KEMENTERIAN PERTAHANAN RI DIREKTORAT JENDERAL POTENSI PERTAHANAN

dokumen-dokumen yang mirip
27/05/15. India. Vietnam. Thailand Philipina. Palau. Malaysia. Malaysia. Singapura. Papua Nugini. Timor Leste. Australia

SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA UPACARA PERINGATAN HARI BELA NEGARA TAHUN 2017

SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SELAKU INSPEKTUR UPACARA PADA ACARA PERINGATAN HARI BELA NEGARA TAHUN 2015 JAKARTA, 19 DESEMBER 2015

KEBIJAKAN PENGINTEGRASIAN KOMPONEN PERTAHANAN NEGARA

2 Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Neg

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SELAKU INSPEKTUR UPACARA PADA ACARA PERINGATAN HARI BELA NEGARA TAHUN 2015

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 20 TAHUN 1982 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PERTAHANAN KEMANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Potensi Pertahanan di Indonesia sebagai Daya Dukung Pembangunan Nasional

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

KEBIJAKAN PEMBERDAYAAN WILAYAH PERTAHANAN

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

KOL. INF. KETUT BUDIASTAWA, S.SOS, MSI

KEMENHAN. Pembina Administrasi. Veteran. Dukungan.

PERAN SERTA PERGURUAN TINGGI DALAM PEMBERDAYAAN KAWASAN PERBATASAN SEBAGAI BERANDA DEPAN NKRI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KULONPROGO SAMBUTAN PADA UPACARA BENDERA BULAN MARET 2012 PEMERINTAH KABUPATEN KULONPROGO. Wates, 19 Maret 2012

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Meningkatkan Jiwa Nasionalisme dan Semangat Bela Negara untuk Pemberdayaan Wilayah Perbatasan sebagai Beranda Depan NKRI

Maukuf, S,Pd. M.Pd. Pertemuan ke:

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

Program Bela Negara Sebagai Perwujudan Hak Dan Kewajiban Warga Negara. Dalam Penyelenggaraan Pertahanan Negara. Oleh: Zaqiu Rahman *

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. nilainya paling besar dan merupakan kekayaan yang vital bagi berjalannya sebuah

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PROGRAM PENYEBARAN DAN PENGIBARAN BENDERA MERAH PUTIH Dl PERSADA NUSANTARA

LAMPIRAN I : PERATURAN BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TENTANG RENCANA AKSI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA

2017, No Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169); 2. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Te

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun 2009 PENDAHULUAN

BUPATI KULONPROGO SAMBUTAN PADA ACARA UPACARA BENDERA TANGGAL 17 AGUSTUS 2012 TINGKAT KABUPATEN KULONPROGO Wates, 17 Agustus 2012

BAB I PENDAHULUAN. keadilan sosial. Didalamnya sekaligus terkandung makna tugas-pekerjaan yang harus

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA BESERTA PENJELASANNYA

NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013-

PERAN MASYARAKAT DALAM PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN DI BIDANG PERTAHANAN Budi Susilo Soepandji

BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

ARAH KEBIJAKAN RENCANA INDUK KELITBANGAN OLEH KEPALA BALITBANG PROV. SUMBAR BUKITTINGGI, TANGGAL 25 APRIL 2018

BAHAN MENTERI DALAM NEGERI PADA ACARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) REGIONAL KALIMANTAN TAHUN 2015

PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTAHANAN NEGARA

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Pokok-Pokok Pikiran DPRD Provinsi Jawa Tengah Untuk Pembangunan Jawa Tengah Tahun

UU 15/1997, KETRANSMIGRASIAN. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 15 TAHUN 1997 (15/1997) Tanggal: 9 MEI 1997 (JAKARTA)

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Jakarta, 10 November 2011

KEYNOTE SPEECH MENTERI PERINDUSTRIAN

MENEGAKKAN KEDAULATAN INDONESIA SEBAGAI NEGARA KEPULAUAN MENUJU NEGARA MARITIM YANG BERMARTABAT (KOMISI KEAMANAN) (Forum Rektor Indonesia 2015)

Rumusan Isu Strategis dalam Draft RAN Kepemudaan PUSKAMUDA

PENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN) MAKALAH KEWARGANEGARAAN : PENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN)

POTENSI DAN USAHA PENGEMBANGAN EKOWISATA TELUK PENYU CILACAP

SAMBUTAN MENTERI KEUANGAN PADA UPACARA PERINGATAN HARI OEANG KE-70 DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN JAKARTA, 31 OKTOBER 2016

