I. PENDAHULUAN. Kemandirian dan tanggung jawab merupakan pilar penting bagi terwujudnya

dokumen-dokumen yang mirip
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. disegala bidang. Salah satu dari pembangunan Nasional di Indonesia adalah di

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

1. PENDAHULUAN. Bab ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. individu semakin berkembang serta dapat menggali potensi diri. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DAMPAK PEMBINAAN KEPRAMUKAAN TERHADAP TANGGUNG JAWAB SOSIAL PESERTA DIDIK

I. PENDAHULUAN. bukan hanya dari potensi akademik melainkan juga dari segi karakter

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULIAN. A. Latar Belakang Masalah

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. jalur pendidikan formal, nonformal dan informal, karena dapat dijadikan satu

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa diantaranya yang paling meresahkan adalah penyalahgunaan. narkoba dan bahkan sampai menjerumus kepada seks bebas.

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah untuk merangsang manusia agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan teknis (skill) sampai pada pembentukan kepribadian yang kokoh

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah mengungkapkan Pancasila sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

- 1 - PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA

I PENDAHULUAN. kehidupan. Pengertian pendidikan nasional yang tercantum dalam UU No.

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing,

BAB I PENDAHULUAN. fungsi pendidikan nasional yang terdapat pada Undang Undang Republik

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

KOMISI PEMILIHAN UMUM KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM. NOMOR : 430/Kpts/KPU/TAHUN 2009 TENTANG

Pengantar Presiden RI pada Hari Pramuka ke-53, di Cibubur, Jakarta, Tgl. 14 Agustus 2014 Kamis, 14 Agustus 2014

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

I. PENDAHULUAN. sumber daya suatu Negara dapat ditingkatkan. Dewasa ini sudah menjadi. kebutuhan di setiap Negara untuk terus berusaha meningkatkan

BUPATI TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia

BAB I PENDAHULUAN. tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional,

BUPATI TANGGAMUS PERATURAN BUPATI TANGGAMUS NOMOR : 23 TAHUN 2014 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar dasar dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia ke tengah-tengah persaingan global ialah dengan meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia baik

I. PENDAHULUAN. Manfaat dari pendidikan di sekolah, antara lain adalah menambah wawasan dan

BUPATI TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG

ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA HASIL MUNASLUB GERAKAN PRAMUKA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGGAMUS NOMOR : 15 Tahun 2006 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. muda. Dan hal tersebut merupakan tanggung jawab pemerintah, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman memberikan dampak yang besar bagi

Tujuan pendidikan adalah membentuk seorang yang berkualitas dan

Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka, (Jakarta : Kemenpora, 2010), hlm Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Undang-Undang Republik

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

REVITALISASI ASET GERAKAN PRAMUKA DALAM MENGANTISIPASI PROGRAM PEMERINTAHAN BARU : H.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini banyak membawa pengaruh positif maupun negatif bagi penggunanya. Apabila

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

I. PENDAHULUAN. Upaya pemerintah dalam menanamkan kembali nilai-nilai karakter (luhur) dilatar

I. PENDAHULUAN. dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. makhluk individu dan makhluk sosial, sehingga siswa dapat hidup secara

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

I. PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas manusia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Islam Kontemporer, 1999), hal Muhammad Zuhali, Pentingnya Pendidikan Islam Sejak Dini,

I. PENDAHULUAN. Budaya kekerasan dan kemerosotan akhlak yang menimpa anak-anak usia

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari keseluruhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 220 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN POKOK-POKOK ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman didunia pendidikan yang terus berubah secara signifikan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Alfitra Salam, APU, Makalah Simposium Satu Pramuka Untuk Satu Merah Putih,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. upaya sekolah dalam mendukung tujuan pendidikan nasional, Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara kita Indonesia sejak dua tahun belakangan ini banyak dihembusi oleh

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang cukup berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan

PERANAN KEPRAMUKAAN DALAM MEMBINA SIKAP NASIONALISME PADA GUGUS MELATI BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses yang ditempuh oleh peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. menciptakaniklim budaya sekolah yang penuh makna. Undang-Undang

BUPATI TANGGAMUS PERATURAN BUPATI TANGGAMUS NOMOR : 15 TAHUN 2012 TENTANG

BAB IV ANALISIS PENANAMAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA DI MA YMI WONOPRINGGO

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan penyelenggaraan pembangunan juga tidak terlepas dari adanya

