BAB V TEMUAN EMPIRIS DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. Pada bab ini akan dilakukan pembahasan terhadap hasil pengolahan data empiris

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan penelitian kualiitatif yang merujuk pada data deskriptif ( deskriptif

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

BAB III METODE PENELITIAN. dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendapatan asli. sarana pendukung, dan jumlah obyek wisata.

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini berlokasi di Desa Sungai Ular Kecamatan Secanggang

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Pengaruh Tingkat

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data time

BAB III METODE PENELITIAN. di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data yang diperlukan dari responden. Dalam upaya pengumpulan

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, jenis data yang

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis Pengaruh Pajak Daerah,

III. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Retribusi Daearah dari tahun 2011 sampai variable (independent variable) tehadap variabel terikat (dependent

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia (disingkat BEI, atau Indonesia Stock Exchange

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut merupakan Statistik Deskriptif variabel dependen dan variabel. Tabel 4.1

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pembangunan modern memandang suatu pola yang berbeda

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode analisis data serta pengujian hipotesis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia periode penelitian yang digunakan yaitu jenis data sekunder.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menganalisis data, penulis menggunakan alat bantu komputer seperti paket

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengujian hipotesis (hyphotesis testing

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1.Objek Penelitian Dalam penelitian ini terdiri dari varabel terikat dan variabel bebas. Dimana

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI. Data merupakan bentuk jamak dari datum. Data merupakan sekumpulan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah Perbankan Syariah yang ada di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

mempunyai nilai ekstrim telah dikeluarkan sehingga data diharapkan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. sembako. Adapun pertanyaan yang termuat dalam kuesioner terdiri dari

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dari penelitian ini adalah CV.Nusaena Konveksi yang beralamat di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB lll METODE PENELITIAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Modal Kerja, Inflasi, dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung. Deskripsi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian (Sugiyono,2002). Sehingga penelitian ini mengambil obyek

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

BAB III METODE PENELITIAN. dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu Unit. tercatat di BEI pada tahun

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah jenis sumber data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Objek dan Subjek Penelitian. Pemilihan sampel pada penelitian ini menggunakan metode sensus.

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data

BAB 3 DESAIN PENELITIAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuktikan pengaruh Perkembangan BI Rate, Inflasi dan Kurs terhadap Dana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan kuantitatif adalah suatu penelitian yang menekankan analisisnya pada

BAB III METODELOGI PENELITIAN. juga terdapat data-data yang berasal dari pihak Solo Grand Mall dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian merupakan cara peneliti yang digunakan dalam mendapatkan data untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sasaran penelitian ini berkaitan dengan obyek yang akan ditulis, maka

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis pengaruh antara upah

BAB III METODE PENELITIAN. dan mempelajari berbagai literatur, jurnal, karangan ilmiah dan penerbitan lainnya

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini membahas tentang pengaruh inflasi, kurs, dan suku bunga kredit

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini meliputi jumlah sampel (N), nilai minimum, nilai maksimum,

Berikut sebuah penelitian:

BAB V ANALISIS DATA. untuk mengetahui pengaruh modal perusahaan (X1), produktivitas tenaga kerja

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data sekunder berupa data

III. METODE PENELITIAN. Jenderal Pengelolaan Utang, Bank Indonesia dalam berbagai edisi serta berbagai

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuangan perusahaan transportation services yang terdaftar di Bursa

III. METODE PENELITIAN. runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan. Dan juga data sekunder

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

sebuah penelitian tentang: pengaruh laba akuntansi, arus kas opera- sional, ukuran perusahaan, tingkat pertum- buhan perusahaan terhadap harga saham

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Normalitas, Multikolinearitas, dan Heteroskedastisitas. Smirnov. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PENGUJIAN. Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai pada bulan September 2014 Januari Data

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. jumlah sampel, nilai minimum, nilai maksimum, rata-rata (mean) dan standar

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif Variabel dan Definisi Operasional Variabel

Transkripsi:

BAB V TEMUAN EMPIRIS DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 5.1. Temuan Empiris Pada bab ini akan dilakukan pembahasan terhadap hasil pengolahan data empiris yang ditunjukan untuk membuktikan hipotesis yang penulis ajukan yaitu untuk membuktikan pengaruh modal kerja, jam kerja dan usia terhadap pendapatan industri rumah tangga pengrajin tenun di Nagari Pandai Sikek Kecamatan X Koto yang diolah dengan menggunakan program statistik. Dengan menggunakan variabel-variabel yang ikut mempengaruhi pendapatan industri rumah tangga pengrajin tenun dengan menggunakan data primer. 5.1.1. Uji Regresi Regresi merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antar variabel. Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis regresi linear berganda yang dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh modal kerja, jam kerja dan usia terhadap pendapatan industri rumah tangga pengrajin tenun di Nagari Pandai Sikek Kecamatan X Koto. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan bantuan program statistik sehingga menghasilkan persamaan yang dapat dilihat sebagai berikut : LnY 0,153 + 0,875LnX1 + 0,014X2-0,001X3 + e T-hitung (32,39) (15,67) (-1,58) Signifikansi (0,000) (0,000) (0,116) F-hitung 808,12 F-tabel 2,667 R 2 0,9443 Adj. R 2 0,9431 1

Dimana : Y = Pendapatan Pengrajin (rupiah) X 1 X 2 X 3 e = Modal Kerja (rupiah) = Jam Kerja (waktu) = Usia (tahun) = eror term Berdasarkan pengolahan ouput yang telah dilakukan, maka dapat dibuat interpretasi terhadap model atau hipotesis yang telah dibuat sebelumnya. Adapun hasil interpretasinya adalah sebagai berikut : 1. Koefisien Determinasi (R 2 ) Dari hasil estimasi diperoleh nilai R 2 sebesar 0,9443 yang berarti pada derajat kepercayaan 95% sebesar 94,43% pendapatan industri rumah tangga pengrajin tenun dipengaruhi oleh modal kerja, jam kerja dan usia. Sedangkan sisanya 5,57% dipengaruhi oleh variabel atau faktor lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Jika dilihat dari nilai Adj. R square yang dihasilkan yaitu 0,9431, artinya variasi pendapatan industri rumah tangga pengrajin tenun di Nagari Pandai Sikek Kecamatan X Koto dapat dijelaskan oleh variasi modal kerja, jam kerja dan usia sebesar 94,31% sehingga dapat mengurangi unsur bias jika terjadi penambahan variabel. Sisanya sebesar 5,69% merupakan pengaruh yang diberikan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. 2. Uji Simultan Keseluruhan (Uji F) Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui secara statistik koefisien regresi dari variabel independent (bebas) secara bersama-sama memberi pengaruh terhadap 2

varisabel dependent (terikat) dengan membandingkan nilai F-hitung dengan F-tabel. Kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut : a. Jika perhitungan ternyata, F-hitung < F-tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Bila terjadi keadaan demikian, maka dapat dikatakan bahwa variasi dari model regresi tidak berhasil menerangkan variabel dependen. b. Sebaliknya, jika F-hitung > F-tabel, maka dapat dikatakan Ho ditolak dan Ha diterima. Bila terjadi keadaan demikian, maka dapat dikatakan bahwa variasi dari model regresi dapat menerangkan variabel dependen. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka didapatkan nilai F-hitung sebesar 808,12 sedangkan nilai F tabel dihitung dengan cara df1= k-1 dan df2 = n-k, dimana k adalah jumlah variabel dependen dan variabel independent (4), dan n adalah jumlah data (147), sehingga didapatkan nilai F-tabel (3:143) adalah 2,667. Hal ini menunjukkan bahwa nilai F-hitung > F-tabel (808,12 > 2,667). Maka sesuai dengan kriteria pertama bahwa Ha diterima dan Ho ditolak dengan formulasi Ha : β0 β1 β2 β3 0. Sehingga dapat diinterprestasikan bahwa pada derajat kepercayaan 95% dengan tingkat kesalahan (α = 0,05), modal kerja, jam kerja dan usia secara bersamasama mempengaruhi pendapatan industri rumah tangga pengrajin tenun di Nagari Pandai Sikek Kecamatan X Koto. 3. Uji Signifikasi Parsial (Uji t) Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen (bebas) secara parsial berpengaruh atau tidak terhadap variabel dependen (terikat). Uji t sering juga disebut sebagai uji individual. Dalam penelitian ini, derajat kepercayaan yang 3

