TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA SEMESTER GANJIL T.A. 2011/2012. Hilangnya Rasa Nasionalisme Remaja Berimbas Kehancuran Bangsa

dokumen-dokumen yang mirip
A. Latar Belakang B. Rumusan Maalah C. Pembahasan Pengertian Nasionalisme Ernest Renan: Otto Bauar: Hans Kohn L. Stoddard: Dr.

PENDIDIKAN PANCASILA RENDAHNYA RASA NASIONALISME DI KALANGAN PEMUDA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Lomba Esai Generasi Milenial 2017

PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

I. PENDAHULUAN. tinggi yang mencapai puncaknya. Seiring berkembangnya zaman, rasa. nasionalisme dikalangan pemuda kini semakin memudar.

PENGAMALAN PANCASILA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI DAN REFORMASI

Salah satu faktor yang memengaruhi memudarnya sikap nasionalisme adalah kurangnya pemahaman siswa tentang sejarah nasional Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Eksistensi Pancasila dalam Konteks Modern dan Global Pasca Reformasi

HILANGNYA KEDUDUKAN NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bagian penting bagi kehidupan bangsa dan negara. Secara detail, penyebab

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA

PANCASILA SEBAGAI KESEPAKATAN BANGSA INDONESIA

Sikap Nasionalisme Anggota Karang Taruna Desa Karanglo Argomulyo Sedayu Bantul Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Demokrasi menjadi bagian bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu

PERAN PANCASILA SEBAGAI ALAT PEMERSATU BANGSA

BAB 1 PENDAHULUAN. Manfaat Penelitian, (5) Penegasan Istilah. kuatlah yang membawa bangsa ini mewujudkan cita-citanya. Peran serta

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah

PERSATUAN DALAM NEGARA INDONESIA

I. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA

DAMPAK GLOBALISASI TERHADAP NASIONALISME. Tugas Akhir Pancasila

PARADIGMA PANCASILA DILINGKUNGAN MASYARAKAT

I. PENDAHULUAN. yang dicita-citakan. Sejalan dengan Mukadimah Undang Undang Dasar 1945,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. bisa menjadi bisa seperti yang terkandung dalam Undang-Undang Sistem. Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 yaitu:

PANCASILA PENDAHULUAN. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi.

BAB I LANDASAN DAN TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA

ARTIKEL. Penelitian ini berlatarbelakangkan: (1) Penetapan Mata Kuliah Pendidikan

1. Pancasila sbg Pandangan Hidup Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pancasila merupakan dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

AKTUALISASI PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT. Abstrak

Identitas Nasional Dan Pembangunan Stabilitas Nasional

A. Pengertian dan Kategori Nasionalisme

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

BAHAN TAYANG MODUL 11 SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2016/2017 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH.

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA SEMESTER GANJIL T.A. 2011/2012 STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA. : Shafri Bagus Setiaji. Nim :

MENGGAGAS URGENSI PENDIDIKAN PANCASILA DI PERGURUAN TINGGI Fitri Yanti

PENGAMALAN SILA KE LIMA PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT INDONESIA

1. Arti pancasila sebagai way of life (pandangan hidup)

ABSTRAK HUBUNGAN TINGKAT PEMAHAMAN KONSEP PERTAHANAN DAN KEAMANAN BANGSA INDONESIA DENGAN SIKAP PATRIOTISME

PENERAPAN SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya.

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:

Menguatkan Nasionalisme Baru Generasi Muda yang Berkarakter (dalam Upaya Mengembangkan Model Pencegahan Radikalisme dan Terorisme di Kampus)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini globalisasi berkembang begitu pesat, globalisasi mempengaruhi

Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin. Topik Makalah. RUH 4 PILAR KEBANGSAAN DIBENTUK OLEH AKAR BUDAYA BANGSA Kelas : 1-IA21

CIVIC EDUCATION. Identitas Nasional. Oleh : Idzan Mustafidah ( ) Dosen Pengampu : H. M. Sudiyono, M. Pd

TUGAS AKHIR PEMASYARAKATAN PANCASILA DALAM ERA GLOBALISASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia untuk mempertahankan dan

TUGAS AKHIR. Irton, SE, M.Si STMIK AMIKOM YOGYAKARTA NAMA DOSEN

Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin

LAPORAN TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DAN DASAR NEGARA

TUGAS AKHIR PANCASILA. Eksistensi Pancasila Dalam Konteks Modern. dan Global Reformasi

BAB I PENDAHULUAN. Nasionalisme melahirkan sebuah kesadaran melalui anak-anak bangsa. penindasan, eksploitasi dan dominasi.