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

arti yang luas. Peranan guru bukan semata-mata memberikan informasi,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

PETUNJUK PENYELENGGARAAN GUGUS DARMA PRAMUKA

I. PENDAHULUAN. digambarkan secara optimal. Beberapa kegunaan peta antara lain untuk

ISSN: PRAMUKA SEBAGAI WADAH PEMBENTUKAN PENDIDI- KAN BERKARAKTER

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemandirian dan tanggung jawab merupakan pilar penting bagi terwujudnya kemajuan. Sejarah bangsa-bangsa besar telah membuktikan bahwa kemandirian dan tanggung jawab adalah kunci untuk menuju kemajuan dan kesejahteraan suatu bangsa. Bahkan, para pejuang dengan kegigihan dan kemandiriannya berjuang merebut kemerdekaan Indonesia. Kemandirian perlu ditanamkan pada generasi muda agar mampu percaya diri dalam mengambil keputusan, inisiatif, kritis, mencoba mengerjakan sendiri tugas rutin, tidak mudah menyerah, berusaha mendapatkan kepuasan dari usahanya, dan mampu mengatasi rintangan yang dihadapinya. Siswa yang memiliki karakter mandiri diharapkan mampu untuk terjun langsung dalam kehidupan bermasyarakat dan juga mampu memiliki andil dalam masyarakat. Sikap tanggung jawab penting untuk ditanamkan pada siswa, dengan tanggung jawab individu melakukan apa yang dipercayaan dengan sebaikbaiknya. Individu yang bertanggung jawab biasanya berhati hati dalam mengambil tindakan dan apabila terlanjur melakukan kesalahan dengan rasa tanggung jawab besar akan mengakui kesalahannya. Dengan memiliki rasa

2 tanggung jawab individu mengontrol kelakuannya dengan memperhitungkan akibat akibat yang akan terjadi dari setiap tindakannya. Sikap mandiri dan bertanggung jawab perlu dikembangkan pada siswa mengingat siswa sebagai generasi muda calon pemimpin yang merupakan ujung tombak kemajuan bangsa. Dengan memiliki karakter mandiri dan bertanggung jawab siswa diharapkan mampu menentukan pilihan, mengemban tugas dan kepercayaan, tidak bergantung pada orang lain dan bertanggung jawab atas pilihannya. Namun kenyataan yang terjadi di lapangan adalah masih banyak siswa yang belum memiliki karakter mandiri dan bertanggung jawab, hal itu terlihat dari masih banyaknya siswa yang mencontek dalam ujian maupun pekerjaan rumah, banyaknya siswa yang datang terlambat dan lain sebagainya. Berikut ini adalah rekapitulasi laporan kegiatan Bimbingan dan Konseling siswa kelas XI SMA Negeri 1 Sumberejo semester II bulan Januari yang dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini. Berdasarkan data pada tabel 1 dapat dilihat bahwa pelanggaran yang terjadi dibulan Januari adalah 4 orang siswa yang terlambat, hal ini menunjukkan siswa masih belum dapat manajemen waktunya. Selain itu, 3 orang siswa sering tidak mengerjakan tugas, merupakan cerminan dari pribadi yang belum mampu bertanggung jawab atas kewajibannya sebagai seorang siswa.

