I. PENDAHULUAN. masyarakatnya. Salah satu adat budaya yang ada di Indonesia adalah adat budaya

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. masing-masing sukunya memiliki adat-istiadat, bahasa, kepercayaan,

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah Negara kepulauan, yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa, yang

II. TINJAUAN PUSTAKA

Provinsi Lampung memiliki dua masyarakat adat yaitu Lampung Saibatin (jurai saibatin) dan

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia dengan keanekaragaman adat istiadat yang terdiri dari berbagai macam

I. PENDAHULUAN. satu suku di Indonesia yang bertempat tinggal di ujung selatan Pulau Sumatera.

I. PENDAHULUAN. Lampung Pepadun yang berdialek nyow dan Lampung Saibatin yang berdialek

I. PENDAHULUAN. adalah satu yaitu ke Indonesiaannya. Oleh karena itu maka adat bangsa

I. PENDAHULUAN. mempunyai keinginan untuk hidup bersama dan membina rumah tangga yaitu. dengan melangsungkan pernikahan atau perkawinan.

I. PENDAHULUAN. salah satu faktor penyebab keinginan manusia untuk hidup. membentuk sebuah komunitas yaitu masyarakat. Dalam memenuhi kebutuhan

1 PENDAHULUAN. dengan julukan Sang Bumi Ruwa Jurai yang berarti satu bumi yang didiami

I. PENDAHULUAN. Asal usul bangsa Lampung berasal dari Sekala Brak yaitu sebuah Kerajaan yang

I. PENDAHULUAN. mungkin ada kebudayaan jika tidak ada manusia, setiap kebudayaan adalah hasil

BAB I PENDAHULUAN. antaranya, waris menurut hukum BW (Burgerlijk Wetboek), hukum Islam, dan. Ika ini tidak mati, melainkan selalu berkembang.

II. TINJAUAN PUSTAKA. dalam kehidupan sehari hari, hal itu terbukti manusia sebagai individu ternyata

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang

I. PENDAHULUAN. yang lainnya. Banyaknya suku bangsa dengan adat istiadat yang berbeda-beda ini

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki keanekaragaman kebudayaan suku bangsa yang merupakan

TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN

I. PENDAHULUAN. merupakan institusi yang otonom dengan tradisi, adat istiadat dan. Sejalan dengan kehadiran negara modern, kemandirian dan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,

II. TINJAUAN PUSTAKA. para ahli. Makna berasal dari bahasa Jerman meinen yang artinya ada di pikiran atau benar

III. METODE PENELITIAN. masalah yang dihadapi, karena selain menjelaskan garis-garis yang cermat juga

TINJAUAN PUSTAKA. Masyarakat Lampung Saibatin Marga Pugung Tampak di Kecamatan Pesisir Utara

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PERADIGMA. Digunakannya istilah hukum waris adat dalam skripsi ini adalah untuk

I. PENDAHULUAN. Suku Lampung terbagi atas dua golongan besar yaitu Lampung Jurai Saibatin dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk menunjukkan tingkat peradaban masyarakat itu sendiri. Semakin maju dan

I. PENDAHULUAN. mempunyai tata cara dan aspek-aspek kehidupan yang berbeda-beda. Oleh

I. PENDAHULUAN. utama bagi pengambil kebijakan pembangunan. Laut hanya dijadikan sarana lalu

BAB I PENDAHULUAN. ratus) pulau-pulau yang tersebar di nusantara, masyarakat Indonesia terbagai

1. PENDAHULUAN. bangsa yang kaya akan kebudayaan dan Adat Istiadat yang berbeda satu sama lain

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki keanekaragaman suku bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya.

I. PENDAHULUAN. Manusia mengalami perubahan tingkat-tingkat hidup (the life cycle), yaitu masa

I. PENDAHULUAN. Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia

1. PENDAHULUAN. Suprihan (Supriharyono, 2002:1). Setiap kepulauan di Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. zaman itu masyarakat memiliki sistem nilai. Nilai nilai budaya yang termasuk

I. PENDAHULUAN. sebagaimana yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. buddayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal.

