PENGARUH PELATIHAN GOSOK GIGI TERHADAP PRAKTIK MENJAGA KEBERSIHAN GIGI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK PERTIWI 55 KASIHAN BANTUL NASKAH PUBLIKASI

dokumen-dokumen yang mirip
Perbandingan pengaruh promosi kesehatan menggunakan media audio dengan media audio-visual terhadap perilaku kesehatan gigi dan mulut siswa SD

EFEKTIVITAS MEDIA CERITA BERGAMBAR DAN ULAR TANGGA DALAM PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT SISWA SDN 2 PATRANG KABUPATEN JEMBER

ABSTRAK. Kata kunci: Menggosok gigi, perilaku, pendidikan kesehatan.

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI DI SMA NEGERI 1 TANGEN KAB.

PENGARUH PROMOSI MENYIKAT GIGI TERHADAP SKOR PLAK DI SEKOLAH DASAR KANDANGAN II, SEYEGAN, SLEMAN, YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : RINI INDARTI PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH

: Penyuluhan Kesehatan gigi, Pengetahuan,Sikap, dan Keterampilan

usia Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid jenis_kelamin

Pengaruh Frekuensi Penyuluhan di UKGS pada Anak SD terhadap Derajat Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN MELALUI AUDIOVISUAL TERHADAP KEMANDIRIAN GOSOK GIGI PADA ANAK PRASEKOLAH DI TK ABA TEGALSARI YOGYAKARTA

GASTER, Vol. 7, No. 2 Agustus 2010 ( )

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN OLEH PEER EDUCATOR TERHADAP PHBS PADA ANAK KELAS V SD N 2 DI JAMBIDAN BANGUNTAPAN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. pada anak usia sekolah dasar (Soebroto, 2009). mulut adalah penyakit jaringan keras gigi (karies gigi) dan penyakit

Jurnal Kesehatan Gigi Vol.02 No.2, Desember 2015 ISSN


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MENGGOSOK GIGI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGOSOK GIGI PADA ANAK TK B

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Universitas Sam Ratulangi Manado Jurnal e-gigi (eg), Volume 5 Nomor 1, Januari-Juni 2017

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI USIA DINI TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS V SD MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. desain Pretest-Posttest Control Group.Menurut Azwar (2012) penelitian eksperimental

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI PERAN MEDIA VISUAL

PERBEDAAN ASPEK PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH ANTARA SISWA BARU DAN SISWA LAMA DI SATUAN PAUD SEJENIS (SPS) CUT NYAK DIEN KRETEK, BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mufidah (2012) umumnya permasalahan keseh atan pada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. metodologi dari konsep serta menyusun hipotesis; c) membuat alat ukur

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: RITA SUNDARI

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : KIKI RIZKI ANANDA

BAB III METODE PENELITIAN. dalam satu kelompok (One-group pre-post test design). Sebelum diberikan

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA ANAK DI JANTURAN MLATI SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. oleh Pemerintah (UU RI No. 36 Tahun 2009 Pasal 93). (Rahmawati dkk., 2011). Anak-anak yang berusia 6-12 tahun diseluruh

BAB I LATAR BELAKANG

(Submited : 16 April 2017, Accepted : 28 April 2017) Dewi Nurhanifah

BAB I PENDAHULUAN. orangtua sangat menentukan dalam pertumbuhan dan perkembangan pada. (Notoatmodjo, 2003). Kesehatan gigi dan mulut pada anak apabila

BAB V HASIL PENELITIAN. Selatan dengan luas wilayah kerja seluas 14,87 Km 2, terdiri dari 3 wilayah

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH BERMAIN PERAN TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI PADA ANAK DI TK KHUSNUL KHOTIMAH SEMARANG

BAB III METODE PENELITIAN. intervensi diberikan pretest tentang pengetahuan stroke dan setelah

PENGARUH PELATIHAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG BALITA (DTKB) TERHADAP MOTIVASI DAN KETRAMPILAN KADER DI DUSUN SORAGAN NGESTIHARJO KASIHAN BANTUL

BAB 1 PENDAHULUAN. Hasil studi morbiditas Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2003

PENGARUH PELATIHAN KUESIONER PRA SKRINING PERKEMBANGAN (KPSP) DENGAN METODE OFF THE JOB TRAINING

PENGARUH PENYULUHAN MANFAAT POSYANDU TERHADAP SIKAP IBU BALITA TENTANG POSYANDU DI DUSUN NGANGKRIK SLEMAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas) tahun 2013

EFEKTIFITAS STRATEGI UPSTREAM TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU HIDUP SEHAT GIGI MELALUI KONSELING PADA SISWA/I KELAS I SDN 12 PONTIANAK KOTA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG DIARE TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS GAMPING 1 SLEMAN YOGYAKARTA


HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN PERSONAL HYGIENE ANAK PRASEKOLAH DI TK ABA MLANGI GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PERSETUJUAN MENJADI RESPONSEN. penelitian, maka saya yang bertanda tangan di bawah ini : Dengan ini saya menyatakan bersedia menjadi responden dalam

BAB I PENDAHULUAN. memiliki berbagai peranan atau fungsinya masing-masing. Peran dari. memperindah wajah (Suryawati, 2010).

