PENGEMBANGAN KAPASITAS DINAS KESEHATAN KABUPATEN GORONTALO. Dikson Junus Universitas Gorontalo

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Kata Pengantar BAB 4 P E N U T U P. Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan pesat terhadap akses yang dapat dilakukan masyarakat untuk. masyarakat akan adanya suatu pengukuran kinerja.

Jurnal Ilmiah Administrasi Publik (JIAP)

BAB 1 PENDAHULUAN. Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan. Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia saat ini sedang memasuki masa pemulihan akibat krisis

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Nomor : / BAP-I/IV/2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Sarana infrastruktur jalan mempunyai peran yang sangat penting untuk

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB II GAMBARAN UMUM PEMERINTAHAN. 2.1 Sejarah Singkat dan Aktivitas Utama Instansi Sejarah Singkat Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat

Martapura, Januari 2017 KEPALA SKPD. Drs. H. ASPIHANI, M.AP NIP

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

B A B P E N D A H U L U A N

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BAGIAN HUMAS SETDA KABUPATEN KUDUS TAHUN 2013

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kata Kunci : Evaluasi Kinerja, Protokol

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi penelitian, proses penelitian dan sistematika penelitian.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Rencana Strategis (RENSTRA)

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan dengan meningkatkan pemerataan dan keadilan. Dengan

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. cita-cita bangsa dan negara. Untuk itu diperlukan pengembangan dan

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON

BAB IV PENUTUP. LAK RSSN Bukittinggi Tahun

Bab I PENDAHULUAN. berkeadilan sosial dalam menjalankan aspek-aspek fungsional dari

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Maksud dan Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah penting. RS swasta maupun milik organisasi nirlaba (publik/pemerintah)

I. PENDAHULUAN. terdiri dari pejabat negara dan pegawai negeri untuk menyelenggarakan tugas

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan akan adanya perubahan pada organisasi sektor publik yang

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang sangat pesat. Saat ini terdapat perhatian

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA STANDAR PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT

NOMOR : 08 Tahun 2015 TANGGAL : 22 Juni 2015 TENTANG : RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BOGOR TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TAHUN 2013

2.1 Rencana Strategis

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB II DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI SUMATERA UTARA

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia telah memasuki masa pemulihan akibat krisis ekonomi yang

BAB. I PENDAHULUAN. perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan UU No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah selanjutnya

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung

BAB I PENDAHULUAN. daerah diharapkan mampu menciptakan kemandirian daerah dalam mengatur dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan kata lain Good Governance, terdapat salah satu aspek di dalamnya yaitu

DATA DASAR PUSKESMAS PROVINSI GORONTALO

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan. Negara merupakan salah satu undang-undang yang dibentuk dalam rangka

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. serta bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Upaya pengembangan tersebut sejalan dengan Undang-undang Nomor 28

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

good governance dan clean government; (4) aspek sosial dan budaya ditunjukkan oleh keadaan politik yang stabil, derajat kehidupan sosial

Rencana kerja (Renja) 2014

RENCANA KERJA (RENJA)

Rencana Kerja Bagian UmumTahun 2016 II - 1 PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB 1 PENDAHULUAN. Otonomi daerah adalah suatu konsekuensi reformasi yang harus. dihadapi oleh setiap daerah di Indonesia, terutama kabupaten dan kota

LAMPIRAN INDIKATOR KINERJA UTAMA ( IKU ) DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BADUNG BAB I PENDAHULUAN

TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.744, 2014 KONSIL KEDOKTERAN. Rencana Strategis. Rancangan. Penyusunan.

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. sistem tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) yang ditandai

RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG. Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N

BAB II PROFIL DINAS PERHUBUNGAN PROPINSI SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan sistem pemerintahan dari yang semula terpusat menjadi

MEMPERKUAT KAPASITAS PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM. Prof. Dr. Ir. Nelson Pomalingo, M.Pd Bupati Kabupaten Gorontalo

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan (preventif) untuk meningkatkan kualitas hidup serta memberikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB. III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Plan), Rencana Kinerja (Performace Plan) serta Laporan Pertanggungjawaban

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014

PENGANGARAN BERBASIS KINERJA DAN UPAYA MEWUJUDKAN GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

BAB VI PENUTUP. observasi serta dokumentasi mengenai proses capacity building Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pembangunan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang didasarkan pada prinsip-prinsip good governance (Bappenas,

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu SDM harus dibina dengan baik agar terjadi peningkatan efesiensi,

3.4 Penentuan Isu-isu Strategis

KATA PENGANTAR. Muaro Sijunjung, Februari 2014 INSPEKTUR KENFILKA, SH, MH PEMBINA UTAMA MUDA NIP

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan bagian terpadu dari pembangunan

Transkripsi:

PENGEMBANGAN KAPASITAS DINAS KESEHATAN KABUPATEN GORONTALO Dikson Junus Email: diksonjunus@gmail.com Universitas Gorontalo ABSTRAK Penelitian ini bertujuan menganalisis kapasitas sarana prasarana Dinas Kesehatan di Kabupaten Gorontalo. Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Pengumpulan data melalui observasi dan wawancara dengan pimpinan dan staf pegawai. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan rancangan model interaktif terdiri dari koleksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil Penelitian ini menujukkan penyediaan sarana dan prasarana kesehatan di Kabupaten Gorontalo telah memadai, namun belum mencapai target 100%. Hal ini disebabkan adanya keterbatasan sumber daya berupa anggaran dan tenaga kesehatan. Kesimpulan, di perlukan dukungan sumber daya (resources) untuk meningkatkan sarana prasarana agar jangkauan pelayanan kesehatan di Kabupaten Gorontalo dapat terpenuhi. Untuk mengantisipasi keterbatasan sumber daya, penelitian ini menyarankan pelaksanaan program dilaksanakan secara komprehensif integral dengan melibatkan stakeholder, sehingga target kegiatan dan tujuan program tercapai. Kata kunci: Capacity Building, Sarana Prasarana. PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dalam pembangunan nasional. Tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Hal ini sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat (1) bahwa setiap orang berhak hidup sejahteralahirdanbatin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh tersedianya sarana dan prasarana kesehatan. Oleh karenanya peningkatan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana salah satu prioritas dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan di Kabupaten Gorontalo. Selain itu, dapat dilihat dari sumber daya yang dimiliki oleh rumah sakit itu sendiri. Menurut Trisnantoro, (2011) mengatakan bahwa salah satu argumen menarik di daerah mengenai hal ini adalah agar Dinas Kesehatan jangan sampai menjadi kerajaannya para dokter dan tenaga kesehatan. Oleh karena itu, Dinas Kesehatan perlu dibuka untuk dapat dipimpin oleh tenaga yang mempunyai pendidikan S1 dan S2 di luar kesehatan. Berdasarkan informasi tersebut, bahwa dalam rangka pengembangan kapasitas dinas kesehatan bukan hanya dilihat dari aspek kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana akan tetapi dibutuhkan sumber daya manusia yang memadai sehingga mampu memberikan hasil yang maksimal.

52 Ad ministrare, Vol. 3 No. 1, 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo sebagai salah satu Organisasi Perangkat Daerah (OPD), merupakan organisasi publik yang melaksanaan program dan kegiatan kesehatan sesuai dengan tujuan dan sasaran program dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat serta dapat meningkatkan kinerja pembangunan kesehatan. Salah satu program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan adalah penyediaan sarana prasarana kesehatan di Kabupaten Gorontalo. KAJIAN TEORI Secara umum konsep capacity building dapat dimaknai sebagai proses membangun kapasitas individu, kelompok atau organisasi. Capacity building dapat juga diartikan sebagai upaya memperkuat kapasitas individu, kelompok atau organisasi yang dicerminkan melalui pengembangan kemampuan, ketrampilan, potensi dan bakat serta penguasaan kompetensikompetensi sehingga individu, kelompok atau organisasi dapat bertahan dan mampu mengatasi tantangan perubahan yang terjadi secara cepat dan tak terduga. Capacity building dapat pula dimaknai sebagai proses kreatif dalam membangun kapasitas yang belum nampak. Pelaksanaan pengembangan kapasitas (capacity building) di Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi sebagai organisasi sektor publik untuk kelancarkan penyelenggaraan pembangunan dalam berbagai sektor. Untuk itu, penting bagi pemerintahan daerah untuk melaksanakan pengembangan kapasitas (capacity building) dengan tujuan memperbaiki dan memperbarui sistem untuk memanifestasikan penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Grindle (1997:6-22), mengatakan bahwa: Capacity building is intended to encompass a variety of strategies that have to do with increasing the efficiency, effectiveness, and responsiveness of government performance. Pendapat Grindle dapat dimaknai bahwa pengembangan kapasitas (capacity building) merupakan upaya yang dimaksudkan untuk mengembangkan suatu ragam strategi meningkatkan efisiensi dalam hal waktu (time) dan sumber daya (resources) yang dibutuhkan guna mencapai suatu outcomes, efektivitas berupa kepantasan usaha yang dilakukan demi hasil yang diinginkan danresponsivitas merujuk kepada bagaimana mensikronkan antara kebutuhan dan kemampuan untuk maksud pencapaian kinerja pemerintah yang lebih baik. Selanjutnya Grindle (1997) mengungkapkan bahwa sarana dan prasarana merupakan salah satu indikator dari dimensi penguatan organisasi dalam konsep capacity building. Sejalan dengan pendapat Grindle, Soeprapto (2006) mengatakan bahwa modal fisik dalam dimensi organisasi pengembangan kapasitas menyangkut sarana prasarana berupa peralatan, bahanbahan yang diperlukan, dan gedung yang dibutuhkan oleh organisasi publik maupun privat.

