BAB I Pendahuluan. Menengan Atas (SMA) saat beralih ke perguruan tinggi. Pada jenjang SMA untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II. Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring ketatnya persaingan didunia pekerjaan, peningkatan Sumber Daya

BAB I PENDAHULUAN. universitas, institut atau akademi. Sejalan dengan yang tercantum pasal 13 ayat 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Zaman modern yang penuh dengan pengaruh globalisasi ini, kita dituntut

BAB I PENDAHULUAN. perhatian serius. Pendidikan dapat menjadi media untuk memperbaiki sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. latihan sehingga mereka belajar untuk mengembangkan segala potensi yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memasuki era globalisasi, remaja sebagai generasi penerus

BAB I PENDAHULUAN. Jika dilihat berdasarkan tahapan perkembangannya, individu yang baru saja

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pendidikan sangat penting. Hal ini disebabkan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menengah. Tujuan pendidikan perguruan tinggi ialah untuk

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas yang dibutuhkan bagi peningkatan dan akselerasi pembangunan

I. PENDAHULUAN. sanggup menghadapi tantangan zaman yang akan datang. Udiono,Tri;2007

BAB I PENDAHULUAN. semua persyaratan akademik yang ditentukan oleh perguruan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

BAB I PENDAHULUAN. perubahan di berbagai bidang kehidupan, seperti bidang ilmu pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghasilkan sumber daya manusia yang benar-benar berkulitas guna

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia industri saat ini semakin tinggi. Tidak heran jika

BAB I PENDAHULUAN. yang melibatkan respon-respon mental dan tingkah laku, di mana individu

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi merupakan salah satu jenjang yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang ini, perubahan di berbagai sektor

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa di Indonesia sebagian besar masih berusia remaja yaitu sekitar

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas kehidupan, terutama

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. ilmunya dalam dunia pendidikan hingga tingkat Perguruan Tinggi. Dalam jenjang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013

BAB. I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang secara umum dianggap penting

BAB I PENDAHULUAN. seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya

BAB I PENDAHULUAN. juga diharapkan dapat memiliki kecerdasan dan mengerti nilai-nilai baik dan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan adalah dengan mengikuti pendidikan formal. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Mutu Pendidikan Nasional secara umum harus ditingkatkan, baik dari proses

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. daya yang terpenting adalah manusia. Sejalan dengan tuntutan dan harapan jaman

BAB I PENDAHULUAN. yang akan menjadi penerus bangsa. Tidak dapat dipungkiri, seiring dengan terus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Imas Halimatusa diah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya, masyarakat yang sejahtera memberi peluang besar bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk membantu individu

BAB I PENDAHULUAN. yang dididik secara formal dan diberikan wewenang untuk menerapkan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan keahlian atau kompetensi tertentu yang harus dimiliki individu agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan individu kompleks yang memiliki dinamika

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, setiap orang dituntut untuk memiliki keahlian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menengah dan pendidikan tinggi. Pendidikan yang teratas dan juga terakhir adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan kata lain SMK dapat menghasilkan lulusan yang siap kerja.

BAB I PENDAHULUAN. awal, dimana memiliki tuntutan yang berbeda. Pada masa dewasa awal lebih

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era globalisasi, berbagai sektor kehidupan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. sekolah tertentu. Siswa SMP dalam tahap perkembangannya digolongkan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai kesuksesan dalam hidupnya. Hal ini senada dengan S. C. Sri Utami

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki ambang millennium ketiga, masyarakat Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan yang dilaksanakan di Indonesia dari masa ke

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tinggi yang usianya relatif lebih muda dibandingkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di Indonesia. Upaya yang dilakukan pemerintah untuk menambah

BAB I PENDAHULUAN. dunia kerja nantinya. Perguruan Tinggi adalah salah satu jenjang pendidikan setelah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. biologis dan ditutup dengan aspek kultural. Transisi dari masa kanak-kanak ke remaja

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang dan karenanya kita dituntut untuk terus memanjukan diri agar bisa

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia saat ini sedang memasuki era baru yaitu era globalisasi dimana hampir

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Oleh : Fistika Sari A

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perguruan tinggi di Bandung sudah sangat banyak, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pendidikan memiliki peranan penting dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. manusia melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakannya ( Oleh

BAB I PENDAHULUAN. menyadari pentingnya memiliki pendidikan yang tinggi. Untuk mengikuti perkembangan

KETETAPAN MAJELIS WALI AMANAT UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 006/SK/MWA-U1/2004 TENTANG : KURIKULUM PENDIDIKAN AKADEMIK UNIVERSITAS INDONESIA.

