Perancangan dan Simulasi Chopper Buck Boost pada Aplikasi Pembangkit Listrik Tenaga Angin

dokumen-dokumen yang mirip
Maximum Power Point Tracking (MPPT) Pada Variable Speed Wind Turbine (VSWT) Dengan Permanent Magnet Synchronous Generator

Perancangan Dan Realisasi Converter Satu Fasa untuk Baterai Menjalankan Motor AC 1 Fasa 125 Watt

BAB IV HASIL DAN ANALISIS Pemodelan Sistem Turbin Angin. menggunakan software MATLAB SIMULINK. Turbin Angin Tersusun

Novitasari, et al., Optimalisasi Daya Output Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Angin...

Desain Maximum Power Point Tracking untuk Turbin Angin Menggunakan Modified Perturb & Observe (P&O) Berdasarkan Prediksi Kecepatan Angin

PERENCANAAN INVERTER PWM SATU FASA UNTUK PENGATURAN TEGANGAN OUTPUT PEMBANGKIT TENAGA ANGIN

Rancang Bangun Modul DC DC Converter Dengan Pengendali PI

DC-DC Step-Up Converter Rasio Tinggi Kombinasi Charge Pump dan Boost Converter untuk Catu Daya Motor Induksi pada Mobil Listrik

Perancangan dan Realisasi Konverter DC-DC Tipe Boost Berbasis Mikrokontroler ATMEGA 8535

Materi 3: ELEKTRONIKA DAYA (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA

RANCANG BANGUN ALAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN SUMBU VERTIKAL DI DESA KLIRONG KLATEN Oleh Bayu Amudra NIM:

DC-DC Step-Up Converter Rasio Tinggi Kombinasi Charge Pump dan Boost Converter untuk Catu Daya Motor Induksi pada Mobil Listrik

DESAIN DAN IMPLEMENTASI MULTI-INPUT KONVERTER DC-DC PADA SISTEM TENAGA LISTRIK HIBRIDA PV/WIND

RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI

Rancang Bangun Inverter Tiga Phasa Back to Back Converter Pada Sistem Konversi Energi Angin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Rancang Bangun AC - DC Half Wave Rectifier 3 Fasa dengan THD minimum dan Faktor Daya Mendekati Satu menggunakan Kontrol Switching PI Fuzzy

Dimana ρ = kerapatan udara (biasanya 1.22 kg/m 3 ) λ = tip-speed ratio β = pitch angle (dalam derajat) Cp = koefisien daya dari wind turbine

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Rancang Bangun Interleaved Boost Converter Berbasis Arduino

BAB III PERANCANGAN SISTEM

PERANCANGAN ZERO VOLTAGE SWITCHING BUCK CONVERTER DENGAN BEBAN RESISTIF BERVARIASI DAN SEBAGAI CATU DAYA UNTUK MOTOR ARUS SEARAH

Pemanfaatan Turbin Ventilator yang Terpasang Pada Atap Rumah Sebagai Pembangkit Listrik

Simulasi dan Analisis Konverter Kaskade Buck- Boost Dua Arah sebagai Pencatu Tegangan Inverter Motor Induksi pada Mobil Listrik

DESAIN SISTEM HIBRID PHOTOVOLTAIC-BATERAI MENGGUNAKAN BI-DIRECTIONAL SWITCH UNTUK CATU DAYA KELISTRIKAN RUMAH TANGGA 900VA, 220 VOLT, 50 HZ

Perencanaan dan Pembuatan Modul Inverter 3 Phase Sebagai Suplai Motor Induksi Pada Pengembangan Modul Praktikum Pengemudi Listrik (Sub Judul Hardware)

BAB II LANDASAN SISTEM

BAB II DASAR TEORI. maka dari hukum Newton diatas dapat dirumuskan menjadi: = besar dari gaya Gravitasi antara kedua massa titik tersebut;

Studi Pengaturan Arus Eksitasi untuk Mengatur Tegangan Keluaran Generator di PT Indonesia Power UBP Kamojang Unit 2

DAFTAR GAMBAR. Magnet Eksternal µt Gambar Grafik Respon Daya Output Buck Converter dengan Gangguan Medan

REALISASI KONVERTER DC-DC TIPE PUSH-PULL BERBASIS IC TL494 DENGAN UMPAN BALIK TEGANGAN

NAMA :M. FAISAL FARUQI NIM : TUGAS:ELEKTRONIKA DAYA -BUCK CONVERTER

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan penulisan laporan tugas akhir dilakukan di Laboratorium