3 Tabel 1.Rekapitulasi Laporan Kegiatan Bimbingan dan Konseling SMA Negeri 1 Sumberejo No Nama Siswa Kelas Kasus 1. YS HP aktif XI IPS3 2. RZ Alpa 3X XI IPS1 3. NZ Sikap XI IPS2 4. ER Tidur di kelas XI IPS3 5. MV Bolos XI IPS2 6. MI Terlambat 3x XI IPS2 7. AF Alpa 1X / Sering Tidak Mengerjakan Tugas XI IPA2 8. RS Terlambat 2x XI IPS2 9. AY Terlambat 3x XI IPS3 10. ER Terlambat 3x XI IPA2 11. WN Alpa 1x/ Sikap XI IPS1 12. NH Sikap XI IPS1 13. FM Sering tidak mengerjakan tugas XI IPS3 14. EM Alpa 3X XI IPS2 15. RS Terlambat 4X XI IPA1 16. WP Alpa 5X XI IPS1 17. AA Sikap XI IPS2 18. RM Seragam XI IPS3 19. MV HP Aktif XI IPA1 Sumber: Guru bimbingan dan konseling SMAN 1 Sumberejo Dari hasil wawancara dengan Sulistyoningsih (31 Januari 2012), didapatkan informasi bahwa memang masih banyak siswa yang belum mandiri dan bertanggung jawab terutama dalam proses pembelajaran di sekolah. siswa masih banyak yang belum mandiri dalam mengerjakan pekerjaan rumah dan mencontek tugas pekerjaan rumah di sekolah. Jadwal piket pun sering tidak berjalan dan hanya dikerjakan oleh beberapa siswa saja. Selain data dan hasil wawancara kepada Guru Bimbingan dan Konseling, sesuai dengan penelitian pendahuluan yang telah dilakukan, berikut ini penulis menyajikan data angket kepada 30 orang siswa SMA Negeri 1 Sumberejo.

4 Tabel 2.Data angket dari 30 siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Sumberejo: No Pertanyaan 1 Tidak melaksanakan tugas piket tiap minggunya 2 Mengerjakan pekerjaan rumah disekolah 3 Tidak menggunakan seragam lengkap saat upacara bendera 4 Mencari materi pelajaran selain yang diberikan oleh guru. 5 Terlambat masuk ke kelas seusai jam istirahat Jawaban Sering Kadang Kadang Tidak Pernah 17 9 4 18 7 5 8 9 13 7 9 14 5 11 14 Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa sebagian besar siswa masih belum melaksanakan tugasnya termasuk piket dan pekerjaan rumah. Siswa masih kurang mandiri dalam mencari materi tambahan selain materi yang diberikan oleh guru. Beberapa fakta di atas mencerminkan masih kurangnya kemandirian dan tanggung jawab siswa di sekolah. Pada dasarnya kurangnya karakter mandiri dan tanggung jawab dapat diatasi dengan kegiatan positif bagi siswa salah satunya adalah kegiatan kepramukaan yang dapat dilaksanakan melalui kegiatan ekstrakurikuler Pramuka di sekolah. Melalui ekstrakurikuler pramuka dilaksanakan kegiatan kepramukaan yang merupakan kegiatan dari organisasi Gerakan Pramuka. Kegiatan kepramukaan dalam ekstrakurikuler pramuka dilaksanakan diluar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat dan minat mereka

5 melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berwenang di sekolah. Undang-Undang No.12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka, disebutkan bahwa pembangunan kepribadian ditujukan untuk mengembangkan potensi diri serta memiliki akhlak mulia, pengendalian diri, dan kecakapan hidup bagi setiap warga negara demi tercapainya kesejahteraan masyarakat; pengembangan potensi diri sebagai hak asasi manusia harus diwujudkan dalam berbagai upaya penyelenggaraan pendidikan, antara lain melalui gerakan Pramuka; gerakan Pramuka selaku penyelenggara pendidikan kepramukaan mempunyai peran besar dalam pembentukan kepribadian generasi muda sehingga memiliki pengendalian diri dan kecakapan hidup untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global. Ditegaskan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh, Pramuka menjadi ekstrakurikuler wajib, bukan mata pelajaran.pramuka diyakini dapat membentuk karakter siswa karena kegiatannya punya nilai kepemimpinan, kebersamaan, sosial, dan kemandirian. Selain itu, ada dasar legalitasnya dengan UU Pramuka. Nanti, pengembangannya di sekolah kerja sama Kemdikbud, Kemenpora, dan Kwarnas Gerakan Pramuka, (Kompas 20/11/2012). Senada dengan pendapat Mohammad Nuh, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga menyatakan dukungannya terhadap Gerakan Pramuka. Gerakan Pramuka sebagai penyelenggara pendidikan kepramukaan memiliki andil besar dalam mengantarkan generasi yang berbudaya, unggul,