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. semakin besar. Di tahun 2009 angka pengangguran terdidik telah mencapai

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, sudah seharusnya memberi dampak yang baik terhadap

Universitas Kristen Maranatha. Lampiran 1. Hasil Perhitungan Validitas dan Reliabilitas. Kuesioner Self-efficacy

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan para tenaga ahli yang handal dalam bidangnya masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang, pendidikan merupakan salah satu sarana utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. sistematis, rasional, dan kritis terhadap permasalahan yang dihadapi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menurut Kunandar (2009) merupakan investasi Sumber Daya

BAB I PENDAHULUAN. yang membatasi antar negara terasa hilang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. memudahkan manusia dalam melakukan pekerjannya guna memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat setiap orang berlomba-lomba

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 696A/SK/R/UI/2008

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan dirinya salah satunya untuk suatu keahlian tingkat sarjana.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan sarana untuk belajar bagi setiap individu dengan mengembangkan dan mengasah keterampilan

Soal psikotes gambar atau Tes Logika Penalaran.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan elemen penting bagi kehidupan. Menurut. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal (1) ayat 1,

BAB I PENDAHULUAN. akademik dan/atau vokasi dalam sejumlah ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni

BAB I PENDAHULUAN. ini dinilai sebagai salah satu usaha serius yang dilakukan pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan memiliki peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. di bidang tekhnologi, ilmu pengetahuan, ekonomi, dan pendidikan. Perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, berbagai kebutuhanpun semakin

BAB I PENDAHULUAN. Deasy Yunika Khairun, Layanan Bimbingan Karir dalam Peningkatan Kematangan Eksplorasi Karir Siswa

BAB I PENDAHULUAN. lembaga pendidikan setiap individu dapat meningkatkan potensi yang ada

BAB I PENDAHULUAN. kesungguhan yang serius dalam mencapainya. Karena itu pendidikan sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era perdagangan bebas ASEAN 2016 sudah dimulai. Melahirkan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Pada era gobalisasi ini, perkembangan masyarakat di berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Devi Eryanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. paling penting dalam pembangunan nasional, yaitu sebagai upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah suatu masa bagi individu untuk mempersiapkan diri

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. SDM dan Pendidikan 2.2. Karakteristik Mahasiswa

BAB 1 PENDAHULUAN. dijelaskan dalam Undang-undang (UU) No.12 tahun 2012 Bab I pasal I ayat 1,

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 263 /SK/R/UI/2004 Tentang PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR DI UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang mengutamakan

BAB 1 PENDAHULUAN. penyaluran dan penempatan siswa pada program peminatan. Program peminatan

Transkripsi:

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Perguruan tinggi merupakan salah satu lembaga pendidikan formal dan menjadi salah satu jenjang pendidikan setelah SMA. Setiap jenjang pendidikan memiliki system dan situasi yang berbeda-beda dalam prosesnya. Perbedaan yang signifikan, hal ini dirasakan oleh setiap siswa pada jenjang pendidikan di Sekolah Menengan Atas (SMA) saat beralih ke perguruan tinggi. Pada jenjang SMA untuk jadwal belajarnya sudah terjadwal secara pasti misalnya masuk pada pukul 07.00, siswa diwajibkan untuk memakai seragam khusus, mata pelajaran yang akan ditempuh siswa pada setiap semester telah baku, di beberapa sekolah belum diterapkan sistem moving class, masa studi di sekolah sudah ditentukan secara pasti, pengumpulan tugas selalu ditagih oleh guru, dan informasi mengenai akademik selalu disampaikan ke setiap kelas. Sedangkan di Perguruan Tinggi mahasiswa harus merencanakan secara mandiri mata kuliah yang akan ditempuh selama satu semester ke depan, jadwal kuliah disesuaikan dengan mata kuliah yang dikontrak, sistem moving class, masa studi di Perguruan Tinggi lebih ditentukan oleh usaha masing-masing mahasiswa, informasi akademik hanya diumumkan di papan pengumuman, pengumpulan tugas bergantung pada individu masing-masing, dan tidak menggunakan seragam khusus. Perbedaan situasi belajar tersebut menuntut mahasiswa untuk dapat menyesuaikan diri. Mahasiswa didefinisikan sebagai individu yang telah menyelesaikan Sekolah Menengah Atas dan memasuki perguruan tinggi. Mahasiswa merupakan suatu 1