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEBIJAKAN SISTEM INFORMASI PERTAHANAN NEGARA

2017, No Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 127, Tamb

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BELA NEGARA

Bapak/Ibu Insan Kearsipan serta seluruh pegawai dan undangan yang saya cintai,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Cap Go Meh Bersama Ke-5, Jakarta, 8 Februari 2012 Rabu, 08 Pebruari 2012

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

PENDAHULUAN. peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan sosial, pembangunan dan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2018 TENTANG PERCEPATAN PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN DAERAH ALIRAN SUNGAI CITARUM

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Oleh: ARI YANUAR PRIHATIN, S.T. Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Bangka Tengah

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

WALIKOTA BANDUNG SAMBUTAN WALIKOTA BANDUNG PADA ACARA PERINGATAN PIDATO BUNG KARNO 1 JUNI 1945 YANG DIRANGKAI DENGAN BICARA BUKU BERSAMA WAKIL RAKYAT

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA PELANTIKAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, 16 JUNI 2015

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Beberapa kesimpulan menjawab rumusan masalah tentang pemahaman nilai

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa negara Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah laut

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan sebagai prioritas utama dalam menunjang pembangunan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Pertahanan. Komunikasi dan Elektronika. Negara.

Keinginan Aburizal Bakri untuk menjadikan Indonesia sebagai bangsa terpandang, terhormat & bermartabat

SAMBUTAN KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN PADA PERINGATAN HARI LAHIR PANCASILA SAYA INDONESIA, SAYA PANCASILA. Jakarta, 1 Juni 2017

2 dan pemberdayaan masyarakat Desa. Penyempurnaan Peraturan Pemerintah ini sekaligus juga diarahkan untuk memperkuat keserasian dan sinergi dalam pela

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2018 TENTANG PERCEPATAN PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN DAERAH ALIRAN SUNGAI CITARUM

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENTAS SENI DAN BUDAYA, FESTIVAL DAN LOMBA CIPTA LAGU CAMPUR SARI

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA KUNJUNGAN PASIS SESKOAU

KESIAPAN KABUPATEN MAROS MELAKSANAKAN SDGs. Ir. H. M. HATTA RAHMAN, MM (BUPATI MAROS)

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. kelompok masyarakat, baik di kota maupun di desa, baik yang masih primitif

Bismillahirrahmanirrahim Assalamu alaikum Wr. Wb. Selamat Pagi, Salam Sejahtera bagi kita semua

13MKCU. PENDIDIKAN PANCASILA Makna dan aktualisasi sila Persatuan Indonesia dalam kehidupan bernegara. Drs. Sugeng Baskoro,M.M. Modul ke: Fakultas

VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO

UNDANG-UNDANG NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1997 TENTANG KETRANSMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MEMBANGUN KEMITRAAN DENGAN PERGURUAN TINGGI DALAM KAWASAN PERBATASAN KAWASAN NEGARA 1) Dr. Bambang Istijono, ME 2)

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

MEWUJUDKAN PENGEMBANGAN DESA PASCA UU 6/2014 TENTANG DESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

KEMENTERIAN PERTAHANAN RI DIREKTORAT JENDERAL POTENSI PERTAHANAN POINTERS DIRJEN POTHAN KEMHAN PADA SEMINAR NASIONAL PENGEMBANGAN KAWASAN PERBATASAN Dengan topik: REVITALISASI POTENSI KEKUATAN PERTAHANAN NIRMILITER DI WILAYAH PERBATASAN 1. Ucapan Salam dan terima kasih kepada Rektor UPN Veteran Yogyakarta yang telah memberikan kehormatan kepada saya selaku Dirjen Pothan Kemhan untuk bertatap muka dan memberikan penguatan pembekalan kepada peserta Seminar Nasional Pengembangan Kawasan Perbatasan, yang mengangkat tema Meningkatkan Jiwa Nasionalisme dan Semangat Bernegara Untuk Memberdayakan Wilayah Perbatasan Sebagai Beranda Depan NKRI. 2. Seminar ini saya anggap penting dan strategis, disamping sebagai wahana untuk silaturahmi dan saling bertukar informasi terkait dengan perbatasan negara, mengingat posisi geografi Indonesia berbatasan langsung dengan 10 negara tetangga. Sumbangan pemikiran dari hasil Seminar Nasional ini akan sangat berharga bagi Pemerintah dan seluruh stake holders untuk mensegerakan realisasi pembangunan wilayah perbatasan secara komprehensip (terintegrasi) sehingga terwujud wilayah perbatasan benar-benar menjadi beranda depan NKRI. Kesegeraan ini benar-benar sudah mendesak untuk menghilangkan masalah klasik yang tak pernah hilang seperti kesenjangan ekonomi, ketertinggalan pembangunan, keterisolasian, minimnya sarana prasarana hingga maraknya kegiatan ilegal dan lain-lain, selanjutnya secara bersama-sama membangun...