6 dan kompetitif. "Generasi muda yang berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, serta memiliki kecakapan hidup," ujar Yudhoyono. (Tempo 03/09/2012). Gerakan Pramuka dengan kode kehormatannya satya dan dharma Pramuka dapat menjadi membentuk nilai nilai karakter positif pada siswa agar mampu menempatkan pribadinya sebagai insan Indonesia yang seutuhnya. Kode kehormatan Pramuka dapat menjadi satu aturan yang wajib dipatuhi bagi anggota Pramuka sehingga dalam perbuatan dan tindakan mencerminkan pribadi Pramuka yang memiliki nilai-nilai luhur dalam kehidupannya. Anggota Pramuka yang benar-benar memahami dan mematuhi kode kehormatan Pramuka dapat mengaplikasikan aturan aturan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Anggota Pramuka dididik untuk mampu menjadi individu mandiri dan bertanggung jawab. Bagaimana tidak, dalam berbagai kegiatan Pramuka salah satunya perkemahan, anggota Pramuka dituntut untuk mampu berkemah di alam terbuka, makan seadanya, masak sendiri, tidur beralaskan tikar, dan berbagi tempat dengan teman-teman yang lain. Anggota Pramuka sejati dituntut mampu memiliki banyak kecakapan sehingga siap terjun langsung dalam kehidupan bermasyarakat. Anggota Pramuka juga diajarkan banyak kegiatan kreatif dan inovatif untuk mendidik para anggota Pramuka menjadi generasi mandiri dalam hal ekonomi contohnya dengan berdagang hasil kerajinan, makanan dan lain sebagainya sebagai upaya penggalangan dana.

7 Di dalam Gerakan Pramuka dikenal adanya ambalan yang merupakan tempat, wahana, wadah untuk berkumpulnya para Penegak guna mengolah jiwa, berlatih, berkarya, bermusyawarah dan bermufakat untuk menggarap kegiatannya. Ambalan merupakan satuan organik dalam gerakan pramuka yang terdiri atas paling banyak 40 orang pramuka penegak. Ambalan penegak dibagi dalam 4 sangga yang masing-masing sangga terdiri atas 5 sampai 10 orang pramuka penegak. Ambalan penegak merupakan tempat pembinaan pramuka berusia 16 sampai 20 tahun yang disebut pramuka penegak. Melalui pembagian berdasarkan ambalan dan usia seperti ini anggota pramuka dididik sesuai dengan usia sehingga kegiatan yang dilakukan juga di sesuaikan dengan taraf perkembangannya. Pembagian berdasarkan ambalan bertujuan untuk memudahkan penghimpunan, pengelolaan, penggerakan dan pengarahan peserta didik dalam pelaksanaan kegiatan Pramuka Penegak untuk mencapai tujuannya. Sehingga anggota pramuka terdidik untuk bertanggung jawab terhadap ambalannya dan dilatih mandiri mengelola ambalannya masing masing. Kwartir cabang Tanggamus memiliki 20 ranting yaitu Air Naningan, Bandar Negeri Semoung, Bulok, Cukuh Balak, Gisting, Kota Agung, Kota Agung Barat, Kota Agung Timur, Kelumbayan, Kelumbayan Barat, Limau, Pematang Sawah, Pugung, Gunung Alip, Pulau Panggung, Semaka, Sumberejo, Talang Padang, Ulubelu, dan Wonosobo. Data yang diperoleh dari Kwartir Cabang Tanggamus Lampung, anggota Pramuka Penegak di Tanggamus bahkan mencapai 7438 orang yang terdiri dari 3215 putra dan

8 4223 putri yang hal ini menunjukkan bahwa minat siswa terhadap kegiatan kepramukaan cukup tinggi. Hasil pengamatan peneliti melihat kegiatan kepramukaan di SMA Negeri 1 Sumberejo terbilang cukup aktif dan rutin melakukan latihan setiap minggu. Dari hasil observasi diketahui jumlah anggota pramuka di SMA Negeri Sumberejo mencapai 45 orang. Berdasarkan hasil wawancara kepada salah satu Pembina Ekstrakurikuler Pramuka Bapak Sunyamen (31 Januari 2013) Pramuka memang cukup memberikan dampak positif terhadap siswa, mereka menyukai ekstrakurikuler Pramuka yang memiliki banyak kegiatan yang menyenangkan. Jadi mereka belajar dengan cara yang menyenangkan. Selain itu kegiatan dalam ekstrakurikuler Pramuka juga membimbing siswa untuk mampu mandiri, kritis, berani dan bertanggung jawab. Kebanyakan individu yang terdidik dalam Pramuka akan menjadi individu yang cekatan, peka dan lebih mandiri karena Pramuka tidak hanya mengajarkan materi melainkan juga praktek nyata. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti merasa tertarik dan perlu mengadakan penelitian mengenai peranan kegiatan kepramukaan dalam meningkatkan kemandirian dan tanggung jawab siswa. Penelitian ini akan dilakukan di SMA Negeri 1 Sumberejo yang memiliki kegiatan ekstrakurikuler Pramuka yang aktif dan cukup berprestasi. Penelitian ini menarik dan perlu dilakukan untuk mengungkap peranan kegiatan kepramukaan yang dianggap mampu untuk meningkatkan kemandirian dan tanggung jawab siswa. Pendidikan karakter tidak hanya

