KONVENSI MENGENAI USIA MINIMUM UNTUK DIPERBOLEHKAN BEKERJA

dokumen-dokumen yang mirip
KONVENSI NO. 138 MENGENAI USIA MINIMUM UNTUK DIPERBOLEHKAN BEKERJA

UNDANG - UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1999 TENTANG PENGESAHAN KONVENSI ILO NO. 138 MENGENAI

K138 USIA MINIMUM UNTUK DIPERBOLEHKAN BEKERJA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1999 TENTANG

KONVENSI MENGENAI PENERAPAN PRINSIP PRINSIP HAK UNTUK BERORGANISASI DAN BERUNDING BERSAMA

KONVENSI MENGENAI DISKRIMINASI DALAM PEKERJAAN DAN JABATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KONVENSI MENGENAI PENGUPAHAN BAGI LAKI-LAKI DAN WANITA UNTUK PEKERJAAN YANG SAMA NILAINYA

KONVENSI KETENAKERJAAN INTERNASIONAL KONVENSI 182 MENGENAI PELARANGAN DAN TINDAKAN SEGERA PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK

K177 Konvensi Kerja Rumahan, 1996 (No. 177)

K111 DISKRIMINASI DALAM PEKERJAAN DAN JABATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

K131. Konvensi Penetapan Upah Minimum, 1970

K171 Konvensi Kerja Malam, 1990

K 173 KONVENSI PERLINDUNGAN KLAIM PEKERJA (KEPAILITAN PENGUSAHA), 1992

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

K 95 KONVENSI PERLINDUNGAN UPAH, 1949

K182 PELANGGARAN DAN TINDAKAN SEGERA PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK

K106 ISTIRAHAT MINGGUAN DALAM PERDAGANGAN DAN KANTOR- KANTOR

K105 PENGHAPUSAN KERJA PAKSA

K 158 KONVENSI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, 1982

K45 KERJA WANITA DALAM SEGALA MACAM TAMBANG DIBAWAH TANAH

K168. Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168)

K144 KONSULTASI TRIPARTIT UNTUK MENINGKATKAN PELAKSANAAN STANDAR-STANDAR KETENAGAKERJAAN INTERNASIONAL

K100 UPAH YANG SETARA BAGI PEKERJA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN UNTUK PEKERJAAN YANG SAMA NILAINYA

K155 Konvensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja, 1981

KONPENSI 106 MENGENAI ISTIRAHAT MINGGUAN DALAM PERDAGANGAN DAN KANTOR-KANTOR KONPERENSI UMUM ORGANISASI PERBURUHAN INTERNASIONAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

K98 BERLAKUNYA DASAR-DASAR DARI HAK UNTUK BERORGANISASI DAN UNTUK BERUNDING BERSAMA

K88 LEMBAGA PELAYANAN PENEMPATAN KERJA

KONVENSI NOMOR 81 MENGENAI PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN DALAM INDUSTRI DAN PERDAGANGAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

K 183 KONVENSI PERLINDUNGAN MATERNITAS, 2000

K156 Konvensi Pekerja dengan Tanggung Jawab Keluarga, 1981

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KONVENSI MENGENAI KERJA PAKSA ATAU KERJA WAJIB

Konvensi 183 Tahun 2000 KONVENSI TENTANG REVISI TERHADAP KONVENSI TENTANG PERLINDUNGAN MATERNITAS (REVISI), 1952

15A. Catatan Sementara NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

K81 PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN DALAM INDUSTRI DAN PERDAGANGAN

K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011

K69 SERTIFIKASI BAGI JURU MASAK DI KAPAL

K122 Konvensi mengenai Kebijakan di Bidang Penyediaan Lapangan Kerja

K87 KEBEBASAN BERSERIKAT DAN PERLINDUNGAN HAK UNTUK BERORGANISASI

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NO. 83 TAHUN 1998

K159 Konvensi Rehabilitasi Vokasional dan Lapangan Kerja (Difabel), 1990

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1999 TENTANG

K14. Konvensi Istirahat Mingguan (Industri), 1921

K143 KONVENSI PEKERJA MIGRAN (KETENTUAN TAMBAHAN), 1975

Konvensi tentang Penyalur Tenaga Kerja Swasta

K185 PERUBAHAN DOKUMEN IDENTITAS PELAUT, 2003

K19 PERLAKUKAN YANG SAMA BAGI PEKERJA NASIONAL DAN ASING DALAM HAL TUNJANGAN KECELAKAAN KERJA

K120 HYGIENE DALAM PERNIAGAAN DAN KANTOR-KANTOR

K150 Konvensi mengenai Administrasi Ketenagakerjaan: Peranan, Fungsi dan Organisasi

