBAGAI PATOLOGI SOSIAL DI INDONESIA Disusun oleh : Ashinta Sekar Bidari S.H., M.H.

Subbagian Hukum BPK Perwakilan Provinsi Bali

BAB I PENDAHULUAN. secara biasa, tetapi dituntut dengan cara yang luar biasa. juga pada kehidupan berbangsa dan bernegara pada umumnya.

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG MATA UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. buruk bagi perkembangan suatu bangsa, sebab tindak pidana korupsi bukan

I. PENDAHULUAN. untuk menguntungkan diri sendiri atau korporasi, dengan cara menyalahgunakan. pada kerugian keuangan dan perekonomian negara.

DASAR NO. 2 TAHUN 2002 TTG KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERAN SERTA MASYARAKAT

BAB II TINDAK PIDANA KORUPSI. Istilah korupsi berasal dari bahasa latin yakni corruptio atau corruptus

BAB I PENDAHULUAN. yang bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok. Secara

Transkripsi:

PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DAN PUNGLI KEJAKSAAN NEGERI LAMONGAN

PENGANTAR Korupsi di Indonesia sudah merasuk hampir di seluruh sendi kehidupan bangsa, modus operandi dan luasan cakupan Tindak Pidana Korupsi kian hari kian meningkat mengikuti perkembangan zaman, bahkan sudah merasuk di semua sektor, seolah-olah Tindak Pidana Korupsi begitu mengakar dan sistematis, sehingga timbul Anggapan Korupsi sebagai budaya bangsa Indonesia. Berbagai kasus besar telah berhasil diungkap, dan banyak kasus besar sedang dalam proses pengungkapan, namun fenomena kejahatan Korupsi seolah bermetamorfosa baik modus maupun pelakunya. Berbagai upaya Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi telah ditempuh, mulai dari penyesuaian UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, membuat UU pendukungnya termasuk UU TPPU, membentuk Komisi-Komisi, namun Tindak Pidana Korupsi tidak juga berkurang bahkan berdasarkan hasil penelitian Transparancy International Indonesia menjadi negara terkorup no. 5 dengan pola kejahatan Korupsi yang semakin berkembang. Perang melawan kejahatan Korupsi seolah tiada habisnya sehingga diperlukan langkah yang bersifat Extra Ordinary dalam Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, baik yang bersifat pencegahan maupun penindakan.

KORUPSI ISTILAH KORUPSI : -- Bhs. Latin - CORRUMPERE, CORRUPTUS -- Bhs. Eropa - CORRUPTION atau CORRUPT makna : Kerusakan, kebusukan, keburukan, kebejatan, kebobrokan, ketidakjujuran, tidak bermoral yang behubungan dengan keuangan. Istilah lain nya : KORUPSI : - Bhs. Belanda CORRUPTEIA BRIBERY atau SEDUCTION BRIBERY : MEMBERIKAN KPD SESEORANG AGAR ORANG TSB BERBUAT UTK KEUNTUNGAN PEMBERI. SEDUCATION : SESUATU YANG MENARIK AGAR SESEORANG MENYELEWENG.

DOKTRIN KORUPSI SYED HUSSEIN ALATAS Penyalahgunaan kepercayaan utk kepentingan pribadi ROBERT. C BROOKS Dengan sengaja melakukan kesalahan/ lalai menjalankan tugas atau kewajiban dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan untuk diri sendiri TRANSPARANCY INTERNASIONAL KORUPSI adalah perilaku pejabat-pejabat disektor publik ( apakah politikus, PNS, Pegawai BUMN, BUMD, dan lain sebagainya ) secara tidak benar dan melanggar hukum memperkaya diri sendiri.

PENGERTIAN KORUPSI ================================================== PENDAPAT AHLI : KORUPSI : SEBAGAI TINGKAH LAKU INDIVIDU YANG - MENGGUNAKAN WEWENANG DAN JABATAN GUNA MENGEDUK KEUNTUNGAN PRIBADI, - MERUGIKAN KEPENTINGAN UMUM DAN - NEGARA. KORUPSI : MERUPAKAN GEJALAN SALAH PAKAI DAN SALAH URUS DARI KEKUASAAN, DEMI KEUNTUNGAN - PRIBADI, SALAH URUS THD SUMBER KEKAYAAN NEGARA DGN MENGGUNAKAN WEWENANG DAN KEKUATAN FORMAL UNTUK MEMPERKAYA DIRI - SENDIRI.