PENGARUH PENYULUHAN PREEKLAMSIA TERHADAP MOTIVASI MELAKUKAN KUNJUNGAN ANC PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASIHAN II BANTUL NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. dan kualitas hidupnya harus berkembang dengan baik terutama anak-anak

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen semu. Menurut

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMK YPT Pringsewu. Populasi dalam penelitian

BAB IV PEMBAHASAN. Penelitian dilakukan di SMA Swasta se-kota Salatiga, dengan subyek

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MENSTRUASI MELALUI PEER GROUP TERHADAP KESIAPAN MENARCHE SISWI SD MUHAMMADIYAH PURWODININGRATAN 2 YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan gigi (Depkes RI, 2000). integral dari kesehatan secara keseluruhan yang memerlukan penanganan

PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI DUSUN SUKOHARJO SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS V SD TENTANG PERAWATAN GIGI

INFLUENCE OF HEALTH EDUCATION OF BRUSHING TEETH AGAINST DENTAL PRACTICE ON ELEMENTARY SCHOOL AGE IN SDN MUSTOKOREJO

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesehatan. Mulut bukan sekedar untuk pintu masuknya. menunjang kesehatan seseorang (Riyanti, 2005).

PENGARUH METODE EKSPOSITORI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DASAR MAHASISWA MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MELAKUKAN PEMERIKSAAN IVA DI DUSUN SAMBEN ARGOMULYO SEDAYU BANTUL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PLAYDOUGH TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK A

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU SURAKARTA. Sunarsih Rahayu Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan

GAMBARAN PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KEMANDIRIAN PADA ANAK PRASEKOLAH USIA 4-6 TAHUN DI TK AL- ISLAH UNGARAN BARAT

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS PAHANDUT PALANGKA RAYA

BAB III METODE PENELITIAN. relevan dapat dikendalikan dan dimanipulasi. dengan hasil Pre-test skala kecemasan komunikasi interpersonal sangat tinggi,

Hubungan Penyuluhan Bahaya Merokok dengan Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Bahaya Merokok di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas X SMA Negeri 2 Metro pada

PENYULUHAN METODE AUDIO VISUAL DAN DEMONSTRASI TERHADAP PENGETAHUAN MENYIKAT GIGI PADA ANAK SEKOLAH DASAR

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN METODE VISUAL AIDS TERHADAP SIKAP TENTANG JAJANAN SEHAT PADA SISWA KELAS V DI SDN NOGOTIRTO SLEMAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. penanganan secara komprehensif, karena masalah gigi berdimensi luas serta mempunyai

PENGARUH PENGETAHUAN REMAJA TENTANG VULVA HYGIENE

BAB III METODE PENELITIAN. (quasi experimental design). Penelitian eksperimental ini meniru kondisi

(Kajian Pada SD Negeri Minomartani 1 Yogyakarta) Satya Bagus Pradita 1, Alfini Octavia 2. Abstract

LAMPIRAN KUESIONER PENELITIAN. No. Responden :

PENGARUH METODE MENGGOSOK GIGI SEBELUM MAKAN TERHADAP KUANTITAS BAKTERI DAN Ph SALIVA

LAMPIRAN. Pengukuran Tekanan Darah Lansia Pada Pelatihan Senam Lansia Menurunkan Tekanan Darah Lansia Di Banjar Tuka Dalung

PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP RESPON KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH DALAM MENJALANI HOSPITALISASI DI RUANG SERUNI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JOMBANG

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU TENTANG PENANGANAN BALITA DIARE DI RUMAH

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis

LAMPIRAN. Keseimbangan berdiri. selisih1. sebelum2. Tests of Normality. Shapiro-Wilk. Statistic Df Sig. Statistic df Sig

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TEMAN SEBAYA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN MENGHADAPI KEPUTIHAN PADA SISWI SMP MUHAMMADIYAH 2 GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. akibat gangguan sangat penting pada masa kanak-kanak karena karies gigi,

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan desain pre and post test control group design. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: ADITA TRI ANGELISA

BAB III METODE PENELITIAN

Muhammadiyah Semarang Kedung Mundu 50727, Semarang, Indonesia. 2. Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU KESEHATAN GIGI DAN MULUT IBU HAMIL DI PUSKESMAS MANTRIJERON

BAB I PENDAHULUAN. baik. Penelitian yang di lakukan Nugroho bahwa dari 27,1% responden yang

SUYANI PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG D IV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA

A n d a l a s D e n t a l J o u r n a l P a g e 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Transkripsi:

PENGARUH PELATIHAN GOSOK GIGI TERHADAP PRAKTIK MENJAGA KEBERSIHAN GIGI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK PERTIWI 55 KASIHAN BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: SUDARTY 201110201060 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA 2015 i

