BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Terbentuknya Provinsi Gorontalo berdasarkan Undang-Undang No. 38 tahun 2000 maka

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan penduduk

BAB I PENDAHULUAN. diantara 96 buah pulau tersebut, telah diberi nama pada tahun. - sebelah Timur berbatasan dengan Laut Sabu,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kabupaten Sumba Barat dengan ibu kotanya bernama Waikabubak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kabupaten Sikka dengan ibu kotanya bernama Maumere merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kabupaten Ende dengan ibukotanya bernama Ende merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Hairul Azhar, 2014 kajian kapasitas terminal penumpang dan apron bandar udara h.as. hanandjoeddintanjungpandan

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar perekonomian sebagai pendorong, penggerak kemajuan suatu wilayah.

: Jl. Satria / Angkasa No. 274, Kel. Tolotio, Kec. Tibawa, Kab. Gorontalo, Gorontalo, Telephone : Fax :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1986), Bandar Udara adalah. operator pelayanan penerbangan maupun bagi penggunanya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan akan bersifat melanjutkan, meningkatkan dan memperluas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PP RI No.70 Tahun 2001 tentang Kebandar udaraan, Pasal 1 Ayat

PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA ADISUTJIPTO SEBAGAI BANDARA INTERNASIONAL

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Spesifikasi Bandara Radin Inten II

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI NTB. Sumbawa dan ratusan pulau-pulau kecil. Dari 280 pulau yang ada, terdapat 32

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. ini telah menjadi pendorong pada integrasi kota-kota besar di Indonesia, dan juga di

BAB I PENDAHULUAN. Internasional Soekarno-Hatta terus meningkatkan pelayanan untuk. Soekarno-Hatta menimbulkan dampak positif dan negatif terhadap

Bandara Syukuran Aminuddin Amir

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. alamnya sudah tersohor hingga ke dunia internasional. Dengan luas provinsi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. strategis sehingga memiliki pengaruh positif dalam berbagai bidang. Moda

BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDARA INTERNASIONAL SAM RATULANGI

Kata Kunci : Transposrtasi, Bandara, Terminal Penumpang Bandara Pusako Anak Nagari, Ikon Daerah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Semarang merupakan ibu kota propinsi Jawa Tengah. Kota

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bandara Sam Ratulangi

Analisis Permintaan Pelayanan Taksi Argometer di Bandar Udara Juanda Surabaya ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN ANGKUTAN DI BANDARA JUANDA. Tabel 5.1.

cxütçvtçztç hätçz gxüå ÇtÄ cxçâåñtçz UtÇwtÜ hwtüt g} Ä ~ e ãâà ctätçz~t etçt

BAB I PENDAHULUAN. Flores Timur yang sudah memasyarakat sejak tahun 1965.Kabupaten Lembata

Revitalisasi adalah suatu proses atau cara dan perbuatan untuk menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya terberdaya sehingga revitalisasi berarti

Evaluasi dan Perencanaan Posisi Parkir Pesawat pada Apron Bandara Husein Sastranegara Bandung

Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang 1

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara Timur yang terletak di daratan Pulau Flores. Wilayah Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan Terminal Penumpang Bandar Udara Internasional Ahmad Yani Semarang Hans Dian Sintong

STUDI PENGEMBANGAN BANDAR UDARA TAMBOLAKA SUMBA BARAT

PERANCANGAN TERMINAL BANDAR UDARA INTERNASIONAL KULON PROGO DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR PERANCANGAN JURUSAN ARSITEKTUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bandar Udara dan Sistem Lapangan Terbang. Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization):

TERMINAL PENUMPANG LOMBOK INTERNATIONAL AIRPORT Penekanan Konsep Desain Renzo Piano

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara yang terletak di

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

: Jl. Kalimarau, Kel. Teluk Bayur, Kec. Teluk Bayur, Kab. Berau, Kalimantan Timur, 77315

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. prasarana perhubungan, baik perhubungan darat, laut, maupun udara. Dari ketiga