ESENSI DAN URGENSI IDENTITAS NASIONAL SEBAGAI SALAH SATU DETERMINAN PEMBANGUNAN BANGSA DAN KARAKTER

Pancasila Dalam Kehidupan Bangsa dan Negaraa TUGAS AKHIR PANCASILA

2015 STRATEGI PENGEMBANGAN BUDAYA KEWARGANEGARAAN (CIVIC CULTURE) MELALUI PENDIDIKAN BELA NEGARA BAGI NASIONALISME DAN PATRIOTISME GENERASI MUDA

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA SEMESTER GANJIL T.A. 2011/2012 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. agama. Hal tersebut sangat berkaitan dengan jiwa Nasionalisme bangsa Indonesia.

Mata Kuliah Kewarganegaraan

Dinno Mulyono, M.Pd. MM. STKIP Siliwangi 2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap anak mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan

RUANG LINGKUP MATA KULIAH PANCASILA

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab. Sebagaimana yang tertuang dalam pasal 3 Undang-Undang No. 20. tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang berbunyi :

HAKIKAT PANCASILA TUGAS AKHIR. Disusun oleh : Sani Hizbul Haq Kelompok F. Dosen : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma.

B. Tujuan C. Ruang Lingkup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. fundamental bagi pengaturan serta penyelenggaraan Negara. Sejarah telah

PENDIDIKAN PANCASILA. A. Dasar-Dasar Pendidikan Pancasila B. Tujuan Penyelenggaraan Pendidikan Pancasila C. Capaian Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. kemasyarakatan. Pelaksanaan nilai-nilai budaya merupakan bukti legitimasi

IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

PANCASILA DALAM ERA GLOBALISASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

DAMPAK GLOBALISASITERHADAP PEMAHAMAN PANCASILASEBAGAI IDEOLOGINEGARA

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

Pendidikan Moral Bagi Remaja

I. PENDAHULUAN. membuat negera kita aman, bahkan sampai saat ini ancaman dan gangguan

PANCASILA SEBAGAI IDENTITAS NASIONAL DRS. M. KHALIS PURWANTO, MM

EKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS GLOBAL DAN MODERN PASCA REFORMASI

SIKAP POSITIF TERHADAP PANCASILA

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PEMASYARAKATAN PANCASILA DALAM ERA GLOBALISASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DAMPAK GLOBALISASI MEMICU DISINTEGRASI SUATU BANGSA

ANALISA MODEL PEMBELAJARAN DAN PERAN PENDIDIKAN PANCASILA DIKALANGAN MAHASISWA

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI DAN DASAR NEGARA

I. PENDAHULUAN. generasi muda untuk mempunyai jiwa kemanusiaan.

KONFLIK ANTAR UMAT BERAGAMA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kesatuan yang berbentuk republik. Hal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014

BAB VI REALISASI PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter dalam mengisi kemerdekaan. Namun, memunculkan jiwa yang

Pancasila dan Budaya. STMIK Amikom Yogyakarta. oleh : Rossidah ( Kelompok A ) D3 Manajemen Informatika. pembimbing :

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA

Pancasila Nilai Karakter Bangsa

5 Contoh Sikap dan Perbuatan yang Mencerminkan Usaha Pelestarian Lingkungan Hidup sebagai Pengamalan Pancasila

Transkripsi:

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA SEMESTER GANJIL T.A. 2011/2012 Hilangnya Rasa Nasionalisme Remaja Berimbas Kehancuran Bangsa disusun oleh : EVI LISTYANINGRUM 11.02.7998 KELOMPOK A PROGRAM STUDI : PANCASILA JURUSAN : D3 - MANAJEMEN INFORMATIKA DOSEN : M Khalis Purwanto, Drs, MM STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011

ABSTRAK Nasionalisme dan patriotisme bangsa Indonesia saat ini telah mengalami penurunan walaupun tidak dilupakan sama sekali. Sedikit demi sedikit Indonesia digerogoti dari dalam oleh segelintir manusia yang mengatasnamakan rakyat demi kepentingan pribadi dan golongannya tanpa rasa bersalah, tanpa rasa malu. Tampaknya sudah saatnya beberapa gelintir manusia yang masih mempercayai nilainilai luhur Pancasila berupaya mengembalikan nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme tersebut melalui berbagai sistem, terutama sistem pendidikan baik formal, informal, maupun nonformal. Keberadaan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (bersama-sama mata pelajaran IPS, bahasa, dan kesenian) perlu diberdayakan dalam membina dan memupuk rasa kebangsaan pada diri anak didik sejak jenjang pendidikan usia dini, sekolah dasar, hingga perguruan tinggi.

