TAUHID, HAKIKAT DAKWAH PARA NABI & RASUL

dokumen-dokumen yang mirip
Diterjemahkan oleh : Abu Sa id Neno Triyono א א א.

Tauhid Menghapuskan Seluruh Dosa

"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-ku. (Adz-Dzariyaat 51:56)

TAUHID. Aku ciptakan jin dan manusia tiada lain hanyalah untuk beribadah kepadaku (QS. Adz-Dzariyat : 56)

Keutamaan Kalimat Tauhid dan Syarat-Syaratnya

Penulis: Al-Ustadz Abu Usamah Abdurrahman bin Rawiyah An Nawawi

Kufur kepada thaghut adalah syarat sahnya ibadah seseorang, sebagaimana wudhu merupakan syarat sah shalat.

Ketahuilah wahai saudaraku sesungguhnya syariah Islam itu terbagi dua bagian:

Kaidah Memahami Tauhid

Perintah Pertama di Dalam Alquran

Qowaidul Arba 1. 1 Qowaidul Arba adalah empat kaidah yang perlu diketahui oleh setiap orang

Ebooks. ا ا ا ل ال

Kedudukan Tauhid Bagi Seorang Muslim

TAWASSUL. Penulis: Al-Ustadz Muhammad As-Sewed

BIMBINGAN TAUHID UNTUK PEMULA DAN ANAK-ANAK

lagi. Allah tidak akan mengampuni pelakunya dan Allah pasti akan

Urgensi (Pentingnya) Tauhid dan Pembagiannya. Urgensi (Pentingnya) Tauhid dan Pembagiannya

: :

Jangan Taati Ulama Dalam Hal Dosa dan Maksiat

???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Jika Beragama Mengikuti Kebanyakan Orang

Pembagian Tauhid. 1.Tauhid Rububiyah

Tafsir Surat Al-Ikhlas

MATAN. Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab

Pendidikan Tauhid Sejak Dini

Mengenal Allah SWT Tuhan Semesta Alam

PENYIMPANGAN-PENYIMPANGAN ASY ARIYAH. PENYIMPANGAN-PENYIMPANGAN ASY ARIYAH Ditulis oleh: Al-Ustadz Abdurrahman Mubarak

Disebarluaskan melalui: Website: November, TIDAK untuk tujuan KOMERSIL

Faidah Seputar Aqidah Dari Syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan

Di antaranya pemahaman tersebut adalah:

???????????????????????????????????????????????:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Dasar-dasar Memahami Tauhid

Tauhid untuk Anak. Tingkat 1. Oleh: Dr. Saleh As-Saleh. Alih bahasa: Ummu Abdullah. Muraja ah: Andy AbuThalib Al-Atsary. Desain Sampul: Ummu Zaidaan

Tiga Yang Diridhai Allah dan Tiga Yang Dia Benci

Syafa at Agung SYAFA AT AGUNG. Publication: 1435 H_2014 M. Download > 700 ebook Islam di

حفظو هللا Oleh : Ustadz Muhammad Wasitho Abu Fawaz, Lc, MA. Publication : 1437 H_2016 M. Keutamaan Tauhid dan Bahaya Syirik

Mengenal Nama-Nama dan Sifat-Sifat Allah

Urgensi Tauhid. Urgensi Tauhid KHUTBAH JUM'AT PERTAMA

Sekilas tentang Konsep Iman

Disebarluaskan melalui: website: Maret, TIDAK untuk tujuan KOMERSIL

Syariat Adalah Amanah

Burung Hud-hud Pun Tidak Rela Allah Disekutukan

Al-Ilmu, Sebelum Berkata & Beramal

Tidak Mungkin Beriman Kecuali dengan Izin Allah

SYIRIK DAN BAHAYANYA

Al-Matiin, Yang Maha Kokoh

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

DAFTAR TERJEMAH. Alquran No Halaman Bab Terjemah 1

Mentadabburi Nama Allah, Al-Ghani (Maha Kaya)

Definisi sombong. PENGERTIAN SOMBONG Definisi sombong sebagaimana disinyalir oleh Rasulullah J dalam sebuah hadits:

Mengenai Buku Ini

??????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

yuslimu-islaman. Bukti ketundukan kepada Allah SWT itu harus dinyatakan dengan syahadat sebagai sebuah pengakuan dalam diri secara sadar akan