I. PENDAHULUAN. Secara umum, kebudayaan memiliki tiga wujud, yakni kebudayaan secara ideal

BAB I PENDAHULUAN. khas dan beragam yang sering disebut dengan local culture (kebudayaan lokal)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman budaya. Terdiri

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat merupakan suatu perwujudan kehidupan bersama manusia sebagai makhluk

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang multi culture yang berarti didalamnya

BAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia

I. PENDAHULUAN. pengukuhan perpindahan status bujangan dan perawan menjadi orang yang

TRADISI BULANGEKH DALAM MASA KEHAMILAN PADA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DI PEKON SUMBERAGUNG KECAMATAN NGAMBUR KABUPATENPESISIR BARAT

I. PENDAHULUAN. adat Lampung Saibatin dan masyarakat adat Lampung Pepadun. Masyarakat adat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebudayaan merupakan corak kehidupan di dalam masyarakat yang

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. demikian ini daerah Kabupaten Lampung Selatan seperti halnya daerah-daerah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu suku bangsa mempunyai berbagai macam kebudayaan, tiap

BAB I PENDAHULUAN. Nilai budaya yang dimaksud adalah nilai budaya daerah yang dipandang sebagai suatu

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia, yang di

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang luas dan memiliki keragaman

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk yang. terdiri dari ribuan pulau-pulau dimana masing-masing penduduk dan suku

II. TINJAUAN PUSATAKA. Sehingga kebudayaan dapat diartikan sebagai hal yang bersangkutan dengan. budi atau akal (Soejono Soekanto, 1996: 154 )

BAB I PENDAHULUAN. majemuk. Sebagai masyarakat majemuk (plural society) yang terdiri dari aneka

I.PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang luas dan memiliki keragaman

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Provinsi Lampung dengan menggunakan data

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian sebagai salah satu unsur dari perwujudan kebudayaan bangsa,

METODE PENELITIAN. kepustakaan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Anggaran

I. PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang artinya manusia saling membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. yang subordinatif, di mana bahasa berada dibawah lingkup kebudayaan.

menghubungkan satu kebudayaan dengan kebudayaan lain.

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada tujuh unsur kebudayaan universal. Salah satu hal yang dialami

I. PENDAHULUAN. Sumarsono (2009) mengemukakan bahwa bahasa sebagai alat manusia untuk. apabila manusia menggunakan bahasa. Tanpa bahasa, manusia akan

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya tumbuh berbagai Suku, Agama, dan bahasa daerah berbeda sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, dan dari kebiasaan itu yang nantinya akan menjadi kebudayaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan daerah harus dilestarikan dan dipertahankan. 1 Salah satu usaha dalam

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah deskriptif yaitu penelitian dilakukan

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG KELEMBAGAAN MASYARAKAT ADAT LAMPUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang beranekaragam. Menurut Sujarwa (1998:10-11), kebudayaan adalah seluruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan dan memiliki

BAB IV GAMBARAN UMUM. Provinsi Lampung dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 14

I. PENDAHULUAN. sebut kebudayaan. Keanekaragaman budaya yang terdapat di Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Hukum Adat. Perkataan adat adalah istilah yang dikutip dari bahasa Arab, tetapi boleh dikatakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan yang dimiliki, kebudayaan merujuk pada berbagai aspek manusia

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. 7.1 Kesimpulan Berdasarkan temuan di lapangan dan hasil analisis data yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan salah satu sunnatullah yang berlaku untuk semua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman adat istiadat dalam pelaksanaan perkawinan. Di negara. serta dibudayakan dalam pelaksanaan perkawinan maupun upacara

BAB I PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk

I. PENDAHULUAN. kepercayaan, keyakinan dan kebiasaan yang berbeda-beda,karena kebudayaan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tradisi adalah sebuah kata yang sangat akrab terdengar dan terdapat di

III. METODE PENELITIAN. menggunakan alat uji statistik berupa uji beda maka variabel yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kebanggaan dan nilai tersendiri bagi kelompok sukunya. Setiap suku

