Aplikasi Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Tebu Menggunakan Metode Certainty Factor Berbasis Web

dokumen-dokumen yang mirip
Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Kambing Berbasis Web Menggunakan Metode Certainty Factor

Aplikasi untuk Diagnosis Penyakit pada Anak dan Balita Menggunakan Faktor Kepastian

SISTEM PAKAR ANALISIS PENYAKIT LUPUS ERITEMATOSIS SISTEMIK PADA IBU HAMIL MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. inferensi Forward Chaining dan Backward chaining. Hasil penelitian

SISTEM PAKAR BERBASIS WEB UNTUK DIAGNOSA PENYAKIT PADA TANAMAN ANGGREK MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PARU-PARU DENGAN METODE FORWARD CHAINING

KUANTIFIKASI PERTANYAAN UNTUK MENDAPATKAN CERTAINTY FACTOR PENGGUNA PADA APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT.

SISTEM DIAGNOSA PENYAKIT DIABETES MELLITUS MENGGUNAKAN METODE CEERTAINTY FACTOR

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan komputer sekarang ini sangat pesat dan salah. satu pemanfaatan komputer adalah dalam bidang kecerdasan buatan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KUANTIFIKASI PERTANYAAN UNTUK MENDAPATKAN CERTAINTY FACTOR PENGGUNA PADA APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT

BAB IV HASIL DAN UJICOBA. pakar mendeteksi penyakit pada Tanaman Buah Naga. apabila program dijalankan. Pada halaman ini user dapat memilih menu apa

SISTEM PAKAR DENGAN BEBERAPA KNOWLEDGE BASE MENGGUNAKAN PROBABILITAS BAYES DAN MESIN INFERENSI FORWARD CHAINING

Implementasi Metode Certainty Factor pada Identifikasi Kerusakan Kendaraan Bermotor Roda Dua

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT KELAMIN PADA PRIA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING DAN CERTAINTY FACTOR BERBASIS WEB

BAB IV HASIL DAN UJICOBA. pakar mendeteksi penyakit pada Kanker Servik ( Kanker Mulut Rahim).

RANCANG BANGUN SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSIS TANAMAN CABAI MENGGUNAKAN METODE BAYES

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT GIGI DAN MULUT MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR (Study Kasus di Puskesmas Campurdarat Tulungagung) SKRIPSI

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT UMUM PADA MANUSIA MENGGUNAKAN PHP DAN MYSQL

BAB I PENDAHULUAN. produksi secara keseluruhan sangat ditentukan oleh pemilihan jenis perlengkapan

PERANCANGAN SISTEM PAKAR UNTUK MENDETEKSI HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN CENGKEH BERBASIS WEBSITE

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

SISTEM PAKAR BERBASIS MOBILE UNTUK MENDETEKSI PENYAKIT PADA GINJAL

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS METODE SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN JENIS PENYAKIT DALAM DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT DAN HAMA PADA TANAMAN SEMANGKA BERBASIS ANDROID

Expert System. Siapakah pakar/ahli. Pakar VS Sistem Pakar. Definisi

BAB I PENDAHULUAN. serta terkadang sulit untuk menemui seorang ahli/pakar dalam keadaan

EXPERT SYSTEM DENGAN BEBERAPA KNOWLEDGE UNTUK DIAGNOSA DINI PENYAKIT-PENYAKIT HEWAN TERNAK DAN UNGGAS

BAB III LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dipaparkan teori-teori yang melandasi di dalam pembangunan sistem pakar yang penulis akan buat.

Pembangunan Aplikasi Sistem Pakar untuk Diagnosis Penyakit Tanaman Padi

Sistem Berbasis Pengetahuan. Program Studi Sistem Komputer Fakultas Ilmu Komputer Universitas Putra Indonesia YPTK Padang

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR PENDETEKSI PENYAKIT PADA KUCING DENGAN METODE CASE BASED REASONING DAN CERTAINTY FACTOR BERBASIS ANDROID

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENALARAN INEXACT. KETIDAKPASTIAN dan KAIDAH

DIAGNOSA PENYAKIT MANUSIA YANG DIAKIBATKAN OLEH GIGITAN HEWAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

Aplikasi Metode ForwardChaining Untuk Mengidentifikasi Jenis Penyakit Pada Kucing Persia

Gambar 3.1 Arsitektur Sistem Pakar (James Martin & Steve Osman, 1988, halaman 30)