ii

PENGARUH PELATIHAN GOSOK GIGI TERHADAP PRAKTIK MENJAGA KEBERSIHAN GIGI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK PERTIWI 55 KASIHAN BANTUL Sudarty Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta E-mail : darty997@gmail.com Abstract : Oral and dental care from an early age greatly determine the oral health until the end of life. Dental care that is not adequate causing the tooth and mouth problem. Dental problems can cause child to lazy activity and cause a decrease in appetite which resulted in a lack of nutritional intake in children. To know an effect of teeth brushing training to dental hygiene practices in preschool age children in TK Pertiwi 55 Kasihan Bantul. This study used Quasi Experiment design with Non- Equivalent Control Group. Sample in this research is 36 preschool age children in TK Pertiwi 55 Kasihan. Sampling technique used Simple Random Sampling. Data normality test used Shapiro-Wilk. Mann-Whitney U-Test obtained p value 0,013 with significance level 0,05 (p<0,05). The results of an analysis of dental hygiene practices before treatment obtained 6 children for good category. After treatment obtained results for good category there are 13 children. Expected of teachers could teach his protege to teeth brushing, or school parties could cooperate with community health center to revive the school dental health effort program in TK Pertiwi 55 Kasihan Bantul. Keywords : Teeth brushing training, dental hygiene, preschool age children Intisari : Perawatan gigi dan mulut sejak usia dini sangat menentukan kesehatan gigi dan mulut sampai akhir hayat. Perawatan gigi yang tidak adekuat menyebabkan masalah gigi dan mulut. Masalah gigi dapat menyebabkan anak malas beraktivitas dan menyebabkan penurunan selera makan yang berdampak pada kurangnya asupan gizi pada anak. Diketahuinya pengaruh pelatihan gosok gigi terhadap praktik menjaga kebersihan gigi pada anak usia prasekolah di TK Pertiwi 55 Kasihan Bantul. Penelitian ini menggunakan desain Quasi Experiment dengan rancangan Non- Equivalent Control Group. Sampel dalam penelitian ini adalah 36 anak usia prasekolah di TK Pertiwi 55 Kasihan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu Simple Random Sampling. Uji normalitas data menggunakan Shapiro-Wilk. Uji Mann-Whitney U-Test didapatkan p value 0,013 dengan taraf signifikansi 0,05 (p<0,05). Dari hasil analisis terhadap praktik menjaga kebersihan gigi sebelum perlakuan didapatkan hasil kategori baik 6 anak (33,3%). S edangkan setelah perlakuan didapatkan hasil kategori baik 13 anak (72,2%). Diharapkan guru dapat mengajarkan gosok gigi kepada anak didiknya, atau pihak sekolah dapat bekerjasama dengan pihak puskesmas untuk menghidupkan kembali program usaha kesehatan gigi sekolah di TK Pertiwi 55 Kasihan Bantul. Kata kunci : Pelatihan gosok gigi, kebersihan gigi, anak usia prasekolah 1

PENDAHULUAN Anak usia 3 tahun sedang mengembangkan kendali otot dan konsentrasi yang anak butuhkan untuk menguasai banyak gerakan jari dan tangan yang akurat. Anak belajar mengendalikan cara ia memegang peralatan untuk melakukan tugas khusus. Koordinasi dan kemampuan anak usia 4 tahun untuk menggunakan tangannya hampir berkembang penuh. Sebagai akibatnya, anak mulai mampu merawat diri. Anak sudah mampu menyikat gigi dan berpakaian sendiri dengan sedikit pertolongan (The American Academy of Pediatrics, 2004). Kemampuan gosok gigi secara baik dan benar merupakan faktor yang cukup penting untuk pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari kesehatan tubuh yang tidak dapat dipisahkan. Perawatan gigi dan mulut sejak usia dini sangat menentukan kesehatan gigi dan mulut sampai akhir hayat. Penyakit gigi dan mulut yang bisa dialami oleh anak dan balita bila perawatan tidak dilakukan dengan baik, antara lain gigi berlubang, gusi meradang, dan sariawan (Muin, 2011). Anak yang menga lami masalah gigi dan mulut akan malas beraktivitas karena harus menahan rasa sakit pada gigi dan mulutnya. Rasa sakit juga dapat menyebabkan anak mengalami penurunan selera makan. Hal ini akan berdampak pada kekurangan asupan gizi pada anak. Apabila hal tersebut berlangsung dalam jangka waktu yang lama, maka dapat mempengaruhi pertumbuhan anak (Schuurs, 1992). Banyak orang tua yang beranggapan bahwa gigi berlubang pada anak prasekolah tidaklah berbahaya, karena gigi tersebut akan hilang. Namun, anggapan tersebut berisiko. Karena jika gigi susu copot atau hilang terlalu cepat sebelum gigi tetap tumbuh, maka gigi susu yang lain akan bergeser mengisi celah yang ada. Ketika gigi tetap tumbuh, gigi tersebut tidak memiliki ruang, dan tumbuh berdesakdesakkan (The American Academy of Pediatrics, 2005). Menurut World Health Organization (WHO) (2012), 60-90% penduduk di negara berkembang mengalami masalah gigi berlubang. Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007 menunjukkan sebanyak 89% anak-anak di bawah usia 12 tahun mengalami karies gigi. Selain itu, 43,4% masyarakat Indonesia berusia 12 tahun ke atas mempunyai karies aktif (karies yang belum tertangani) dan 67,2% memiliki pengalaman karies (Depkes RI, 2014 ). Sedangkan dari hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013 yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan RI, 25,9% penduduk Indonesia bermasalah dengan kesehatan gigi dan 2

mulutnya. Namun dari mereka yang bermasalah dengan kesehatan gigi dan mulut hanya 8,1% saja yang mendapatkan perawatan kesehatan gigi (www.fkg.moestopo.ac.id, 2014). Sering kita jumpai, kondisi seseorang yang datang berobat ke dokter gigi mengeluh sakit gigi namun keadaannya sudah terlambat. Kunjungan penderita ke puskesmas rata-rata sudah dalam keadaan lanjut untuk berobat. Sehingga dapat diartikan bahwa tingkat kesadaran masyarakat pada umumnya untuk berobat sedini mungkin masih rendah. Di Indonesia, kesadaran orang dewasa untuk datang ke dokter gigi kurang dari 7% dan pada anak-anak hanya sekitar 4% kunjungan (Lukihardianti, 2011). Berdasarkan SK Menkes RI No. 128/Mkes/SK/II/2004 tentang kebijakan dasar Pusat Kesehatan Masyarakat Depkes RI menyatakan bahwa Usaha Kesehatan Sekolah dan salah satu program yang ada di dalamnya yaitu Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) merupakan program pengembangan yang mana segala upaya peningkatan dan pengembangan kesehatan di sekolah diupayakan melalui Tim Pembina UKS pusat dan Tim Pembina UKS di daerah secara berjenjang. Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) terutama dalam pelayanan promotif dan preventif dengan tujuan terciptanya derajat kesehatan gigi dan mulut secara optimal, siswa mempunyai pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut serta mempunyai sikap/kebiasaan memelihara diri terhadap kesehatan gigi dan mulut (Sariyem, 2011). Salah satu perilaku sehat untuk menjaga kebersihan mulut dan gigi adalah dengan menggosok gigi dua kali sehari (Depkes, 2014). Pemberian pendidikan tentang gosok gigi yang benar akan membuat anak belajar dengan cepat cara menggosok gigi. Anak akan mengetahui bahwa gosok gigi adalah kegiatan rutin yang harus dia lakukan (The American Academy of Pediatrics, 2005). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 18 Oktober 2014 di TK Pertiwi 55 Kasihan Bantul, jumlah anak usia 3-6 tahun yang menderita karies gigi sebanyak 18 anak dari 23 anak yang hadir di kelas 1A. Satu anak mengeluh sakit gigi, dan sekitar 70% anak masih menggantungkan masalah gosok gigi ke ibunya. Hasil wawancara kepada 10 orang tua yang menunggu anaknya di TK, 9 anak belum melakukan gosok gigi dengan benar, dan 1 anak sudah melakukan gosok gigi dengan benar. Menurut kepala sekolah TK Pertiwi 55 Kasihan Bantul, selama ini sudah pernah dilakukan pelatihan gosok gigi, namun belum merata. Setiap satu tahun ada jadwal pemeriksaan kesehatan gigi yang dilakukan oleh Puskesmas. 3