BAB III PERANCANGAN SISTEM

PENGARUH PENGATURAN BOOST CONVERTER TERHADAP TORSI DAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE ROTOR BELITAN

ABSTRACT. Keyword ; Rectifier and filter C, Buck Converter,inverter. vii

Desain Inverter Tiga Fasa dengan Minimum Total Harmonic Distortion Menggunakan Metode SPWM

Perancangan Sistim Elektronika Analog

Desain dan Simulasi Konverter Buck Sebagai Pengontrol Tegangan AC Satu Tingkat dengan Perbaikan Faktor Daya

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS

DESAIN DAN ANALISIS PROPORSIONAL KONTROL BUCK-BOOST CONVERTER PADA SISTEM PHOTOVOLTAIK

Maximum Power Point Tracking (MPPT) Pada Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Angin Menggunakan Buck-Boost Converter

Perancangan dan Realisasi Konverter Jembatan Penuh sebagai Pengaturan Kecepatan Putaran Motor Berbasis Microcontroller Atmega 8535

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konverter elektronika daya merupakan suatu alat yang mengkonversikan

Rancang Bangun Charger Baterai dengan Buckboost Konverter

PERANCANGAN MULTILEVEL BOOST CONVERTER TIGA TINGKAT UNTUK APLIKASI SEL SURYA

Perancangan Battery Control Unit (BCU) Dengan Menggunakan Topologi Cuk Converter Pada Instalasi Tenaga Surya

SISTEM KONVERTER DC. Desain Rangkaian Elektronika Daya. Mochamad Ashari. Profesor, Ir., M.Eng., PhD. Edisi I : cetakan I tahun 2012

Desain dan Implementasi Catu Daya Searah Berarus Besar Bertegangan Kecil

Konverter DC-DC Input Ganda Rasio Tinggi Sebagai Pencatu Motor DC Brushless Permanen Magnet Untuk Mobil Listrik

Optimalisasi Daya Pembangkit Listrik Tenaga Angin Turbin Sumbu Horizontal dengan Menggunakan Metode Maximum Power Point Tracker

Desain dan Implementasi Catu Daya Searah Berarus Besar Bertegangan Kecil

ANALISIS PENGATURAN ARUS ROTOR PADA MOTOR INDUKSI ROTOR BELITAN TIGA FASA MENGGUNAKAN BUCK KONVERTER

Kata Kunci: Mikrokontroler ATmega128, Inverter 3 Phase, Frekuensi. Keyword :Microcontroller Atmega128, Inverter 3 Phase, Frequency

Desain dan Simulasi Single Stage Boost-Inverter Terhubung Jaringan Satu Fasa Menggunakan Sel Bahan Bakar

Dengan : f = frekuensi stator (Hz) n s = kecepatan putar medan magnet atau kecepatan putar rotor (rpm) p = jumlah kutub.

Sistem Perbaikan Faktor Daya Pada Penyearah Diode Tiga Phasa Menggunakan Hysteresis Current Control

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

RANCANG BANGUN CATU DAYA TENAGA SURYA UNTUK PERANGKAT AUDIO MOBIL

Pengendalian Kecepatan Motor DC Magnet Permanen Dengan Menggunakan Sensor Kecepatan Rotari

Perancangan dan Analisis Back to Back Thyristor Untuk Regulasi Tegangan AC Satu Fasa

BAB II LANDASAN TEORI

PEMODELAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN 1kW BERBANTUAN SIMULINK MATLAB

RANCANG BANGUN WHIRLPOOL DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

RANCANG BANGUN MODUL BOOST CHOPPER VOLT DC 200 WATT BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 16 ABSTRAK

PERANCANGAN DC KONVERTER ARUS SEARAH TIPE BUCK PADA MODE OPERASI CCM DAN DCM. Abstrak

Pengaturan Output Generator Induksi dengan Static Synchronous Compensator (STATCOM) pada Pembangkit Listrik Tenaga Angin

1 BAB I PENDAHULUAN. listrik. Di Indonesia sejauh ini, sebagian besar kebutuhan energi listrik masih disuplai

Desain Penyearah 1 Fase Dengan Power Factor Mendekati Unity Dan Memiliki Thd Minimum Menggunakan Kontrol Pid-Fuzzy Pada Boost Converter

KENDALI MOTOR DC. 3. Mahasiswa memahami pengontrolan arah putar dan kecepatan motor DC menggunakan

DAFTAR ISI PROSEDUR PERCOBAAN PERCOBAAN PENDAHULUAN PERCOBAAN Kontrol Motor Induksi dengan metode Vf...