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM. dan perancangan pembuatan Sistem Pakar Sistem Pakar Pengolahan Data Hadits

Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit Kucing Menggunakan Metode Backward Chaining

SISTEM PAKAR. Entin Martiana Jurusan Teknik Informatika - PENS

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT KANKER PAYUDARA MENGGUNAKAN CERTAINTY FACTOR

Aplikasi Sistem Pakar untuk Diagnosa Hama Jeruk dan Pengobatannya Menggunakan Metode Certainty Factor

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT DEMAM PADA BALITA MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR DAN FORWARD CHAINING BERBASIS VISUAL BASIC

Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Kulit dan Kelamin Dengan Metode Certainty Factor dan Fuzzy Logic

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Menggunakan Metode Forward Chaining diperoleh berdasarkan referensi yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS KEJIWAAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR (STUDI KASUS RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA)

PEMBERIAN ALASAN YANG TIDAK EKSAK

By: Sulindawaty, M.Kom

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT BABI DENGAN METODE BACKWARD CHAINING

CASE-BASED REASONING (CBR) PADA SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN SINGKONG DALAM USAHA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS TANAMAN PANGAN

SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN TIPE AUTISME PADA ANAK USIA 7-10 TAHUN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING. Agam Krisna Setiaji

SISTEM CERDAS DIAGNOSA PENYAKIT AYAM

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR TROUBLESHOOTING PADA MESIN FOTOCOPY CANON MENGGUNAKAN FORWARD CHAINING

BAB I PENDAHULUAN. yaitu dengan suatu media konsultasi yang bersifat online. mengemukakan pesoalan-persoalan yang terjadi kemudian pakar akan

BAB II LANDASAN TEORI. Landasan teori atau kajian pustaka yang digunakan dalam membangun

BAB 1 PENGENALAN SISTEM PAKAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN UJICOBA

APLIKASI PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT GIGI MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING BERBASIS MOBILE

APLIKASI WEB PADA SISTEM PAKAR FORWARD CHAININGUNTUK DETEKSI KERUSAKAN PC (PERSONAL COMPUTER)

CERTAINTY FACTOR UTHIE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jurnal Komputasi. Vol. 1, No. 1, April Pendahuluan. Hal 1 dari 90

Backward Chaining & Forward Chaining UTHIE

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI PENYAKIT DALAM PADA MANUSIA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

APLIKASI SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN METODE DEMPSTER-SHAFER

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT CAMPAK PADA ANAK NASKAH PUBLIKASI

SISTEM PAKAR DIAGNOSA DYSPEPSIA DENGAN CERTAINTY FACTOR

Implementasi Metode Forward Chaining untuk Mendiagnosa PenyebabPenyakit Tanaman Singkong

Feresi Daeli ( )

PEMANFAATAN TEKNOLOGI KNOWLEDGE-BASED EXPERT SYSTEM UNTUK MENGIDENTIFIKASI JENIS ANGGREK DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN JAVA

DIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG DENGAN METODE PENELUSURAN FORWARD CHAINNING-DEPTH FIRST SEARCH

SISTEM PAKAR BERBASIS WEB UNTUK DIAGNOSA HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN MELON

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM. identifikasi penyakit pada tanaman buah naga dengan menggunakan metode

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

Aplikasi Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Gangguan Pernafasan pada Anak Menggunakan Metode CF (Certainty Factor)

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

Rancang Bangun Sistem Pakar Pendiagnosa Penyakit Demam Typhoid dan Demam Berdarah Dengue dengan Metode Forward Chaining

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR BERBASIS ANDROID

PENERAPAN METODE FORWARD CHAINING PADA PERANCANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS AWAL DEMAM BERDARAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB II. Beberapa aplikasi pendeteksi penyakit pada tanaman antara lain :

SISTEM PAKAR PENDIAGNOSIS PENYAKIT PADA SISTEM ENDOKRIN MANUSIA MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR. Iwan Kurniawan

SISTEM PAKAR DETEKSI DINI PENYAKIT PADA BURUNG PUYUH DENGAN METODE FORWARD CHAINING

BAB I PENDAHULUAN. membeli buah tomat di pasar, selain faktor harga jual buah tomat tersebut. Hal ini

JURNAL IMPLEMENTASI NET BELIEF CERTAINTY FACTOR PADA SELEKSI PENERIMA BERAS MISKIN

BAB I PENDAHULUAN. seperti yang dilakukan oleh para ahli. Sistem Pakar merupakan salah satu bidang

overacting dan menyerang organ tubuh sendiri. Lupus juga mengenai banyak organ tubuh dan memiliki gejala klinis yang sangat bervariasi sehingga dikena