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pelatihan gosok gigi terhadap praktik menjaga kebersihan gigi pada anak usia prasekolah di TK Pertiwi 55 Kasihan, Bantul. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan desain Quasi Experiment (eksperimen semu) dengan rancangan Non-Equivalent Control Group. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pelatihan gosok gigi, dan variabel terikat dalam penelitian ini adalah praktik menjaga kebersihan gigi. Variabel pengganggu yang dikendalikan adalah praktik sosial dan kondisi fisik, sedangkan yang tidak dikendalikan adalah citra tubuh, status sosial ekonomi, variabel kebudayaan, dan pilihan pribadi. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa TK Pertiwi 55 Kasihan yang berusia 3-6 tahun. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 93 anak. Teknik pengambilan sampel menggunakan Simple Random Sampling. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 36 responden yang dibagi menjadi 18 responden untuk kelompok eksperimen dan 18 responden untuk kelompok kontrol. Alat yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah kuesioner hasil modifikasi dari Angelisa (2014) yang digunakan untuk mengukur praktik menjaga kebersihan gigi pada anak usia prasekolah. Penilaian dilakukan dengan menjumlahkan skor dari semua item pernyataan. Uji validitas dilakukan di TK Pertiwi 20 Kasihan, Bantul pada 24 responden dengan karakteristik yang sama dengan responden penelitian. Kuesioner praktik menjaga kebersihan gigi didapatkan dari 20 item pernyataan, 4 item dinyatakan tidak valid yaitu nomor 7, 13, 14, dan 17 karena mempunyai nilai r hitung < r tabel (r hitung 0,404). Sehingga 4 item pernyataan yang tidak valid dibuang. Dari hasil uji reliabilitas menggunakan rumus KR 21 didapatkan nilai = 0,872 sehingga kuesioner dikatakan reliabel dan layak digunakan sebagai alat pengumpul data. Uji statistik pada penelitian ini sebelumnya menggunakan uji t-test, akan tetapi saat dilakukan uji normalitas data menggunakan Shapiro-Wilk, nilai posttest kelompok eksperimen menunjukkan hasil 0,035, yang berarti <0,05. Maka hasil uji tersebut dikatakan tidak normal, sehingga peneliti menggunakan uji statistik Mann- Whitney U-Test. 4

HASIL PENELITIAN Gambaran Umum Penelitian ini dilakukan di TK Pertiwi 55 Kasihan yang beralamatkan di Jalan Beton, Kecamatan Tirtonirmolo, Kelurahan Bangunjiwo Bantul. Luas tanah 600 m 2 dan luas bangunan 400 m 2 yang terdiri dari 4 ruang kelas, 1 ruang guru, 1 ruang penyimpanan alat, 1 UKS, 3 kamar mandi, dan 1 dapur. TK Pertiwi 55 memiliki 93 siswa yang dibagi menjadi 4 kelas dan 11 guru yang terdiri dari 8 guru yang mengisi pelajaran dan 3 guru ekstrakurikuler yaitu TPA, seni tari, dan drum band. TK Pertiwi 55 Kasihan memiliki halaman bermain dan 5 keran di halaman tersebut. Waktu pengambilan data dilakukan dari tanggal 8 Juni 2015 sampai 16 Juni 2015. Pengambilan data pretest dilakukan pada tanggal 8 Juni 2015. Perlakuan kelompok eksperimen pada tanggal 9 dan 10 Juni 2015. Pengambilan data posttest pada tanggal 15 dan 16 Juni 2015. Di TK Pertiwi 55 Kasihan sudah menjalin kerjasama dengan Puskesmas setempat untuk pemeriksaan kesehatan seperti pemeriksaan tinggi badan, berat badan, dan deteksi pertumbuhan gigi permanen anak. Pelatihan gosok gigi sudah dilakukan oleh pihak Puskesmas, namun belum merata. Kelas yang sudah diajarkan yaitu kelas B3, sedangkan untuk kelas A1, B1, dan B2 belum diajarkan. Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol No. Karakteristik Responden Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Frekuensi % Frekuensi % 1 Usia 4 tahun 3 16,7 1 5,6 5 tahun 9 50 10 55,6 6 tahun 6 33,3 7 38,9 Total 18 100 18 100 2 Jenis Kelamin Laki-laki 6 33,3 11 61,1 Perempuan 12 66,7 7 38,9 Total 18 100 18 100 Berdasarkan tabel 4.1 jumlah responden pada kelompok eksperimen sebagian besar berusia 5 tahun sebanyak 9 responden (50%), sedangkan jumlah responden pada kelompok kontrol sebagian besar berusia 5 tahun sebanyak 10 responden (55,6%). Jumlah responden pada kelompok eksperimen sebagian besar adalah jenis kelamin perempuan sebanyak 12 responden (66,7%), sedangkan jumlah responden pada kelompok kontrol sebagian besar adalah jenis kelamin laki-laki sebanyak 11 responden (61,1%). 5