Alexander et al., Perancangan Simulasi Unjuk Kerja Motor Induksi Tiga Fase... 1

SINKRONISASI DAN PENGAMANAN MODUL GENERATOR LAB-TST BERBASIS PLC (HARDWARE) ABSTRAK

Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia

STUDI PEMODELAN ELECTRONIC LOAD CONTROLLER SEBAGAI ALAT PENGATUR BEBAN II. PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO-HIDRO

Simulasi Peredaman Gangguan Sag Pada Tegangan Masukan Power Supply Di Personal Computer

ANALISIS PERBANDINGAN HASIL OPERASI CCM DAN DCM PADA DC CHOPPER TIPE CUK

Kendali Sistem Pengisi Baterai Tenaga Surya Metode Incremental Conductance Berbasis Mikrokontrol

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI KONVERTER DC-DC SINGLE-INPUT MULTIPLE- OUTPUT BERBASIS COUPLED INDUCTOR

Jurnal Dinamis Vol.II,No.14, Januari 2014 ISSN

SISTEM KENDALI LEVEL TEGANGAN PADA KONVERTER DC/DC TIPE BOOST UNTUK APLIKASI SISTEM FOTOVOLTAIK

PEMBUATAN DC CHOPPER TIPE BOOST BERBASIS TRANSISTOR SC2555

Desain dan Implementasi Self Tuning LQR Adaptif untuk Pengaturan Tegangan Generator Sinkron 3 Fasa

KONVERTER ELEKTRONIKA DAYA UNTUK PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK PADA BEBAN LISTRIK STATIS DAN LISTRIK DINAMIS

Perancangan dan Implementasi Multi-Input Konverter Buck Untuk Pengisian Baterai Menggunakan Panel Surya dan Turbin Angin

PERCOBAAN 5 REGULATOR TEGANGAN MODE SWITCHING. 1. Tujuan. 2. Pengetahuan Pendukung dan Bacaan Lanjut. Konverter Buck

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi konverter elektronika daya telah banyak digunakan pada. kehidupan sehari-hari. Salah satunya yaitu dc dc konverter.

Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom

BAB II LANDASAN TEORI

PENGGUNAAN TEKNOLOGI MPPT (MAXIMUM POWER POINT TRACKER) PADA SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN (PLTB)

PEMANFAATAN ENERGI MATAHARI MENGGUNAKAN SOLAR CELL SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF UNTUK MENGGERAKKAN KONVEYOR

Pemodelan Konverter AC DC Tiga Fasa Dua Arah Pada Sepeda Listrik Menggunakan Metode SPWM

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

1 BAB I PENDAHULUAN. bidang ilmu kelistrikan yang menggabungkan ilmu elektronika dengan ilmu ketenaga-listrikan.

BOOST-UP CHOPPER 24 V/320 V DENGAN KENDALI PROPORSIONAL- INTEGRAL (PI) BERBASIS MIKROKONTROLLER

RANCANG BANGUN CHARGER DENGAN KASKADE FLYBACK DAN BUCK KONVERTER MENGGUNAKAN KONTROL FUZZY

Perancangan Boost Converter Untuk Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya

INVERTER JEMBATAN PENUH DENGAN RANGKAIAN RESONANSI PARALEL UNTUK FREKUENSI RENDAH BERBASIS IC SG3524

KINERJA KONVERTER ARUS SEARAH TIPE BUCK CONVERTER DENGAN UMPAN BALIK TEGANGAN BERBASIS TL494

Transkripsi:

Jurnal Reka Elkomika 2337-439X Februari 2013 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional TeknikElektro Itenas Vol.1 No.3 Perancangan dan Simulasi Chopper Buck Boost pada Aplikasi Pembangkit Listrik Tenaga Angin MUSVIRATU ALVITA, SYAHRIAL, SITI SAODAH Jurusan Teknik Elektro - Institut Teknologi Nasional Bandung Email : musviratu@gmail.com ABSTRAK Kecepatan angin berfluktuasi dengan kecepatan tak tentu, mempengaruhi putaran rotor generator, menghasilkan tegangan keluaran yang tidak stabil. Hal ini menyebabkan tegangan keluaran tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal. Konverter adalah rangkaian elektronika daya berfungsi mengubah nilai tegangan dc menjadi lebih kecil atau lebih besar. Chopper buck-boost merupakan konverter yang mampu meregulasi tegangan dengan daerah kerja yang lebih luas. Pada penelitian ini akan dilakukan perancangan dan simulasi sebuah sistem pembangkit listrik tenaga angin dengan spesifikasi ketinggian tower 30 m, radius blade 6 m, dan densitas udara 1,23 kg/m 3, menggunakan generator sinkron 3 fasa 8,5 kw. Tegangan line to line keluaran generator disearahkan dengan rectifier bridge 6 pulsa, kemudian tegangan dc diregulasi dengan chopper buck-boost sehingga menghasilkan tegangan konstan yang diinginkan. Rentang input konverter adalah 50 V-100V. Kecepatan angin nominal yang digunakan adalah 5,113 m/s. Pada kecepatan angin tersebut, tegangan line to line keluaran generator adalah 80 V, tegangan dc 132,4 V, duty cycle buck 78%, duty cycle boost 0%. Pada kondisi ini, konverter berfungsi sebagai chopper buck. Sedangkan keluaran chopper buck boost adalah 102,3 V dari tegangan konstan yang diinginkan 100 V. Kata kunci: Angin, Tegangan dc, Chopper Buck-Boost, Duty Cycle, Tegangan Konstan. ABSTRACT Indefinitely fluctuative wind speeds will affect the speed frequency of rotor generator, so as generates the unstable output voltage. This causes the generator output voltage can not be fully utilized. Converters are power electronics circuit. It converts dc voltage into smaller or larger value. Chopper Buck-Boost is able to regulate the voltage with a wider working area. This research was designing and simulating a wind power generation system with this specification, a tower 30 m in height, blade radius 6 m in length, the air density in 1,23 kg/m3, and using 3 phases 8,5 kw Permanent Magnet Synchronous Generator. Line to line output generator voltage is rectified with 6 pulses Bridge Rectifier. Then dc Voltage is regulated by Chopper Buck-Boost so as to produce a desired constant voltage. Nominal wind speed that used was 5,113 m/s. In that wind speed, the generator line to line output voltage was 80 V, 132,4 Vdc, converter served as a chopper buck with 78% duty cycle in switch 1 and the output voltage of converter was 102,3 V from desired voltage, 100 V. Keywords: Wind, Dc voltage, Chopper Buck-Boost, Duty Cycle, Desired Constant Voltage. Jurnal Reka Elkomika 245

Bahrum, Chaniago, Saodah 1. PENDAHULUAN Angin yaitu udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara (tekanan tinggi ke tekanan rendah) di sekitarnya. Angin merupakan udara yang bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah atau dari suhu udara yang rendah ke suhu udara yang tinggi. Energi angin dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik dengan memanfaatkan energi kinetik pada angin, dimana energi kinetik diubah menjadi energi mekanis oleh turbin. Poros turbin dikopel pada rotor generator sehingga energi mekanis berubah menjadi energi listrik (Freris, 1900). Menurut data American Wind Energy Association (AWEA), saat ini telah ada sekitar 20.000 turbin angin di seluruh dunia dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik. Di Indonesia, blueprint energi Nasional sudah mencanangkan penggunaan energi angin sebagai sumber energi nasional hingga tahun 2025 dengan potensi angin sekitar 9,29 gigawatt. Bandung terletak ±768 m di atas permukaan laut rata-rata. Geografis Bandung dikelilingi pegunungan sehingga membentuk suatu cekungan. Hal tersebut menyebabkan rendahnya kecepatan rata-rata angin pada daerah ini. Selain itu, kecepatan angin juga berfluktuasi sehingga menghasilkan tegangan keluaran generator yang tidak stabil. Hal ini menyebabkan pemanfaatan dan penyimpanan energi listrik secara langsung kurang efektif. Untuk itu diperlukan perancangan sebuah konverter yang dapat menghasilkan tegangan konstan 100V. Konverter Buck-Boost merupakan sebuah rangkaian elektronika daya yang mampu mengubah nilai tegangan DC. Konverter Buck-Boost memiliki daerah kerja yang lebih fleksibel karena dapat menaikkan atau menurunkan tegangan (Erickson, 1997). Penelitian ini memiliki tujuan menganalisa tegangan keluaran generator, tegangan keluaran konverter, duty cycle saklar 1 dan saklar 2, dan mode konverter terhadap kecepatan angin. 2. METODOLOGI SIMULASI DAN PERANCANGAN CHOPPER BUCK-BOOST PADA APLIKASI PEMBANGKIT LISTRI TENAGA ANGIN 2.1 Pengumpulan Data Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data frekuensi kecepatan angin yang terjadi pada daerah penelitian. Daerah yang digunakan sebagai objek penelitian adalah kota Bandung, Jawa Barat. Kecepatan Angin (Knot) Tabel 1. Frekuensi Kecepatan Angin Daerah Bandung Kecepatan Angin (m/s) Konversi Kec. Angin dengan Ketinggian 30 m (m/s) Frekuensi Frekuensi Kumulatif 0 0 0 19791 19791 1-4 0,51-2,06 0,73-2,924 18504 38295 4-7 2,06-3,60 2,924-5,113 4353 42648 7-11 3,60-5,66 5,113-8,041 1108 43756 11-14 5,66-7,20 8,041-10,234 9 43765 14-17 7,20-8,745 10,234-12,427 4 43769 17-22 8,745-11,32 12,427-16,082 1 43770 >22 >11,32 >16,082 6 43776 Total 43776 43776 Jurnal Reka Elkomika 246