PENTINGNYA PEMBANGUNAN SARANA PRASARANA TRANSPORTASI SEBAGAI UPAYA MEMBANGUN DESA DI KABUPATEN GORONTALO PROVINSI GORONTALO

SI-40Z1 TUGAS AKHIR PERENCANAAN GEDUNG TERMINAL BARANG BANDARA INTERNASIONAL JAWA BARAT BAB I PENDAHULUAN

BAB III DESKRIPSI BANDAR UDARA INTERNASIONAL YOGYAKARTA

: Jalan Soekarno Hatta (Bukit Jin), Dumai, Riau 28825, Indonesia. Telephone : - Fax : - Telex : - -

TRANSPORTASI. Gambar 6.1. Jumlah Angkutan Penumpang Umum yang Terdaftar Dalam Trayek/Operasi Di Kabupaten Boven Digoel, Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan runway baru yang lokasinya paralel runway eksisting

TERMINAL TIPE A KOTA BANDUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODOLOGI. Sumber: UPT Bandar Udara H.AS. Hanandjoeddin, 2014

Bandara Sultan Hasanuddin

Bandara Muko-muko. Hajj Airport : Tidak

Boks 2. Kesuksesan Sektor Jasa Angkutan Udara di Provinsi Jambi

Bandara Aek Godang. Hajj Airport : Tidak

Selain digunakan untuk operasional penerbangan

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengacu pada regulasi penerbangan yang terdiri atas Annex dan Dokumen

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. dan jasa penunjang bandara di kawasan Barat Indonesia sejak tahun 1984.

PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA SULTAN SYARIF KASIM II PEKANBARU RIAU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ini telah menjadikan peranan transportasi menjadi sangat

DINAS PERHUBUNGAN, PARIWISATA, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI GORONTALO

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

: Jl. Garuda Singkep, Kel. Dabo, Kec. Singkep, Kab. Lingga, Kepulauan Riau, Telephone : Fax : Telex : - -

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara terbesar di dunia dengan jumlah penduduk yang

STATISTIK PERHUBUNGAN KABUPATEN MAMUJU 2014

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG PEMBANGUNAN DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP BANDAR UDARA

yang lebih luas1 Dari sarana transportasi udara tersebut, komunikasi dengan bangsa lain

Oleh : BAGUS DWIPURWANTO

BAB I PENDAHULUAN. LU dan antara 133,5-133,5 BT dengan luas wilayah 6,269 km 2 yang terbagi. dalam dua kelurahan 117 Desa dan 7 Kecamatan.

BAB I PENDAHULUAN. Bandar udara merupakan lapangan terbang yang dipergunakan untuk. tidak dapat di jangkau oleh transportasi darat dan laut.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG PEMBANGUNAN DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP BANDAR UDARA

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Mego, Kecamatan Lela, Kecamatan Nita, Kecamatan Maumere,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

H. SYAHRULAN PUA SAWA A-497 FRAKSI PAN DPR RI

Bandara Haluoleo. Hajj Airport : Tidak. Operation Hour : 07:00-20:00 WITA. Sumber: maps.google.com

I. PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan terluas di dunia dengan total luas 1,9 juta km 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERKEMBANGAN STATISTIK TRANSPORTASI JAWA TENGAH BULAN DESEMBER 2014

Bandara Fatmawati Soekarno

PENYUSUNAN RENCANA INDUK BANDAR UDARA KABUPATEN BLITAR PENYUSUNAN RENCANA INDUK BANDAR UDARA KABUPATEN BLITAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandara Adi Soemarmo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PP RI NO 70 Tahun 2001 Tentang Kebandarudaraan Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terhadap kemajuan, Indonesia merupakan negara yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, mendukung mobilitas manusia, barang dan jasa serta

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Berangkat Transit Total % Pertumbuhan

Bandara Frans Kaisiepo

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (Airport) berfungsi sebagai simpul pergerakan penumpang atau barang dari

: Jl. Soekarno Hatta, Kel. Eka Jaya, Kec. Jambi Selatan, Kota Jambi, Jambi, Telephone : Fax: Telex : - -