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER

APLIKASI DIAGNOSA PENYAKIT INFEKSI PADA IKAN PATIN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN JENIS KULIT WAJAH YANG SESUAI PADA BEDAK VIVA DENGAN MENGGUNAKA METODE CERTAINTY FACTOR

BAB I PENDAHULUAN. Lulusan kedokteran gigi di tuntut untuk menyelesaikan pasien dengan

BAB I PENDAHULUAN. dan akurat. Untuk itu komputer dijadikan sebagai salah satu alat yang mendukung

SISTEM PAKAR PENGOBATAN HERBAL

Transkripsi:

TEKNOLOI DI INDUSTRI (SENIATI) 2016 Aplikasi Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Tebu Menggunakan Metode Certainty Factor Berbasis Web Mira Orisa.,ST.,MT Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri ITN Malang,Indonesia E-mail : mir4_orisa@yahoo.co.id Abstrak. Penanganan penyakit pada tanaman perkebunan jenis tebu sejak dini dapat menghindari penyebaran penyakit ke tanaman lain dalam satu area dan dapat meningkatkan hasil panen. Perkebunan tebu merupakan salah satu komuditi penting di Indonesia dengan keterbatasan jumlah pakar, serta kurangnya penyebaran pengetahuan penyakit dikalangan petani, menyebabkan diperlukannya sistem pakar untuk diagnosis penyakit. Sistem pakar diagnosis penyakit tanaman tebu dibangun dengan bahasa pemrograman web PHP dan database MySQL. Representasi pengetahuan menggunakan kaidah produksi, proses inferensi menggunakan forward chaining dan proses perhitungan nilai kepastian terjadinya penyakit dilakukan menggunakan metode certainty factor. Para petani dapat mendiagnosis penyakit yang terjadi pada tanaman tebu dan mengetahui cara penanganan penyakit dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sistem. Informasi pengetahuan pada sistem dapat diupdate,ditambah, atau dihapus oleh pakar (admin). Sistem dapat menghasilkan keluaran untuk setiap masukan yang diberikan oleh user (petani). Semakin yakin user pada gejala yang terlihat pada tanaman tebu, maka semakin tinggi prosentase tingkat kepastian penyakit yang diperlihatkan oleh sistem. Kata Kunci: Forward Chaining, Certainty Factor, Sistem Pakar 1. Pendahuluan Pada saat ini banyak perkebunan tebu yang dikelola sendiri oleh petani bukan lagi dibawah naungan pabrik gula. Perubahan cara pengelolaan lahan dapat menimbulkan penyakit dikarenakan terakumulasinya patogen yang sistemik seperti jamur api, bakteri pembuluh, dan virus. Patogen tersebut dapat menyebabkan penyakit-penyakit yang dulunya tidak begitu dipermasalahkan tetapi sekarang malah menjadi pusat perhatian yang harus ditangani serius. Penyakit yang biasanya menjadi perhatian petani seperti: pokahbung, mosaik, blendok, penyakit hangus dan penyakit ratoonstunting [1]. Penyakit dapat menurunkan hasil panen. Para petani sebagian besar masih memiliki pengetahuan yang rendah tentang pengendalian penyakit sedangkan beberapa penyakit telah berevolusi sehingga memerlukan penenganan yang berbeda dari biasanya. Tenaga pakar yang tersedia masih terbatas jumlahnya. Teknologi informasi sistem pakar dapat membantu para petani dalam memberikan solusi secara cepat dan dapat dipercaya. Aplikasi sistem pakar ini berbasis komputer yang digunakan untuk menyelesaikan masalah sebagaimana yang dipikirkan oleh pakar. Pakar yang dimaksud disini adalah orang yang mempunyai keahlian khusus yang dapat menyelesaikan masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh orang awam. Pada dasarnya sistem pakar diterapkan untuk mendukung aktivitas pemecahan masalah. Selain itu sistem pakar juga dapat berfungsi sebagai asisten yang pandai dari seorang pakar. Sistem pakar harus mampu bekerja dalam kondisi ketidakpastian. Dalam menghadapi masalah, sering ditemukan jawaban yang tidak memiliki kepastian. Tinggi rendahnya tingkat ketidakpastian hasil diagnosis dipengaruhi oleh aturan yang tidak pasti dan jawaban pengguna. Metode yang digunakan untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam mendiagnosis penyakit adalah metode certainty factor. Metode certainty factor merupakan metode faktor keyakinan yang diperkenalkan dalam pembuatan MYCIN [3]. Penerapkan sistem pakar untuk diagnosis penyakit pada tanaman telah banyak diaplikasikan seperti sistem pakar mengidentifikasi hama dan penyakit tanaman apel. Sistem ini dibangun dengan SENIATI 2016 Institut Teknologi Nasional Malang B. 265