Perancangan Dan Simulasi Chopper Buck Boost pada Aplikasi Pembangkit Listrik Tenaga Angin Tabel 1 menunjukkan kecepatan angin yang paling sering terjadi di Kota Bandung berkisar antara 0-11 knot. Oleh karena spesifikasi generator yang digunakan memiliki batas minimum kecepatan angin sebesar 3 m/s, maka kelas frekuensi kecepatan angin yang dapat digunakan adalah 2,924-5,113 m/s dan 5,113-8,041 m/s. Untuk penentuan kecepatan nominal digunakan median dari kedua kelas frekuensi tersebut yaitu 5,113 m/s (BMKG, 2012). Setelah didapatkan data angin kemudian menentukan komponen-komponen yang membentuk simulasi, yaitu: 1. Wind Turbine 2. Generator Sinkron Permanent Magnet 3 Fasa 3. Rectifier Bridge 3 Fasa 4. Konverter Buck-Boost 5. Beban Resistif Wind Turbine Model n Generator Vac Rectifier 3 Vdc PMSG 3 Fasa Fasa Konverter Buck-Boost V Beban Gambar 1. Ilustrasi Rancangan Sistem Simulasi pada Penelitian Gambar 1 menunjukkan ilustrasi sistem yang akan diimplementasikan pada simulasi secara garis besar (Johnson, 2001). Wind Turbine Model akan mengubah energi angin menjadi energi mekanis. Keluaran Wind Turbine Model berupa putaran (rpm). Kemudian energi mekanis diubah oleh generator menjadi energi listrik. Keluaran generator sinkron permanent magnet berupa tegangan AC, lalu disearahkan oleh Rectifier Bridge 3 Fasa menjadi tegangan DC. Tegangan DC diinputkan ke konverter untuk mendapatkan tegangan konstan yang diinginkan untuk menyuplai beban. 2.2 Simulasi a. Wind Turbine Model Blok wind turbine adalah implentasi model dari turbin angin dengan variabel pitch. Blok model ini dibuat berdasarkan karakteristik daya steady-state dari turbin. Model simulasi pada turbin diilustrasikan pada Gambar 2. Ketiga input adalah kecepatan generator dalam satuan pu terhadap kecepatan nominal generator, sudut pitch blade dalam satuan degree dan kecepatan angin dalam m/s. Tip speed ratio λ dalam pu terhadap λ _nom didapatkan dengan membagi kecepatan dalam pu terhadap kecepatan putaran base dan kecepatan angin dalam pu terhadap kecepatan angin base. Keluaran dari blok model ini adalah torka yang kemudian digunakan untuk menggerakkan shaft generator. Gambar 2. Blok Wind Turbine Model Koefisien kerja Cp turbin adalah daya mekanis keluaran dibagi daya angin dan fungsi kecepatan angin, kecepatan putar dan pitch angle (beta). Nilai Cp akan maksimal pada saat Jurnal Reka Elkomika 247

Bahrum, Chaniago, Saodah beta bernilai nol. Pada simulasi ini, pitch angle akan diinput konstan nol, sehingga daya mekanik keluaran akan bernilai maksimal. Input pertama pada blok Wind Turbine adalah generator speed per unit dari generator base speed, untuk generator ac dan generator sinkron, base speed didefinisikan sebagai kecepatan yang menghasilkan tegangan nominal pada keadaan tak berbeban. b. Permanent Magnet Synchronous Generator Gambar 3 adalah model dari permanent magnet synchronous machine 3 fasa dengan sinusoidal atau trapezoidal back electromotive force (EMF). Blok ini bisa dioperasikan sebagai motor maupun generator dengan memasukkan torka positif sebagai motor dan torka negatif sebagai generator. Gambar 3. Blok Model Permanent Magnet Synchronous Machine c. Rangkaian Penyearah 3 Fasa Tegangan keluaran generator berupa tegangan AC disearahkan menggunakan rangkaian penyearah 3 fasa. Gambar 4 merupakan rectifier bridge yang memberikan 6 pulsa ripple pada tegangan keluaran. Dioda dinomori sesuai dengan urutan konduksi masing masing fasa yang berbeda 120 o (Rashid, 1993). Gambar 4. Bridge Rectifier 3 Fasa (Rashid, 1993) Urutan konduksi dioda adalah 12, 23, 34, 45, 56, dan 61. Pasangan diode yang terletak diantara dua fasa yang memiliki tegangan instant line-to-line terbesar yang akan konduksi. Tegangan line-to-line memiliki nilai kali dari tegangan fasa dari sumber 3 fasa hubung bintang. Persamaan yang digunakan dalam perhitungan tegangan DC yang dihasilkan rangkaian rectifier bridge diatas, adalah sebagai berikut: (1) (2) d. Konverter Buck-Boost Jurnal Reka Elkomika 248