NILAI-NILAI SOSIAL DAN BUDAYA DALAM MITOS KIAI KALADETE TENTANG ANAK BERAMBUT GEMBEL DI DATARAN TINGGI DIENG KABUPATEN WONOSOBO SKRIPSI

BAB IV PENUTUP. Simpulan dan Saran-saran. 1. Bahwa proses mangain marga kepada laki-laki di luar marga Batak Toba

BAB IV. Gambaran Umum Daerah Penelitian. Provinsi Lampung dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk adat istiadat, seni tradisional dan bahasa daerah. Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. Suku bangsa Melayu di Sumatera Timur mendiami daerah pesisir timur

BAB I PENDAHULUAN. formal dalam bentuk sebuah negara. Sub-sub etnik mempunyai persamaanpersamaan

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan sebuah Negara yang memiliki berbagai suku bangsa yang masing-masing sukunya memiliki kebudayaan serta adat istiadat yang berbedabeda. setiap adat dan budaya memiliki ciri khas sehingga membedakan budaya yang satu dengan yang lain. Keanekaragaman tersebut terjadi karena setiap daerah memiliki kebiasaan-kebiasaan yang berbeda sesuai dengan keaneka ragaman masyarakatnya. Salah satu adat budaya yang ada di Indonesia adalah adat budaya Lampung. Menurut ilmu Antropologi, kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Disebutkan ada tujuh unsur-unsur kebudayaan yang dapat ditemukan pada semua bangsa, ketujuh unsur yang dapat kita sebut sebagai isi pokok dari tiap kebudayaan di dunia adalah : 1. Bahasa 2. Sistem pengetahuan 3. Sistem organisasi sosial 4. Sistem peralatan hidup dan teknologi 5. Sistem mata pencaharian hidup 6. Sistem religi 7. Kesenian (Koentjaraningrat, 2002 : 203-204). Kebudayaan adalah keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakan untuk memahami dan menginterpretasikan lingkungan dan

2 pengalamannya serta menjadi kerangka landasan bagi terwujudnya kelakuan (Soekanto, 1990 : 238). Lampung merupakan suatu daerah yang terletak di bagian Ternggara pulau Sumatera dengan luas wilayahnya 35. 376 km 2. Bagian Barat berbatasan dengan Samudera Indonesia, bagian Timur berbatasan dengan Laut Jawa, bagian Utara berbatasan dengan Provinsi Bengkulu, dan Selatan berbatasan dengan Selat Sunda. Penduduk lampung terdiri dari penduduk asli dan penduduk pendatang, penduduk asli yaitu Suku Lampung. Pada Suku Lampung sendiri terbagi kedalam dua bagian yaitu Lampung Pepadun dan Lampung Saibatin. Lampung Saibatin adalah sebutan bagi orang-orang yang berada di sepanjang Pesisir Pantai Selatan Lampung. Sedangkan, Lampung Pepadun adalah sebutan bagi Orang Lampung yang berasal dari Sekala Berak di Punggung Bukit Barisan (Sebelah Barat Lampung Utara) dan menyebar ke Utara, ke Timur dan Tengah Provinsi Lampung. (Hadikusuma, 1989 ; 118). Penduduk asli Lampung terdiri dari dua masyarakat adat atau (gh) ruwa jurai, yakni jurai Pepadun dan Jurai Saibatin. Dapat dilihat perbedaannya dalam bertutur orang Saibatin berdialek A, sedangkan orang Pepadun berdialek O. (Ali Imron, 2005:1) Kedua kelompok masyrakat ini memiliki adat istiadat yang khas sesuai dengan kebiasaan masing-masing. Namun pada dasarnya kedua kelompok adat ini memiliki persamaan unsur budaya tertentu. Masyarakat Pepadun mendiami daerah pedalaman, seperti daerah Abung, Way Kanan atau Sungkai, Tulang Bawang, dan Pubian. Masyarakat Lampung beradat Saibatin disebut juga masyarakat peminggir karena pada umumnya mereka berdiam di daerah-daerah