Deskripsi Data Penelitian Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Perubahan Praktik Menjaga Kebersihan Gigi di TK Pertiwi 55 Kasihan pada Kelompok Eksperimen No Kategori Pretest Posttest Frekuensi % Frekuensi % 1 Baik 6 33,3 13 72,2 2 Cukup 10 55,6 5 27,8 3 Kurang 2 11,1 0 0 Jumlah 18 100 18 100 Tabel 4.3 dapat ditarik simpulan bahwa praktik menjaga kebersihan gigi anak sebelum dilakukan intervensi pelatihan gosok gigi terbanyak dengan kategori cukup yaitu 10 anak (55,6%). Sedangkan setelah dilakukan intervensi, praktik menjaga kebersihan gigi anak terbanyak dengan kategori baik yaitu 13 anak (72,2%). Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Data Kelompok N Nilai α Nilai z hitung Hasil Pretest eksperimen 18 0,05 0,340 Normal Posttest eksperimen 18 0,05 0,035 Tidak normal Pretest kontrol 18 0,05 0,210 Normal Posttest kontrol 18 0,05 0,052 Normal Hasil uji normalitas pada tabel 4.4 di atas dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi tidak normal, sehingga tidak dapat diuji dengan teknik statistik parametrik tetapi dengan teknik statistik non parametrik. Analisis data yang digunakan untuk menguji perbedaan praktik menjaga kebersihan gigi sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menggunakan Mann-Whitney U-Test. Hasil Uji Statistik Selisih Tabel 4.5 Hasil Uji Mann-Whitney U-Test Kelompok Mean Sum of Ranks Df Sig. (2-tailed) Eksperimen 22,69 408,50 18 0,013 Kontrol 14,31 257,5 18 Tabel 4.5 didapatkan bahwa hasil uji statistik Mann-Whitney U-Test antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol didapatkan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,013. Hasil tersebut menunjukkan bahwa Ha diterima sedangkan Ho ditolak, yang berarti ada perbedaan pada nilai praktik menjaga kebersihan gigi pada anak usia prasekolah di TK Pertiwi 55 Kasihan. Hasil uji analisis menunjukkan bahwa ada perbedaan dapat dilihat dari nilai Asymp. Sig. (2-tailed) yaitu 0,013 (0,013<0,05). Hal ini menunjukkan ada perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sehingga dapat disimpulkan 6

bahwa pelatihan gosok gigi mempunyai pengaruh efektif dalam meningkatkan praktik menjaga kebersihan gigi pada anak prasekolah di TK Pertiwi 55 Kasihan, Bantul. Selisih Tabel 4.5 Hasil Uji Mann-Whitney U-Test Kelompok Mean Sum of Ranks Df Sig. (2-tailed) Eksperimen 22,69 408,50 18 0,013 Kontrol 14,31 257,5 18 Tabel 4.5 didapatkan bahwa hasil uji statistik Mann-Whitney U-Test antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol didapatkan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,013. Hasil tersebut menunjukkan bahwa Ha diterima sedangkan Ho ditolak, yang berarti ada perbedaan pada nilai praktik menjaga kebersihan gigi pada anak usia prasekolah di TK Pertiwi 55 Kasihan. Hasil uji analisis menunjukkan bahwa ada perbedaan dapat dilihat dari nilai Asymp. Sig. (2-tailed) yaitu 0,013 (0,013<0,05). Hal ini menunjukkan ada perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pelatihan gosok gigi mempunyai pengaruh efektif dalam meningkatkan praktik menjaga kebersihan gigi pada anak prasekolah di TK Pertiwi 55 Kasihan, Bantul. Tabel 4.6 Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Test pada Kelompok Eksperimen N Mean Rank Sum of Ranks Asymp. Sig. (2- tailed) Posttest Negative Ranks 0 a 0,00 0,00 Pretest Positive Ranks 12 b 6,50 78,00 0,002 Ties 6 c Tabel 4.6 didapatkan bahwa hasil uji statistik Wilcoxon Signed Rank Test antara pretest dan posttest pada kelompok eksperimen didapatkan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,002. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan pada nilai praktik menjaga kebersihan gigi pada kelompok eksperimen. Hasil uji analisis menunjukkan bahwa ada perbedaan dapat dilihat dari nilai Asymp. Sig. (2 -tailed) yaitu 0,002 (0,002<0,05). Hal ini menunjukkan ada perbedaan antara sebelum dan setelah perlakuan pada kelompok eksperimen. Tabel 4.7 Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Test pada Kelompok Kontrol N Mean Rank Sum of Ranks Asymp. Sig. (2- tailed) Posttest Negative Ranks 3 a 4,67 14,00 Pretest Positive Ranks 6 b 5,17 31,00 0,305 Ties 9 c 7