BAB I PENDAHULUAN. tahun terakhir. Batas-batas geografis Kota Sorong adalah: 1. sebelah barat : Selat Dampir,

: Jl. Pipit No. 22, Kel. Sei/Sungai Pinang Dalam, Kec. Samarinda Utara, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, 75117

KANTOR OTORITAS BANDARA WILAYAH IV BALI, AGUSTUS 2017 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG KEBANDARUDARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG

Transkripsi:

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Terbentuknya Provinsi Gorontalo berdasarkan Undang-Undang No. 38 tahun 2000 maka pada tanggal 16 Februari 2001 merupakan wujud dari pelaksanaan Otonomi Daerah dan di mekarkan menjadi sebuah Provinsi baru yang di mekarkan menjadi sebuah Provinsi baru dari Provinsi Sulawesi Utara. Sebagai Provinsi baru, Gorontalo diberikan tanggung jawab oleh pemerintah pusat dalam mengelolah daerahnya sendiri, sehingga hambatan dan tantangan yang di hadapi sangat besar dalam merealisasikan tujuan dari pemekaran Provinsi. Seiring dengan adanya keinginan untuk mengejar ketertinggalan dengan Provinsi lain agar bisa sejajar dalam hal pembangunan, Provinsi Gorontalo menetapkan 10 bidang pembangunan didalamnya terdapat 3 program unggulan yaitu : 1. Penataan Sumber Daya Manusia 2. Provinsi Agropolitan, memiliki Kompotensi dibidang Pertanian, dan 3. Pengembangan Ekonomi Kelautan, Pengembangan Perikanan. Secara Geografi, Provinsi Gorontalo terletak antara 0,19 1,15 lintang utara dan 121,33-123,43 Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi Gorontalo 11.967.64 km atau 0,64% dari luas wilayah Indonesia yang terdiri dari 5 Kabupaten dan 1 Kotamadya. Sementara itu, sebagian besar penduduk Gorontalo dikategorikan sebagai penduduk agraris karena mata pencahariannya adalah bercocok tanam. Penduduk Gorontalo berjumlah 1.040.164 jiwa dengan kepadatan 86 jiwa. Pintu masuk ke Provinsi Gorontalo terdapat 3 pintu yaitu Pintu Masuk Darat, Udara, dan Laut. Pintu masuk dari sisi Darat meliputi Kendari, Palu, Makassar, Manado dan Bolaang

Mongondow. Pintu masuk dari sisi Laut yang melayani Provinsi Gorontalo hanya ada 1 Kapal, yaitu Tilongkabila yang melayani rute Gorontalo-Sulawesi Tengah. Dan pintu yang terakhir adalah pintu masuk sisi Udara yaitu Bandar Udara Djalaludin Gorontalo yang melayani rute beberapa Provinsi di Indonesia. Dari ketiga pintu masuk diatas yang sering digunakan oleh wisatawan ataupun masyarakat yang ingin melakukan perjalanan wisata ataupun perjalan dinas lainnya mereka lebih memilih pintu masuk dari sisi Udara, karena pintu masuk sisi Udara ataupun dengan menggunakan maskapai penerbangan, akan lebih mempersingkat waktu tempuh untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu pintu masuk Utama ke Provinsi Gorontalo adalah Bandar Udara Djalaludin Gorontalo, karena Pintu Darat hanya melayani rute antara Pulau Sulawesi begitu halnya dengan pintu masuk sisi laut hanya melayani rute pulau Sulawesi saja Kondisi Umum Bandar Udara Djalaludin Saat Ini 1. Kode IATA / kode ICAO : GTO / WAMG 2. Nama Bandara : Djalalaudin 3. Alamat : Jl. Satria / angkasa no. 274 Isimu 4. Kelas : Kelas II 5. Telephone : +62 435 890494 6. Pengelola : UPT Ditjen Hubud 7. Fungsi Bandar udara : HUB 8. Rute Bandara : Domestik 9. Jenis Penyelenggaraan : Bandara Umum 10. Jenis Penyelenggara : Pemerintah Pusat / Provinsi / Daerah 11. Jenis Pesawat Udara Terbesar : Boeing 737-400 12. Lokasi (Koordinat ARP) : 00 38 02,00 LU (N) / 122 51 01 BT (E)