PENGERTIAN TINDAK PIDANA KORUPSI ============================================ TINDAK PIDANA KORUPSI Adalah suatu perbuatan yang dilarang oleh Undang - Undang dan diancam sanksi pidana, karena perbuatan tersebut dipandang sebagai perbuatan bejat, perbuatan buruk atau perbuatan lain yang menyalahgunakan jabatan / wewenang, menerima suap dengan tujuan untuk mencari keuntungan pribadi.

LANDASAN HUKUM ================================================== Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi di Indonesia berdasarkan Undang-Undang ( Hukum Positif ) yaitu Undang-Undang tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yaitu : 1. UU No. 24 Tahun 1960 Ttg Pemberantasan TPK 2. UU No. 3 Tahun 1971 Ttg Pemberantasan TPK 3. UU No. 31 Tahun 1999 Ttg Pemberantasan TPK 4. UU No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

DELIK TINDAK PIDANA KORUPSI =========================================== Dalam perkara Tindak Pidana Korupsi terdapat beberapa kualifikasi delik Korupsi, diantara delik Korupsi tersebut Yaitu : Delik yang dapat merugikan Keuangan negara atau - perekonomian negara, yang diatur dalam : - Pasal 2 UU No. 31 Tahun 1999 - Pasal 3 UU No. 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan UU No. 20 Tahun 2001 tentang Pemeberantasan Tindak Pidana Korupsi.

DELIK TINDAK PIDANA KORUPSI =========================================== Delik Penyuapan yang bersifat Aktif maupun Pasif. Diatur dalam Pasal 5, 6, 13, 12a UU No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Delik Penggelapan. Diatur dalam pasal 8, 10 UU No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

DELIK TINDAK PIDANA KORUPSI ========================================== Delik Pemerasan dalam Jabatan ( Knevelarij,Extortion). Diatur dalam pasal 12e, 12f, 12g UU No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Delik Pemalsuan. Diatur dalam pasal 9 UU No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

DELIK TINDAK PIDANA KORUPSI =========================================== Delik yang berkaitan Dg Pemborongan, Leveransir, rekanan. Diatur dalam pasal 7 UU No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Delik Gratifikasi. Diatur dalam pasal 11, 12i, 12b, 12c UU No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

RUMUSAN DELIK ============================================ Pasal 2 Ayat (1) Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya disendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan - negara atau perekonomian negara. Sanksi Pidana : Pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh tahun) dan denda paling sedikit Rp.200.000.000.-(dua ratus juta) dan paling banyak Rp. 1.000.000.000.- (satu milyar rupiah).

Uraian Delik : a. Secara melawan hukum : Telah melakukan pbt yg sifatnya melawan/bertentangan dgn hukum positif (formil) maupun berupa pbt tercela yg menurut perasaan keadilan masy hrs dituntut dan dipidana (materiil). b. Memperkaaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi: Unsur ini bersifat alternatif, diri sendiri,orang lain,atau korporasi, Memperkaya dapat berarti menjadi lebih kaya atau bertambah kekayaannya krn pbt tsb, Tidak diartikan tlh kaya dlm pengertian yg sebenarnya. c. Dapat merugikan Berarti bisa betul-betul merugikan atau baru potensi merugikan atau tidak jadi merugikan karena hasil tindak pidana telah dikembalikan.

Uraian Delik : d. Keuangan negara atau perekonomian negara: Yg termasuk keuangan negara yaitu kekayaan negara dalam bentuk apapun, yg dipisahkan atau tidak di pisahkan, termasuk BUMN/ BUMD dan badan hukum lain yg menyertakan modal/mendapatkan kemudahan dari negara atau pihak ketiga berdasarkaan perjanjian dgn negara. ( pasal 1 UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.) Perekonomian negara adalah kehidupan perekonomian yg disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan ataupun usaha masyarakat secara mandiri yg didasarkan pada kebijakan pemerintah baik di tingkat pusat maupun di daerah.

Pasal 3 : Setiap Orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, ke- Sempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomuian negara Sanksi Pidana : Pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan atau denda paling sedikit Rp. 50 juta dan paling banyak Rp. 1 Milyard.

Uraian Delik Menguntungkan mendapatkan untung, yaitu pendapatan yg diperoleh lebih besar dari pengeluaran, terlepas dari penggunaan lebih lanjut dari pendapatan yg diperolehnya. Menyalahgunakan menggunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang melekat pada jabatan atau kedudukan yang dijabat atau diduduki oleh pelaku TPK untuk tujuan lain dari maksud yang diberikannya kewenangan atau kesempatan atau sarana tersebut.