Tabel 4.7 didapatkan hasil uji statistik Wilcoxon Signed Rank Test antara pretest dan posttest kelompok kontrol didapatkan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,305. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan pada nilai praktik menjaga kebersihan gigi pada kelompok kontrol. Hasil uji analisis menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan pada nilai praktik menjaga kebersihan gigi pada kelompok kontrol dapat dilihat dari nilai Asymp. Sig. (2 -tailed) yaitu 0,305 (0,305>0,05). Hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan antara sebelum dan sesudah pada kelompok kontrol. Tabel 4.8 Hasil Uji Analisis Wilcoxon Signed Rank Test pada Pretest Kelompok Eksperimen dan Pretest Kelompok Kontrol Asymp. Sig. N Mean Rank Sum of Ranks (2-tailed) Kontrol Negative Ranks 7 a 8,79 61,50 0,736 Eksperimen Positive Ranks 9 b 8,28 74,50 Ties 2 c Tabel 4.8 didapatkan bahwa hasil uji statistik Wilcoxon Signed Rank Test antara pretest kelompok eksperimen dan pretest kelompok kontrol didapatkan nilai Asymp. Sig. (2 -tailed) sebesar 0,736. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan pada nilai praktik menjaga kebersihan gigi pada pretest kelompok eksperimen dengan pretest kelompok kontrol. Hasil uji analisis menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan pada nilai praktik menjaga kebersihan gigi pada saat pretest di kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat dari nilai Asymp. Sig. (2- tailed) yaitu 0,736 (0,736>0,05). Hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada saat pretest. Tabel 4.9 Hasil Uji Analisis Wilcoxon Signed Rank Test pada Posttest Kelompok Eksperimen dan Posttest Kelompok Kontrol Asymp. Sig. N Mean Rank Sum of Ranks (2-tailed) Kontrol Negative Ranks 8 7,81 62,50 0,231 Eksperimen Positive Ranks 5 5,70 28,50 Ties 5 Berdasarkan tabel 4.9 didapatkan bahwa hasil uji statistik Wilcoxon Signed Rank Test antara posttest kelompok eksperimen dan posttest kelompok kontrol didapatkan nilai Asymp. Sig. (2 -tailed) sebesar 0,231. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan pada nilai praktik menjaga kebersihan gigi pada saat posttest kelompok eksperimen dan posttest kelompok kontrol. Hasil uji analisis menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan pada nilai praktik menjaga kebersihan gigi 8

pada saat posttest di kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat dari nilai Asymp. Sig. (2-tailed) yaitu 0,231 (0,231>0,05). Hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada saat posttest. PEMBAHASAN 1. Praktik menjaga kebersihan gigi pada anak usia prasekolah di TK Pertiwi 55 Kasihan Bantul sebelum dilakukan tindakan pelatihan gosok gigi pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol Pretest dilakukan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk mengetahui praktik menjaga kebersihan gigi awal responden. Dari hasil analisis terhadap nilai pretest, menunjukkan bahwa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki kemampuan awal yang tidak berbeda secara signifikan. Hasil pretest di kedua kelompok memiliki rata-rata yang kecil dan termasuk ke dalam kategori cukup. Hal ini menunjukkan bahwa praktik menjaga kebersihan gigi awal responden sebelum mendapatkan pelatihan gosok gigi rendah. Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa item yang paling banyak dijawab benar oleh 18 responden pada kelompok eksperimen saat pretest adalah item nomor 5, 6, dan 16. Sedangkan untuk pretest kelompok kontrol, item yang paling banyak dijawab benar adalah item nomor 6 dan 12. Dari hasil uji statistik didapatkan data bahwa tidak ada perbedaan antara pretest kelompok eksperimen dan pretest kelompok kontrol. Hasil analisis data menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test didapatkan nilai Asymp. Sig. (2 -tailed) 0,736. Nilai tersebut lebih besar dari 0,05 yang berarti bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara pretest kelompok eksperimen dengan pretest kelompok kontrol. 2. Praktik menjaga kebersihan gigi pada anak usia prasekolah di TK Pertiwi 55 Kasihan Bantul setelah dilakukan tindakan pelatihan gosok gigi pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol Berbeda dengan praktik menjaga kebersihan gigi awal, praktik menjaga kebersihan gigi setelah mendapatkan intervensi pelatihan gosok gigi menjadi lebih baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil posttest pada kelompok eksperimen yang lebih tinggi dan mayoritas ke dalam kategori baik. Peningkatan praktik menjaga kebersihan gigi di kelompok eksperimen disebabkan oleh adanya penerimaan informasi yang didapatkan oleh kelompok eksperimen, yaitu berupa pelatihan gosok gigi. Dengan adanya pelatihan gosok gigi, responden menjadi 9

