BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kunci pembangunan masa mendatang bagi bangsa Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bisa menjadi bisa seperti yang terkandung dalam Undang-Undang Sistem. Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 yaitu:

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya.

BAB I PENDAHULUAN. memajukan kesejahteraan umum dan mewujudkan ketertiban dunia, serta ingin

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kecerdasan, kepribadian, pengendalian diri serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. karakter secara esensial, yaitu untuk mengembangkan kecerdasan moral (building

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan organisasi, karena didalam sebuah organisasi seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terus-menerus seiring perkembangan zaman. Saat ini baik perusahaan swasta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia untuk mempertahankan dan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini globalisasi berkembang begitu pesat, globalisasi mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan kewarganegaraan (PKn) adalah program pendidikan berdasarkan nilainilai

BAB I PENDAHULUAN. dapat mencapai tujuan akhir dari proses pendidikan. dan ilmu pengetahuan yang mereka miliki sangatlah minim sekali.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan karakter mutlak diperlukan bukan hanya di sekolah, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. hlm Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Alfabeta, Bandung : 2005, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ketamansiswaan merupakan kekhususan pendidikan di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN KAJIAN KETERBACAAN DAN NILAI KARAKTER TEKS ARTIKEL HARIAN KOMPAS SERTA UPAYA PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR MEMBACA KRITIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Selfi Yugastiyani, 2013

STUDI DESKRIPTIF ASPEK PERMODALAN KOPERASI DALAM IMPLEMENTASI UU NO 17 TAHUN 2012 PADA KOPERASI MAHASISWA SE-KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. sehingga setiap perusahaan dituntut untuk terus berbenah dan berproses demi

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. fundamental bagi pengaturan serta penyelenggaraan Negara. Sejarah telah

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dapat membawa kita kepada situasi belajar dimana learning with effort

BAB I PENDAHULUAN. merupakan generasi penerus bangsa. Perkembangan kemajuan bangsa sedikit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bertambah dalam menghadapi era globalisasi, untuk menghadapi globalisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yanti Nurhayati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan penyelenggaraan pembangunan juga tidak terlepas dari adanya

PENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia ke tengah-tengah persaingan global ialah dengan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing, agar berlangsung tertib, efektif dan efisien. Norma-norma itu

I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan mengambil keputusan dengan cepat dan akurat. Kemampuan tersebut

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. asusila, kekerasan, penyimpangan moral, pelanggaran hukum sepertinya sudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Smith Baden Powell yang kemudian lebih dikenal dengan Bapak Pandu Sedunia

PENGAMALAN PANCASILA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI DAN REFORMASI

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata

I. PENDAHULUAN. tinggi yang mencapai puncaknya. Seiring berkembangnya zaman, rasa. nasionalisme dikalangan pemuda kini semakin memudar.

BAB I PENDAHULUAN. persiapan untuk kehidupan yang baik dikemudian hari, oleh karena itu banyak orang tua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. generasi muda untuk mempunyai jiwa kemanusiaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. mengelola segala komponen yang ada di dalamnya dengan baik dan tepat.

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berkembangnya ini mengakibatkan ilmu pengetahuan memiliki. dampak positif dan negatif. Agar dapat mengikuti dan meningkatkan

NUR ENDAH APRILIYANI,

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menciptakaniklim budaya sekolah yang penuh makna. Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. tertib, teratur, dan efisien dapat menghasilkan sesuatu yang mampu mempercepat

BAB I PENDAHULUAN. 1994: 136 ) mengatakan tujuan dari welfere state ( negara kesejahteraan ) pada hakikatnya

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi Mahasiswa (KOPMA) yang tumbuh sejak lebih dari 20 tahun

BAB I PENDAHULUAN. mengerjakan pekerjaannya dengan pendidikan yang cukup tinggi dan manusia

BAB I PENDAHULUAN. siswa, Departemen Pendidikan Nasional yang tertuang dalam rencana srategis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Galih Septian, 2014

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

I. PENDAHULUAN. kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Perkembangan pendidikan tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN. mendewasakan manusia melalui pengajaran dan pelatihan. Namun pada kenyataannya

BAB I PENDAHULUAN. bersifat fisik maupun rohani (Ahid, 2010: 99). Beberapa orang juga