Perancangan Dan Simulasi Chopper Buck Boost pada Aplikasi Pembangkit Listrik Tenaga Angin Nilai angin yang fluktuatif mempengaruhi tegangan dc keluaran rangkaian rectifier bridge 3 fasa. Untuk menjaga tegangan tetap konstan, maka perlu dirancang konverter Buck-Boost. Model konverter Buck-Boost pada simulasi antara lain seperti gambar 5 dibawah ini. Gambar 5. Model Simulasi Konverter Chopper Buck-Boost Non Inverting Gambar 5 merupakan blok simulasi konverter chopper buck-boost non-inverting (Dowlatabadi, 2011). Saklar sebagai komponen switching yang digunakan adalah transistor IGBTs. PWM Controller memberi sinyal pada kedua saklar berdasarkan perbandingan Vin terhadap Vout, yaitu 100 V. Komponen yang diinputkan pada simulasi ini antara lain, induktor sebesar 10 mh, nilai kapasitor sebesar 1000 uf dan beban yang digunakan resistor dengan nilai 10 ohm. Gambar 6. Konverter Chopper Buck-Boost Non Inverting (Dowlatabadi, 2011) Gambar 6 memperlihatkan kerja dua sinyal saklar pada chopper buck-boost non inverting. Konverter ini dapat bekerja sebagai chopper buck, konverter boost atau sebagai konverter buck-boost dengan memilih kombinasi yang berbeda dari switch S1 dan S2. Berdasarkan kerja sinyal saklar, konverter chopper Buck-Boost dapat bekerja dengan 3 daerah kerja, yaitu: a. Mode Buck-Boost Jurnal Reka Elkomika 249

Bahrum, Chaniago, Saodah Pada mode ini, saklar S1 dan S2 bekerja bersamaan dengan duty cycle berbeda. Persamaan mode buck-boost adalah: b. Mode Buck Pada mode ini, saklar S1 melakukan switching, namun S2 tidak diberikan sinyal. Persamaan mode buck adalah: c. Mode Boost Pada mode ini, saklar S1 diberikan sinyal penuh sehingga duty cycle bernilai 1. Sedangkan saklar S2 melakukan switching. (3) (4) (5) 3. HASIL PERANCANGAN, SIMULASI, DAN ANALISIS Setelah sistem berhasil diimplementasikan pada simulasi maka diperlukan pengujian untuk menganalisa duty cycle yang dibentuk sistem terhadap variabel kecepatan angin yang diinputkan pada wind turbine model (Rashid, 1993). 3.1 Pengujian Kecepatan Angin Terhadap Tegangan Keluaran Generator 3.1.1 Saat Kecepatan Angin 4 m/s Gambar 7. Tegangan Keluaran Generator Line to Line 4 m/s Gambar 7 menunjukkan tegangan keluaran line to line generator pada saat kecepatan angin 4 m/s adalah 65,42 V. Berdasarkan persamaan 2, keluaran rangkaian penyearah 3 fasa adalah 108,3 V. 3.1.2 Saat Kecepatan Angin 5 m/s Jurnal Reka Elkomika 250

Perancangan Dan Simulasi Chopper Buck Boost pada Aplikasi Pembangkit Listrik Tenaga Angin Gambar 8. Tegangan Keluaran Generator Line to Line 5 m/s Gambar 8 menunjukkan tegangan keluaran line to line generator pada saat kecepatan angin 5 m/s adalah 80 V. Berdasarkan persamaan 2, maka tegangan keluaran rangkaian penyearah 3 fasa adalah 132,4 V. 3.1.3 Saat Kecepatan Angin 6 m/s Gambar 9. Tegangan Keluaran Generator Line to Line 6 m/s Gambar 9 menunjukkan tegangan keluaran line to line generator pada saat kecepatan angin 6 m/s adalah 92,5 V. Berdasarkan persamaan 2, maka tegangan keluaran rangkaian penyearah 3 fasa adalah 153,1 V. 3.2 Hasil Simulasi Konverter Buck-Boost Jurnal Reka Elkomika 251