lebih mengetahui langkah-langkah gosok gigi yang benar melalui pengamatan. Selain itu, dalam penelitian ini responden juga mempraktikkan secara langsung, sehingga akan membuat lebih berkesan dan membekas di ingatan responden. Dari tabel 4.2 didapatkan data bahwa item yang paling banyak dijawab benar oleh 18 responden pada kelompok eksperimen pada saat posttest adalah item nomor 5, 6, dan 16. Sedangkan untuk kelompok kontrol yaitu item nomor 6 saja. Dari hasil jumlah jawaban yang paling banyak dijawab benar oleh kelompok eksperimen diketahui bahwa tidak ada perubahan, namun untuk persentase nilai pada item pernyataan yang lain mengalami kenaikan. Sedangkan untuk jumlah item yang dijawab benar oleh kelompok kontrol pada saat posttest diketahui bahwa terjadi penurunan jumlah item. Dari hasil uji statistik didapatkan data bahwa tidak ada perbedaan antara posttest kelompok eksperimen dengan posttest kelompok kontrol. Analisis data menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test didapatkan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) 0,231. Nilai tersebut lebih besar dari 0,05 yang berarti bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara posttest kelompok eksperimen dengan posttest kelompok kontrol. 3. Pengaruh pelatihan gosok gigi terhadap praktik menjaga kebersihan gigi pada anak usia prasekolah di TK Pertiwi 55 Kasihan Bantul Berdasarkan hasil analisis Mann-Whitney U-Test dapat diketahui terdapat pengaruh pelatihan gosok gigi terhadap praktik menjaga kebersihan gigi pada anak usia prasekolah di TK Pertiwi 55 Kasihan, Bantul. Hal ini dibuktikan dengan nilai p value 0,013, nilai tersebut lebih kecil dari nilai 0,05. Sehingga dapat dikatakan bahwa pelatihan gosok gigi efektif untuk meningkatkan kemampuan praktik menjaga kebersihan gigi pada anak usia prasekolah di TK Pertiwi 55 Kasihan, Bantul. Hasil ini mendukung hipotesis yang sudah ditegakkan oleh peneliti. Pada tabel 4.1 didapatkan data karakteristik responden pada kedua kelompok. Untuk kelompok eksperimen, mayoritas anak berusia 5 tahun ada 9 anak (50%). Sedangkan untuk kelompok kontrol, mayoritas be rusia 5 tahun sebanyak 10 anak (55,6%). Pada anak prasekolah terjadi peningkatan keterampilan anak, seperti dalam menggambar dan berpakaian. Keterampilan ini memberikan kesiapan untuk belajar dan mandiri (Lewit dan Baker, 1995 dalam 10

Wong, 2008). Pada masa prasekolah, anak telah mencapai kematangan dalam berbagai macam fungsi motorik, intelektual, dan sosio emosional. Pada tabel 4.1 didapatkan karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, pada kelompok eksperimen yang lebih dominan adalah jenis kelamin perempuan sebanyak 12 anak (66,7%). Pada kelompok kontrol yang lebih dominan adalah jenis kelamin laki-laki sebanyak 11 anak (61,1%). Penelitian yang dilakukan oleh Worang (2014) menyebutkan bahwa anak perempuan lebih baik dalam perilaku menjaga kebersihan gigi dan mulut dibandingkan dengan anak laki-laki. Menurut Patmonodewo (2008) anak perempuan lebih terampil dalam tugas yang bersifat praktis, khususnya dalam tugas motorik halus dibandingkan dengan anak laki-laki. Dari tabel 4.3 dapat ditarik simpulan bahwa praktik menjaga kebersihan gigi anak sebelum dilakukan intervensi pelatihan gosok gigi terbanyak dengan kategori cukup yaitu 10 anak (55,6%). Sedangkan setelah dilakukan intervensi, praktik menjaga kebersihan gigi anak terbanyak dengan kategori baik yaitu 13 anak (72,2%). Hal ini sesuai dengan teori Herijulianti (2002), yang menyebutkan bahwa metode demonstrasi dapat meningkatkan minat orang untuk belajar dan mencoba sendiri prosedur yang didemonstrasikan. Dengan menggunakan metode demonstrasi, proses penerimaan informasi akan menjadi lebih berkesan secara mendalam. Sehingga anak akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan dapat mengurangi kesalahan dibandingkan membaca atau mendengar. Hal ini disebabkan persepsi yang diperoleh dari hasil pengamatan, benda-benda yang digunakan atau alat peraga yang nyata, serta peragaan yang dapat diulang dan dicoba oleh peserta. Penelitian yang mendukung yaitu dari Tatenge (2013) menyebutkan bahwa penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat anak prasekolah sebanyak 38,25%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku menggosok gigi meningkat menjadi 45% pada kategori sangat baik dan baik. Anak yang mendapatkan pelatihan gosok gigi secara langsung akan lebih tertarik dan ingin mencoba langkah-langkah yang mereka pelajari. Selain dari uji beda Mann-Whitney U-Test, pengaruh pelatihan gosok gigi terhadap praktik menjaga kebersihan gigi juga dapat dilihat dari hasil pretest dan 11

posttest. Nilai pada kelompok eksperimen yang paling banyak dijawab benar oleh 18 anak pada saat pretest adalah item nomor 5, 6, dan 16. Item yang paling banyak dijawab salah oleh >50% responden pada saat pretest adalah item nomor 2, 3, 7, 9, 11, dan 15. Sedangkan pada item yang paling banyak dijawab benar oleh 18 responden pada saat posttest adalah item nomor 5, 6, dan 16. Item yang dijawab salah oleh >50% responden pada saat posttest adalah item nomor 2, 3, dan 15. Hasil uji analisis Wilcoxon Signed Rank Test pada kelompok eksperimen sebelum dan sesudah tindakan didapatkan data bahwa ada perbedaan bermakna pelatihan gosok gigi terhadap praktik menjaga kebersihan gigi pada anak usia prasekolah di TK Pertiwi 55 Kasihan Bantul, yang dapat dilihat dari nilai Asymp. Sig. (2-tailed) 0,002. Sedangkan untuk hasil uji analisis Wilcoxon Signed Rank Test pada kelompok kontrol awal dan akhir didapatkan data bahwa tidak ada perbedaan perubahan praktik menjaga kebersihan gigi pada anak usia prasekolah di TK Pertiwi 55 Kasihan Bantul yang dapat dilihat dari nilai Asymp. Sig. (2 - tailed) 0,305. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa perubahan praktik menjaga kebersihan gigi disebabkan oleh pemberian intervensi berupa pelatihan gosok gigi, bukan oleh faktor lain. Praktik menjaga kebersihan gigi pada anak usia prasekolah di TK Pertiwi 55 Kasihan dengan kategori baik sebanyak 6 responden (33,3%) pada saat pretest. Sedangkan setelah dilakukan intervensi pelatihan gosok gigi, praktik menjaga kebersihan gigi anak meningkat pada kategori baik sebanyak 13 responden (72,2%). Hal ini menunjukkan adanya peningkatan praktik menjaga kebersihan gigi pada kelompok eksperimen. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Praktik menjaga kebersihan gigi pada anak usia prasekolah di TK Pertiwi 55 Kasihan Bantul pada kelompok eksperimen sebelum diberikan intervensi (pretest) didapatkan hasil kategori baik 6 anak (33,3%) dan kategori cukup 10 anak (55,6%). 2. Setelah dilakukan intervensi pada kelompok eksperimen, hasil pada kategori baik naik menjadi 13 anak (72,2%) dan kategori cukup ada 5 anak (27,8%). 12