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. diterima itu negatif, yang nantinya dapat menjerumuskan siapapun. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu kelompok masyarakat maupun bangsa sekalipun. Peradaban suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. merupakan lembaga pendidikan formal yang bertugas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lutma Ranta Allolinggi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gerakan yang lahir dan mengakar di bumi Nusantara merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kunci pembangunan masa mendatang bagi bangsa Indonesia adalah pendidikan. Sebab dengan pendidikan diharapkan setiap individu dapat meningkatkan kualitas keberadaannya dan mampu berpartisipasi dalam gerak pembangunan. Dengan pesatnya perkembangan dunia di era globalisasi ini, terutama di bidang tehnologi dan ilmu pengetahuan, maka pendidikan nasional juga harus terus-menerus dikembangkan seirama dengan jaman. Generasi muda merupakan sumber daya manusia (SDM) yang begitu potensial dalam upaya membangun bangsa, karena keberlangsungan bangsa ada pada diri seorang remaja sebagai estapet perjuangan bangsa dalam mengisi kemerdekaan sebagai upaya membangun bangsa. Remaja merupakan unsur yang sangat penting dalam kehidupan suatu bangsa. Demikian juga mengenai remaja di negara republik Indonesia. Salah satu usaha dalam pembinaan generasi muda adalah membekali mereka dengan beberapa keterampilan antara lain adalah pembinaan sikap kepemimpinan siswa. Pembinaan sikap kepemimpinan 1

2 siswa ini dilaksanakan melalui wadah yang ada disekolah, yaitu Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). Bentuk perhatian dan usaha pemerintah dalam membina kehidupan para siswa adalah ditetapkannya Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) sebagai salah satu jalur pembinaan kesiswaan secara nasional. OSIS merupakan satu-satunya organisasi kesiswaan yang berada di lingkungan sekolah. Sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan, bahwa organisasi kesiswaan di sekolah berbentuk organisasi siswa intra sekolah dan merupakan organisasi resmi di sekolah. OSIS beranggotakan seluruh siswa yang berada pada satu sekolah tempat OSIS itu berada. OSIS diurus dan dikelola oleh para siswa yang terpilih untuk menjadi pengurus OSIS. Tujuan didirikannya OSIS adalah untuk melatih siswa dalam berorganisasi dengan baik dan menjalankan kegiatan sekolah yang berhubungan dengan siswa. Semua kegiatan OSIS dilakukan sesuai dengan Anggaran Dasar dan Rumah Tangga OSIS yang telah disahkan dan tidak bertentangan dengan tata tertib sekolah. Guna mengemban misinya, yaitu berperan dalam mewujudkan tatanan kehidupan sekolah, maka diperlukan partisipasi aktif dari pihakpihak yang terlibat, khususnya pengurus OSIS. Pengurus OSIS dituntut untuk memiliki pengetahuan (knowledge) dan keaktifan yang ikhlas dalam menjalankan tugas serta memiliki sikap moral yang dapat menjadi contoh dan teladan bagi para anggota OSIS.

3 Dalam organisasi ada tiga faktor penting diantaranya yaitu pertama, sumber daya manusia dengan segala tingkah lakunya. Kedua, struktur organisasi yang mengatur bagaimana tugas dan mekanisme segala sumberberprilaku dan dimanfaatkannya, dan ketiga, komunikasi yaitu bagaimana manusia yang berperan penting dalam berorganisasi baik secara perorangan maupun kelompok. Handoko (1993, h.13) menarik kesimpulannya dari penelitiannya sebagai berikut: Kepemimpinan merupakan faktor terpenting dalam suatu organisasi. Tindakan pemimpin akan mempengaruhi gerak suatu organisasi. Pola kepemimpinan yang efektif dapat diwujudkan dengan pendekatan prilaku lebih bagus dari pada pendekatan kesifatan, oleh karena pendekatan ini memiliki banyak keterbatasan dalam melihat sifat pemimpin, yaitu tidak tampaknya sifat-sifat kepemimpinan yang ditemukan secara umum pada semua tokoh yang dikaji dan terdapat berbagai kasus dimana seorang pemimpin sukses dalam situasi, tetapi tidak dalam situasi yang lain, sehingga tidak satupun sifat yang secara absolut esensial. Dalam kehidupan organisasi yang di dalamnya melibatkan berbagai pola interaksi antar manusia, baik secara individual maupun kelompok, masalah atau konflik meruapakan fakta yang tidak dapat dihindarakan. Dan konflik itu sendiri merupakan proses dinamis yang dapat dilihat, diuraikan dan dianalisa. Oleh karena itu, konflik sebagai suatu proses sangat menarik dalam dunia manajemen organisasi. Dengan sejalannya waktu peran dan fungsi organisasi di beberapa sekolah sangat menurun dan lebih dominan sekolah tidak lagi berfokus dalam dalam pembinaan kesiswaan khususnya dalam organisasi. Ini sangat