TEKNOLOI DI INDUSTRI (SENIATI) 2016 metode forward chaining yang melakukan proses inferensi dengan memulai pencarian dari data gejala penyakit menuju konklusi atau penyakit yang diderita [4]. Sistem pakar untuk mendiagnosis penyakit tanaman kopi. Sistem ini dapat memberikan informasi kepada petani kopi tentang jenis penyakit berdasarkan gejala-gejala yang diberikan [5]. Tujuan penelitian ini adalah membuat sistem pakar untuk diagnosis penyakit tanaman tebu berbasis web menggunakan metode certainty factor. Aplikasi ini diberi nama aplikasi P3T2 atau aplikasi pertolongan pertama pada tanaman tebu. Penelitian ini diharapkan bisa membantu para petani untuk mengetahui penyakit pada tanaman tebu dan cara penanganannya. 2. Metode Certainty Factor Metode certainty factor merupakan metode faktor kepastian yang diperkenalkan dalam pembuatan sistem pakar bernama MYCIN. Certainty factor (CF) didefinisikan sebagai berikut [3]: CF(H,E)= MB(H,E) MD (H,E) (1) Dimana CF(H,E)= certainty factor dari hipotesis H yang dipengaruhi oleh evidence E. Besarnya CF berkisar antara -1 hingga 1. MB(H,E)= ukuran kenaikan kepercayaan terhadap hipotesis H yang dipengaruhi oleh evidence E. MD(H,E)= ukuran kenaikan ketidakpercayaan terhadap hipotesis H yang dipengaruhi oleh evidence E. Menurut metode MYCIN ada beberapa aturan dalam menggabungkan antecedent evidence dari beberapa kaidah diperlihatkan pada Tabel 1[3]: No Tabel 1.Aturan Kombinasi Mycin (Kusrini,2006) Evidence,E antecedent Antecedent ketidakpastian 1..E1 AND E2 Min[CF(H,E1),CF(H,E2)] 2..E1 OR E2 Max[CF(H,E1),CF(H,E2)] Sedangkan rumus dasar untuk 3. certainty.-e factor untuk -CF(H,E) sebuah aturan adalah [3]: Rumus= IF E THEN H, maka CF (H,e)= CF(E,e)*CF(H,E) (2) Dimana CF(E,e) = certainty factor evidence E yang dipengaruhi oleh evidence e. CF(H,E) = certainty factor hipotesis dengan asumsi evidence diketahui dengan pasti, yaitu ketika CF(E,e)=1 CF(H,e) = certainty factor hipotesis yang dipengaruhi oleh evidence e Jika semua evidence dalam antecedent diketahui dengan pasti maka rumusnya menjadi: CF(H,e)=CF(H,E) (3) Jika ada beberapa kaidah yang menghasilkan hipotesis yang sama maka perhitungan faktor kepastiannya adalah [3]: 3. Sistem Pakar CF (1,2) ìcf(1) + CF(2) (1- CF(1) ), CF(1) & CF(2) > 0 ï ï CF(1) + CF(2) = í, salah _ satu( CF(1), CF ï(1- (min( CF(1), CF(2) )) ï îcf(1) + CF(2) *(1- CF(1) ))), CF(1) < 0 & CF(2) < 0 (2) ) < 0 (4) Sistem pakar adalah suatu sistem berbasis komputer yang dapat menyelesaikan suatu permasalahan layaknya seorang pakar dalam menyelesaikan suatu [2]. Sistem pakar terdiri dari komponen antarmuka pengguna, komponen basis data sistem pakar (expert system database), komponen fasilitas akuisisi pengetahuan (knowledge acquisition facility), dan komponen mekanisme inferensi (inference mechanism) [3].Keungulan sistem pakar antara lain (1) dengan sistem pakar orang awam dapat bekerja layaknya pakar; (2) bisa melakukan proses secara berulang secara otomatis; (3) menyimpan B. 266 Institut Teknologi Nasional Malang SENIATI 2016