kelompok dalam masyarakat yang memperoleh statusnya karena ikatan dengan perguruan tinggi. Mahasiswa juga merupakan calon intelektual atau cendekiawan muda dalam suatu lapisan masyarakat yang sering kali syarat dengan berbagai predikat. Perguruan tinggi adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi, peserta didik pada perguruan tinggi disebut mahasiswa sedangkan tenaga pendidiknya disebut dosen. Perguruan Tinggi mempunyai tujuan yaitu menciptakan manusia yang memiliki kemampuan akademik secara profesional dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari (Undang Undang No.2 Tahun 1989 pasal 16). Melalui Perguruan Tinggi diharapkan akan lahir sarjana-sarjana yang potensial dan profesional sesuai dengan bidangnya masing-masing. Unisba merupakan salah satu perguruan tinggi swasta tertua di kota Bandung yang didirikan pada tahun 1958. Pada awalnya Unisba merupakan perguruan tinggi yang mengkhususkan diri pada pendidikan agama seiring perkembangannya Unisba menjadi memiliki banyak cabang ilmu yang di integrasikan dalam perkuliahan, dengan berlandaskan islam sebagai dasar pengajaran, Unisba bertujuan untuk melahirkan individu-individu sebagai mujahid (pejuang), mujtahid (pemikir), dan mujadid (pembaharu). Unisba terdiri dari 10 Fakultas jenjang pendidikan sarjana. Termasuk di dalamnya Fakultas Syariah, Fakultas Dakwah, Fakultas Tarbiyah, Fakultas Hukum, Fakultas Psikologi, Fakultas MIPA, Fakultas Teknik, Fakultas Ekonomi, Fakultas Ilmu Komunikasi, dan Fakultas Kedokteran. Pada jenjang pendidikan pascasarjana terdapat Program Magister, Pendidikan 2

Islam, Ilmu Komunikasi, Profesi Psikologi, Manajemen, dan Program Doktor. (http;unisba.ac.id. diunduh tanggal 22 mei 2013) Unisba sekarang menjadi salah satu perguruan tinggi yang banyak diminati oleh calon-calon mahasiswa.banyaknya peminat yang ingin masuk Unisba terlihat dari setiap tahunnya jumlah pendaftar calon mahasiswa yang semakin meningkat. Berdasarkan data yang diperoleh dari Unit Penyelenggara Teknis (UPT) pengolahan data Unisba tahun 2012, jumlah keseluruhan mahasiswa yang mendaftarkan diri untuk berkuliah di Unisba berjumlah 8997 mahasiswa, angka ini menunjukan kenaikan yang cukup pesat dari pada tahun 2011 yang hanya sekitar 6889 mahasiswa. Fakultas Psikologi merupakan salah satu Fakultas tertua yang ada di Unisba. Berdiri dari tahun 1973, peminat Fakultas Psikologi meningkat dari tahun ke tahun sehingga menjadi salah satu Fakultas favorit dan menjadi salah satu Fakultas pilihan utama dalam penerimaan mahasiswa baru. Pada Fakultas Psikologi Unisba, memberlakukan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Kurikulum tersebut diatur secara sistematis agar mahasiwa dapat menyelesaikan studi S1 dalam jangka waktu 4 tahun. Setiap mata kuliah sudah di susun secara sistematis, seperti jumlah Satuan Kredit Semester (SKS) pada setiap semester yaitu berjumlah 21 SKS yang berlangsung selama 6 semester dan pada semester 7 dan 8 jumlah sks yang harus di kontrak yaitu 12 dan 9 SKS, sehingga jumlah total 147 SKS. Harapannya jika setiap semester mahasiswa mengontrak 21 SKS setiap semesternya, maka mereka dapat menyelesaikan studi S1 dalam jangka 4 tahun. Selain banyaknya jumlah SKS, Fakultas Psikologi juga 3