digunakan adalah 95 % dengan tingkat kesalahan (α = 0,05). Kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut : a. Apabila nilai signifikansinya > tingkat kesalahan (α = 0,05), maka Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya tidak ada pengaruh variabel Modal Kerja, Jam Kerja dan Usia terhadap Pendapatan Industri Rumah Tangga Pengrajin Tenun di Nagari Pandai Sikek. b. Apabila nilai signifikansinya < tingkat kesalahan (α = 0,05), maka Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya ada pengaruh variabel Modal Kerja, Jam Kerja dan Usia terhadap Pendapatan Industri Rumah Tangga Pengrajin Tenun di Nagari Pandai Sikek. Berikut pengujian pengaruh variabel secara parsial : Tabel 5.1 Hasil Regresi Variabel Signifikan Keterangan Ln_modal kerja 0,000 Signifikan Jam Kerja 0,000 Signifikan Usia 0,116 Tidak Signifikan Sumber : Hasil Olahan (2016) Berdasarkan pengolahan data regresi yang telah dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut : a. Pengaruh Modal Kerja Terhadap Pendapatan Industri Rumah Tangga Pengrajin Tenun di Nagari Pandai Sikek Kecamatan X Koto Berdasarkan tabel hasil regresi di atas terlihat nilai signifikansi modal yaitu sebesar 0,000. Dengan derajat kepercayaan 95% dan tingkat kesalahan atau α = 0,05, hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi < tingkat kesalahan maka Ha diterima dan Ho ditolak sehingga dapat diinterpretasikan bahwa secara parsial ada pengaruh modal 4

kerja terhadap pendapatan industri rumah tangga pengrajin tenun di Nagari Pandai Sikek Kecamatan X Koto. b. Pengaruh Jam Kerja Terhadap Pendapatan Industri Rumah Tangga Pengrajin Tenun di Nagari Pandai Sikek Kecamatan X Koto Berdasarkan tabel hasil regresi diatas terlihat nilai signifikansi jam kerja yaitu sebesar 0,000. Dengan derajat kepercayaan 95% dan tingkat kesalahan atau α = 0,05, hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi < tingkat kesalahan maka Ha diterima dan Ho ditolak sehingga dapat diinterpretasikan bahwa secara parsial ada pengaruh jam kerja terhadap pendapatan industri rumah tangga pengrajin tenun di Nagari Pandai Sikek Kecamatan X Koto. c. Pengaruh Usia Terhadap Pendapatan Industri Rumah Tangga Pengrajin Tenun di Nagari Pandai Sikek Kecamatan X Koto Berdasarkan tabel hasil regresi diatas terlihat nilai signifikansi jam kerja yaitu sebesar 0,116. Dengan derajat kepercayaan 95% dan tingkat kesalahan atau α = 0,05, hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi > tingkat kesalahan maka Ha ditolak dan Ho diterima sehingga dapat diinterpretasikan bahwa secara parsial tidak ada pengaruh usia terhadap pendapatan industri rumah tangga pengrajin tenun di Nagari Pandai Sikek Kecamatan X Koto. 5.1.2. Pembahasan 1. Pengaruh Modal Kerja Terhadap Pendapatan Industri Rumah Tangga Pengrajin Tenun di Nagari Pandai Sikek Kecamatan X Koto Berdasarkan persamaan regresi yang diperoleh, ditemukan bahwa modal kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan industri rumah tangga pengrajin tenun di Nagari Pandai Sikek Kecamatan X Koto, dimana nilai koefisien modal kerja sebesar 0,875 dengan nilai signifikansinya sebesar 0,000. Persamaan tersebut diartikan 5