TEKNOLOI DI INDUSTRI (SENIATI) 2016 pengetahuan dan keahlian para pakar; (4) mampu mengambil dan melestarikan keahlian para pakar; (5) mampu beroperasi dalam lingkungan yang berbahaya; (6) memiliki reabilitas; (7) mampu untuk bekerja dengan informasi yang tidak lengkap dan mengandung ketidakpastian; (8) menghemat waktu dalam pengambilan keputusan [3]. 4. Rancangan dan Algoritma Sistem Rancang bangun aplikasi P3T2 ini terdiri dari akuisisi pengetahuan, basis pengetahuan, mesin inferensi, dan antarmuka (user interface). 4.1. Akuisisi Pengetahuan (Knowlegde Acquisition) Pada penelitian ini akuisisi pengetahuan diperoleh dari pakar penyakit tanaman, jurnal dan buku. Pengetahuan dan informasi dari pakar didapat dengan proses wawancara. Proses wawancara dilakukan untuk mendapatkan pengetahuan dan informasi mengenai cara mendiagnosis penyakit pada tebu berdasarkan gejala klinis yang terlihat. 4.2. Basis Pengetahuan (Knowlegde Base) Variabel-variabel yang diamati untuk melihat gejala yang tampak pada tanaman tebu diperlihatkan pada Tabel 2. Tabel 3 memperlihatkan jenis penyakit pada aplikasi P3T2. Kaidah produksi yang digunakan adalah kaidah atau aturan yang memperhatikan nilai CF yang diberikan oleh pakar. Kaidah produksi atau aturan diperlihatkan pada Tabel 4. Misalkan untuk gejala-gejala yang berpotensi menyebabkan terjadinya penyakit pokahbung, terdapat 8 aturan sebagai berikut: Aturan 1 JIKA daun pucuk menggulung,maka pokahbung, CF pakar = 1 Aturan 2 JIKA terjadi pembusukan kering pada pucuk, MAKA pokahbung, CF pakar = 0,8 Aturan 3 JIKA batang membengkok pada bagian yang berongga, MAKA pokahbung, CF pakar = 0,9 Aturan 4 JIKA pada helaian daun timbul titik-titik atau garis-garis merah, MAKA pokahbung, CF pakar = 0,5 Aturan 5 Jika pangkal helaian daun yang baru membuka memiliki klorotis, MAKA pokahbung, CF pakar = 0,5 Aturan 6 JIKA ujung batang garis-garis merah kecoklatan yang dapat meluas menjadi rongga-ronggayang dalam, MAKA pokahbung, CF pakar = 0,4 Aturan 7 JIKA terjadi hambatan (stagnasi) pertumbuhan, MAKA pokahbung, CF pakar = 0,4 Aturan 8 JIKA menular ke daun kuncup lainnya, MAKA pokahbung, CF pakar = 0,25 Tabel 2. Variabel Yang Diamati No Nama Variabel 1 Akar 2 Batang 3 Ruas-ruas batang 4 Berkas pembuluh batang 5 Daun 6 Pucuk 7 Tunas SENIATI 2016 Institut Teknologi Nasional Malang B. 267