4 penting dalam mengembangkan pribadi siswa menjadi lebih mandiri tapi kenyataannya sekolah masih kurang perhatian dalam masalah organisasi ini. Jika dilihat kenyataannya, program kerja yang dilaksanakan osis sedikit sekali yang menyentuh tema kepemimpinan. Pengembangan jiwa kepemimpinan siswa sangat diperlukan pada era globalisasi ini. Ketika banyak sekali budaya asing yang masuk dan bertentangan dengan budaya kita, tapi kenyataannya generasi muda sangat belum siap dengan arus globalisasi ini dikarnakan kurangnya persiapan mental untuk menghadapinya. Oleh karena itu, melihat pentingnya keberadaan organisasi siswa dengan segala macam kegiatannya dan perananya, terutama untuk membina jiwa kepemimpinan siswa. kiranya penulis mengetahui lebih lanjut tentang peranan OSIS di SMA Puragabaya Bandung. Penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul PERANAN ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH DALAM MEMBINA SIKAP KEPEMIMPINAN SISWA. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat di identifikasikan masalah-masalah penelitian ini, sebagai berikut : 1. Kurangnya pembekalan keterampilan dan pembinaan dalam sikap kepemimpinan siswa.

5 2. Belum maksimalnya peran OSIS dalam membina dan mengembangkan sikap kepemimpinan siswa. 3. Kurangnya upaya Pembina OSIS dalam mendukung kegiatan OSIS yang bertujuan pembinaan sikap kepemimpinan siswa. C. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka yang menjadi permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah: Bagaimana Peranan Organisasi Siswa Intra Sekolah Dalam Membina Sikap Kepemimpinan Siswa? D. Pembatasan Masalah Agar peneliti terarah dalam memberikan gambaran yang jelas mengenai masalah diatas, maka penulis perlu membatasi masalahnya sebagai berikut : 1. Bagaimana program-program OSIS dalam rangka pembinaan sikap kepemimpinan siswa. 2. upaya yang dilakukan dalam pembinaan sikap kepemimpinan siswa. 3. Sejauh mana hambatan yang dihadapi terhadap kegiatan yang bertujuan pembinaan sikap kepemimpinan siswa. E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Sesuai dengan masalah yang diteliti,maka tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana peran organisasi intra sekolah dalam membina sikap kepemimpinan siswa.

6 2. Tujuan khusus a. Untuk mengetahui program-program kerja OSIS SMA Puragabaya Bandung dalam rangka pembinaan sikap kepemimpinan siswa. b. Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan terhadap pembinaan sikap kepemimpinan siswa. c. Untuk mengetahui apa saja hambatan yang dihadapi terhadap OSIS SMA Puragabaya Bandung kegiatan yang bertujuan pembinaan sikap siswa. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan memberikan informasi serta wawasan ilmu pengetahuan dan memberikan data-data untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis a. Bagi kepala sekolah Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan informasi akan pentingnya pembinaan sikap kepemimpinan siswa. b. Bagi Pembina osis Penelitian ini diharapkan ini bias menjadi informasi dan masukan bagi Pembina osis untuk berpartisipasi aktif dalam pembinaan sikap melalui kegiatan-kegiatan osis. c. Bagi siswa