Beribadah Kepada Allah Dengan Mentauhidkannya

Demikianlah Kami jadikan bagi setiap nabi itu musuh dari orang-orang yang berdosa. (al-

S U R G A. Diterjemahkan dari: Where do I Start oleh Bint. Mhahmood Islam4Kids.com. Alih Bahasa: Ummu Abdullah

MENGENAL IDUL ADHA SEBAGAI HARI TAUHID DAN HARI KEMANUSIAAN

Yang kafir. Yang dimaksud orang-orang kafir di sini adalah Yahudi dan Nashara sebagaimana yang disebutkan oleh Qatadah, As-Suddi, dan yang lainnya.

Kisah Kaum 'Aad. Khutbah Pertama:

Memahami Takdir Secara Adil

Menerima dan Mengamalkan Kebenaran

Istiqomah. Khutbah Pertama:

Luasnya Rahmat (kasih sayang) Allah Subhanahu wa Ta ala

Takwa dan Keutamaannya

MENDIDIK ANAK DENGAN NASEHAT. Muzdalifah M Rahman* 1

Hakikat Syafaat dan Tawassul Menurut Al-Quran

Kedudukan Tauhid Dalam Kehidupan Seorang Muslim

Al-Aqidah As-Salafiyah Al-Muyassar

Mengimani Kehendak Allah

FATWA-FATWA LEMBAGA TETAP UNTUK RISET ILMIAH DAN FATWA, KERAJAAN SAUDI ARABIA :

Sifat-Sifat Ibadah Yang Benar

Memacu Diri Agar Istiqomah Beribadah

Al-Wadud Yang Maha Mencintai Hamba-Hamba-Nya Yang Shaleh

Ketika Untaian Kalamullah Sekedar Jadi Hiasan KETIKA UNTAIAN KALAMULLAH SEKEDAR JADI HIASAN

DOA DELAPAN PULUH AYAT

Sumber: Islam4Kids.com Berdasarkan Kisah Para Nabi oleh Ibnu Katsir dan Tafsir Ibnu Katsir

DOA WIRID YANG TERMUAT DALAM AL QUR AN

Disebarluaskan melalui: website: November, TIDAK untuk tujuan KOMERSIL

Muharram, Ketika kemuliaannya ternoda..

Sumber: Islam4Kids.com Berdasarkan Kisah Para Nabi oleh Ibnu Katsir dan Tafsir Ibnu Katsir. Disebarluaskan melalui:

Jadilah Orang Yang Dekat Dengan Alquran

Tantangan Alquran. Khutbah Pertama:

Disebarluaskan melalui: Website: November, TIDAK untuk tujuan KOMERSIL

Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam (Ali Imran: 19)

Hakikat Hidup Sukses: Tafsir QS. Ali Imran 185

Mengenal Tiga Landasan Utama. Penulis Kitab

MENGENAL ISLAM. Syari ah Islam bertujuan untuk mewujudkan hal-hal berikut:

BAB I PENDAHULUAN. 1

Contoh bentuk-bentuk syirik ada banyak. Di antaranya, pertama, menyembah patung atau

Tauhid Yang Pertama dan Utama

Umrah dan Haji Sebagai Penebus Dosa

Kitab (Al-qur an) ini tidak ada keraguan di dalamnya, (sebagai) petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa (Q.S. Al-Baqarah : 2) ABSTRAK

Menerapkan Syariat Islam Secara Kafah

PENGGUNAAN PERKATAAN ALLAH

Pelajaran Kitab Tsalatsatul Ushul (2): Penjelasan Basmalah

Renungan Jum'at : Kewajiban Persendian Kita

Aqidah beliau tentang tauhid (Pengesaan Allah) dan tentang tawassul syar i serta kebatilan taw assul bid i

Persiapan Menuju Hari Akhir

BAB IV ANALISIS TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA DALAM AL-QURAN TELAAH PENDIDIKAN ISLAM

Tafsir Surat Al-Ashr: Meraih Sukses Dunia dan Akhirat

Transkripsi:

TAUHID, HAKIKAT DAKWAH PARA NABI & RASUL Oleh : Abu Abdurrahman Indra Pratama Al-Maidany, SE Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama, bahwa Islam merupakan agama tauhid yang mengajak manusia untuk memurnikan ibadah mereka hanya kepada Allah dan mengingkari segala sesembahan yang lain selain Allah. Tauhid ini juga merupakan pembeda antara agama Islam dengan agama-agama lain yang ada di dunia ini. Tidaklah diturunkan kitab-kitab, diutus para Nabi dan Rasul kecuali untuk mengajak manusia kepada tauhid. Tidaklah ada seorangpun Nabi dan Rasul yang diutus kecuali ia akan mengajak umatnya untuk bertauhid. Bahkan tauhid juga merupakan tujuan dari penciptaan jin dan manusia. Allah berfirman : Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa. Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; Karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui. (Al-Baqarah : 21-22) Dan firman-nya : Dan sungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan) : Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thaghut itu (An-Nahl : 36) Yang dimaksud dengan thaghut adalah segala sesuatu yang disembah atau diibadahi selain Allah. Dan firman-nya : Dan kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan kami wahyukan kepadanya : Bahwasanya tidak ada sesembahan (yang hak) melainkan aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan aku. (Al-Anbiya : 25) Dan juga firman-nya : Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka hanya beribadah kepada-ku. (Adz-Dzariyat : 56) Yakni : melainkan supaya mereka men-tauhid-kan/mengesakan Aku. Oleh karena itu wajib hukumnya bagi seorang muslim untuk mengetahui hakikat tauhid yang sebenarnya, yang merupakan inti dan pembuka dakwah para Nabi dan Rasul. Karena kewajiban pertama yang dibebankan Allah kepada manusia sebelum kewajiban-kewajiban yang lain adalah untuk men-tauhid-kan-nya. Dan dakwah kepada tauhid ini tidak boleh terhenti sedikitpun dengan alasan bahwa mayoritas manusia hari ini sudah masuk ke dalam agama Islam. Karena meskipun mayoritas manusia telah memeluk Islam, akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengerti dengan tauhid dan lawannya, yaitu syirik. Dan juga merupakan kewajiban para da i untuk memulai dakwah dan pengajaran mereka kepada umat dengan mengajarkan hakikat tauhid dan syirik. Bukan justru memulainya dengan

pembicaraan-pembicaraan mengenai politik, perbaikan ekonomi, dan hal-hal lain yang bukan merupakan prioritas dakwah para Nabi dan Rasul. Hal ini merupakan satu hal yang sangat penting, karena wajib hukumnya bagi para da i untuk mengikuti manhaj dakwah para Nabi dan Rasul. Secara bahasa, tauhid merupakan isim mashdar yang berasal dari fi il (kata kerja), mashdar-nya. Yang bermakna menjadikan sesuatu esa (tunggal). Adapun secara istilah syariat, para ulama Ahlus Sunnah membagi tauhid ke dalam 3 jenis. Pembagian ini merupakan hasil dari proses istiqra (penelitian mendalam) terhadap nash-nash syariat, baik dari Al-Quran maupun As-Sunnah. Pertama, tauhid rububiyyah, definisinya adalah i tiqad (keyakinan) bahwa Allah Ta ala adalah Rab langit dan bumi, pencipta segala sesuatu yang ada di dalam keduanya, yang menguasai segala urusan di alam semesta, dan tidak ada sekutu baginya di dalam kekuasaan-nya tersebut. Dan hanya Dia-lah Rab segala sesuatu, yang memberikan rezeki kepada semua yang hidup, yang mengatur semua urusan, dan hanya Dia jualah yang merendahkan dan menaikkan derajat hamba-nya, yang memberi dan menahan pemberian, yang memberi mudharat dan manfaat, yang memuliakan dan menghinakan. Dan segala sesuatu yang selain-nya tidak memiliki kuasa apapun untuk memberi manfaat dan mudharat atas diri meraka sendiri, terlebih lagi bagi selain mereka kecuali atas izin dan kehendak Allah. Jenis tauhid yang pertama ini tidak ada yang mengingkarinya kecuali orang-orang materialis yang menyimpang dari kebenaran yang mengingkari adanya Allah Ta ala seperti orang-orang komunis dan orang-orang yang seperti mereka. Adapun kondisi kebanyakan kaum musyrikin seperti bangsa arab pada masa jahiliah, maka mereka mengakui jenis tauhid ini dan mereka tidak mengingkarinya. Sebagaimana yang diceritakan di dalam Al-Quran : Katakanlah (Hai Muhammad) : Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang Kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?. Maka mereka (orang-orang musyrik arab) akan menjawab : Allah. Maka katakanlah : Mengapa kamu tidak bertakwa kepada-nya? (Yunus : 31). Dan juga firman-nya : Katakanlah (Hai Muhammad) : Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya, jika kamu mengetahui? Mereka akan menjawab : Kepunyaan Allah. Katakanlah : Maka apakah kamu tidak ingat? Katakanlah : Siapakah yang memiliki langit yang tujuh dan yang memiliki 'Arsy yang agung? Mereka akan menjawab : Kepunyaan Allah. Katakanlah : Maka apakah kamu tidak bertakwa? Katakanlah : Siapakah yang di tangan-nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (azab)-nya, jika kamu