3 pantai atau pesisir, berbeda dengan masyarakat Pepadun yang umumnya berdiam didaerah pedalaman, seperti Lampung Barat, Tanggamus, Kedondong, Way Lima, Ratai, Padang Cermin, Teluk Betung, dan Kalianda. Masyarakat Lampung Saibatin di Pekon Sumber Agung berada pada Kecamatan Ngambur Kabupaten Pesisir Barat mempunyai tradisi dan cara tersendiri dalam melestarikan budaya Lampung. Pada masyarakat Lampung yang ada di Pekon Sumber Agung mengenal tradisi Bulangekh yang artinya pengobatan dan juga tolak bala. Pengobatan tersebut dilakukan dengan syarat tertentu. Salah satu tradisi Bulangekh ini dilaksanakan pada masa kehamilan. Bulangekh bukan hanya dilakukan pada masa kehamilan saja, tetapi ini juga dilakukan untuk pengobatan pada orang gila, orang kerasukan, sanak inangan, dan orang yang terkena guna-guna. Dalam setiap pelaksanaan ataupun upacara selalu mempunyai arti, begitu juga dalam pelaksanaan tradisi Bulangekh pada masa kehamilan. Bulangekh tidak hanya dilakukan begitu saja, tetapi ada beberapa persiapan, perlengkapan dan syarat yang harus disiapkan terlebih dahulu. Upacara dalam masa kehamilan merupakan upacara yang dilakukan untuk merayakan saat seorang calon ibu yang mengandung tua atau masa kehamilan pertama dan dilakukan untuk pengobatan rutin seorang ibu yang sedang hamil. Bulangekh ini telah ada sejak dahulu, yaitu sebuah acara ritual dengan memandikan seorang calon ibu pada waktu-waktu tertentu dalam masa kehamilannya pada masyarakat Lampung Saibatin dengan tujuan untuk melindungi si ibu dan janinnya dari segala kemungkinan penyakit dan gangguan dari makhluk halus. Bulangekh dalam Bahasa Lampung berarti pengobatan dan juga tolak bala.

4 Istilah Bulangekh dalam masa kehamilan, jika merujuk pada makna yang digunakan oleh masyarakat setempat, dapat diartikan sebagai sebuah acara ritual dengan tujuan untuk melindungi diri seorang ibu dan janin yang ada dalam kandungannya tersebut dari segala penyakit dan gangguan-gangguan makhluk halus, dengan cara dimandikan oleh seorang dukun yang telah dipercaya keluarganya. Ritual ini dilaksanakan pada waktu kandungan berumur 5 bulan dan 7 bulan. Setiap kebudayaan tentunya memiliki makna, fungsi, tujuan dan proses pelaksanaannya. Kita dapat mengetahui suatu kebudayaan secara jelas jika kita mengetahui proses pelaksanaannya, makna, fungsi dan tujuannya, setelah itu kita dapat mengetahui manfaat dari tradisi tersebut bagi masyarakat sekitar maupun masyarakat pada umumnya. Tradisi Bulangekh adalah salah satu budaya yang harus dilestarikan, karena terdapat beberapa budaya Lampung yang harus dipertahankan. Dengan masih dilaksanakannya tradisi Bulangekh pada masa kehamilan secara tidak langsung itu sudah merupakan salah satu cara untuk mempertahankan budaya. Sudah selayaknya kita sebagai bangsa yang berbudaya untuk melihat secara jelas bagaimana proses pelaksanaannya, tujuan, maupun makna dari tradisi ini. Jika dilihat dari makna, fungsi atau tujuan dan proses pelaksanaannya, maka tradisi Bulangekh wajib untuk dipertahankan karena mengandung kebudayaankebudayaan yang dapat diartikan sebagai hasil dari cipta, rasa, dan karsa manusia yang memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Pada saat ini perkembangan dan pelestarian tradisi Bulangekh sangat kurang, hal ini bisa dibuktikan dengan semakin berkurangnya minat orang Lampung Saibatin