R-188 REKOMENDASI AGEN PENEMPATAN KERJA SWASTA, 1997

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1961 TENTANG

R184 Rekomendasi Kerja Rumahan, 1996 (No. 184)

K181 Konvensi tentang Penyalur Tenaga Kerja Swasta

KONVENSI INTERNASIONAL TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN MARITIM, 1979 (Hamburg, 27 April 1979)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG

K29 KERJA PAKSA ATAU WAJIB KERJA

Bentuk: UNDANG-UNDANG. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 3 TAHUN 1961 (3/1961) Tanggal: 25 PEBRUARI 1961 (JAKARTA)

R-166 REKOMENDASI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, 1982

LAMPIRAN II UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1961 TENTANG PERSETUJUAN ATAS TIGA KONVENSI JENEWA TAHUN 1958 MENGENAI HUKUM LAUT

K187. Tahun 2006 tentang Landasan Peningkatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

R-90 REKOMENDASI PENGUPAHAN SETARA, 1951

K89 Konvensi tentang Kerja Malam bagi Wanita yang dipekerjakan di Industri. (Hasil Revisi tahun 1948)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

R121. Rekomendasi Jaminan Kecelakaan Kerja, 1964 (No. 121)

K27 PEMBERIAN TANDA BERAT PADA BARANG-BARANG BESAR YANG DIANGKUT DENGAN KAPAL

KOVENAN INTERNASIONAL HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1999 TENTANG

KONVENSI-KONVENSI ILO TENTANG KESETARAAN GENDER DI DUNIA KERJA

PROTOKOL OPSIONAL PERTAMA PADA KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK SIPIL DAN POLITIK 1

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2000 TENTANG

K176. Tahun 1995 tentang Keselamatan dan Kesehatan di Tambang

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Organisasi Perburuhan Internasional

BAB I PENDAHULUAN. faktor sumber daya manusia yang berpotensi dan sebagai generasi penerus citacita

R-111 REKOMENDASI DISKRIMINASI (PEKERJAAN DAN JABATAN), 1958

CONVENTION INTERNATIONALE

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Protokol Tambahan Konvensi Hak Anak Terkait Keterlibatan Anak Dalam Konflik Bersenjata

KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA 1

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI KETERLIBATAN ANAK DALAM KONFLIK BERSENJATA

KEPPRES 55/1999, PENGESAHAN PERJANJIAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK FEDERAL JERMAN DI BIDANG PELAYARAN

*12398 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 32 TAHUN 2000 (32/2000) TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Komponen Kebutuhan Hidup Layak

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1997 TENTANG KETENAGAKERJAAN [LN 1997/73, TLN 3702]

Konvensi tentang Perlindungan Wanita Hamil (Disempurnakan tahun 1952) 1

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 T a h u n Tentang Desain Industri