TEKNOLOI DI INDUSTRI (SENIATI) 2016 5. Mesin Inferensi (inference engine) Pada penelitian ini teknik penelusuran yang digunakan adalah teknik forward chaining. Penelusuran dimulai dari premis (gejala) untuk menentukan konklusi (penyakit). Konklusi ditentukan berdasarkan pada nilai kepastian tiap premis (gejala) yang dihitung menggunakan metode certainty factor. Flowchart sistem diperlihatkan pada ambar 1. Proses mesin inferensi forward chaining dimulai pada saat user menginputkan gejala dan nilai kepastian. Sistem mencocokkan gejala yang dipilih user dengan fakta masukan user. Jika kaidah yang bagian premisnya sesuai tidak ditemukan,maka akan berlanjut pada proses pencarian fakta berikutnya, kemudian sistem akan mencocokkan lagi premis selanjutnya dengan kaidah yang bagian premisnya sesuai dengan fakta masukan user.jika ada gejala yang cocok dengan kaidah tertentu maka akan disimpan dalam working memori, kemudian sistem akan mencocokkan lagi premis selanjutnya dengan kaidah yang bagian premisnya sesuai dengan fakta masukan user hingga fakta yang diinputkan user telah dicek semua oleh sistem. Jika kaidah terpenuhi maka penyakit ditemukan.jika kaidah tidak terpenuhi maka tidak ditemukan penyakit. Untuk menentukan penyakit yang diderita kambing maka dilakukan proses perhitungan bobot dari semua calon konklusi. Calon konklusi yang memiliki bobot kepastian terbesar yang akan menjdi konklusi akhir. Tabel 3. Daftar Penyakit Kode Penyakit P001 Nama Penyakit Pokahbung P002 P003 P004 Mosaik Blendok Ratoon Stunting P005 Hangus/luka api Proses perhitungan bobot kepastian menggunakan metode certainty factor digunakan untuk menentukan nilai kepastian terjadinya penyakit berdasarkan gejala yang dipilih. Setelah nilai kepastian dari user didapat maka akan dilakukan perhitungan CF evidence tunggal dengan rumus CF_pakar dikalikan dengan CF_user. Setelah nilai CF evidence tunggal diperoleh maka langkah berikutnya adalah menentukan nilai CF kombinasi untuk setiap gejala (premis) yang menghasilkan penyakit (konklusi) yang sama. Nilai CF kombinasi dihitung berdasarkan rumus 4. Proses perhitungan nilai CF evidence tunggal dan nilai CF kombinasi akan dihitung untuk setiap aturan yang ada. Jika hasil perhitungan sama dengan nol maka kambing dinyatakan tidak terjangkit penyakit apapun karena nilai nol sama dengan user memilih bobot jawaban tidak untuk setiap gejala. Metode certainty factor menentukan konklusi (penyakit) berdasarkan nilai faktor kepastian tertinggi berdasarkan hasil penelusuran pada setiap aturan. Tabel 4. Kaidah produksi atau aturan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 P001 P002 P003 P004 P001 B. 268 Institut Teknologi Nasional Malang SENIATI 2016

TEKNOLOI DI INDUSTRI (SENIATI) 2016 User Interface Aplikasi antarmuka atau user interface pada penelitian ini terdiri dari dua bagian, yaitu bagian halaman pakar (administrator) dan bagian halaman user (petani atau masyarakat umum). 6. Hasil Dan Pembahasan 6.1. Hasil Implementasi Modul Konsultasi Bahasa pemrongraman yang digunakan untuk membangun aplikasi P3T2 yaitu PHP dan database MySQL. Untuk mengetahui apakah fungsionalitas sistem telah berjalan sesuai algoritma dan mampu menghasilkan diagnosis penyakit yang sesuai dengan hasil diagnosis pakar dilakukan dengan skenario yang sederhana. mulai Fakta gejala klinis dan nilai kepastian gejala Mengecek aturan pada tabel aturan untuk setiap gejala yang diinputkan Apakah gejala cocok dengan aturan yang ada di working memory? TIDAK Mengecek aturan berikutnya YA Tambahkan konklusi ke working memory Melakukan perhitungan nilai kepastian Menampilkan jenis penyakit dengan bobot kepastian tertinggi selesai ambar 1. Flowcart algoritma penelusuran Pertama, user memilih gejala penyakit dan nilai kepastian terhadap gejala. Beberapa pilihan nilai atau bobot kepastian gejala disajikan secara sederhana dalam bentuk combobox sehingga tidak menyulitkan dan membingungkan user. Sistem akan menelusuri gejala-gejala penyakit dalam database sesuai dengan gejala-gejala yang diinputkan user. Sistem akan menentukan penyakit yang menjadi konklusi berdasarkan nilai certainty factor dengan batas nilai yang telah ditentukan. Pada halaman konsultasi terdapat beberapa pertanyaan yang memiliki pilihan jawaban sebagai berikut: Tidak bernilai 0 Tidak begitu yakin bernilai 0,3 Cukup yakin bernilai 0,6 Yakin sekali bernilai 1 Nilai 0 berarti tebu milik user tidak mengalami gejala yang ditanyakan sistem. Semakin yakin user pada gejala yang terlihat pada tanaman tebu, maka semakin tinggi prosentase tingkat kepastian yang diperoleh. Proses perhitungan prosentase kepastian penyakit diawali dengan menghitung CF evidence tunggal dengan menggunakan rumus. SENIATI 2016 Institut Teknologi Nasional Malang B. 269