memiliki tuntutan akademik yang sama dengan yang lainnya, yaitu mahasiswa harus merencanakan secara mandiri mata kuliah yang akan ditempuh selama satu semester ke depan, jadwal kuliah disesuaikan dengan mata kuliah yang dikontrak, sistem moving class, namun di fakultas Psikologi Unisba, tuntutan tersebut semakin bertambah dengan adanya praktikum dan tugas laporan, karena Fakultas Psikologi Unisba juga merupakan satu-satunya Fakultas yang memiliki jumlah praktikum dan penelitian yang lebih banyak dari fakultas lainnya di Unisba, sehingga Fakultas Psikologi menjadi salah satu Fakultas yang memiliki tuntutan akademik yang tinggi. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Agni Siswanto (2013), menyatakan bahwa Fakultas Psikologi merupakan salah satu fakultas di Unisba yang memiliki banyak mata kuliah penelitian, seperti Eksperimen II, Praktikum, Kuliah Kerja Praktek Peminatan, Kapita Selekta Perilaku Islami, Metodologi Penelitian II, dan Skripsi. Berbeda dengan beberapa fakultas lainnya di Unisba, seperti Kedokteran yang hanya memiliki 4 mata kuliah penelitian yaitu CRP1, CRP2, CRP3 dan Skripsi. Fakultas Hukum yang memiliki 2 mata kuliah, yaitu KKH dan Skripsi. Kemudian fakultas Ekonomi, Fikom, Teknik, dan MIPA yang hanya memiliki 2 mata kuliah penelitian, yaitu Metodologi Penelitian dan Skripsi. Disamping banyaknya mata kuliah penelitian di fakultas Psikologi Unisba, dalam KBK 2008 ditambah dua mata kuliah praktikum baru yaitu Observasi dan Interview serta Praktikum mata kuliah pilihan Training atau Konseling, sehingga mahasiswa dituntut untuk memiliki sikap yang baik dalam menghadapi tuntutan akademik ini. 4

Banyaknya peminat Fakultas Psikologi menyebabkan adanya seleksi berdasarkan kepribadian dan potensi bukan hanya pengetahuan, yang di dapat melalui psikotes. Psikotes sendiri merupakan salah satu bentuk assessment psikologi dalam menentukan atau menggambarkan kepribadian atau potensi individu. Hasil psikotes kemudian menjadi media informasi dalam menentukan layak tidaknya calon mahasiswa mengikuti perkuliahan di Fakultas Psikologi Unisba, baik tingkat kecerdasannya maupun aspek-aspek lainnya yang dapat di ukur melalui psikotes seperti emosi dan motivasi. Secara potensi, calon mahasiswa yang lolos pada tahapan seleksi tersebut idealnya adalah individu baik secara akademik dan baik secara kecerdasan, dan diperkirakan mampu menghadapi perkuliahan dengan baik. Bagi calon mahasiswa, untuk bisa diterima di Fakultas Psikologi Unisba akan melalui 2 tahapan tes, yaitu tes akademik dan psikotes. Tes akademik bertujuan untuk mengukur kemampuan calon mahasiswa dalam hal pengetahuan umum. Sedangkan tes Psikotes dilaksanakan untuk mengetahui perbedaan potensi individu, baik aspek kecerdasan maupun aspek kepribadian, sehingga melalui psikotes tersebut, diharapkan menjaring calon mahasiswa yang memiliki kemampuan intelektual yang baik, sikap yang baik, motivasi tinggi dan emosi yang stabil serta potensi-potensi lain yang dimiliki oleh individu untuk menunjang individu dalam berkuliah di Fakultas Psikologi Unisba. Alat tes yang digunakan dalam pelaksanaan psikotes di Fakultas Psikologi Unisba adalah IST (Intellegenz Struktur Test), untuk melihat kecerdasan/iq, analisa, kreativitas, kemampuan judgement, komunikasi, fleksibiltas berfikir, daya 5