Dikson Junus, Pengembangan Kapasitas Dinas KesehatanKabupaten Gorontalo 53 METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah kualitatif yang didasarkanpengamatan dan teknik pengumpulan data lainnya untuk memahami, menjelaskan, menafsirkandan melaporkan hasil penelitian. Pengumpulan data dilakukan melalui tahap: observasi, wawancara, dan dokumentasi (Creswell, J.W, 2009). Lokasi penelitian di Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo. Data primer bersumber dari observasi dan dari informan yang terdiri dari pimpinan dan staf pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo. Sedangkan data sekunder bersumber dari dokumen yang berkaitan dengan objek penelitian. Kemudian data dianalisis secara kualitatif (Milles, Huberman dan Saldana, 2014) terdiri dari tiga komponen analisis yaitu: koleksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan HASIL DAN PEMBAHASAN Tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo untuk mendukung dan mewujudkan Visi Kabupaten Gorontalo 2011-2015 yaitu Kabupaten Gorontalo Sehat, Cerdas, Kreatif Dan Berwawasan Lingkungan Menuju Masyarakat Yang Sejahtera Dan Mandiri maka Visi Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo adalah Kabupaten Gorontalo Sehat yang Mandiri dan Produktif Untuk dapat mewujudkan Visi tersebut di atas, Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalomenetapkan 4 (empat) misi yaitu: 1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan mengoptimalkan daya dukung sumber daya kesehatan, institusi dan lingkungan; 2. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat; 3. Memelihara dan menjamin terselenggaranya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu, terjangkau dan berkeadilan; 4. Menjamin ketersediaan sumber daya kesehatan. Implemetnasi Visi, misi tersebut pada tataran operasional dijabarkan dalam bentuk program dan kegiatan. Program merupakan kumpulan kegiatan yang sistematis dan terpadu guna mencapai sasaran dan tujuan. Program kesehatan tahun 2013 mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) nomor 13Tahun 2006tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah beserta perubahannya Peraturan Pemerintah No. 59 Tahun 2007, namun demikian inti program kesehatan tersebut sesuai dengan Rencana strategis pemerintah Kabupaten 2011-2015 dan merupakan kegiatan lanjutan dari tahun sebelumnya. Salah satu program dan kegiatan kesehatan yang ada dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006, yaitu Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) dan Jaringannya. Terdapat 3 (tiga) dimensi dalam pengembangan kapasitas, salah satunya adalah penguatan organsasi (Grindle 1997). Organisasi dalam memberikan pelayanan publik harus meyediakan sarana dan prasarana untuk menunjang aktivitas organisasi. Penyediaan sarana dan prasarana diperlukan, untuk memperkuat eksistensi organisasi publik dalam menyediakan kebutuhan masyarakat.

54 Ad ministrare, Vol. 3 No. 1, 2016 Sarana kesehatan yang ada di Kabupaten Gorontalo terdiri dari 21 pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas), 72 pusat kesehatan masyarakat pembantu (Pustu) dan 55 Poskesehatan desa (Poskesdes). Untuk mengoptimalkan pelayanan kesehatan berbagai upaya dilakukan, diantaranya pembangunan puskesmas pembantu di desa yang belum ada sarana kesehatan, rehabilitasi puskesmas, dan pengadaan kenderaan Dinas roda dua. Pada tahun 2015 jumlah pusat kesehatan masyarakat pembantu yang dibagun sebanyak 2(dua) unit di lokasi desa Biyonga Kecamatan limboto dan di Desa Liyoto Kecamatan Bongomeme. Sedangkan untuk rehabilitasi 21 pusat kesehatan masyarakat sebanyak tiga Unit yakni di Kecamatan Batudaa, Boliyohuto dan Dungaliyo. Selain itu juga untuk pengadaan sarana dan prasarana diadakan 10 unit kenderaan roda dua yang diperuntukan bagi petugas Gizi Puskesmas. Dari 3 (tiga) indikator yang ada hanya ada1 (dua ) indikator yang belum mencapai 100% yaitu jumlah puskesmas yang direhab, sedangkan indikator yang lainnya sudah memenuhi target. Hasil capaian indikator tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel1Target Dan Realisasi Peningkatan Sarana prasarana Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo Tahun 2015 No. Indikator-Indikator Target Realisasi 1 Jumlah sarana kesehatan di desa yang dibangun 2 Jumlah pusat kesehatan masyarakat yang ditingkatkan/diperluas/direhabilitasi 3 Jumlah kendaraan sepeda motor yang diadakan Sumber: Dinas Kesehatan 2016 Capaian (%) 2 2 100 Status Kinerja Sangat Baik 3 2 66,7 Cukup 10 10 100 Sangat Baik Indikator yang belum tercapai yakni rehabilitasi pusat kesehatan masyarakat di Kecamatan Dungaliyokarena perubahan rencana lokasi pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang. Sementara untuk pembangunan Puskesmas pembantu dan pengadaan kenderaan sepeda motor untuk petugas medis dapat dilaksanakan dengan baik. Belum tercapainya salah satu indikator tersebut di atas dikarenakan adanya keterbatasan alokasi anggaran dan perubahan lokasi pembangunan sarana kesehatan. Selain itu juga adanya keterbatasan jumlah tenaga yang tersebar terutama di desa sehingga ada beberapa puskesmas pembantu maupun poskesehatan desa yang dibangun tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal sehingga terkesan tidak ada manfaatnya membangun sarana kesehatan jika tidak dibarengi dengan tenaga medis, prasarana lainnya seperti alat kesehatan dan alat penunjang lainnya. Keterbatasan anggaran daerah untuk melakukan pengadaan, pembangunan dan perbaikan sarana prasarana kesehatan, berbagai upaya yang akan ditempuh adalah mendapatkan peluang anggaran dari pemerintah pusat, salah satunya adalah Dana Alokasi Khusus. Anggaran dari pemerintah pusat ini digunakan untuk penyediaan sarana pelayanan kesehatan dasar seperti Pusat kesehatan masyarakat Global yang berada di Kecamatan Limboto, Mongolato, Tibawa,