TEKNOLOI DI INDUSTRI (SENIATI) 2016 CF_evidence_tunggal = CF user * CF pakar (5) Setelah nilai CF masing-masing aturan diperoleh maka nilai CF tersebut dikombinasikan dengan persamaan (4).Berikut adalah contoh proses pemberian nilai CF untuk 4 aturan pada setiap gejala (premis), yang meliputi 3 langkah hingga memperoleh prosentase kepastian untuk penyakit pokahbung, adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: Langkah 1 Misalkan user memilih jawaban sebagai berikut: daun pucuk menggulung = cukup yakin (bernilai 0,6) Terjadi pembusukan kering pada pucuk = yakin sekali (bernilai 1).Batang membengkok pada bagian yang berongga = yakin sekali (bernilai 1). Ujung batang terdapat garis-garis merah kecoklatan yang dapat meluas menjadi rongga-rongga dalam = Tidak begitu yakin bernilai (bernilai 0,3). Langkah 2 Nilai CF_pakar untuk 3 input dari user tersebut adalah: Aturan 1: JIKA daun pucuk menggulung,maka pokahbung, CF pakar = 1. Aturan 2: JIKA Terjadi pembusukan kering pada pucuk MAKA pokahbung CF pakar = 08 Aturan 3: JIKA Batang membengkok pada bagian yang berongga MAKA pokahbung CF pakar = 0,9. Aturan 7: JIKA Ujung batang terdapat garis-garis merah kecoklatan yang dapat meluas menjadi rongga-rongga dalam MAKA pokahbung CF pakar = 0,4 Langkah 3 Kemudian aturan-aturan tersebut dihitung nilai CF dengan mengalikan CF pakar dengan CF pakar menjadi: CF aturan1=1 x 0,6 = 0,6 CF aturan2=08x 1 = 0,8 CF aturan3=0,9 x 1 = 0,9 CF aturan4=0,4 x 0,3= 0,12 CF kombinasi (CF aturan1, CF aturan2) = 0,6+ 0,4(0,4) = 0,76= CF old Kombinasikan CF old dengan CF aturan3 CF kombinasi (CF old, CF aturan3) = 0,76+ 0,9 (0,24) = 0,976= CF old Kombinasikan CF old dengan CF aturan3 CF kombinasi (CF old, CF aturan4) = 0,976 + 0,12 (0,024) = 0,97888 Maka prosentase kepastian penyakit pokahbung yang didapat adalah 0,97888 x 100% = 97,888% Kasus ini diuji cobakan dalam sistem dan memberikan hasil yang sama. Dengan demikian sistem dapat melakukan perhitungan certainty factor dengan benar. 6.2. Pembahasan Hasil Pengujian Akurasi hasil pengujian sistem pakar diagnosis penyakit tebu diuji dengan melakukan penilaian output sistem berdasarkan input yang diberikan user, yaitu apakah output yang dihasilkan sudah tepat bila dinilai dari sudut pandang dokter hewan. Tabel 5 adalah hasil penilaian dari 20 kasus yang diuji cobakan. Berdasarkan perbandingan hasil diagnosis pada Tabel 5 yang divalidasi oleh ahli tanaman, maka terlihat ada satu kasus yang mengalami kondisi tidak matching antara diagnosis sistem dengan pakar. Ketidakcocokkan hasil diagnosis ini dikarenakan pakar memiliki kriteria penilaian tertentu untuk mendiagnosis suatu penyakit. Misalkan untuk Kasus 10, terjadi ketidakcocokan dimana pakar mendiagnosis tiga penyakit yaitu penyakit mosaik,pokahbung, dan daun klorosis sedangkan sistem mendiagnosis mosaik dan pokahbung. Adapun alasan pakar menyimpulkan adanya penyakit daun klorosis karena pakar melihat adanya beberapa gejala yang khas timbul pada penyakit tersebut. B. 270 Institut Teknologi Nasional Malang SENIATI 2016