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

1 KONVENSI MENGENAI USIA MINIMUM UNTUK DIPERBOLEHKAN BEKERJA Ditetapkan oleh Konferensi Umum Organisasi Buruh Internasional, di Jenewa, pada tanggal 26 Juni 1973 Konferensi Umum Organisasi Buruh Internasional, Telah disidangkan di Jenewa oleh Badan Pengurus Kantor Buruh Intemasional, dan bertemu dalam Sidang ke Limapuluh delapan pada tanggal 6 Juni 1973, dan Telah memutuskan untuk menerima beberapa usulan mengenai usia minimum untuk diperbolehkan bekerj a yang merupakan acara keempat dalam agenda Sidang, dan Memperhatikan syarat-syarat Konvensi Usia Minimum (Industri) 1919, Konvensi Usia Minimum (Laut) 1920, Konvensi Usia Minimum (Pertanian) 1921, Konvensi Usia Minimum (Penyeimbang dan Juru Api) 1921, Konvensi Usia Minimum (Pekerjaan Non Industri) 1932, Konvensi (Revisi) Usia Minimum (Laut) 1936, Konvensi (Revisi) Usia Minimum (Industri) 1937, Konvensi (Revisi) Usia Minimum (Pekerjaan Non Industri) 1937, Konvensi Usia Minimum (Nelayan) 1959, Konvensi Usia Minimum (Pekerjaan Bawah Tanah) 1965, dan Mempertimbangkan bahwa telah tiba waktunya untuk menetapkan suatu instrumen umum mengenai hal itu yang secara berangsur-angsur akan menggantikan instrumen-instrumen yang berlaku pada sektor ekonomi yang terbatas dengan tujuan untuk mencapai penghapusan kerja anak secara menyeluruh, dan Telah menetapkan bahwa naskah ini harus berbentuk Konvensi Internasional, Konvensi mengenai Usia Minimum untuk Diperbolehkan Bekerja menetapkan pada tanggal duapuluh enam Juni tahun seribu sembilan ratus tujuh puluh tiga, Konvensi di bawah ini yang dapat disebut sebagai Konvensi Usia Minimum 1973: Pasal 1 Setiap Anggota terhadap siapa Konvensi ini berlaku berjanji untuk mengupayakan suatu kebijakan nasional yang dibentuk untuk menjamin dihapuskannya kerja anak secara efektif dan untuk secara progresif menaikkan usia minimum untuk diperbolehkan masuk bekerja atau bekerja sampai pada suatu tingkat yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan fisik clan mental sepenuhnya dari orang muda.

2 Pasal 2 1. Setiap Anggota yang meratifikasi Konvensi ini, dalam suatu deklarasi yang dilampirkan pada ratifikasinya, harus menetapkan usia minimum untuk diperbolehkan masuk kerja atau bekerja dalam wilayahnya dan pada alai pengangkutan yang terdaftar dalam wilayahnya, dengan memperhatikan pasal 4 sampai 8 Konvensi ini, tidak seorang pun di bawah umur yang ditetapkan di situ diperbolehkan masuk kerja atau bekerja dalam suatu jabatan. 2. Setiap Anggota yang meratifikasi Konvensi ini selanjutnya dapat memberitahukan kepada Direktur Jenderal Kantor Buruh Intemasional dengan deklarasi lebih lanjut, bahwa is telah menetapkan usia minimum yang lebih tinggi dari yang telah ditetapkan sebelumnya. 3. Usia minimum yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan ayat 1 pasal ini, tidak boleh kurang dari usia tamat sekolah wajib dan dalam hal apapun tidak boleh kurang dari 15 tahun. 4. Walaupun terdapat ketentuan ayat 3 pasal ini, suatu Anggota yang ekonomi dan fasilitas pemerintahannya tidak cukup berkembang, setelah berkonsultasi dengan organisasi pengusaha dan pekerja yang bersangkutan jika yang demikian itu ada, sebagai permulaan dapat menetapkan usia minimum 14 tahun. 5. Setiap Anggota yang telah menetapkan usia minimum 14 tahun sesuai dengan ketentuan ayat terdahulu, di dalam laporannya mengenai pelaksanaan. Konvensi ini Yang disampaikan berdasarkan pasal 22 Konstitusi Organisasi Buruh Internasional harus menyatakan: a. bahwa alasan yang menyebabkan dia berbuat demikian masih termasuk ada; b. bahwa ia melepaskan haknya untuk menggunakan ketentuan tersebut mulai suatu tanggal yang dinyatakan. Pasal 3 1. Usia minimum untuk diperbolehkan masuk kerja setiap jenis pekerjaan atau kerja yang karena sifatnya atau karena keadaan lingkungan tempat pekerjaan itu harus dilakukan mungkin membahayakan kesehatan, keselamatan atau moral orang muda, tidak boleh kurang dari 18 tahun. 2. Jenis pekerjaan atau kerja terhadap mana ayat 1 pasal ini berlaku, hares ditetapkan dengan undang-undang atau peraturan nasional atau oleh penguasa yang berwenang setelah berkonsultasi dengan organisasi pengusaha clan pekerja yang bersangkutan, jika yang demikian itu ada. 3. Walaupun terdapat ketentuan ayat 1 pasal ini, undang-undang atau peraturan nasional atau penguasa yang berwenang, setelah berkonsultasi