bahwa jika modal kerja meningkat sebesar 1% maka akan meningkatkan pendapatan industri rumah tangga pengrajin tenun sebesar 0,875% dengan asumsi cateris paribus. Hasil temuan empiris ini sesuai dengan hipotesa yang menyatakan variabel modal kerja memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap pendapatan industri rumah tangga pengrajin tenun di Nagari Pandai Sikek Kecamatan X Koto. Berdasarkan hasil lapangan menunjukkan bahwa semakin besar modal yang dimiliki oleh pengrajin maka akan semakin besar pula pendapatan yang diterima oleh pengrajin tersebut. Modal yang digunakan oleh pengrajin untuk memproduksi tenun merupakan modal yang berasal dari induk samang atau biasa dikenal dengan sebutan bos. Jika modal yang dimiliki dapat dikelola dengan baik maka pengrajin dapat membiayai segala kebutuhan produksinya untuk membeli bahan baku seperti benang dan makaf. Harga bahan baku tersebut akan menjadi bertambah murah apabila pembelian bertambah banyak. Semakin tinggi produksi maka semakin banyak bahan-bahan baku yang digunakan dengan begitu biaya per unit bahan baku akan menjadi semakin murah (Sukirno, 2012). Sehingga pengrajin dapat memproduksi tenun dengan jumlah yang lebih banyak dan meningkatkan pendapatan. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Tri (2011) dimana modal terdapat hubungan positif dan signifikan terhadap pendapatan pedagang informal, studi kasus pada pajak sentral Medan. Begitu pun dengan penelitian Asmie (2008) dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa modal terdapat hubungan yang positif dan signifikan terhadap pendapatan pedagang pasar tradisional di Kota Yogyakarta. 6

2. Pengaruh Jam Kerja Terhadap Pendapatan Industri Rumah Tangga Pengrajin Tenun di Nagari Pandai Sikek Kecamatan X Koto Berdasarkan persamaan regresi yang diperoleh, ditemukan bahwa jam kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan industri rumah tangga pengrajin tenun di Nagari Pandai Sikek Kecamatan X Koto, dimana nilai koefisien jam kerja sebesar 0,014 dengan nilai signifikansinya sebesar 0,000. Persamaan tersebut diartikan bahwa jika jam kerja meningkat sebesar 1% maka akan meningkatkan pendapatan industri rumah tangga pengrajin tenun sebesar 0,014% dengan asumsi cateris paribus. Hasil temuan empiris ini sesuai dengan hipotesa yang menyatakan variabel jam kerja memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap pendapatan industri rumah tangga pengrajin tenun di Nagari Pandai Sikek Kecamatan X Koto. Berdasarkan hasil lapangan menunjukkan bahwa jam kerja yang tinggi dapat mempengaruhi jumlah ouput yang dihasilkan. Dalam memproduksi tenun dibutuhkan waktu yang cukup lama terutama saat disusunnya satu per satu benang ke dalam turak (tempat peletakkan benang) hingga dibentuknya motif pada tenunan. Dengan adanya penetapan waktu jam kerja yang baik dapat mempengaruhi lambat atau tidaknya suatu proses produksi dan pendapatan yang akan diperoleh pengrajin. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Riningsih (2005) dimana jam kerja terdapat hubungan positif dan signifikan terhadap pendapatan industri kecul pengrajin genteng di Desa Karangasem Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobogan. 3. Pengaruh Usia Terhadap Pendapatan Industri Rumah Tangga Pengrajin Tenun di Nagari Pandai Sikek Kecamatan X Koto Berdasarkan persamaan regresi yang diperoleh, ditemukan bahwa usia berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap pendapatan industri rumah tangga 7

pengrajin tenun di Nagari Pandai Sikek Kecamatan X Koto, dimana nilai koefisien usia sebesar -0,001 dengan nilai signifikansinya sebesar 0,116. Persamaan tersebut diartikan bahwa jika usia meningkat sebesar 1% maka pendapatan industri rumah tangga pengrajin tenun akan menurun sebesar 0,001% dengan asumsi cateris paribus. Hasil temuan empiris ini tidak sesuai dengan hipotesa yang menyatakan terdapat hubungan yang positif dan signifikan terhadap pendapatan industri rumah tangga pengrajin tenun di Nagari Pandai Sikek Kecamatan X Koto. Berdasarkan hasil lapangan menunjukkan bahwa rata-rata usia pengrajin sebesar 35 40 tahun dimana usia ini masih termasuk dalam usia produktif. Namun kenyataannya dalam penelitian ini, dengan usia yang lebih tua tidak menjamin seseorang akan memperoleh pendapatan dengan jumlah yang besar. Dalam bekerja sehari-hari pengrajin lebih memprioritaskan banyaknya jumlah jam kerja yang digunakan dalam waktu kurang lebih satu bulan untuk memproduksi tenun. Apabila usia pengrajin lebih tua namun dalam bekerja hanya menggunakan jam kerja yang lebih sedikit untuk memproduksi tenun maka jumlah produk yang dihasilkan akan sedikit sehingga akan mempengaruhi jumlah pendapatan yang diperoleh pengrajin. Begitu pun sebaliknya untuk pengrajin yang berusia muda, jika pengrajin tersebut menggunakan jumlah jam kerja yang lebih banyak maka produk tenun yang dihasilkan akan banyak pula dan hal ini akan mempengaruhi pendapatan yang akan diterima oleh pengrajin tersebut. Hasil penelitian ini juga tidak sejalan dengan penelitian Lubis (2009) dimana variabel usia memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pendapatan pekerja sektor informal di Kota Binjai. 8