mengetahui? Mereka akan menjawab : Kepunyaan Allah. Katakanlah : (Kalau demikian), maka dari jalan manakah kamu ditipu? (Al-Mukminun : 84-89) Ini adalah jawaban orang-orang musyrik, yang menunjukkan bahwa mereka mengakui kerububiyah-an Allah atas alam semesta, dan pengaturan-nya atas segala urusan di alam semesta. Dan konsekuensi dari keimanan mereka dengan rububiyyah Allah tersebut adalah mereka harus beribadah/menyembah hanya kepada-nya semata, serta tidak menyekutukan-nya dalam peribadahan/penyembahan dengan satu apapun juga. Baik menyekutukan-nya dengan malaikat, para Rasul, maupun orang-orang shaleh dan orang-orang yang dianggap wali. Akan tetapi mereka mengingkari jenis yang lain dari tauhid, yaitu tauhid uluhiyyah. Kedua, tauhid uluhiyyah, definisinya adalah mengesakan Allah Ta ala dalam ibadah, ketundukan, serta ketaatan yang mutlak. Yakni seseorang tidak beribadah/menyembah kecuali hanya kepada Allah semata yang tidak ada sekutu baginya di langit maupun di bumi. Dan hakikat tauhid tidak akan terealisasi selama tauhid uluhiyyah tidak menyatu dengan tauhid rububiyyah. Beriman dengan salah satu dari keduannya saja tidak akan mencukupi, karena kaum musyrikin arab pada masa Rasulullah mereka beriman dengan rububiyyah Allah akan tetapi hal tersebut tidak menjadikan mereka masuk ke dalam agama Islam. Hal ini disebabkan mereka menyekutukan Allah, dan menjadikan sesembahan-sesembahan yang lain selain Allah. Mereka menyangka bahwa sesembahan-sesembahan tersebut akan mendekatkan mereka kepada Allah atau akan memberikan syafaat bagi mereka di sisi Allah. Allah berfirman : Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan, dan mereka berkata : Mereka itu adalah pemberi syafa'at kepada kami di sisi Allah (Yunus : 18). Dan firman-nya : Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orangorang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata) : Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat- dekatnya... (Az-Zumar : 3) Orang-orang nashrani tidak mengingkari bahwa Allah adalah Rab langit dan bumi, akan tetapi mereka menyekutukan Allah dengan Isa Ibn Maryam. Mereka menjadikan Isa sebagai sesembahan selain Allah. Dan Al-Quran menyatakan bahwa keduanya (orang-orang nashrani dan orang-orang musyrik arab) sebagai orang-orang kafir yang diharamkan bagi mereka surga dan mereka kelak akan kekal di dalam neraka. Dan sejak masa yang lalu, manusia telah menyimpang dari tauhid uluhiyyah ini. Mereka menyembah/beribadah kepada sesembahan yang lain selain Allah. Kaum Nuh menyembah Wadd, Suwa, Yaghuts, Ya uq, dan Nasr.Kaum Ibrahim menyembah patung-patung.orang-orang hindu