7 Penelitian ini diharapkan sebagai bahan informasi dalam menyampaikan kepada siswa tentang pentingnya kegiatan osis dalam membina sikap kepemimpinan. G. Kerangka Berfikir Uma Sekaran (dalam Sugiyono 2009 : 9) mengemukakan bahwa kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diindetifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis peran antara variabel yang akan diteliti. Adapun kerangka berfikir dalam skripsi yang berjudul Peranan Organisasi Siswa Intra Sekolah dalam Membina Sikap Kepemimpinan Siswa sebagai berikut : organisasi siswa yang dibentuk dan mempunyai hubungan dengan organiasi siswa dari luar sekolah, sebagian ada yang mengarah pada halhal bersifat politis, sehingga kegiatan organisasi siswa tersebut dikendalikan dari luar sekolah sebagi tempat diselenggarakannya proses belajar mengajar. Pembinaan dan pengembangan generasi muda diarahkan untuk mempersiapkan kader penerus perjuangan bangsa dan pembangunan nasional dengan memberikan bekal keterampilan, daya kreasi, idealisme, nasionalisme, kepribadian, budi pekerti luhur, serta kepemimpinan. Di dalam konsep kepemimpinan terdapat beberapa sikap yang sangat perlu ditanamkan untuk era globalisasi seperti sekarang ini, diantaranya sikap tanggung jawab, disiplin, dan memiliki pola pikir yang sangat

8 konsisten. Karena pemikiran yang tidak berubah itu perlu, saat orang lain memikirkan perubahan dengan pemikiran yang konsisten bukan hanya perubahan yang perlu dipikirkan melainkan dampak yang berkepanjangan terhadap masalah sesuatu dan tidak mengikuti perubahan yang salah. karena bisa menentukan mana yang fakta dan opini atau pendapat. Organisasi dapat membentuk karakter dan watak siswa. Di dalam organisasi siswa diajak untuk berpikir dalam merencannakn sesuatu dan mencari jalan keluar terhadap masalah yang dihadapi. Dengan itu siswa dapat mengantisifasi terhadap perubahan sesuatu yang sangat tiba-tiba dan mendesak. Pelatihan yang dilaksanakn didalam organisasi juga dapat membentuk pola pikir siswa dalam berpendapat dan mengkritik segala yang melanggar sesuai dengan pemahaman mereka.tetapi disinilah peran OSIS tersebut, berhasil atau tidak dalam membentuk prilaku siswa untuk menjadi pribadi kearah yang lebih baik. Dari penjelasan diatas dapat kita simpulkan bahwa sikap Kepemimpinan siswa dapat dibentuk melalui sebuah organisasi terutama OSIS. Secara sistematis organisasi merupakan wadah untuk para siswa utnuk melatih diri dalam memecahkan suatu konflik yang dihadapi atau untuk memimpin dirinya sendiri terlebih dulu dan membina sikap siswa untuk menjadi pribadi yang tahu akan norma dan nilai yang ada di masyarakat.

9 Kepemimpinan merupakan faktor penting dalam berorganisasi. Tindakan pemimpin akan mempengaruhi gerak suatu organisasi. Pemimpin yang dapat memerankan fungsinya dengan baik dan maksimal dan dapat mencapai tujuan bersama yang disepakati akan dikatakan sebagai kepemimpinan yang efektif. Dalam organisasi manapun, rasa kebersamaan diantara para anggotanya adalah mutlak, sebab rasa kebersamaan pada hakikatnya meruapakan cermin dari pada kesepakatan Antara para bawahannya.atau pemimpin dengan bawahan untuk mencapai sebuah tujuan organisasi. Dari masalah tersebut, OSIS memiliki beberapa peran penting bagi siswa, antara lain sebagai wadah organisasi, sebagai penggerak/motivator, dan pembinaan kesiswaan yang tentunya dapat mempengaruhi perubahan siswa ke arah yang lebih baik. Melalui OSIS, siswa dapat beraktivitas dalam kegiatan OSIS dan melaksanakan program kerja yang telah direncanakan. Pengurus OSIS melakukan aktivitas-aktivitas sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Jika terjadi perubahan kepemimpinan siswa yang meningkat, maka kinerja OSIS SMA Puragabaya dikatakan berhasil dan sangat berperan penting. H. Definisi operasional Menurut Ekawarna (2013 : 183) Definisi Operasional adalah definisi menunjukan spesifikasi atau ciri-ciri spesifik (indikator-indikator) yang lebih subtantif dari suatu konsep. Dengan kata lain definisi operasional