bayang ruang dan kemampuan berhitung, RMIB digunakan untuk melihat minat, BAUM dan WZT untuk mengetahui kepribadian dan dinamika individu dalam menghadapi permasalahan, khususnya dalam hal kemampuan social dan emosi. Sedangkan Pauli mengukur sikap kerja, produktivitas kerja, motivasi, kekuatan usaha, pengaturan energi, dan stabilitas emosi dalam menghadapi permasalahan kerja. Dari hasil psikotes tersebut, maka akan dijaring calon mahasiswa yang diperkirakan mampu menghadapi tuntutan akademik Fakultas Psikologi Unisba. Pada kenyataannya, cukup banyak lulusan Fakultas Psikologi Unisba yang masa studinya lebih dari 4 tahun. Mahasiswa Fakultas Psikologi yang lulus pada tahun 2010 berjumlah 100 orang, semuanya menyelesaikan masa studi S1 Psikologi dalam jangka waktu lebih dari 4 tahun. Tahun 2009 mahasiswa yang lulus berjumlah 123 orang dan semuanya juga menyelesaikan masa studinya dalam jangka waktu lebih dari 4 tahun. Pada tahun 2008 mahasiswa yang lulus berjumlah 147 orang, dimana 91orang menyelesaikan masa studinya lebih dari 4 tahun (PUSLAHTA, 2011). Salah satu faktor yang menyebabkan mahasiswa menempuh masa studinya lebih dari 4 tahun yaitu keterlambatan dalam mengambil skripsi dikarenakan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Pengambilan jumlah SKS pada setiap semesternya disesuaikan dengan IPK yang diperoleh mahasiswa, baik pada kurikulum 2008 maupun kurikulum KBK 2004. Selain menjadi syarat pengambilan SKS, IPK juga menjadi salah satu syarat penting dalam melamar pekerjaan. Bagi lulusan perguruan tinggi, syarat umum IPK untuk melamar pekerjaan minimal 2.75 (Jobfair, 2013). 6

Dari data yang didapat dari bagian akademik, terdapat 3 angkatan aktif yang berkuliah, yaitu angkatan 2010, 2011 dan 2012 beserta jumlah IPK yang <2,75 dan >2,75, hasilnya sebagai berikut : Tabel 1.1 Data Jumlah Mahasiswa 3 angkatan aktif dan IPK Angkatan IPK >2.75 IPK <2.75 Jumlah 2010 38 104 142 2011 34 126 160 2012 104 116 220 Berdasarkan hasil data, mahasiswa angkatan 2011 terdapat banyak mahasiswa yang memiliki IPK di bawah 2.75 di banding dengan 2 angkatan lainnya 2010 dan 2012. Hal ini tentu saja akan berdampak pada masa studi mahasiswa dalam menyelesaikan program studi di Fakultas Psikologi Unisba. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara mahasiswa angkatan 2011 Fakultas Psikologi Unisba Dalam melakukan kegiatan perkuliahan, praktikum dan penelitian, mahasiswa yang memiliki IPK >2,75 menunjukan mahasiswa mampu menjalani tuntutan akademik dengan baik, seperti menetapkan target tiap semester, memiliki perencanaan akademik dengan cara pola belajar yang teratur, tidak menunda tugas, peningkatan pola belajar ketika mengetahui hasil quiz/ujian sehingga ada keinginan untuk memperbaiki prestasi, menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh dan mencari sumber referensi lain agar tugas yang dikerjakan lebih baik lagi. Meskipun dengan jadwal kuliah yang padat dan juga tugas yang 7

menumpuk, mereka tidak mengalami kesulitan yang berarti, karena mereka lebih memiliki manajemen waktu yang baik dalam membagi waktu kuliah, mengerjakan tugas dan bermain. Ketika mengalami kesulitan dan permasalahan pun, tidak mengganggu kegiatan perkuliahan dan pengerjaan tugas. Sedangkan mahasiswa dengan IPK <2,75, menunjukan prilaku yang kurang baik, seperti tidak memiliki perencanaan, pola belajar yang sistem kebut semalam, menunda tugas, menyelesaikan tugas apa adanya, melakukan plagiarism karena deadline yang mepet, membolos kuliah, bahkan ketika mengetahui nilainya buruk, tidak ada perubahan dalam pola belajar. Tidak jarang juga ketika menghadapi perkuliahan yang padat dan tugas yang menumpuk, mereka lebih memilih untuk bermain. Dalam menghadapi perkuliahan, biasanya mahasiswa dengan IPK <2,75 optimis pada awal semester, setelah berlangsung dan menemukan kesulitan, mereka lebih memilih untuk meninggalkan perkuliahan dan memilih bermain. Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa di Fakultas Psikologi Unisba terdapat kegiatan perkuliahan yang padat dan berat, yang terdiri dari praktikum dan penelitian. Pada dasarnya mahasiswa yang diterima di Fakultas Psikologi Unisba secara kecerdasan dianggap mampu dalam menjalani perkuliahan yang cukup berat, namun yang membedakan adalah prilaku mereka dalam menjalani perkuliahan. Dalam menjalani tuntutan tersebut dibutuhkan motivasi, kemauan dan kesediaan, stabilitas emosi dan daya tahan terhadap stress. Pada hal ini terlihat adanya perbedaan sikap prilaku dalam menghadapi tuntutan perkuliahan pada mahasiswa angkatan 2011 yang memiliki IPK >2,75 dengan mahasiswa IPK <2,75 Fakultas Psikologi Unisba. Bagi mahasiswa yang memiliki IPK >2,75 memiliki perencanaan 8