13. Elevasi : 18,00 M di atas permukaan laut 14. Jam Operasi : 12 jam (23 11 UTC) 15. Jarak dari Kota : 32 KM 16. Transportasi ke Bandara : Mobil Sewa, Angkutan Umum, Taxi 17. Fasilitas sisi udara, Landasan (runway) a. Dimensi : 2.500 M x 45 M b. Azimuth : 09-27 c. PCN : 38 FCYT d. Landasan hubung (taxiway) :a. 155 M x 23 M, b. 155 x 23 M e. Landas parkir (apron) : 230 f. Kapasitas apron : 2 Pesawat B-737 18. Fasilitas sisi darat a. Gedung terminal Domestik : 1050 M b. Hanggar : N/A c. Kargo : 550 M d. Operasional : 591 M e. Administrasi : 480 M 3.2 Hasil Penelitian Dan Pembahasan 3.1.1 Hasil Penelitian Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo di peroleh hasil bahwa, saat ini Bandar Udara Djalaludin Gorontalo melayani 5 maskapai penerbangan yaitu, Garuda Indonesia dengan rute Gorontalo-Makassar-Jakarta (pulang pergi) dengan menggunakan pesawat boeing 737-800 NG setiap hari. Lion Air dengan rute

Gorontalo-Makassar-Jakarta (pulang pergi) dengan menggunakan pesawat boeing 737-900 ER setiap hari. Sriwijaya Air dengan rute Gorontalo-Makassar-Jakarta (pulang pergi) dengan menggunkan pesawat boeing 737-400 atau 737 200 setiap harinya. Batavia Air dengan rute Gorontalo-Makassar-Surabaya-Jakarta (pulang pergi) dengan menggunakan pesawat boeing 737-300 Batavia hanya melayani penerbangan pada hari Selasa Jumat dan Sabtu. Maskapai terakhir adalah Wings Air dengan rute Manado-Gorontalo (pulang pergi) dengan menggunakan pesawat boeing DHC8 atau jika penumpang banyak pihak akan menggunakan pesawat dengan type Wings Air boeing ART72. Pengembangan Bandar Udara Djalaludin Gorontalo bahwa pada tahun 2020 akan dilaksanakan perpanjangan landasan yaitu 2500 M, namun pada tahun 2010 sudah tercapai, dan panjang Epron baru selesai tahun ini, dan terminal baru akan di mulai pembangunannya pada tahun 2013Dengan adanya 5 maskapai penerbangan yang melayani Bandar Udara Djalaludin Gorontalo, ini merupakan salah satu alat transportasi yang sangat utama apabila para wisatawan ingin berkunjung ke Gorontalo. Perkembangan Bandar Udara pada saat ini ada peningkatan di banding tahun-tahun sebelumnya sebagai bukti yaitu : pihak pemerintah dalam hal ini Dinas Pehubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo saat ini sudah melakukan review master plan, bahwa yang mana pada acuan master plan yang lalu KM no 50 tahun 2004 sudah terlampaui beberapa rencana yang diperkirakan oleh pihak pemerintah antara lain yaitu : Panjang landasan yang di perkirakan akan di bangun pada tahun 2020 dengan panjan landasan 2500 M, namun rupanya pada tahun 2010 panjang landasan sudah mencapai 2500 M. Maskapai penerbangan yang melayani Provinsi Gorontalo dalam hal ini Bandar Udara Djalaludin Gorontalo, untuk type pesawat boing 737-900 ER, dan 737-800 NG di perbolehkan