Bahrum, Chaniago, Saodah 3.2.1 Saat Kecepatan Angin 4 m/s Gambar 10. Duty cycle switching buck pada saat kecepatan angin 4 m/s Gambar 10 menunjukkan saklar S1 bekerja dengan duty cycle 82%. Gambar grafik tersebut diambil pada saat kecepatan angin 4 m/s. Lama sinyal on adalah 82 us dari frekuensi switching yang digunakan adalah 10 khz dan satu periode pulsa adalah 100 us Gambar 11. Duty cycle switching boost pada saat kecepatan angin 4 m/s Gambar 11 menunjukkan saklar S2 bekerja dengan duty cycle 8%. Gambar grafik tersebut diambil pada saat kecepatan angin 4 m/s. Lama sinyal on adalah 8 us dari frekuensi switching yang digunakan adalah 10 khz dan satu periode pulsa adalah 100 us. Pada saat kecepatan angin 4 m/s, tegangan input chopper adalah 108,3 V. Dengan tegangan keluaran referensi adalah 100 V, tegangan keluaran chopper adalah 97,6 V. Dengan kedua saklar yang bekerja pada kecepatan angin 4 m/s, maka konverter berfungsi sebagai chopper buck boost. Dari pengamatan simulasi didapatkan: Vin : 108,3 V Vout: 97,6V D buck : 82% D boost : 8% T = 100us Mode konverter : Buck-Boost Jurnal Reka Elkomika 252

Perancangan Dan Simulasi Chopper Buck Boost pada Aplikasi Pembangkit Listrik Tenaga Angin Berdasarkan persamaan 3, maka perhitungan tegangan output adalah 96,5 V. Hasil nilai tegangan keluaran pengukuran dan perhitungan hampir mendekati. Perbedaan pengukuran dan perhitungan disebabkan ketelitian yang berbeda. 3.2.2 Saat Kecepatan Angin 5 m/s Gambar 12. Duty cycle switching buck pada saat kecepatan angin 5 m/s Gambar 12 menunjukkan saklar S1 bekerja dengan duty cycle 78%. Gambar grafik tersebut diambil pada saat kecepatan angin 5 m/s. Lama sinyal on adalah 78 us dari frekuensi switching yang digunakan adalah 10 khz dan satu periode pulsa adalah 100 us. Gambar 13. Duty cycle switching boost pada saat kecepatan angin 5 m/s Gambar 13 menunjukkan saklar S2 bekerja dengan duty cycle 0%. Gambar grafik diambil pada saat kecepatan angin 5 m/s. Lama sinyal on adalah 0 us dari frekuensi switching yang digunakan adalah 10 khz dan satu periode pulsa adalah 100 us. Pada saat kecepatan angin 5 m/s, tegangan input chopper adalah 132,4 V. Dengan tegangan keluaran referensi adalah 100 V, tegangan keluaran chopper adalah 102,3 V. Dengan hanya saklar 1 saja yang bekerja pada kecepatan angin 5 m/s, maka konverter berfungsi sebagai chopper buck. Jurnal Reka Elkomika 253

Bahrum, Chaniago, Saodah Dari pengamatan simulasi didapatkan: Vin : 132,4 V Vout: 102,3 V D buck : 78% D boost : 0% T = 100us Mode konverter : Buck Berdasarkan persamaan 3, maka perhitungan tegangan output adalah 103,3 V. Hasil nilai tegangan keluaran pengukuran dan perhitungan hampir mendekati. Perbedaan pengukuran dan perhitungan disebabkan ketelitian yang berbeda. 3.2.3 Saat Kecepatan Angin 6 m/s Gambar 14. Duty cycle switching buck pada saat kecepatan angin 6 m/s Gambar 14 menunjukkan saklar S1 bekerja dengan duty cycle 68%. Gambar grafik diambil pada saat kecepatan angin 6 m/s. Lama sinyal on adalah 68 us dari frekuensi switching yang digunakan adalah 10 khz dan satu periode pulsa adalah 100 us. Gambar 15. Duty cycle switching boost pada saat kecepatan angin 6 m/s Gambar 15 menunjukkan saklar S2 bekerja dengan duty cycle 0%. Gambar grafik diambil pada saat kecepatan angin 6 m/s. Lama sinyal on adalah 0 us dari frekuensi switching yang digunakan adalah 10 khz dan satu periode pulsa adalah 100 us. Jurnal Reka Elkomika 254