yang matang dalam mencapai prestasi, memiliki kemauan untuk berprestasi, mampu mengarahkan energi, tekun dalam belajar, tidak mudah dipengaruhi orang lain, mampu mengendalikan emosi dan konsisten dalam menjaga prestasi. Sedangkan mahasiswa dengan IPK <2,75 terlihat memiliki perencanaan namun tidak mampu konsisten, kemauan yang rendah, tidak mampu mengatur energy, kurang dapat mengendalikan emosi ketika dalam tekanan, mudah dipengaruhi dan hanya bersemangat di awal saja. Hal ini menunnjukan perbedaan dalam aspek sikap kerja, dimana aspek aspek tersebut dapat di jaring dan digambarkan melalui tes Pauli yang di dapat pada psikotes seleksi Ujian Saringan Mandiri di Fakultas Psikologi Unisba, karena dalam tes Pauli terdapat faktor-faktor internal, seperti motivasi, emosi, dan sikap kerja yang mempengaruhi individu dalam pencapaian prestasi yang berupa profil. Hal ini membuat peneliti tertarik untuk melakukan perbandingan penelitian mengenai Studi Komparatif Mengenai Profil Tes Pauli Mahasiswa Dengan IPK<2.75 dan Mahasiswa Dengan IPK >2,75 Di Angkatan 2011 Fakultas Psikologi Unisba 1.2 Identifikasi Masalah Seperti yang telah diketahui bahwa setiap individu harus menyesuaikan diri dengan lingkungan. Pada perguruan tinggi mahasiswa baru merupakan individuindividu baru yang harus menyesuaikan diri dengan tuntutan akademik. Mahasiswa berdasarkan rentang usia berada dalam masa peralihan dari masa remaja menuju masa dewasa awal. Menurut Hall, remaja adalah masa antara usia 12-23 tahun penuh dengan topan dan tekanan (storm and stress), sebagai goncangan 9

yang ditandai konflik dan perubahan suasana hati (Santrock, Adolescence Perkembangan Remaja) Pada masa remaja, individu diharapkan untuk menyesuaikan diri menuju masa dewasa, secara singkat masa remaja adalah masa transisi dimana individu mengalami perubahan fisik dan psikologis yang berdampak pada timbulnya permasalahan mengenai fisik dan psikologis seperti emosi, seksual, moral, spiritual, minat dan social (Hurlock, 1997 : 206-240). Pada masa ini, minat pendidikan pada remaja umumnya suka mengeluh tentang sekolah. Meskipun demikian, sebagian besar remaja dapat menyesuaikan diri dengan baik di sekolah, baik masalah akademik maupun sosial. Besarnya minat remaja terhadap pendidikan sangat dipengaruhi oleh minat mereka pada pekerjaan. Para remaja yang kurang berminat pada pendidikan biasanya menunjukan ketidaksenangan ini dengan cara memiliki prestasi rendah, bolos, meminta berhenti sekolah dan tanpa merasa perlu memperoleh ijasah. Namun ada pula remaja yang menaruh minat dalam prestasi, yang menjadi minat yang sangat kuat pada masa remaja. Prestasi yang baik diharapkan memberi kepuasan bagi remaja dan dapat menimbulkan, harga diri dalam pandangan kelompok teman sebaya. (Hurlock, 1997 : 220-221).. Dalam prakteknya, untuk memenuhi tuntutan akademik yang baru, bagi mahasiswa baru merupakan sebuah tugas yang cukup berat. Meskipun begitu, pada mahasiswa baru yang sama-sama mengalami situasi dan tuntutan ini, terjadi bermacam-macam variasi hasil, yaitu prestasi/ IPK. Selain itu, dalam mencapai 10