9 dapat dilaksanakan dalam proses kegiatan belajar mengajar di kelas, melainkan juga dapat dilakukan melalui ektrakurikuler salah satunya Pramuka. Penelitian ini terfokus pada pembinaan kemandirian dan tanggung jawab siswa melalui kegiatan kepramukaan dengan rumusan judul: Peranan Kegiatan Kepramukaan Dalam Meningkatkan Kemandirian dan Tanggung Jawab Siswa Kelas XI di SMA Negeri 1 Sumberejo Tahun Pelajaran 2012/2013. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian masalah di atas maka masalah yang timbul dalam penelitian ini dapat di identifikasi sebagai berikut: 1. Tingkat kemandirian siswa. 2. Tingkat tanggung jawab siswa. 3. Peranan kegiatan kepramukaan dalam meningkatkan kemandirian siswa. 4. Peranan kegiatan kepramukaan dalam meningkatkan tanggung jawab siswa. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas peneliti membatasi permasalahan pada peranan kegiatan kepramukaan dalam meningkatkan kemandirian dan tanggung jawab siswa SMA Negeri 1 Sumberejo.

10 D. Perumusan Masalah Perumusan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah peranan kegiatan kepramukaan dalam meningkatkan kemandirian siswa? 2. Bagaimanakah peranan kegiatan kepramukaan dalam meningkatkan tanggung jawab siswa? E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah untuk menjelaskan bagaimanakah peranan kegiatan kepramukaan terhadap tingkat kemandirian dan tanggung jawab siswa di sekolah, dan persepsi siswa mengenai pentingnya kegiatan kepramukaan dalam meningkatkan kemandirian dan tanggung jawab siswa. F. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoritis Penelitian ini tentang peranan kegiatan kepramukaan dalam meningkatkan kemandirian dan tanggung jawab siswa SMAN 1 Sumberejo. Secara teoritis mengembangkan konsep-konsep dan mengembangkan teori-teori yang berkaitan dengan ilmu pendidikan khususnya pendidikan kewarganegaraan dalam kajian pendidikan kewarganegaraan yang berkaitan upaya membina pengetahuan, keterampilan dan watak atau karakter warganegara yang sesuai dengan nilai-nilai pancasila, baik disekolah maupun di lingkungan masyarakat.

11 2. Kegunaan praktis a. Siswa agar memahami pentingnya penerapan karakter bangsa dalam kehidupan sehari hari. b. Siswa agar lebih tertarik dalam mengikuti kegiatan baik intrakurikuler maupun ekstrakurikuler termasuk kegiatan kepramukaan untuk mengembangkan kemampuan dan melatih kemandirian dan sikap tanggung jawab c. Guru untuk menanamkan nilai nilai karakter pada peserta didik d. Sekolah sebagai referensi untuk memahami pentingnya karakter positif melalui kegiatan baik intrakurikuler maupun ekstrakurikuler. G. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Ilmu Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu pendidikan khususnya pendidikan kewarganegaraan dalam kajian pendidikan nilai moral yang berkaitan dengan upaya membina pengetahuan, keterampilan dan watak atau karakter warga negara yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. 2. Ruang Lingkup Objek Ruang lingkup objek dalam penelitian ini adalah peranan kegiatan kepramukaan dalam meningkatkan kemandirian dan tanggung jawab di SMA Negeri 1 Sumberejo.

12 3. Ruang Lingkup Subjek Ruang lingkup subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Sumberejo. 4. Ruang Lingkup Tempat Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Sumberejo. 5. Ruang Lingkup Waktu Pelaksanaan penelitian ini dilakukan sesuai dengan surat izin penelitian Oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.