3 dengan organisasi pengusaha dan pekerja yang bersangkutan, jika yang demikian itu ada, dapat memperbolehkan orang muda berusia 16 tahun bekerja, dengan syarat bahwa kesehatan, keselamatan dan moral orang muda yang bersangkutan dilindungi sepenuhnya dan bahwa orang muda itu telah menerima pelajaran atau latihan kejuruan khusus yang memadai mengenai cabang kegiatan yang bersangkutan. Pasal 4 1. Sepanjang diperlukan, penguasa yang berwenang, setelah berkonsultasi dengan organisasi pengusaha dan pekerja yang bersangkutan, jika yang demikian itu ada, dapat mengecualikan dari berlakunya Konvensi ini jenis pekerjaan atau kerja yang terbatas, dalam hal ia dapat menimbulkan masalah penerapan yang khusus dan substansial. 2. Setiap Anggota yang meratifikasi Konvensi ini dalam laporannya yang pertama mengenai pelaksanaan Konvensi yang disampaikan berdasarkan pasal 22 dari Konstitusi Organisasi Buruh Internasional, harus memberikan daftar dari setiap jenis yang telah dikecualikan menurut ketentuan ayat 1 pasal ini, harus memberikan alasan mengapa dikecualikan dan dalam laporan berikutnya harus menyatakan kedudukan hukum clan praktik terhadap jenis yang dikecualikan itu, dan sampai berapa jauh Konvensi ini telah diberlakukan atau telah diusulkan untuk diberlakukan terhadap jenis tersebut. 3. Pekerjaan atau kerja yang dicakup dalam pasal 3 Konvensi ini tidak boleh dikecualika dari pelaksanaan Konvensi menurut pasal ini. Pasal 5 1. Anggota yang ekonomi dan fasilitas pemerintahannya tidak cukup berkembang, setelah berkonsultasi dengan organisasi pengusaha dan pekerja yang bersangkutan, jika yang demikian itu ada, dapat pada permulaan membatasi ruang lingkup berlakunya Konvensi ini. 2. Setiap Anggota yang mempergunakan ketentuan ayat 1 pasal ini, dalam suatu deklarasi yang dilampirkan pada ratifikasinya, harus memperinci cabang kegiatan ekonomi atau jenis perusahaan terhadap mana ketentuan Konvensi ini akan diberlakukan olehnya. 3. Ketentuan Konvensi ini harus berlaku minimum bagi hal-hal berikut: pertambangan clan penggalian; pabrik; bangunan; listrik, gas dan air; jasa kebersihan; pengangkutan, pergudangan dan perhubungan; serta perkebunan clan perusahaan pertanian lainnya yang terutama menghasilkan untuk maksud perdagangan, akan tetapi mengecualikan perusahaan keluarga dan kecil yang menghasilkan untuk konsumsi lokal clan tidak secara teratur mempergunakan tenaga bayaran. 4. Setiap Anggota yang membatasi ruang lingkup berlakunya Konvensi ini sesuai dengan ketentuan dalam pasal ini:

4 a. harus menunjukkan dalam laporannya sesuai dengan pasal 22 Konstitusi Organisasi Buruh Internasional, kedudukan umum tentang pekerjaan dan kerja orang muda clan anak-anak dalam cabang kegiatan yang dikecualikan dari ruang lingkup berlakunya Konvensi ini dan setiap kemajuan yang mungkin telah dicapai ke arah pelaksanaan yang lebih luas dari ketentuan Konvensi ini; b. dapat setiap waktu secara formal memperluas ruang lingkup berlakunya itu dengan suatu deklarasi yang dialamatkan kepada Direktur Jenderal Kantor Buruh Internasional. Pasal 6 Konvensi ini tidak berlaku bagi pekerjaan yang dilakukan oleh anak dan orang muda di sekolah untuk pendidikan umum, kejuruan atau teknik atau di lembaga pelatihan lain, atau bagi pekerjaan yang dilakukan oleh orang muda yang sekurang-kurangnya berusia 14 tahun dalam perusahaan, apabila pekerjaan itu dilakukan sesuai dengan syarat-syarat yang ditetapkan oleh penguasa yang berwenang, setelah berkonsultasi dengan organisasi pengusaha dan pekerja yang bersangkutan, jika yang demikian itu ada, dan merupakan bagian yang merupakan kesatuan dari : pelaksanaan suatu pendidikan atau pelatihan yang penanggung jawab, utamanya adalah suatu sekolah atau lembaga pelatihan; a. suatu program pelatihan yang untuk sebagian besar atau seluruhnya dilakukan dalam suatu perusahaan yang telah disetujui oleh penguasa yang berwenang; atau b. suatu program bimbingan atau orientasi yang bertujuan untuk mempermudah pemilihan suatu jabatan atau suatu jurusan pelatihan. Pasal 7 1. Undang-undang atau peraturan nasional dapat mengizinkan dipekerjakannya atau bekerjanya orang-orang berusia 13 sampai 15 tahun dalam pekerjaan-pekerjaan yang kiranya tidak berbahaya bagi kesehatan dan perkembangan mereka; tidak menjadi halangan bagi mereka untuk dapat terns mengikuti pelajaran sekolah, mengikuti orientasi kejuruan atau program pelatihan yang disetujui oleh penguasa yang berwenang atau kemampuan mereka untuk memperoleh keuntungan dari pelajaran yang diterima. 2. Undang-undang atau peraturan nasional dapat juga mengizinkan dipekerjakannya atau diterimanya orang yang berusia sekurang-kurangnya 15 tahun untuk bekerja akan tetapi belum menyelesaikan pendidikan sekolah wajib dalam pekerjaan yang telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam sub ayat (a) dan (b) ayat 1 pasal ini. 3. Penguasa yang berwenang harus menetapkan kegiatan yang mana pekerjaan atau kerja dapat diizinkan berdasarkan ayat 1 dan 2 pasal ini dan

5 harus menetapkan jumlah jam kerja selama mana dan dalam kondisi bagaimana pekerjaan atau kerja semacam itu dapat dilakukan. 4. Walaupun terdapat ketentuan ayat 1 dan 2 pasal ini, Anggota yang telah menyatakan mempergunakan ketentuan ayat 4 pasal 2, selama masih menghendaki terns melakukan demikian dapat menggantikan usia 12 dan 14 tahun untuk usia 13 dan 15 tahun dalam ayat 1 dan usia 14 tahun usia 15 tahun dalam ayat 2 pasal ini. Pasal 8 1. Setelah berkonsultasi dengan organisasi pengusaha dlan pekerja yang bersangkutan, jika yang demikian itu ada, penguasa yang berwenang dengan izin yang diberikan untuk tiap keadaan tersendiri, dapat memperbolehkan pengecualian larangan pekerjaan atas kerja sebagaimana ditetapkan dalam pasal 2 Konvensi ini, untuk maksud seperti turut serta dalam kegiatan kesenian. 2. Izin yang diberikan itu harus membatasi lamanya jam kerja clan harus menetapkan kondisi yang mana pekerjaan atau kerja diperbolehkan. Pasal 9 1. Segala tindakan yang perlu, termasuk penentuan hukuman yang setimpal harus diambil oleh penguasa yang berwenang untuk menjamin pelaksanaan yang efektif dari ketentuan Konvensi ini. 2. Undlang-undang atau peraturan nasional atau penguasa yang berwenang harus menetapkan orang-orang yang bertanggung jawab atas ditaatinya ketentuan yang memberlakukan Konvensi ini. 3. Undang-undang atau peraturan nasional atau penguasa yang berwenang harus menetapkan, daftar clan dokumen lain yang harus clipelihara clan disediakan oleh pengusaha, daftar clan dokumen seperti demikian harus memuat nama-nama dan usia atau tanggal lahir, seclapat mungkin disahkan, dari orang yang dipekerjakan olehnya atau yang bekerja untuknya clan yang berusia kurang dari 18 tahun. Pasal 10 1. Konvensi ini merevisi, menurut ketentuan yang ditetapkan dalam pasal ini, Konvensi Usia Minimum (Industri) tahun 1919, Konvensi Usia Minimum (Laut) tahun 1920, Konvensi Usia Minimum (Pertanian) tahun 1921, Konvensi Usia Minimum (Penyeimbang dan Juru Api) tahun 1921, Konvensi Usia Minimum (Pekerjaan Non Industri) tahun 1932, Konvensi (Revisi) Usia Minimum (Laut) tahun 1936, Konvensi (Revisi) Usia Minimum (Industri) tahun 1937, Konvensi (Revisi) Usia Minimum (Pekerjaan Non Industri) tahun 1937, Konvensi Usia Minimum (Nelayan) tahun 1959, dan Konvensi Usia Minimum (Pekerjaan di bawah Tanah) tahun 1965.