2 membangun rasa nasionalisme, cinta tanah air dan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia. Adapun pembangunan perbatasan semaksimal mungkin dengan memanfaatkan keberlimpahan dan keberagaman sumber daya alam dan sumber daya nasional lainnya di wilayah perbatasan, sehingga bermanfaat pula untuk peningkatan taraf hidup masyarakat dan keamanan di wilayah perbatasan. 3. Sudah saatnya hasil konsep perbatasan sebagai beranda depan NKRI dapat dinikmati oleh masyarakat Indonesia khususnya yang berada di wilayah perbatasan negara, terlebih tahun ini Indonesia telah memasuki 70 tahun kemerdekaannya. Dari perspektif pertahanan bahwa wilayah perbatasan sebagai bagian dari wilayah NKRI yang juga memiliki kekayaan sumber daya alam yang berlimpah merupakan wilayah potensi pertahanan nirmiliter yang harus dapat dikelola dan didayagunakan secara efektif, efisien dan profesional untuk kepentingan kesejahteraan maupun untuk kepentingan pertahanan Negara, dengan senantiasa memperhatikan asek kelestarian lingkungan hidup. Dengan demikian seluruh sumber daya di wilayah perbatasan darat, laut dan udara tidak lagi dimanfaatkan oleh negara tetangga baik secara legal terlebih secara ilegal sebagaimana yang terjadi selama ini, baik sumber daya manusia, sumber daya alam, sumber daya buatan, maupun sarana prasarana nasional lainnya. Dengan demikian akan menunjukkan bahwa Indonesia sebagai negara yang berdaulat di darat, laut dan udara di seluruh wilayahnya termasuk di wilayah yang perbatasan dengan negara lain. 4. Perihal di atas harus menjadi perhatian serius seluruh stake holders karena ancaman terkadap kedaulatan negara, keutuhan wilayah serta keselamatan bangsa sangat potensial terjadi di wilayah perbatasan...

3 perbatasan. Kendati bentuk ancaman militer kemungkinannya sangat kecil, namun bentuk ancaman non militer yang bersifat kompleks dan multidimensi justru sangat besar kemungkinannya terjadi di wilayah perbatasan bahkan ancaman terhadap negara secara keseluruhan. Ancaman tersebut dalam kebijakan pertahanan negara diklasifikasikan dalam ancaman berdimensi ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, teknologi, keselamatan umum bahkan ancaman berdimensi legislasi. Ancaman tersebut dapat dilakukan oleh aktor negara maupun aktor non negara. Guna menghadapi jenis ancaman tersebut, sebagaimana daitur dalam UU No.3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara pasal 7 ayat (3) bahwa sistem pertahanan negara menghadapi ancaman non militer menempatkan Kementerian/Lembaga di luar bidang pertahanan sebagai unsur utama sesuai bentuk dan sifat ancaman dan didukung oleh unsur lain kekuatan bangsa, serta dengan memberdayakan pemerintah daerah. 5. Dalam rangka menghadapi ancaman nonmiliter inilah Kementerian/Lembaga mengoptimalkan sebesar-besarnya pendayagunaan seluruh sumber daya pertahanan nirmiliter di wilayah perbatasan untuk secara komprehensip, terpadu dan berlanjut serta bersungguh-sungguh merealisasikan pemenuhan kebutuhan masyarakat perbatasan guna mewujudkan beranda depan NKRI. Kesungguhan itulah yang akan mampu menyadarkan dan meneguhkan pendirian masyarakat perbatasan untuk kembali kepada jati dirinya sebagai warga negara Indonesia, meningkatkan kecintaannya kepada tanah air Indonesia, bahkan kebanggaannya sebagai bagian dari bangsa Indonesia. Dengan demikian dapat me-minimize bahkan meniadakan terjadinya ancaman nonmiliter bahkan ancaman militer sekalipun. 6. Untuk...