5 di Pekon Sumber Agung Kecamatan Ngambur Kabupaten Pesisir Barat untuk melaksanakan tradisi Bulangekh dalam masa kehamilan. Sehingga berpengaruh pada kelansungan tradisi Bulangekh, semakin lama masyarakat Lampung di Pekon Sumber Agung tidak mengerti dan memahami pelaksanaan tradisi Bulangekh dalam masa kehamilan khususnya. Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis akan melakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana proses pelaksanaan dari tradisi Bulangekh dalam masa kehamilan dan tujuan Bulangekh dalam masa kehamilan pada masyarakat Lampung Saibatin di Pekon Sumber Agung Kecamatan Ngambur Kabupaten Pesisir Barat. B. Analisis Masalah 1. Identifikasi Masalah Setiap permasalahan memiliki jawaban sebagai pemecahan masalah. Oleh karena itu perlu di identifikasi. Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka dapat di identifikasi sebagai berikut: 1. Proses pelaksanaan Bulangekh dalam masa kehamilan pada masyarakat Lampung Saibatin di Pekon Sumber Agung Kecamatan Ngambur Kabupaten Pesisir Barat. 2. Tujuan dari pelaksanaan Bulangekh dalam masa kehamilan pada masyarakat Lampung Saibatin di Pekon Sumber Agung Kecamatan Ngambur Kabupaten Pesisir Barat.

6 3. Makna dari peralatan yang ada secara simbolis pada saat melaksanakan tradisi Bulangekh dalam masa kehamilan. 2. Pembatasan Masalah Agar permasalahan dalam penelitian ini tidak terlalu luas, maka penulis perlu membatasi permasalahan yang akan dibahas yaitu tentang Proses pelaksanaan Bulangekh dalam masa kehamilan dalam masa kehamilan pada masyarakat Lampung Saibatin di Pekon Sumber Agung Kecamatan Ngambur Kabupaten Pesisir Barat. 3. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah, maka perumusan masalah adalah Bagaimanakah Proses pelaksanaan Bulangekh dalam masa Kehamilan pada Masyarakat Lampung Saibatin di Pekon Sumber Agung Kecamatan Ngambur Kabupaten Pesisir Barat? C. Tujuan Penelitian Setiap penelitian tentunya memiliki tujuan apa yang akan di capai dari hasil akhir dari penelitian. Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pelaksanaan Bulangekh dalam masa kehamilan pada masyarakat Lampung Saibatin di Pekon Sumber Agung Kecamatan Ngambur Kabupaten Pesisir Barat.

7 D. Kegunaan Penelitian Setiap penelitian tentunya mempunyai kegunaan pada pihak-pihak yang membutuhkan. Penelitian ini diharapkan bermanfaat: a. Untuk menambah wawasan penulis tentang proses pelaksanaan Bulangekh dalam masa kehamilan pada masyarakat Lampung Saibatin di Pekon Sumber Agung Kecamatan Ngambur khususnya dan orang Lampung pada umumnya. b. Sebagai masukan atau informasi kepada orang Lampung Saibatin di Pekon Sumber Agung Kecamatan Ngambur Kabupaten Pesisir Barat agar dapat menjaga dan melestarikan Budaya Lampung. c. Sebagai sumbangan pustaka yang dapat dimanfaatkan bagi mahasiswa Universitas Lampung sebagai informasi wujud ragam budaya Lampung. E. Ruang Lingkup Penelitian a. Objek Penelitian : Pelaksanaan Bulangekh dalam masa kehamilan di Pekon Sumber Agung kecamatan Ngambur Kabupaten Pesisir Barat b. Subjek Penelitian : Masyarakat Lampung Saibatin di Pekon Sumber Agung Kecamatan Ngambur Kabupaten Pesisir Barat c. Tempat Penelitian : Pekon Sumber Agung Kecamatan Ngambur Kabupaten Pesisir Barat d. Waktu Peneliti : Tahun 2013 e. Bidang Ilmu : Antropologi Budaya.

8 REFERENSI Koentjaraningrat. 2002. Pengantar ilmu Antropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta. Hal 203 Soerjono, Soekanto. 1990. Sosiologi, Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press. Hal 238 Hadikusuma, Hilman. 1989. Masyarakat dan Adat Budaya Lampung. Bandung: Mandar Maju. Hal 118 Imron, Ali. 2005. Pola Perkawinan Saibatin.Bandar Lampung : Universitas Lampung. Hal 1