6 2. Mulai berlakunya Konvensi ini tidak menutup kemungkinan untuk diratifikasinya lebih lanjut Konvensi (Revisi) Usia Minimum (Laut) tahun 1936, Konvensi (Revisi) Usia Minimum (Industri) tahun 1937, Konvensi (Revisi) Usia Minimum (Pekerjaan Non Industri), 1937, Konvensi (Revisi) Usia Minimum (Nelayan) tahun 1959, Konvensi Usia Minimum (Pekerjaan di Bawah Tanah) tahun 1965. 3. Konvensi Usia Minimum (Industri) tahun 1919, Konvensi Usia Minimum (Laut) tahun 1920, Konvensi Usia Minimum (Pertanian) tahun 1921, dan Konvensi Usia Minimum (Penyeimbang dan Juru Api) tahun 1921 akan ditutup untuk ratifikasi selanjutnya,jikasemuapihakyangtelahmeratifikasinyatelahsetujuuntukmenutupny a dengan jalan meratifikasi Konvensi ini atau dengan suatu deklarasi yang disampaikan kepada Direktur Jenderal Kantor Buruh Internasional. 4. Jika kewajiban Konvensi ini telah diterima a. oleh anggota yang tadinya telah meratifikasi Konvensi (Revisi) Usia Minimum (Industri) tahun 1937 dan telah menetapkan Usia Minimum tidak kurang dari 15 tahun menurut ketentuan pasal 2 Konvensi ini, maka itu berarti pembatalan Konvensi itu pada saat itu juga karena hukum, b. dalam hal pekerjaan non industri sebagai yang ditetapkan dalam Konvensi Usia Minimum (Pekerjaan Non Industri) tahun 1932 oleh Anggota yang tadinya telah meratifikasi Konvensi itu, maka ini berarti pembatalan segera Konvensi itu pada saat itu juga karena hukum, c. dalam hal pekerjaan non industri sebagai yang ditetapkan dalam Konvensi (Revisi) Usia Minimum (Pekerjaan Non Industri) tahun 1937 oleh Anggota yang tadinya telah meratifikasi Konvensi itu, dan telah menetapkan usia minimum tidak kurang dari 15 tahun berdasarkan pasal 2 Konvensi ini, maka ini berarti pembatalan segera Konvensi itu pada saat itu juga karena hukum, d. dalam hal pekerjaan maritim oleh Anggota yang tadinya telah meratifikasi Konvensi (Revisi) Usia Minimum (Laut) tahun 1936 dan telah menetapkan usia minimum tidak kurang dari 15 tahun berdasarkan pasal 2 Konvensi ini atau Anggota itu telah menetapkan bahwa pasal 3 Konvensi ini berlaku bagi pekerjaan maritim, maka itu berarti pembatalan Konvensi itu pada saat itu juga karena hukum, e. dalam hal pekerjaan maritim oleh Anggota yang tadinya telah meratifikasi Konvensi Usia Minimum (Nelayan) tahun 1959 dan telah menetapkan usia minimum tidak kurang dari 15 tahun berdasarkan pasal 2 Konvensi ini atau Anggota itu telah menetapkan bahwa pasal 3 Konvensi ini berlaku bagi perikanan maritim, maka itu berarti pembatalan Konvensi itu pada saat itu juga karena hukum,