Dikson Junus, Pengembangan Kapasitas Dinas KesehatanKabupaten Gorontalo 55 Batudaa, dan Sidomulyo. Kemudian Peningkatan Pusat kesehatan masyarakat Medical Centre di Kecamatan Limboto Barat, Telaga Jaya, Tilote, Tuladenggi, Buhu, Bongomeme, Tabongo, Mootilango dan Sukamakmur. Pusat kesehatan masyarakat Standar di Kecamatan Molopatodu, Kayubulan, Biluhu, Pongongaila, Bilato, Bululi. Dan pengadaan peralatan kesehatan. Temuan ini, sejalan dengan pendapat Kaho (2007:124) yang mengemukakan bahwa keuangan daerah adalah salah satu faktor yang mempengaruhi pelaksanaan Otonomi Daerah. Lebih lanjut Kaho mengungkapkan bahwa salah satu kriteria penting untuk mengetahui secara nyata kemampuan daerah dalam mengatur dan mengurus rumah tangganya adalah kemampuan self-supporting dalam bidang keuangan Sedangkan untuk keterbatasan tenaga medis, Dinas Kesehatan telah merencanakan untuk merekrut tenaga medis yang ingin melakukan praktek kerja dan melakukan kerja sama dengan kementerian kesehatan untuk penempatan dokter non Pegawai Negeri Sipil atau dokter kontrak. PENUTUP Pengembangan kapasitas yang diadopsi untuk meningkatkan kapasitas program di Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo telah sesuai dengan pandangan para ahli, bahwa dimensi penguatan organisasi dalam pengembangan kapasitas memerlukan dukungan sarana dan prasarana. Dukungan sumber daya tersebut sangat membantu dalam meningkatkan mutu dan keterjangkauan pelayanan kesehatan di Kabupaten Gorontalo. Rekomendasi penelitian perlu adanya pelaksanaan program secara komprehensif integral (menyeluruh dan terpadu) yang berorientasi pada pencapain tujuan program. DAFTAR PUSTAKA Creswell, J.W. 2009. Research Design :Qualitatif, Quantitatif, and Mix Methods Approaches (Third Edition). SAGE Publications Inc, Los Angeles, USA. Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo, 2015. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Grindle, M. S. l997 Getting Good Government : Capacity Building in the Publik Sector of Developing Countries, Boston, MA : Harvard Institue for international Development Kaho Josef Riwu, 2007. Prospek Otonomi Daerah Di Negara Republik Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers Miles, Matthew B. Qualitative data analysis: a methods source book/matthew B. Miles, A. Michael Huberman, Johnny Saldaña, Arizona State University. Third edition. Copyright 2014 SAGE Publications, Inc. Soeprapto, Riadi. Pengembangan Sumber Daya Aparatur Daerah di Era Reformasi. Jurnal Administrasi Negara. Volume IV No. 1 september FIA Universitas Brawijaya, Malang. 2006 (20)

56 Ad ministrare, Vol. 3 No. 1, 2016 Trisnantoro, Laksono. 2011. Pengembangan Kapasitas Kepala Dinas Kesehatan: Apakah Perlu Diperkuat dengan Aturan di Level Peraturan Pemerintah?. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan Vol 14, No 03 (2011).