MODUS TINDAK PIDANA KORUPSI =========================================== Modus Operandi 1. Markup 8. Pemalsuan dokumen 2. Penggelapan 9. Penerimaan fee,komisi 3. Dobel Anggaran discount 4. Pungutan liar 10. Kredit Macet 5. Pembukuan ganda 11. Penggunaan anggaran 6. Pengadaan Barang/jasa yg Tidak sesuai. 7. Perjalanan Dinas Fiktif 12. Dsb.

PUNGUTAN LIAR (PUNGLI) DEFINISI pengenaan biaya di tempat yang tidak seharusnya biaya dikenakan atau dipungut. Kebanyakan pungli dipungut oleh pejabat atau aparat, pungli termasuk ilegal dan digolongkan sebagai KKN.

PUNGUTAN LIAR (PUNGLI) Pengertian Pungutan : adalah bea, iuran, kutipan, pajak, saweran, tarif yang wajib dibayarkan yang dilakukan oleh yang berwenang. pengertian liar : adalah tidak teratur, tidak tertata. PUNGLI Secara umum adalah kegiatan meminta sejumlah uang atau barang yang dilakukan dengan tidak tertata, tidak berijin resmi dan dilakukan secara sembunyi-sembunyi dari aparat.

KAJIAN HUKUM PUNGLI segala bentuk pungutan tidak resmi tidak mempunyai landasan hukum merupakan tindakan pemerasan sedangkan dalam hukum pemerasan merupakan tindak pidana TINDAK PIDANA KORUPSI pasal 12 huruf e UU No. 20 Tahun 2001

RUMUSAN DELIK PUNGLI =========================================== Pasal 12 huruf e. pegawai negeri atau penyelenggara negara yang dengan maksud menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, atau dengan menyalahgunakan kekuasaannya memaksa seseorang memberikan sesuatu, membayar, atau menerima pembayaran dengan potongan, atau untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri SANKSI PIDANA : Pidana penjara : paling singkat 4 tahun dan paling lama 20 Tahun. Denda : paling sedikit Rp. 200 juta dan paling banyak Rp.1 milyard

AKIBAT TINDAK PIDANA KORUPSI KORUPSI kejahatan yg berbahaya krn akibat yg ditimbulkan Hasil Kongres PBB 1. Menghancurkan efektifitas potensial dr semua Jenis Program Pemerintah. 2. Membahayakan pembangunan sosial, eokonomi dan Politik. 3. Ancaman bagi keamanan dan kestabilan masyarakat. 4. Merusak nilai nilai dan lembaga lembaga Demokrasi. 5. Menggangu/ menghambat pembangunan. 6. Merusak nilai nilai moral dan keadilan. 7. Membahayan stabilitas kemanan masyarakat. 8. Merusak nilai-nilai demokrasi dan moralitas. 9. Membahayakan pembangunan yang berkelanjutan. 10. Mengancam stabiltas politik. 11. Merugikan keuangan negara atau perekonomian negara dan menghambat. pembangunan Nasional. 12. Menghambat pertumbuhan dan kelangsungan Pembangunan Nasional.

IDENTIFIKASI TERJADINYA KORUPSI ========================================================= FAKTOR MANUSIA /INDIVIDU Rendahnya kadar Rendahnya Etika Prilaku Rendahnya ketaqwaan dan Integritas Egoistik Profesionalisme

- Standar operasi. FAKTOR ORGANISASI / SISTEM POEMERINTAHAN - Birokrasi yang berbelit belit. - Minimnya transparasi Infromasi. - Egoisme sektoral dan Institusional. - Adanya upaya menutupi penyimpangan pd instansi Yg bersangkutan. - Belum efektifnya fungsi pengawasan. - Lemahnya koordinasi antara penegak hukum Internak dgn aparat penegak hukum. - Lemahnya manajemen Sumber Daya Manusia

FAKTOR BUDAYA / KULTURAL Budaya /kebiasaan primitif yang menggangap uang lelahjj, uang lembur, uang pelicin, uang operasional dll dianggap sebagai hal yang wajar dan rejeki. Adanya sikap Sungkan Kepedulian masyarakat yang kurang terhadap TP.Korupsi. Adanya pergeseran nilai logika, sosial dan ekonomi.

UPAYA PENANGGULANGAN DAN PEMBERANTASAN =========================================== A. Nonfenal Preventif ( Pencegahan/pengendalian ) sebelum TP.Korupsi terjadi dengan - sasaran menangani faktor kondusif - penyebab terjadinya TP. Korupsi. B. Fenal Sifat Represive ( Pemberantasan / penumpasan ) sesudah TP. Korupsi terjadi dgn alat perangkat hukum - pidana.