3. Ada pengaruh pelatihan gosok gigi terhadap praktik menjaga kebersihan gigi pada anak usia prasekolah di TK Pertiwi 55 Kasihan Bantul dengan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) 0,013 (p<0,05). SARAN Berdasarkan simpulan di atas, maka dapat diberikan saran sebagai berikut: 1. Bagi Perawat di Puskesmas Kasihan II Bantul Perawat diharapkan dapat memberikan pelatihan gosok gigi sedini mungkin kepada anak-anak atau melakukan pendidikan kesehatan gosok gigi kepada orang tua. Perawat juga diharapkan dapat bekerjasama dengan lembaga pendidikan untuk menggalakkan program UKGS. 2. Bagi Anak Prasekolah di TK Pertiwi 55 Kasihan Bantul Anak diharapkan dapat menerapkan praktik gosok gigi yang baik dan benar dalam rutinitas sehari-hari sesuai dengan yang sudah diajarkan oleh peneliti dan assisten peneliti. 3. Bagi Guru di TK Pertiwi 55 Kasihan Bantul Hasil penelitian ini diharapkan guru dapat mengajarkan gosok gigi kepada anak didiknya. Atau pihak sekolah dapat bekerjasama dengan pihak puskesmas setempat untuk menghidupkan kembali program usaha kesehatan gigi sekolah di TK Pertiwi 55 Kasihan Bantul. 4. Bagi Orang Tua Anak Prasekolah di TK Pertiwi 55 Kasihan Bantul Diharapkan orang tua dapat mendukung dan mengawasi praktik menjaga kebersihan gigi pada anak dengan tetap memantau praktik gosok gigi anak. 5. Bagi Peneliti Selanjutnya a. Ketika melakukan penelitian, peneliti selanjutnya disarankan untuk pengisian kuesioner sebaiknya dilakukan di sekolah dan langsung dikumpulkan pada hari tersebut. b. Melakukan penelitian dengan menambah jumlah responden dan jumlah asisten disesuaikan dengan jumlah responden. c. Peneliti selanjutnya diharapkan mengganti variabel bebas untuk penelitian selanjutnya yaitu dengan metode peer group (kelompok teman sebaya) atau dengan metode stimulasi ibu. 13

DAFTAR PUSTAKA Angelisa, A.T. 2014. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Gosok Gigi dengan Metode Bermain terhadap Perilaku Gosok Gigi pada Anak Usia Pra Sekolah di TK ABA Wilayah Wonokromo Pleret Bantul. Yogyakarta. Skripsi tidak dipublikasikan. STIKES Aisyiyah Yogyakarta. Anonim. 2014. Bulan Kesehatan Gigi Nasional 2014 Menyongsong Generasi Emas Indonesia dalam http://fkg.moestopo.ac.id/?p=497 diakses tanggal 31 Oktober 2014 pukul 15:10 WIB. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Riset Kesehatan Dasar dalam http://www.depkes.go.id/ diakses September 2014. Herijulianti, E., Indriani, T.S., dan Artini, S. 2002. Pendidikan Kesehatan Gigi. Jakarta: EGC. Lukihardianti, A. 2011. Sekitar 85 Persen Anak Usia Sekolah Menderita Karies Gigi dalam http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/infosehat/11/09/12/lrevhf-sekitar-85-persen-anak-usia-sekolah-menderitakaries-gigi diakses tanggal 30 September 2014 pukul 13:23 WIB. Muin, M. 2011. Pengaruh Dental Health Education (DHE) Terhadap Penurunan Plak Gigi. Makassar: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin Makassar dalam http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/7815?show=full diakses tanggal 10 September 2014 pukul 6:21 WIB. Patmonodewo, S. 2008. Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Sariyem. 2011. Analisis Implementasi Program UKGS dalam Pelayanan Promotif dan Preventif di Puskesmas Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2011 dalam http://eprints.undip.ac.id diakses tanggal 7 Februari 2015 pukul 14:13 WIB. Schuurs, A.H.B. 1992. Patologi Gigi-geligi: Kelainan-kelainan Jaringan Keras Gigi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Tatenge, A. 2013. Meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Melalui Metode Demonstrasi di Kelompok A TK Putra Bangsa Berdikari Kecamatan Palolo. Jurnal Bungamputi Volume 1, Nomor 1, Halaman 1-11. The American Academy of Pediatrics. 2005. Panduan Lengkap Perawatan untuk Bayi dan Balita. Jakarta: Arcan. 14

Wong, D.L., Eaton, M.H., Wilson, D., Winkelstein, M.L., dan Schwartz, P. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Volume 1 Edisi 6. Jakarta: EGC. Worang, T.Y. 2014. Hubungan Tingkat Pengetahuan Orang Tua dengan Kebersihan Gigi dan Mulut Anak di TK Tunas Bhakti Manado. Jurnal e-gigi (eg) Volume 2, Nomor 2, Halaman 1-4. 15