7 f. Oleh Anggota yang telah meratifikasi Konvensi Usia Minimum (Pekerjaan di Bawah Tanah) tahun 1965 dan usia minimum yang tidak kurang dari usia yang ditetapkan dalam Konvensi tersebut dinyatakan berdasarkan pasal 2 Konvensi ini atau Anggota itu menetapkan bahwa usia itu berlaku bagi pekerjaan di bawah tanah dalam pertambangan berdasarkan pasal 3 Konvensi ini, maka itu berarti pembatalan Konvensi itu pada saat itu juga karena hukum, jika dan pada waktu Konvensi ini mulai berlaku. 5. Penerimaan kewajiban Konvensi ini a. berarti penarikan diri dari Konvensi Usia Minimum (Industri) tahun 1919, sesuai dengan pasal 12, b. dalam hal pertanian berarti penarikan diri dari Konvensi Usia Minimum (Pertanian) tahun 1921, sesuai dengan pasal 9, c. dalam hal pekerjaan maritim berarti penarikan diri dari Konvensi Usia Minimum (Laut) tahun 1920, sesuai dengan pasal 10 dan Konvensi Usia Minimum (Penyeimbang dan Juru Api) tahun 1921, sesuai dengan pasal 12. jika dan pada waktu Konvensi ini mulai berlaku. Pasal 11 Ratifikasi resmi Konvensi ini harus disampaikan kepada Direktur Jenderal Kantor Buruh Intemasional untuk didaftarkan. Pasal 12 1. Konvensi ini hanya akan mengikat Anggota Organisasi Buruh Internasional yang ratifikasinya telah didaftarkan pada Direktur Jenderal. 2. Konvensi ini akan berlaku 12 bulan sesudah tanggal ratifikasi oleh dua Anggota didaftarkan pada Direktur Jenderal 3. Selanjutnya Konvensi ini akan mulai berlaku terhadap tiap-tiap Anggota 12 bulan sesudah tanggal ratifikasi didaftarkan. Pasal 13

8 1. Anggota yang telah meratifikasi Konvensi ini, setelah lewat waktu sepuluh tahun terhitung dari tanggal Konvensi ini mulai berlaku, dapat menarik diri dengan menyampaikan suatu keterangan kepada Direktur Jenderal Kantor Buruh Internasional untuk didaftarkan. Penarikan diri tersebut barn akan mulai berlaku satu tahun sesudah tanggal pendaftarannya. 2. Tiap-tiap Anggota yang telah meratifikasi Konvensi ini dan tidak menggunakan hak untuk menarik diri menurut ketentuan pada ayat satu tersebut di atas dalam tahun berikutnya setelah lewat sepuluh tahun seperti termaksud pada ayat di atas, akan terikat untuk sepuluh tahun lagi dan sesudah itu dapat menarik diri dari Konvensi ini pada waktu berakhirnya tiap-tiap mass sepuluh tahun menurut ketentuan yang tercantum pada pasal ini. Pasal 14 1. Direktur Jenderal Kantor Buruh Internasional harus memberitahukan semua Anggota Organisasi Buruh Internasional tentang pendaftaran semua ratifikasi dan penarikan diri yang dikomunikasikan padanya oleh Anggota Organisasi. 2. Ketika memberitahukan Anggota Organisasi tentang pendaftaran ratifikasi kedua yang dikomunikasikan padanya, Direktur Jenderal harus memberitahukan Anggota Organisasi mengenai tanggal Konvensi akan diberlakukan. Pasal 15 Direktur Jenderal Kantor Buruh Internasional harus berkomunikasi dengan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk pendaftaran berdasarkan Pasal 102 Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai semua ratifikasi secara spesifik dan putusan penarikan diri yang didaftarkannya berdasarkan ketentuanketentuan dari Pasal-pasal sebelumnya. Pasal 16 Pada saat tertentu apabila dianggap perlu Badan Pelaksana dari Kantor Buruh Internasional harus menyampaikan pada Konferensi Umum suatu laporan mengenai pelaksanaan Konvensi ini dan harus menelaah keinginan untuk menempatkan dalam agenda Konferensi mengenai masalah revisi terhadapnya baik secara keseluruhan atau sebagian. Pasal 17 1. Apabila Konferensi tersebut menetapkan suatu Konvensi baru yang merubah Konvensi ini secara keseluruhan atau sebagian, maka, kecuali Konvensi baru menentukan sebaliknya: a. Ratifikasi oleh Anggota terhadap Konvensi perubahan baru harus ipsojure termasuk penarikan diri secepatnya dari Konvensi ini, walaupun terdapat

9 ketentuan-ketentuan dari Pasal 13 di atas, jika dan ketika Konvensi perubahan baru mulai diberlakukan; b. dari tanggal ketika Konvensi perubahan baru mulai diberlakukan Konvensi ini tidak lagi terbuka untuk diratifikasi oleh Anggota-anggota. 2. Konvensi ini harus tetap diberlakukan dalam segala hal sesuai dengan bentuk dan isi yang sebenarnya terhadap semua Anggota yang meratifikasi tetapi tidak meratifikasi perubahan Konvensi. Pasal 18 Naskah dalam bahasa Inggris dan Prancis dari Konvensi ini mempunyai keaslian yang sama.