mendarat di Bandar Udara Djalaludin Gorontalo pada tahun 2020, tapi pada tahun 2010 sudah mendarat di Bandar Udara Djalaludin Gorontalo. Untuk pembangunan terminal baru sudah akan di laksanakan pada tahun 2013 sedangkan Epron untuk tahun ini pembangunannya sudah di laksanakan. Peran Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo terhadap pengembangan Bandar Udara Djalaludin Gorontalo yaitu mengkoordinasikan dan bersama-sama dengan pihak Bandar Udara Djalaludin Gorontalo untuk mengusulkan pengembangan Bandar Udara ke Kementrian Perhubungan Republik Indonesia. Sedangkan dalam bidang Perencanaan, pengelolaan serta pengawasan dalam pengembangan fasilitas Bandar Udara Djalaludin Gorontalo, di tangani langsung oleh pihak pemerintah dalam hal ini Kementrian Perhubungan Dirjen Udara melalui Bandar Udara Djalaludin Gorontalo. Kebijakan pihak pemerintah dalam hal ini Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo hanya memiliki 2 kebijakan dalam pengembangan fasiltas Bandar Udara Djalaludin Gorontalo yaitu kebijakan strategis yaitu meliputi amdal, penyusunan, kawasan keselamatan operasional penerbangan (KKOP), serta master plan, sedangkan kebijakan operasional yaitu meliputi pembebasan tanah dan pengembangan bandara untuk 28 HA. Untuk pelayanan yang disediakan oleh pihak Dinas Perhubungan dan Pariwisata saat ini adalah pembebasan tanah sekitar 68 HA. Untuk lebih lanjutnya yang mengelolah dan mengembangkan adalah pihak otoritar bandara itu sendiri. Selain pelayanan pihak pemerintah juga menemukan hambatan dalam pengembangan Bandar Udara Djalaludin Gorontalo seperti masih begitu banyak status tanah yang berstatus milik keluarga, Sumber Daya Manusia daerah sendiri khususnya Provinsi Gorontalo masih belum ada sehingga harus mendatangkan Sumber

Daya Manusia dari luar daerah, dan yang terakhir adalah aturan yang regulasi yang artinya keterbatasan kewenangan berdasarkan regulasi yang ada di daerah dan di pusat masih ada batasan. Ini semua merupakan hambatan pemerintah dalam hal pengembangan Bandar Udara Djalaludin Gorontalo. Teknik pengumpulan data selanjutnya yaitu melalui pengamatan langsung di lapangan. Berikut ini merupakan hasil pengamatan. Tabel 3.1 Tabel fasilitas bandara Djalaludin Gorontalo No Fasilitas Bandar Udara Djalaludin Gorontalo Jumlah Kapasitas kondisi 1 Ruang kedatangan 1 100 Cukup baik 2 Ruang 1 100 Cukup baik keberangkatan / ruang tunggu 3 Ruang check in 1 30 Cukup baik 4 Area souvenir shop 4 - Cukup baik 5 Area kantor airlines 4 - Cukup baik 6 Security check 1 5 Kurang baik 7 Peralatan : Kurang baik X ray Luggage cart 1 -

8 Area pelayanan 3 - Kurang baik makan dan minum 9 Apron 2 2 Cukup baik 10 Maskapai 5 - Baik penerbangan 11 Area parkir 50 50 Cukup baik kendaraan 12 Toilet 6 - Kurang baik Hasil olahan data penelitian, 2012 Hasil pengamatan dilapangan penulis mendapatkan hasil penelitian bahwa berdasarkan tabel diatas dapat di lihat bahwa pengembangan fasilitas Bandar Udara Djalaludin Gorontalo masih cukup minim. Gambar 3.1 Pengembangan Bandara Djalaluddin Tahap I Target 2010

Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo tahun 2012 Realisasi Sarana dan Prasarana Bandara Djalaluddin Gorontalo a. Runway Tahun 2009 = 2.250 m x 45 m 250 m x 30 m Tahun 2010 = 2.500 m x 45 m Designation = 09 27 Konstruksi Asphalt Concrete dengan kekuatan PCN 41 F/C/Y/T (tahun 2008) Kapasitas Maksimum Pesawat yang bisa mendarat = Boeing 737 900 ER b. Taxiway Tahun 2009 = 2 buah uk. (115 m x 23 m) c. Apron