I. Latar Belakang Seiring berkembangnya zaman, rasa nasionalisme di kalangan remaja kian memudar. Hal ini dibuktikan dari berbagai sikap remaja dalam memaknai berbagai hal penting bagi Negara Indonesia. Contoh sederhana yang menggambarkan betapa kecilnya rasa nasionalisme remaja : pada peringatan hari-hari besar nasional hannya dimaknai sebagai serermonial dan hiburan saja tanpa menumbuhkan rasa nasionalisme dalam benak mereka, lebih tertariknya pemuda terhadap produk impor dibandingkan dengan produk buatan dalam negeri. Rasa nasionalisme di kalangan remaja pada saat ini hanya muncul bila ada suatu faktor pendorong, seperti kasus pengklaiman beberapa kebudayan Indonesia oleh Malaysia beberapa waktu yang lalu. Namun rasa nasionalisme remaja pun kembali berkurang seiring dengan meredanya konflik tersebut. II. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas,maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Apa penyebab memudarnya nasionalisme di kalangan remaja? 2. Apa hubungan antara memudarnya nasionalisme di kalangan pemuda dengan kehancuran bangsa? III. Pendekatan A. Historis Beberapa nasional dilihat sebagai satu konsep kehidupan, menunjukkan proses historis dari kelahiran dan perkembangan nasionalisme. Bilamana kita mempelajari nasionalisme, akan tampak jelas bahwa ada pertumbuhan konsep yang besar dan pendekatan-pendekatannya bermacam-macam. Apa yang menarik perhatian kita dalam hubungan ini adalah bahwa secara luas disetujui bahwa nasionalisme dalam beberapa pengertian asal mula dan

perkembangannya bersifat historis sehingga sejarah pergerakan nasional menjadi inti akibat-akibatnya berbeda-beda tergantung pada keadaan historis. Nasionalisme sebagai fenomena historis timbul sebagai jawaban terhadap kondisi-kondisi historid, politik, ekonomi dan sosial tentunya. Penyelidikan tentang nasionalisme sebagai fenomena yang serba kompleks memerlukan pula pendekatan yang multidisipliner. Dengan demikian, aka terjadi jelas aspek multidimensionalnya. Umtuk mengenal sifat-sifat khas nasionalisme sudah barang tentu unsur-unsur pembentukan perlu pula diselidiki dengan mengguakan multiple approach. B. Sosiologis Nasionalisme merupakan persepsi identitas seseorang terhadap kolektivitas politik yang terorganisasi secara teritorial. Bagi Indonesia, nasionalisme merupakan salah satu alat perekat kohesi nasional. Ada berbagai macam pendekatan untuk memahami nasionalisme. Yang paling sederhana nasionalisme merupakan kesadaran bangsa, emosi kuat yang telah mendominasi tindakan kebanyakan rakyat di berbagai negara sejak Revolusi Prancis 1789. Dengan demikian nasionalisme lebih merupakan dinamika subjektif. Dengan pendekatan yang subjektif nasionalisme digambarkan sebagai kebutuhan psikologis, cara untuk merasakan dan berpikir seseorang. Pada peringkat objektif, negara dengan tingkat etnik dan agama yang heterogen, seperti Kanada, AS, Swiss, Singapura menunjukkan diversitas atau tingkat perbedaan yang besar sekali, tetapi secara subjektif warga negaranya memiliki rasa patriotisme yang kuat terhadap negaranya, yang mampu memberikan rasa aman, serta memungkinkan masyarakat heterogen mencapai tujuan mereka.