5.1.3. Uji Asumsi Klasik Pengujian terhadap asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi tersebut baik atau tidak jika digunakan untuk melakukan penaksiran. Suatu model dikatakan baik apabila bersifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator), yaitu bila memenuhi asumsi klasik atau terhindar dari masalah-masalah normalitas, multikolinearitas dan heterokedastisitas. Untuk itu dilakukan uji terhadap model apakah terjadi penyimpangan-penyimpangan asumsi klasik. 5.1.3.1. Uji Normalitas Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji nilai residual yang telah distandarisasi pada model regresi berdistribusi normal atau tidak. Nilai residual dikatakan berdistribusi normal jika nilai residual terstandarisasi tersebut sebagian besar mendekati nilai rata-ratanya (Suliyanto, 2011). Uji normalitas data ini menggunakan metode Skewness-Kurtosis yaitu dengan melihat nilai probabilitas > tingkat kesalahan atau α = 0,05 maka data terdistribusi secara normal. Berikut adalah tabel hasil uji normalitas dengan menggunakan metode Skewness-Kurtosis: Tabel 5.2 Uji Normalitas dengan Metode Skewness-Kurtosis Variabel Obs Pr Pr Adj. Prob>chi2 (Skewness) (Kurtosis) Chi(2) Ln_pendapatan 147 0,3241 0,7991 1,05 0,5909 Ln_modal kerja 147 0,4576 0,5992 0,84 0,6573 Jam Kerja 147 0,0000 0,4059 17,26 0,0002 Usia 147 0,7635 0,2872 1,24 0,5375 Sumber : Hasil Olahan (2016) Berdasarkan output di atas diketahui bahwa variabel pendapatan, modal kerja dan usia terdapat data yang terdistribusi normal, hal ini disebabkan karena memiliki nilai probabilitas variabel > tingkat kesalahan atau α = 0,05. Sementara pada variabel 9

jam kerja terdapat data yang tidak terdistribusi normal, dimana nilai probabilitas variabel < tingkat kesalahan atau α = 0,05. Hal ini disebabkan karena data responden yang diperoleh dari lapangan memiliki rentang nilai yang tinggi. Namun dengan tujuan peneliti untuk mengetahui hubungan jam kerja terhadap pendapatan sehingga variabel ini dapat dipertahankan (Santoso, 2012). 5.1.3.2. Uji Multikolinearitas Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi dilihat dari nilai tolerance (TOL) dan lawannya variance inflation factor (VIF).Aturan baku yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance (TOL) tidak lebih dari 10 atau sama dengan nilai VIF suatu variabel tidak kurang dari 10 (Gujarati, 2010). Tabel 5.3 Uji Multikolinearitas dengan TOL dan VIF Variabel VIF 1/VIF Ln_modal kerja 1,44 0,692 Jam Kerja 1,20 0,836 Usia 1,27 0,790 Mean VIF 1,30 Sumber : Hasil Olahan (2016) Berdasarkan hasil pengujian diatas, terlihat bahwa nilai Variance Inflation Factor (VIF) menunjukkan tidak ada variabel bebas (independen) yang memiliki nilai VIF lebih kurang dari 10. Hasil pengujian nilai Tolerance juga menunjukkan hal yang sama yaitu tidak ada variabel bebas (independen) yang memiliki nilai Tolerance tidak lebih dari 10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95%. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi ini. 10