Tahun 2009 = 231,5 m x 80 m (Aspahlt Concrete) Kapasitas Parkir Pesawat ± 2 Bh Pesawat A. Rencana Kebutuhan Lahan Untuk Pengembangan Bandar Udara Djalaludin Gorontalo a. Luas Lahan Saat Ini ( Existing ) = 66 Ha b. Kebutuhan Sesuai Masterplan = 355 Ha c. Kekurangan Lahan = 288,12 B. Kebutuhan Lahan Tahap I a. Landasan / strip = 44,95 Ha b. Apron = 20,01 Ha c. ILS = 19,54 Ha T O T A L = 84,5 Ha. C. Luas tanah masyarakat yang sudah dibebaskan = 66,79 Ha D. Lahan Milik TNI AU = 10,30 Ha Total lahan masyarakat yang sementara proses pembebasan = 17,65 Ha (termasuk lahan milik TNI AU 10,3 Ha). Tabel 3.3 Aktifitas Bandara Djalaluddin Gorontalo 5 Tahun Terakhir TAHUN PESAWAT PENUMPANG BAGASI (Kg) Tiba Brkt Tiba Brkt Transit Bongkar Muat 2006 1,036 1,035 79,021 83,599 1,176 1,277,611 1,016,503 2007 1,103 1,102 89,811 89,238 2,064 1,427,764 1,315,504

2008 901 900 89,358 96,000 124 1,471,743 1,139,782 2009 1,011 1,069 115,889 115,292 101 1,631,888 1,253,580 2010 1,286 1,284 135,596 137,288 164 1,646,537 1,332,475 Jumlah 9,419 9,469 681,355 709,415 15,384 9,857,774 8,256,687 Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo tahun 2012 Gambar 3.2 Arus Pesawat Bandar Udara Djalaludin Arus Pesawat Bandara Djalaludin 2006 2007 2008 2009 2010 1,286 1,284 1,036 1,103 1,035 1,102 901 1,011 1,069 900 Tiba Brkt Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo tahun 2012 Gambar 3.3 Arus Penumpang Bandar Udara Djalaludin Gorontalo

Arus Penumpang Bandara Djalaludin 2006 2007 2008 2009 2010 135,596 137,288 115,889 115,292 89,811 89,238 79,021 83,599 89,358 96,000 1,1762,064 124 Tiba Brkt Transit Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo tahun 2012 101 164 3.1.2 Pembahasan Pengembangan fasilitas Bandar Udara Djalaludin Gorontalo membuat titik positif bagi pengembangan kepariwisataan Provinsi Gorontalo pada khususnya, karena Bandar udara adalah salah satu prasarana perhubungan udara yang dapat mempersingkat waktu tempuh (perjalanan) wisatawan yang ingin berkunjung ke Gorontalo. Semua aktifitas perjalanan sekarang di sebut juga dengan berwisata, seperti contoh orang yang akan datang ke Gorontalo untuk tujuan Dinas, ataupun Meeting dan lain sebagainya, pasti juga akan melakukan perjalan ke tempat-tempat wisata pada umumnya. Ini menambah nilai positif untuk Provinsi Gorontalo, karena semakin banyak wisatawan atau businessmen lainnya yang berkunjung ke Gorontalo, ini akan menambah pendapatan Provinsi Gorontalo. Khususnya dalam bidang kepariwisataan. Pihak pemerintah dalam hal ini dinas perhubungan dan pariwisata provinsi gorontalo, hanya berintegrasi untuk mengembangkan Bandar udara djalaludin gorontalo.