Akan tetapi di hampir semua negara bangsa menunjukkan masyarakat plural, makin hari makin banyak kekuatan yang dapat mengancam nasionalisme sebagai faktor integratif. C. Yuridis Secara yuridis-konstitusional, Pancasila adalah dasar negara. Namun secara multidimensional, ia memiliki berbagai sebutan (fungsi/ posisi) yang sesuai pula dengan esensi dan eksistensinya sebagai kristalisasi nilainilai budaya dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Karena itu Pancasila sering disebut dan dipahami sebagai: 1 ) Jiwa Bangsa Indonesia; 2 ) Kepribadian Bangsa Indonesia; 3 ) Pandangan Hidup Bangsa Indonesia; 4 ) Dasar Negara Republik Indonesia; 5 ) Sumber Hukum atau Sumber Tertib Hukum bagi Negara Republik Indonesia; 6 ) Perjanjian Luhur Bangsa Indonesia pada waktu mendirikan Negara; 7 ) Cita-cita dan Tujuan Bangsa Indonesia; 8 ) Filsafat Hidup yang mempersatukan Bangsa Indonesia. Sebutan yang beraneka ragam itu mencerminkan kenyataan bahwa Pancasila adalah dasar negara yang bersifat terbuka. Pancasila tidak bersifat kaku melainkan luwes karena mengandung nilai-nilai universal yang praktis serta bersumber pada nilai-nilai budaya dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Maka keanekaragaman fungsi Pancasila tersebut merupakan konsekuensi logis dari esensinya sebagai satu kesatuan sistem filsafat milik sendiri yang dipilih oleh bangsa Indonesia untuk dijadikan dasar negara. Pancasila bersifat dinamis karena menjadi pandangan hidup, filsafat bangsa, ideologi nasional, kepribadian bangsa, sumber dari segala sumber tertib hukum, tujuan negara, perjanjian luhur bangsa Indonesia, yang menuntut pelaksanaan dan pengamanannya dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam praksis kehidupan masyarakat, bangsa dan negara Indonesia, peranan atau implementasi Pancasila secara multidimensional itu dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut : Sebagai dasar negara, Pancasila menjadi dasar/ tumpuan dan tata cara penyelenggaraan negara dalam usaha mencapai citacita kemerdekaan Indonesia. Sebagai sumber dari segala sumber tertib hukum, Pancasila menempati kedudukan tertinggi dalam tata perundangundangan negara Republik Indonesia. Segala peraturan, undang-undang, hukum positif harus bersumber dan ditujukan demi terlaksananya (sekaligus pengamanan) Pancasila. Sebagai filsafat bangsa, Pancasila merupakan hasil proses berpikir yang menyeluruh dan mendalam mengenai hakikat diri bangsa Indonesia, sehingga merupakan pilihan yang tepat dan satu-satunya untuk bertingkah laku sebagai manusia Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai budaya bangsa yang terkandung dalam Pancasila telah menjadi etika normatif, berlaku umum, azasi dan fundamental, yang senantiasa ditumbuhkembangkan dalam proses mengada dan menjadi manusia Indonesia seutuhnya. IV. Pembahasan A. Penyebab Memudarnya Nasionalisme di Kalangan Remaja 1. Faktor Penyebab Internal

a) Pemerintahan pada zaman reformasi yang jauh dari harapan para pemuda, sehingga membuat mereka kecewa pada kinerja pemerintah saat ini. Terkuaknya kasus-kasus korupsi, penggelapan uang Negara, dan penyalahgunaan kekuasaan oleh para pejabat Negara membuat para pemuda enggan untuk memerhatikan lagi pemerintahan. b) Sikap keluarga dan lingkungan sekitar yang tidak mencerminkan rasa nasionalisme dan patriotisme, sehingga para pemuda meniru sikap tersebut. Para pemuda merupakan peniru yang baik terhadap lingkungan sekitarnya. c) Demokratisasi yang melewati batas etika dan sopan santun dan maraknya unjuk rasa, telah menimbulkan frustasi di kalangan pemuda dan hilangnya optimisme, sehingga yang ada hanya sifat malas, egois dan, emosional. d) Tertinggalnya Indonesia dengan negara-negara lain dalam segala aspek kehidupan, membuat para pemuda tidak bangga lagi menjadi bangsa Indonesia. e) Timbulnya etnosentrisme yang menganggap sukunya lebih baik dari sukusuku lainnya, membuat para pemuda lebih mengagungkan daerah atau sukunya daripada persatuan bangsa. 2. Faktor Penyebab Eksternal a) Cepatnya arus globalisasi yang berimbas pada moral pemuda. Mereka lebih memilih kebudayaan Negara lain, dibandingkan dengan kebudayaanya sendiri, sebagai contohnya para remaja lebih memilih memakai pakaian-pakaian minim yang mencerminkan budaya barat dibandingkan memakai batik atau baju yang sopan yang mencerminkan budaya bangsa Indonesia. Para remaja kini dikuasai oleh narkoba dan minum-minuman keras, sehingga sangat merusak martabat bangsa Indonesia b) Paham liberalisme yang dianut oleh negara-negara barat yang memberikan dampak pada kehidupan bangsa. Para pemuda meniru paham libelarisme,