10 adalah batasan yang dibuat berdasarkan karakteristik, ciri-ciri spesifik dari sesuatu konsep yang dikemukakan secara lebih terurai, sehingga lebih jelas menunjukan makna dari konsep tersebut. Untuk menghindari salah penafsiran dan pengertian terhadap beberapa istilah yang ada dalam permasalahan ini, maka penulis memberikan penjelasan yang dirumuskan ke dalam definisi operasional sebagai berikut: 1. Peranan merupakan tindakan atau pola tingkah laku yang dilakukan oleh sesorang, sekelompok orang, organisasi ataupun suatu manajemen karena memiliki tugas dan fungsi yang melekat pada masing-masing karakteristik tersebut dalam rangka mengatasi suatu hal maupun permasalahan yang sedang terjadi. 2. Organisasi. Secara umum adalah kelompok kerjasama anatara pribadi yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama. Organisasi dalam hal ini dimaksudkan sebagai satuan atau kelompok kerjasama para siswa yang dibentuk dalam usaha mencapai tujuan bersama, yaitu mendukung terwujudnya pembinaan kesiswaan. 3. Siswa adalah suatu komponen manusia yang menempati posisi sentral dalam proses belajar mengajar (Sudirman, A.M, 2004:11), yang dimaksud dengan siswa pada penelitian ini adalah siswa yang mengikuti organisasi siswa intra sekolah (OSIS). 4. Intra berarti terletak di dalam dan di antara. Sehingga suatu organisasi siswa yang ada di dalam dan di lingkungan sekolah yang bersangkutan.

11 5. Sekolah adalah salah satu lembaga tempat belajar dimana anak akan berusaha membina, mengembangkan dan meyempurnkan potensi dirinya, sekolah merupakan salah satu tempat mepersiapkan generasi muda untuk masa mendatang agar menjadi manusia dewasa dan berbudaya. (A. kosasih Djahiri, 1985:4) 6. Pembinaan adalah suatu proses hasil atau pertanyaan menjadi lebih baik, dalam hal ini mewujudkan adanya perubahan, kemajuan, peningkatan, pertumbuhan, evaluasi atau berbagai kemungkinan atas sesuatu Thoha (1999:243). 7. Sikap adalah suatu kesiapan seseorang untuk beetindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu dengan perkataan lain sikap merupakn kecenderungan yang relative stabil yang dimiliki individu dalam merekasi dirinya sendiri, orang lain atau situasi tertentu (Dewi Ketut Sukardi 1987:46). 8. Kepemimpinan merupakan faktor terpenting dalam suatu organisasi. Tindakan pemimpin akan mempengaruhi gerak suatu organisasi. Pola kepemimpinan yang efektif dapat diwujudkan dengan pendekatan prilaku lebih bagus dari pada pendekatan kesifatan, oleh karena pendekatan ini memiliki banyak keterbatasan dalam melihat sifat pemimpin, yaitu tidak tampaknya sifat-sifat kepemimpinan yang ditemukan secara umum pada semua tokoh yang dikaji dan terdapat berbagai kasus dimana seorang pemimpin sukses dalam situasi, tetapi

12 tidak dalam situasi yang lain, sehingga tidak satupun sifat yang secara absolut esensial (handoko, 1993:13). Dengan demikian yang dimaksud dengan Peranan organisasi siswa intra sekolah dalam membina sikap kepemimpinan siswa dimaksudkan memalui organisasi dapat membina sikap pribadi siswa yang berjiwa pemimpin dan siswa mampu dalam memecahkan masalah yang dihadapi dengan prinsip-prinsip kepemimpinan. I. Struktur Organisasi Sturuktur Organisasi dari penelitian ini yang berjudul Peranan Organisasi Siswa Intra Sekolah Dalam Membina Sikap Kepemimpinan Siswa adalah sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Berisikan tentang latar belakang penelitian, identifikasi masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka pemikiran, definisi operasional, dan struktur organisasi skripsi. BAB II : KAJIAN TEORITIS Berisikan tentang konsep-konsep atau teori-teori utama dan pendapat para ahli yang terkait dengan bidang yang dikaji, BAB III : METODE PENELITIAN Berisikan penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian dan beberapa komponen, komponen yang dimaksud adalah desain penelitian, partisipan, tempat penelitian, pengumpulan data, dan analisis data.

13 BAB VI : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berisi tentang hasil temuan dan pembahasan mengenai hasil penelitian. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Menyajikan penafsiran dan pemaknaan penelitian terhadap hasil analisis temuan penelitian. Kesimpulan merupakan hasil dari penelitian yang didalamnya menjawab dari perumusan masalah. Saran atau rekomendasi ditujukan kepada pembuat kebijakan, pengguna hasil penelitian, dan penelitian berikutnya.