Perancangan Dan Simulasi Chopper Buck Boost pada Aplikasi Pembangkit Listrik Tenaga Angin Pada saat kecepatan angin 6 m/s, tegangan input chopper adalah 153,1 V. Dengan tegangan keluaran referensi adalah 100 V, tegangan keluaran chopper adalah 103,4 V.Dengan hanya saklar 1 yang bekerja pada saat kecepatan angin 6 m/s, maka konverter berfungsi sebagai chopper buck. Dari pengamatan simulasi didapatkan: Vin : 153,1 V Vout: 103,4 V D buck : 68 % D boost : 0 % T = 100us Mode konverter : Buck Berdasarkan persamaan 5, maka perhitungan tegangan output adalah 104,1 V. Hasil nilai tegangan keluaran pengukuran dan perhitungan hampir mendekati. Perbedaan pengukuran dan perhitungan disebabkan ketelitian yang berbeda. Tabel 2 menunjukkan keseluruhan data hasil pengamatan simulasi. Rentang kecepatan angin pada tabel adalah 2-9 m/s. Pada kecepatan angin 2-4 m/s, konverter berfungsi sebagai mode buck-boost. Pada kecepatan angin 5-9 m/s, konverter berfungsi sebagai mode buck. Tabel 2. Tabel Tegangan Angin Terhadap Tegangan DC, Duty Cyle dan Mode Konverter Secara Keseluruhan Kecepatan Duty Cycle RPM Vll Vdc Angin Buck Boost Vo Mode 2 373 41.5 68.7 0.6 0.6 98.05 buck-boost 3 465.8 51.8 85.7 0.55 0.55 96.36 buck-boost 4 588 65.42 108.3 0.82 0.08 97.6 buck-boost 5 720 80 132.4 0.78 0 102.3 Buck 6 832.5 92.5 153.1 0.68 0 103.4 Buck 7 936 104 172.1 0.6 0 103.5 Buck 8 1026 114 188.7 0.54 0 102.6 Buck 9 1102.5 122.5 202.7 0.5 0 101 Buck Jurnal Reka Elkomika 255

Bahrum, Chaniago, Saodah 4. KESIMPULAN Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Berdasarkan data statistik angin dan spesifikasi generator, maka pengujian dilakukan pada rentang kecepatan angin 2-9 m/s, dengan kecepatan nominal 5 m/s. 2. Berdasarkan daya angin pada kecepatan 5 m/s adalah 8,69 kw, maka pemilihan generator adalah Permanent Magnet Synchronous Generator dengan daya 8,5 kw, 3 fasa, 60 Hz. Sedangkan tegangan line to line generator pada kecepatan angin 5 m/s adalah 80 V. 3. Dengan tegangan V L-L 80 V, Vdc yang dihasilkan Rectifier Bridge 3 fasa adalah 132,38 V, tegangan keluaran konverter pada simulasi adalah 102,3 V. 4. Pada kecepatan angin nominal, konverter berfungsi sebagai mode buck-boost. Duty cycle saklar 1 adalah 78%, dan saklar 2 tidak diberi sinyal. 5. Pada saat kecepatan angin 2-4 m/s, tegangan input chopper 68-108 V, konverter bekerja sebagai chopper buck-boost. Hal ini dilihat dari kedua saklarnya yang melakukan switching. 6. Pada saat kecepatan angin 5-9 m/s, tegangan input chopper 132-202 V, konverter bekerja sebagai chopper buck. Hal ini dilihat dari hanya saklar 1 yang melakukan switching. DAFTAR RUJUKAN Freris, L. L., (1990). Wind Energy Conversion Systems First Edition. London: Prentice-Hall International. Rashid, Muhammad H., (1993). Power Electronics Circuits, Devices, and Applications Second Edition. London: Prentice-Hall International. Erickson, Robert. W., (1997). Fundamentals of Power Electronics. London: Kluwers Academic Publishers. Dowlatabadi, Reza., (2011). Modelling and Controller Design for a Non-inverting Buck-Boost Chopper, International Conference on Electrical Engineering and Informatics. Johnson, Gary L., (2001). Wind Energy Systems, Electronic Publish Edition. BMKG Jawa Barat, (2012). Tabel Data Frekuensi Kecepatan Angin Tahun 2007-2011. Jurnal Reka Elkomika 256