seperti sikap individualisme yang hanya memikirkan dirinya sendiri tanpa memperhatikan keadaan sekitar dan sikap acuh tak acuh pada pemerintahan. B. Hubungan Antara Memudarnya Nasionalisme di Kalangan Remaja dengan Kehancuran Bangsa Remaja adalah penerus bangsa. Bangsa akan menjadi maju bila para pemudanya memiliki sikap nasionalisme yang tinggi. Namun dengan perkembangan zaman yang semakin maju, malah menyebabkan memudarnya rasa nasionalisme. Nasionalisme sangat penting terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara karena merupakan wujud kecintaan dan kehormatan terhadap bangsa sendiri. Dengan hal itu, remaja dapat melakukan sesuatu yang terbaik bagi bangsanya, menjaga keutuhan persatuan bangsa, dan meningkatkan martabat bangsa dihadapan dunia. Namun, dengan memudarnya rasa nasionalisme dapat mengancam dan menghancurkan bangsa Indonesia. Hal itu terjadi karena ketahanan nasional akan menjadi lemah dan dapat dengan mudah ditembus oleh pihak luar. Bangsa Indonesia sudah dijajah dari dulu sejak rasa nasionalisme remaja memudar. Bukan dijajah dalam bentuk fisik, namun dijajah secara mental dan ideology. Banyak sekali kebudayaan dan paham barat yang masuk ke dalam bangsa Indonesia. Kemampuan local genius bangsa tidak lagi berjalan dengan semestinya. Banyak budaya dan paham barat yang berpengaruh negatif dapat dengan mudah masuk dan diterima oleh bangsa Indonesia. Dengan terjadinya hal itu, maka akan terjadi akulturasi, bahkan menghilangnya kebudayaan dan kepribadian bangsa yang seharusnya menjadi jati diri bangsa. Dalam aspek perekonomian Negara, dengan memudarnya rasa nasionalisme remaja, mengakibatkan perekonomian bangsa Indonesia jauh tertinggal dari Negara-negara tetangga. Saat ini masyarakat hanya memikirkan apa yang Negara berikan untuk mereka, bukan memikirkan apa yang mereka dapat berikan pada Negara. Dengan keegoisan inilah, masyarakat lebih menuntut hak

daripada kewajibannya sebagai warga Negara. Sikap individual yang lebih mementingkan diri sendiri dan hanya memperkaya diri sendiri tanpa memberikan retribusi pada Negara, mengakibatkan perekonomian Negara semakin lemah. V. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan a) Penyebab memudarnya rasa nasionalisme dan patriotisme pemuda dikarenakan oleh faktor internal dan eksternal. faktor. Faktor internal seperti kekecewaan pemuda terhadap kinerja pemerintah, dan sebagainya, sedangkan faktor eksternal seperti arus globalisasi yang membawa pengaruh negatif. b) Hubungan antara memudarnya rasa nasionalisme dan patriotism terhadap kehancuran bangsa sangat erat. Memudarnya rasa nasionalisme dan patriotisme dapat mengancam dan menghancurkan bangsa Indonesia. Hal itu terjadi karena ketahanan nasional akan menjadi lemah dan dapat dengan mudah ditembus oleh pihak luar. c) Untuk menumbuhkan rasa nasionalisme dan patriotisme di kalangan pemuda dibutuhkan peran keluarga, pendidikan, dan pemerintah. Saran Dari hasil pembahasan yang telah penulis bahas, penulis memberikan saran kepada semua pihak, khususnya pemuda untuk lebih meningkatkan rasa nasionalisme dan patriotisme terhadap Negara Indonesia, karena pemuda adalah calon penerus perjuangan dan pembangunan bangsa di masa yang akan datang. Selain itu, penulis memberikan saran kepada masyarakat dan pemerintah untuk lebih mengupayakan peningkatan nasionalisme dan patriotisme di kalangan pemuda.

VI. Referensi http://infogokil.com/penyebab-memudarnya-nasionalisme-dikalangan-anak.html http://www.scribd.com/doc/39241879/sejarah-nasionalisme-indonesia http://www.suaramerdeka.com/harian/0705/19/opi05.htm http://hendrikofirman.wordpress.com/2009/01/10/sejarah-analitik-strukturalnasionalisme-indonesia/