5.1.3.3. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Situasi homoskedastisitas terjadi jika semua memiliki varians yang sama dari observasi satu ke observasi lain, sedangkan situasi heteroskedastisitas terjadi jika semua memiliki varians yang tak samaatau non konstan dari observasi satu ke observasi lain. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Gujarati, 2010). Dalam pengujian heteroskedastisitas ini dilakukan dengan Uji Breusch-Pagan. Apabila nilai prob > chi2 lebih besar dari α = 0,05, maka dapat dikatakan tidak ada gejala heteroskedastisitas. Gambar 5.4 Uji Heteroskedastisitas dengan Metode Breusch-Pagan Sumber : Hasil Olahan (2016) Berdasarkan hasil penelitian di atas, nilai prob > chi2 sebesar 0,2717 lebih besar dari tingkat kesalahan atau α = 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi untuk semua variabel independen modal kerja, jam kerja dan usia tidak mengalami gejala heteroskedastisitas. 11

5.2. Implikasi Kebijakan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap pendapatan industri rumah tangga pengrajin tenun di Nagari Pandai Sikek Kecamatan X Koto yang di pengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya Modal Kerja, Jam Kerja dan Usia maka secara umum sebaiknya implikasi kebijakan ditunjukan untuk pemerintah ataupun pihak-pihak lain yang terkait. Berdasarkan hasil pengolahan yang telah dilakukan, pendapatan pengrajin tenun di Nagari Pandai Sikek Kecamatan X Koto dipengaruhi oleh Modal Kerja dan Jam Kerja karena variabel ini signifikan secara statistik dalam mempengaruhi pendapatan pengrajin tenun Pandai Sikek. Pada variabel modal kerja yang memiliki pengaruh signifikan terhadap pendapatan pengrajin tenun di Nagari Pandai Sikek, maka sebaiknya responden menggunakan modal tersebut dengan baik. Karena dalam menjalankan industri rumah tangga ini, para pengrajin menggunakan modal milik sendiri. Apabila semakin kuat permodalan dalam suatu industri maka akan semakin mampu industri tersebut dalam mendanai berbagai macam kebutuhan operasional yang nantinya akan meningkatkan jumlah output dan pendapatan yang diperolehnya. Variabel jam kerja yang memiliki pengaruh signifikan terhadap pendapatan pengrajin tenun di Nagari Pandai Sikek di Kecamatan X Koto, untuk meningkatkan pendapatan sebaiknya responden lebih meluangkan waktunya untuk mengelola usahanya sebaik mungkin. Dalam arti, pekerjaan sebagai pengrajin tenun dilakukan sepenuhnya tidak hanya sebagai pekerjaan sampingan. Apabila semakin terstruktur pengelolaan waktu jam kerja yang digunakan responden maka akan semakin cepat pula 12

responden dalam bekerja sehingga nantinya akan menghasilkan jumlah ouput yang tinggi. Selanjutnya, berdasarkan observasi atau pengamatan yang dilakukan penulis langsung di lapangan bahwa beberapa dari pengrajin tenun di Nagari Pandai Sikek Kecamatan X Koto berasal dari keluarga yang kurang mampu dari segi ekonomi dan tidak memiliki pekerjaan selain bertenun dan bertani. Hal inilah yang seharusnya menjadi perhatian besar bagi pemerintah untuk masyarakat yang kurang mampu tersebut dengan memberikan bantuan sosial. Selain itu, pemerintah sebaiknya memberikan bantuan dana (kredit) kepada para pengrajin agar mereka dapat mengembangkan industri rumah tangganya tersebut dengan menghasilkan jumlah tenun yang lebih banyak. Dengan demikian pendapatan yang dimiliki akan meningkat pula dan para pengrajin dapat memenuhi kebutuhan keluarganya. Pemerintah juga dapat memberikan pelayanan kesehatan setiap enam bulan sekali setiap tahunnya agar masyarakat di Nagari Pandai Sikek terutama bagi masyarakat yang bekerja sebagai pengrajin dapat menjaga kesehatannya. Dengan tingkat kesehatan yang terjaga maka masyarakat dapat meningkatkan kinerjanya sehingga pendapatan yang diperoleh akan meningkat. Selain memberikan pelayanan kesehatan gratis, pemerintah juga dapat mengadakan pelatihan tenun di Nagari Pandai Sikek Kecamatan X Koto. Dengan adanya pelatihan tersebut maka masyarakat dapat mengembangkan kemampuan dalam menenun seperti membuat motif, mencelup benang dan menyusun benang. Dengan 13

begitu akan membuka lapangan pekerjaan yang padat karya sehingga perekonomian masyarakat di daerah sekitar akan meningkat 14