Menurut PT (persero) Angkasa Pura adalah "lapangan udara, termasuk segala bangunan dan peralatan yang merupakan kelengkapan minimal untuk menjamin tersedianya fasilitas bagian angkutan Udara untuk masyarakat". Dukungan infrastruktur dapat menunjang pembangunan Provinsi Gorontalo pada umumnya dan Kecamatan Tibawa pada khususnya dan selanjutnya dapat memberikan dampak yang lebih baik serta mendorong masyarakat untuk melakukan pergerakan yang makin tinggi, komplek dan lebih meluas. Dalam usaha pengembangan ekonomi, guna meratakan pembangunan secara regional sangat di dukung oleh adanya prasarana perhubungan Udara yang akan dapat mempersingkat waktu tempuh (perjalanan) bagi kalangan dunia pariwisata dan kalangan dunia usaha lainnya yang akan datang ke Provinsi Gorontalo Seperti yang tercantum pada tabel fasilitas bandara Djalaludin Gorontalo bahwa: A. Untuk Ruang Kedatangan di Bandar Udara Djalaludin Gorontalo hanya ada 1 dan hanya dapat menampung kapasitas 100 pax, apabila berlebihan akan terasa sesak. B. Ruang keberangkatan di Bandar Udara Djalaludin Gorontalo hanya ada 1 juga dan hanya dapat menampung kapasitas 100 pax, apabila berlebihan akan tersa sesak. C. Ruang check in di Bandar Udara Djalaludin Gorontalo hanya ada 1 dan sangat sempit karena hanya bisa menampung kapasitas 30 pax. D. Untuk area souvenir shop di Bandar Udara Djalaludin Gorontalo sebenarnya tidak teratur, karena tempat tersebut terpisah-pisah. E. Area kantor airlines di Bandar Udara Djalaludin Gorontalo terdapat 4 kantor yaitu, Garuda Indonesia, Lion Air, Sriwijaya Air, dan Batavia Air. F. Security Check pada Bandar Udara Djalaludin Gorontalo hanya 1 dan hanya dapat menampung kapasitas 5 pax, ini sangat perlu di kembangkan lagi, karena mengingat

penumpang dalam 1 maskapai penerbangan itu mencapai 200-250 pax, akan memakan waktu yang sangat lama apabila penumpang akan melewati security check. G. Peralatan ( X ray ) pada Bandar Udara Djalaludin Gorontalo berjumlah 3 buah, namun pada umumnya yang sering di gunakan oleh pihak Bandara hanya 1 pada pintu masuk security check in, dan 1 lagi terletak dipintu masuk ruang tunggu. H. Peralatan (Luggage cart) pada bandar Udara Djalaludin Gorontalo hanya 1 dan ini sangat kurang, karena apabila penumpang sampai dan ingin mengambil bagasi sangat brdesak-desakan karena hanya dapat menampung 50 pax. I. Area pelayanan makanan dan minuman pada Bandar Udara Djalaludin Gorontalo terdapat 3 dan kondisi saat ini masih kurang baik, karena tempatnya yang sangat sempit dan sangat berdekatan dengan kantor Airlines. J. Apron pada Bandar Udara Djalaludin Gorontalo hanya dapat menampung kapasitas 2 maskapai penerbangan. K. Maskapai penerbangan yang melayani Bandar Udara Djalaludin saat ini sudah cukup baik karena sudah ada 5 maskapai yang melayani Bandar Udara Djalaludin Gorontalo. L. Area parkir kendaraan penumpang pada Bandar Udara Djalaudin Gorontalo hanya dapat menampung kapasitas sekitar 50 mobil. M. Toilet pada Bandar Udara Djalaludin Gorontalo hanya terdapat 6 toilet dan kondisinya masih sangat kurang baik.

Menurut Prof. Kurt Morgenroth ( 2000 ; 25 ) Kepariwisataan dalam arti sempit adalah lalu lintas orang-orang yang meninggalkan tempat kediamannya untuk sementara waktu, untuk berpesiar di tempat lain, semata-mata sebagai konsumen dari buah hasil perekonomian dan kebudayaan guna memenuhi kebutuhan hidup dan budayanya atau keinginan yang beraneka ragam dari pribadinya Maka dari itu pengembangan Bandar Udara Djalaludin ini sangat membuahkan titik positif dalam perekonomian Gorontalo pada khususnya bidang kepariwisataan, melihat pariwisata Gorontalo sementara berkembangng.