4 6. Untuk itulah, pada kesempatan yang baik ini kami dari Kementerian Pertahanan mendorong seluruh stake holders untuk segera melangkah secara bersama-sama mewujudkan pembangunan perbatasan dengan merevitalisasi seluruh potensi sumber daya nasional yang ada di wilayah perbatasan, guna mewujudkan wilayah perbatasan sebagai beranda depan NKRI. Dorongan ini kami lakukan, mengingat kewenangan pengelolaan sumber daya nasional, baik sumber daya manusia, sumber daya alam, sumber daya buatan dan sarana prasarana nasional, bahkan teknologi dan dana sebagai potensi pertahanan nirmiliter berada pada Kementerian/Lembaga di luar bidang pertahanan serta pemerintah daerah. Adapun wujud revitalisasi antara lain: a. Sumber daya manusia (SDM); Pendayagunaan SDM di wilayah perbatasan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari pelaku (subyek) pembangunan wilayah perbatasan, dan bukan sebagai obyek (penonton) pembangunan. Adapun pembangunan yang dilakukan adalah dalam rangka pemenuhan kesejahteraan masyarakat mulai pemenuhan hak dasar manusia seperti sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan lainnya, sehingga menghasilkan SDM yang berkualitas dan memiliki cinta tanah air serta bangga sebagai bangsa Indonesia. b. Sumber daya alam (SDA) Hasil sumber daya alam di wilayah perbatasan harus dapat dikelola dan didayagunakan untuk sebesar-besarnya kepentingan kesejahteraan rakyat yang secara paralel untuk kepentingan pertahanan negara. Oleh karena itu, tata kelola pemerintahan di wilayah perbatasan harus dilakukan secara efektif, efisien dan profesional dan senantiasa memperhatikan aspek...

5 aspek kelestarian lingkungan hidup, sehingga tidak lagi ada celah bagi terjadinya berbagai kegiatan ilegal yang menguntungkan negara lain dan sebaliknya justru merugikan negara sendiri. c. Sumber Daya Buatan (SDB) Pengelolaan SDA menjadi sumber daya buatan harus dapat dilakukan di wilayah perbatasan, sehingga dapat didayagunakan untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat di wilayah perbatasan dan maupun untuk kepentingan pertahanan. Dengan demikian akan mengurangi ketergantungan masyarakat di wilayah perbatasan dengan sumber daya buatan negara lain. d. Sarana dan prasarana nasional (Sarprasnas) Optimalisasi ketersediaan sarana dan prasarana nasional di wilayah perbatasan harus menjadi prioritas dalam rangka menunjang perwujudakn wilayah perbatasan sebagai beranda depan NKRI. Sarana prasarana tersebut berupa fasilitas sosial, ekonomi, pemerintahan serta sarana konektivitas transportasi yang memadahi dan aksesibel ke lokasi-lokasi strategis untuk eksplorasi/produksi, pengolahan, pasar dan lain-lain. e. Nilai-nilai Penanaman sikap mental dan perilaku masyarakat di wilayah perbatasan harus dilakukan sejak dini dan secara terus menerus serta berkesinambungan guna mewujudkan masyarakat yang memahami, menghayati dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi negara dan falsafah hidup bangsa, memiliki rasa cinta tanah air, kerelaan berkorban bagi bangsa dan negara serta bangga sebagai bangsa Indonesia. f. Teknologi...

6 f. Teknologi Ketersediaan teknologi yang menunjang aksesbilitas informasi dan komunikasi, maupun produksi barang dan jasa menjadi faktor prioritas yang diperlukan untuk menunjang perwujudan wilayah perbatasan sebagai beranda depan NKRI. Tanpa itu semua, masyarakat di wilayah perbatasan akan selalu tergantung dengan kemajuan teknologi negara tetangga. g. Dana Ketersediaan dana yang cukup secara berkelanjutan untuk mewujudkan pembangunan wilayah perbatasan sebagai beranda depan NKRI menjadi faktor utama yang harus ada. Tanpa itu, pembangunan wilayah perbatasan hanya menjadi sebuah slogan kosong yang tak pernah terealisasi sampai kapanpun. 7. Melalui kesungguhan merevitalisasi pemberdayaan seluruh potensi kekuatan pertahanan nirmiliter, semoga kita dapat menjaga dan merealisasikan komitmen bangsa dalam mewujudkan wilayah perbatasan sebagai beranda depan NKRI. 8. Sekian. Paraf : 1. Sesditjen :.. 2. Dir Komduk :.. 3. Kasubdit SDAB :... Jakarta, Mei 2015 Direktur Jenderal Potensi Pertahanan, Dr. Timbul Siahaan