prestasi yang baik, diperlukan sikap yang baik juga dalam menghadapi perkuliahan di Fakultas Psikologi Unisba. Pencapaian prestasi pada perguruan tinggi berupa IPK. Selain menjadi syarat pengambilan SKS, IPK juga menjadi salah satu syarat penting dalam melamar pekerjaan. Bagi lulusan perguruan tinggi, syarat umum IPK untuk melamar pekerjaan adalah 2.75. Dalam mencapai prestasi, perbedaan sikap dalam menghadapi perkuliahan seperti motivasi, tanggung jawab, kemauan dan kesediaan bekerja, penyesuaian diri, stabilitas emosi dan daya tahan terhadap stress, dapat mempengaruhi pencapaian prestasi, dimana aspek aspek tersebut dapat di jaring dan digambarkan melalui tes Pauli. Prestasi belajar tidak dapat dipisahkan dari perbuatan belajar, karena belajar merupakan suatu proses, sedangkan prestasi belajar adalah hasil dari proses pembelajaran tersebut. Seperti yang dikatakan oleh Winkel (1997:168) bahwa proses belajar yang dialami oleh siswa menghasilkan perubahan-perubahan dalam bidang pengetahuan dan pemahaman, dalam bidang nilai, sikap dan keterampilan. Adanya perubahan tersebut tampak dalam prestasi belajar yang dihasilkan oleh siswa terhadap pertanyaan, persoalan atau tugas yang diberikan oleh guru. Melalui prestasi belajar siswa dapat mengetahui kemajuan-kemajuan yang telah dicapainya dalam belajar. Hubungan antara kepribadian dan intelektual bersifat resiprokal. Ciri ciri kepribadian tidak mempengaruhi intelektual, tetapi tingkat intelektual bisa mempengaruhi perkembangan kepribadian. Menurut studi Plant and Minium 11

(1967), yang mengukur kepribadian mencakup nilai, motivasi, dan sifat sifat antar pribadi dan sifat sifat non kognitif lainnya, mengungkapkan tendensi kuat bagi kelompok kelompok berkemampuan tinggi untuk melakukan perubahan kepribadian yang lebih positif secara psikologis daripada kelompok berkemampuan rendah.(anastasi, Urbina, 2003, 224-225) Tes Pauli Dikembangkan oleh Dr. Richard Pauli (1938), Dr.Wilhem Arnold dan Prof. Dr. Van Hiss yang merupakan salah satu alat tes psikodiagnostik yang mampu menggambarkan aspek kepribadian yaitu kecerdasan, emosi dan motivasi yang hasilnya berupa prestasi kerja. Tes Pauli menjadi alat tes yang sederhana dalam pengerjaannya, selain itu tes Pauli juga merupakan alat tes yang pasti dan teliti guna mengukur prestasi. Tes Pauli dapat merepresentasikan penyesuaian diri orang tersebut terhadap tugas baru. Hal ini juga mampu menggambarkan penyesuaian diri calon-calon mahasiswa dalam memenuhi tuntutan akademik di perguruan tinggi pada masa-masa transisi. Selain itu tes pauli juga mampu menggambarkan potensi individu dari segi-segi kepribadian seperti, kekuatan, daya tahan, keuletan, ketekunan, konsentrasi penyesuaian dan vitalitas. Dalam pelaksanaan tes Pauli untuk mencapai prestasi, individu diharapkan untuk dengan cepat menguasai suatu tugas yang senada (monoton). Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa factor stabilitas ini tampak jelas pada grafik pauli. Kecermatan dan ketelitian dalam tes pauli erat kaitannya dengan prestasi baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Bagi mereka yang mengerjakannya 12

kurang cermat dan teliti, maka prestasinya secara kualitatif menjadi kecil, sekalipun hasil kuantitatifnya besar. Berdasarkan uraian ini,maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah, Bagaimana gambaran Profil Pauli mahasiswa yang memiliki IPK <2.75 dan mahasiswa dengan IPK >2.75? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data mengenai profil Pauli, yang menunjukan prilaku yang khas pada mahasiswa dengan IPK <2.75 dan mahasiswa dengan IPK >2,75 di angkatan 2011 dalam menghadapi tuntutan perkuliahan di Fakultas Psikologi Unisba 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan informasi kepada institusi yaitu Fakultas Psikologi Unisba, mengenai prilaku yang khas melalui profil tes Pauli pada pada mahasiswa dengan IPK <2.75 dan mahasiswa dengan IPK >2,75 di angkatan 2011 dalam menghadapi tuntutan perkuliahan di Fakultas Psikologi Unisba 13