menyembah lembu.kaum Saba menyembah matahari.orang-orang Shabiin menyembah bintangbintang.orang-orang Majusi menyembah api.orang-orang arab jahiliah menyembah patungpatung dan batu-batu.orang-orang nashrani menyembah Isa dan ibunya Maryam, serta menyembah rahib-rahib dan pendeta-pendeta mereka. Mereka semua adalah orang-orang musyrik, karena mereka tidak mengesakan Allah dalam ibadah yang tidak ada seorangpun yang berhak untuk diibadahi selain- Nya. Adapun rincian tentang jenis-jenis ibadah silahkan merujuk kitab At-Tauhid karya Al-Imam Muhammad Ibn Abdil Wahhab dan syarah-syarahnya. Ketiga, tauhid Al-Asma Was Shifat, definisinya adalah mengesakan Allah Ta ala di dalam nama-nama-nya yang paling baik dan sifat-sifat-nya yang paling mulia yang tidak ada sesuatupun yang pantas untuk dinamakan dan disifati dengan nama-nama dan sifat-sifat tersebut selain Allah. Maka segala apa yang disifatkan Allah bagi diri-nya atau apa yang disifatkan oleh Rasul-Nya bagi diri-nya berupa nama-nama yang baik (Al-Asma Al-Husna) dan sifat-sifat yang tinggi, wajib bagi kita untuk menetapkannya bagi Allah tanpa tahrif (menyelewengkan makna dari makna yang sebenarnya), ta thil (meniadakan adanya sifat bagi Allah), takyif (mempertanyakan kaifiat atau bentuk dari sifat-sifat Allah), dan tamtsil (menyerupakan Allah dengan makhluk-nya). Tidak ada sekutu maupun tandingan bagi-nya di dalam nama-nama dan sifat-sifat-nya tersebut. Allah berfirman : Katakanlah : Dia-lah Allah, yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia. (Al-Ikhlas : 1-4) Demikianlah apa yang dapat kami jelaskan di sini tentang tauhid dan jenis-jenisnya. Dan hendaklah bagi kita semua untuk benar-benar memperhatikan masalah ini. Karena tidak ada seorang manusiapun yang dapat merasa aman dari terjatuh kedalam kemusyrikan. Dan sekali lagi kami mengajak kepada semua gerakan-gerakan dakwah Islam untuk mengikuti manhaj dakwah para Nabi dan Rasul. Karena manhaj mereka lebih utama untuk diikuti. Yakni untuk memulai dakwah kepada manusia dengan tauhid, serta melandasi dakwah mereka dengan Al-Quran dan As-Sunnah menurut pemahaman para Salaf Ash-Shalih dari kalangan Shahabat, Tabi in, Tabi Tabi in serta para Imam dan Ulama yang mengikuti manhaj, aqidah dan amal mereka sampai hari kiamat. Allahu A lam Bish Shawab

Daftar Pustaka 1. Al-Ushul Ats-Tsalatsah, karya Al-Imam Muhammad Ibn Abdil Wahhab dengan syarah Asy- Syaikh Muhammad Ibn Salih Al- Utsaimin. 2. Al-Qawa id Al-Arba, karya Al-Imam Muhammad Ibn Abdil Wahhab dengan syarah dari Asy- Syaikh Salih Ibn Fauzan Alu Fauzan. 3. Kasyf Asy-Syubhat, karya Al-Imam Muhammad Ibn Abdil Wahhab dengan syarah dari Asy- Syaikh Muhammad Ibn Salih Al- Utsaimin. 4. Kasyf Asy-Syubhat, karya Al-Imam Muhammad Ibn Abdil Wahhab dengan ta liq dari Thal at Marzuq. 5. Kitab At-Tauhid, karya Al-Imam Muhammad Ibn Abdil Wahhab. 6. Fathul Majid Syarh Kitab At-Tauhid, karya Asy-Syaikh Abdurrahman Ibn Hasan Alu Asy- Syaikh. 7. Al-Qawa id Al-Mutsla Fi Shifatillah Wa Al-Asma Al-Husna, karya Asy-Syaikh Muhammad Ibn Shalih Al- Utsaimin dengan syarah Kamilah Al-Kawari (Al-Mujalla Fi Syarh Al-Qawa id Al-Mutsla). 8. Manhajul Anbiya Fid Da wah Ila Allah Fihi Al-Hikmah Wal Aql, karya Asy-Syaikh Rabi Ibn Hadi Umair Al-Madkhali.