TEKNOLOI DI INDUSTRI (SENIATI) 2016 Tabel 5. Perbandingan hasil uji coba diagnosis aplikasi P3T2 dengan diagnosis pakar Kasus Hasil Diagnosis Pakar Hasil Diagnosis P3T2 Hasil 1 Pokahbung Pokahbung Matching 2 Mosaik mosaik Matching 3 Blendok blendok Matching 4 Ratoon stunting (RSD) Ratoon stunting (RSD) Matching 5 Hangus(luka api) Hangus(luka api) Matching 6 Pokahbung Pokahbung Matching 7 Pokahbung, Hangus(luka api) Pokahbung, Hangus(luka api) Matching 8 Ratoon stunting (RSD), blendok Ratoon stunting (RSD), blendok Matching 9 Pokahbung, mosaik Pokahbung, mosaik Matching 10 Pokahbung, mosaik,daun Pokahbung, mosaik Tidak Matching klorosis 11 Mosaik Mosaik Matching 12 Blendok Blendok Matching 13 Ratoon stunting (RSD) Ratoon stunting (RSD) Matching 14 Hangus(luka api) Hangus(luka api) Matching 15 Pokahbung Pokahbung Matching 16 Pokahbung, Hangus(luka api) Pokahbung, Hangus(luka api) Matching 17 Blendok, Ratoon stunting (RSD) Blendok, Ratoon stunting (RSD) Matching 18 Pokahbung, mosaik Pokahbung, mosaik Matching 19 Pokahbung, mosaik Pokahbung, mosaik Matching 20 Mosaik Mosaik Matching Besar kecilnya tingkat kepastian yang dihasilkan sistem berdasarkan masukan dari user. Sistem diuji cobakan pada sejumlah masukan seperti 4 masukan (kasus 1), 8 masukan (kasus 2), 12 masukan (kasus 3), dan 16 masukan (kasus 4) dengan gejala dan nilai jawaban yang acak. Berdasarkan uji coba tersebut maka sistem dapat mendiagnosis penyakit, berapapun jumlah masukan yang diinputkan oleh user. Besar tingkat kepastian yang dihasilkan untuk tiap kasus berbeda. Hal ini membuktikan bahwa sistem mendiagnosis berdasarkan tingkat keyakinan terhadap suatu gejala penyakit yang diinputkan user. Hasil uji coba sejumlah masukan diatas dapat digambarkan pada ambar 2. Berdasarkan ambar 2 terlihat bahwa pada kasus 1 sistem mendiagnosis penyakit pokahbung 97,8%. Untuk kasus 2 sistem mendiagnosis pokahbung 97,8% dan mosaic 100%. Untuk kasus 3 sistem mendiagnosis pokahbung 92,5%, mosaik 100%, dan ratoon stunting 94%. Untuk kasus 4 sistem mendiagnosis pokahbung 100%, mosaik 83%, blendok 99,4%, ratoon stunting 100% dan hangus/luka api 72%. ambar 2. rafik hasil uji coba SENIATI 2016 Institut Teknologi Nasional Malang B. 271

TEKNOLOI DI INDUSTRI (SENIATI) 2016 7. Kesimpulan Sistem pakar untuk diagnosis penyakit tanaman tebu berbasis web (P3T2) telah berhasil dirancang menggunakan: (1) rule base system (2) mesin inferensi menggunakan teknik forward chaining; (3)metode untuk menyelesaikan permasalahan ketidakpastian dalam diagnosis digunakan metode certainty factor. Metode certainty factor dapat mengatasi ketidakpastian dalam mendiagnosis penyakit tanaman tebu dengan ketepatan perhitungan yang baik. Sistem mengeluarkan konklusi yang memiliki nilai diatas atau sama dengan 70%. Berdasarkan uji coba sistem untuk beberapa jumlah masukan secara acak, semakin banyak masukan maka sistem dapat mendiagnosis lebih dari satu penyakit. 8. Daftar Referensi [1] Semanggun, Hayono. 2000. Penyakit-Penyakit Tanaman Perkebunan Di Indonesia.Yogyakarta: adjah Mada University Press.J. Breckling, Ed., The Analysis of Directional Time Series: Applications to Wind Speed and Direction, ser. Lecture Notes in Statistics. Berlin, ermany: Springer, 1989, vol. 61. [2] Kusrini. 2008. Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta : Penerbit Andi. [3] Kusrini. 2006. Sistem Pakar Teori dan Aplikasinya. Yogyakarta : Penerbit Andi M. Wegmuller, J. P. von der Weid, P. Oberson, and N. isin, High resolution fiber distributed measurements with coherent OFDR, in Proc. ECOC 00, 2000, paper 11.3.4, p. 109. [4] Rayuwati & inting,emnita.2013.sistem Pakar Mendiahnosa Penyakit Tanaman Kopi. Seminar Nasional Teknologi Informasi Dan Komunikasi (SNASTIKOM).ISBN: 978-602-19837-2-0 [5] Suhartono.2010.Identifikasi Hama Dan Penyakit Tanaman Dengan Metode Sistem Pakar(Studi Kasus Tanaman Apel).prosiding SENTIA 2010.Politeknik Negeri Malang. B. 272 Institut Teknologi Nasional Malang SENIATI 2016